Posisi Utang Pemerintah Capai Rp 9.000 Triliun, Kok Ditutup-tutupi?

00:11:14
https://www.youtube.com/watch?v=LTn1v7q9oUk

Summary

TLDRThe video presents an analysis of Indonesia's public debt situation as of February 2025, highlighting the government's borrowing activities. It reports a net increase in debt of 224.3 trillion IDR, which is 28.9% of the annual borrowing plan of 775.9 trillion IDR. This reflects an upward trend compared to previous years. There is also mention of significant cash flow challenges due to necessary expenditures such as holiday allowances. Additionally, there is a lack of official updates regarding the overall debt position as of February 2025, which the presenter estimates could be around 9,000 trillion IDR due to both borrowing and fluctuating currency exchange rates.

Takeaways

  • 📊 Net debt increase of 224.3 trillion IDR reported.
  • 📈 Represents 28.9% of the annual borrowing target.
  • 💰 THR payments contribute significantly to cash flow requirements.
  • 💵 Significant portion of debt is in foreign currency, affecting overall debt value.
  • 📆 Uncertainty persists about the total debt position as of February.
  • 🔍 Analysis indicates debt could reach around 9,000 trillion IDR.
  • 📉 Previous years showed lower debt percentages compared to 2025.

Timeline

  • 00:00:00 - 00:05:00

    The video discusses the government's debt financing over two months, highlighting a net borrowing of 224.3 trillion IDR, which equals 28.9% of the annual target of 775.9 trillion IDR. Compared to previous years, this indicates an increasing trend in net borrowing for the same period. The speaker emphasizes that the government is likely borrowing in anticipation of cash flow needs, including significant expenses in March and April, such as the THR payments totaling 49.4 trillion IDR, indicating a shortfall in revenue to meet these expenditures.

  • 00:05:00 - 00:11:14

    The second segment focuses on the lack of disclosed information regarding the exact amount of government debt as of February 28. The presenter only has access to data from January 31, showing a total debt of 8,903.13 trillion IDR. The derived estimates suggest that, based on previous information, the government debt might have increased to around 9,000 trillion IDR by the end of February, factoring in currency depreciation and net borrowing calculations. The speaker indicates the challenges in obtaining current debt information and expresses the need for clearer government reporting.

Mind Map

Video Q&A

  • What is the net debt increase reported?

    The net debt increase reported is 224.3 trillion IDR.

  • What percentage of the annual borrowing target does the net debt represent?

    The net debt represents 28.9% of the annual borrowing target.

  • What was the reported public debt as of January 31, 2025?

    The reported public debt as of January 31, 2025, was 8,903.13 trillion IDR.

  • What external factors can affect the public debt amount?

    The value of the rupiah can affect the public debt amount, especially since about 29% of the debt is in foreign currency.

  • What are THR payments mentioned in the video?

    THR payments refer to holiday allowances that amount to approximately 49.4 trillion IDR.

  • When is the next financial assessment expected?

    The next financial assessment is expected with updated figures in March or April.

  • How does the debt trend compare to previous years?

    The debt trend shows an increase compared to 2024 and 2023, where percentages were lower in those years.

  • Why is there uncertainty about the public debt figure?

    There is uncertainty due to lack of official communication and updates from the government regarding debt information.

View more video summaries

Get instant access to free YouTube video summaries powered by AI!
Subtitles
id
Auto Scroll:
  • 00:00:01
    [Musik]
  • 00:00:08
    salam cerdas ibu bapak saudara-saudara
  • 00:00:12
    yang saya hormati sesi membacakan
  • 00:00:15
    cuuitan saya awalil rizkii dalam
  • 00:00:18
    platform X atau Twitter kali ini akan
  • 00:00:21
    membacakan tiga cuuitan sekaligus yang
  • 00:00:24
    topiknya berhubungan saya bacakan
  • 00:00:27
    sekaligus memberi sedikit tambahan
  • 00:00:31
    Nah cuuitan pertama Seperti biasa saya
  • 00:00:35
    Tampilkan grafik kali ini cukup
  • 00:00:37
    sederhana hanya ada
  • 00:00:39
    data 4 tahun data dengan dua variabel
  • 00:00:44
    yaitu tentang pembiayaan utang apa itu
  • 00:00:48
    pembiayaan hutang pembiayaan utang dalam
  • 00:00:51
    konteks APBN anggaran pendapatan Belanja
  • 00:00:54
    Negara adalah ee nilai penarikan utang
  • 00:00:57
    baru penarikan itu ya berutang kalau
  • 00:00:59
    bahasa sehari-harinya dikurangi dengan
  • 00:01:02
    pelunasan ya pembayaran maksudnya pokok
  • 00:01:05
    utang selama dua selama waktu tersebut
  • 00:01:08
    jadi tidak termasuk bunga ya Nah dalam
  • 00:01:13
    grafik saya Gambarkan kondisi Selama 2
  • 00:01:16
    bulan jadi Januari Februari 2025 itu
  • 00:01:20
    berapa Sudah pemerintah melakukan
  • 00:01:23
    pembiayaan utang tadi ya menarik hutang
  • 00:01:25
    baru dikurangi dengan membayar hutang
  • 00:01:28
    lama nah dari mana dapa ini didapat dari
  • 00:01:31
    eh rilis jumpa pers APBN kita eh
  • 00:01:36
    seminggu yang lalu tentang eh kondisi
  • 00:01:39
    realisasi APBN sampai dengan 28 Februari
  • 00:01:42
    Nah di situ saya tulis
  • 00:01:46
    ee nilainya adalah
  • 00:01:48
    224,3 triliun Selama 2 bulan ya Nah itu
  • 00:01:53
    angka tersebut itu merupakan
  • 00:01:56
    28,9% nah di grafik itu yangentasi saya
  • 00:02:00
    gambarkan dengan garis orange yang nilai
  • 00:02:03
    nominal digambarkan dengan biru yang
  • 00:02:05
    biru itu skalanya kiri triliun yang
  • 00:02:08
    orang skalanya kanan persentasi jadi
  • 00:02:11
    saya ulangi Selama 2 bulan ini
  • 00:02:13
    Pemerintah sudah Ee melakukan pembiayaan
  • 00:02:16
    utang neto ya Ee menarik utang baru
  • 00:02:19
    dikurangi dengan membayar yang e lama
  • 00:02:22
    itu
  • 00:02:23
    224,3 triliun Nah itu
  • 00:02:26
    28,9% dari rencana setahun 2 bulan baru
  • 00:02:29
    ya yang selama setahun memang
  • 00:02:31
    direncanakan
  • 00:02:33
    775,9 triliun ya sekarang bisa beri
  • 00:02:36
    imajinasi ya Ee 28,9 Padahal baru 2
  • 00:02:40
    bulan Nah kalau dilihat dari tahun
  • 00:02:43
    sebelumnya ini porsinya meningkat ya
  • 00:02:46
    tahun sebelumnya itu hanya
  • 00:02:48
    28,5% sebelumnya lagi hanya ee
  • 00:02:51
    26,8 bahkan di Tahun 2022 hanya 9,5%
  • 00:02:55
    dari target Selama 2 bulan ee
  • 00:02:57
    dibandingkan dengan rencana setahunnya
  • 00:03:00
    porsinya segitu Nah kita juga bisa lihat
  • 00:03:03
    dari grafik itu tapi tidak saya
  • 00:03:05
    cantumkan dari tahun ke tahun hanya
  • 00:03:07
    kalau dihitung yang 2025 dibandingkan
  • 00:03:10
    2024 itu meningkat
  • 00:03:14
    21,59% Jadi cukup besar ya kalau dilihat
  • 00:03:18
    gambar grafiknya itu 2024 malah turun
  • 00:03:20
    sedikit dari 2023 mungkin yang agak ee
  • 00:03:25
    lompatannya jauh tu yang 2023 atas
  • 00:03:27
    2022 nah narik pula di sini saya
  • 00:03:30
    sampaikan di cuitan ini nilai
  • 00:03:33
    224,3 triliun itu kan melebihi defisit
  • 00:03:36
    sebagaimana cuitan yang pernah saya
  • 00:03:38
    bacakan terdahulu defisit kan hanya 31,2
  • 00:03:41
    triliun mungkin kalau dalam kehidupan
  • 00:03:44
    kita sehari-hari rumah tangga loh
  • 00:03:46
    kurangnya 31,2 yang ngutangnya Ya kurang
  • 00:03:49
    lebih segitu atau lebih sedikit ini
  • 00:03:51
    enggak kurangnya belanja dibandingkan
  • 00:03:54
    pendapatan 31,2 triliun Selama 2 bulan
  • 00:03:57
    itu ngutangnya sudah 200 ,3 triliun Apa
  • 00:04:02
    artinya sederhana saja kan berarti
  • 00:04:05
    memang pemerintah sudah menyiapkan untuk
  • 00:04:07
    belanja di bulan maret terutama Dan juga
  • 00:04:10
    mungkin April 1 du bulan ke depanlah
  • 00:04:12
    karena eh implisit di situ Ada dugaan
  • 00:04:16
    pendapatan di bulan maret dan April pun
  • 00:04:18
    masih belum bisa menutupi kebutuhan
  • 00:04:20
    belanja karena salah satunya yang yang
  • 00:04:23
    termasuk tidak tiap bulan ada adalah THR
  • 00:04:26
    nilainya besar ya 49,4 triliun jadi kita
  • 00:04:30
    ngutang dulu gitu loh pemerintah e
  • 00:04:32
    ngutang dulu untuk eh mengatasi nanti
  • 00:04:35
    masalah arus kas cash flow di
  • 00:04:38
    bulan-bulan mendatang terutama bulan
  • 00:04:40
    Maret dan April itu cuitan pertama nah
  • 00:04:43
    cuitan kedua itu Eh saya
  • 00:04:47
    menginformasikan kepada eh pembaca
  • 00:04:50
    cuitan saya dan ini sekaligus juga
  • 00:04:53
    pemirsa dari kanal YouTube ini itu tadi
  • 00:04:56
    kan tambahan utangnya tapi tidak ada
  • 00:04:59
    informasi tentang berapa posisi hutang
  • 00:05:03
    Jadi sebenarnya kan tiap waktu tidak
  • 00:05:05
    hanya tiap tahun ya tiap bulan
  • 00:05:07
    pemerintah itu biasanya menarik utang
  • 00:05:09
    baru membayari utang yang lunas nah
  • 00:05:12
    Mestinya kan ada informasi tentang lalu
  • 00:05:14
    posisi pada akhir bulan itu berapa Nah
  • 00:05:17
    dalam dokumen APBN kita itu biasanya
  • 00:05:20
    disajikan ada informasi tentang pemaan
  • 00:05:23
    utang ada informasi tentang posisi utang
  • 00:05:26
    posisi utang itu Sisa utang gitulah nah
  • 00:05:28
    tetapi dalam pap kemarin karena belum
  • 00:05:30
    ada dokumennya baru ada paparan ee
  • 00:05:33
    beberapa slide 61 slide 61 slide ya
  • 00:05:37
    diutarakan 2 jam Seteng oleh menteri
  • 00:05:39
    keuangan dan jajarannya tidak ada
  • 00:05:41
    informasi sebenarnya hutang pemerintah
  • 00:05:43
    per 28 Februari itu berapa Nah hanya eh
  • 00:05:49
    di di apa di gambar yang saya cantumkan
  • 00:05:52
    itu saya men-screenshot ya memotong
  • 00:05:54
    gambar dari sebuah dokumen dokumennya
  • 00:05:57
    adalah dokumen APBN kita Februari nah
  • 00:06:00
    dokumen Februari itu berarti realisasi
  • 00:06:02
    sampai 31 Januari Nah tadi yang saya
  • 00:06:05
    Ungkapkan Di Citaan sebelumnya adalah
  • 00:06:06
    kondisi eh APBN kita Maret meskipun
  • 00:06:09
    bukan dokumen tapi paparan nah ternyata
  • 00:06:12
    yang eh edisi Februari ini sempat tayang
  • 00:06:16
    kurang lebih 10 jam di laman kementerian
  • 00:06:19
    keuangan dited sampai sekarang belum
  • 00:06:21
    dikembalikan ya tapi saya sudah
  • 00:06:23
    mengunduh dan saya screenshot jadi ini
  • 00:06:26
    ternyata di situ posisi utang per 30 1
  • 00:06:29
    Januari itu
  • 00:06:32
    8.909,13 triliun 28 Februari berapa
  • 00:06:35
    belum ditayang dan yang lebih penting
  • 00:06:38
    posisi Januari eh maaf 31 Desember pun
  • 00:06:41
    belum ada ini kan Januari lompat ya
  • 00:06:44
    Kenapa Januari belum ee Maaf Desember
  • 00:06:47
    belum ada karena pada waktu APBN kita
  • 00:06:49
    edisi Januari itu paparannya juga tidak
  • 00:06:53
    menyebut soal posisi utang dokumennya
  • 00:06:55
    belum tayang malah sempat tayang yang
  • 00:06:57
    edisi Februari yang Maret itu hanya
  • 00:07:00
    paparan tidak ada edisi dokumennya jadi
  • 00:07:02
    kita baru dapat info tentang posisi per
  • 00:07:06
    31 Januari 2025
  • 00:07:09
    8.903,13 triliun itu saya screenshotkan
  • 00:07:12
    di situ ada info posisinya lalu yang
  • 00:07:15
    berbentuk surat berharga negaranya ada
  • 00:07:17
    info juga lalu yang berbentuk pinjaman
  • 00:07:19
    ada juga yang dari SBN itu apa saja
  • 00:07:22
    rinciannya yang pinjaman apa saja
  • 00:07:24
    rinciannya Tapi sayangnya dokumen ini
  • 00:07:26
    mungkin Ibu Bapak saudara-saudara tidak
  • 00:07:28
    bisa lagi blus sementara belum bisa
  • 00:07:30
    melihat di laman kementerian keuangan
  • 00:07:32
    kita tidak tahu apakah dirubah dulu baru
  • 00:07:35
    tayang lagi apakah ini ya saya
  • 00:07:36
    berdasarkan ini saja dulu itu cuitan
  • 00:07:39
    yang kedua kemudian cuitan ketiga
  • 00:07:42
    nah Meskipun tidak ada informasi tentang
  • 00:07:45
    posisi utang per 28 Februari e Saya kan
  • 00:07:50
    sudah punya info nih pemirsa juga punya
  • 00:07:52
    info dari paparan yang minggu lalu
  • 00:07:55
    paparan ya bukan dokumen ya itu
  • 00:07:58
    dikatakan pembiayaan utang
  • 00:08:00
    224,3 triliun seperti cuitan saya yang
  • 00:08:04
    pertama yang saya baca tadi artinya
  • 00:08:06
    Kalau Bahasa populernya itu tambahan
  • 00:08:07
    hutangnya segitu tambahan bersih ya
  • 00:08:09
    karena nambah dikurangi dengan yang
  • 00:08:11
    dilunasi jadi secara netto secara bersih
  • 00:08:14
    bertambah
  • 00:08:16
    224,3 nah masalahnya
  • 00:08:18
    224,3 itu termasuk
  • 00:08:21
    ee pembiayaan bulan Januari itu Januari
  • 00:08:24
    dan Februari nah di dokumen yang died
  • 00:08:26
    tadi kan ada informasi bahwa p an
  • 00:08:29
    utangnya itu kurang lebih
  • 00:08:31
    153 koma berapa 153,5 triliun maka saya
  • 00:08:35
    hitung dong bisa kan
  • 00:08:38
    224,33 triliun dikuri 153 Kom berapa
  • 00:08:42
    tadi kurang,4 ya triliun maka berarti
  • 00:08:45
    selisih sebulan berarti selama bulan
  • 00:08:47
    Februari saja kan
  • 00:08:49
    70,94 triliun dari 31 Januari maka saya
  • 00:08:53
    bisa dong menghitung tadi posisi Januari
  • 00:08:58
    8.980,07 triliun
  • 00:09:00
    maka di Februari ditambah 70,94 ya bukan
  • 00:09:03
    ditambah 224 karena 224 sudah termasuk
  • 00:09:06
    bulan Januari berarti
  • 00:09:08
    sekurang-kurangnya seandainya diumumkan
  • 00:09:10
    Tapi kita masih nunggu ini ee mestinya
  • 00:09:13
    posisi utang pemerintah per28 Februari
  • 00:09:16
    adalah
  • 00:09:18
    8.980 triliun kurang lebih nah tetapi
  • 00:09:22
    selain karena pembiayaan utang posisi
  • 00:09:25
    hutang tu kadang naik dan turun Akibat
  • 00:09:27
    apa coba akibat nilai kurs rupiah
  • 00:09:31
    Mengapa karena kurang lebih 29% dari
  • 00:09:34
    utang pemerintah itu Paluta asing
  • 00:09:37
    berdenominasi Paluta asing ya karena
  • 00:09:39
    memang pemerintah ee membuat surat utang
  • 00:09:42
    e Palas dan juga pemerintah melakukan
  • 00:09:45
    utang pinjaman yang juga Palas Nah dari
  • 00:09:50
    informasi yang sudah-sudah itu kurang
  • 00:09:52
    lebih 29% Paluta asing cuma dari 29% itu
  • 00:09:57
    90%nya itu adalah dolar Amerika Nah kan
  • 00:10:01
    berarti kita bisa ngitung nih kita lihat
  • 00:10:04
    per
  • 00:10:05
    31 Januari itu berapa kurs karena kan
  • 00:10:09
    utang dinyatakan rupiah dihitung per
  • 00:10:11
    tanggal tersebut nah ternyata 31 Januari
  • 00:10:14
    itu kurs kurang lebih berapa ya Eh
  • 00:10:19
    16.135 triliun Kalau tidak salah nanti
  • 00:10:23
    yang 28 Februari itu lebih lebih lemah
  • 00:10:27
    16.500-an tadi saya kita hitung ituah
  • 00:10:30
    berarti kan ada Pelemahan berarti kalau
  • 00:10:33
    utang Palas dinyatakan dalam rupiah
  • 00:10:35
    bertambah dong bukan karena utangnya
  • 00:10:36
    bertambah dinyatakannya bertambah dalam
  • 00:10:38
    rupiah E saya utak-atik itu mungkin di
  • 00:10:41
    Kisaran 35 sampai 4 triliun tambahannya
  • 00:10:45
    cuma untuk konservatif anggap aja kita
  • 00:10:48
    tambahnya 20-an triliun maka
  • 00:10:50
    sekurang-kurangnya posisi utang
  • 00:10:52
    pemerintah akhir Februari ee 2025 adalah
  • 00:10:57
    r9.000 triliun kurang lebih segitu bisa
  • 00:11:00
    jadi lebih sedikit ya Nah kita boleh
  • 00:11:02
    dong Sebagai ekonom melakukan Prakiraan
  • 00:11:05
    karena pemerintah tidak memberikan
  • 00:11:07
    informasi yang jelas mudah-mudahan ya
  • 00:11:10
    segitu saja jangan lebih dari 9.000
  • 00:11:12
    triliun
Tags
  • Indonesia
  • public debt
  • borrowing
  • APBN
  • cash flow
  • government finances
  • February 2025
  • debt estimate
  • economic analysis
  • financial reporting