DIBONGKAR SEMUA DALANGNYA! SIAPA YANG BENAR SOAL IJAZAH ASLI? ROY SURYO VS JOKOWI

00:55:08
https://www.youtube.com/watch?v=lSny938dsZk

Summary

TLDRVideo ini membahas dugaan ijazah palsu mantan Presiden Jokowi, dengan analisis dari beberapa narasumber yang mengungkapkan kejanggalan dalam skripsi dan ijazahnya. Pak Roy Suryo menyatakan bahwa berdasarkan bukti yang ada, ada kemungkinan 99,9% bahwa skripsi tersebut palsu, yang juga berimplikasi pada keaslian ijazahnya. Diskusi ini melibatkan analisis mendalam tentang kesalahan dalam dokumen dan pernyataan dari berbagai pihak, serta menyoroti pentingnya transparansi dalam informasi publik.

Takeaways

  • 🔍 Video membahas dugaan ijazah palsu Jokowi.
  • 📜 Pak Roy Suryo menyatakan skripsi Jokowi 99,9% palsu.
  • 🧐 Kejanggalan ditemukan dalam dokumen skripsi.
  • 📚 Pentingnya transparansi dalam informasi publik.
  • 💬 Diskusi melibatkan analisis dari berbagai narasumber.

Timeline

  • 00:00:00 - 00:05:00

    Video ini membahas tentang dugaan ijazah palsu yang dimiliki oleh mantan Presiden Jokowi. Seorang narasumber, Pak Roy Suryo, mengemukakan bahwa skripsi Jokowi memiliki banyak kesalahan dan cacat, sehingga ia meragukan keaslian ijazahnya.

  • 00:05:00 - 00:10:00

    Pak Roy Suryo menjelaskan bahwa berdasarkan analisis skripsi yang diteliti, ia memperkirakan 99,9% skripsi tersebut adalah palsu. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang keaslian ijazah Jokowi.

  • 00:10:00 - 00:15:00

    Pembicaraan berlanjut ke fenomena viral mengenai ijazah Jokowi yang diduga palsu, yang memicu banyak spekulasi di kalangan netizen. Narasumber juga mengungkapkan bahwa ia bukan bagian dari kelompok politik tertentu.

  • 00:15:00 - 00:20:00

    Pak Roy menjelaskan bahwa ada banyak kejanggalan dalam skripsi Jokowi, termasuk penggunaan font yang tidak sesuai dengan zaman dan kesalahan dalam penulisan nama dosen pembimbing.

  • 00:20:00 - 00:25:00

    Dari analisis yang dilakukan, ditemukan bahwa skripsi Jokowi tidak memenuhi syarat kelulusan yang seharusnya, dan banyak kesalahan yang menunjukkan bahwa skripsi tersebut tidak mungkin lulus.

  • 00:25:00 - 00:30:00

    Pak Roy juga menyebutkan bahwa ijazah Jokowi harus diteliti lebih lanjut, dan ia meragukan keasliannya berdasarkan skripsi yang dianggap palsu.

  • 00:30:00 - 00:35:00

    Dalam diskusi, narasumber lain, Dr. Resmon, juga memberikan pandangannya mengenai kejanggalan yang ditemukan dalam skripsi dan ijazah Jokowi.

  • 00:35:00 - 00:40:00

    Pak Roy menekankan pentingnya transparansi dalam hal ijazah dan pendidikan, terutama bagi pejabat publik, dan mengajak untuk melakukan verifikasi yang lebih mendalam.

  • 00:40:00 - 00:45:00

    Video ini juga menyoroti bagaimana ijazah dan skripsi seharusnya menjadi bukti akademik yang valid, dan bukan sekadar dokumen yang bisa dipalsukan.

  • 00:45:00 - 00:50:00

    Akhirnya, narasumber menyimpulkan bahwa jika skripsi Jokowi palsu, maka sangat mungkin ijazahnya juga palsu, dan mengajak penonton untuk berpikir kritis tentang isu ini.

  • 00:50:00 - 00:55:08

    Video diakhiri dengan pernyataan bahwa penting untuk mendapatkan ilmu melalui proses belajar yang benar, bukan hanya sekadar membeli gelar.

Show more

Mind Map

Video Q&A

  • Apa yang dibahas dalam video ini?

    Video ini membahas dugaan ijazah palsu mantan Presiden Jokowi dan analisis kejanggalan dalam skripsi dan ijazahnya.

  • Siapa yang memberikan analisis dalam video?

    Analisis diberikan oleh Pak Roy Suryo dan narasumber lainnya.

  • Berapa persen kemungkinan ijazah Jokowi itu palsu?

    Menurut Pak Roy Suryo, ada kemungkinan 99,9% bahwa skripsi dan ijazah Jokowi itu palsu.

  • Apa saja kejanggalan yang ditemukan dalam skripsi Jokowi?

    Kejanggalan termasuk penggunaan font modern, kesalahan nama dosen pembimbing, dan tidak adanya tanda tangan yang seharusnya.

  • Apa yang diminta oleh Pak Roy Suryo kepada UGM?

    Pak Roy Suryo meminta transparansi dan akses untuk memverifikasi skripsi dan ijazah Jokowi.

View more video summaries

Get instant access to free YouTube video summaries powered by AI!
Subtitles
id
Auto Scroll:
  • 00:00:03
    [Musik]
  • 00:00:05
    bahwa dengan skripsi yang maaf saya
  • 00:00:06
    bilang abal-abal seperti ini terlalu
  • 00:00:09
    banyak kesalahan, terlu banyak cacatnya.
  • 00:00:11
    Ini enggak mungkin
  • 00:00:12
    lulus, enggak mungkin bisa dapat gelar
  • 00:00:15
    sarjana, enggak mungkin bisa dapat
  • 00:00:17
    ijazah gitu loh. Tapi Pak Roy. Heeh. Ini
  • 00:00:20
    kan pasti banyak yang nanya juga ya
  • 00:00:22
    netizen gitu. He. Pas ngelihat di
  • 00:00:24
    halaman pertamanya itu pakai kayak
  • 00:00:28
    Microsoft Word. Iya.
  • 00:00:31
    Iya. Itu nanti kan ada di di pesan itu
  • 00:00:33
    yang tadi itu pas megang itu. Iya. Iya.
  • 00:00:36
    Beda sama halaman berikutnya. Beda
  • 00:00:37
    halaman ini tu rapi banget ya. Ini maaf
  • 00:00:40
    ya. Kebetulan mata saya kan mata yang
  • 00:00:42
    sudah terbiasa lihat kayak gitu. Doktor
  • 00:00:44
    respon juga dia langsung lihat wah ini
  • 00:00:46
    hurufnya ini scaling ini. Terus ada bol
  • 00:00:49
    feature bolt itu enggak ada di tahun 5
  • 00:00:52
    enggak ada ya? Enggak ada. Meskipun
  • 00:00:53
    ternyata jurusan teknologi kayu itu
  • 00:00:54
    enggak ada gitu. Teknologi kayu jurusan
  • 00:00:56
    enggak ada. dia nyebut itu ada rekaman
  • 00:00:59
    Pak Jokowi ketika nyebut teknologi kayu
  • 00:01:01
    gitu ada. Padahal jurusan itu enggak ada
  • 00:01:03
    di Fakultas Keutanan. Tapi kalau dari
  • 00:01:05
    skripsi sama ijazahnya jurus enggak ada
  • 00:01:07
    kosong. Jadi kalau menurut Pak Roy Suryo
  • 00:01:11
    berapa persen kemungkinan ijazah Pak
  • 00:01:14
    Jokowi itu palsu? Kalau berdasarkan
  • 00:01:17
    skripsi yang sudah saya teliti sebagai
  • 00:01:20
    primary evidence ya,
  • 00:01:24
    99,9% skripsinya itu adalah
  • 00:01:28
    [Musik]
  • 00:01:33
    palsu. Kembali lagi bersama gua Fajar
  • 00:01:36
    Adityya. Kali ini di Omamad Spial
  • 00:01:39
    Episode. Berbicara tentang misteri,
  • 00:01:41
    kadang sebagian orang itu suka ngain
  • 00:01:44
    dengan makhluk tak kasat mata. Apalagi
  • 00:01:47
    kalau wujudnya menyeramkan bisa bikin
  • 00:01:50
    bulu kuduk merinding. Tapi misteri yang
  • 00:01:53
    kali ini berbeda. Belakangan lagi viral
  • 00:01:56
    tentang misteri keberadaan ijazah Pak
  • 00:02:00
    Jokowi. Kalau misalnya kita lihat
  • 00:02:02
    berita-berita viral itu, kita akan
  • 00:02:04
    berpikir ya lah kok bisa ijazah mantan
  • 00:02:08
    presiden diduga palsu. Gua aja pas lihat
  • 00:02:11
    berita itu di FJYP kayak, "Hah, serius?
  • 00:02:15
    Gue yang sekarang lagi ngambil kuliah S2
  • 00:02:18
    nih. Jadi habis bikin konten, kerja,
  • 00:02:21
    kuliah, malam ngerjain tugas, langsung
  • 00:02:24
    malas tuh gua ngerjain tugas kalau emang
  • 00:02:26
    beritanya benar." Tapi gua disclaimer
  • 00:02:28
    dulu ya. Gua bukan cebong, bukan
  • 00:02:31
    kampret, bukan okegas, bukan anak Abah,
  • 00:02:34
    bukan apaan lagi tuh. Pokoknya bukan
  • 00:02:36
    semuanya dah. Nah, hari ini gua
  • 00:02:38
    kedatangan seorang narasumber untuk
  • 00:02:40
    membahas kasus ini. Beliau juga lagi
  • 00:02:44
    viral, mantan Menpora dan juga pakar
  • 00:02:48
    telematika. Halo, Maso. Iya,
  • 00:02:51
    alhamdulillah baik. Makasih, Mas, sudah
  • 00:02:52
    mau mampir keama RJL, ya. Sama-sama.
  • 00:02:55
    Iya, kita membahas yang tak kasat mata.
  • 00:02:58
    Nah, memang nanti akan ketemu tuh.
  • 00:03:00
    Sementara tak kasat mata. Oh, sementara
  • 00:03:04
    jadi masih tak kasat mata. Iya. Tak
  • 00:03:05
    anunya apa masterm-nya.
  • 00:03:09
    Kemarin kan viral banget nih Mas ya
  • 00:03:11
    tentang Iya. Berita-berita ijazah Pak
  • 00:03:14
    Jokowi yang diduga palsu gitu. Mungkin
  • 00:03:17
    bisa cerita ke teman-teman gitu awalnya
  • 00:03:19
    gimana sih? Kok bisa nyimpulin
  • 00:03:21
    awal diduga palsu gitu. Sebenarnya ini
  • 00:03:24
    semua tidak lepas atau tidak bisa di apa
  • 00:03:28
    ya ee tidak bisa dinafikan itu terhadap
  • 00:03:31
    satu obrolan yang waktu itu dimuat di
  • 00:03:33
    salah satu majalah. ee mainstream ya
  • 00:03:35
    masalah tempo di sekitar tahun 2013 itu
  • 00:03:39
    Pak Jokowi masih Gubernur DKI ya gitu.
  • 00:03:42
    Jadi ngobrol dengan waktu itu sudah
  • 00:03:43
    mulai pembahasan siapa capres-capres
  • 00:03:45
    gitu. Nah di situ tuh ada dua ee yang
  • 00:03:48
    disebut-sebut sudah mulai disebut nanti
  • 00:03:50
    digadang-gadang gitu loh. Satu Pak
  • 00:03:52
    Profesor Mahfud MD, satu di situ Pak
  • 00:03:55
    Jokowi. Nah, terus mereka cerita tentang
  • 00:03:58
    berapa dulu IPK. IPK tuh ngerti kan,
  • 00:04:00
    Guys? Itu adalah ee indeks prestasi
  • 00:04:03
    kumulatif. Jadi rata-rata. Nah, jadi
  • 00:04:06
    tidak IP satu semester tapi dia
  • 00:04:08
    rata-rata. Nah, rata-ratanya Prof.
  • 00:04:10
    Mahfud waktu saya 3,8 we ini otak dewa
  • 00:04:15
    ini kalau 3,8 ya kan gitu. Jadi apa
  • 00:04:18
    kalau istilahnya kan kalau di pendidikan
  • 00:04:20
    tuh bukan sultan tapi dewa gitu kan
  • 00:04:22
    gitu. Nah.
  • 00:04:24
    Nah, Pak Joko itu
  • 00:04:27
    lucu ee mesk maaf meskipun
  • 00:04:31
    berkelakar beliau bilang, "Wah, kalau IP
  • 00:04:33
    saya jauh dari itu." gitu. Hanya dua,
  • 00:04:35
    dua aja kurang. Nah, itu dimuat di tempo
  • 00:04:38
    loh. Masih ada linknya, masih ada. Nah,
  • 00:04:40
    kemudian kan banyak dari kita itu yang
  • 00:04:43
    kemudian malah mempertanyakan gitu. Loh,
  • 00:04:46
    kok bisa ya? ee anu aja secara logis
  • 00:04:50
    saja kita kalau mau menyelesaikan kuliah
  • 00:04:53
    di S1 strata 1 itu kan ada ee SKS-nya
  • 00:04:57
    satuan kredit semester yang harus
  • 00:04:58
    diambil jumlahnya ada rata-rata
  • 00:05:01
    jumlahnya 150-an ada yang 154 ada yang
  • 00:05:04
    156 ada yang 14 sekian. Nah itu
  • 00:05:07
    ngambilnya kan dicicil per semester kan
  • 00:05:09
    gitu ngambilnya. Nah per semester tuh
  • 00:05:11
    didasarkan atas IP ee tiap semesternya.
  • 00:05:14
    Kalau IP-nya tinggi misalnya kayak Prof
  • 00:05:16
    Mahfud tadi bilang ee di atas 3,5. Wah,
  • 00:05:18
    itu satu semester dia bisa ngambil 24
  • 00:05:20
    sekaligus. Jadi kalau dia ngambil 24
  • 00:05:23
    cepat kuliahnya 24 24 mungkin ee hanya
  • 00:05:28
    dalam waktu apa 5 tahun aja selesai atau
  • 00:05:30
    bahkan 4 tahun atau banyak lebih cepat
  • 00:05:32
    dari itu ya kalau dia bisa ngambil
  • 00:05:34
    semester tengah gitu kan. Sekarang kan
  • 00:05:36
    ada program semester tengah. Nah, jadi
  • 00:05:39
    ketika IP-nya ngakunya di bawah du
  • 00:05:41
    berarti kan maksimal ngambilnya 18 atau
  • 00:05:43
    kurang atau hanya 15. Enggak mungkin
  • 00:05:46
    kalau kemudian orang yang masuk satu
  • 00:05:49
    perguruan tinggi ee strat dengan IP
  • 00:05:52
    kurang dari 2 itu berarti adalah ee dia
  • 00:05:56
    pasti terlambat bisa 5 tahun bisa 7 eh
  • 00:05:59
    sori bisa 7 tahun bisa 8 tahun gitu
  • 00:06:01
    sampai dengan maksimal masa studinya.
  • 00:06:03
    Apalagi kan yang diambil kan fakultas
  • 00:06:05
    yang fakultas ilmu ilmu-ilmu yang eksak
  • 00:06:08
    ilmu paspal ilmu pasti ya toh teknik ee
  • 00:06:12
    kehutanan kemudian pertanian beda dengan
  • 00:06:15
    ilmu-ilmu sosial. Kalau ilmu sosial ee
  • 00:06:18
    rata-rata bisa lebih cepat gitu karena
  • 00:06:20
    lebih ya lebih saya tidak mengatakan
  • 00:06:22
    lebih mudah ya tetapi memang bisa
  • 00:06:24
    ditempuh dengan jauh lebih cepat gitu
  • 00:06:26
    ya. Nah, dari situlah banyak muncul eh
  • 00:06:29
    apakah netizen apakah ya dulu masih ada
  • 00:06:32
    L fenomena tadi cebong kampret gitu
  • 00:06:35
    masih ada gitu. Jadi wah itu
  • 00:06:38
    serangan-serangan terjadi gitu ya. Wah
  • 00:06:40
    ini ijazahnya benar apa enggak gini gini
  • 00:06:42
    gini. Cuman rata-rata hanya wacana saja
  • 00:06:46
    tidak pernah ada bukti yang bisa
  • 00:06:48
    diperkuat itu adekat. Nah, muncullah
  • 00:06:50
    fenomena ketika atau bukan fenomena ya,
  • 00:06:52
    kasus ya, ketika ada orang dari Solo
  • 00:06:55
    namanya Bambang Tri Mulyono ya, Bambang
  • 00:06:57
    Tri itu kemudian membuat buku waktu itu
  • 00:07:00
    Jokowi Undercover 1. Joko Undercover 1
  • 00:07:03
    itu cerita tentang masa kecilnya dia.
  • 00:07:05
    Jokowi Undercover 2 tuh ada di situ
  • 00:07:07
    perbincangan tentang pembahasan tentang
  • 00:07:09
    ijazah itu mulai kemudian makin ramai
  • 00:07:12
    karena ee Bambang Tri itu banyak
  • 00:07:14
    memposting ada ada foto-foto ijazah, ada
  • 00:07:17
    apa jadi orang mulai mulai melakukan
  • 00:07:19
    analisis-analisis analisisnya bolehlah
  • 00:07:21
    dibilang analisis warung kopi gitu ya
  • 00:07:24
    karena enggak ada yang pegang beneran
  • 00:07:25
    buktinya yang justru bikin ramai itu
  • 00:07:28
    sebenarnya UGM sendiri malahan harap
  • 00:07:30
    diingat ya ini disclaimer juga saya itu
  • 00:07:32
    lulusan UGM ya asli S1 1, S2 saya UGM,
  • 00:07:36
    S3 saya ada di Jakarta di UNJ ya. Ee
  • 00:07:39
    kebetulan nanti nama-nama yang disebut
  • 00:07:40
    lainnya ada yang namanya dr. Tifa itu
  • 00:07:42
    juga S1, S2-nya UGM, sekarang lagi
  • 00:07:44
    doktor. Eh, Dr. Resmon itu juga S1,
  • 00:07:47
    S2-nya UGM, S3-nya malah Jepang. Dia
  • 00:07:50
    dalam bidang forensik. Saya di bidang
  • 00:07:51
    dramatika. Jadi artinya gini, tidak ada
  • 00:07:55
    niat sama sekali ya dari kami bertiga
  • 00:07:57
    ini yang ee ingin menjatuhkan UGM.
  • 00:08:00
    Justru kami itu cinta kepada UGM gitu
  • 00:08:02
    loh. Cuman sayang UGM itu menyikapinya
  • 00:08:04
    menurut saya di sini enggak enggak rapi,
  • 00:08:06
    enggak proper gitu. Jadi ketika tahun
  • 00:08:09
    2022 itu ketika kasus Bambang tiri juga
  • 00:08:11
    waktu itu mereka bikin preskon. Ada
  • 00:08:14
    waktu itu ee Dekan Fakultas Kehutanan
  • 00:08:17
    namanya Pak Dr. Sigit Sunarsa. Sekarang
  • 00:08:18
    masih ada Sikit Sunarta yang sekarang
  • 00:08:20
    masih diabet itu kemudian mengeluarkan
  • 00:08:22
    selembar fotokopi ijazah. Oh ini loh
  • 00:08:25
    ijazahnya seperti ini fotokopi. Tapi
  • 00:08:27
    fotokopinya enggak terlalu jelas. nya
  • 00:08:29
    selembar fotokopi berarti itu untuk
  • 00:08:30
    menjawab yang enggak percaya gitu. Iya.
  • 00:08:32
    Heeh. Cuman karena jawabnya cuman pakai
  • 00:08:34
    fotokopi dan kualitas fotokopinya buruk
  • 00:08:36
    ya kalau menurut saya. Jadi hitam putih
  • 00:08:38
    memang sebenarnya diu kelihatan ada
  • 00:08:40
    orang pakai kacamata gitu ya kemudian
  • 00:08:42
    ada materainya loh itu orang sudah mulai
  • 00:08:44
    ribut ee apa ee nomornya cuman sederhana
  • 00:08:48
    banget gitu tulisannya kok tidak terlalu
  • 00:08:50
    jelas lah itu orang mulai malah malah
  • 00:08:51
    menyaksikan. Nah, yang lebih unik adalah
  • 00:08:53
    waktu itu Pak Sigi Sunarta dekan itu
  • 00:08:56
    mengeluarkan skripsi ini loh skripsinya
  • 00:08:59
    gitu ya beliau itu. Nah, cuman ketika
  • 00:09:01
    itu dikeluarkan wartawan juga banyak dan
  • 00:09:04
    boleh memotret wartawan waktu itu boleh
  • 00:09:07
    foto-fotonya banyak beredar. Nah, dari
  • 00:09:09
    foto itu Mas saya sebenarnya sudah mulai
  • 00:09:12
    apa ya kalau istilah sekarang kepo gitu
  • 00:09:14
    ya gitu. meskipun dulu saya curious ya
  • 00:09:16
    curious terus timbul apa eh intuisi
  • 00:09:19
    peneliti saya analis saya untuk ini kok
  • 00:09:21
    ada yang aneh gitu menurut saya sesuatu
  • 00:09:23
    yang janggal harus diverifikasi buku ee
  • 00:09:26
    buku skripsi itu saya cek memang
  • 00:09:29
    hurufnya agak mendahului zaman gitu
  • 00:09:32
    meskipun saya tidak tidak atau belum
  • 00:09:34
    menggunakan istilah yang sangat canggih
  • 00:09:36
    atau sangat detail seperti Dr. Ya, tapi
  • 00:09:38
    saya mengatakan ini hurufnya kok time
  • 00:09:41
    waktu itu saya masih mengatakan times
  • 00:09:42
    Roman bukan Times New Roman. Kok Times
  • 00:09:44
    Roman ya? Padahal kan dalamnya kan
  • 00:09:46
    dibuka-buka dalamnya kan mesin ketik
  • 00:09:48
    gitu. Saya pengin sih lihat ini gitu ya
  • 00:09:50
    aslinya kayak apa gitu ya. Karena saya
  • 00:09:52
    pengin banget cuman ini terus terang aja
  • 00:09:55
    guys. Jadi ketika saya beberapa kali
  • 00:09:58
    pulang ke Jogja gitu ya mampir kehutanan
  • 00:10:01
    enggak bisa lihat itu gitu loh. Gitu.
  • 00:10:03
    Jadi saya datang wah ditanya alasannya
  • 00:10:05
    apa. Harus punya kartu perpustakaan lah,
  • 00:10:08
    apa. Ada lagi jawabannya enggak disimpan
  • 00:10:10
    di sini karena ini oleh presiden
  • 00:10:12
    disimpan tempat khusus, disimpan
  • 00:10:14
    direktoratlah. Saya kejar sampai ke
  • 00:10:16
    rektorat tapi waktu itu pun juga
  • 00:10:17
    jawabannya lucu. Enggak mungkin disimpan
  • 00:10:19
    direktorat gitu ya kan di kampusnya. Ya
  • 00:10:21
    sudah saya bolak-balik sampai tiga kali.
  • 00:10:23
    Tapi akhirnya bisa lihat. Enggak saya
  • 00:10:25
    tidak berhasil lihat waktu itu. Waktu
  • 00:10:27
    itu waktu itu enggak. Nah, ada memang
  • 00:10:30
    yang sangat beruntung, Guys. Wih, waktu
  • 00:10:31
    itu di bulan Maret tahun 2025. Entah
  • 00:10:35
    karena alasan apa, saya juga enggak
  • 00:10:36
    ngerti ya, tapi mungkin ini sudah jalan
  • 00:10:38
    Tuhan gitu e jalan Allah Subhanahu wa
  • 00:10:40
    taala. Seseorang namanya Dr. Rismon
  • 00:10:42
    Hasiolan Sianipar yang sebelumnya saya
  • 00:10:45
    memang pernah eh kenal, tapi kenalnya
  • 00:10:48
    justru kami beradu waktu itu pada kasus
  • 00:10:50
    Jessica Wongso. Hm. Beliau itu dipakai
  • 00:10:53
    sebagai ahli oleh lawyernya Pak Oto
  • 00:10:55
    Hasibuan ya. ahlinya namanya respmon itu
  • 00:10:59
    ya gitu. Dan saya waktu itu bukan ahli
  • 00:11:01
    memang tidak diajak sebagai ahli tapi
  • 00:11:02
    saya hanya diajak oleh ayahnya ee Yesika
  • 00:11:06
    eh ayahnya si Mirna yang meninggal untuk
  • 00:11:08
    datang. Kemudian ya kita sempat berdebat
  • 00:11:10
    waktu itu ee teknis dan diteruskan
  • 00:11:12
    dengan debat kita di salah satu podcast.
  • 00:11:14
    Tapi debatnya debat namanya debat ilmiah
  • 00:11:16
    itu ya kalau kita debat ya debat,
  • 00:11:18
    selesai ya selesai sudah jadi kita apa
  • 00:11:20
    ya istilahnya no personal lah gitu. Nah,
  • 00:11:23
    jadi saya lihat loh ini ngapain juga
  • 00:11:25
    doktor nih ya? Ternyata dia beruntung
  • 00:11:27
    bisa ke Jogja bersama istrinya di bulan
  • 00:11:30
    Maret itu dan mampir ke perpustakaan UGM
  • 00:11:33
    itu dan dapat itu skripsinya. Jadi
  • 00:11:36
    mungkin karena dia enggak di apa ya
  • 00:11:38
    enggak terlalu diperhatikan atau dikasih
  • 00:11:40
    catatan kayak saya gitu ya. Kalau saya
  • 00:11:41
    mungkin sudah dikasih catatan sore-sore
  • 00:11:43
    datang jangan gitu. Jadi, jadi dokter
  • 00:11:46
    respon sukses dapat itu meskipun hanya
  • 00:11:48
    dikasih waktu 5
  • 00:11:49
    menitah. Tapi itulah kesempatan yang dia
  • 00:11:52
    gunakan untuk memotretmret mutret dan
  • 00:11:54
    begitu dia kembali ke apa ee tanah
  • 00:11:57
    airnya dia nyebutnya begitu di Balige
  • 00:11:59
    gitu. Balige akademi gitu. Nah, dia
  • 00:12:02
    bikin analisis yang sangat menggemparkan
  • 00:12:05
    yang dia bikan 1000% palsu gitu anu apa
  • 00:12:08
    ee ini skripsinya gitu ya. Karena
  • 00:12:11
    fontnya dibut ini fontnya Times News
  • 00:12:14
    Roman ya itu dia sebut ini baru ada di
  • 00:12:17
    Windows dan Windows itu adanya tahun 92
  • 00:12:20
    bukan di tahun 5 tapi Mas Roy Suryo
  • 00:12:23
    sendiri lihat langsung skripsinya
  • 00:12:25
    nantinya iya nantinya nantinya ya jadi
  • 00:12:27
    waktu itu saya
  • 00:12:29
    membenarkan hipotesis Mas Ron ya Dr.
  • 00:12:32
    Resmon karena apa ketika dulu beberapa
  • 00:12:35
    tahun sebelumnya tahun 2022 ketika Dr.
  • 00:12:38
    sedikit Sunarta itu membuka skripsinya.
  • 00:12:40
    Saya juga sudah langsung memiliki
  • 00:12:42
    kesimpulan yang sama. Ada di Twitter
  • 00:12:43
    saya waktu itu. Hanya saja saya memang
  • 00:12:46
    belum pegang bukti primer ya istilahnya
  • 00:12:49
    begitu. Jadi saya hanya berdasarkan
  • 00:12:50
    analisis gambar-gambar yang ada di ee
  • 00:12:53
    foto-foto wartawan, bukan dari sosmet
  • 00:12:55
    ya. Saya dapat langsung dari wartawan.
  • 00:12:56
    Nah, jadi menurut saya saya enggak
  • 00:12:58
    enggak punya alasan yang khas ee alasan
  • 00:13:00
    yang kuat gitu loh. Peneliti enggak
  • 00:13:02
    boleh kalau kalau dia neliti hal yang
  • 00:13:03
    enggak enggak valid gitu ya. Tapi dokter
  • 00:13:06
    respon sudah pegang dan dia motret, maka
  • 00:13:08
    itu langsung meledak, langsung
  • 00:13:10
    dipercaya. Nah, saya tambahkan
  • 00:13:11
    analisisnya. Jadi, akhirnya tanpa kita
  • 00:13:14
    janjian sama sekali ya, kami saling
  • 00:13:16
    mengeluarkan statement-statement yang
  • 00:13:18
    saling mendukung. Mulai dari huruf
  • 00:13:21
    diskripsi, kemudian ada lembar yang
  • 00:13:23
    tidak
  • 00:13:24
    ditandatangani, tanda tangan dosen
  • 00:13:27
    pembimbing itu apa namanya? Ee yang aneh
  • 00:13:31
    gitu ya. Jadi tanda tangan itu kayak
  • 00:13:32
    bukan tanda tangan aslinya kayak kayak
  • 00:13:34
    tanda tangan orang belajar tanda tangan.
  • 00:13:36
    Terus ee Profesor Ahmad Kuncoro itu ee
  • 00:13:40
    namanya salah ya gitu. Bahkan nama salah
  • 00:13:42
    tuh dikoreksi sama putrinya yang ada di
  • 00:13:44
    Australia. Mbak Alida itu di dia dia
  • 00:13:47
    mengoreksi itu bukan nama bapak saya.
  • 00:13:48
    Bapak saya pakai U. tanda tangannya juga
  • 00:13:50
    enggak mirip dengan itu. Wah, kita makin
  • 00:13:53
    makin anu lagi karena ini sudah viral
  • 00:13:56
    banyak kemudian masukan-masukan yang ada
  • 00:13:58
    termasuk akhirnya banyak sekali
  • 00:14:00
    kesalahan yang muncul ya gitu. Selain
  • 00:14:02
    nama itu tidak persis, ada yang di depan
  • 00:14:04
    profesor belakangnya doktor gitu.
  • 00:14:06
    Padahal itu kan dicetak pada hari yang
  • 00:14:08
    sama gitu loh. Kok bisa salah kayak itu?
  • 00:14:10
    Ada fotonya enggak sih? Ada, ada, ada,
  • 00:14:13
    ada. Ee ya. Jadi artinya kemudian
  • 00:14:16
    menjadi menjadi banyak persoalan ketika
  • 00:14:19
    itu. Nah, foto ini memang baru saya
  • 00:14:21
    dapatkan setelah ee nanti agak loncat ya
  • 00:14:24
    ceritanya. Setelah kami bertiga itu
  • 00:14:26
    datang ke Jogja, datang ke KM. singkat
  • 00:14:29
    kata sebelum loncat ke sini ee dr. Esmon
  • 00:14:31
    kemudian
  • 00:14:33
    bahkan mengeluarkan statement itu. Nah,
  • 00:14:35
    itu yang bikin geger sampai akhirnya ee
  • 00:14:38
    ada satu ee kelompok ya ee tim pembela
  • 00:14:41
    ulama dan aktivis TPUA yang memang sejak
  • 00:14:44
    Desember tahun ee lalu itu melakukan
  • 00:14:47
    gugatan ijazah ini ya karena itu
  • 00:14:50
    akhirnya memasukkan temuan-temuan dr.
  • 00:14:52
    respmon dan analisis saya yang apa
  • 00:14:55
    analisis dari gambar-gambar yang ada itu
  • 00:14:57
    ke dalam gugatan yang kami masukkan di
  • 00:15:00
    script meskipun gugatannya sampai dengan
  • 00:15:02
    sekarang terus terang ya belum terlalu
  • 00:15:04
    maju gitu loh iya artinya belum belum
  • 00:15:07
    terlalu diproses. Nah, dengan demikian
  • 00:15:09
    kita bisa juga lihat ya, bahwa dengan
  • 00:15:11
    semenjak statement 1000% itu kemudian
  • 00:15:14
    kita menyentuh kepada gimana ijazahnya
  • 00:15:16
    gitu kan. Paling menarik Mas dan juga
  • 00:15:18
    gay semua ternyata pada tanggal 1 April
  • 00:15:21
    itu ada seorang kader dari partai ya
  • 00:15:24
    partai PSI ya gitu namanya si Andi ya e
  • 00:15:28
    Sandi siapa gitu? Sandi B. itu yang
  • 00:15:30
    tweet yang viral. Iya, tweet yang sangat
  • 00:15:31
    viral yang yang sampai R juta e ya itu
  • 00:15:34
    karena dia berani memosting sebuah foto
  • 00:15:37
    ijazah dan dia dalam ee apa ee UTASnya
  • 00:15:42
    sebelumnya dia sudah menulis dia katanya
  • 00:15:44
    mendapatkan itu langsung dari Pak Jokowi
  • 00:15:47
    gitu loh katanya. Saya juga pikir hebat
  • 00:15:49
    benar ya anak ini gitu kok bisa dapat.
  • 00:15:52
    Tapi ya saya berpikir, oh mungkin saja
  • 00:15:54
    sih karena PSI itu kan ee ketua
  • 00:15:56
    partainya kan anaknya Jokowi. Jadi
  • 00:15:58
    mungkin saja itu dia bisa dapat gitu kan
  • 00:16:00
    gitu ya lah. Dan dia nulis ituu asli ini
  • 00:16:03
    loh yang asli. Jadi supaya kalian
  • 00:16:05
    lebarannya lebih tenang. Nah,
  • 00:16:07
    berdasarkan itu, Mas, kami langsung ini
  • 00:16:10
    berarti bisa dipertanggungjawabkan
  • 00:16:12
    karena dia nulis asli, kemudian dia
  • 00:16:14
    orang PSI, jadi punya kedekatan, punya
  • 00:16:16
    kemungkinan lah. Dari situlah akhirnya
  • 00:16:18
    ijazah kita apa ee teliti dan muncullah
  • 00:16:22
    banyak temuan mulai dari hurufnya juga
  • 00:16:25
    time roman, kemudian fotonya tidak
  • 00:16:28
    identik dengan Pak Jokowi. Ee fotonya
  • 00:16:30
    tidak tertutup oleh cap ya, tidak ada
  • 00:16:32
    lintasan cap. Jadi kayak fotonya tuh di
  • 00:16:34
    dicap dulu baru kemudian fotonya ada
  • 00:16:36
    ditempel di atasnya. Terus banyaklah anu
  • 00:16:39
    apa kejanggelan-kejanggelan nama
  • 00:16:40
    jurusannya kok dicoret. Padahal katanya
  • 00:16:42
    Pak Jokowi dulu jurusannya teknologi
  • 00:16:44
    kayu gitu. Meskipun ternyata jurusan
  • 00:16:45
    teknologi kayu itu enggak ada gitu.
  • 00:16:47
    Teknologi kayu jurusan enggak ada. Dia
  • 00:16:49
    nyebut itu ada rekaman Pak Jokowi ketika
  • 00:16:51
    nyebut teknologi kayu gitu ada. Padahal
  • 00:16:54
    jurusan itu enggak ada di Fakultas
  • 00:16:55
    Kehutanan. Tapi kalau dari skripsi sama
  • 00:16:57
    ijazahnya jurus enggak ada kosong. Ya,
  • 00:17:00
    ini ada yang lebih lucu lagi. Sori tadi
  • 00:17:02
    lupa. Dalam sebuah pertemuan di tahun
  • 00:17:04
    2017 di Jokowi datang ke UGM ya, itu dia
  • 00:17:08
    ceritanya judulnya reuni kangen-kangenan
  • 00:17:10
    gitu ya. Nah, ketika reuni
  • 00:17:12
    kangen-kangenan itu, Mas, itu dia ee
  • 00:17:15
    manggil salah seorang yang sudah agak
  • 00:17:16
    sepuh gitu ya, namanya Pak Kasmujo. Ini
  • 00:17:19
    dosen pembimbing saya gitu namanya
  • 00:17:21
    Kasmujo. Meskipun ya dia tidak nyebut
  • 00:17:23
    pembimbing skripsi tapi kata-katanya itu
  • 00:17:27
    itu Pak Kasmojo ini dulu galak sekali
  • 00:17:30
    gitu. Saya kalau datang bolak-balik
  • 00:17:32
    bolak-balik pulang kayak gitu. Tuh kan
  • 00:17:35
    persepsi kita ini bukan dosen pembimbing
  • 00:17:37
    akademik. Kalau pembimbing akademik itu
  • 00:17:39
    enggak ada yang namanya proses
  • 00:17:40
    bolak-balik. Pembimbing akademik memang
  • 00:17:41
    ada dua pembimbing biasanya pembimbing
  • 00:17:44
    akademik itu yang membimbing kita dari
  • 00:17:45
    masuk sampai dengan lulus itu adalah
  • 00:17:47
    yang menyarankan, "Oh, sebaiknya KS-nya
  • 00:17:49
    ngambil sekian sekian sekian gitu."
  • 00:17:51
    Kemudian tapi enggak ada yang namanya
  • 00:17:52
    proses bolak-balik bolak-balik enggak
  • 00:17:54
    ada. Kalau pembimbang akademik dia hanya
  • 00:17:56
    menyesuaikan aja. Oh, ngambilmu
  • 00:17:58
    kebanyakan enggak bisa kecuali
  • 00:17:59
    pembimbing skripsi. Nah, kalau
  • 00:18:01
    pembimbing skripsi itulah jadi mungkin
  • 00:18:02
    persepsinya Pak Jokowi ini pembimbing
  • 00:18:04
    skripsi. Yang paling lucu, Guys,
  • 00:18:07
    ternyata nama Insinur Kasmujo itu, ya
  • 00:18:10
    namanya akhirnya kita tahu Insur
  • 00:18:12
    Kasmujo, MU eh apa e MS ya gitu atau
  • 00:18:15
    Sarjana Utama. Kalau dulu itu enggak ada
  • 00:18:18
    namanya
  • 00:18:19
    deskripsinya. Nah, satu pun enggak ada
  • 00:18:21
    nama Kasmjo. Jadi yang ada nama Profesor
  • 00:18:24
    apa cor nama Profesor Sunardi kan aneh.
  • 00:18:28
    Iya. Seorang mahasiswa kok enggak
  • 00:18:29
    menuliskan nama dosen pembimbingnya
  • 00:18:31
    bahkan enggak ada. Jangankan tanda
  • 00:18:32
    tangan, nama pembimbingnya aja enggak.
  • 00:18:34
    nama dia enggak ada. Jadi itu sudah
  • 00:18:36
    makin menimbulkan kita pertanyaan gitu
  • 00:18:37
    loh. Ini ada yang salah. Nah, dari
  • 00:18:39
    situlah ramai kan heboh. TPUA mengirim
  • 00:18:42
    surat kepada UGM agar bisa datang dan
  • 00:18:45
    dia menuliskan, "Kami juga membawa tiga
  • 00:18:47
    orang ahli ya, drter Tifa, saya dan dr.
  • 00:18:51
    Respon. Kemudian mereka juga mengirim
  • 00:18:53
    surat ke Jokowi di Solo akan datang."
  • 00:18:56
    Ini memang ada peristiwa yang menarik
  • 00:18:57
    tanggal 15 April ketika kemudian tanpa
  • 00:19:00
    saya J saya ketemu respon lagi di situ.
  • 00:19:02
    Jadi saya sudah lama enggak ketemu
  • 00:19:03
    dokter respon ya gitu. Ee apa semenjak
  • 00:19:06
    juga pernah sekali kita podcast podcast
  • 00:19:07
    bus kita masih berlawanan waktu itu.
  • 00:19:10
    Ternyata ya sudah memang ya sekali lagi
  • 00:19:13
    Allah Subhanahu wa taala Tuhan yang
  • 00:19:14
    mempertemukan kita gitu dengan dr. Tifa
  • 00:19:16
    saya juga dokter tifa baru perjalanan
  • 00:19:17
    malam harinya tapi nyamai. Saya sudah
  • 00:19:20
    pagi datang karena itu kota Jogja kota
  • 00:19:22
    saya. Saya datang seri sebelumnya.
  • 00:19:23
    Dokter respon karena jauh dia juga
  • 00:19:25
    datang seri sebelumnya. Menariknya malah
  • 00:19:27
    tapi ini juga misterinya ya rombongan
  • 00:19:30
    TPUA yang harusnya itu membongan primer
  • 00:19:32
    yang datang pakai base itu dihambat.
  • 00:19:36
    Saya mengatakan terhambat atau dihambat
  • 00:19:38
    karena yang pertama Pak Egi Sujin ini
  • 00:19:40
    yang harusnya ikut berangkat tiba-tiba
  • 00:19:42
    mendapat panggilan dari kepolisian jadi
  • 00:19:44
    enggak bisa berangkat. Bisnya di tengah
  • 00:19:46
    jalan harus kena dengan kepancetan. yang
  • 00:19:49
    kemacetannya anehnya di Pemalang itu
  • 00:19:52
    yang kecelakaan tuh depan jauh banget
  • 00:19:54
    itu ada sekitar 4 kilo katanya
  • 00:19:55
    kecelakaannya itu semua diop lewat
  • 00:19:58
    sebenarnya cuman kenapa harus diop
  • 00:20:00
    kendaraan-kendaraan itu gitu loh jadi
  • 00:20:02
    agak ya jadi intinya bis itu enggak
  • 00:20:04
    nyampai di Jogja pada hari dan jam yang
  • 00:20:07
    ditentukan pada jam yang harinya nyampai
  • 00:20:09
    dia agak siang nyampai sehingga ketika
  • 00:20:11
    jam yang ditentukan jam 0800 pagi di UGM
  • 00:20:15
    dan kami hanya diberi waktu 1 jam hanya
  • 00:20:18
    bertiga yang muncul Ul saya drterifa dan
  • 00:20:21
    dr. Respon. Itulah alasannya kenapa kami
  • 00:20:23
    yang masuk. Ada banyak tokoh. Ada
  • 00:20:25
    Profesor Amin Rais, ada Pak Sukri
  • 00:20:27
    Fadoli. Itu tokoh-tokoh senior enggak
  • 00:20:29
    boleh masuk sama Fakultas Kehutanan
  • 00:20:30
    karena dikira namanya enggak. Dia bilang
  • 00:20:32
    namanya enggak ada gitu ya. Memang
  • 00:20:34
    enggak ada. Beliau-beliau orang Jogja.
  • 00:20:35
    Tapi sebenarnya Pak Sukrifa dulu itu
  • 00:20:37
    TPUA Jogja gitu loh. Cuman karena
  • 00:20:39
    kebetulan mungkin tidak dicantum enggak
  • 00:20:41
    ada di itulah saya kemudian sempat ramai
  • 00:20:44
    kita diskusi itu karena apa? Karena
  • 00:20:46
    bayangan saya UGM tuh siap ya. UGM itu
  • 00:20:50
    benar-benar ee profesional. Ketika kami
  • 00:20:54
    datang ke situ untuk apa ya dengan
  • 00:20:55
    tujuan untuk memverifikasi ya dia
  • 00:20:57
    siapkanlah barang-barang untuk
  • 00:20:59
    diverifikasi supaya percaya semua.
  • 00:21:01
    Enggak ada satuun barang yang diletakkan
  • 00:21:03
    di atas meja. Kosong. Saya juga loh
  • 00:21:05
    heran. Terus yang lebih aneh lagi di
  • 00:21:07
    situ kayaknya banyak kamera gitu. Banyak
  • 00:21:09
    kamera dipasang. Tapi kemudian ketika
  • 00:21:11
    saya juga baru tahu di ujung ketika saya
  • 00:21:13
    tanya ini wartawan mana aja? Oh, ini
  • 00:21:14
    enggak ada wartaan, Mas. Tadi kita
  • 00:21:16
    tertutup loh, kok tertutup sih? Ini kan
  • 00:21:18
    harusnya terbuka. Bahkan Dr. Esman bil,
  • 00:21:20
    "Loh, saya kira tadi ada live streaming
  • 00:21:22
    gitu." Jadi ini kok ah kok malah
  • 00:21:24
    tertutup kayak gini. Dan sampai dengan
  • 00:21:27
    detik ini kita ngobrol di podcast ini
  • 00:21:30
    yang kita minta, kita kan minta juga
  • 00:21:31
    kalau gitu kamu minta rekamannya ya, ya,
  • 00:21:33
    ya. Enggak dikasih rekamannya. Sehingga
  • 00:21:35
    kami hanya bisa mendapatkan dari
  • 00:21:37
    rekaman-rekaman secara personal yang itu
  • 00:21:39
    akhirnya kita potong-potongan, kita
  • 00:21:40
    munculkan juga di podcast. Tapi akhirnya
  • 00:21:42
    itu bukan bukan utuh. Nah, kalau lihat
  • 00:21:45
    di situ sebenarnya 1 jam itu menarik
  • 00:21:46
    sekali karena debat yang sangat seru
  • 00:21:48
    ketika kita mau melihat skripsinya
  • 00:21:50
    hampir enggak boleh. Jadi waktu itu
  • 00:21:53
    tujuan ke UGM lihat skripsinya. Iya,
  • 00:21:55
    lihat skripsi sama ijazah tadinya. Cuman
  • 00:21:57
    kan kita mengerti bahwa ijazah tuh
  • 00:21:58
    enggak mungkin ada di kampus yang asli,
  • 00:22:00
    tapi kan pasti ada kopinya. Itu mereka
  • 00:22:03
    malah bilang kopinya enggak ada. Loh,
  • 00:22:05
    kok enggak ada sih? Kan dulu Pak Sigit
  • 00:22:07
    Sunarta pernah menunjukkan gitu loh. Ya,
  • 00:22:09
    tapi lebih baik aslinya. Aslinya
  • 00:22:10
    dipegang orangnya langsung. Loh, ini kok
  • 00:22:13
    ada yang ditutup-tutupi lagi nih ya,
  • 00:22:14
    gitu. Terus skripsi itu setiap setelah
  • 00:22:16
    hampir eh sudah bukan hampir, setelah 1
  • 00:22:18
    jam lebih kita berdebat mereka bertahan
  • 00:22:20
    dengan Undang-Undang Keterbukaan
  • 00:22:21
    Informasi nomor ee 14 tahun 2008 gitu.
  • 00:22:25
    Bahkan membanggakan kami UGM itu nomor
  • 00:22:27
    dua peringkat. Saya bilang, "Maaf,
  • 00:22:30
    mungkin Anda-Anda lupa gitu ya.
  • 00:22:33
    Undang-undang keterbukan Farmasi itu
  • 00:22:34
    dulu saya termasuk inisiatornya, saya
  • 00:22:36
    bikin naskah akademiknya juga gitu.
  • 00:22:37
    Memang meskipun bukan saya pribadi, tapi
  • 00:22:39
    kita bareng-bareng." Bahkan ketika 2009
  • 00:22:42
    saya masuk di DPR itu undang-undang itu
  • 00:22:45
    baru berlaku 2010 ya, 30 April 2010 itu
  • 00:22:48
    baru berlaku. Kami di DPR Komisi 1 itu
  • 00:22:51
    yang mengawal gitu loh. Jadi aduh ini
  • 00:22:54
    kok kok ya nekad gitu loh
  • 00:22:55
    berani-beraninya bilang itu gitu.
  • 00:22:57
    Padahal kan kita mengawal betul. Jadi
  • 00:22:59
    saya hafal betul isi undang-undang itu
  • 00:23:02
    termasuk pasal-pasal yang digunakan mau
  • 00:23:04
    untuk mengecualikan pasal
  • 00:23:06
    17 memang di situ tertulis yang namanya
  • 00:23:09
    nilai akademik ya prestasi seseorang
  • 00:23:12
    memang itu dikecualikan karena itu kan
  • 00:23:14
    bisa digunakan untuk me apa ya mungkin
  • 00:23:17
    mempermalukan orang kan tapi kan yang
  • 00:23:19
    namanya skripsi tidak ada nilainya yang
  • 00:23:22
    namanya beda. Nah, kecuali transkrip
  • 00:23:24
    kita enggak minta transkripnya. Kecuali
  • 00:23:26
    KHS, kartu hasil studi kita enggak
  • 00:23:28
    minta. Tapi kalau KRS, kartu rencana
  • 00:23:30
    studi, bukti peminjaman buku
  • 00:23:32
    perpustakaan, dokumentasi KKN, kuliah
  • 00:23:34
    kerja nyatanya di mana, itu kan termasuk
  • 00:23:37
    yang konon itu 34 bukti yang dimiliki
  • 00:23:39
    oleh UGN. Satu pun enggak ada. Selain
  • 00:23:41
    hanya skripsi itu pun ramai dan
  • 00:23:43
    menariknya lagi, lucunya lagi aneh
  • 00:23:45
    begitu. Okelah gitu kita anu tapi enggak
  • 00:23:47
    jangan lama-lama karena kami mau ujian
  • 00:23:49
    gini-gini ngawas. Aduh, aneh banget sih.
  • 00:23:51
    Masih diambilkan lagi dari perpustakaan
  • 00:23:53
    gitu. Jadi enggak enggak ready di situ.
  • 00:23:56
    Ini gimana sih? Kok kok kayaknya kok
  • 00:23:57
    aneh. Nah, baru itu ada datang. Itulah
  • 00:24:00
    pertama kalinya saya memang
  • 00:24:02
    pegang primary evidence namanya. Ini
  • 00:24:05
    bukti primer. Bukti primer itu artinya
  • 00:24:07
    bukti yang memang benar-benar primer ya.
  • 00:24:09
    Bukti itu asli gitu. Asli ini pertama
  • 00:24:12
    kali megang skrip. Saya pertama kali
  • 00:24:14
    meskipun Pak Dr. Respon sudah kedua
  • 00:24:16
    kalinya saya sempat bis dr. Tifa juga
  • 00:24:18
    pertama kali tuh. Protifa pertama kali
  • 00:24:20
    dokter. Saya bilang ke dokter yang ini
  • 00:24:22
    padahal enggak sama enggak? Iya. Ya
  • 00:24:23
    udah. Karena kan depannya kan ada
  • 00:24:25
    tempela apa ada ee itu pembatas bukunya
  • 00:24:29
    itu dari perdana. Boleh ditampilin
  • 00:24:30
    enggak skripsinya, Pak? Ada. Ada itu.
  • 00:24:32
    Nah, kayak gini. Oh, ini ya. Geser
  • 00:24:34
    kanan, geser kiri aja. Oh, ini saya foto
  • 00:24:37
    dari di depan. Terus ini jurusannya
  • 00:24:38
    enggak ada ya, Pak? Jurusannya enggak
  • 00:24:40
    ada. Ini kebetulan karena saya memang ee
  • 00:24:44
    sebenarnya saya bawa scanner ya, scanner
  • 00:24:46
    dan laptop. Nah, jadi inilah yang
  • 00:24:48
    kemudian membuat apa ee oh enggak
  • 00:24:51
    apa-apa, enggak apa-apa. Itu
  • 00:24:53
    Undang-Undang Keterbukaan Informasi
  • 00:24:54
    Publik itu bebas, apalagi yang namanya
  • 00:24:56
    skripsi dan pejabat publik waktu itu
  • 00:24:59
    bebas gitu loh. Gitu kan ketika kita
  • 00:25:01
    Jadi artinya justru ini yang menimbulkan
  • 00:25:03
    pertanyaan lah. Ini ada nama apa yang
  • 00:25:06
    kita pertanyakan namanya harusnya U kok
  • 00:25:08
    di sini O E ya. Yang mana P ini. Nah,
  • 00:25:12
    Ahmad Sumitro. Maaf tadi saya bilang
  • 00:25:14
    Ahmad Kuncoro ya. Salah. Ahmad Sumitro
  • 00:25:16
    ya. Profesor Dr. Insur Ahmad Sumitro.
  • 00:25:18
    Ini harusnya U. Anaknya sendiri bilang
  • 00:25:21
    putrinya Prof. Ahmad Sumitro itu ada di
  • 00:25:23
    Australia sekarang. Dia bilang kalau OE
  • 00:25:25
    itu bukan nama ayah saya. Oh menanggapi
  • 00:25:28
    menanggapi ini. Iya. Tanda tangannya
  • 00:25:30
    juga dia tanggapi. Tanda tangannya aneh
  • 00:25:32
    bukan tanda tangan ayahnya. Tanda tangan
  • 00:25:33
    bukan ayahnya katanya. Iya karena tanda
  • 00:25:35
    tangan ayahnya itu tegas banget. Agak
  • 00:25:36
    agak kotak-kotak. dia menunjukkan contoh
  • 00:25:38
    tanda tangan ayahnya. Dan ini menurut
  • 00:25:41
    Mas Roy kejanggalan pertama nih.
  • 00:25:42
    Janggal. Janggal memang saya begitu
  • 00:25:44
    lihat ini langsung lihat janggal.
  • 00:25:46
    Kejanggalannya yang mana lagi, Mas?
  • 00:25:47
    Kejanggalannya nih pada tanggalnya
  • 00:25:49
    enggak ada. Disahkan tanggal berapa?
  • 00:25:50
    Enggak ada ya. Kemudian ini Prof. Dr.
  • 00:25:53
    Ahmad Sumitro. Di sini namanya yang
  • 00:25:56
    ketikan. Nah, ini sudah ketikan biasa
  • 00:25:58
    kan ini dokter insinyur enggak ada
  • 00:26:00
    profesornya itu kan. Padahal kan lah ya
  • 00:26:03
    beda fontnya yang itu ketikan manual.
  • 00:26:05
    Kalau yang ketikan itu lembar
  • 00:26:07
    halamannya, Mas itu benar-benar kualitas
  • 00:26:10
    kertasnya lama kayak sudah berumur 40
  • 00:26:12
    tahun lebih gitu. Nah, kalau yang depan
  • 00:26:14
    ini kelihatan dengan dengan apa dengan
  • 00:26:16
    kamera saya kan resolusi tinggi. Iya.
  • 00:26:18
    Ini kan kelihatan ada ada apa
  • 00:26:20
    notah-nokahnya gitu. Kalau yang depan
  • 00:26:22
    ini kan, sori yang depan ini kan bersih
  • 00:26:25
    kertasnya. Clean kertasnya tuh kayak
  • 00:26:28
    kayak kertas baru gitu loh. Heeh. Jadi,
  • 00:26:31
    wah ini kok ada sesuatu ini pada pada
  • 00:26:35
    ini. Dan harusnya setelah lembar
  • 00:26:37
    pengesahan ini harusnya ada lembar
  • 00:26:38
    pengujian sebelum prakata ini enggak ada
  • 00:26:41
    tanda tangan yang nguji. Tanda tangan
  • 00:26:43
    yang nguji itu harus ada enggak boleh
  • 00:26:46
    tidak ada. Mas Renemuin enggak di sini
  • 00:26:48
    enggak ada. Ah, yang tapi ada juga
  • 00:26:50
    pembelaan dari temannya. Saya ada, Mas.
  • 00:26:52
    Oke, lihat namanya ee Saminuddin
  • 00:26:56
    Baroritou itu nama temannya. Dia ada
  • 00:26:59
    lembar pengujiannya. Cuman aneh juga di
  • 00:27:01
    lembar pengujiannya itu enggak ada tanda
  • 00:27:03
    tangan-tanda tangannya juga. Ada ini
  • 00:27:04
    fotonya e saya karena bukan saya motret
  • 00:27:06
    dokter respon di sini. Ee enggak ada
  • 00:27:09
    enggak ada enggak ada. Ee nah itu boleh
  • 00:27:12
    ditampilin juga. Sor sor ada ada. Nah
  • 00:27:15
    ini ini bukan miliknya Pak Jokowi tapi
  • 00:27:18
    milik Saminuddin Barorit. Oh ini
  • 00:27:20
    skripsinya yang tantangan itu. Iya. Tapi
  • 00:27:22
    menariknya lagi Mas mungkin karena
  • 00:27:24
    ketergesa-gesaan atau apa ya karena ini
  • 00:27:26
    dibuat dengan huruf yang baru juga. Iya.
  • 00:27:29
    Ada ee apa namanya? Kalau orang sekarang
  • 00:27:31
    tuh pakai template kemudian salah kopas.
  • 00:27:34
    Oh, apa salah kopas tuh? Kalau kita S1
  • 00:27:39
    strata 1 itu kan karya tulis terakhirnya
  • 00:27:41
    namanya skripsi. Kalau S2 ya Mas karya
  • 00:27:44
    tulis terakhirnya kan tesis. Iya. Kalau
  • 00:27:46
    S3 hiper apa? Disertasi. Ini apa
  • 00:27:50
    bahasanya?
  • 00:27:52
    Iya. Tesis ya.
  • 00:27:56
    Ini enggak mungkin kalau kita ngetik
  • 00:27:58
    manual, Mas.
  • 00:28:01
    Tuk. Jelas tuh, Mas. Skripsi kok
  • 00:28:03
    nulisnya tesis tuh. Kan enggak mungkin.
  • 00:28:05
    Iya. Ini tulisannya jelas nih. Dewan
  • 00:28:06
    penguji tesis memperoleh gelar sarjana.
  • 00:28:09
    Iya. Jadi template-nya salah. Itu kayak
  • 00:28:12
    kalau kita kadang-kadang bikin berita
  • 00:28:14
    kehilangan di kepolisian tuh kalau
  • 00:28:16
    enggak benar-benar dikoreksi.
  • 00:28:17
    Kadang-kadang kan mereka main kopas saja
  • 00:28:19
    main template. Jadi kadang-kadang nama
  • 00:28:21
    kita benar lalu agamanya salah gitu atau
  • 00:28:24
    alamatnya loh soal saya alamatnya kok
  • 00:28:26
    Bandung sih gitu. Oh iya Pak salah tadi
  • 00:28:27
    belum diganti. Nah jadi ini yang membuat
  • 00:28:31
    gini Mas ini membuat kesimpulannya
  • 00:28:32
    adalah bahwa dengan skripsi yang maaf
  • 00:28:35
    saya bilang abal-abal seperti ini,
  • 00:28:37
    terlalu banyak kesalahan, terlu banyak
  • 00:28:39
    cacatnya. ini enggak mungkin
  • 00:28:41
    lulus, enggak mungkin bisa dapat gelar
  • 00:28:44
    sarjana, enggak mungkin bisa dapat
  • 00:28:46
    ijazah gitu loh. Jadi aneh gitu loh.
  • 00:28:49
    Keanehan itulah kemudian mendorong kami
  • 00:28:52
    pengin lihat pengin lihat ijazahnya.
  • 00:28:54
    Cuman karena hari berikutnya saya harus
  • 00:28:55
    pulang ke Jakarta, maka hanya
  • 00:28:57
    teman-teman TPUA yang kemudian ke Solo.
  • 00:29:00
    Dan jawabannya jelas banget. Jokowi
  • 00:29:02
    enggak mau memberikan itu. Dia bilang,
  • 00:29:04
    "Nanti akan saya tunjukkan di
  • 00:29:06
    persidangan."
  • 00:29:07
    Tapi kan enggak konsisten. Pada saat
  • 00:29:09
    yang sama ee ternyata dia apa namanya?
  • 00:29:13
    Malah menunjukkan kewartawan tapi enggak
  • 00:29:15
    boleh dipotret. Mas, jadi ini tuh lembar
  • 00:29:18
    pengesahan ada di dalam skripsinya. Iya.
  • 00:29:21
    Skripsinya temannya yang artinya gini,
  • 00:29:24
    skripsi temannya maksudnya gimana?
  • 00:29:26
    Skripsinya Joko Widodo itu enggak ada
  • 00:29:28
    lembar pengujian ini. Ini kita
  • 00:29:32
    pertanyakan. Oh, jadi di dalam
  • 00:29:33
    skripsinya enggak ada. Enggak ada. Jadi,
  • 00:29:35
    jadi skripsi itu cacat. Kenapa skripsi
  • 00:29:39
    ada judul, ada halaman dalam, ada ee
  • 00:29:42
    lembar pengesahan yang kita pertanyakan
  • 00:29:44
    karena hurufnya cantik banget gitu.
  • 00:29:46
    Terus langsung loncat ke kata pengantar.
  • 00:29:50
    kata pengantarnya sudah pakai ketikan
  • 00:29:51
    manual dan di kata pengantar itu nama
  • 00:29:54
    Profesor Ahmad apa ee tadi itu ee apa
  • 00:29:58
    baru dokter apa baru baru doktor
  • 00:30:00
    insinyur belum profesor kan aneh gitu
  • 00:30:03
    artinya saya di depan Pak Ahmad Sumitro
  • 00:30:05
    itu sudah profesor di tengah-tengahnya
  • 00:30:08
    kok jadi doktor lagi gitu loh ini kan
  • 00:30:10
    aduh kok kayak gini sih kan enggak
  • 00:30:12
    mungkin gitu kalau ya sudah kalau orang
  • 00:30:14
    sudah profesor pasti profesor semua i
  • 00:30:17
    kalau doktor ya doktor semua gitu loh
  • 00:30:18
    jadi itu pasti ada kesalahan gitu loh.
  • 00:30:21
    Dan kan kalau kayak gitu enggak mungkin
  • 00:30:22
    harusnya itu bisa dan itu kan yang
  • 00:30:24
    dikumpulkan. Jadi ada argumentasi oh ini
  • 00:30:27
    kan skripsi hanya kopi. Enggak. Justru
  • 00:30:30
    yang dikumpulkan di fakultas itu adalah
  • 00:30:32
    yang resmi dipakai. Oh gitu ya, Pak?
  • 00:30:34
    Iya. Saya lupa sih. Kalau yang dibawa
  • 00:30:36
    kita pulang h itu memang kadang-kadang
  • 00:30:40
    malah enggak ada tanda tangannya karena
  • 00:30:41
    itu hanya untuk dokumentasi kita. Oh,
  • 00:30:42
    iya. Ne. Kita selesai ujian skripsi itu
  • 00:30:45
    kan biasanya kita diminta untuk membikin
  • 00:30:47
    kalau kalau tidak lima kopi, en kopi ya.
  • 00:30:49
    Saya lima dulu. Lima kan? Iya. Jadi
  • 00:30:51
    dosen pembimbing, dosen penguji juga
  • 00:30:53
    masing-masing dapat. Ada tinggalan untuk
  • 00:30:55
    fakultas satu, ada tinggalan juga
  • 00:30:57
    biasanya untuk universitas satu. Terus
  • 00:30:58
    satu kopi pribadi kita. Nah, itu yang
  • 00:31:00
    kita korbankan biasanya enggak ada tanda
  • 00:31:02
    tangannya. Ini adalah yang disimpan di
  • 00:31:04
    fakultas dan kami menerima, saya dr.
  • 00:31:06
    Ismon itu menerima dari wakil rektor
  • 00:31:09
    UGM. Jadi resmi itu dari Bu Mening
  • 00:31:12
    Udasmoro dan disaksikan kita dan kita
  • 00:31:15
    kita saya motret tuh disaksikan jadi itu
  • 00:31:17
    resmi saya motret bukan bukan diam-diam
  • 00:31:19
    loh ya gitu. Iya. Tapi Pak Roy Heeh. Ini
  • 00:31:21
    kan pasti banyak yang nanya juga ya
  • 00:31:23
    netizen gitu. Heeh. Pas ngelihat di
  • 00:31:25
    halaman pertamanya itu pakai kayak
  • 00:31:29
    Microsoft Word.
  • 00:31:31
    Iya. Iya. Itu nanti kan ada di di pesan
  • 00:31:34
    yang tadi itu pas megang itu. Iya. Iya.
  • 00:31:37
    Beda sama halaman berikutnya. Beda
  • 00:31:39
    halaman ini tuh rapi banget ya ini. Maaf
  • 00:31:41
    ya. Kebetulan mata saya kan mata yang
  • 00:31:43
    sudah terbiasa lihat kayak gitu. Doktor
  • 00:31:46
    respon juga dia langsung lihat wah ini
  • 00:31:47
    hurufnya ini scaling ini. Terus ada bolt
  • 00:31:50
    feature bolt itu enggak ada di tahun 5K
  • 00:31:53
    ada ya? Enggak ada. Kalau untuk mesin
  • 00:31:55
    ketik biasa enggak mungkin. Mau
  • 00:31:57
    secanggih-canggihnya IBM typewriter pun
  • 00:31:59
    waktu itu enggak ada. Kalau kita ingat
  • 00:32:01
    ya saya pun menulis skripsi di tahun 91
  • 00:32:04
    90 ya karena saya lulusnya 91. itu pun
  • 00:32:07
    sudah pakai pengolah kata yang main
  • 00:32:09
    canggih waktu itu. Watch Star tapi
  • 00:32:11
    Watchstar terakhir versi 6. Vesi 6 tuh
  • 00:32:13
    yang bisa mengend yang bisa ng-drive eh
  • 00:32:16
    printer laser yang yang sudah ada di
  • 00:32:18
    tahun 91 itu. Tapi artinya sebelumnya
  • 00:32:21
    enggak ada perinter laser. Itu semua seb
  • 00:32:23
    matrik waktu itu dan BS-nya juga masih
  • 00:32:26
    BS4 atau masih WS awalnya BS33, BS4 ya.
  • 00:32:29
    Mungkin kan kayak saya sama apalagi Genz
  • 00:32:32
    nih kan belum lahir ya. Berarti kalau 85
  • 00:32:34
    pasti pakai mesin ketik. Pakai mesin
  • 00:32:36
    ketik atau komputernya tuh masih
  • 00:32:37
    komputer bulal itu komputer kotak itu
  • 00:32:40
    loh. Tapi sudah ada. Ada tapi terus
  • 00:32:43
    terang saja masih sangat terbatas
  • 00:32:45
    unitnya. Karena
  • 00:32:46
    IBMPC itu pun baru lahir di negoranya
  • 00:32:50
    sana di Amerika itu Agustus 81.
  • 00:32:53
    Jadi sampai Indonesia kalau 85 kan
  • 00:32:56
    berarti ya hanya Sultan yang punya gitu
  • 00:32:58
    loh. Iya kan? Dan printernya juga masih
  • 00:33:00
    printer Microtch waktu itu. Aps juga
  • 00:33:02
    masih sangat terbatas gitu ya. Enggak
  • 00:33:05
    ada gitu. Makanya memang ada ee
  • 00:33:08
    percetakan ya, percetakan-percetakan
  • 00:33:10
    yang ada di seputar UGM kayak percetakan
  • 00:33:13
    perdana itu yang kemudian dia menerima
  • 00:33:15
    jasa untuk melakukan layout atau setting
  • 00:33:18
    tapi hurufnya kayak yang ada di judul
  • 00:33:20
    nih. Huruf yang ada di judul itu apa?
  • 00:33:22
    Kaku sekali. Ini adalah huruf dari
  • 00:33:24
    pencetakan. Nah, kayak gini. Oh, dan itu
  • 00:33:29
    enggak mungkin musin ketik ya. Enggak
  • 00:33:30
    mungkin. Kalau ini kalau ini percetakan
  • 00:33:32
    percetakan yang hurufnya pakai cetak
  • 00:33:34
    tinggi istilahnya. pakai cetak tinggi.
  • 00:33:36
    Jadi hurufnya itu disusun satu persatu
  • 00:33:38
    kemudian diputar gitu. Lihat oh iya
  • 00:33:42
    benar ini. Eh kadang-kadang kebalik kan
  • 00:33:44
    nyusunnya kan kadang-kadang mata kita
  • 00:33:45
    sering terbalik-balik gitu dipercetakan.
  • 00:33:47
    Nah itu kalau halaman sampul dan
  • 00:33:49
    halamannya benar ini memang anu lama
  • 00:33:52
    atau dia nyetak di percetakan yang masih
  • 00:33:55
    punya kayak gitu. Tapi tengah-tengahnya
  • 00:33:57
    enggak. itu tengah-tengahnya tuh karya
  • 00:34:00
    modern banget itu MS Word yang itu
  • 00:34:02
    Windows. Tapi kalau dari isinya sampai
  • 00:34:06
    akhirnya itu ketikan manual.
  • 00:34:08
    Ketikan manual itu gimana? Ketikan mesin
  • 00:34:10
    ketik biasa. Mesin ketik tenaga uap uap
  • 00:34:13
    manusia maksudnya mesin ketik biasa.
  • 00:34:15
    Mesin ketik manual kayak kayak berma.
  • 00:34:18
    Iya. Kalau itunya memang kuno lama.
  • 00:34:20
    Kertasnya juga kertas lama ada menguning
  • 00:34:22
    gitu. Nah, tapi yang depan-depan itu
  • 00:34:24
    lembar pengesahan dan loh kok aneh ini
  • 00:34:26
    gitu. Jadi kita tuh merasa aneh gitu
  • 00:34:29
    lembar itu dan ada tanda tangannya terus
  • 00:34:31
    beberapa salah kok kosong. Nah dari situ
  • 00:34:33
    sekali lagi kita memang bikin satu
  • 00:34:35
    kesimpulan ya gitu ini ijazahnya
  • 00:34:38
    meragukan gitu. Makanya ketika kemudian
  • 00:34:40
    ada postingan dari si kader PSI itu kita
  • 00:34:43
    teliti karena dia satu menjamin asli
  • 00:34:45
    kedua color ketiga adalah mirip dengan
  • 00:34:48
    yang sudah pernah ditunjukkan oleh Pak
  • 00:34:50
    Sigit Sunarta dekan I ee 3 tahun sebelum
  • 00:34:53
    ini gitu. Nah, jadi dari situ kita
  • 00:34:55
    sampai pada satu anu bahwa ya ini
  • 00:34:57
    ijazahnya harus dicari gitu. Meskipun
  • 00:35:00
    saya juga mengatakan ijazahnya meragukan
  • 00:35:02
    atau ya bisa dikatakan kalau skripsinya
  • 00:35:05
    kayak gini 99% palsu ya ijazahnya pun
  • 00:35:10
    bisa juga 99 palsu. Karena enggak
  • 00:35:12
    mungkin yang namanya skripsi palsu kok
  • 00:35:14
    ijazahnya asli. Kecuali kalau skripsinya
  • 00:35:16
    asli bisa juga ijazahnya palsu. Bisa
  • 00:35:19
    gitu karena dia mungkin enggak selesai
  • 00:35:21
    atau enggak dapat gitu. Tapi kalau
  • 00:35:22
    skripsinya sudah palsu, skripsinya sudah
  • 00:35:25
    99,9% palsu, ini aneh kalau dia terbit
  • 00:35:28
    ijazah gitu. Nah, ini mungkin sekarang
  • 00:35:31
    kita ke ijazah gitu ya, Pak. Kalau dari
  • 00:35:35
    Pak Roy Suryo sendiri gitu ya, menduga
  • 00:35:38
    itu palsu. Itu kalau dari foto ijazahnya
  • 00:35:40
    dari mananya? Iya, dari ee postingan
  • 00:35:43
    kader PSI yang itu cukup jelas ya, yang
  • 00:35:46
    dia nyebut itu adalah ee asli gitu. Oh.
  • 00:35:49
    Nah, dengan asli kita kan teliti itu
  • 00:35:51
    kita periksa pakai program namanya Ella
  • 00:35:54
    itu error level analysis. Iya. Itu bisa
  • 00:35:57
    melihat mana-mana yang pernah disentuh
  • 00:35:58
    dengan retouching rekayasa atau enggak.
  • 00:36:01
    Dan di situlah kelihatan bagian logo,
  • 00:36:03
    bagian foto itu waduh e kotor gitu loh.
  • 00:36:06
    Kelihatan banget ini. Sambil kita
  • 00:36:07
    tampilin kali berarti tweetnya ya, Pak.
  • 00:36:08
    Iya. Iya. Yang tweetnya bentar. Oh, ini
  • 00:36:11
    ya Sandi ya, Pak. Jadi, Dian Sandi. Jadi
  • 00:36:13
    Dian Sandi ini ngetweet pada tanggal 1
  • 00:36:15
    April ya, itu ee 205. Iya, ini meledak
  • 00:36:19
    banget. Karena satu-satunya, Guys, yang
  • 00:36:22
    pernah nampilin ijazah yang disebut
  • 00:36:25
    ijazahnya Jokowi itu berwarna. Oh, gitu.
  • 00:36:27
    Yang sebelumnya yang pernah kita lihat
  • 00:36:28
    kan enggak berwarna. Dan dia berani loh,
  • 00:36:30
    dia nulis di apa tweet-nya. Sor iya. Itu
  • 00:36:34
    apa nih? Biat kamu yang ngeributin
  • 00:36:37
    fotokopi ijazah Pak Jokowi yang saya
  • 00:36:39
    upload pada UTA. Ee biar kalian senang,
  • 00:36:43
    tenang liburannya. ee ini saya upload
  • 00:36:46
    yang asli dia nyebut itu asli. Ya sudah
  • 00:36:50
    karena dia memastikan asli ya jangan
  • 00:36:52
    salahkan kami kalau kemudian ee itu
  • 00:36:54
    nanti dianggap enggak asli pada saat
  • 00:36:56
    persidangan karena itu skenario yang
  • 00:36:58
    nanti ada. Jadi kami dianggap nanti
  • 00:37:00
    memeriksa atau merarch ee alat bukti
  • 00:37:04
    yang tidak jelas. Enggak apa-apa. itu
  • 00:37:06
    memang memang kita dapatnya dari situ
  • 00:37:08
    nanti kalau memang ternyata pada saat
  • 00:37:10
    persidangan kita loncat lagi pada saat
  • 00:37:12
    persidangan itu ternyata ada ijazah yang
  • 00:37:14
    asli beda dengan ini ya berarti
  • 00:37:17
    pembohongan publik dilakukan oleh sian
  • 00:37:20
    dilakukan oleh dekan fakultas kehutanan
  • 00:37:22
    yang menunjukkan itu.
  • 00:37:25
    Soalnya kan katanya lawyernya ijazah ini
  • 00:37:27
    enggak pernah dikeluarkan oleh Pak
  • 00:37:28
    Jokowi. Loh kok enggak pernah
  • 00:37:29
    dikeluarkan kok beredar. Oh karena kalau
  • 00:37:32
    ijazah ini, Mas. Nah, satu persatu sekil
  • 00:37:34
    ini pernah saya masukkan proses analisis
  • 00:37:36
    Ella Ela level analysis di bagian ee apa
  • 00:37:40
    logo ini. Ini banyak sekali kotornya.
  • 00:37:42
    Nanti saya saya kirimkan hasilnya lah.
  • 00:37:44
    Kemudian foto ini. Ini jelas banget
  • 00:37:47
    kalau cap ini tidak berada di atas jaz.
  • 00:37:51
    Oh,
  • 00:37:53
    kalau dari foto ini ya. Jadi Iya. Iya.
  • 00:37:56
    Karena kalau waktu hitam putih kita
  • 00:37:57
    enggak bisa neliti itu. Kalau dari sini
  • 00:37:58
    bisa kelihatan. Kalau dari yang berwarna
  • 00:38:00
    ya. Iya. dari berwarna bisa kita analisa
  • 00:38:02
    juga warnanya kita. Tapi emang Pak kalau
  • 00:38:04
    85 ijazahnya berwarna kayak gini. Oh iya
  • 00:38:06
    kalau itu sudah berwarna sudah sudah ada
  • 00:38:09
    yang meributkan pakai meterai atau
  • 00:38:10
    enggak. Memang pakai meterai ya gitu.
  • 00:38:12
    Jadi kalau itu sih enggak salah. Terus
  • 00:38:14
    yang mana lagi Pak? Iya. Jadi ee ya ini
  • 00:38:17
    hurufnya juga hurufnya terlalu modern
  • 00:38:18
    nih. Ada fature bolt ini kan bold ini
  • 00:38:22
    enggak ada waktu ya enggak ada L waktu
  • 00:38:24
    itu B.
  • 00:38:26
    Tapi okelah. Kalau saya sih lebih ke
  • 00:38:28
    soal penempelan apa logo ini dan
  • 00:38:31
    kemudian juga ee foto. Bahkan fotonya
  • 00:38:34
    kita analisis juga itu bukan fotonya Pak
  • 00:38:36
    Jokowi. Jadi foto ijazah bukan foto Pak
  • 00:38:39
    Jokowi menurut. Iya. Iya karena beda.
  • 00:38:41
    Iya. Heeh. Itu jadi fotonya siapa, Pak?
  • 00:38:44
    Foto seseorang yang inisialnya DBU itu
  • 00:38:47
    sudah ramai itu di anu DBU inisialnya
  • 00:38:49
    Dumatno Budi Utomo. Itu siapa? itu
  • 00:38:52
    sepupunya Pak Jokowi di foto itu, di
  • 00:38:55
    foto itu karena untuk mencocokkan supaya
  • 00:38:59
    ee usianya dan dan Dumatno itu memang
  • 00:39:02
    kelahiran tahun 7, tapi jangan dikira
  • 00:39:05
    ijazah itu rekayasa itu dibuat tahun 7.
  • 00:39:08
    Enggak. Kalau 77 kan berarti Dumatno
  • 00:39:10
    baru 8 tahun. Enggak. Ini baru-baru aja
  • 00:39:13
    mikinnya. Nanti akan muncul alat bukti
  • 00:39:15
    yang lain. Tapi itu enggak akan kita.
  • 00:39:16
    Pak Roy bisa menyimpulkan itu foto bukan
  • 00:39:19
    Pak Jokowi dan engak ada ada programnya
  • 00:39:21
    itu dari program program dari programnya
  • 00:39:24
    kan program itu kan biasa saya gunakan
  • 00:39:25
    untuk meneliti asli atau tidak palsu
  • 00:39:27
    atau tidak tapi bisa salah enggak
  • 00:39:29
    program itu program memang bisa salah
  • 00:39:31
    tapi program enggak mungkin bohong oh
  • 00:39:34
    jadi ketika kita parameter kan jelas
  • 00:39:36
    banget itu pernah kita keluarkan jadi
  • 00:39:38
    artinya kalau ada foto yang orang yang
  • 00:39:40
    bahkan itu foto saya lama foto saya masa
  • 00:39:43
    kecil dan foto saya sekarang match
  • 00:39:45
    Padahal fotonya udah kelihatan beda.
  • 00:39:47
    Foto saya dibandingkan dengan foto kakak
  • 00:39:50
    saya mitch gak sama. Foto Pak Jokowi
  • 00:39:53
    dengan Jokowi sekarang dengan diijazah
  • 00:39:55
    itu matchmch atau gak match. Ketika
  • 00:39:58
    kemudian orang nyor ini coba, Pak gitu.
  • 00:40:00
    Karena kan dungat itu kan bibirnya tebal
  • 00:40:02
    kemudian telinganya caplang hidungnya
  • 00:40:04
    mancung gitu terus giginya rapi giginya
  • 00:40:07
    enggak berantakan ya kayak Pak Jokowi
  • 00:40:09
    kita masukkan kaget gitu match di hasil
  • 00:40:13
    itu. Oh gitu. Iya. Dan itu analisisnya
  • 00:40:15
    sudah kita keluarkan. Dan uniknya kami
  • 00:40:18
    tidak janjian juga karena itu sebelum
  • 00:40:19
    analisis itu kita lakukan sebelum kita
  • 00:40:21
    ke Jogja. Doktor respon melakukan
  • 00:40:23
    penelitian dengan program yang sejenis
  • 00:40:26
    ya, tapi enggak sama persis. Hasilnya
  • 00:40:27
    sama juga bahwa itu adalah orang namanya
  • 00:40:30
    Dumad bukan Joko Widodo. Jadi memang ada
  • 00:40:33
    alatnya ya buat ngecek fokus itu ada
  • 00:40:35
    alatnya. Ada dan itu bahwa nanti mungkin
  • 00:40:37
    kita akan dikejar wah ini enggak enggak
  • 00:40:39
    sahlah meneliti gini foto. Ya terserah
  • 00:40:42
    ya. Yang jelas ini ilmu pengetahuan dan
  • 00:40:44
    terminologi palsu atau tidak itu dalam
  • 00:40:47
    ilmu pengetahuan memang ada fake dokumen
  • 00:40:50
    ya atau real dokumen ya. Kalau fake ya
  • 00:40:53
    palsu terjemahannya. Enggak bisa dong
  • 00:40:56
    kita dilarang-larang enggak boleh
  • 00:40:57
    mengumumkan itu palsu. Emang lu siapa
  • 00:41:00
    gitu loh gitu. Iya karena apa? Karena
  • 00:41:02
    kami-kami ini adalah peneliti independen
  • 00:41:05
    ya gitu. Dan Jokowi itu adalah pejabat
  • 00:41:07
    publik dulu ya gitu ketika dia dan wajib
  • 00:41:10
    dan apa kalau sekarang kan enggak enggak
  • 00:41:12
    juga sekarang masih pejabat publik juga
  • 00:41:13
    kan masih dewan pengarah dan antara
  • 00:41:16
    masih ada gaj. Kalau pejabat itu memang
  • 00:41:19
    harus menyampaikan datanya gitu, Mas.
  • 00:41:20
    Gini, menyampaikan itu hak dari dia
  • 00:41:23
    terserah menyampaikan tapi tidak salah
  • 00:41:25
    kalau dia dibuka datanya. Karena di
  • 00:41:28
    Undang-Undang Keterbukaan Informasi
  • 00:41:29
    Publik ya itu harus dibuka. Tidak
  • 00:41:32
    termasuk pasal yang dikecualikan di
  • 00:41:34
    pasal 17 kecuali kita mengungkap
  • 00:41:36
    nilainya, kecuali kita ngungkap ini loh
  • 00:41:38
    KRS sori KHS-nya Jokowi yang IP-nya di
  • 00:41:41
    bawah dua gitu. Itu kan mempermalukan
  • 00:41:43
    namanya. Atau ini loh perekam medik dari
  • 00:41:46
    otaknya yang yang ternyata punya
  • 00:41:47
    penyakit apa gitu. Kayak barusan ada
  • 00:41:50
    artis lagi ramai ni gugat-gugatan karena
  • 00:41:53
    karena artis itu ditulis pernah mengidap
  • 00:41:55
    ini gitu. Nah, itu enggak boleh emang
  • 00:41:57
    ya. Tapi ini kalau saya misalnya Pak Roy
  • 00:42:00
    nih misalnya saya jadi pejabat heeh.
  • 00:42:02
    Mana ijazahnya gitu saya langsung kasih
  • 00:42:04
    transkripnya Pak. Oh bagus. Kalau itu
  • 00:42:06
    kalau itu 38 gini lah itu makanya
  • 00:42:09
    sekalian pamenya. Iya. Apalagi kita
  • 00:42:12
    semakin tinggi sekolahnya. S2 saya juga
  • 00:42:14
    segitu 3,8. Oh 38 juga. Iya. Tapi S3-nya
  • 00:42:17
    mah empat. Empat, Pak. Iyalah murni ya
  • 00:42:20
    kan? Kumlot ya kan? Iya. Tapi enggak
  • 00:42:22
    suma ya. Kalau suma kumlot itu dengan
  • 00:42:24
    pujian. Kalau saya hanya kumlot aja.
  • 00:42:26
    Nah, jadi artinya apa? Ee oh kita kan
  • 00:42:30
    bangga Mas. Iya. Mana ada kita kuliah di
  • 00:42:33
    kampus terkenal kayak UGM, UI, UNPAT,
  • 00:42:35
    ITB gitu terus enggak berani mamerin
  • 00:42:37
    sasangan. Bahkan luar negeri pun ya kan
  • 00:42:40
    yang namanya University of eh apa
  • 00:42:44
    namanya di Rotterdam ya e itu malah
  • 00:42:47
    menampilkan ijazahnya Bung Hatta karena
  • 00:42:50
    Bung Hatta pernah sekolah di sana di
  • 00:42:52
    tahun 1932. Iyaitu. Tapi pertanyaan
  • 00:42:55
    selanjutnya nih Pak mungkin kan bahaya
  • 00:42:57
    enggak sih sebagai pejabat nampilin
  • 00:42:59
    data-data kayak gitu? Sangat tidak ada
  • 00:43:01
    unsur yang berbahaya di situ. Kecuali
  • 00:43:02
    kita justru malah nampilin KTP ada
  • 00:43:04
    NIK-nya. Oh KTP baru bahaya. Iya. Kalau
  • 00:43:07
    KTP NIK-nya kan biasanya kalau kita
  • 00:43:08
    diminta untuk apalah itu kita tutup
  • 00:43:11
    supaya enggak didaftarin di pinjol.
  • 00:43:14
    Kalau ijazah enggak bisa ya enggak
  • 00:43:15
    mungkin ijazah ngapain e didaftarin di
  • 00:43:18
    pinjol enggak laku. Oh ijazah. Tapi kan
  • 00:43:20
    kita bangga kita tampil dan ini kan
  • 00:43:22
    sempat malah kemarin muncul e anu
  • 00:43:25
    trending yang namanya diploma challenge.
  • 00:43:28
    Orang pada
  • 00:43:29
    menampilin Iya. Oh gitu. Wah, pada
  • 00:43:31
    meriah itu ada profesor-profesor dari
  • 00:43:33
    UGM yang lama-lama pada dengan
  • 00:43:35
    bangganya. Nah, dari situ kan justru
  • 00:43:37
    kita dapat referensi banyak itu tentang
  • 00:43:40
    foto-foto ijazah gitu. Memang Pak
  • 00:43:43
    Dumatno itu memang UGM juga bukan? Oh,
  • 00:43:46
    dia dia memang sengaja dipilih orang
  • 00:43:48
    yang bukan dari UGM supaya enggak
  • 00:43:49
    gampang dilacak. Dia sekolah di Sekolah
  • 00:43:51
    Tinggi Ilmu Ekonomi Surakarta Solo. Oh,
  • 00:43:54
    kalau menurut Pak Roy seperti itu.
  • 00:43:56
    Sengaja. Iya. Iya. Iya. Sengaja gitu.
  • 00:43:58
    sana ada tokoh yang dulu dicurigai
  • 00:44:00
    namanya Pak almarhum Hari Mulyo. Tapi
  • 00:44:03
    bukan Harulyo wajahnya beda. Tapi kan
  • 00:44:06
    kemarin juga sempat viral. Pak Jokowi
  • 00:44:08
    katanya ngasih ijazahnya ke polisi kalau
  • 00:44:11
    enggak salah ya. Ada videonya. Dua emang
  • 00:44:14
    emang kelihatan videonya dia ngasih
  • 00:44:15
    ijazah video ininya doang sih
  • 00:44:18
    diwawancara wartawan lah. Iya videonya
  • 00:44:20
    cuman dia dia keluar dengan map kuning
  • 00:44:23
    dan map kuningnya tuh ditekuk gitu. Saya
  • 00:44:25
    yakin pasti di dalamnya enggak ada
  • 00:44:26
    ijasanya kalau mapnya ber ditekuk.
  • 00:44:28
    masa berani-berani saya sih ijazah di
  • 00:44:30
    tokuk mungkin ijazahnya dibawa oleh
  • 00:44:32
    stafnya mungkin dia mungkin tapi kalau
  • 00:44:35
    baru tahap pertama pelaporan ee menuan
  • 00:44:39
    untuk LP dan dia di BAP melaku sebagai
  • 00:44:42
    korban di Bap ya belum perlu bawa ijazah
  • 00:44:45
    dan diperiksa justru yang lebih perlu
  • 00:44:47
    pada hari yang sama kemarin tanggal 30
  • 00:44:49
    April itu dia tuh seharusnya justru di
  • 00:44:51
    Solo karena apa? Karena di Solo itu
  • 00:44:53
    sedang ada sidang gugatan ijazahnya
  • 00:44:55
    Jokowi. H. Dan hasilnya itu kan ada
  • 00:44:59
    mediasi pihak dari kuasa hukum Jokowi
  • 00:45:02
    menolak memberikan atau tidak memberikan
  • 00:45:04
    ijazah. Loh kan aneh katanya dia mau
  • 00:45:06
    nunjukin ijazahnya di pengadilan. Enggak
  • 00:45:09
    enggak perlu malah dibawa ke Polda
  • 00:45:11
    Metro. Polda Metro itu nanti bahwa nanti
  • 00:45:13
    akan diperlukan ya. Tapi bukan
  • 00:45:15
    keman-keman itu yang meriksa petugas
  • 00:45:17
    pemeriksa saja belum ada ahli forensik,
  • 00:45:20
    belum ada lapkrim karena itu juga proses
  • 00:45:22
    lama. Kecuali di situ sudah diserahkan
  • 00:45:25
    disita oleh kepolisian. Nah, sama
  • 00:45:27
    kepolisian di tapi kan enggak disita.
  • 00:45:29
    Masa beraniita?
  • 00:45:31
    Dan mungkin saya gitu sebagai orang awam
  • 00:45:34
    gitu Par ya akan bertanya lagi gitu.
  • 00:45:36
    Ijazah kan biasanya jadi syarat
  • 00:45:38
    administrasi gitu. Bahkan ngelamar kerja
  • 00:45:41
    aja pakai ijazah kan. Dan Pak Joko itu
  • 00:45:43
    kan udah dua kali jadi presiden gitu.
  • 00:45:45
    Banyak banyak. Sebelum dua kali jadi
  • 00:45:47
    presiden, setak kali jadi gubernur ya
  • 00:45:49
    selama 2 tahunnya udah dicek dong itu.
  • 00:45:51
    Iya. Tapi kita maklumlah ya namanya KPU
  • 00:45:55
    itu kan tidak punya alat untuk
  • 00:45:57
    verifikator ijazah. Oh. Jadi ketika
  • 00:46:00
    ijazah waktu itu misalnya ada terus
  • 00:46:02
    ditandatangani oleh pejabat yang ada di
  • 00:46:04
    kampus itu dan orang terkenal gitu ya
  • 00:46:06
    dicap sesuai dengan legalis mosok
  • 00:46:09
    ditolak enggak mungkinlah verifikasinya
  • 00:46:11
    kayak gitu.
  • 00:46:11
    kecuali ada yang aneh di dan ini kan
  • 00:46:14
    pernah kejadian maaf harus saya sebut
  • 00:46:16
    nama ya J Saragih dulu seorang bupati
  • 00:46:18
    dari Simalungun kemudian naik
  • 00:46:20
    menjalankan diri jadi gubernur ketahuan
  • 00:46:22
    ijazahnya enggak benar gitu atau dulu
  • 00:46:25
    ada almarhum nih teman saya dulu ya
  • 00:46:28
    Komar pelawak dulu terus jadi partai
  • 00:46:30
    politik dia ingin keperluan dia untuk
  • 00:46:32
    jadi rektor dia terus tiba-tiba jadi
  • 00:46:35
    doktor ya ternyata enggak benar gitu loh
  • 00:46:38
    nah kayak kayak gitu kan ya janganlah
  • 00:46:40
    kalau memang enggak ya enggak kata
  • 00:46:41
    katakan aja enggak. Kalau memang iya
  • 00:46:42
    katakan ya jujur aja. Sebenarnya kata
  • 00:46:44
    kuncinya cuma satu jujur gitu. Jadi
  • 00:46:46
    selama itu enggak terjadi ya wajar kalau
  • 00:46:48
    orang pertanyakan gitu loh apa yang
  • 00:46:50
    terjadi sekarang ini. Karena muncullah
  • 00:46:52
    ee ketidak jujuran, ya mungkin itu tidak
  • 00:46:57
    lakukan sendiri, mungkin itu sebuah
  • 00:46:58
    sindikat atau mungkin sebuah kekuasa
  • 00:47:00
    yang lebih besar tapi itu memang bisa
  • 00:47:03
    terbongkar tapi memang harus ada
  • 00:47:04
    syaratnya. Syaratnya pengadilannya itu
  • 00:47:06
    harus fair. Kemudian equality apa?
  • 00:47:09
    Before the law. Jadi tidak ada kemudian
  • 00:47:12
    diskriminasi eh diskriminisasi bahkan
  • 00:47:13
    kriminalisasi. Jadi menurut Pak Roy
  • 00:47:17
    Suryo gitu dugaan ijazah palsu Jokowi
  • 00:47:20
    ini ada mastermind ada
  • 00:47:23
    pasti karena sebenarnya saya ya dulu
  • 00:47:26
    pernah kenal ya dengan Pak Jokowi pernah
  • 00:47:29
    beliau itu sebenarnya orangnya santai,
  • 00:47:30
    sederhana bahkan kalaupun awal dulu
  • 00:47:33
    misalnya di mungkin dia akan nih loh
  • 00:47:36
    jasa saya gitu aja repot gitu ya.
  • 00:47:40
    Tapi kan kok enggak gitu. Jadi seolah
  • 00:47:42
    ada sesuatu yang memang master karena
  • 00:47:43
    kalau enggak enggak mungkin dengan
  • 00:47:46
    sangat PD-nya, dengan sangat percaya
  • 00:47:48
    dirinya menggunakan itu terus untuk
  • 00:47:50
    setiap tahapan. dan masterman itu pasti
  • 00:47:53
    memang pernah jadi internal orang dalam
  • 00:47:54
    UGM dan sekarang juga mungkin masih
  • 00:47:58
    punya tangan atau punya bercokol ee apa
  • 00:48:01
    kaki-kakinya di UGM supaya dia bisa
  • 00:48:03
    mengatur ini karena ini ada sebuah kayak
  • 00:48:06
    apa ya kompak gitu selebrasi yang kompak
  • 00:48:09
    gitu ya banyak sekali keanehannya gitu
  • 00:48:11
    artinya UGMO juga menurut saya terlalu
  • 00:48:13
    jauh untuk melakukan pembelaan yang
  • 00:48:16
    sebenarnya saya benar-benar sedih saya
  • 00:48:19
    UGM harus apa ya harus harus melakukan
  • 00:48:21
    tindakan seperti ini yang yang
  • 00:48:22
    sebenarnya itu sangat mudah di ketahuan
  • 00:48:25
    nantinya gitu loh. Tapi Pak Roy kan juga
  • 00:48:27
    sekarang info terakhir sudah dilapor
  • 00:48:30
    polisi. Dilapor tanggapannya gimana?
  • 00:48:32
    Baik. Bagus loh malah bagus. Iyalah
  • 00:48:35
    kalau denganelaporan di polisi itu kita
  • 00:48:37
    nanti akan adu bukti asal apa? Ini kan
  • 00:48:40
    saya dilaporkan tadinya kan dengan pasal
  • 00:48:42
    ee tadinya 160. 160 tuh ee melakukan apa
  • 00:48:47
    namanya? Penghasutan. Penghasutan.
  • 00:48:48
    Penghasutan itu sudah ada. revisi eh
  • 00:48:51
    bukan revisi keputusan MK apa harus ada
  • 00:48:53
    yang dihasut yang terbukti merasa
  • 00:48:56
    dihasut itu melakukan tindakan tertentu
  • 00:48:58
    gitu. Nah, kalau itu enggak ada jadi
  • 00:49:01
    deliknya enggak bisa materiil kan. Terus
  • 00:49:03
    pencemaran nama baik. H sekarang nama
  • 00:49:05
    baik apa yang dicemarkan? Kan yang kita
  • 00:49:07
    bahas kan ijazah atau skripsi.
  • 00:49:10
    Pencemaran nama baik itu untuk person
  • 00:49:12
    untuk orang. Kalau memang orangnya
  • 00:49:14
    merasa dicemar buktikan dulu dia kalau
  • 00:49:16
    dia memang punya ya itu. Jadi jangan
  • 00:49:18
    tiba-tiba meloncat. Ibaratnya ada orang
  • 00:49:21
    dituduh ngambil apel gitu, tapi sudah
  • 00:49:25
    dituduh-duduh apelnya enggak dibuktikan
  • 00:49:27
    memang terambil atau tidak. Ini kan
  • 00:49:29
    aneh. Jadi harus buktikan dulu. Dan
  • 00:49:31
    ketika pembuktian itu saya fair kok.
  • 00:49:33
    Saya dr. Rism, dr. Tifa dan tim itu
  • 00:49:35
    fair. Ayo kalau memang ada ahli lain
  • 00:49:38
    silakan nanti kita adu ilmiah. Dan adu
  • 00:49:41
    ilmiah itu harus bebas terbuka. Enggak
  • 00:49:43
    boleh sidangnya tertutup karena ini
  • 00:49:44
    bukan perkara apa seksual atau perkara
  • 00:49:47
    yang anu apa yang harus ditutup. Harus
  • 00:49:49
    sidang skripsinya terbuka ya lah.
  • 00:49:51
    Makanya masa pertemuan dengan UGM
  • 00:49:53
    kemarin tertutup gitu loh. Ini kan aneh
  • 00:49:55
    juga gitu loh kayak kayak jadi jangan
  • 00:49:56
    jangan terjadi lagi kayak gitu. Jadi
  • 00:49:58
    harus terbuka rakyat bisa nonton kalau
  • 00:50:00
    perlu juga banyak live streaming untuk
  • 00:50:03
    menguji itu dan satu kata jujur. Soalnya
  • 00:50:05
    kalau enggak jujur ya repot kalau
  • 00:50:07
    ahlinya ahli abal-abal nanti gitu loh
  • 00:50:09
    yang bukan saksi ahli tapi ahli
  • 00:50:11
    bersaksi.
  • 00:50:13
    Banyak itu banyak ya Pak Roy? Iya. Tapi
  • 00:50:16
    ini lagi-lagi ya mau nanya aja gitu ya.
  • 00:50:19
    Saya misalnya jadi pejabat Heh. Terus
  • 00:50:21
    Pak Roy minta saya tunjukin ijazah saya
  • 00:50:23
    enggak mau. Ah boleh aja enggak gitu.
  • 00:50:24
    Apa saya apa? Saya pejabat nih. Jadi
  • 00:50:26
    pejabat gitu. Pak Roy minta nih di
  • 00:50:29
    publik. Oh enggak boleh tetap kalian
  • 00:50:31
    mungkin ijazah saya gitu. Heeh. Oh
  • 00:50:33
    harus. harus karena itu dia masuk dalam
  • 00:50:35
    ketentuan ee apa Undang-Undang
  • 00:50:38
    Keterbukaan Informasi Publik sebagai
  • 00:50:39
    pejabat publik harus berikan kecuali
  • 00:50:42
    ngeyel nanti digugat dengan ee melalui
  • 00:50:45
    sidang DKIP Komisi Informasi Pusat itu
  • 00:50:49
    jadi kayak seperti itu ya kalau Iya iya
  • 00:50:51
    kalau kalau yang yang bersangkutan
  • 00:50:54
    misalnya pejabatnya itu keberatan Iya
  • 00:50:55
    iya tapi kalau pejabat tapi menurut saya
  • 00:50:57
    sih aneh kalau ada pejabat keberatan itu
  • 00:51:00
    loh aneh kalau seorang lulusan kampus
  • 00:51:02
    terkenal keberatan harusnya kan malah
  • 00:51:04
    dengan bangganya menunjukkan ini loh
  • 00:51:06
    gitu saku. Iya ya kayak tadi aja gitu
  • 00:51:09
    Pak Roy. Iya santai aja. Misalnya saya
  • 00:51:10
    minta Pak Roy mana ijasanya langsung
  • 00:51:12
    transkripnya. Oh langsung. Iya langsung
  • 00:51:14
    transkripnya. Meskipun transkrip saya ya
  • 00:51:16
    ngapain transkrip sih gitu. Tapi kalau
  • 00:51:18
    ijazahnya nih S1 ini, S2 ini, S3 ini itu
  • 00:51:22
    enak-engak aja. Mungkin terakhir nih Pak
  • 00:51:24
    Roy ya. Jadi kalau menurut Pak Roy Suryo
  • 00:51:28
    berapa persen kemungkinan ijazah Pak
  • 00:51:30
    Jokowi itu palsu? Kalau berdasarkan
  • 00:51:34
    skripsi yang sudah saya teliti sebagai
  • 00:51:37
    primary evidence ya
  • 00:51:41
    99,9% skripsinya itu adalah palsu, maka
  • 00:51:45
    bisa dikatakan ijazahnya pun identik
  • 00:51:48
    bisa 99,9% juga. Karena enggak mungkin
  • 00:51:51
    kalau dari skripsi yang abal-abal,
  • 00:51:53
    skripsi 99 palsu ijazahnya asli nya.
  • 00:51:57
    Kecuali skripsinya asli, ijazahnya bisa
  • 00:52:00
    asli, bisa palsu. Kan aneh tiba-tiba
  • 00:52:03
    kita ibaratnya nih belum pernah belajar
  • 00:52:08
    mengendarai mobil tiba-tiba menyetir
  • 00:52:11
    tank gitu. Dapat surat izin untuk
  • 00:52:13
    menyetir tank kan kita ngeloncatin
  • 00:52:14
    namanya. atau kita punya surat, kita
  • 00:52:17
    punya SIM B2 kan harus punya A dulu,
  • 00:52:21
    kemudian A dulu naik kelas ujian lagi
  • 00:52:23
    jadi B1 naik kelas lagi jadi B2. B2 itu
  • 00:52:27
    bisa pegang truk gandengan. Jadi artinya
  • 00:52:29
    adalah bahwa ada satu tahapan yang ini
  • 00:52:32
    terjadi. Bahkan sebenarnya kemarin kita
  • 00:52:33
    kejar juga selain ij eh selain skripsi
  • 00:52:37
    syarat kelulusan seorang tuh pernah
  • 00:52:38
    mengikuti yang namanya KKN, kuliah kerja
  • 00:52:40
    nyata. Nah, itu pun itu pun terlihat
  • 00:52:43
    gagap UGM ketika tanya KKN-nya Pak
  • 00:52:46
    Jokowi di mana mestinya seorang apalagi
  • 00:52:49
    presiden bangga banget kan mestinya kan
  • 00:52:51
    tahu semua sejarahnya sudah dibikin
  • 00:52:53
    detail ini KKN-nya di desa inilah apa
  • 00:52:55
    Gyolali atau Karanganyar atau apa. Saya
  • 00:52:58
    sampai sekarang tanya KKN dengan jelas
  • 00:53:00
    bisa saya sebut saya KKN dulu di Desa
  • 00:53:01
    Mojoroto Kecamatan Mojogedang, Kabupaten
  • 00:53:04
    Karanganyar Jawa Tengah. Berarti tahun
  • 00:53:07
    '85 tuh wajib KKN ya, Pak? Sudah mulai
  • 00:53:09
    dari 79 itu sudah wajib KKN. Oh, KKN itu
  • 00:53:12
    inisiasi ee dari Prof. Kusnadi ya gitu
  • 00:53:15
    untuk supaya masyarakat eh supaya
  • 00:53:17
    mahasiswa itu bisa menderma baktikan
  • 00:53:20
    ilmunya kepada masyarakat. Wajib. Nah,
  • 00:53:22
    bukti-bukti itu yang tidak ditemukan
  • 00:53:25
    kemarin sehingga kalau nanti tetap
  • 00:53:27
    diakui ya pasti kan persidangan itu kan
  • 00:53:29
    pasti hanya ngambil sepihak ya. Kayak
  • 00:53:31
    KPU kan sudah mau meneliti UGM kan sudah
  • 00:53:34
    mengesahkan ya silakan kalau hanya itu
  • 00:53:36
    saja caranya. Tapi tidak cukup dengan
  • 00:53:38
    itu. Kami itu berpikir secara logik,
  • 00:53:41
    kami itu berpikir secara ilmiah, secara
  • 00:53:42
    saintis, bukan hanya berpikir secara
  • 00:53:44
    administratif gitu, Mas. Oke, kalau gitu
  • 00:53:47
    makasih ya, Pak Surya sudah datang dan
  • 00:53:49
    iya sama-sama memberikan tanggapannya di
  • 00:53:53
    RJ5. Menarik, kita tunggu aja
  • 00:53:56
    perkembangan dari kasus ini dan silakan
  • 00:53:58
    kalian bisa simpulkan sendiri ya dan
  • 00:54:01
    boleh banget berpendapat di kolom
  • 00:54:04
    komentar. Enggak harus setuju loh ya.
  • 00:54:06
    Boleh karena boleh berbeda dari Oh,
  • 00:54:08
    sangat boleh. Namanya keterbukaan apa?
  • 00:54:11
    Akademik keterbukaan informasi boleh.
  • 00:54:13
    Mantap. Siap. Nah, dari banyaknya ya
  • 00:54:16
    kasus-kasus beli gelar, beli ijazah, ini
  • 00:54:19
    bukan yang kasus Pak Jokowi ya. Justru
  • 00:54:22
    di sini gua berpikir
  • 00:54:23
    bahwa ketika seorang membeli gelar gitu
  • 00:54:27
    agar terlihat pintar, padahal menurut
  • 00:54:30
    gue yang paling penting itu adalah
  • 00:54:32
    ilmunya. Sedangkan ilmu itu didapat dari
  • 00:54:35
    proses belajar bukan bayar. Gua Fajar
  • 00:54:38
    Adityya RJ5 undur diri. Ciao
  • 00:54:42
    [Musik]
  • 00:55:01
    [Musik]
Tags
  • Jokowi
  • ijazah palsu
  • skripsi
  • analisis
  • Roy Suryo
  • UGM
  • transparansi
  • informasi publik
  • kejanggalan
  • bukti primer