HENDROPRIYONO TUDING ADA PEREKAYASA. "TINGGAL TUNGGU SENGKUNI. KUDETA SIPIL MENGANCAM"

00:52:25
https://www.youtube.com/watch?v=k5NpfYD3MpY

Summary

TLDRDiskusi ini membahas kondisi politik di Indonesia, di mana para purnawirawan militer mengemukakan pandangan mereka mengenai tuntutan terhadap pemerintah dan pentingnya stabilitas politik. Mereka menekankan bahwa keputusan politik harus tepat waktu dan tidak terpengaruh oleh desakan luar untuk menjaga keutuhan bangsa. Diskusi menggambarkan bagaimana masa lalu dapat memberikan pelajaran bagi masa kini, dengan penekanan pada pentingnya integrasi dan legitimasi moral dalam setiap tindakan. Para pembicara juga mencermati dampak dari situasi global yang mempengaruhi kebijakan domestik dan bagaimana peran purnawirawan militer tetap relevan dalam konteks ini.

Takeaways

  • 🗣️ Diskusi politik yang mendalam tentang Indonesia.
  • 📜 Pentingnya keputusan politik yang tepat waktu.
  • 🥇 Keberadaan purnawirawan dalam konteks politik saat ini.
  • 🌍 Pengaruh kondisi global terhadap politik domestik.
  • 🔄 Demokrasi sebagai jalan dan bukan tujuan.
  • ⚖️ Perlunya stabilitas dalam pemerintahan.
  • 📈 Harapan agar tidak terpengaruh desakan luar.
  • 🔍 Pelajaran dari sejarah sebagai panduan.
  • 🤝 Pentingnya integrasi dan legitimasi moral.
  • 💭 Diskusi ini menggugah pemikiran kritis tentang kebangkitan bangsa.

Timeline

  • 00:00:00 - 00:05:00

    Sikap waktu dan keikhlasan dalam politik dibahas, di mana ketepatan waktu dalam mengambil keputusan memiliki makna yang besar. Demokrasi dipandang sebagai jalan, bukan tujuan, dan kesetiaan kepada partai berakhir saat seseorang menjadi pejabat negara.

  • 00:05:00 - 00:10:00

    Perbincangan mengenai memahami suhu politik yang ada dengan mengingat peristiwa masa lalu dan pernyataan dari jenderal purnawirawan. Pengalaman dan ide ide yang bertarung dianggap penting untuk pertumbuhan bangsa menuju kematangan.

  • 00:10:00 - 00:15:00

    Terdapat diskusi tentang pernyataan sikap dari para purnawirawan yang meminta kembali ke Undang-Undang Dasar dan menghentikan tenaga kerja asing. Ini menyoroti pentingnya analisis politik di saat yang tepat.

  • 00:15:00 - 00:20:00

    Munculnya pertanyaan tentang keanehan dalam pengumuman tuntutan yang dianggap terabaikan dan kemunculannya kembali ke publik, yang berpotensi menjadi gerakan sosial yang berbahaya.

  • 00:20:00 - 00:25:00

    Pernyataan dari pihak purnawirawan dianggap mewakili aspirasi rakyat dan memerankan partisipasi yang konstruktif, tetapi harus diingat agar tidak menekan presiden. Reformasi penting, namun tetap menjaga jarak agar tidak terlalu mendikte.

  • 00:25:00 - 00:30:00

    Ditekankan pentingnya melakukan kritik terhadap pemerintah, tetapi juga memperhatikan konteks dan keadaan politik global yang sedang terjadi, seperti ketegangan Amerika dan Cina.

  • 00:30:00 - 00:35:00

    Ada kekhawatiran tentang tindakan klandestin yang dilakukan oleh pihak luar dan pengaruhnya terhadap kebijakan dalam negeri, serta bagaimana kehati-hatian penting dalam menjaga stabilitas negara.

  • 00:35:00 - 00:40:00

    Membahas tentang kurangnya negarawan di pemerintahan saat ini dan perlunya kaderisasi di partai politik untuk memastikan kualitas kepemimpinan yang stabil dan berorientasi pada rakyat.

  • 00:40:00 - 00:45:00

    Diakhiri dengan pentingnya pembelajaran dari sejarah dan pengalaman untuk mencegah kesalahan yang sama di masa depan. Diskusi diharapkan dapat memberikan pencerahan bagi masyarakat dan pemimpin politik.

  • 00:45:00 - 00:52:25

    Kesimpulan dari diskusi menyiratkan perlunya terpenuhinya keterlibatan aktif dalam diskusi politik, serta penguatan legitimasi masyarakat untuk menghadapi tantangan bangsa di hadapan tantangan global.

Show more

Mind Map

Video Q&A

  • Apa yang dibahas dalam diskusi ini?

    Diskusi ini membahas tantangan politik di Indonesia, peran purnawirawan, dan pentingnya keputusan politik yang tepat waktu.

  • Siapa dalam diskusi ini?

    Pak Hendro Priono dan Pak Akbar Faisal adalah dua tokoh utama dalam diskusi.

  • Apa sikap purnawirawan terhadap situasi politik saat ini?

    Purnawirawan menunjukkan kepedulian terhadap stabilitas politik dan menyarankan agar pemerintah tidak terbawa arus desakan.

  • Apa yang dikhawatirkan oleh para pembicara?

    Mereka khawatir gerakan sosial yang besar dapat menimbulkan ketidakstabilan jika tidak ditangani dengan baik.

  • Bagaimana pendapat mereka tentang demokrasi?

    Mereka percaya demokrasi adalah jalan, bukan tujuan dan harus diatur dengan bijak untuk stabilitas negara.

View more video summaries

Get instant access to free YouTube video summaries powered by AI!
Subtitles
id
Auto Scroll:
  • 00:00:00
    Benar atau salah? Asal tepat waktu bisa
  • 00:00:02
    benar. Kalau tidak tepat waktu ini
  • 00:00:04
    salah. Salah. Yang enggak benar itu
  • 00:00:07
    adalah yang merekayasa ini di
  • 00:00:09
    belakangnya. Emang ada kelandestin itu
  • 00:00:12
    di sini? Oh, selalu ada, Pak. Nah, kalau
  • 00:00:15
    mau maju memang memang
  • 00:00:17
    keputusan-keputusan politik itu jangan
  • 00:00:20
    terlalu lama. Kita bukannya menolak
  • 00:00:23
    demokrasi. Tidak. Tapi demokrasi itu kan
  • 00:00:26
    jalan, bukan tujuan. kesetiaan kepada
  • 00:00:29
    partai berhenti begitu Anda sudah
  • 00:00:32
    menjadi pejabat negara. Begitu kalau
  • 00:00:35
    kita kan enggak. Kalau kita mau bilang
  • 00:00:38
    rakyat usul dan memaksa pemerintah ini
  • 00:00:41
    kan diktator proletar namanya.
  • 00:00:50
    [Musik]
  • 00:00:55
    [Tepuk tangan]
  • 00:00:58
    [Musik]
  • 00:00:58
    [Tepuk tangan]
  • 00:00:59
    [Musik]
  • 00:01:02
    Kembali ke masa lalu adalah salah satu
  • 00:01:04
    cara saya, cara forum ini untuk
  • 00:01:07
    mengidentifikasi ee suhu tubuh politik
  • 00:01:10
    di
  • 00:01:11
    kita. Ee kami tidak menafikan tentang
  • 00:01:14
    masa lalu
  • 00:01:15
    itu. Apa yang saya maksud adalah
  • 00:01:17
    hari-hari ini berpendar banyak
  • 00:01:19
    peristiwa. di mana ketika saya mencoba
  • 00:01:23
    mengidentifikasinya ternyata itu kita
  • 00:01:25
    bisa lihat pada beberapa bola di masa
  • 00:01:27
    lalu. Apa yang saya maksud adalah
  • 00:01:30
    pernyataan
  • 00:01:32
    sikap ee ratusan jenderal atau perwira
  • 00:01:36
    tinggi
  • 00:01:40
    purnawirawan
  • 00:01:42
    yang menjadi istimewa
  • 00:01:44
    adalah orang-orang yang menjadi
  • 00:01:48
    ee apa? motornya adalah orang-orang yang
  • 00:01:51
    tidak bisa kita abaikan. Seperti yang
  • 00:01:52
    saya sampaikan tadi, ada adalah bagian
  • 00:01:55
    dari masa-masa awal kesulitan republik
  • 00:01:58
    ini berdiri. Maka kita harus dengarkan
  • 00:02:00
    seperti itulah sebuah bangsa
  • 00:02:02
    bertumbuh. Ada Pak Tri
  • 00:02:04
    Sutrisno, ada Pak Parurasi,
  • 00:02:08
    ada pokoknya 103 Jenderal, 73 Laksamana,
  • 00:02:12
    6 65 Marsekal, dan 91 Kolonel.
  • 00:02:17
    Ee sebelum acara ini saya mendapat
  • 00:02:19
    informasi bahwa hari ini juga ada
  • 00:02:22
    pertemuan pernawiran yang sama di
  • 00:02:24
    Magelang. Saya belum mengkonfirmasi tapi
  • 00:02:27
    saya dapatkan informasinya dari seorang
  • 00:02:28
    perwira apa penebaran perbeda
  • 00:02:32
    tinggi. Sebenarnya ini adalah perdebatan
  • 00:02:34
    yang sangat bagus. Sangat bagusnya
  • 00:02:37
    adalah semakin membuat kita menjadi
  • 00:02:39
    matang sebagai sebuah bangsa. Oh,
  • 00:02:40
    ternyata di dalam pertumbuhan bangsa itu
  • 00:02:42
    harus ada pertarungan ide dan gagasan.
  • 00:02:45
    Soal tujuannya kita simpan pada episode
  • 00:02:48
    berikutnya. Maka untuk itu saya
  • 00:02:49
    mengundang orang yang sangat saya
  • 00:02:51
    hormati. Anda pasti mengenalnya, mantan
  • 00:02:54
    Kepala Badan Intelijen Nasional yang
  • 00:02:57
    juga adalah seorang suhu dalam banyak
  • 00:02:59
    peristiwa politik. Yang terhormat Pak
  • 00:03:01
    Hendro Priono. Pak Hendro terima kasih
  • 00:03:02
    ya. Makasih, Pak Akbar. Jadi saya sangat
  • 00:03:05
    merasa terhormat karena Bapak itu harus
  • 00:03:08
    pulang dari Australia
  • 00:03:11
    untuk ke sini dan memang ada acaranya di
  • 00:03:13
    sana ya, Pak. Ya. Iya. Kebetulan lagi
  • 00:03:15
    ada Pak Hendro. Itu pembukaan saya tadi
  • 00:03:18
    sedikit saya agak tambah ee apa nam
  • 00:03:21
    waktunya karena orang pengin melihat
  • 00:03:23
    sebenarnya mau ke mana arah pembicaraan
  • 00:03:25
    kita. Kalau hanya sekedar bahwa ada
  • 00:03:28
    peristiwa oke. Tapi kan kalau bicara
  • 00:03:30
    dengan Bapak itu kan konteksnya lebih
  • 00:03:32
    besar. Bisa geopolitiknya bisa juga pada
  • 00:03:35
    politik praktisnya. Saya mulai dulu
  • 00:03:38
    dengan pertanyaan begini. Tolong
  • 00:03:41
    ditampilkan ini tuntutan ini serius,
  • 00:03:43
    Pak. Dari ee kebanyakan tampaknya
  • 00:03:48
    adik-adik Bapak ini, yang satunya senior
  • 00:03:51
    Bapak ya, Pak Tri Sutrisno. Tetapi saya
  • 00:03:53
    lihat ini di antara yang bertanda tangan
  • 00:03:55
    ini Bapak yang paling senior ya selain
  • 00:03:57
    Pak Tri ya. I poin pertama itu kembali
  • 00:04:00
    ke Undang-Undang Dasar. Ini adalah
  • 00:04:02
    tuntutan dari ee para purnawirawan sudah
  • 00:04:05
    lama saya dengarkan. Yang kedua,
  • 00:04:06
    mendukung kerja ee merah putih kecuali
  • 00:04:09
    pembangunan IKN. Ketiga, penghentian PSN
  • 00:04:13
    PIK 2, Rempang dan seterusnya. Kemudian
  • 00:04:16
    menghentikan tenaga kerja asing masuk
  • 00:04:18
    Indonesia. Pemerintah wajib melakukan
  • 00:04:20
    pengelolaan pertambangan yang tidak
  • 00:04:21
    sesuai dengan aturan dan Undang-Undang
  • 00:04:23
    Dasar. Melakukan resapel kepada para
  • 00:04:25
    menteri yang sangat diduga telah
  • 00:04:27
    melakukan kejahatan korupsi dan
  • 00:04:28
    mengambil tindakan tegas kepada para
  • 00:04:30
    pejabat dan aparat negara. yang masih
  • 00:04:32
    terikat dengan kepentingan mantan
  • 00:04:34
    presiden ketujuh RI Joko Widodok semakin
  • 00:04:37
    serius. Kedelapan, mengendalikan Polri
  • 00:04:39
    pada fungsi Kamtipmas. Yang terakhir
  • 00:04:43
    melakukan pergantian wakil presiden
  • 00:04:45
    menjadi serius. Mohon pikiran dan
  • 00:04:48
    informasinya, Pak Hendro. Apa yang
  • 00:04:50
    sedang terjadi?
  • 00:04:52
    Iya.
  • 00:04:54
    Em sesuatu Pak Akbar
  • 00:04:57
    yang aneh ya. Saya sama teman-teman
  • 00:05:02
    saya, Pak Parman sama Pak Wirawan
  • 00:05:07
    berdiskusi sendiri. Kami kok ada yang
  • 00:05:10
    aneh ya gitu.
  • 00:05:13
    Apa
  • 00:05:14
    ee ini pernyataan dari forum pernyataan
  • 00:05:19
    sikap ini kan sudah bulan Februari. Oh
  • 00:05:22
    Februari. Iya. Bukan kemarin ini ya?
  • 00:05:25
    Bukan. Oh, oke. Oke. Sekarang kan sudah
  • 00:05:30
    bulan akhir bulan ini hampir Mei ini
  • 00:05:34
    berarti sudah 2 bulan yang lalu sudah 2
  • 00:05:35
    bulan. Jadi karena ada keanehan
  • 00:05:40
    kami diskusi ya saya anggap adik-adik
  • 00:05:44
    saya generasi penerus bangsa kita ini
  • 00:05:47
    kan pasti lebih lebih pandailah dari
  • 00:05:50
    kami. Karena kami kan frame of mind-nya
  • 00:05:53
    zaman dulu. Iya. E kalau frame of mind
  • 00:05:55
    zaman sekarang ya kita nih bukan
  • 00:05:57
    apa-apa. Cuma kan kita mengenyam karena
  • 00:06:01
    hidup duluan mengenyam pengalaman. He.
  • 00:06:05
    Pengalaman kalau ada keanehan begini
  • 00:06:08
    mesti ini ada ee sesuatu di balik ini.
  • 00:06:15
    Ada yang main di sini. Pernyataan ini ee
  • 00:06:20
    pada bulan Februari enggak jadi apa-apa.
  • 00:06:23
    dianggap suatu hal yang biasa. Iya,
  • 00:06:27
    benar. Februari itu iya itu kan. Iya.
  • 00:06:31
    Tapi kenapa kok sekarang tiba-tiba jadi
  • 00:06:35
    besar gitu, jadi viral jadi satu
  • 00:06:37
    fenomena sosial ya yang yang menurut
  • 00:06:42
    saya bisa menjadi suatu gerakan sosial
  • 00:06:47
    besar yang berbahaya. Kalau tidak cepat
  • 00:06:51
    pada tanggal 21 ya kalau saya enggak
  • 00:06:54
    salah kemarin April ee
  • 00:06:57
    PPAU
  • 00:06:58
    menyatakan bahwa itu bukan
  • 00:07:03
    ee atau tidak ada kaitannya dengan
  • 00:07:06
    angkatan udara gitu dengan dengan
  • 00:07:10
    purnawirawan angkatan udara. Begitu juga
  • 00:07:13
    Angkatan Darat, PPAD, kemudian ee PP
  • 00:07:18
    melakukan yang ee
  • 00:07:20
    kami merasa lega.
  • 00:07:24
    Alhamdulillah ya karena purnawirawan ini
  • 00:07:28
    kan satu simbol dari ee integrasi
  • 00:07:33
    bangsa. Kenapa? Karena mereka punya
  • 00:07:38
    suatu
  • 00:07:40
    ee apa ya? legalitas
  • 00:07:43
    moral. Karena selama
  • 00:07:46
    hidupnya, selama dinasnya mereka
  • 00:07:49
    mengabdi
  • 00:07:51
    untuk NKRI, Pak. Untuk itu Pancasila,
  • 00:07:55
    Undang-Undan.
  • 00:07:57
    Jadi memang mempunyai suatu
  • 00:08:01
    ee kewajiban moral dan ee legalitas
  • 00:08:06
    moral yang kalau kita secara kelompok
  • 00:08:11
    itu diorganisir di persatuan
  • 00:08:14
    purnawirawan itu yang mempunyai suatu
  • 00:08:19
    ee legalitas yang ee mempunyai satu
  • 00:08:23
    legitimasi yang legal. Jadi kalau di
  • 00:08:28
    luar itu kan kita mesti pelajari legitim
  • 00:08:31
    atau tidak ya. Kita juga harus pelajari
  • 00:08:34
    pada saat kita melangkah atau berbicara
  • 00:08:37
    atau berpikir sesuatu kan pasti
  • 00:08:41
    ada anunya lah ada kaitannya dengan ee
  • 00:08:45
    keadaan perkembangan keadaan.
  • 00:08:49
    Kalau ada sesuatu yang
  • 00:08:51
    tadinya biasa-biasa aja kemudian menjadi
  • 00:08:54
    satu fenomena sosial yang membola salju
  • 00:09:00
    tiba-tiba artin aja ada sesuatu gitu.
  • 00:09:03
    Saya lihat sesuatunya apa kami diskusi
  • 00:09:07
    loh. Kita kan sekarang sedang berada
  • 00:09:09
    dalam perang, Pak. dalam
  • 00:09:13
    perang ekonomi, perdagangan dan
  • 00:09:16
    finansial yang berperang itu dua kutub.
  • 00:09:21
    Ee
  • 00:09:23
    tutupnya terang-terang aja saya
  • 00:09:25
    bilanglah Amerika Serikat dengan Cina
  • 00:09:29
    dua kutub itu
  • 00:09:31
    yang menang nanti jadi areng yang kalah
  • 00:09:34
    jelas jadi abu gitu. I. Nah, kita jangan
  • 00:09:38
    sampai jadi asbak ni, jadi abu kita kena
  • 00:09:43
    ini dalam keadaan kayak begini kok
  • 00:09:47
    kita membicarakan sesuatu masalah yang
  • 00:09:52
    sangat kecil dibandingkan dengan masalah
  • 00:09:54
    negara Republik Indonesia yang dihadapi
  • 00:09:56
    di tengah-tengah perang dunia finansial.
  • 00:10:00
    Memang rakyat awam kan tidak merasa
  • 00:10:05
    tidak tidak seperti ada bom jatuh di
  • 00:10:08
    negara kita, di rumah kita. Enggak. Tapi
  • 00:10:11
    semakin lama kan makin mencekek ini.
  • 00:10:14
    Iya. Dan kita bisa mati gitu. Dalam
  • 00:10:17
    keadaan kayak ginilah saya sangat
  • 00:10:20
    mengapresiasi PPAU, PPAD, dan PPAL sudah
  • 00:10:25
    begitu. Dan karena apa yang mereka
  • 00:10:27
    kerjakan itu sebetulnya sama dengan
  • 00:10:29
    harapan kita. Jangan mengganggu
  • 00:10:32
    Prabowo. Jangan memaksa dia untuk
  • 00:10:36
    melakukan sesuatu yang kita sarankan
  • 00:10:39
    gitu. Kalau kita, saya kan juga ee
  • 00:10:44
    bilang bahwa ini sesuatu yang biasa ya
  • 00:10:47
    ini dalam negara demokrasi. Tapi ini kan
  • 00:10:50
    merupakan saran kan. Kalau
  • 00:10:53
    saran sehebat apapun saran kita itu
  • 00:10:57
    kalau sudah sampai kepada kepala negara
  • 00:11:01
    ini kan masalah kenegaraan kan. Oke.
  • 00:11:04
    Sudah selesai dong tugas kita. Tidak
  • 00:11:06
    bisa kita mengaturkan saran terus kita
  • 00:11:08
    loh kok presiden diam aja atas saran.
  • 00:11:11
    Enggak bisa begitu. Itu namanya bukan
  • 00:11:12
    saran lagi. Itu maksa. Enggak bisa kita
  • 00:11:15
    memaksa Presiden, memaksa Prabowo sampai
  • 00:11:18
    nanti dia bisa-bisa kepeleset melanggar
  • 00:11:21
    undang-undang. Melanggar Bapak ini sudah
  • 00:11:22
    memaksa presiden ya kelanjutannya. Ya,
  • 00:11:25
    tadinya kan tidak. Makanya kan tidak ada
  • 00:11:28
    apa-apa kan tidak ada reaksi ya sudah 2
  • 00:11:31
    bulan kenapa jadi begini gede? Wah ini
  • 00:11:34
    ini udah keluar dari jalur menurut saya
  • 00:11:38
    udah enggak enggak anu enggak enggak
  • 00:11:40
    benar. yang enggak benar itu adalah yang
  • 00:11:45
    merekayasa ini di belakangnya. Jadi saya
  • 00:11:50
    ingat pada masa-masa waktu kami masih
  • 00:11:54
    aktif selalu saja kita rasakan tidak
  • 00:11:58
    bisa dibuktikan ada permainan namanya
  • 00:12:01
    clandestin yaitu permainan intelijen.
  • 00:12:04
    Oke. Dari negara-negara
  • 00:12:06
    besar clandestin itu kita tidak
  • 00:12:10
    kelihatan.
  • 00:12:11
    Jadi kita bicara sebagai teman, dia
  • 00:12:14
    ngundang makan malam, kita diajak kita
  • 00:12:18
    sama-sama kita di Bali non, tapi otaknya
  • 00:12:21
    itu mau membunuh kita. Itu itu intelijen
  • 00:12:25
    dan atau mempengaruhi kita supaya
  • 00:12:27
    mengikuti kehendak dia. Apa konteksnya,
  • 00:12:29
    Pak, dalam hal ini?
  • 00:12:31
    Projekinya ya, Pak. Posisi yang sekarang
  • 00:12:34
    kita bersama kan supaya enggak kegencet
  • 00:12:38
    kita di antara dua gajah yang bertarung
  • 00:12:41
    kan kita jelas-jelas berdiri di bricks.
  • 00:12:45
    Hm. Nah, di kita jelas berdiri ya tentu
  • 00:12:48
    marah dong yang satunya. Nah, nah kita
  • 00:12:51
    ini kan sekarang ee berpegang kepada mm
  • 00:12:55
    praksis dari ee politik bebas dan aktif.
  • 00:13:00
    Tapi politik bebas dan aktif itu adalah
  • 00:13:03
    polisi kan menjabarkan Undang-Undang
  • 00:13:06
    Dasar 1945 secara
  • 00:13:09
    konsekuen. Tapi kita mesti mikir nation
  • 00:13:13
    national interest dong. Seperti si
  • 00:13:15
    Donald Trump juga sekarang kan begitu
  • 00:13:17
    pragmatis untuk kepentingan bangsa dia.
  • 00:13:20
    Kita juga buat kepentingan bangsa kita.
  • 00:13:23
    Kita juga harus berdiri yang membikin
  • 00:13:25
    kita tidak jadi asbak. Nah, jadi kalau
  • 00:13:29
    langkahnya menurut saya Pak Prabowo
  • 00:13:33
    dengan administrasinya
  • 00:13:36
    sekarang biar jalan, Pak. Kita dukung
  • 00:13:40
    jangan diganggu. Kalau diganggu dengan
  • 00:13:43
    memaksakan saran-saran kita yang memang
  • 00:13:45
    konstruktif menurut saya tidak tidak
  • 00:13:47
    jelek kan kembali ke Undang-Undang Dasar
  • 00:13:50
    4. Tapi jangan memaksa gitu, jangan
  • 00:13:53
    mendikte sehingga dia jadi tidak
  • 00:13:57
    demokratis. Mana h ya? Jadi kan diktator
  • 00:14:00
    kalau misalnya sampai mengikuti diktator
  • 00:14:03
    tidak hanya berasal dari Bapak Pak dari
  • 00:14:06
    dari diri sendiri. Kadang-kadang dari
  • 00:14:08
    luar memaksa seseorang untuk berbuat
  • 00:14:10
    sesuatu. Nah, itu namanya sudah bukan
  • 00:14:13
    saran. Karena kan pikiran kita sebagai
  • 00:14:16
    rakyat kan beda dengan orang yang kita
  • 00:14:19
    pilih mewakili kita. Pemerintah mereka
  • 00:14:22
    kan punya banyak senjata. Senjatanya
  • 00:14:25
    adalah senjata penggalangan dengan
  • 00:14:29
    keras, dengan cerdas, dengan lunak yang
  • 00:14:31
    kita enggak punya kan. Penggalangan
  • 00:14:33
    lunak kan. Misalnya kalau CIA itu ya dia
  • 00:14:37
    sebut penggalangan lunak itu ya
  • 00:14:40
    klandestin itu pakai duit gitu. Ini
  • 00:14:43
    penting nih. Emang ada klandestin itu di
  • 00:14:45
    sini? Oh selalu ada, Pak. Nah, jadi
  • 00:14:48
    begini ada satu jasanya Donald Trump
  • 00:14:51
    kepada Republik Indonesia yaitu
  • 00:14:54
    membubarkan USA. Membubarkan membubarkan
  • 00:14:57
    USA satu-satunya. Sesudah itu yang
  • 00:15:00
    merugikan kita semuanya. Tapi US itu
  • 00:15:02
    karena tidak menguntungkan
  • 00:15:06
    dia. Tapi buat kita tidak menguntungkan
  • 00:15:09
    juga. Karena ada empat orang, Pak, teman
  • 00:15:13
    saya mantan CIA yang kerja di USA. Ya
  • 00:15:17
    udah jelas kerjanya sama juga kita
  • 00:15:19
    purnawirawan juga kan kita tetap komit
  • 00:15:22
    dengan NKRI dan mereka ada di sini.
  • 00:15:25
    Ada ada di sini di Singapura dengan USA
  • 00:15:28
    dibubarkan mereka pada pulang. Dan itu
  • 00:15:31
    Pak yang mengganggu kalau kita mau bikin
  • 00:15:34
    ee pembangkit listrik, tenaga air, PLTU,
  • 00:15:39
    apa itu yang mengganggu lewat ngongo kan
  • 00:15:42
    lewat USID.
  • 00:15:44
    Itu yang pengalaman kami itu jadi kita
  • 00:15:48
    kalau tiap kali dibantu-bantu itu waduh
  • 00:15:50
    hati-hatilah karena ini ada perman kita
  • 00:15:53
    lihat dulu siapa pensiunan sana semua.
  • 00:15:56
    Jadi memang pensiunan mereka itu masih
  • 00:15:59
    menjalankan misinya mereka juga kayak
  • 00:16:02
    kayak gitu. Kita harapkan juga kan
  • 00:16:04
    purnawirawan TNI ini juga ABRI juga yang
  • 00:16:09
    masih tetap komit seperti mereka begitu.
  • 00:16:11
    Kita juga harus tetap mempertahankan
  • 00:16:14
    NKRI. Jadi kita mengritisi jangan sampai
  • 00:16:18
    menghancurkan negeri kita sendiri.
  • 00:16:20
    Jangan kita kan seringki karena kita
  • 00:16:23
    begitu ideal, begitu besar idealisme
  • 00:16:26
    kita sampai kita lupa kadang-kadang
  • 00:16:29
    bahwa itu tidak cocok dengan keadaan
  • 00:16:32
    sekitar kita. Menurut Bapak,
  • 00:16:34
    kecenderungan itu ada dalam pikiran
  • 00:16:37
    beberapa orang yang mengambil sikap
  • 00:16:39
    membuat ee catatan penting bagi banyak
  • 00:16:43
    orang juga. nih
  • 00:16:45
    saya rasa yang yang banyak memahami itu
  • 00:16:49
    orang-orang dari komunitas intelijen
  • 00:16:52
    karena pengalaman bukan lebih pintar.
  • 00:16:55
    Ini pernyataan sikap ini sesuatu sosial
  • 00:17:00
    fenomenon. Jadi biasa aja tapi sekarang
  • 00:17:04
    tiba-tiba kok menggelinding jadi bola
  • 00:17:08
    salju. He. Terus untung ini e Persatuan
  • 00:17:12
    Purnawirawan TNI ini cepat gitu dan
  • 00:17:16
    sesudah 2 bulan cepatnya itu. Tapi
  • 00:17:18
    paling tidak menghentikan ini besar
  • 00:17:22
    menjadi suatu gerakan sosial yang besar.
  • 00:17:26
    Kalau menjej satu gerakan sosial yang
  • 00:17:28
    besar Pak Akbar bahayanya ada yang
  • 00:17:31
    nimbrung tinggal satu. Kalau ada tokoh
  • 00:17:35
    nasional yang sangkuni dulu istilahnya
  • 00:17:38
    tuh sangkuni. Ada tokoh yang tiba-tiba
  • 00:17:41
    jadi tokoh karena sebetulnya dia enggak
  • 00:17:43
    kerja apa-apa. Tapi melihat kayak begini
  • 00:17:46
    kalau ada tokoh sangkhuni muncul ini
  • 00:17:49
    sangat berbahaya. Kata istilah kita itu
  • 00:17:51
    orang yang menang di tikungan kan ya.
  • 00:17:54
    Mengail di air keruh.
  • 00:17:56
    yang mengail di air keruh tiba-tiba
  • 00:17:58
    terkenal dia. Terus itu ujung-ujungnya
  • 00:18:02
    kepada dieksploitir oleh pihak Landestin
  • 00:18:06
    itu dipakai. Nah, siapa ini nanti akan
  • 00:18:09
    muncul untung persatuan purnawirawan
  • 00:18:12
    cepat dan juga dari pemerintah juga ee
  • 00:18:17
    menyampaikan sesuatu. Tapi di sini yang
  • 00:18:20
    paling penting karena ini dari bawah Pak
  • 00:18:22
    ya, dari floor. Alangkah bagusnya juga
  • 00:18:26
    penjelasannya dari floor. Hm.
  • 00:18:29
    Saya appreciate ya,
  • 00:18:30
    Pak Akbar Faisal dan saya appreciate
  • 00:18:34
    betul para ee purnawirawan di di
  • 00:18:37
    organisasi yang memang
  • 00:18:41
    berlegitimasi legal yaitu itu tadi PPAU,
  • 00:18:45
    PPAD, PP ee sehingga
  • 00:18:49
    saya buru-buru datang ke sini. Saya
  • 00:18:52
    lihat begini, Pak ya. Karena moralnya
  • 00:18:55
    purnawirawan itu yang dijunjung
  • 00:18:58
    nilai-nilainya sama dengan moralnya TNI.
  • 00:19:01
    Apa sebetulnya? Moral TNI itu sebetulnya
  • 00:19:06
    disiplin, Pak. Oke. Ya, disiplin,
  • 00:19:09
    persatuan, baru mentalitas baru
  • 00:19:13
    profesionalisme. Cuma empat. Tidak ada
  • 00:19:15
    demokrasi sebetulnya di tentara enggak
  • 00:19:18
    ada demokrasi, Pak. Iya. I ya. Kalau
  • 00:19:19
    kita pikir kamu maju ya dari lambung
  • 00:19:23
    sana kiri kanan kamu kiri dia bilang
  • 00:19:26
    komandan kenapa mesti saya kan masih ada
  • 00:19:29
    yang lain. Nah itu enggak bisa di
  • 00:19:31
    tentara begitu. Jadi kehidupan tentara
  • 00:19:33
    sebetulnya enggak ada demokrasi. Nah
  • 00:19:36
    tapi
  • 00:19:37
    disiplin. Tapi begitu tentara masuk ke
  • 00:19:40
    ranah politik disiplin masih dibawa. Itu
  • 00:19:44
    keuntungannya. Keuntungan bagi aspek
  • 00:19:47
    politik. Kalau tentara masuk di politik
  • 00:19:50
    masih membawa disiplin ya sebagaimana
  • 00:19:52
    tentara maka
  • 00:19:54
    terjadilah ee Cina, terjadilah Vietnam
  • 00:19:58
    pada maju. Disiplinnya tetap tegak.
  • 00:20:02
    Pasar boleh bebas, boleh liberal boleh,
  • 00:20:05
    tapi tetap stabilitas nasional dijaga.
  • 00:20:10
    Kalau tidak ambruk. Kayak Amerika, Pak.
  • 00:20:14
    Kita
  • 00:20:15
    lihat tiap ganti presiden dia ganti arah
  • 00:20:18
    kan arah politik beda. Ini kan rentan.
  • 00:20:21
    Tiap keputusan coba aja dari dia bilang
  • 00:20:25
    245% untuk Cina. Tiba-tiba dia ribut
  • 00:20:28
    sama Elen Musk marah sama dia bentrok
  • 00:20:30
    dia lantus lenak. Khusus untuk
  • 00:20:33
    semikonduktor. Enggak. Itu kan krolnya
  • 00:20:36
    siapa, Pak? Itu itu cara pikir pedagang
  • 00:20:40
    biasanya kayak gitu. Ya, begini, Pak.
  • 00:20:43
    Saya dilihat
  • 00:20:46
    1981 ya ee
  • 00:20:51
    Vietnam mendeklar sebagai ee satu negara
  • 00:20:56
    terbuka yang saya saya sangat ingat
  • 00:20:58
    begini. Konstitusi dia pasal 1 ayat 1
  • 00:21:03
    warga negara Vietnam boleh beragama dan
  • 00:21:09
    boleh tidak beragama. Hm. Itu satu
  • 00:21:12
    tunjuk bahwa ini adalah kebebasan. I itu
  • 00:21:16
    Vietnam tahun
  • 00:21:19
    3 ee Deng
  • 00:21:22
    Shoping di negaranya mendeklare
  • 00:21:26
    pembaharuan di segala bidang. Yang dia
  • 00:21:29
    bilang kucing itu warnanya apa aja warna
  • 00:21:33
    apapun yang penting bisa nangkap tikus.
  • 00:21:34
    Nah, nangkap tikus. Artinya stabilitas
  • 00:21:37
    nasional, stabilitas pemerintahan,
  • 00:21:40
    stabilitas politik tetap
  • 00:21:43
    dipegang. Pasar boleh bebas, Pak. Banyak
  • 00:21:46
    orang kaya tiba-tiba dan Vietnam maju,
  • 00:21:52
    Singapura
  • 00:21:53
    maju, Cina maju. Singapura kan Liquan
  • 00:21:58
    pidato sudah berapa kali kan.
  • 00:22:01
    We are
  • 00:22:02
    Singaporean. For Singaporeans number one
  • 00:22:06
    is discipline democracy after that. Maju
  • 00:22:09
    dia. Jadi persoalan sekarang di
  • 00:22:13
    kita kalau mau maju memang memang
  • 00:22:17
    keputusan-keputusan politik itu jangan
  • 00:22:19
    terlalu lama dan jangan bergunta-ganti
  • 00:22:23
    seperti liberal demokrasi. Kita kan
  • 00:22:26
    punya demokrasi sendiri. Kita bukannya
  • 00:22:30
    menolak demokrasi, tidak. Tapi demokrasi
  • 00:22:32
    itu kan jalan, bukan tujuan. Tujuan kita
  • 00:22:36
    bukan itu. Jangan seperti Amerika i
  • 00:22:39
    ngomong sama Arab Spring. Seolah-olah
  • 00:22:41
    demokrasi, mendemokrasikan Arab dengan
  • 00:22:44
    demokrasi itu kan enggak jelas. Iya,
  • 00:22:46
    Pak. Ya, git. Jadi, gitu, Pak. Jadi
  • 00:22:49
    menurut saya ee sah-sah. Jadi, tentara
  • 00:22:53
    di demokrasi justru membuat demokrasi
  • 00:22:56
    itu matang. tidak ke bawa ke man.
  • 00:22:59
    Jangan, jangan anu, Pak. Jangan
  • 00:23:00
    demokrasi itu ee yang sebetulnya
  • 00:23:04
    demokrasi itu menjunjung tinggi etika
  • 00:23:06
    kan, Pak? Iya. Ee etika itu harus diisi
  • 00:23:11
    dengan disiplin supaya tetap punya nilai
  • 00:23:14
    praksis. Artinya kalau praksis sama
  • 00:23:16
    praktik lain, praksis itu punya nilai
  • 00:23:19
    kebenaran. Kalau praktik kan bebas
  • 00:23:22
    nilai.
  • 00:23:23
    Iya. Itu Pak menarik sekali selalu ee
  • 00:23:27
    apa namanya itu membuka pikiran kita
  • 00:23:30
    karena kalau melihat situasi seperti ini
  • 00:23:32
    kan kita tidak bisa hanya dari satu
  • 00:23:33
    pintu Pak. Betul Pak. Pak Henro itu
  • 00:23:35
    membukakan kita banyak jendela untuk
  • 00:23:36
    memahami ini. Menarik Pak. Sekali lagi
  • 00:23:38
    terima
  • 00:23:39
    kasih. Tetapi tentu saja ee kita ee saya
  • 00:23:44
    dalam sebagai pemandu acara ini harus
  • 00:23:47
    membuat sebuah situasi di mana kemudian
  • 00:23:49
    ini menjadi logik di pikiran banyak
  • 00:23:51
    orang. Salah satunya begini, sambil
  • 00:23:53
    mempertimbangkan berbagai
  • 00:23:55
    catatan-catatan Bapak tadi bahwa ee
  • 00:23:58
    militer harus disiplin, kemudian kenapa
  • 00:24:00
    baru diributkan sekarang ya kan padahal
  • 00:24:03
    Februari sebenarnya di di diluncurkan.
  • 00:24:05
    Oke, kita pertimbangkan itu. Cuman tidak
  • 00:24:09
    juga yang digambarkan dan dimintakan
  • 00:24:11
    oleh para senior ini, adik-adiknya Bapak
  • 00:24:13
    ini, ini teman-teman Bapak ini adalah
  • 00:24:16
    sesuatu yang dekat dengan problem kita.
  • 00:24:18
    Contoh misalnya kalau yang poin satu kan
  • 00:24:20
    seperti yang saya sampaikan tadi sudah
  • 00:24:21
    lama dimintakan. Yang kedua ini tetap
  • 00:24:24
    mendukung Pak Prabowo seperti keinginan
  • 00:24:26
    Bapak minus pembangunan IKN dengan
  • 00:24:29
    berbagai pertimbangan yang tidak
  • 00:24:31
    dicantumkan di sini. Yang ketiga, PSN
  • 00:24:33
    Rembang. Saya tadi mencoba untuk
  • 00:24:35
    mengontak kawan-kawan di yang bergerak
  • 00:24:37
    di Rempang mengatakan belum dibatalkan
  • 00:24:39
    tetapi ee Perpres-nya itu bla bla bla
  • 00:24:42
    bla gitu. Menghentikan tenaga kerja
  • 00:24:44
    asing Cina yang masuk. ini isu apa
  • 00:24:46
    namanya model yang sudah lama
  • 00:24:48
    dibahasakan teman-teman.
  • 00:24:50
    Poin 678 ini menyangkut dengan situasi
  • 00:24:54
    hari ini, Pak Hendro. Resabel kepada
  • 00:24:56
    para menteri yang sangat diduga telah
  • 00:24:58
    melakukan korupsi. Sebenarnya kan itu
  • 00:25:00
    adalah normatif ya. Tetapi pada situasi
  • 00:25:02
    seperti ini menjadi dekat situasi kita
  • 00:25:05
    karena banyak yang kita dengarkan blah
  • 00:25:07
    sekalang macam lah. Tujuh
  • 00:25:10
    ini kebetulan saya agak detail soal ini
  • 00:25:13
    mengembalikan Polisi Kantipas.
  • 00:25:17
    ini kita dengarlah ada ee undang-undang
  • 00:25:20
    revisi, undang-undang Polri,
  • 00:25:22
    Undang-Undang TNI yang sudah
  • 00:25:23
    diratifikasi dan kemudian menimbulkan
  • 00:25:25
    perdebatan hebat, undang-undang
  • 00:25:27
    kejaksaan, revisi KUHAP segala macam.
  • 00:25:29
    Panjang ceritanya. Dan yang paling
  • 00:25:33
    mengerucut hari ini adalah poin 8
  • 00:25:36
    penggantian Wakil Presiden ini menjadi
  • 00:25:38
    tidak sederhana. Saya sempat mengontak
  • 00:25:40
    Pak
  • 00:25:41
    Wiro eh sebagai penasihat presiden,
  • 00:25:44
    senior presiden soal itu. Ee saya
  • 00:25:47
    sampaikan ke pada Pak Wiro bahwa Pak
  • 00:25:49
    menurut saya sikapnya Bapak membatas
  • 00:25:51
    nama pemerintah itu yang paling moderat.
  • 00:25:53
    Karena ini
  • 00:25:54
    memang
  • 00:25:56
    sebuah sesuatu yang tidak mudah bagi
  • 00:25:58
    presiden. Seperti yang beliau sampaikan
  • 00:25:59
    ini, Pak Wiro mengatakan ini tidak mudah
  • 00:26:01
    bagi Presiden. Maka yang Bapak sampaikan
  • 00:26:04
    tadi menjadi wajar. Jangan dong tekan
  • 00:26:06
    presiden. Cuma lagi-lagi saya bawa bahwa
  • 00:26:09
    permintaan dari para jenderal,
  • 00:26:11
    orang-orang yang hebat yang dia menulis
  • 00:26:14
    ini juga adalah sesuatu yang dekat
  • 00:26:16
    dengan situasi kita, Pak. Kalau dibawa
  • 00:26:18
    pada situasi itu, tidakkah juga Presiden
  • 00:26:21
    perlu merespon setidaknya memberikan
  • 00:26:23
    pernyataan bahwa situasi kita seperti
  • 00:26:25
    ini segala macam. Apa pendapat Pak
  • 00:26:27
    Hendr?
  • 00:26:28
    Eh,
  • 00:26:29
    Pak. Kalau
  • 00:26:32
    ini ee
  • 00:26:36
    benar, harus tepat waktu munculnya. Oh,
  • 00:26:39
    timingnya ya. Timing ya. Jadi sesuatu
  • 00:26:42
    itu
  • 00:26:44
    benar ya, belum tentu tepat ya. Jadi
  • 00:26:48
    kalau benar misalnya benar, kalau
  • 00:26:51
    waktunya enggak
  • 00:26:53
    tepat ya jadi enggak benar gitu. Oke.
  • 00:26:56
    Nah, apa bedanya? Ini
  • 00:27:00
    bukan kata-kata dagelan kata dagelan
  • 00:27:03
    kata-kata ya. Ee benar tuh kalau kita
  • 00:27:06
    mau menembak itu kan pasti kita angkat
  • 00:27:10
    senapan kita bidik. Benar kan? Benar.
  • 00:27:13
    Tapi begitu ditembak kena enggak? Hm. E
  • 00:27:17
    kalau enggak kena berarti kan enggak
  • 00:27:18
    tepat. Enggak tepat. Nah, salah pula
  • 00:27:20
    barang ini. Jadi salah itulah makanya
  • 00:27:22
    makanya benar dengan tepat enggak sama.
  • 00:27:24
    Oke. Tepat itu mengandung tepat sasaran,
  • 00:27:27
    tepat waktunya. Oke. Nah, ini
  • 00:27:31
    kan bisa benar, bisa tidak kalau
  • 00:27:34
    waktunya tepat dan waktunya tidak tepat.
  • 00:27:38
    Jadi saya makanya tadi panjang lebar
  • 00:27:41
    dipancing Pak Akbar Faisal. Soal kenapa
  • 00:27:45
    saya bilang tidak tepat waktu? Kan kita
  • 00:27:46
    kan lagi perang ini, Pak, lagi suasana
  • 00:27:49
    perang dunia. Cuman bukan ada bom di
  • 00:27:51
    sekarang melet enggak ada. Tapi bom kita
  • 00:27:54
    ini rakyat. Rakyat kan enggak merasa
  • 00:27:57
    bahwa sedang di
  • 00:27:59
    di tengah-tengah perang besar kita ini.
  • 00:28:03
    Perang ekonomi, perdagangan finansial.
  • 00:28:06
    Enggak terasa, Pak. Tapi tiba-tiba nanti
  • 00:28:08
    bisa kayak nuklir, bom ekonomi tercekek
  • 00:28:12
    kita, kita enggak bisa makan. Karena
  • 00:28:14
    gitu. Ini yang saya sangat appreciate
  • 00:28:18
    nih ngomong sama Pak Akbar ini. Nah, itu
  • 00:28:21
    tadi
  • 00:28:23
    masalah ee ini kalau kontennya ya saya
  • 00:28:26
    tidak mempersoalkan ini benar atau
  • 00:28:30
    salah. Asal tepat waktu bisa benar.
  • 00:28:32
    Kalau tidak tepat waktu ini salah.
  • 00:28:33
    Salah. Salah pula barang ini kalau
  • 00:28:36
    kurang tepat waktu. Terus apagi tadi?
  • 00:28:37
    Iya. itu tadi yang saya bilang kalau
  • 00:28:39
    kalau kemudian tuntutannya ee para
  • 00:28:42
    senior tadi itu para tokoh-tokoh itu
  • 00:28:44
    didekatkan dengan problem kan sebenarnya
  • 00:28:46
    kan dia bisa menjadi logik Pak. Ha,
  • 00:28:50
    konteksnya kan sama seperti yang beredar
  • 00:28:51
    di publik ini loh. Maka itu
  • 00:28:54
    tadi rasanya saya sudah ngomong ya. Saya
  • 00:28:57
    sudah tua nih. Kadang-kadang sudah
  • 00:28:58
    ngomong ngomong lagi. ini ee
  • 00:29:02
    sebetulnya mm
  • 00:29:04
    aspirasi perasaan dan pemikiran kita ini
  • 00:29:10
    ee kalau ada
  • 00:29:13
    ketidaktepatan dalam konteks dan waktu
  • 00:29:17
    yang meredam itu para tokoh yaitu para
  • 00:29:21
    purnawirawan juga yang meredam supaya
  • 00:29:26
    kita
  • 00:29:27
    ini mempelajari sejarah waktu kita masih
  • 00:29:30
    aktif dulu bagaimana ya. Nah, iya
  • 00:29:34
    sampai pemerintah turun tangan dengan
  • 00:29:37
    menjelaskan menurut saya itu
  • 00:29:40
    sudah terlalu baik. Oh ya sebetulnya itu
  • 00:29:43
    bukan pers kita itu menyampaikan satu
  • 00:29:46
    saran seperti tadi saya bilang saran
  • 00:29:50
    sesudah disampaikan sudah dong. H
  • 00:29:52
    namanya juga saran jangan memaksa supaya
  • 00:29:55
    pemerintah mengikuti mengikuti saran
  • 00:29:57
    kita. Berarti kita yang pemerintah
  • 00:29:59
    jangan ini kita sudah pilih jadi
  • 00:30:03
    pemimpin kita sekarang kita tepak-tepak
  • 00:30:05
    eh eh kanan eh kiri enggak bisa dong.
  • 00:30:08
    Jadi pemimpin lead in front dia pimpin
  • 00:30:11
    di depan. Jadi kita hanya menyarankan,
  • 00:30:16
    sarannya udah sampai udah udah enggak
  • 00:30:18
    bisa memaksa. Kalau memaksa jadi
  • 00:30:20
    mengganggu perjalanan kan banyak yang
  • 00:30:22
    dipikirkan kepala negara i konteksnya
  • 00:30:25
    ipoxos bootmil akum banyak sekali ini
  • 00:30:30
    kita kan tadi saya bilang ini masalah
  • 00:30:34
    besar tapi menjadi kecil dibandingkan
  • 00:30:37
    dengan masalah Indonesia yang sedang
  • 00:30:39
    dihadapi itu presiden keliling-keliling
  • 00:30:42
    situ untuk menyelamatkan supaya negeri
  • 00:30:44
    ini selamat di dalam perang ini. jangan
  • 00:30:47
    sampai keembet-embet gitu bahasa
  • 00:30:49
    Betawinya. Dan sementara kita sendiriah
  • 00:30:52
    memper membesar-besarkan persoalan yang
  • 00:30:55
    kecil sehingga kita mengecil-ngecilkan
  • 00:30:58
    persoalan yang besar. Ini gimana ini?
  • 00:31:00
    Iya, betul. Heeh. Ee saya ingin maju
  • 00:31:05
    lebih selangkah dua langkah ke depan,
  • 00:31:07
    Pak, dari apa yang kita bahas
  • 00:31:09
    ini. Saya mencoba melakukan penerjemahan
  • 00:31:12
    lebih jauh dengan sikap ini. Sebenarnya
  • 00:31:14
    kan sikap dari para purnawirawan ini
  • 00:31:17
    adalah satu hal. Cuma kenapa sampai saya
  • 00:31:20
    coba dekati dengan situasi hari ini?
  • 00:31:22
    karena ternyata itu sama related dengan
  • 00:31:24
    apa yang disuarakan oleh masyarakat
  • 00:31:25
    civil society. Oke. Dibawa dalam konteks
  • 00:31:29
    yang lebih detail lagi. Nampaknya
  • 00:31:31
    sebenarnya tujuan dari permintaan yang
  • 00:31:34
    Bapak bilang jangan jadi desakan dong
  • 00:31:37
    kepada presiden ini adalah ee mereka
  • 00:31:39
    melihat ee Pak Prabowo itu sebagai
  • 00:31:43
    presiden dalam konteks yang lain juga
  • 00:31:46
    menerima tekanan dan atau terlalu banyak
  • 00:31:50
    orang Jawa bilang cawe-cawe. Dalam hal
  • 00:31:53
    ini tudingannya diberikan kepada
  • 00:31:55
    Presiden ketujuh dalam hal ini Pak
  • 00:31:56
    Jokowi. H ee menjadi ee rupit situasinya
  • 00:32:01
    karena Pak Prabowo sendiri mengatakan
  • 00:32:03
    enggak kok tidak ada matahari kembar.
  • 00:32:07
    Pak Jokowi juga mengatakan begitu. Jadi
  • 00:32:09
    ada kebingungan di ruang publik terutama
  • 00:32:12
    masyarakat sivil society untuk melihat
  • 00:32:13
    bagaimana Pak Perbowo menempatkan diri
  • 00:32:16
    sebagai pemegang tunggal kekuasaan. Nah,
  • 00:32:18
    tampaknya ini adalah semacam pesan dan
  • 00:32:22
    atau mungkin barangkali memang sudah
  • 00:32:24
    menjadi sebuah desakan, enggak ambil
  • 00:32:27
    situasi ini agar kemudian Anda tidak
  • 00:32:29
    terbebani dalam melakukan pemerintahan.
  • 00:32:32
    Ada beberapa pihak yang membaca seperti
  • 00:32:33
    itu, Pak. Menurut Pak Hendro, gimana? Ee
  • 00:32:37
    memang tergantung melihatnya. Oke.
  • 00:32:43
    Eh, Rene Dekar
  • 00:32:46
    melihat dayung sampan dia di dalam air,
  • 00:32:51
    dia lihat kok bengkok ya, karena dia
  • 00:32:54
    melihatnya
  • 00:32:55
    dari salah satu sisi tidak holistik.
  • 00:33:00
    Kalau dia angkat itu day kan lurus hanya
  • 00:33:03
    dia masukin bengkok. Ya, itu karena
  • 00:33:07
    melihat hanya dari salah satu sisi yaitu
  • 00:33:10
    hanya dari atas air saja. Jadi tidak
  • 00:33:13
    lihat secara
  • 00:33:16
    menyeluruh. Bisa saja benar di satu
  • 00:33:19
    aspek, tapi begitu dilihat dari seluruh
  • 00:33:22
    aspek enggak benar. Hm. Nah, yang saya
  • 00:33:26
    dan kawan-kawan
  • 00:33:28
    ini
  • 00:33:30
    khawatirkan cuma jangan
  • 00:33:34
    sampai kepala negara dan administrasi
  • 00:33:37
    negara kita ini jadi karena ingin
  • 00:33:40
    menampung aspirasi
  • 00:33:43
    jadi terbawa arus. Itu yang kita
  • 00:33:47
    khawatirkan. Jangan lupa, jangan lupa.
  • 00:33:50
    Saya pernah ngobrol
  • 00:33:53
    sama
  • 00:33:55
    ee aduh siapa nih?
  • 00:33:59
    Jenderal
  • 00:34:00
    eeu panglima tentara Amerika yang jadi e
  • 00:34:05
    mendlu e
  • 00:34:07
    jenderal orangor hitam anu. Iya ee
  • 00:34:12
    Pawel. Ah, Colin Powel. Inilah kalau
  • 00:34:15
    orang sudah tua lupa. Padahal kawan saya
  • 00:34:18
    itu dia bilang ke saya, saya bilang,
  • 00:34:22
    "Kamu jangan main-main ngo terus dong.
  • 00:34:24
    Saya pusing ini." Bapak ngomong gitu
  • 00:34:26
    langsung ngomong saya. Oke. Ya, tapi
  • 00:34:29
    orangnya sudah meninggal sih. Ya, enggak
  • 00:34:31
    tadi. Tapi saya saya lupa nanti mungkin
  • 00:34:34
    saya bisa bilang siapa yang ikut dengar.
  • 00:34:37
    Karena saya bilang kita ini, saya pernah
  • 00:34:40
    jadi sekretaris presiden Soeharto Sesda
  • 00:34:42
    Lobang, sekretaris pengendalian operasi
  • 00:34:46
    pembangunan. Saya merasa semua proyek
  • 00:34:49
    kita kamu ganggu melalui NGO. Dia
  • 00:34:52
    bilang, "Loh, NGO kamu pegang dong.
  • 00:34:56
    Dengan megang NGO kan bisa kita
  • 00:34:58
    kendalikan." Wah, berarti dia
  • 00:34:59
    mengendalikan ini ngongo nih. Tapi
  • 00:35:02
    kesimpulan saya begitu, Mbak Pau juga
  • 00:35:04
    ini orang kan. Jadi itu permainan Pak
  • 00:35:07
    Akbar. Kita mesti hati-hati Pak. Waktu
  • 00:35:11
    ada
  • 00:35:12
    ee Pak Luhud Panjaitan bilang ini
  • 00:35:16
    semuanya tidak terkecuali harus diaudit.
  • 00:35:20
    Saya pikir wah clear ini. Senang saya
  • 00:35:23
    karena permainan klandestin mereka
  • 00:35:24
    paling
  • 00:35:25
    tidak agak sulit jadinya. E tahu-tahu
  • 00:35:29
    sampai sekarang kan enggak diudit kan,
  • 00:35:30
    Pak. Iya. itu karena gagahnya mereka
  • 00:35:34
    dalam mempertahankan itu ya tidak semua
  • 00:35:37
    NGO jangan terus entar habis podcast Pak
  • 00:35:40
    Akbar NJ wah pada ributin saya enggak
  • 00:35:43
    semua tapi ada Pak yang dimainkan oleh
  • 00:35:47
    mereka nah ini jadi suara disebutnya
  • 00:35:50
    suara sivil
  • 00:35:52
    society. Bahaya, Pak. Yang mereka
  • 00:35:55
    gerakkan itu bisa pembangkangan sipil,
  • 00:35:58
    bisa perlawanan
  • 00:36:00
    sipil, bisa kudeta sipil juga kayak di
  • 00:36:03
    Filipina zaman Marcos dulu. Iya. Jadi
  • 00:36:06
    ini jelek, Pak. Konteksnya sangat
  • 00:36:10
    berbahaya buat kesatuan bangsa kita.
  • 00:36:12
    Makanya kan administrasi Pak Prabowo
  • 00:36:15
    sekarang kan merangkul semuanya. Iya,
  • 00:36:17
    merangkul. Tapi kita kalau dirangkul
  • 00:36:19
    jangan jadi kal jengking dong. Kalau
  • 00:36:21
    dipegang tangan kalau jengking kan tetap
  • 00:36:23
    gigit. Itu jangan sampai begitu. Jadi
  • 00:36:26
    saya ee minta para pemuka masyarakat,
  • 00:36:30
    tokoh-tokoh agama,
  • 00:36:33
    tokoh-tokoh purnawirawan apa selalu
  • 00:36:36
    membaca ini dengan saksama dan cerita
  • 00:36:39
    tentang pengalamannya. Jangan jadi
  • 00:36:41
    ngajarin, jangan mau di depan. Begini
  • 00:36:45
    kita contoh nih ya, contoh-contoh kita
  • 00:36:48
    kan ngalami dulu bagaimana konsep ee
  • 00:36:52
    negara bangsa, konsep
  • 00:36:56
    Westpalian.
  • 00:36:58
    Nah, sudah ngomong kan ya? Nah, ini
  • 00:37:01
    gejala Pikun kan saya sudah ngomong.
  • 00:37:03
    Konsep Westalian itu kan mengibarkan
  • 00:37:06
    sovereinity. Oh iya, belum belum belum.
  • 00:37:09
    ini baru nih. Jadi tidak boleh ada
  • 00:37:12
    negara yang mencampuri urusan negara
  • 00:37:14
    lain. Iya. Tapi kan digiring digiring
  • 00:37:18
    terus sampai ke Montivideo. Montivideo.
  • 00:37:21
    Monide di Mon Montevideo di Uruguay ya.
  • 00:37:25
    Uruguay Bolivia kayaknya ya. Enggak.
  • 00:37:26
    Uruguay Uruguay. Nah itu digiringnya
  • 00:37:30
    kepada apa? Semua negara di dunia harus
  • 00:37:33
    berada di bawah hukum internasional Pak.
  • 00:37:38
    hukum internasional kan bukan hukum
  • 00:37:40
    bukan hukum sebenarnya itu yang bikin
  • 00:37:42
    bukan legislatif internasional bukan
  • 00:37:46
    karangan dia kan hukumnya ya
  • 00:37:48
    mengendalikan dia law enforcement-nya di
  • 00:37:50
    kan jadi hukum internasional terus yang
  • 00:37:53
    makai dia yang digunakannya hukum itu
  • 00:37:56
    kan etika Pak etis mempunyai nilai-nilai
  • 00:38:01
    norma yang etis tapi sama dia enggak
  • 00:38:06
    dilaksanakan secara praksis secara
  • 00:38:08
    praktik. Praktik itu apa? Semau dia.
  • 00:38:11
    Nah, itu giringan yang tolong kita ini
  • 00:38:15
    yang tua tua
  • 00:38:18
    menceritakan bahwa kita dulu mengalami
  • 00:38:20
    ini cerita-cerita seperti ini ya. Tolong
  • 00:38:24
    jangan sampai keledai itu jatuh di
  • 00:38:27
    lubang yang sama. H. Nah, kan kita sudah
  • 00:38:31
    ngalamin berapa kali MOU ditandatanganin
  • 00:38:34
    Presiden Soeharto. Hm.
  • 00:38:38
    berapa yang
  • 00:38:39
    terealisir baca aja itu enggak usah saya
  • 00:38:43
    perpanjang. Jadi kalau selama kayak
  • 00:38:46
    begitu sikap plin-pelan dan standar
  • 00:38:50
    gandanya Barat, apa kita masih harus
  • 00:38:52
    percaya sampai sekarang? Berarti itu,
  • 00:38:55
    Pak. Jadi saya bilang, "Pak
  • 00:38:57
    Akbar, cara finansial kita kan juga
  • 00:39:00
    dijajah nih dalam perang ini. Coba
  • 00:39:04
    orang-orang menonjol kayak Pak Akbar
  • 00:39:08
    Faisal, tolong pinjam duit. Kalau
  • 00:39:11
    duit 1 dolar, 2 dolar bisa. Coba pinjam
  • 00:39:15
    1 juta ke atas buka akun di Singapura
  • 00:39:18
    apa di luar negeri. Enggak dapat, Pak.
  • 00:39:21
    Itu penjajahan, Pak. Dia enak aja
  • 00:39:25
    bilang apa? Political expose personel. H
  • 00:39:29
    political expos personel. Jadi secara
  • 00:39:31
    politik punya pengaruh itu kena disebut
  • 00:39:35
    PP. Enggak bisa, Pak, dapat fasilitas
  • 00:39:38
    perbankan. Kalau toh ada, saya yakin
  • 00:39:41
    ada, saya tahu ada beberapa orang. Tapi
  • 00:39:43
    kan mainnya main 4-4p gulipat begitu
  • 00:39:46
    main selesai. Tapi kalau secara formal
  • 00:39:49
    buka akun, pinjam duit enggak bakal
  • 00:39:51
    dapat.
  • 00:39:53
    Karena itu kita lihat penjajah, saya
  • 00:39:55
    herannya mereka buka di sini ada buka ee
  • 00:40:02
    perusahaan pialang saham kok boleh dia
  • 00:40:06
    boleh cari makan di tempat kita
  • 00:40:08
    menggunakan data kita. Kita enggak boleh
  • 00:40:10
    cari makan di dunia ini. Dan itu Pak
  • 00:40:14
    tidak ada batas waktu. Misalnya Pak
  • 00:40:17
    Akbar sampai kapan jadi political expos
  • 00:40:20
    personal? Tidak ada. Jadi seterusnya
  • 00:40:24
    sampai mana enggak bisa jadi konglom
  • 00:40:25
    berat? Iya. Mungkin Pak Akbar enggak
  • 00:40:27
    punya cita-cita jadi konglom berat tapi
  • 00:40:29
    enggak enggak berbakat, Pak. Tapi Pak
  • 00:40:32
    enggak bisa punya dan itu dijatuhkan
  • 00:40:35
    begitu saja vonisnya tanpa alasan. Nah,
  • 00:40:38
    ini cerita harus diceritakan kepada
  • 00:40:41
    generasi penerus bahwa kita berada dalam
  • 00:40:44
    alam penjajahan sebetulnya walaupun
  • 00:40:47
    tidak fisik. Dari dulu mereka bilang
  • 00:40:49
    kita berpolitik etis. Tapi enggak etis.
  • 00:40:53
    Yang menyenangkan kalau berbicara dengan
  • 00:40:56
    ee senior yang menjalani banyak
  • 00:41:00
    peristiwa perjalanan republik seperti
  • 00:41:02
    Pak Henro itu adalah ya kita
  • 00:41:03
    mendengarkan banyak cerita seperti ini
  • 00:41:06
    dan saya tidak bisa bantah itu, Pak.
  • 00:41:09
    ee saya belum bisa buka sekarang, tapi
  • 00:41:11
    baru saja saya mendapatkan sebuah data,
  • 00:41:13
    dokumen, dan sebuah ee skenario di mana
  • 00:41:18
    negara
  • 00:41:19
    ini diperlakukan dengan sangat tidak
  • 00:41:22
    adil oleh mereka. Saya gunakan kata
  • 00:41:23
    mereka. Sampai di situ dulu saya mau
  • 00:41:26
    sampaikan ini. Tapi yang penting saya
  • 00:41:27
    sudah spil sedikit nih. Saya tidak bisa
  • 00:41:29
    bantah apa yang Bapak sampaikan. Kita
  • 00:41:31
    hormati itu, Pak. Ini kita menuju pada
  • 00:41:33
    akhir-akhir dari diskusi kita. Tapi
  • 00:41:35
    lagi-lagi karena ini adalah forum
  • 00:41:37
    politik di mana saya harus memediasi
  • 00:41:39
    banyak pemahaman orang di luar sana yang
  • 00:41:41
    mungkin belum sampai pada tahapan yang
  • 00:41:43
    kita dan atau Pak Hendro sampaikan tadi
  • 00:41:46
    itu, maka saya buat menjadi lebih logik
  • 00:41:48
    bagi mereka. Salah satunya dengan
  • 00:41:50
    pikiran seperti
  • 00:41:52
    ini realitasnya ada beberapa poin, ada
  • 00:41:56
    beberapa situasi di
  • 00:41:59
    mana memang tampaknya sinyal harus
  • 00:42:02
    dikirimkan kepada Presiden bahwa
  • 00:42:04
    situasinya tampaknya bisa menjadi tidak
  • 00:42:07
    baik-baik saja apabila radar kita tidak
  • 00:42:09
    diperkuat.
  • 00:42:11
    Dalam konteks perundang-undangan
  • 00:42:13
    misalnya saya
  • 00:42:14
    buka Mahkamah Konstitusi itu telah
  • 00:42:19
    menurunkan presidential threshold 0%.
  • 00:42:22
    Jadi misalnya kalau saya ada partai yang
  • 00:42:25
    mendukung saya, saya bisa menjadi calon
  • 00:42:27
    presiden nih nantinya nih
  • 00:42:29
    202. Partai-partai lain yang tentu saja
  • 00:42:32
    harus memikirkan dirinya akan mengatakan
  • 00:42:34
    gini, "Oke, ini ada pintu nih. Bagi saya
  • 00:42:37
    atau orang dari partai saya menjadi
  • 00:42:38
    presiden. Itu satu pintu dulu.
  • 00:42:41
    Pintu kedua lagi kita tunggu ini, Pak.
  • 00:42:43
    Kalau Mahkamah Konstitusi juga
  • 00:42:45
    menurunkan parlamentary
  • 00:42:47
    threshold sebagai syarat bagi seseorang
  • 00:42:50
    untuk ee sebuah partai lolos ke Senayan
  • 00:42:53
    dan kemudian berbicara lebih banyak
  • 00:42:54
    dalam konteks superpolitika nasional
  • 00:42:56
    diturunkan menjadi 0% juga, maka
  • 00:42:58
    presidensialnya sudah dibuka 0%,
  • 00:43:00
    parlementarnya 0%. Jadi partai apapun
  • 00:43:03
    bisa mencalonkan presiden. Wah, ramai
  • 00:43:04
    situasi ini. Pada situasi seperti itu,
  • 00:43:07
    maka orang-orang yang berada di dekatnya
  • 00:43:09
    presiden sekarang ini akan mengatakan
  • 00:43:10
    gini, "Mak Prabowo, terima kasih sudah
  • 00:43:14
    memberikan kesempatan pada kami ikut
  • 00:43:16
    dalam kekuasaan, tapi ini loh, Pak, ada
  • 00:43:18
    pintu loh, Pak." Maka pada situasi
  • 00:43:20
    seperti itulah kemudian saya anggap
  • 00:43:21
    bahwa ini menjadi tidak sederhana.
  • 00:43:24
    Mohon ee jelaskan kepada kami Pak Henr
  • 00:43:27
    dengan pengalaman Bapak yang luar biasa
  • 00:43:29
    itu yang akan kita hadapi kalau kemudian
  • 00:43:32
    ternyata ini betul-betul datang pada
  • 00:43:34
    situasi kita. Ada banyak pikiran loh,
  • 00:43:36
    Pak, menyangkut ini. Begini,
  • 00:43:39
    Pak. Tadi kan saya cerita Vietnam sama
  • 00:43:42
    cerita Cina ya, pembaharuan deng
  • 00:43:45
    shopping tahun
  • 00:43:48
    1986
  • 00:43:49
    kita P4, karena saya termasuk manggala
  • 00:43:53
    P4 i kita menyatakan bahwa
  • 00:43:56
    Pancasila merupakan ideologi terbuka.
  • 00:44:01
    Kalau Pancasila disebut ideologi
  • 00:44:03
    terbuka, namanya bukan ideologi lagi, H
  • 00:44:06
    tapi filsafat. Karena itu kita lalu
  • 00:44:10
    mengubah kata-kata itu bahwa Pancasila
  • 00:44:13
    adalah dasar filsafat negara, bukan
  • 00:44:16
    hanya
  • 00:44:17
    ideologi karena tidak ada
  • 00:44:20
    konteks pemaksaan diktatorial di situ.
  • 00:44:24
    Nah, dengan ideologi terbuka memang kita
  • 00:44:28
    harus siap menghadapi semua tantangan.
  • 00:44:31
    Oke. Tantangan harus dijawab. Kalau
  • 00:44:34
    ancaman harus kita atasi.
  • 00:44:37
    Ya,
  • 00:44:39
    dengan kita melihat contoh ya, contoh
  • 00:44:43
    seorang kaya raya, Pak yang
  • 00:44:46
    mempekerjakan banyak sekali buruh
  • 00:44:48
    ratusan ribu, Pak. Namanya Jackma.
  • 00:44:51
    Jackma di Cina. Begitu dia mengeritik
  • 00:44:54
    pemerintah yang membikin pemerintah jadi
  • 00:44:57
    bingung, and company punya dia yang udah
  • 00:45:00
    tinggal 3 hari lagi IPO dilarang, Pak.
  • 00:45:04
    Alibaba. Alibaba end dulu end company.
  • 00:45:08
    Kalau Alibaba masih oke. Tapi kan dia
  • 00:45:10
    mau go public kan stop
  • 00:45:13
    tidak boleh. Karena apa? Pemerintah Cina
  • 00:45:16
    bilang kamu udah mengganggu
  • 00:45:18
    saya sekarang mati aja kamu daripada
  • 00:45:21
    saya yang
  • 00:45:22
    mati. Itu jadi saya lihat di sini ee
  • 00:45:27
    konteksnya Pak Akbar adalah para adalah
  • 00:45:32
    pada minimnya negarawan.
  • 00:45:35
    minimnya negarawan. Minim negarawan.
  • 00:45:37
    Jadi orang yang duduk di lembaga-lembaga
  • 00:45:39
    hukum tadi itu yang kita lihat loh kok
  • 00:45:42
    terlalu jauh deviasinya. H e terlalu
  • 00:45:46
    jauh praktiknya dari praksisnya. Oke.
  • 00:45:50
    Karena negarawan kenegarawanan yang
  • 00:45:52
    kurang.
  • 00:45:54
    Tak dekaderisasi
  • 00:45:57
    partai-partai kita kan bisa juga melihat
  • 00:45:59
    walaupun kita tidak senang atau dari
  • 00:46:02
    dari musuh pun kita harus belajar kan.
  • 00:46:04
    Apa ada 6 sampai 7 mulai dari ini Pak
  • 00:46:08
    yang kita bisa tiru kiuncung namanya
  • 00:46:11
    Citkit
  • 00:46:13
    Funci Shin Siang Cah Heupu Tongjan
  • 00:46:17
    Tongjan Konpu, Liang Tok Konpu. Tujuh
  • 00:46:20
    tingkat liang Tok Konfu. Tiga orang
  • 00:46:24
    disuruh pilih untuk menjadi Walikota
  • 00:46:27
    Shanghai. Hm.
  • 00:46:30
    Tarik selimut tidur, Pak. Siapa aja yang
  • 00:46:32
    terpilih pasti hebat karena liang
  • 00:46:34
    tokonfu kader tinggi. Kalau kita kan
  • 00:46:37
    partai politik kita belum, Pak. Iya. Ya.
  • 00:46:39
    Ya. Siapa orang besar masuk partai
  • 00:46:42
    langsung jadi pembina ketua apa yang
  • 00:46:45
    dibina? Iya. Oke. Kan harus dari bawah,
  • 00:46:47
    Pak. Walaupun dia bekas
  • 00:46:51
    pejabat apa masuk partai, tunggu dulu
  • 00:46:54
    ujian dulu. Kamu masuk di tingkat kader
  • 00:46:57
    yang mana? Iya. Ini saya pelajari, Pak.
  • 00:47:00
    Saya rasa Abu Rijal apa sudah pergi ke
  • 00:47:03
    pernah pergi ke Beijing. Ee mungkin Pak
  • 00:47:07
    Akbar kan saya lupa tuh Pak Akbar ikut
  • 00:47:09
    enggak tuh waktu Golkar datang ee ke
  • 00:47:12
    partai komunis. Kita bukan lihat
  • 00:47:14
    komunisnya Pak, tapi kita lihat
  • 00:47:15
    bagaimana mereka melakukan kaderisasi
  • 00:47:18
    meritokrasi internal. Meritokrasi
  • 00:47:21
    internal di situ. Kalau internal aja
  • 00:47:24
    bagus, Pak. Otomatis untuk negara bagus.
  • 00:47:28
    Betul. Dan ada satu
  • 00:47:30
    pemeo kesetiaan kepada partai berhenti
  • 00:47:34
    begitu Anda sudah menjadi pejabat
  • 00:47:37
    negara. Begitu. Kalau kita kan
  • 00:47:40
    enggak. Kamu masih partai
  • 00:47:43
    apa? Ya sudah. Itu masalah kenegarawanan
  • 00:47:48
    ini kita yang perlu dan itu letaknya
  • 00:47:51
    pada ee pilar-pilar demokrasi. Pilar
  • 00:47:54
    demokrasi kan partai politik. Nah, di
  • 00:47:57
    situ yang harus mencetak negarawan
  • 00:48:00
    supaya tidak terjadi yang kayak begini,
  • 00:48:02
    Pak. Nah, saya bukan karena dulu
  • 00:48:05
    menterinya Pak Harto, saya kira bukan,
  • 00:48:07
    ya. Tapi kalau kita lihat positifnya di
  • 00:48:10
    di sana adalah walaupun e Pak Harto
  • 00:48:15
    sangat berkuasa sama, Pak, sama kerajaan
  • 00:48:19
    Majapahit, Pak.
  • 00:48:21
    234 tahun, Pak, sebelum Amerika ketemu.
  • 00:48:25
    200 tahun sebelum Amerika diketemukan
  • 00:48:29
    Columbus. Majapahit sudah berkibar di
  • 00:48:33
    Asia Tenggara sebagai negara terkuat dan
  • 00:48:36
    paling
  • 00:48:37
    sejahtera. Enggak ada pemilu, Pak.
  • 00:48:40
    Majapahit raja. Tapi raja yang
  • 00:48:44
    bijaksana. Raja yang diganti oleh
  • 00:48:48
    anaknya. Karena kan boleh punya istri
  • 00:48:51
    banyak karena supaya punya anak banyak
  • 00:48:54
    dia pilih anak yang paling bagus untuk
  • 00:48:56
    mengganti dia.
  • 00:48:58
    Persis di kanu dia tunjok dia bilang,
  • 00:49:02
    "Saya tidak mau kalau yang dipilih oleh
  • 00:49:05
    rakyat Singapura nanti orang yang akan
  • 00:49:07
    menghancurkan Singapura yang saya bikin
  • 00:49:10
    dengan setengah mati menjadi dunia
  • 00:49:12
    pertama dari dunia ketiga."
  • 00:49:15
    Nah, ini Pak membutuhkan pemahaman
  • 00:49:19
    tentang beda antara stabilitas nasional,
  • 00:49:23
    stabilitas politik, dan
  • 00:49:25
    diktatorship. Beda. Kalau kita mau
  • 00:49:28
    bilang rakyat usul dan memaksa
  • 00:49:30
    pemerintah, ini kan diktator proletar
  • 00:49:33
    namanya. Yang beneran diktator proletar
  • 00:49:35
    ya begini gitu. Kalau negeri komunis kan
  • 00:49:38
    sudah diktator proletar. Nah, itu Pak.
  • 00:49:42
    Jadi tidak bisa itu semak semasa kita
  • 00:49:45
    masih mau demokrasi dan demokrasi kita
  • 00:49:47
    Pancasila harus konsekuen dengan
  • 00:49:50
    1986 demokrasi Pancasila Pancasila
  • 00:49:54
    ideologi terbuka bisa diapproach dari
  • 00:49:57
    mana saja yang penting pemerintahan
  • 00:49:59
    tetap kuat stabil dan decision maker.
  • 00:50:03
    Pak Hendro terima kasih. Wah, sama Pak
  • 00:50:06
    diskusi yang sangat bernah sekali. Ee
  • 00:50:10
    sejujurnya orang-orang yang lebih muda
  • 00:50:12
    dari Bapak itu kami belajar banyak pada
  • 00:50:15
    situasi-situasi seperti ini, pengalaman,
  • 00:50:17
    mungkin juga
  • 00:50:19
    bacaan dan ee kearifan melihat ee
  • 00:50:22
    masalah itu enggak kemudian kita bisa
  • 00:50:24
    belajar banyak. Sekali lagi, Pak Hendrot
  • 00:50:27
    terima kasih atas sama-sama tausiah
  • 00:50:29
    politiknya. Terima kasih. Saya terima
  • 00:50:31
    kasih atas nama Purnawirwawan. Walaupun
  • 00:50:34
    purirwan tidak ngasih mandat ke saya,
  • 00:50:37
    tapi saya terima kasih karena podcast
  • 00:50:40
    ini, Pak selalu memberi pencerahan
  • 00:50:43
    kepada masyarakat. K saya juga mohon e
  • 00:50:47
    para tokohtoh nasional, tokoh
  • 00:50:50
    purnawirawan semuanya juga memberikan
  • 00:50:53
    pencerahan seperti yang dilakukan Pak
  • 00:50:56
    Akbar Faisal ini tempatnya. Terima kasih
  • 00:50:59
    banyak. Wow. Mendapat pujian dari
  • 00:51:01
    seorang senior seperti ini. Luar biasa
  • 00:51:02
    sekali, Pak. Terima kasih sekali lagi.
  • 00:51:04
    Baik
  • 00:51:06
    pemirsa. Silakan simpulkan sendiri
  • 00:51:10
    pembicaraan ini, diskusi ini atau
  • 00:51:13
    percakapan ini harus kita dengarkan
  • 00:51:16
    bukan karena ada di forum saya, tetapi
  • 00:51:19
    agar kemudian bangsa ini berjalan ke
  • 00:51:21
    depan dengan logika yang terukur. Ada
  • 00:51:24
    beberapa mungkin yang harus saya
  • 00:51:25
    pertanyakan, bahkan mungkin tidak setuju
  • 00:51:27
    dengan yang disampaikan oleh Pak Hendro.
  • 00:51:29
    Tapi ada banyak juga pula yang saya
  • 00:51:30
    katakan, "Oh, iya situasinya seperti
  • 00:51:32
    ini. Beliau telah menjalani sebuah
  • 00:51:34
    hari-hari yang panjang." Maka tak ada
  • 00:51:37
    pilihan bagi kita kecuali
  • 00:51:39
    belajar pada level yang lebih rendah
  • 00:51:41
    lagi bercakap-cakap. Soal sepakat atau
  • 00:51:44
    tidak, kita lihat bagaimana sejarah
  • 00:51:46
    berjalan. Terima kasih telah menyaksikan
  • 00:51:49
    percakapan ini.
  • 00:51:50
    [Musik]
  • 00:52:14
    [Musik]
  • 00:52:19
    Yeah.
  • 00:52:21
    [Musik]
  • 00:52:22
    [Tepuk tangan]
  • 00:52:23
    [Musik]
Tags
  • politik
  • demokrasi
  • Indonesia
  • purnawirawan
  • stabilitas
  • pemerintah
  • keputusan
  • masa lalu
  • masyarakat sipil
  • tanggung jawab