00:00:01
Asalamualaikum warahmatullahi
00:00:02
wabarakatuh. Apa kabar teman-teman? Hari
00:00:04
ini saya dengan Ibu Nuril Aulia dan pada
00:00:07
hari ini kita akan bahas salah satu
00:00:10
topik penting yaitu tentang pengawasan
00:00:12
operasional perbankan yang dilakukan
00:00:15
salah satu lembaga keuangan nonbank
00:00:17
terkemuka yaitu adalah otoritas jasa
00:00:20
keuangan atau yang kalian kenal dengan
00:00:22
OJK. Topik ini teman-teman bukan cuma
00:00:25
penting dalam teori tapi juga sangat
00:00:27
relevan dalam praktik kita sehari-hari
00:00:29
juga karena menyangkut bagaimana lembaga
00:00:32
keuangan khususnya bank diawasi agar
00:00:36
tidak terjadi penyimpangan yang bisa
00:00:38
berdampak pada masyarakat
00:00:40
luas. Di sesi ini kita akan bahas tujuh
00:00:44
poin utama. mulai dari alasan kenapa OJK
00:00:47
dibentuk, apa tujuan dan tugasnya,
00:00:49
wewenangnya, hingga bagaimana
00:00:52
pelaksanaan pengawasannya di sektor
00:00:54
perbankan dan tantangan ke depan yang
00:00:56
akan dihadapi oleh OJK itu seperti apa.
00:00:58
Jadi, Teman-teman mohon dicatat dan
00:01:01
dipahami dengan baik karena ini akan
00:01:03
jadi pondasi untuk memahami bagaimana
00:01:06
sistem keuangan kita dijaga selama ini
00:01:08
stabilitasnya.
00:01:11
OJK dibentuk karena ee kebutuhan yang
00:01:14
sangat mendesak akan lembaga pengawasan
00:01:18
sektor keuangan yang independen dan
00:01:20
terintegrasi saat itu. Jadi sebelum OJK
00:01:24
ada, pengawasan sektor keuangan itu di
00:01:27
Indonesia bersifat terpecah-pecah gitu
00:01:30
ya. Jadi pengawasan bank dilakukan oleh
00:01:34
Bank Indonesia pada saat itu ya sebelum
00:01:36
OJK. Jadi pengawasan bank itu dilakukan
00:01:39
oleh Bank Indonesia. Kemudian yang
00:01:42
berkaitan dengan pasar modal itu diawasi
00:01:45
oleh BPEPAM LK. Waktu itu ada namanya
00:01:49
satu badan namanya Badan BAPAMLK yaitu
00:01:53
Badan Pengawasan Pasar Model dan Lembaga
00:01:56
Keuangan di bawah Kementerian Keuangan
00:01:59
dan kemudian asuransi dan asuransi itu
00:02:02
juga diawasi oleh Kementerian Keuangan
00:02:04
saat itu. Jadi ee pengawasan yang
00:02:08
terpecah-pecah seperti ini itu
00:02:09
sebenarnya menimbulkan banyak kelemahan
00:02:12
yang sifatnya struktural antara lain
00:02:15
adanya tumpang tindih kewenangan ya
00:02:18
kemudian ee adanya loophole pengawasan.
00:02:22
Jadi ada celah ee pengawasan di situ di
00:02:25
mana ee lembaga atau produk keuangan itu
00:02:29
bisa lolos dari pantauan. Jadi
00:02:33
koordinasi yang sifatnya lambat dan
00:02:35
terbatas antar lembaga ee keuangan itu
00:02:38
ee bisa terjadi saat itu gitu. Nah,
00:02:42
kemudian krisis keuangan pada tahun ee
00:02:47
krisis keuangan global ya tahun 2008
00:02:49
kemarin itu kayak semacam ee reminder
00:02:54
buat Indonesia untuk kita bisa melihat
00:02:58
ee di Amerika itu terjadi kegagalan
00:03:01
pengawasan terhadap sektor ee perumahan
00:03:04
waktu itu. Supprime morttage namanya.
00:03:07
Jadi em karena pada saat itu
00:03:11
akhirnya bisa menyebabkan yang namanya
00:03:14
efek domino ke lembaga keuangan yang
00:03:16
lain seperti Lehman Brothers. Terus
00:03:19
kemudian ada asuransi namanya AIG dan
00:03:22
akhirnya menyebar ke seluruh dunia. Dan
00:03:25
hal itu tuh menunjukkan bahwa ketika
00:03:28
satu sektor gagal itu bisa menyebabkan
00:03:30
keruntuhan sistem. Nah, gimana kasus di
00:03:33
Indonesia? Ada yang namanya kasus kalau
00:03:36
kalian dengar jiwa seraya dan asabri ya.
00:03:40
Di Indonesia itu dua contoh nyata itu
00:03:42
adalah ee kasus ee Jiwas Raya dan
00:03:45
Asabri. Coba deh kalian cek-cek lagi tuh
00:03:48
harus buka ee Google-nya gimana sih
00:03:51
Jiwas Raya dan Asrabri gitu ya. Cuma ini
00:03:54
saya jelaskan sedikit. Jadi, Jiwas Raya
00:03:57
adalah perusahaan asuransi plat merah
00:04:00
yang menawarkan produk saving plan atau
00:04:02
investasi berbungkus asuransi dengan ee
00:04:06
imbal hasil tinggi yang hasil yang ee
00:04:10
tinggi gitu ya. Jadi, tapi uang nasabah
00:04:13
justru diinvestasikan ke saham-saham ee
00:04:16
yang sebenarnya secara portofolio itu
00:04:18
enggak sehat. Akibatnya perusahaan
00:04:21
mengalami gagal bayar dan negara harus
00:04:23
menanggung kerugian hingga lebih dari 16
00:04:26
triliun. Gimana yang Asabri? Ya, Asabri
00:04:29
itu adalah lembaga yang mengelola dana
00:04:31
pensiun TNI dan Polri itu juga mengalami
00:04:34
kerugian besar karena pola investasi
00:04:37
yang sifatnya mirip. Jadi, uang ee
00:04:40
peserta diinvestasikan ke saham-saham
00:04:42
yang sifatnya itu lagi portofolionya itu
00:04:46
enggak bagus dan saham-saham yang
00:04:48
spekulatif atau resikonya tinggi gitu
00:04:51
ya. Nah, akhirnya nilainya ajlok. Total
00:04:55
kerugian Asabri waktu itu ditaksis
00:04:57
sekitar 22 triliun. Nah, kedua kasus ini
00:05:01
itu sebenarnya bisa memberikan kita ee
00:05:04
gambaran bahwa telah terjadi yang
00:05:07
namanya lemahnya pengawasan lintas
00:05:09
sektor. Jadi, tidak ada satu lembaga
00:05:12
yang benar-benar mengawasi secara
00:05:14
menyeluruh dan bertanggung jawab penuh.
00:05:16
Maka dari itu dibentuklah OJK melalui
00:05:19
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 dengan
00:05:22
misi untuk mengawasi seluruh sektor jasa
00:05:25
keuangan secara terpadu dan independen
00:05:28
baik itu perbankan, pasar modal, maupun
00:05:30
industri keuangan
00:05:33
lombang. Tujuan OJK adalah agar sektor
00:05:36
jasa keuangan kita baik pasar ee modal,
00:05:41
bank, maupun asuransi itu berjalan
00:05:43
secara adil, transparan, dan akuntable.
00:05:46
Selain itu, OJK juga bertujuan
00:05:49
melindungi kepentingan konsumen.
00:05:52
Contohnya ketika ada bank atau lembaga
00:05:55
keuangan yang menawarkan produk
00:05:56
investasi bodong ya, OJK bisa bertindak
00:06:02
untuk ee menghentikan kegiatan itu dan
00:06:05
dan membantu konsumen untuk
00:06:07
menyelesaikan ee permasalahannya. Tetapi
00:06:11
kenyataannya memang kondisinya itu em
00:06:15
masyarakat kita itu masih belum bisa me
00:06:21
apa ya
00:06:23
memastikan ee apakah investasi yang
00:06:26
digunaikannya itu bodong atau enggak
00:06:29
gitu. Jadi literasinya itu di Indonesia
00:06:33
ee tingkat literasi masyarakat kita
00:06:35
terkait produk
00:06:37
investasi, kemudian produk keuangan,
00:06:40
perbankan, dan yang lain-lain itu memang
00:06:42
masih ada sekali dan ini diakui oleh
00:06:45
OJK. Oleh karena itu memang ketika mm
00:06:49
saya beberapa saat lalu itu ngobrol
00:06:51
dengan ee seorang seseorang yang saya
00:06:54
kenal di OJK itu mereka mengatakan bahwa
00:06:58
salah satu ee tujuan utama OJK saat ini
00:07:02
adalah meningkatkan literasi masyarakat
00:07:05
kita itu dari semua lapisan ya. Baik
00:07:08
lapisan yang ee di usia baby boomers,
00:07:11
milenial, gen sekalipun sekarang itu
00:07:15
mereka ee punya tujuan untuk
00:07:17
meningkatkan literasi mereka terkait
00:07:19
dengan produk perbankan, investasi dan
00:07:22
keuangan. Karena banyak kasus-kasus yang
00:07:25
ee akhirnya menjerat masyarakat kita
00:07:27
sendiri.
00:07:29
Teman-teman ini ee slide berikutnya ini
00:07:33
adalah ee tugas OJK ya yang ada dalam
00:07:37
Pasal 6 Undang-Undang Nomor 21 tahun
00:07:41
2011. Jadi tugas OJK itu terbagi ke
00:07:44
dalam tiga sektor yaitu perbankan, pasar
00:07:48
modal, dan industri keuangan nonbank.
00:07:52
Nah, pengawasan itu sebenarnya dilakukan
00:07:55
tidak hanya pada institusinya, tetapi
00:07:57
juga pada produknya. Dan kemudian
00:08:01
bagaimana lembaga keuangan itu
00:08:03
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
00:08:06
Nah, contohnya kalau misalnya ada ee
00:08:11
sebuah fintech ya yang menyalurkan
00:08:14
pinjaman tanpa izin atau dengan bunga
00:08:18
mencekik ya artinya ee apa namanya
00:08:23
pinjaman online sekarang yang lagi marat
00:08:25
ya yang tidak berizin terutama OJK bisa
00:08:29
menghentikan dan memblokir
00:08:32
aplikasinya ya. kasus pinjaman online
00:08:35
ilegal yang beberapa tahun terakhir itu
00:08:38
yang banyak menjerat itu adalah
00:08:40
mahasiswa dan masyarakat menengah ke
00:08:42
bawah. Seperti yang tadi saya infokan
00:08:44
bahwa sebenarnya karena memang salah
00:08:46
satu penyebabnya adalah tingkat literasi
00:08:49
masyarakat kita akan produk keuangan tuh
00:08:52
masih rendah ya. Dan ee kalian mungkin
00:08:56
beberapa tahun terakhir tuh sering
00:08:58
dengar bahwa ee masyarakat kita atau
00:09:01
bahkan mahasiswa itu terjerat dalam
00:09:04
pinjaman ilegal. Nah, ini penting sekali
00:09:08
kenapa em OJK itu ketat sekali untuk
00:09:12
melakukan pengawasan dan itu sangat
00:09:14
diperlukan sekali dan ee memang sulit
00:09:18
untuk memberantas pinjaman ilegal ini
00:09:20
ya. Karena ketika ee 500 ditutup
00:09:24
diblokir 1.000 muncul. 1.000 ditutup
00:09:26
diblokir 5.000 muncul gitu ya. Karena
00:09:29
sekarang itu orang-orang yang memang mau
00:09:31
berniat berbuat jahat itu pintar sekali
00:09:34
akalnya ya. Entah kenapa kan memang
00:09:36
membuat aplikasi itu kan semudah itu
00:09:38
sekarang begitu. Apalagi pinjaman ilegal
00:09:41
itu judul ya, judi online itu kan memang
00:09:44
sifatnya itu ee kalau kalian sering
00:09:47
dengar kan ee ada mafia di belakangnya.
00:09:57
Nah, sekarang kita masuk ke bagian yang
00:09:59
lebih teknisnya. Gimana sih OJK
00:10:01
menjalankan perannya dalam pengawasan
00:10:03
perbankan? Jadi, OJK itu ee melakukan
00:10:07
yang namanya pengawasan itu sifatnya
00:10:10
mikroprudensial. Artinya mereka itu
00:10:13
fokus mengawasi kesehatan masing-masing
00:10:16
bank secara individual.
00:10:18
Apakah banknya sehat, modalnya cukup,
00:10:21
resikonya terkelola, dan operasionalnya
00:10:24
sesuai dengan aturan yang sudah di ee
00:10:27
yang berlaku. Jadi, salah satu indikator
00:10:30
penting yang diawasi oleh OJK adalah
00:10:32
yang namanya CAD ya, capital equation
00:10:35
ratio atau dalam bahasa mudahnya rasio
00:10:39
kecukupan modal. Contoh simpelnya gini,
00:10:42
Teman-teman. Misalnya nih, sebuah bank
00:10:44
tuh punya modal ee 1 triliun dan total
00:10:47
resiko dari pinjaman atau investasinya
00:10:49
itu sekitar 10 triliun, maka karnya
00:10:53
harus tetap berada di atas batas minimum
00:10:56
yang ditetapkan. Biasanya itu adalah
00:10:58
minimal 8%. Kalau ternyata karnya jeblok
00:11:02
misalnya cuma 5%, itu berarti modal bank
00:11:04
tidak cukup untuk menutupin resiko yang
00:11:07
harus mereka tanggung. Nah, ini bisa
00:11:10
sebenarnya bahaya banget. Kenapa? Karena
00:11:12
kalau ada nasabah yang ee mau tarik dana
00:11:16
dalam jumlah besar, tapi bank enggak
00:11:18
punya cadangan modal yang cukup, itu
00:11:20
bisa bikin bank collapse. Nah, apa yang
00:11:22
sebenarnya bisa dilakukan OJK? OJK
00:11:25
enggak akan tinggal diam sebenarnya.
00:11:26
Mereka bisa memanggil manajemen bank
00:11:29
untuk menjelaskan situasinya apa yang
00:11:31
sedang terjadi, kenapa sampai bank itu
00:11:34
tidak cukup rasio modalnya, kemudian
00:11:37
memberi ee waktu tertentu untuk
00:11:39
memperbaiki struktur modalnya. misalnya
00:11:42
dengan suntikan modal dari pemilik atau
00:11:43
yang lain-lain atau bahkan menjatuhkan
00:11:46
sanksi administratif kalau banknya
00:11:48
ngeyel ya dan enggak patuh. Jadi
00:11:51
pengawasan ini tuh sebenarnya dilakukan
00:11:53
terus-menerus bukan cuma sekali setahun
00:11:55
tapi lewat laporan berkala kunjungan
00:11:58
langsung dan juga pemantauan lewat
00:12:01
sistem pelaporan digital. Jadi bisa
00:12:03
dibayangin ya, Teman-teman, kalau enggak
00:12:05
ada OJK yang ngawasin, bank itu bisa
00:12:08
bebas sampai resiko tanpa
00:12:10
pertanggungjawaban. Dan ujung-ujungnya
00:12:12
yang rugi bukan hanya ee jajaran direksi
00:12:15
bank, pemilik bank, tapi kita juga semua
00:12:18
sebagai nasabah. Teman-teman, di slide
00:12:21
berikutnya kita akan bahas tentang ee
00:12:24
interaksi antar sektor keuangan. Jadi,
00:12:27
kalau kita ngomongin sektor keuangan
00:12:29
sebenarnya mereka itu enggak berdiri
00:12:31
sendiri-sendiri ya. perbankan, asuransi,
00:12:34
pasar modal, fintech, semuanya itu
00:12:37
saling terhubung ya, kayak jaring
00:12:38
laba-laba aja. Nah, karena mereka saling
00:12:41
terhubung kalau ada masalah di satu
00:12:43
titik itu bisa merambet ke titik-titik
00:12:47
atau sektor yang lain. Ini yang disebut
00:12:49
dengan risiko contagion atau resiko yang
00:12:53
sifatnya nular gitu ya. Contoh kasusnya
00:12:55
kayak gini. dibayangin ya kalau ada
00:12:58
perusahaan asuransi besar yang ternyata
00:13:01
ee mereka itu melakukan investasi
00:13:02
besar-besaran di saham-saham yang saat
00:13:05
itu lagi naik daun di pasar modal. Tapi
00:13:08
ternyata saham itu gorengan. Saham
00:13:10
gorengan itu artinya teman-teman
00:13:12
nilainya naik bukan karena hal yang
00:13:14
fundamental tapi karena adanya
00:13:17
spekulasi. Nah, karena sifatnya ee
00:13:20
sahamnya gorengan jadi naik turun
00:13:22
anjloknya itu juga bisa tiba-tiba gitu.
00:13:25
Nah, perusahaan asuransi ini yang
00:13:28
tadinya ee apa
00:13:31
namanya? Ee berisiko untuk mengambil
00:13:34
resiko untuk naruh ee atau invest
00:13:37
sahamnya di saham gorengan itu mau
00:13:39
enggak mau ketika anjlok dia akan rugi
00:13:41
besar enggak bisa bayar klaim nasabahnya
00:13:44
misalnya. Akibatnya apa gitu kan.
00:13:47
Kebercayaan masyarakat otomatis turun.
00:13:49
Ya, ingat teman-teman ya, di pembahasan
00:13:51
pertama saya pernah jelaskan bahwa yang
00:13:54
namanya
00:13:55
ee apa dunia yang di sektor lembaga
00:13:59
keuangan dan perbankan itu intinya
00:14:01
adalah trust ya. Ketika kepercayaan dan
00:14:04
masyarakat ee kepercayaan masyarakat
00:14:06
turun, mereka mau enggak mau tuh mulai
00:14:09
ragu gitu ya. Dan kalau berkaitan dengan
00:14:12
ee kasus asuransi yang tadi saya
00:14:14
jelaskan bahwa gimana nih kalau
00:14:16
asuransinya bisa gagal bayar, gimana
00:14:19
dengan bank gitu. Bank juga kena
00:14:21
imbasnya karena bisa jadi bank pernah
00:14:24
memberikan pinjaman ke perusahaan
00:14:26
asuransi itu
00:14:28
gitu. Jadi kalau perusahaannya collaps,
00:14:32
pinjamannya juga macet gitu kan. Nah,
00:14:35
apakah OJK harus perlu turun tangan?
00:14:38
Perlu banget. Di sini pentingnya
00:14:39
pengawasan yang terintegrasi oleh OJK.
00:14:42
mereka tuh bukan cuma ngawasin bank aja,
00:14:44
tapi ee tapi mereka juga melihat gimana
00:14:47
sih satu sektor itu bisa mempengaruhi
00:14:49
sektor yang lain. Contoh lainnya gini,
00:14:51
kalau misalnya OJK tahu perusahaan
00:14:53
asuransi A investasinya terlalu agresif
00:14:56
gitu ya, mereka bisa ngasih peringatan
00:14:59
awal gitu ya, reminder di awal atau
00:15:02
intervensi sebelumnya sebelum efeknya
00:15:05
itu nyebar ke mana-mana atau ke sektor
00:15:07
lain. Jadi intinya OJK itu kayak
00:15:10
ibaratnya itu Spider-Man ya punya jaring
00:15:13
laba-laba di sistem keuangan. Kalau ada
00:15:16
satu benang yang mulai putus, mereka
00:15:18
harus cepat tanggap nih sebelum jaringan
00:15:20
rusaknya total habis gitu ya. Kalau
00:15:23
enggak diawasi secara terintegrasi kita
00:15:25
bisa kecolongan dan kemudian krisisnya
00:15:29
itu bisa menyebar ke sektor-sektor lain
00:15:32
yang lebih luas.
00:15:39
Teman-teman di slide berikutnya ini kita
00:15:42
akan bahas ee tahapan pengendalian tugas
00:15:46
dari Bank Indonesia waktu itu ke OJK ya.
00:15:51
Jadi sebelum tahun 2013 pengawasan bank
00:15:53
itu dilakukan oleh Bank Indonesia. Tapi
00:15:55
setelah OJK berdiri pengawasan
00:15:58
dipindahkan tapi transisinya enggak
00:16:00
langsung ya, melainkan bertahap dengan
00:16:03
membentuk tim transisi, menyiapkan
00:16:06
infrastruktur, sistem IT, dan SDM.
00:16:09
Tujuannya apa? Supaya saat pengawasan
00:16:12
pindah ya tidak ada gangguan yang
00:16:15
sifatnya operasional. prosesnya bisa
00:16:19
termasuk namanya mirror system. Artinya
00:16:22
sistem pengawasan yang Bank Indonesia
00:16:25
lakukan dulu ditiru dulu sama OJK lalu
00:16:29
dikembangkan. Nah, sistem informasi ini
00:16:32
kemudian disesuaikan dan kemudian
00:16:35
diintegrasikan ee data-data dari
00:16:38
berbagai sektor itu bisa dilakukan
00:16:41
dengan efisien ee dan efektif gitu ya.
00:16:45
Nah, Teman-teman penting juga dicatat
00:16:48
bahwa OJK itu tidak boleh menambah beban
00:16:51
pelaporan kepada bank. Jadi, mereka
00:16:53
harus cerdas
00:16:56
memanfaatkan data yang sudah ada.
00:17:10
Nah, Teman-teman di slide ini kita akan
00:17:12
bahas ya hal yang penting. Apakah
00:17:15
tantangan ee OJK akan menghadapi
00:17:17
tantangan di masa depan? Ya, pasti ya.
00:17:20
Kalau dulu OJK itu cukup fokus mengawasi
00:17:24
masing-masing lembaga keuangan secara
00:17:26
individu ya. misalnya apakah satu bank
00:17:30
sehat atau satu perusahaan asuransi patu
00:17:33
aturan sekarang tantangannya jauh lebih
00:17:36
besar dan kompleks. Tantangan ke depan
00:17:39
enggak cuma soal
00:17:42
mikroprudensial atau kondisi internal
00:17:44
lembaganya aja, tetapi juga soal
00:17:48
mikroprudensial yaitu gimana caranya
00:17:51
menjaga stabilitas sistem keuangan
00:17:54
secara keseluruhan. Apa artinya? Artinya
00:17:57
OJK itu harus mampu melihat gambaran
00:18:00
besar apakah seluruh sistem keuangan
00:18:02
kita masih aman atau sudah mulai ada
00:18:05
sinyal-sinyal krisis dan yang lain-lain.
00:18:08
Jadi intinya OJK itu harus peka terhadap
00:18:11
ee segala sesuatu yang bisa mengancam
00:18:14
satu sistem keuangan. Nah, isu-isu baru
00:18:17
yang jadi tantangan ini salah satunya
00:18:20
adalah misalnya cyber security ya
00:18:22
teman-teman. sektor keuangan makin
00:18:24
digital, tapi itu berarti resikonya juga
00:18:26
makin besar. Contoh konkretnya tahun
00:18:29
lalu deh Bank Syariah Indonesia BS itu
00:18:32
mengalami cyber besar-besaran ya sampai
00:18:35
1 bulan kalau enggak salah. Akibatnya
00:18:37
layanan ATM Mobile Banking layanan
00:18:40
cabang lumpuh selama lebih dari 5 hari
00:18:43
bukan 5 hari ini lebih dari 1 bulan.
00:18:47
Nasabah juga enggak bisa ngambil uang.
00:18:49
transaksi terganggu dan mau enggak mau
00:18:51
kepercayaan langsung dr. Bayangkan kalau
00:18:53
ini bisa terjadi lebih banyak, Bang.
00:18:55
Bisa menyebabkan yang namanya
00:18:58
kepanikan
00:19:00
kepanikan. Kemudian ee fintech dan
00:19:03
pinjaman online banyak fintech legal
00:19:06
yang
00:19:07
ee membantu sebenarnya kita tapi enggak
00:19:11
juga sedikit yang ternyata bermasalah
00:19:13
juga. banyak pinjual ilegal yang
00:19:16
memberikan bunga yang sangat tinggi tapi
00:19:18
akhirnya mencekik termasuk mahasiswa dan
00:19:21
ee mau enggak mau OJK itu harus
00:19:23
memastikan apakah fintech yang
00:19:24
beropperasi itu terdaftar transparan,
00:19:27
dan enggak merugikan masyarakat.
00:19:29
Tantangannya adalah jumlah platform
00:19:31
Fintech itu sangat banyak dan berkembang
00:19:34
sangat cepat ya. mau enggak mau OJK
00:19:36
harus ee bisa beradaptasi dan bekerja
00:19:40
sama dengan ee Kemen Kominfu ya,
00:19:43
kepolisian dan yang lain-lainnya. Jadi
00:19:46
ee di masa depan sangat mungkin OJK itu
00:19:49
ikut ambil peran dalam pengawasan ini
00:19:51
ya, Teman-teman. Tapi regulasinya memang
00:19:53
belum matang dan ini emang ee jadi PR
00:19:58
besar ke depannya buat OJK gitu ya.
00:20:03
Nah, ee selain itu teman-teman, OJK itu
00:20:07
juga harus memastikan bahwa semua
00:20:09
inovasi yang terkait dengan digital bank
00:20:12
itu tetap dalam koridor perlindungan
00:20:14
konsumen dan ee algoritme algoritma
00:20:18
kreditnya itu enggak diskriminatif dan
00:20:21
ee sistemnya itu juga stabil gitu ya,
00:20:24
Teman-teman. Jadi memang ee pekerjaannya
00:20:27
OJK itu banyak sekali dan ee ya kita
00:20:31
berharap OJK itu tetap ee transparan dan
00:20:34
tetap menjadi salah satu lembaga
00:20:36
pengawasan keuangan yang accountable
00:20:39
gitu ya teman-teman. Ee sekian dari saya
00:20:42
ee penjelasan sedikit tentang OJK. Nanti
00:20:45
akan ada tugas. Silakan cek LLS-nya dan
00:20:48
seperti biasa tugasnya harus segera
00:20:52
kalian kumpulkan sesuai dengan tingkat
00:20:54
waktu yang saya berikan. Terima kasih
00:20:56
teman-teman. Wasalamualaikum
00:20:58
warahmatullahi wabarakatuh.
00:21:01
Yeah.