00:00:00
Halo semua. Halo Malakan. Baru-baru ini
00:00:02
gua lihat berita soal Goto akan
00:00:04
diakuisisi sama Grab. Grab yang
00:00:06
dikabarkan akan mengakuisisi PT Goto
00:00:09
Gojek Tokopedia Tbk dalam waktu dekat.
00:00:11
Silakan perusahaan asal Singapura itu
00:00:12
dikabarkan telah memulai proses du
00:00:14
deligence dan menurut desas-desus yang
00:00:17
beredar nilai transaksinya dikabarkan
00:00:19
mencapai 7 miliar US dar atau kalau kita
00:00:23
konversi ke rupiah itu sekitar Rp115
00:00:26
triliun.
00:00:28
Dan ini jadi konsern sendiri buat gua.
00:00:31
Kenapa demikian? Karena ini masalah,
00:00:33
Pak, kalau terjadi dan jadi masalah
00:00:36
publik gitu. Karena ini bukan sekedar
00:00:38
transaksi bisnis antar dua perusahaan.
00:00:40
Ada risiko ekonomi yang sangat besar
00:00:42
yang perlu kita pahami dan sikapi dari
00:00:45
transaksi
00:00:50
ini. Oke, kita mulai dari goto dulu,
00:00:52
Teman-teman. Goto itu kan brand lokal
00:00:54
ya. Dan sejauh yang gua tahu dan sejauh
00:00:58
yang gua paham dan sejauh yang gua
00:01:00
lakukan ya salah satu brand favorit gua.
00:01:02
Gua enggak dibayar untuk ngomong ini dan
00:01:04
selama ini jadi satu-satunya aplikasi
00:01:07
yang gua instal di handphone gua karena
00:01:09
spiritnya lokal itu tadi karena dibuat
00:01:10
emang dari Indonesia untuk masyarakat
00:01:13
Indonesia ya itu sendiri. Dan gua pikir
00:01:15
ini salah satu bentuk kontribusi yang
00:01:16
bisa gua lakukan. Kecil tapi mungkin ya
00:01:19
sedikit membantulah gitu. Stay dengan
00:01:21
brand lokal ini. Walaupun sekarang
00:01:23
perkembangannya sudah kayak gimana ya
00:01:24
kita sama-sama tahu gitu. Tapi tetap aja
00:01:27
dia lahir dari bumi pertiwi ya kan dari
00:01:30
bangsa Indonesia gitu. Dan selama
00:01:32
bertahun-tahun kita bisa bilang goto itu
00:01:34
tumbuh jadi salah satu flagship brand
00:01:36
teknologi di negara ini. Tentu saja
00:01:38
sampai sekarang masih ada banyak celah
00:01:40
dari layanan atau produk goto yang bisa
00:01:42
kita kritik, kita tuntut, dan kita
00:01:44
suarakan gitu. Terutama dalam konteks
00:01:46
ini Gojek ya banyaklah
00:01:48
ketidaksempurnaannya atau masih
00:01:49
tertinggallah dari kompetitornya. Tapi
00:01:51
so far ya balik lagi kayak gua bilang
00:01:53
tadi, gua masih pakai Gojek Conry dan
00:01:54
itu ada di handphone gua bisa dibuktikan
00:01:57
gitu ya. Walaupun gua ngerasa selama gua
00:01:59
pakai Gojek realibitasnya kurang, kadang
00:02:02
aplikasinya lemot terus susah banget
00:02:03
dapat driver dan lain sebagainya. Tapi
00:02:06
satu hal yang mau gua tekanin,
00:02:07
Teman-teman, mereka itu punya kompetitor
00:02:09
yang enggak main-main. Goto itu sedang
00:02:11
bersaing dengan raksasa teknologi
00:02:14
regional. Dan di kompetisi itu the fact
00:02:17
dengan segala problematikanya mereka
00:02:19
masih survive sampai sekarang. Dan ini
00:02:22
bisa kita bilang sebuah capaian yang
00:02:24
luar biasa besar. Karena kita juga mesti
00:02:26
pertimbangin nih, Teman-teman, betapa
00:02:27
luasnya rantai pengaruh Goto dalam
00:02:29
perekonomian masyarakat dengan asumsi
00:02:31
setiap mitra UMKM GOTO itu mempekerjakan
00:02:33
sekitar 2 sampai 3 pekerja. Itu berarti
00:02:35
sudah ada sekitar 60 juta SDM produktif
00:02:38
yang hidup dari ekosistem GOTU. Angka
00:02:39
sebenarnya tentu bisa jauh lebih besar
00:02:41
dari ini. Karena UKM sangat mungkin
00:02:43
mempekerjakan lebih dari tiga karyawan.
00:02:45
Itu baru UMKM belum drivernya. Mayoritas
00:02:47
mitra drivernya Gojek itu biasanya
00:02:49
kepala keluarga. Nah, dengan asumsi satu
00:02:51
driver adalah kepala keluarga dengan
00:02:53
empat tanggungan, ada sekitar 12 juta
00:02:55
orang yang hidup dalam ekosistem GOTO
00:02:58
ini. Dan kalau kita lihat data tahun
00:03:00
2022 itu menyebutkan bahwa nilai ekonomi
00:03:02
yang berputar di ekosistem GOTO itu
00:03:04
sudah mencapai Rp430 triliun. Semua
00:03:06
angka yang fantastis. Dari situ kita
00:03:08
bisa lihat, Teman-teman, apa yang
00:03:09
terjadi pada Goto sebagai sebuah entitas
00:03:12
private itu bisa berdampak ke puluhan
00:03:15
juta manusia. Nah, sekarang kita masuk
00:03:18
ke bahasannya. Terus kenapa kalau Goto
00:03:20
diakuisisi Grab salahnya di mana? Ya
00:03:23
tentu itu jadi pertanyaan teman-teman
00:03:25
kan. Nah, mari kita perdalam lagi
00:03:27
bahasannya karena mungkin di asumsi
00:03:29
kalian wah Grab lebih murah kalau mereka
00:03:31
aksisi GO ya. Kita akan dapat barang
00:03:33
yang lebih murah dan lebih canggih.
00:03:35
Pertanyaannya benarkah
00:03:39
demikian? Mari kita throwback sedikit
00:03:42
teman-teman. Sekitar 10 15 tahun yang
00:03:44
lalu waktu masih banyak maskapai di
00:03:46
Indonesia ini ya kan masih banyak merek
00:03:48
Maskapai, masih banyak perusahaan
00:03:50
maskapai, tiket pesawat itu
00:03:52
sangat-sangat kompetitif dan bersaing.
00:03:54
Siapa yang diuntungkan dari hasil
00:03:56
kompetisi ini? Ya, kita masyarakat.
00:03:59
Karena harganya jadi murah sekali. Gua
00:04:01
masih ingat waktu gua kuliah itu dari
00:04:02
Jambi ke Jakarta, gua masih dapati tiket
00:04:04
harga Rp280.000.
00:04:06
sekarang dari Jambi Jakarta. Waduh
00:04:09
sangat-sangat beruntung kalau lu bisa
00:04:10
dapati tiket di bawah
00:04:13
Rp1.200.
00:04:14
I banyak faktor yang mempengaruhi ini.
00:04:17
Salah satunya jelas ya kompetisi yang
00:04:19
dulu 15 sampai 20 tahun yang lalu itu
00:04:21
sudah mulai hilang. Sekarang pemainnya
00:04:23
ya tinggal dua entitas gede nih. Satunya
00:04:27
BUMN satunya swasta. yang mana satu lagi
00:04:29
itu udah sekarat banget kondisinya ya
00:04:32
kan bisa kita bilang kita sudah tahulah
00:04:33
pemenang dari kompetisi di dunia
00:04:35
maskapai ini dan ini yang terjadi
00:04:37
sekarang di kayak pesawat melambung
00:04:40
tinggi dan itu jadi salah satu faktor
00:04:42
kenapa karena ya market sudah dikuasai
00:04:44
dan lu sudah enggak punya daya saing lu
00:04:46
enggak punya pesaing lu enggak punya
00:04:48
kompetitor dan harga udah lu yang
00:04:50
tentuin sendiri either lu beli atau
00:04:52
enggak gitu pilihannya kalau lu enggak
00:04:54
beli ya lu naik bus atau naik kapal dan
00:04:56
lain sebagainya. Nah, balik ke konteks
00:04:58
ini teman-teman. Kalau Goto resmi
00:05:00
diakuisisi sama Grab, secara praktis,
00:05:03
Grab akan jadi pemain yang super
00:05:05
dominan, tunggal bahkan dan enggak ada
00:05:07
kompetitornya sama sekali. Indonesia
00:05:09
akan menjadi negara kedelapan di mana
00:05:11
Grab mendominasi pasar. Ketika ada
00:05:14
pemain tunggal yang super dominan,
00:05:16
konsumen dan mitra akan kehilangan suara
00:05:18
karena mereka enggak ada pilihan. Kalau
00:05:20
sudah begini, kualitas produk dan
00:05:21
standar harga bisa sangat-sangat
00:05:24
berpengaruh. Iya, take it or leave it,
00:05:26
gitu loh. Kita ingat salah satu ini ee
00:05:30
pejabat di sebuah maskapai bilang, "Ya
00:05:31
maskapai pesawat kita memang jelek, tapi
00:05:33
lu cuma punya itu." Oh, seram enggak?
00:05:37
Nah, itu tah. Nah, kompetisi yang hilang
00:05:40
ini bikin enggak ada insentif buat
00:05:41
naikin kualitas dan enggak ada urgensi
00:05:43
buat turunin harga. Kualitas barang akan
00:05:45
stagnan, bahkan terus memburuk, harga
00:05:46
bisa naik terus. Balik lagi ketika semua
00:05:49
orang tidak punya pilihan berging
00:05:50
position-nya jadi mutlak di tangan
00:05:52
perusahaan yang dominan tadi. Contoh
00:05:54
gampangnya bisa kita lihat di ekosistem
00:05:55
Apple. App Store menjadi satu-satunya
00:05:58
gerbang untuk masuk ke iOS. Dan karena
00:05:59
enggak ada alternatif, Apple bisa
00:06:02
seenaknya pasang V berapap pun bahkan
00:06:04
sampai 30%. Developer enggak punya
00:06:06
pilihan, mau enggak mau, suka enggak
00:06:07
suka ya harus ikut, Teman-teman. Karena
00:06:09
satu-satunya jalan mereka masuk ke IES
00:06:11
ya lewat App Store ini tadi. Hal yang
00:06:14
sama juga bisa berlaku di rate potongan
00:06:16
mitra. Perusahaan yang dominan akan bisa
00:06:18
secara mutlak menentukan rate secara
00:06:20
sepihak tanpa bisa ada tekanan balik
00:06:22
dari mitra. Kalau dulu mereka bisa
00:06:24
hijrah, mereka bisa pindah karena mitra
00:06:26
tidak punya pilihan. Kalau sekarang ya
00:06:28
udah sudah diakuisisi gitu. Makanya
00:06:30
hampir setiap negara maju itu punya
00:06:32
regulasi buat ngatur dominasi pasar
00:06:34
kayak gini. Uni Eropa misalnya mereka
00:06:36
punya aturan yang namanya digital market
00:06:38
arts. Aturan ini secara khusus ditujukan
00:06:41
buat perusahaan-perusahaan digital besar
00:06:43
yang terlalu dominan. Tujuannya supaya
00:06:44
mereka enggak bisa seenaknya ngatur
00:06:46
pasar gitu. Ngerugiin pesaing kecil atau
00:06:47
ngeblok akses konsumsi ke pilihan lain.
00:06:51
US juga punya yang namanya antiras law
00:06:53
yang dari dulu emang dipakai buat
00:06:55
ngebubarin monopoli supaya satu
00:06:57
perusahaan enggak bisa kontrol penuh
00:06:59
atas pasar tertentu. Dominasi pasar ini
00:07:01
kalau dibiarin dampaknya sangat serius.
00:07:03
harga naik, inovasi mandek dan konsumen
00:07:04
enggak punya pilihan. Itu resiko serius
00:07:07
pertama yang akan terjadi kalau akuisisi
00:07:11
dilakukan. Suka atau tidak lu sama
00:07:13
produknya Goto? Entah tu Gojek atau
00:07:15
Tokopedia. Berikutnya kita masuk ke
00:07:17
bahasan Goto sebagai perusahaan lokal
00:07:19
dan Grab sebagai perusahaan luar. Tapi
00:07:21
sebelum itu teman-teman kalian harus
00:07:22
ingat dulu ada tiga pemain utama tuh di
00:07:25
Indonesia. Grab, Gojek, sama Uber. Tapi
00:07:28
sejak Uber diakuisisi sama Grab di sini
00:07:30
ya dari situlah titik di mana kita mulai
00:07:32
ngerasa hm kok lumayan mahal ya
00:07:35
sekarang. Nah lu bayangin dua pesaing
00:07:37
aja dampaknya segitu besar apalagi
00:07:38
tinggal tunggal. Tapi, Bang kan ada
00:07:41
Maksim tuh kan ada apa gitu namanya ya
00:07:45
kita bicara ya makro ya pemain besarnya
00:07:48
ya. Kalau pemain-pemain kayak Maksim itu
00:07:50
kan di daerah-daerah nih yang
00:07:51
kecil-kecil dan mereka juga enggak punya
00:07:52
kantor di sini. Mereka barangnya Rusia
00:07:54
gitu setahu gua. Dan jelas itu enggak
00:07:57
bisa jadi substitusi atau alternatif
00:07:59
kayak yang kita rasain
00:08:04
sekarang. Kayak gua bilang tadi, Goto
00:08:06
itu bisa dibilang satu perusahaan dari
00:08:07
sedikit sekali perusahaan teknologi
00:08:08
lokal yang kompetitif. Suka atau tidak,
00:08:10
kita harus akui itu. Nah, kalau akuisisi
00:08:12
ini terjadi, kita lagi-lagi akan
00:08:14
kehilangan kesempatan untuk ikut menjadi
00:08:16
pemilih produk gitu. Dan ya balik lagi
00:08:19
cuman jadi penim alias konsumen. Mungkin
00:08:22
teman-teman mikir produk jangan dilihat
00:08:23
soal asing atau enggaknya dong. tapi
00:08:25
kualitasnya aja gimana gitu, bagus atau
00:08:27
enggak gitu ya kan. Nah, Teman-teman di
00:08:30
dunia ideal cukup banget kita berpikir
00:08:31
seperti ini. Sayangnya kita enggak
00:08:33
sedang hidup di dunia ideal. Kalau cara
00:08:36
pikir itu benar, tentu negara-negara
00:08:37
maju yang kuat dan sejahtera itu enggak
00:08:39
perlu ngelakuin tindakan spesial untuk
00:08:41
melindungi produk atau brand tertentu,
00:08:43
ya kan? Bahkan Amerika Serikat pun
00:08:44
melakukan itu. Contohnya ya kita lihat
00:08:46
ajal yang dilakukan Singapura buat Grab.
00:08:48
Lu tahu Singapura itu masih ngasih
00:08:50
insentif pajak dan ngelindungi Grab dari
00:08:51
kompetisi. Bahkan mereka sampai ngeblok
00:08:53
masuknya kompetitor asing termasuk
00:08:56
Gojek. Nah, Malaysia lebih ekstrem lagi.
00:09:00
Tempat lahirnya Grab nih yang sangat
00:09:03
ekstrem juga dalam hal perlindungan
00:09:05
tersebut. Mereka bikin regulasi yang
00:09:07
ngelarang kompetitor lain kayak Indrive
00:09:09
dan Maxim buat beroperasi di
00:09:12
Malaysia. Lu bayangin di Glab yang sudah
00:09:14
sebesar itu aja dilindungin sama
00:09:16
negaranya. Enggak dibolehin Gojek masuk
00:09:18
di situ dan sekalinya Gojek masuk itu
00:09:20
langsung diframing dan dibranding
00:09:22
seburuk mungkin gitu. Sehingga
00:09:24
masyarakat di sana pun ketertarikan pun
00:09:26
enggak ada. Jadi karena tidak tertarik
00:09:27
tuntutan pun enggak ada. Jadi
00:09:29
teman-teman kadang kita memang enggak
00:09:30
bisa mikir terlalu simplisistik kayak
00:09:32
gitu. Nah buat gua sendiri yang paling
00:09:34
penting itu kan konsumen dapat barang
00:09:36
terbaik dengan harga termurah ya
00:09:38
termasuk urusan TKDN kemarin gitu. Dan
00:09:40
kalau kayak gini ceritanya ya tapi kan
00:09:42
mekanisme pasar seharusnya seperti itu
00:09:44
Bang ya. Enggak. Kalau ujungnya malah
00:09:46
melahirkan monopolistik yang jelas akan
00:09:49
menaikkan harga dan menurunkan quality
00:09:53
control yang ada. Makanya harus ada
00:09:55
sesuatu yang dilakukan dengan isu ini
00:09:58
ya. Semoga ini enggak terjadi gitu. Tapi
00:10:01
Bapak Ibu semua, kita perlu pertimbangan
00:10:03
juga kesehatan ekonomi secara makronya
00:10:04
gimana. Bisa jadi ada situasi yang
00:10:06
enggak bisa sekedar diserahkan ke
00:10:08
mekanisme pasar. Dan gua lihat masalah
00:10:11
akuisisi GO oleh Grab ini menjadi salah
00:10:12
satu situasi tersebut. Kenapa? Ngapain
00:10:15
kita biarin dominasi asing untuk jadi
00:10:17
pemain tunggal sementara kita masih
00:10:19
punya perusahaan lokal kita sendiri yang
00:10:21
bisa berjalan dengan baik? Balik lagi
00:10:23
mungkin ada yang nge-challenge saya go
00:10:25
enggak sepenuhnya punya lokal sekarang,
00:10:26
Bang. Memang, tapi itu lahir dari
00:10:28
Indonesia loh,
00:10:30
Pak. Gojek itu emang lahir dari
00:10:32
Indonesia loh. Dan masih masih dipegang
00:10:34
juga oleh orang-orang kita gitu loh.
00:10:36
Jadi kayak ya kali lu biarin mereka
00:10:38
colollaps gitu aja. Mereka bukan BUMN,
00:10:40
Pak. Mereka bukan perusahaan negara.
00:10:42
Mereka bangkit dari awal
00:10:44
seburuk-buruknya kayak gimanap pun juga.
00:10:46
Lu kebayang enggak sih ini salah satu
00:10:48
kebanggaan Indonesia dan di-take over
00:10:50
gitu sama barangnya Malaysia ya kan. Kan
00:10:54
lucu
00:10:56
sebenarnya. Coba kita pikir pertama dari
00:10:58
sisi kontribusi ke negara lah. Ketika
00:10:59
pemain utama di sektor strategis kita
00:11:01
adalah perusahaan asing kontribusinya
00:11:03
cenderung lebih kecil. Karena secara
00:11:05
hukum mereka itu beroperasi sebagai
00:11:07
entitas luar. banyak aktivitas bisnis
00:11:09
mereka yang secara legal diklaim dan
00:11:10
dicatat di yuridiksi di luar Indonesia
00:11:13
dan bahkan kantor pusatnya pun di luar.
00:11:15
Dividen buat pemilik saham juga
00:11:16
dibayarin keluar. Artinya pemasukan
00:11:18
negara kita dari sektor itu ya kecil
00:11:20
banget. Padahal yang kerja, yang pakai
00:11:22
aplikasi, yang nyoba data itu kita. Nah,
00:11:24
sekarang dari sisi perputaran uangnya.
00:11:26
Kalau tenaga kerja banyak yang base-nya
00:11:28
di luar negeri atau kantor operasional
00:11:30
yang ada di luar negeri dan semua
00:11:31
untungnya juga dibawa ke luar negeri,
00:11:33
maka perputaran uang di dalam negeri
00:11:34
kita jadi makin kecil. Padahal uangnya
00:11:36
muter di dalam negeri. Itu penting buat
00:11:38
kesehatan ekonomi negara. Kedua, dalam
00:11:40
konteks produk teknologi ada juga
00:11:42
masalah kedaulatan data, Teman-teman.
00:11:44
Dan ini sangat-sangat krusial. Tanpa
00:11:47
kepemilikan perusahaan teknologi lokal,
00:11:48
kedaulatan data kita itu benar-benar
00:11:50
hilang. Sekarang aja kita udah
00:11:52
ngap-ngapan kan. Kita sudah ngerasa oke,
00:11:53
kita enggak punya sepenuhnya data kita
00:11:55
sendiri. Apalagi dengan situasi di mana
00:11:57
semuanya dimiliki oleh perusahaan asik.
00:11:59
Kita harus paham data itu bukan lagi
00:12:01
sekadar informasi, statistik atau angka
00:12:04
di atas kertas. data itu bentuk baru
00:12:06
dari sebuah kedaulatan. Data kita yang
00:12:08
isinya informasi soal mobilitas,
00:12:10
konsumsi, transaksi keuangan, bahkan
00:12:11
pola hidup harian itu sudah jadi kayak
00:12:14
tambah embas boleh ya. Nanti
00:12:16
dipergunakan untuk kepentingan bisnis
00:12:18
dan politik berbagai pihak. Nah, kalau
00:12:20
kita enggak punya akses itu sama sekali,
00:12:21
ya kita jadinya cuma jadi objek data
00:12:23
buat negara-negara lain. Dan itulah
00:12:25
resiko serius yang muncul dari isu
00:12:29
akisisi yang terjadi. Terakhir,
00:12:32
Teman-teman, tanpa pemain lokal yang
00:12:33
kuat di sektor teknologi, kita enggak
00:12:35
punya daya tawar untuk mendorong
00:12:36
perlindungan data pengguna dan enggak
00:12:38
punya wadah buat ningkatin kapasitas
00:12:40
generasi baru buat jadi inovator di masa
00:12:42
depan. yang ada kita cuma jadi buruh
00:12:45
digital di platform ngasih tenaga,
00:12:47
ngasih waktu, ngasih data, tapi enggak
00:12:49
punya kuasa gitu. Jadi ya buat
00:12:52
[Musik]
00:12:55
apa industri itu enggak berkembang
00:12:57
secara tiba-tiba. Mereka perlu modal
00:12:59
dalam berbagai bentuk, termasuk
00:13:01
pengalaman pengguna. Masalahnya kalau
00:13:02
setiap produk lokal yang baru mulai
00:13:04
dipakai langsung dilibas habis sama
00:13:06
pemain asing yang sudah lebih dulu gede,
00:13:08
ya kita enggak akan punya kesempatan
00:13:09
buat bangun sesuatu itu sendiri. Nah,
00:13:11
ini ini gua tuh enggak pro 100% proteksi
00:13:16
ya. Tapi kalaupun proteksi harus
00:13:17
dilakukannya di di hal-hal seperti ini
00:13:19
nih, bukan memproteksi hal yang
00:13:22
sebelumnya tidak ada atau akal-akalan
00:13:24
ini jelas ada gitu loh. Apalagi kalau
00:13:26
kondisinya itu diakuisisi oleh
00:13:27
perusahaan asik di mana kemungkinan
00:13:29
besar kita bakal masuk ke pasar yang
00:13:31
cuma punya satu pemain alias single
00:13:33
player market. Enggak, kita enggak perlu
00:13:35
jadi anti asing lah. Gua justru
00:13:38
penginnya kita itu bisa bersasing sehat
00:13:40
gitu. pintu dibuka selebar-lebarnya
00:13:42
untuk bersaing dengan pemain-pemain dari
00:13:43
luar. Jadi kualitasnya yang kekontrol
00:13:45
karena kita lawan dengan mutu dan harga
00:13:47
terbaik. Tapi kalau kompetisinya sama
00:13:48
sekali hilang ya ini jelas enggak sehat
00:13:50
gitu. Dan dari situ bukan cuma produk
00:13:52
lokal yang mati tapi kesempatan kita
00:13:54
buat punya kedaulatan teknologi, buat
00:13:55
ngembangin talenta kita sendiri, buat
00:13:57
punya industri yang tahan lama juga ikut
00:13:59
hilang. Menurut gua, pemerintah
00:14:00
Indonesia perlu hadir di sini kalau
00:14:02
mereka memang mau hadir, pemerintah
00:14:04
harus berani untuk mengambil kebijakan
00:14:05
intervensi untuk memastikan aksi
00:14:07
korporasi sebesar ini yang menyangkut
00:14:09
hajat hidup orang banyak. yang mana hal
00:14:11
tersebut enggak ngorbanin kepentingan
00:14:12
nasional dan kita semua sebagai warga
00:14:15
negara. Ya, kita bisa berkaca pada
00:14:17
Malaysia dan Singapura. Mereka tegas
00:14:19
masang pagar buat menjaga ekosistem
00:14:20
domestik mereka bahkan sampai ngeblokir
00:14:22
pemain luar untuk masuk. Dan itu enggak
00:14:24
bisa kita bilang sebagai
00:14:25
antiglobalisasi. Mereka ambil langkah
00:14:26
itu di konteks sejauh yang diperlukan.
00:14:29
Gua rasa ini penalaran yang sangat wajar
00:14:31
ketika kita mempertimbangkan untuk
00:14:32
enggak membiarkan barang dari luar masuk
00:14:35
dan memonopoli seluruh lapangan. Oke,
00:14:38
itu aja dari gua. Semoga konten ini
00:14:39
bermanfaat. Sampai jumpa di konten
00:14:41
selanjutnya. See ya.