Apakah Ibnu Taimiyah Ekstrim?! Pantaskah Mendapat Gelar Syaikhul Islam? - Syekh Muhammad Alfuli

00:23:47
https://www.youtube.com/watch?v=CHFaPNWoC00

Summary

TLDRImam Ibn Taymiyyah, born into a scholarly family in Harran, became a prominent Islamic scholar known for his significant contributions to Islamic theology and law. He was appointed as a teacher at a young age and later became a mufti in Damascus. His works, particularly on the attributes of Allah, sparked debates with other scholars, especially those of the Ash'ari school. Despite facing imprisonment and exile due to his views, he played a crucial role in uniting Muslims against external threats, such as the Mongol invasions. His legacy is complex, as he is revered by some, particularly Salafis, while criticized by others. His teachings continue to influence Islamic thought today.

Takeaways

  • πŸ“š Ibn Taymiyyah was a significant Islamic scholar.
  • πŸ•Œ He became a mufti at a young age.
  • βš”οΈ He united Muslims against external threats.
  • πŸ“– His works sparked theological debates.
  • 🀝 He interacted with various Islamic groups.
  • πŸ›οΈ His title 'Shaykh al-Islam' is debated.
  • πŸ“ He continued to write during imprisonment.
  • 🌍 His teachings influence Islamic thought today.
  • πŸ’¬ He had differing views on Sufism and Ash'ari beliefs.
  • πŸ€” His legacy is viewed differently by various groups.

Timeline

  • 00:00:00 - 00:05:00

    Imam Ibn Taymiyyah, known as Sheikh al-Islam, was a prominent scholar born into a family of knowledge in Harran, Syria. His father was a notable scholar, and after moving to Damascus, Ibn Taymiyyah began teaching at a young age, eventually becoming a mufti at 22. His early career was marked by significant contributions to Islamic scholarship, particularly in theology, which led to debates with other scholars, especially regarding the attributes of Allah.

  • 00:05:00 - 00:10:00

    During the Mongol invasions, Ibn Taymiyyah united with various scholars, including Ash'aris and Sufis, to resist the invaders. He played a crucial role in mobilizing the Muslim community and was involved in negotiations with the Mongol leaders. His efforts were pivotal in maintaining the unity of the Muslim community during a time of crisis, showcasing his leadership and commitment to Islam.

  • 00:10:00 - 00:15:00

    After the invasions, Ibn Taymiyyah settled in Egypt, where he continued to write and teach. His works, such as Al-Aqidah Al-Wasatiyyah, sparked further controversy due to their divergence from the prevailing Ash'ari beliefs. His views on issues like seeking intercession from the Prophet and the righteous led to conflicts with Sufi scholars, resulting in his imprisonment and exile.

  • 00:15:00 - 00:23:47

    Despite facing opposition and imprisonment, Ibn Taymiyyah's influence grew, and he remained a significant figure in Islamic thought. His legacy is complex, with some viewing him as a great scholar while others criticize his views. He emphasized the importance of unity among Muslims and cautioned against divisive debates, urging focus on common challenges faced by the Muslim community.

Show more

Mind Map

Video Q&A

  • Was Ibn Taymiyyah a significant scholar?

    Yes, Ibn Taymiyyah is considered a major Islamic scholar with a profound impact on Islamic thought.

  • Did Ibn Taymiyyah ever declare Sufis as infidels?

    No, he did not declare Sufis as infidels, although he had differing views.

  • Is Ibn Taymiyyah's title 'Shaykh al-Islam' universally accepted?

    No, the title is debated among scholars and not universally accepted.

  • Why is Ibn Taymiyyah favored by Salafis?

    Salafis often align with his interpretations and teachings.

  • Did Ibn Taymiyyah have conflicts with Ash'ari beliefs?

    Yes, he had differing views on theological matters compared to Ash'ari beliefs.

  • What was Ibn Taymiyyah's stance on the attributes of Allah?

    He had a unique perspective that differed from the majority of scholars of his time.

  • How did Ibn Taymiyyah respond to external threats to Islam?

    He united with various groups to resist external threats, such as the Mongol invasions.

  • What happened to Ibn Taymiyyah in prison?

    He continued to write and teach, but eventually fell ill and died in prison.

  • What is the significance of Ibn Taymiyyah's works?

    His works continue to influence Islamic thought and are studied widely.

  • How did Ibn Taymiyyah view interfaith relations?

    He interacted with various groups despite theological differences.

View more video summaries

Get instant access to free YouTube video summaries powered by AI!
Subtitles
id
Auto Scroll:
  • 00:00:00
    Imam Ibnu Taimiyah. Apakah benar Imam
  • 00:00:03
    Ibnu Taimiyah gelarnya adalah Syaikhul
  • 00:00:06
    Islam? Apakah benar beliau ini ulama
  • 00:00:09
    besar? Apakah benar beliau menjadi
  • 00:00:13
    rujukan pertama kelompok ekstrem? Kenapa
  • 00:00:17
    Imam Ibnu Taimiyah itu sangat disukai
  • 00:00:20
    oleh kalangan Salafi, tapi tidak disukai
  • 00:00:24
    oleh kalangan ahlusunah wal jamaah?
  • 00:00:27
    Apakah benar Imam Ibnu Taimiyah pernah
  • 00:00:29
    mengkafirkan sufi? Apakah benar Imam
  • 00:00:32
    Ibnu Taimiyah pernah mengkafirkan
  • 00:00:34
    Asy'ari? Baik, Teman-teman. Supaya kita
  • 00:00:36
    bisa memahami siapa beliau, siapa Ibnu
  • 00:00:39
    Taimiyah, kita harus memahami latar
  • 00:00:42
    belakangnya dulu. Imam Ibnu Taimiyah
  • 00:00:44
    lahir di keluarga yang bukan keluarga
  • 00:00:47
    biasa, keluarga ilmu. Bahkan ayahnya
  • 00:00:51
    sendiri merupakan ulama besar. Imam Ibnu
  • 00:00:54
    Taimiyah lahir di kota Harran. Kota
  • 00:00:57
    Harran itu, Teman-teman, salah satu kota
  • 00:00:59
    yang berada di Suriah. Salah satu kota
  • 00:01:01
    yang pakai bahasa Arab, salah satu kota
  • 00:01:04
    Arab. Ee tetapi di zaman kita ini sudah
  • 00:01:07
    masuk wilayah Turki, tetapi warganya
  • 00:01:09
    sampai hari ini pakai bahasa Arab. Kota
  • 00:01:13
    Harangan dari Mongol, Teman-teman. Maka
  • 00:01:16
    Imam Ibnu Taimiyah dan ayahnya terpaksa
  • 00:01:19
    pindah ke Damaskus. Ketika ayahnya
  • 00:01:21
    pindah ke Damaskus, karirnya sebagai
  • 00:01:24
    ulama mulai melesat, Teman-teman.
  • 00:01:26
    Ayahnya dipilih sebagai mufti, sebagai
  • 00:01:29
    guru besar di Jami Amawi. Dan ini juga
  • 00:01:33
    merupakan kesempatan yang luar biasa
  • 00:01:35
    buat Ibnu Taimiyah untuk mempelajari
  • 00:01:37
    ilmu, belajar ilmu dari semua masyaikh
  • 00:01:40
    yang ada di Damaskus waktu itu. Bahkan
  • 00:01:43
    di umur 17 tahun, Imam Ibnu Taimiyah
  • 00:01:46
    dikasih amanah untuk mengajar di Masjid
  • 00:01:49
    Amawi. Ini luar biasa, Teman-teman.
  • 00:01:51
    Ibarat misalnya ada satu kampus yang
  • 00:01:53
    terkenal sekali, kemudian ada anak
  • 00:01:55
    umurnya 17 tahun diberi amanah untuk
  • 00:01:58
    mengajar di kampus tersebut. Padahal di
  • 00:02:01
    kampusnya muridnya aja sudah sangat
  • 00:02:04
    tinggi ilmunya apalagi gurunya. Waktu
  • 00:02:07
    itu teman-teman yang diberi amanah
  • 00:02:08
    mengajar di Masjid Amawi adalah orang
  • 00:02:10
    yang umurnya 40-an, 50-an, 60-an ke
  • 00:02:13
    atas. Ini orang pertama yang diberi
  • 00:02:16
    amanah mengajar di umur yang sangat
  • 00:02:18
    muda. Dan bahkan setelah ayahnya
  • 00:02:21
    meninggal dunia di umur 22 tahun, dia
  • 00:02:24
    diberi amanah baru untuk mengantikan
  • 00:02:26
    imamnya. Sehingga Imam Ibnu Taimiyah
  • 00:02:28
    dari umur yang sangat muda 22 tahun
  • 00:02:31
    sudah dilantik menjadi mufti di negeri
  • 00:02:34
    Syam, memberi fatwa kepada orang-orang.
  • 00:02:37
    Dan jabatan mufti sampai hari ini ini
  • 00:02:39
    bukan jabatan yang biasa. Ini jabatan
  • 00:02:41
    yang tidak mudah didapat. Tidak
  • 00:02:43
    sembarangan orang bisa menjadi mufti.
  • 00:02:45
    Beberapa dari jemaah pernah bertanya
  • 00:02:47
    kepada saya, "Syekh, di mana tempat
  • 00:02:50
    belajar bahasa Arab yang baik?" "Kami
  • 00:02:52
    mau memahami Al-Qur'an. Kami mau
  • 00:02:54
    memahami isi hadis Rasulullah sallallahu
  • 00:02:56
    alaihi wasallam." Selalu ana
  • 00:02:58
    merekomendasikan syab belajar akademi.
  • 00:03:01
    Kenapa? Karena dua. Yang pertama
  • 00:03:03
    kelasnya untuk pemula. Yang kedua
  • 00:03:05
    tersedia kelas malam setelah selesai
  • 00:03:08
    kerja. Tersedia kelas subuh sebelum
  • 00:03:10
    berangkat kerja. Begini, Teman-teman.
  • 00:03:13
    Waktu itu negeri Syam, Mesir, dan
  • 00:03:16
    mayoritas negara Islam berakidah
  • 00:03:19
    Asy'ariah. Sampai hari ini, Teman-teman,
  • 00:03:21
    mayoritas muslim di seluruh dunia
  • 00:03:24
    Asy'ari, Maturidi. Tapi suatu hari Imam
  • 00:03:28
    Ibnu Taimiyah dikirim surat oleh
  • 00:03:30
    beberapa warga di kota hama. Kota hama
  • 00:03:33
    itu masih ada di Surya sampai hari ini.
  • 00:03:35
    Mereka bertanya kepada Imam Ibnu
  • 00:03:37
    Taimiyah tentang sifat Allah Subhanahu
  • 00:03:39
    wa taala. Maka Imam Ibnu Taimiyah karang
  • 00:03:42
    buku yang singkat, buku yang tidak besar
  • 00:03:45
    yang sampai hari ini bukunya dikenal
  • 00:03:47
    dengan Al-Aqidah al-Hamawiyah. Kata
  • 00:03:50
    hamawiyah itu dari kota hama karena yang
  • 00:03:52
    bertanya adalah warga kota hama. Tapi
  • 00:03:55
    masalahnya al-Aqidah alhamawiyah itu
  • 00:03:57
    menjelaskan sifat Allah. Apa yang Imam
  • 00:04:00
    Ibnu Taimiyah sampaikan di buku ini
  • 00:04:03
    berbeda dengan apa yang dipercaya oleh
  • 00:04:06
    mayoritas warga dan mayoritas ulama di
  • 00:04:09
    negeri Syam. Gara-gara kitab ini,
  • 00:04:11
    Teman-teman, menjadi banyak masalah dan
  • 00:04:13
    banyak perselisihan, banyak debat antara
  • 00:04:15
    Imam Ibnu Taimiyah dan ulama-ulama yang
  • 00:04:18
    ada di negeri Syam waktu itu. Tapi
  • 00:04:20
    perdebatan itu dan masalah itu tidak
  • 00:04:22
    lanjut karena tiba-tiba umat Islam
  • 00:04:24
    diberi ujian yang sangat berat yaitu
  • 00:04:27
    adanya Tatar. Tatar datang dari Asia
  • 00:04:31
    untuk menjajah wilayah Syam dan wilayah
  • 00:04:34
    Mesir, Teman-teman. Yang luar biasa itu,
  • 00:04:36
    Teman-teman, Imam Ibnu Taimiyah maupun
  • 00:04:39
    ulama-ulama yang berbeda pendapat dengan
  • 00:04:41
    dia, semuanya melupakan perbedaan di
  • 00:04:44
    antara mereka. Semuanya merupakan
  • 00:04:46
    perdebatan yang latar belakangnya ilmu
  • 00:04:50
    fikih atau ilmu akidah. Dan semuanya
  • 00:04:53
    bersatu untuk melawan penjajah yang
  • 00:04:56
    ingin datang menghancurkan negeri Islam.
  • 00:04:59
    Imam Ibnu Taimiyah bekerja sama dengan
  • 00:05:01
    mereka dalam Danta kutip bekerja sama
  • 00:05:03
    dengan Asy'ari, dengan Maturidi, dengan
  • 00:05:05
    sufi untuk melawan penjazah itu. Bahkan
  • 00:05:09
    Imam Ibnu Taimiyah waktu itu sering
  • 00:05:11
    dipilih sebagai utusan untuk pergi ke
  • 00:05:14
    pemimpin Tatar negosiasi sama dia.
  • 00:05:17
    Bahkan Imam Ibnu Taimiyah ketika ada
  • 00:05:19
    pasukan yang keluar dari Mesir melawan
  • 00:05:21
    Tatar, Imam Ibnu Taimiyah ikut
  • 00:05:23
    pasukannya. tapi bukan ikut untuk
  • 00:05:25
    berperang, ikut untuk menyemangati para
  • 00:05:27
    mujahidin dan mengisi kajian-kajian
  • 00:05:30
    untuk para mujahidin. Sampai Imam Ibnu
  • 00:05:32
    Taimiyah rela meninggalkan negeri Syam
  • 00:05:34
    tempatnya untuk pergi ke Mesir untuk
  • 00:05:37
    meminta bantuan Sultan Mamluk di sana
  • 00:05:40
    untuk membantu tentara Syam supaya bisa
  • 00:05:43
    melawan Tatar, Teman-teman. Tetapi waktu
  • 00:05:46
    itu yang terjadi Tatar tidak jadi masuk
  • 00:05:49
    Syam dan masuk Mesir ketika melihat
  • 00:05:51
    perlawanan. Jadi tidak terjadi perang
  • 00:05:53
    sebenarnya. Ketika Tatar melihat
  • 00:05:54
    perlawanan yang luar biasa, mereka
  • 00:05:56
    langsung mundur dan pulang lagi ke
  • 00:05:58
    negaranya. Tapi yang tidak pulang itu
  • 00:06:01
    adalah Imam Ibnu Taimiyah. Imam Ibnu
  • 00:06:02
    Taimiyah tetap di Mesir. Sepertinya Imam
  • 00:06:04
    Ibnu Taimiyyah jatuh cinta dengan Mesir
  • 00:06:06
    dan tidak mau pulang lagi dari Mesir.
  • 00:06:09
    Ibnu Taimiyah di Mesir sudah menetap dan
  • 00:06:12
    sudah aktif mengajar di Mesir dan sudah
  • 00:06:15
    mengarang satu buku, buat satu buku,
  • 00:06:18
    menulis satu buku yang sangat terkenal
  • 00:06:19
    sampai hari ini. Namanya Al-Aqidah
  • 00:06:22
    Al-Wasatyah. Menjelaskan tentang sifat
  • 00:06:25
    Allah, tentang akidah menurut Ibnu
  • 00:06:27
    Taimiyah. Tapi masalahnya teman-teman,
  • 00:06:29
    apa yang disampaikan di dalam buku
  • 00:06:31
    tersebut sama seperti yang disampaikan
  • 00:06:34
    di buku sebelumnya, Al-Aqidah Hamawiyah
  • 00:06:36
    bertentangan dengan apa yang dipercaya
  • 00:06:39
    oleh sebagian besar dari warga Mesir dan
  • 00:06:42
    sebagian besar dari ulama Mesir yang
  • 00:06:44
    Asy'ari, Maturidi dan lain-lain. Sampai
  • 00:06:47
    satu hari, Teman-teman, ada perdebatan
  • 00:06:49
    yang panas sekali antara Ibnu Taimiyah
  • 00:06:51
    dan ulama-ulama Mesir. Dan ada salah
  • 00:06:54
    satu orang yang membisikkan ke pemimpin
  • 00:06:56
    Mesir waktu itu untuk memenjarakan Imam
  • 00:06:59
    Ibnu Taimiyah. Karena apa yang dia
  • 00:07:01
    katakan katanya berbahaya bagi awam,
  • 00:07:04
    Teman-teman. Padahal ini masalah yang
  • 00:07:07
    tidak harus dibawa karena penjara dan
  • 00:07:09
    hukum dan lain-lain. Ini perdebatan
  • 00:07:10
    akidah biasa. Tapi alhasil, Teman-teman,
  • 00:07:13
    Imam Ibnu Taimiyah dipenjara di dalam
  • 00:07:15
    Mesir selama 1 tahun. Setelah 1 tahun
  • 00:07:18
    Imam Ibnu Taimiyah ditawari tiga hal.
  • 00:07:20
    Yang pertama pulang lagi ke Damaskus.
  • 00:07:22
    Yang kedua, tetap tinggal di Mesir
  • 00:07:24
    tetapi dengan beberapa syarat tertentu.
  • 00:07:27
    Yang ee ketiga tetap ada di dalam
  • 00:07:30
    penjara. Kemudian Imam Ibnu Taimiyah
  • 00:07:32
    memilih untuk pulang ke Tamaskus. Tapi
  • 00:07:34
    sepertinya beliau tidak bisa melupakan
  • 00:07:36
    Mesir. Jadi beliau kembali ke Mesir
  • 00:07:40
    setelah pemimpin yang menghukum dia
  • 00:07:42
    penjara itu jatuh, beliau kembali ke
  • 00:07:44
    Mesir dan mulai lagi aktif mengajar.
  • 00:07:46
    Tetapi terjadi ee masalah lagi dengan
  • 00:07:50
    sufi di Mesir. Sufi di Mesir itu banyak
  • 00:07:52
    sekali, Teman-teman. Dan dalam pemahaman
  • 00:07:55
    sufi ada yang namanya istighatah,
  • 00:07:57
    Teman-teman. Kita enggak bahas sekarang
  • 00:07:59
    benar atau tidak. Cuman kita cerita
  • 00:08:00
    saja, ya. Istighasah itu artinya meminta
  • 00:08:03
    pertolongan. Jadi, ada istigha billah,
  • 00:08:06
    meminta pertolongan kepada Allah. Ada
  • 00:08:08
    istighta bin Nabi, meminta pertolongan
  • 00:08:10
    kepada Nabi. Istigha bil shihin, meminta
  • 00:08:13
    pertolongan kepada orang saleh. Kata
  • 00:08:14
    Imam Ibnu Taimiyah, istighatah itu tidak
  • 00:08:17
    boleh kecuali istighatah kepada Allah
  • 00:08:19
    Subhanahu wa taala. Meminta pertolongan
  • 00:08:21
    kepada Allah. Tapi istigha bin Nabi
  • 00:08:23
    tidak boleh. Istighasah dengan orang
  • 00:08:24
    saleh tidak boleh. Dan itu apa? Ya
  • 00:08:27
    memicu kemarahan sufi di Mesir. Sehingga
  • 00:08:31
    Imam Ibnu Taimiyyah dihukum lagi. Tapi
  • 00:08:33
    kali ini bukan penjara. kali ini
  • 00:08:35
    diasingkan ke kota Iskandariah. Karena
  • 00:08:38
    kota Iskandariah itu adalah pusatnya
  • 00:08:41
    sufi waktu itu di Mesir. Maka menurut
  • 00:08:43
    mereka yang mengasingkan Imam Ibnu
  • 00:08:45
    Taimiyah ketika Imam Ibnu Taimiyyah
  • 00:08:47
    berada di Iskandaryah, dia tidak
  • 00:08:49
    bisa berpendapat seenaknya gitu ya.
  • 00:08:52
    Menurut mereka tidak bisa mengatakan
  • 00:08:55
    atau menyampaikan pendapat-pendapat
  • 00:08:56
    tentang istighasah yang mengganggu orang
  • 00:08:59
    Iskandariah karena pasti akan takut.
  • 00:09:01
    Tapi yang luar biasa, Teman-teman,
  • 00:09:03
    setelah diasingkan ke Iskandariyah,
  • 00:09:05
    dakwahnya melesat, Teman-teman.
  • 00:09:07
    Dakwahnya semakin terkenal dan dakwahnya
  • 00:09:10
    disukai oleh banyak warga Iskandariah.
  • 00:09:13
    Setelah itu, Teman-teman, Ibnu Taimiyah
  • 00:09:16
    memilih untuk pulang lagi ke Damaskus.
  • 00:09:19
    Kemudian di salah satu kajian ada
  • 00:09:22
    seorang jemaah mungkin intel teman-teman
  • 00:09:25
    yang bertanya kepada Imam Ibnu Taimiyyah
  • 00:09:27
    satu pertanyaan yang menyebabkan banyak
  • 00:09:30
    masalah kepada Imam Ibnu Taimiyyah. Apa
  • 00:09:31
    pertanyaannya? Kata Imam kata jemaahnya,
  • 00:09:35
    "Wahai Imam, apa pendapatmu tentang soal
  • 00:09:39
    bersumpah dengan talak? Apakah talaknya
  • 00:09:42
    jatuh atau tidak?" Ana jelasin sedikit,
  • 00:09:44
    Teman-teman, apa itu bersumpah dengan
  • 00:09:45
    talak? Ketika misalnya ada satu ee orang
  • 00:09:48
    yang mengatakan kepada istrinya, "Jika
  • 00:09:51
    kamu keluar, aku bersumpah. Jika kamu
  • 00:09:53
    keluar rumah ini, aku cerai kamu." Atau
  • 00:09:57
    aku bersumpah dengan talak, kamu tidak
  • 00:09:58
    boleh keluar rumah ini. Jadi, kalau
  • 00:10:00
    keluar berarti dia akan cerai istrinya.
  • 00:10:03
    Dia bertanya, jemahnya bertanya, "Apakah
  • 00:10:05
    talaknya jatuh atau tidak?" Biar kita
  • 00:10:08
    pahami latar belakangnya, Teman-teman.
  • 00:10:10
    Menurut empat mazhab Syafi'i, Maliki,
  • 00:10:13
    Hanafi, Hambali bersumpah dengan talak
  • 00:10:16
    itu talaknya jatuh. Tapi tiba-tiba Imam
  • 00:10:18
    Ibnu Taimiyah menyampaikan satu pendapat
  • 00:10:22
    yang berbeda dengan pendapat mayoritas
  • 00:10:24
    ulama, yaitu bersumpah dengan talak itu
  • 00:10:26
    talaknya tidak jatuh. Padahal ini
  • 00:10:29
    pendapat 99% dari ulama Islam bahwa
  • 00:10:32
    talaknya jatuh. Masalah ini,
  • 00:10:34
    Teman-teman, bikin ulama-ulama di
  • 00:10:36
    Damaskus sangat marah pada Imam Ibnu
  • 00:10:39
    Taimiyah. Kenapa? Karena menyelisihi
  • 00:10:41
    pendapat mayoritas umat. Empat mazhab
  • 00:10:43
    sudah sepakat talaknya jatuh. Kenapa
  • 00:10:45
    Imam Ibnu Taimiyah berpendapat talaknya
  • 00:10:47
    tidak jatuh? Walaupun masalahnya kecil,
  • 00:10:49
    kita mungkin menganggap ini masalah
  • 00:10:51
    fikih biasa, tapi sepertinya waktu itu
  • 00:10:53
    masalahnya bikin ulama-ulama di Damaskus
  • 00:10:55
    sangat marah, Teman-teman. Kemudian ada
  • 00:10:58
    satu masalah lagi yang bikin ulama
  • 00:11:00
    Damaskus tambah marah. Ketika Imam Ibnu
  • 00:11:03
    Taimiyah menyampaikan bahwa haram safar
  • 00:11:06
    untuk ziarah ke kuburan. Perhatikan
  • 00:11:09
    teman-teman, beliau enggak bilang haram
  • 00:11:11
    ziarah kuburan, bukan. Beliau bilang
  • 00:11:13
    haram safar untuk ziarah kuburan. Yakni
  • 00:11:15
    misalnya saya sekarang di kota e Jakarta
  • 00:11:18
    misalnya. Kemudian kebetulan ada kuburan
  • 00:11:20
    orang saleh di sini. Menurut Imam Ibnu
  • 00:11:22
    Taimiyah, boleh saya mengunjungi kuburan
  • 00:11:25
    itu karena saya memang ada di Jakarta.
  • 00:11:27
    Tapi kalau misalnya ada kuburan orang
  • 00:11:29
    saleh di Madura misalnya atau di
  • 00:11:30
    Surabaya misalnya, saya haram safar
  • 00:11:33
    hannya untuk ziarah kuburannya. Tapi
  • 00:11:36
    kalau misalnya saya kebetulan ada di
  • 00:11:38
    Surabaya, maka saya boleh ziarah ke
  • 00:11:41
    kuburannya. Itu juga, Teman-teman,
  • 00:11:43
    menyelisihi pendapat mayoritas ulama
  • 00:11:45
    bahwa tidak apa-apa jika kita safar
  • 00:11:47
    untuk ziarah ke kuburan orang saleh.
  • 00:11:49
    Jadi, Teman-teman, gara-gara dua masalah
  • 00:11:51
    ini, dua masalah ini yang bikin ulama
  • 00:11:54
    Damaskus sangat marah pada Imam Ibnu
  • 00:11:55
    Taimiyah, Imam Ibnu Taimiyah dipanggil
  • 00:11:58
    untuk persidangan. Persidangan antara
  • 00:12:01
    pemimpin Damaskus waktu itu dan
  • 00:12:03
    ulama-ulama dan mufti-mufti di Damaskus.
  • 00:12:06
    Kemudian hasil dari persidangan itu,
  • 00:12:08
    Imam Ibnu Taimiyah dihukum penjara untuk
  • 00:12:11
    jangka waktu yang tidak terbatas. Ketika
  • 00:12:14
    Imam Ibnu Taimiyah dibawa ke penjara,
  • 00:12:16
    kelihatannya biasa saja, tenang, tidak
  • 00:12:18
    ada masalah sama sekali. Ditanya,
  • 00:12:20
    "Kenapa biasa? Kenapa tidak takut?
  • 00:12:22
    Kenapa tidak gelisah?" Katanya asal di
  • 00:12:25
    dalam penjara ada buku, ada kertas, ada
  • 00:12:28
    ee alat tulis, saya tidak terganggu sama
  • 00:12:31
    sekali karena memang ini adalah hobi
  • 00:12:33
    saya. Saya suka membaca buku. menulis
  • 00:12:36
    buku dan lain-lain. Jadi selama Imam
  • 00:12:38
    Ibnu Taimiyah dipenjara benar-benar
  • 00:12:40
    tidak terganggu sama sekali bahkan
  • 00:12:42
    sangat tenang dan sangat khusyuk dan
  • 00:12:44
    karyanya jadi lebih banyak. Jadi
  • 00:12:46
    orang-orang penjara kaget ya. Kita ingin
  • 00:12:49
    memenjarakan dia supaya dia ee takut,
  • 00:12:52
    supaya dia berhenti, malah dia karyanya
  • 00:12:54
    jadi lebih banyak. Jadi orang-orang
  • 00:12:56
    penjara memutuskan untuk mengambil buku
  • 00:12:59
    dan mengambil alat tulisnya. Sejak waktu
  • 00:13:02
    bukunya diambil, baru Imam Ibnu Taimiyah
  • 00:13:04
    merasakan sulitnya penjara. Tiba-tiba
  • 00:13:07
    Imam Ibnu Taimiyah sakit dan Imam Ibnu
  • 00:13:10
    Taimiyah meninggal dunia di dalam
  • 00:13:12
    penjara. Jenazahnya diantar oleh puluhan
  • 00:13:15
    ribu orang. Puluhan ribu orang di zaman
  • 00:13:17
    itu. Di zaman kita aja itu sudah banyak.
  • 00:13:19
    Apalagi di zaman itu, Teman-teman.
  • 00:13:22
    Teman-teman kalau mau memahami ilmu
  • 00:13:24
    agama, memahami Al-Qur'an, kuncinya
  • 00:13:27
    adalah belajar bahasa Arab. Insyaallah
  • 00:13:29
    di Syabab Belajar Akademi tersedia kelas
  • 00:13:32
    bahasa Arab untuk pemula, untuk orang
  • 00:13:34
    yang tidak tahu apa-apa tentang bahasa
  • 00:13:36
    Arab. Ada kelas malam buat yang bekerja,
  • 00:13:39
    ada kelas subuh sebelum berangkat kerja.
  • 00:13:41
    Bismillah, daftarkan diri sekarang. Ini
  • 00:13:44
    mungkin sekilas tentang hidup beliau,
  • 00:13:46
    Teman-teman. Tetapi walaupun beliau
  • 00:13:47
    sudah meninggal dunia, sudah tidak ada
  • 00:13:49
    banyak perselisihan, banyak berbeda
  • 00:13:52
    pendapat tentang beliau ini sebenarnya
  • 00:13:54
    baik atau tidak. dan ana ingin menjawab
  • 00:13:56
    beberapa pertanyaan untuk menerangkan
  • 00:13:59
    masalahnya. Apakah benar Imam Ibnu
  • 00:14:01
    Taimiyah ulama besar? Jawabannya iya
  • 00:14:04
    betul Imam Ibnu Taimiyah ulama besar.
  • 00:14:06
    Karyanya luar biasa, ilmunya luar biasa,
  • 00:14:09
    bermanfaat bagi banyak orang,
  • 00:14:11
    Teman-teman. Tetapi sayangnya di zaman
  • 00:14:14
    kita ini ada dua kelompok, Teman-teman.
  • 00:14:16
    Kelompok yang pertama kelompok yang
  • 00:14:17
    terlalu berlebihan gulu, mengagungkan
  • 00:14:22
    Imam Ibnu Taimiyah. sehingga dilabeli
  • 00:14:24
    dengan Syaikhul Islam. Padahal umat
  • 00:14:26
    Islam tidak sepakat bahwa Imam Ibnu
  • 00:14:28
    Taimiyah adalah Syaikhul Islam. Beliau
  • 00:14:31
    memang ulama besar, tetapi ulama. Ada
  • 00:14:34
    kesalahannya, ada kebaikannya. Ada yang
  • 00:14:36
    lurus, ada yang tidak lurus. Biasa orang
  • 00:14:38
    biasa, Teman-teman, yang ada kebaikannya
  • 00:14:41
    dan pasti ada keburukannya sama seperti
  • 00:14:43
    manusia yang lain yang di seluruh dunia.
  • 00:14:46
    Kemudian kelompok yang kedua terlalu
  • 00:14:48
    benci dengan Imam Ibnu Taimiyyah.
  • 00:14:50
    merendahkan Imam Ibnu Taimiyyah,
  • 00:14:52
    meremahkan Imam Ibnu Taimiyyah,
  • 00:14:53
    mengatakan bahwa Imam Ibnu Taimiyah
  • 00:14:55
    tidak punya ilmu sama sekali. Dan kedua
  • 00:14:58
    kelompok ini salah, Teman-teman. Imam
  • 00:15:01
    Ibnu Taimiyah ulama besar. Tapi jangan
  • 00:15:03
    sampai berlebihan ghulu, berlebihan
  • 00:15:05
    mengagungkan, dan berlebihan memuliakan.
  • 00:15:08
    Nomor dua, Teman-teman, ada satu
  • 00:15:10
    kelompok di zaman kita ini yang mengaku
  • 00:15:13
    atau melebeli diri sendiri bahwa mereka
  • 00:15:16
    adalah kelompok yang mengikuti jejak
  • 00:15:19
    salafus SH. Tetapi ketika kita melihat
  • 00:15:21
    kajian-kajian dan karya buku-buku
  • 00:15:23
    kelompok ini, kita tahu bahwa kebanyakan
  • 00:15:26
    pendapatnya itu dari Imam Ibnu Taimiyah.
  • 00:15:28
    Dan itu sebenarnya tidak ada salahnya,
  • 00:15:30
    tidak ada masalahnya. Kita kan sudah
  • 00:15:31
    sepakat Imam Ibnu Taimiyah ulama besar.
  • 00:15:33
    Tapi jangan sampai kebanyakan
  • 00:15:35
    pendapatnya dari Imam Ibnu Taimiyyah
  • 00:15:37
    kemudian melebeli diri sendiri mengikuti
  • 00:15:39
    pendapat-pendapat salafus saleh. Imam
  • 00:15:41
    Ibnu Taimiyah bukan salaf, bukan ulama
  • 00:15:43
    salaf. Imam Ibnu Taimiyah lebih dekat ke
  • 00:15:46
    zaman kita dibanding zaman salaf.
  • 00:15:49
    Ironisnya, Teman-teman, kelompok
  • 00:15:51
    tersebut juga menghina dan meremehkan
  • 00:15:53
    dan ee ee yakni berbicara tidak baik
  • 00:15:59
    tentang Imam Abul Hasan al-Asy'ari.
  • 00:16:01
    Sementara Imam Abul Hasan al-Asy'ari itu
  • 00:16:04
    lebih dekat ke zaman salaf dibanding
  • 00:16:07
    zaman kita ini. Nomor tiga, Teman-teman.
  • 00:16:10
    Apakah Imam Ibnu Taimiyah akidahnya
  • 00:16:12
    lurus atau akidahnya sesat? Teman-teman,
  • 00:16:15
    bab biar kita sepakat, Teman-teman.
  • 00:16:17
    Memang akidah Imam Ibnu Taimiyah berbeda
  • 00:16:20
    dengan akidah Asy'ari dan Maturidi.
  • 00:16:22
    Akidah mayoritas di seluruh dunia hari
  • 00:16:24
    ini, khususnya dalam bab asma dan sifat.
  • 00:16:27
    Tetapi hal ini tidak boleh, Teman-teman,
  • 00:16:30
    kita jadikan sebagai alasan untuk
  • 00:16:32
    memecah belah umat Islam, untuk
  • 00:16:35
    mengkategorikan saudara muslim kita
  • 00:16:37
    berdasarkan satu pertanyaan. Allah di
  • 00:16:39
    mana? Jika dia jawab Allah di atas arsiy
  • 00:16:43
    maka dia orang baik, akidahnya lurus.
  • 00:16:45
    Jika dia jawab Allah di mana-mana, maka
  • 00:16:47
    dia orang sesat. Akidahnya tidak lurus.
  • 00:16:50
    Tidak tahu Tuhannya di mana. Ini
  • 00:16:52
    teman-teman tidak boleh. Yang mau
  • 00:16:54
    menjawab Allah di atas arsy, silakan.
  • 00:16:56
    Yang mau menjawab Allah di mana-mana
  • 00:16:58
    silakan. Keduanya adalah akidah umat
  • 00:17:00
    Islam. Cuman beda pendapat saja
  • 00:17:02
    teman-teman, kita tidak boleh
  • 00:17:04
    membesarkan masalah ini. Kelompok yang
  • 00:17:07
    berpendapat bahwa Allah di atas arsyi
  • 00:17:11
    sangat sering membahas hal ini. Sehingga
  • 00:17:13
    umat Islam sudah pusing gitu mendengar
  • 00:17:15
    hal ini. Umat Islam sekarang harus lebih
  • 00:17:18
    fokus membahas Palestina, Teman-teman.
  • 00:17:20
    Harus lebih fokus membahas
  • 00:17:22
    masalah-masalah yang benar-benar
  • 00:17:24
    dihadapi umat Islam, Teman-teman.
  • 00:17:26
    Kelompok itu,
  • 00:17:28
    Teman-teman,
  • 00:17:30
    mengaku, kelompok itu, Teman-teman,
  • 00:17:32
    merasa dirinya mengikuti jejak sahabat.
  • 00:17:36
    Tetapi kalau kita melihat sahabat
  • 00:17:37
    Rasulullah, pembahasan mereka tentang
  • 00:17:40
    Allah di mana itu sedikit sekali,
  • 00:17:42
    Teman-teman. Mereka tidak sering
  • 00:17:44
    membahas soal Allah di mana. Karena ada
  • 00:17:46
    banyak hal lain yang
  • 00:17:49
    mempengaruhi kehidupan sehari-hari umat
  • 00:17:51
    Islam.
  • 00:17:53
    Kalau saya jawab Allah ada di atas arsy.
  • 00:17:55
    Ya. Terus apa yang berubah di kehidupan
  • 00:17:57
    sehari-hari? Di ibadah saya, di khusyuk
  • 00:18:00
    saya, di Palestina, apa yang berubah?
  • 00:18:02
    Kalau saya jawab Allah di mana-mana, apa
  • 00:18:04
    yang berubah? Nah, enggak ada yang
  • 00:18:06
    berubah, Teman-teman. Jangan sampai
  • 00:18:07
    masalah ini dijadikan alasan untuk
  • 00:18:09
    memecah belah umat Islam. Yang keempat,
  • 00:18:12
    apakah Imam Ibnu Taimiyah pernah
  • 00:18:15
    mengkafirkan sufi dan Asy'ari? Tidak
  • 00:18:18
    sama sekali, Teman-teman. Bahkan Imam
  • 00:18:20
    Ibnu Taimiyyah, Teman-teman, pernah
  • 00:18:22
    memuji banyak ulama sufi. Jadi memang
  • 00:18:25
    Imam Ibnu Taimiyah berbeda pendapat
  • 00:18:27
    dengan sufi. Itu sudah sangat jelas.
  • 00:18:28
    Tetapi Imam Ibnu Taimiyah sangat munsif.
  • 00:18:32
    Munsif itu artinya apa? Artinya adil,
  • 00:18:34
    Teman-teman. Ketika kita melihat satu ee
  • 00:18:37
    hal baik dari orang, kita mengatakan ini
  • 00:18:39
    baik. Ketika kita melihat satu hal buruk
  • 00:18:42
    dari orang, kita mengatakan ini buruk.
  • 00:18:44
    Jadi, Imam Ibnu Taimiyah sangat
  • 00:18:45
    berinteraksi dengan orang sufi,
  • 00:18:47
    berinteraksi dengan orang Asy'ari.
  • 00:18:49
    berinteraksi dengan orang Maturidi
  • 00:18:51
    walaupun berbeda dari segi akidah.
  • 00:18:54
    Perhatikan teman-teman, ketika Imam Ibnu
  • 00:18:55
    Taimiyah negaranya, tempatnya diserangi
  • 00:18:58
    oleh Tatar, ingin dijajah oleh Tatar,
  • 00:19:01
    maka Imam Ibnu Taimiyyah melupakan semua
  • 00:19:03
    perbedaan ini. Dan Imam Ibnu Taimiyah
  • 00:19:05
    bekerja sama dengan warga yang mayoritas
  • 00:19:08
    Asy'ari, Maturidi, bekerja sama dengan
  • 00:19:10
    ulama yang sufi, yang Asy'ari, yang
  • 00:19:12
    Maturidi untuk melawan Tatar. Kenapa?
  • 00:19:14
    Karena sekarang ketika ada musuh maka
  • 00:19:17
    ada hal penting yang harus dibahas.
  • 00:19:19
    Bukan masalah asma dan sifat. Terus Imam
  • 00:19:22
    Ibnu Taimiyyah tidak pernah mengatakan,
  • 00:19:24
    "Siapa yang mengatakan Allah di
  • 00:19:26
    mana-mana maka dia ahlu bidah. Siapa
  • 00:19:28
    yang melakukan ini maka dia ahlu bidah.
  • 00:19:30
    Dan siapa yang melakukan bidah maka dia
  • 00:19:34
    lebih jauh dari Islam dibanding ahli
  • 00:19:36
    maksiat." Sejak kapan maksiat lebih
  • 00:19:39
    rendah dari bidah? Sejak kapan bidah
  • 00:19:42
    lebih parah dari maksiat? Kata siapa,
  • 00:19:44
    Teman-teman? Walaupun Imam Ibnu Taimiyah
  • 00:19:47
    akidahnya berbeda dengan mayoritas
  • 00:19:49
    warga, waktu itu, Imam Ibnu Taimiyah
  • 00:19:51
    tetap bertetangga dengan orang dengan
  • 00:19:53
    baik, tetap berinteraksi dengan orang,
  • 00:19:55
    tetap ee campur antara masyarakat dan
  • 00:20:01
    berinteraksi dengan mereka. Imam Ibnu
  • 00:20:03
    Taimiyah tidak pernah menyendiri dan
  • 00:20:05
    menjauhkan diri sendiri dan
  • 00:20:07
    murid-muridnya dari kebanyakan
  • 00:20:08
    masyarakat. Imam Ibnu Taimiyah tidak
  • 00:20:11
    pernah
  • 00:20:12
    melarang Imam Ibnu Taimiyah tidak pernah
  • 00:20:15
    melarang muridnya untuk hadir
  • 00:20:17
    kajian-kajian ustaz dan ulama yang
  • 00:20:20
    berpemahaman Asy'ari dan Maturidi dan
  • 00:20:22
    sufi tidak pernah. Apalagi menyendiri,
  • 00:20:25
    apalagi buat kajian-kajiannya sendiri,
  • 00:20:28
    apalagi buat event-event sendiri,
  • 00:20:30
    apalagi buat lembaga-lembaga sendiri,
  • 00:20:32
    apalagi buat sekolah-sekolah sendiri,
  • 00:20:34
    apalagi buat yayasan-yayasan sendiri,
  • 00:20:36
    apalagi buat masjid-masjid sendiri.
  • 00:20:38
    Bukan kayak di zaman kita ini,
  • 00:20:40
    Teman-teman. Di zaman kita ini ada satu
  • 00:20:42
    kelompok yang menjauhi semua orang,
  • 00:20:44
    memusuhi semua orang, dan merasa diri
  • 00:20:46
    sendiri paling benar, paling mengikuti
  • 00:20:49
    sunah Nabi Muhammad sallallahu alaihi
  • 00:20:50
    wasallam. Kebanyakan pengikutnya adalah
  • 00:20:53
    teman-teman yang baru hijrah yang
  • 00:20:55
    semangatnya luar biasa tapi dari segi
  • 00:20:57
    ilmu masih sedikit dan dari segi akhlak,
  • 00:21:00
    dari segi tarbiah belum bagus juga,
  • 00:21:02
    Teman-teman. Buktinya kita melihat
  • 00:21:04
    kebanyakan orang yang bertengkar di
  • 00:21:05
    komentar di sosmed itu mengaku diri
  • 00:21:07
    sendiri. Mulia dengan ini, mulia dengan
  • 00:21:10
    itu, mengikuti manhaj itu, mengikuti
  • 00:21:12
    manhaj ini. Padahal barusan dia
  • 00:21:14
    mensyalah saudaranya di komentar,
  • 00:21:16
    barusan dia menghina saudaranya di
  • 00:21:18
    komentar, barusan dia menuduh saudaranya
  • 00:21:21
    menyembah kuburan. Di komentar barusan
  • 00:21:24
    dia menuduh saudaranya dengan ahli
  • 00:21:26
    bidah, barusan dia menuduh saudaranya
  • 00:21:28
    dengan sesat. Barusan dia menuduh
  • 00:21:30
    saudaranya dengan quburuyin. Terus
  • 00:21:32
    apakah ini akhlak manhaj salaf? Apakah
  • 00:21:35
    ini akhlak salafus saleh? Apakah ini
  • 00:21:38
    akhlak sahabat Rasulullah? Apakah ini
  • 00:21:40
    akhlak tabiin? Apakah ini akhlak tabiit
  • 00:21:43
    tabiin? Salafus saleh tidak pernah buat
  • 00:21:46
    kajian-kajian sendiri. Ya, bahkan
  • 00:21:49
    Sayidina Ali, Sayidina Ali salafus saleh
  • 00:21:51
    atau tidak? Sayidina Ali adalah yakni
  • 00:21:53
    pusatnya salafus saleh, keponakan ee
  • 00:21:56
    sepupu Rasulullah sallallahu alaihi
  • 00:21:58
    wasallam. Sayidina Ali di
  • 00:22:00
    kajian-kajiannya masih ada yang khawarij
  • 00:22:03
    yang ikut kajiannya. Enggak ada masalah
  • 00:22:05
    sama sekali, Teman-teman. Salafus saleh
  • 00:22:07
    tidak pernah buat masjid-masjid sendiri.
  • 00:22:10
    Salafus salh tidak pernah buat
  • 00:22:12
    kajian-kajian sendiri. Salafus saleh
  • 00:22:14
    tidak pernah menyendiri. Salafus saleh
  • 00:22:16
    tidak pernah memusuhi semua umat.
  • 00:22:19
    Salafus saleh tidak pernah menjauhkan
  • 00:22:20
    diri dari seluruh umat. Salafus saleh
  • 00:22:23
    tidak pernah mengatakan kalau menikah
  • 00:22:25
    harus semanhaj. Enggak ada itu dalam
  • 00:22:28
    agama teman-teman. Teman-teman, wallahi
  • 00:22:31
    ana mencintai semua saudaraku yang
  • 00:22:33
    muslim semuanya tanpa terkecuali. Mau
  • 00:22:37
    ahli bidah, mau ahli maksiat, mau keras
  • 00:22:40
    kepala, mau akhlaknya kurang, mau merasa
  • 00:22:43
    diri sendiri paling benar. Saya
  • 00:22:46
    mencintai semua saudaraku yang muslim
  • 00:22:48
    tanpa terkecuali dan saya mengajak semua
  • 00:22:51
    saudaraku yang muslim untuk bersatu,
  • 00:22:53
    Teman-teman. Wallahi, ada musuh yang
  • 00:22:56
    luar biasa yang namanya Zionis Israil
  • 00:22:59
    yang ingin menghancurkan umat Islam.
  • 00:23:01
    Jangan sampai kita tertipu dengan dunia
  • 00:23:04
    ini, tertipu dengan tipu daya musuh
  • 00:23:07
    kita. di mana kita hanya fokus membahas
  • 00:23:11
    hal-hal yang khilafiah, fokus membahas
  • 00:23:14
    perbedaan, tapi tidak pernah membahas
  • 00:23:16
    kesamaan. Teman-teman, teman-teman yang
  • 00:23:18
    dirahmati oleh Allah subhanahu wa taala.
  • 00:23:20
    Jangan lupa kalau ada request atau ada
  • 00:23:23
    topik yang menurut teman-teman penting
  • 00:23:25
    untuk dibahas, sampaikan di komentar.
  • 00:23:27
    Insyaallah saya baca. Ayo kita akhiri
  • 00:23:29
    kajian hari ini dengan doa kafaratul
  • 00:23:31
    majelis. Subhanakallahumma bihamdik
  • 00:23:32
    ashadu alla ilaha illa anta astagfiruka
  • 00:23:35
    wa atubu ilaik. Syukran.
  • 00:23:39
    [Musik]
Tags
  • Ibn Taymiyyah
  • Shaykh al-Islam
  • Islamic scholar
  • Sufism
  • Ash'ari
  • Islamic theology
  • Mongol invasions
  • Damascus
  • Mufti
  • Islamic thought