00:00:00
Hai
00:00:01
bagaimana agar air irigasi dapat
00:00:04
terdistribusi secara efektif dan efisien
00:00:07
bangunan irigasi apa yang diperlukan
00:00:10
untuk tujuan tersebut
00:00:11
dalam materi kali ini akan dibahas
00:00:14
tentang
00:00:16
perencanaan saluran irigasi
00:00:26
saluran irigasi berawal dari Intake
00:00:29
sampai ke badan air atau saluran
00:00:32
pembuang yang dipakai untuk menerima air
00:00:34
yang sudah atau bekas dipakai dan
00:00:37
kelebihan air yang ada pada daerah
00:00:38
irigasi
00:00:40
umumnya pengaliran air irigasi
00:00:43
menggunakan saluran terbuka yang
00:00:45
mempunyai permukaan air bebas
00:00:48
cara pengaliran ini digolongkan sebagai
00:00:51
sistem gravitasi di mana air mengalir
00:00:54
karena ada perbedaan tinggi permukaan
00:00:56
air antara kedua ujung saluran
00:01:00
Hai
00:01:02
berbicara tentang bangunan pengambilan
00:01:04
atau intake terdiri dari beberapa tipe
00:01:07
yaitu intake pengambilan bebas
00:01:11
bangunan yang dibuat di tepi sungai yang
00:01:14
mengalirkan air sungai ke dalam jaringan
00:01:16
irigasi tanpa mengatur tinggi muka air
00:01:19
di Sungai
00:01:21
sementara apabila tinggi muka air kurang
00:01:24
dipakai bangunan peninggi Tara muka air
00:01:28
biasanya bendung sehingga bangunan
00:01:30
pengambilannya disebut bangunan
00:01:32
pengambilan tak bebas
00:01:35
terdapat juga bangunan pengambilan
00:01:37
berupa pompa dan intake irigasi pada
00:01:42
Bendungan
00:01:47
Setelah air diambil atau disadap dari
00:01:49
sumber nya melalui bangunan pengambilan
00:01:52
kemudian air didistribusikan ke
00:01:54
masing-masing peta melalui saluran
00:01:57
irigasi
00:01:58
menurut fungsinya saluran irigasi
00:02:01
dibedakan menjadi saluran pembawa Yaitu
00:02:05
dimulai dari bangunan penangkap air atau
00:02:07
intake pada bendung saluran pembawa
00:02:11
membawa air irigasi ke petak-petak sawah
00:02:13
yang dituju yang meliputi saluran primer
00:02:16
saluran sekunder saluran tersier dan
00:02:20
saluran kuarter
00:02:24
sementara saluran pembuang berfungsi
00:02:26
membuang air setelah digunakan untuk
00:02:29
mengairi petak-petak sawah yang
00:02:31
hirarkinya dimulai dari saluran pembuang
00:02:34
kuarter yang paling kecil Kemudian
00:02:36
bertemu dengan saluran pembuang tersier
00:02:38
yang lebih besar lalu bertemu dengan
00:02:41
saluran lainnya yang menjadi lebih besar
00:02:45
lagi sehingga menjadi saluran pembuang
00:02:47
utama yang Meneruskan ke sungai dan
00:02:50
akhirnya pelaut
00:02:54
posisi saluran pembawa dan saluran
00:02:56
pembuang irigasi bisa di slot sesuai
00:03:01
dengan gambar berikut
00:03:09
saluran pembawa di jaringan irigasi
00:03:11
dibagi menjadi
00:03:13
saluran irigasi pada jaringan irigasi
00:03:16
utama
00:03:17
meliputi saluran primer yaitu membawa
00:03:21
air dari jaringan utama ke saluran
00:03:24
sekunder dan ke petak-petak tersier yang
00:03:27
diairi
00:03:28
atas ujung saluran primer adalah pada
00:03:31
bangunan bagi yang terakhir
00:03:35
sementara saluran sekunder membawa air
00:03:38
dari saluran primer ke petak-petak
00:03:40
tersier yang dilayani oleh saluran
00:03:42
sekunder tersebut batas ujung saluran
00:03:46
sekunder ini adalah pada bangunan sadap
00:03:48
terakhir
00:03:53
sementara saluran irigasi pada jaringan
00:03:56
tersier
00:03:57
meliputi saluran tersier
00:04:00
Hai membawa air dari bangunan sadap ke
00:04:03
petak tersier lalu ke saluran kuarter
00:04:06
batas ujung Saluran ini adalah box bagi
00:04:09
tersier yang terakhir
00:04:11
saluran kuarter membawa air dari boks
00:04:15
bagi tersier the box bagi Quartet
00:04:17
kemudian air didistribusikan ke
00:04:20
petak-petak sawah
00:04:24
saluran pembuang di jaringan irigasi
00:04:26
dibagi menjadi jaringan saluran pembuang
00:04:30
tersier
00:04:32
saluran pembuang kuarter terletak di
00:04:35
dalam satu petak tersier menampung air
00:04:37
langsung dari sawah dan membuang air
00:04:40
tersebut kedalam saluran pembuang
00:04:42
tersier
00:04:43
sementara saluran pembuang tersier
00:04:46
terletak di antara petak-petak tersier
00:04:48
yang masuk dalam unit irigasi sekunder
00:04:51
yang sama dan menampung air baik dari
00:04:55
pembuang kuarter maupun dari sawah-sawah
00:04:57
air tersebut dibuang ke dalam jaringan
00:05:00
pembuang sekunder
00:05:02
sementara jaringan pembuang utama
00:05:05
terdiri dari jaringan pembuang sekunder
00:05:08
yang menampung air dari jaringan
00:05:10
pembuang tersier dan membuang air
00:05:12
tersebut ke Pembuang primer atau
00:05:15
langsung ke jaringan pembuangan alamiah
00:05:17
dan keluar daerah irigasi
00:05:21
sementara saluran pembuang primer
00:05:23
mengalirkan kelebihan air dari saluran
00:05:26
pembuang sekunder keluar daerah irigasi
00:05:29
membuang primer sering berupa saluran
00:05:32
pembuang alamnya yang mengalirkan
00:05:34
kelebihan air tersebut ke sungai anak
00:05:36
sungai atau ke laut
00:05:41
macam saluran pembawa irigasi dapat
00:05:44
dibedakan berdasarkan posisi dan arah
00:05:47
mengalir dari saluran
00:05:50
pertama saluran dapat diposisikan pada
00:05:54
saluran tunggu yaitu posisi saluran
00:05:57
irigasi mengalirkan air pada punggung
00:06:00
Kikan dengan kemiringan mengarah ke arah
00:06:03
kontur yang lebih rendah saluran
00:06:05
punggung umumnya merupakan percabangan
00:06:08
dari saluran garis tinggi
00:06:11
yang kedua adalah saluran mengalir ke
00:06:14
samping posisi Saluran ini menyerang
00:06:17
dari punggung akan tetapi tidak
00:06:19
mengikuti garis tinggi ataupun searah
00:06:22
dengan garis tinggi
00:06:23
dan saluran yang ketiga adalah saluran
00:06:26
garis tinggi yaitu arah mengalir dan
00:06:29
posisi saluran hampir mengikuti garis
00:06:32
tinggi atau garis kontur Medan Saluran
00:06:35
ini mempunyai kemiringan dasar saluran
00:06:36
sesuai dengan kebutuhan rencana untuk
00:06:39
mendapatkan Kecepatan aliran yang
00:06:41
diinginkan
00:06:45
posisi saluran garis tinggi saluran
00:06:48
punggung dan saluran menyamping sesuai
00:06:51
ilustrasi gambar berikut a
00:07:00
Wulandari setinggi kemiringannya dapat
00:07:02
dibuat sesuai dengan kemiringan yang
00:07:03
diinginkan kesulitannya banyak rintangan
00:07:06
yang dijumpai misalnya adanya alur-alur
00:07:09
atau sungai kecil yang memotong garis
00:07:12
tinggi tersebut sehingga perlu bangunan
00:07:15
pertolongan
00:07:18
dilihat dari proses terjadinya saluran
00:07:21
irigasi dapat dibedakan menjadi saluran
00:07:24
alam yaitu terjadi secara alamiah dimana
00:07:28
alur saluran terbentuk akibat adanya
00:07:30
gerusan oleh aliran air pada permukaan
00:07:34
tanah Saluran ini mempunyai penampang
00:07:37
dan Kris tidak teratur
00:07:41
dan saluran buatan Saluran ini dibuat
00:07:44
dengan dimensi dan bentuk penampang
00:07:47
saluran tertentu serta Terus yang
00:07:50
tertentu dan teratur mengarah ke tempat
00:07:52
tujuan pemberian air
00:07:56
berikut adalah beberapa bentuk melintang
00:07:59
dari saluran dikasih di Indonesia
00:08:01
saluran irigasi kebanyakan didesain
00:08:04
dengan bentuk trapesium tetapi saat ini
00:08:06
telah banyak digunakan saluran bentuk
00:08:08
persegi empat untuk saluran dengan
00:08:10
perkuatan pasangan batu atau beton dalam
00:08:14
kriteria perencanaan 03 bagian saluran
00:08:17
juga terdapat beberapa kombinasi desain
00:08:20
dan tipe saluran pasangan seperti gambar
00:08:23
berikut
00:08:27
kelemahan dari pembuatan saluran irigasi
00:08:29
saat ini adalah mudah bocor sehingga
00:08:32
airnya sering merembes Selain itu
00:08:34
keseragaman kualitas bahannya sulit
00:08:37
dikontrol karena menggunakan pasangan
00:08:39
batu kali juga pengerjaan relatif lama
00:08:42
dan biaya operasional yang cukup mahal
00:08:44
Oleh karena itu saat ini puslitbang
00:08:47
kementerian PU PR juga telah
00:08:50
mengembangkan saluran irigasi modular
00:08:52
yaitu saluran irigasi yang dibuat dengan
00:08:55
beton cor yang dicetak per modul atau
00:08:57
per bagian-bagian
00:09:00
bagian saluran modular tersebut adalah
00:09:03
bagian pondasi lantai siku maupun modul
00:09:07
caping penutup atasnya karena saluran
00:09:11
modular terbuat dari beton maka bisa
00:09:13
menekan angka kehilangan air biaya opmin
00:09:17
IM3 bilitas saluran bisa terjaga proses
00:09:20
pekerjaannya cepat kualitas terjaga dan
00:09:24
memiliki estetika lebih baik
00:09:27
rakitan saluran modular tergolong muda
00:09:30
dimensi fleksibel dapat untuk saluran
00:09:32
irigasi yang kecil maupun besar dan
00:09:36
dapat dibuat secara fabrikasi
00:09:43
Bagaimana menghitung debit kapasitas
00:09:45
rencana yang dibutuhkan untuk mengakhiri
00:09:48
seluruh daerah irigasi perhitungan debit
00:09:50
rencana yang mengalir di saluran
00:09:52
tentunya disesuaikan dengan kebutuhan
00:09:54
air tanaman
00:09:55
debit rencana pada saluran pembawa
00:09:58
dihitung dengan berikut Q = nfr kali
00:10:07
arfsev28 debit rencana
00:10:11
nfr adalah netbook water requirement
00:10:14
atau kebutuhan bersih netto air di sawah
00:10:17
dalam liter per detik per hektar
00:10:21
aa22 sedaerah yang di air dalam hektar
00:10:25
eh adalah efisiensi irigasi secara
00:10:28
keseluruhan
00:10:31
kita tahu bahwa kebutuhan air untuk
00:10:34
masing-masing tanaman tidaklah sama
00:10:36
Tanaman apa yang kira-kira membutuhkan
00:10:38
air paling banyak
00:10:41
benar sekali yaitu padi karena kita
00:10:44
harus paham prinsip dari konsep desain
00:10:46
yaitu harus memperhatikan kondisi paling
00:10:49
kritis sehingga untuk desain saluran
00:10:53
digunakan adalah kebutuhan air untuk
00:10:56
tanaman padi sehingga saluran akan tetap
00:11:00
tapi kapasitasnya meskipun hanya untuk
00:11:02
mengakhiri kebutuhan air tanaman yang
00:11:04
lebih kecil contohnya tebu atau palawija
00:11:11
nilai NSR untuk tanaman padi berkisar
00:11:15
antara 1-2 liter per detik berdetak
00:11:23
variabel yang menentukan dari rumus
00:11:26
debit rencana adalah efisiensi irigasi
00:11:28
Apa itu efisiensi irigasi jadi untuk
00:11:32
tujuan-tujuan perencanaan dianggap bahwa
00:11:34
seperlima sampai seperempat dari jumlah
00:11:37
air yang diambil akan hilang sebelum air
00:11:41
itu sampai ke sawah
00:11:44
kehilangan ini disebabkan oleh kegiatan
00:11:46
eksploitasi
00:11:48
evaporasi dan perebusan
00:11:52
kehilangan akibat evaporasi dan
00:11:55
perebusan umumnya kecil jika
00:11:58
dibandingkan dengan jumlah Kehilangan
00:12:00
obat kegiatan eksploitasi
00:12:05
pada umumnya kehilangan air di jaringan
00:12:09
irigasi dapat dibagi-bagi sebagai
00:12:11
berikut
00:12:13
antara
00:12:15
15-22 setengah persen dicetak tersier
00:12:19
antara bangunan sadap tersier dan sawah
00:12:23
kehilangan air di saluran sekunder
00:12:25
adalah antara tujuh setengah persen
00:12:28
sampai 12 nah persen
00:12:31
begitu pula di saluran primer atau
00:12:34
saluran induk terjadi kehilangan air
00:12:37
berkisar antara 75 persen sampai 12,5
00:12:47
efisiensi secara keseluruhan atau total
00:12:50
yaitu efisiensi irigasi pada saluran
00:12:54
induk atau saluran primer dihitung
00:12:57
sebagai berikut a
00:13:00
sciences jaringan tersier atau at dikali
00:13:03
efisiensi jaringan sekunder atau
00:13:07
es35 efisiensi jaringan primer atau FB
00:13:12
besar efisiensi total adalah 0,65 hingga
00:13:17
0,79 Oleh karena itu kebutuhan air
00:13:21
bersih di sawah atau nfr harus dibagi
00:13:25
efisiensi ini untuk memperoleh jumlah
00:13:27
air yang dibutuhkan di bangunan
00:13:30
pengambilan dari sungai
00:13:33
sebagai contoh
00:13:36
efisiensi di saluran tersier adalah 80%
00:13:41
sementara efisiensi di saluran sekunder
00:13:44
dan primer adalah 90% maka untuk
00:13:48
efisiensi saluran sekunder adalah
00:13:52
kyb yaitu 80% kali 90% = 0,70
00:14:00
dikarenakan saluran sekunder tersebut
00:14:02
juga akan menyuplai saluran tersier
00:14:05
setelahnya
00:14:08
sementara efisiensi total pada saluran
00:14:11
primer adalah
00:14:13
pt.kyb
00:14:16
=
00:14:18
64,8 persen atau sekitar 0,65
00:14:23
dikarenakan saluran primer tersebut akan
00:14:26
menyuplai juga saluran sekunder dan
00:14:29
saluran tersier setelahnya dalam daerah
00:14:32
irigasi tersebut
00:14:37
sementara kapasitas rencana jaringan
00:14:40
pembuang intern untuk sawah dihitung
00:14:44
dengan rumus sebagai berikut
00:14:47
qd = 1,6 02 kali DM kali ah400 902
00:14:57
Dimana Ide adalah debit sauna pada
00:15:00
saluran pembuang DM adalah modulus
00:15:03
membuang
00:15:05
simplifikasi nilainya antara
00:15:08
tiga kali nsf
00:15:11
sementara a adalah luas daerah yang akan
00:15:14
dibuang air
00:15:18
setelah debit rencana dihitung maka
00:15:21
dapat didesain dimensi saluran
00:15:26
Bagaimana merencanakan dimensi saluran
00:15:29
irigasi yang efektif dan efisien
00:15:34
umumnya saluran irigasi dibuat dengan
00:15:36
bentuk penampang trapesium namun pada
00:15:39
beberapa kebutuhan sering dibuat dengan
00:15:42
penampang persegi empat atau setengah
00:15:44
lingkaran
00:15:45
penggunaan penampang trapesium lebih
00:15:48
memungkinkan untuk mendapatkan
00:15:50
stabilitas lereng dibandingkan dengan
00:15:52
penampang persegi
00:16:00
Hai rumus perencanaan dimensi saluran
00:16:02
tentunya telah dipelajari sebelumnya
00:16:04
dalam hidrolika saluran terbuka sesuai
00:16:08
tabel berikut
00:16:15
perhitungan debit yang mengalir di
00:16:17
saluran dapat dihitung menggunakan rumus
00:16:20
Q = p * a
00:16:24
dimana ia adalah Debit air yang mengalir
00:16:28
di saluran dalam meter kubik per detik P
00:16:33
adalah kecepatan air rata-rata di
00:16:35
saluran dalam meter per detik a adalah
00:16:38
luas penampang basah
00:16:43
rumus-rumus yang digunakan untuk
00:16:45
menentukan besarnya Kecepatan aliran
00:16:47
pada aliran saluran terbuka adalah
00:16:51
pertama rumus tripler
00:16:55
dimana p = a r pangkat dua per jika
00:17:00
Ipang card setengah
00:17:07
V merupakan Kecepatan aliran K adalah
00:17:11
koefisien strickler R adalah jari-jari
00:17:14
hidrolis dihitung menggunakan rumus r =
00:17:18
a Rp dimana a adalah luas penampang
00:17:22
basah saluran dan P adalah keliling
00:17:25
basah saluran
00:17:29
disini juga terdapat M atau Z adalah
00:17:33
kemiringan Palu
00:17:35
sementara Ia adalah kemiringan rencana
00:17:39
saluran
00:17:43
rumus kecepatan yang kedua adalah rumus
00:17:46
Yi yaitu v = c akar RI
00:17:52
dimana c adalah fashion jeezy er telah
00:17:56
jari-jari hidrolis dan ia adalah
00:17:58
kemiringan dasar Wulan harga cat
00:18:02
Tergantung kecepatan rata-rata jari-jari
00:18:05
hidrolis kekasaran dasar saluran dan
00:18:08
viskositas
00:18:10
rumus yang ketiga adalah rumus main
00:18:13
Vesa Ma dengan seperti nr2 atau tiga
00:18:18
Ipang card setengah
00:18:21
dengan n adalah fairmining yang nilainya
00:18:24
sama dengan 1/4
00:18:28
dan berikut adalah beberapa nilai ttabel
00:18:31
kekasaran mening untuk beberapa tipe
00:18:34
saluran
00:18:44
koefisien kekasaran strickler ataukah
00:18:47
yang dianjurkan pemakaiannya adalah
00:18:49
untuk pasangan batu sama dengan 64
00:18:53
tangan beton 70 saluran irigasi tanah
00:18:57
nilainya antara 35 hingga 45
00:19:01
harga-harga kekasaran prevision
00:19:04
strickler untuk saluran irigasi tanah
00:19:06
sesuai kp-03 tentang saluran sesuai
00:19:10
dengan tabel berikut
00:19:12
dan juga terdapat tabel untuk tinggi
00:19:16
jagaan minimum untuk saluran tanah
00:19:24
dalam perencanaan saluran irigasi dari
00:19:26
tanah the Post memperkenalkan
00:19:28
besaran-besaran yang dapat dijadikan
00:19:30
untuk perencanaan saluran irigasi sesuai
00:19:33
tabel berfose berikut
00:19:46
nilai kemiringan talud minimum untuk
00:19:49
saluran timbunan yang dipadatkan dengan
00:19:51
baik serta nilai tinggi jagaan minimum
00:19:55
untuk saluran tanah dijelaskan sesuai
00:19:58
tabel berikut
00:20:00
Hai
00:20:04
sementara harga kemiringan talud untuk
00:20:07
saluran pasangan dan tinggi jagaan untuk
00:20:11
saluran pasangan dijelaskan seperti
00:20:13
dalam tabel berikut ini
00:20:23
untuk tujuan eksploitasi pemeliharaan
00:20:26
dan inspeksi diperlukan tanggul di
00:20:29
sepanjang saluran dengan lebar minimum
00:20:31
sesuai tabel berikut
00:20:41
sementara Jalan Inspeksi terletak di
00:20:44
tepi saluran di sisi air yang di air
00:20:46
agar bangunan sadap dapat dicapai secara
00:20:50
langsung
00:20:52
memiliki lebar kira-kira tiga sampai
00:20:56
dengan 5 m e
00:21:00
Hai
00:21:01
sementara
00:21:03
harga ia atau kemiringan saluran Bila
00:21:06
ditinjau dari kondisi lapangan dapat
00:21:09
dihitung sebagai berikut
00:21:11
delta h = i * l atau I = Delta HPL
00:21:18
dimana ia adalah kemiringan dasar
00:21:20
Saluran getah adalah beda tinggi antara
00:21:23
titik 1 dan titik dua l adalah panjang
00:21:26
salur
00:21:30
di kota adalah contoh beberapa saluran
00:21:33
irigasi
00:21:40
dan Berikut adalah contoh soal dan
00:21:43
pembahasan tentang perencanaan saluran
00:21:46
irigasi di
00:22:00
Hi Ho
00:23:00
Hai tips
00:24:00
Hi Ho