PODCAST RRI KENDARI - LATTE VS SASCHET

00:43:50
https://www.youtube.com/watch?v=S1XZ8pL-Yok

Summary

TLDRPodcast RRI Kendari kali ini menghadirkan dua tamu, Kak Abul dan Kak Ater, yang membahas dunia perkopian. Mereka berbagi pengalaman tentang konsep coffee shop masing-masing, tantangan yang dihadapi, dan bagaimana mereka menarik pelanggan. Kak Abul mengelola coffee shop dengan konsep industrial dan sering mengadakan acara nobar, sementara Kak Ater lebih fokus pada suasana dan rasa kopi. Diskusi juga mencakup preferensi kopi, inovasi menu, dan fenomena anak muda yang suka nongkrong di coffee shop. Podcast ini menyoroti pentingnya rasa kopi dan suasana dalam menarik pelanggan.

Takeaways

  • ☕ Kak Abul dan Kak Ater berbagi pengalaman di dunia perkopian.
  • 🏪 Kak Abul mengelola coffee shop dengan konsep industrial.
  • 🎉 Kak Abul sering mengadakan acara nobar di coffee shop-nya.
  • 🍰 Kak Ater fokus pada rasa dan suasana di coffee shop.
  • 📈 Tantangan dalam mengelola coffee shop termasuk modal dan relasi.
  • 🍵 Preferensi kopi bervariasi, dari Americano hingga kopi tanpa gula.
  • 📅 Alamat coffee shop Kak Abul dan Kak Ater di Kendari.
  • 💡 Inovasi menu penting untuk menarik pelanggan.
  • 👥 Pelanggan tetap sering datang dan hafal menu.
  • 🎶 Suasana coffee shop mempengaruhi pengalaman pelanggan.

Timeline

  • 00:00:00 - 00:05:00

    Podcast RRI Kendari avab Adriana Yayan, kesetaraan esmakordselt. Ta tutvustab kahte külalist, Kak Abul ja Kak Ater, kes räägivad kohvikultuurist ja oma kohvikute kontseptsioonidest. Kak Abul räägib oma kohvikust, mille kontseptsioon on tööstuslik ja mis pakub kohvi ja kooke, samas kui Kak Ater räägib oma kohvikust, mis keskendub noortele ja üritustele.

  • 00:05:00 - 00:10:00

    Kak Abul selgitab, et tema kohvikus on kohviubade kasvatamine ja koostöö kohalike talunikega. Kak Ater räägib oma kohvikust, mis on suunatud noortele ja pakub erinevaid üritusi, sealhulgas spordiülekandeid. Nad arutavad, kuidas kohvikud on muutunud ja kuidas nad peavad konkurentsis püsimiseks innovaatilised olema.

  • 00:10:00 - 00:15:00

    Kak Ater räägib oma huvist kohvi vastu ja soovist osaleda barista konkurssidel, samas kui Kak Abul keskendub oma kohvikute äri arendamisele. Nad arutavad, kuidas nad on õppinud kohvi valmistama ja millised on olnud nende väljakutsed, sealhulgas rahastamine ja suhted.

  • 00:15:00 - 00:20:00

    Kak Abul räägib oma väljakutsetest, sealhulgas rahastamisest ja suhete loomisest, samas kui Kak Ater räägib oma kogemustest kohvi valmistamisel ja hariduses. Nad arutavad, kuidas nad on õppinud oma oskusi ja kuidas nad on oma kohvikutesse uusi maitseid ja ideid toonud.

  • 00:20:00 - 00:25:00

    Külalised arutavad, kuidas kohvikud on muutunud ja kuidas noored inimesed tarbivad kohvi. Nad räägivad, et paljud noored ei pruugi teada, kuidas head kohvi nautida, ja et nad peavad harima oma kliente, et nad saaksid paremat kohvi kogemust.

  • 00:25:00 - 00:30:00

    Kak Abul ja Kak Ater arutavad, kuidas nad oma kohvikutesse uusi kliente meelitavad ja kuidas nad peavad olema paindlikud, et rahuldada erinevaid maitseid. Nad räägivad ka oma lemmik kohvidest ja kuidas nad oma kliente teenindavad.

  • 00:30:00 - 00:35:00

    Külalised jagavad oma mõtteid kohvi ja selle kultuuri üle, sealhulgas, kuidas nad näevad kohvi rolli noorte seas. Nad arutavad, kuidas nad saavad oma kohvikutes luua meeldiva atmosfääri ja kuidas nad saavad oma kliente harida.

  • 00:35:00 - 00:43:50

    Lõpetuseks jagavad Kak Abul ja Kak Ater oma kohvikute aadresse ja kutse kõigile, kes soovivad nautida head kohvi ja meeldivat seltskonda. Nad rõhutavad, et kohvi joomine on rohkem kui lihtsalt jook, see on ka sotsiaalne tegevus.

Show more

Mind Map

Video Q&A

  • Apa yang dibahas dalam podcast ini?

    Podcast ini membahas dunia perkopian dengan dua tamu, Kak Abul dan Kak Ater, yang berbagi pengalaman dan tantangan dalam mengelola coffee shop.

  • Apa konsep coffee shop Kak Abul?

    Kak Abul mengelola coffee shop dengan konsep industrial dan sering mengadakan acara nobar.

  • Apa yang menjadi tantangan dalam mengelola coffee shop?

    Tantangan termasuk modal, relasi, dan inovasi untuk menarik pelanggan.

  • Apa jenis kopi favorit Kak Ater?

    Kak Ater lebih suka kopi tanpa gula seperti Americano atau V60.

  • Bagaimana cara menikmati kopi yang enak?

    Cara menikmati kopi yang enak tergantung pada preferensi masing-masing, bisa sambil ngobrol atau menikmati suasana.

  • Apa inovasi menu yang ditawarkan?

    Kak Ater menawarkan menu unik seperti 'aborsi' yang terbuat dari nanas.

  • Apa yang membuat coffee shop menarik bagi pelanggan?

    Rasa kopi yang enak dan suasana yang nyaman menjadi faktor utama.

  • Apakah ada pelanggan tetap di coffee shop?

    Ya, ada pelanggan tetap yang sudah hafal menu dan sering datang.

  • Apa yang dilakukan jika pelanggan meminta menu yang tidak ada?

    Biasanya, barista menjelaskan menu yang tersedia dan menawarkan alternatif.

  • Apa alamat coffee shop Kak Abul dan Kak Ater?

    Kak Abul di Indis Coffee, Jalan Malik Raya; Kak Ater di Berry Samratulagi.

View more video summaries

Get instant access to free YouTube video summaries powered by AI!
Subtitles
id
Auto Scroll:
  • 00:00:00
    Akhir apakah pasien lu terlalu banyak
  • 00:00:01
    kau kerja aku menari kau main bola
  • 00:00:03
    menari juga menari dulu coba tunjukkan
  • 00:00:06
    dia menari begini
  • 00:00:12
    kayak gini
  • 00:00:17
    [Musik]
  • 00:00:29
    asal Assalamualaikum warahmatullahi
  • 00:00:30
    wabarakatuh. Halo sobat RRI Kendari,
  • 00:00:32
    ketemu lagi di podcast RRI Kendari
  • 00:00:35
    barengan sama aku Adriana Yayan. Wah,
  • 00:00:37
    ini tuh perdana banget ya saya nongol di
  • 00:00:39
    podcast Ri Kendari. Tepuk tangan dong.
  • 00:00:45
    Iya, biasanya saya tuh suka ngintip di
  • 00:00:46
    balik layar ya. Akhirnya nongol juga.
  • 00:00:48
    Ini semua tuh berkat paksaan dari Bang
  • 00:00:50
    Madin dan Linsa. Soalnya kalau enggak
  • 00:00:52
    dipaksa bakalan dimarahin gitu. Nah,
  • 00:00:55
    hari ini sobat dari Kendari kita
  • 00:00:57
    kedatangan dua tamu kece lagi bahas
  • 00:00:59
    dunia perkopian. Kalau ngomongin soal
  • 00:01:02
    kopi itu yang terlintas di pikiran tuh
  • 00:01:04
    ada dua influencer. Wah, asik banget.
  • 00:01:07
    Ada Kak Kul dan Kak Ater. Hai.
  • 00:01:15
    Aduh, saya sosok sama outfitnya Kak Ater
  • 00:01:19
    eh Kak Abul ya. Heeh. Kenapa outfitnya
  • 00:01:22
    sangat-sangat timnas Indonesia gitu?
  • 00:01:24
    Biasa kalau memang di Jaksel itu
  • 00:01:26
    anak-anak kan anak-anak SK
  • 00:01:29
    dari selatan. Dari selatan.
  • 00:01:33
    Tapi ngomong-ngomong kabarnya baik ya
  • 00:01:34
    hari ini ya? Alhamdulillah baik.
  • 00:01:36
    Alhamdulillah baik. Kita ngomongin soal
  • 00:01:38
    dunia perkopian ya. Kita tahu nih Kak
  • 00:01:40
    Abul dan Kak Arter itu sama-sama punya
  • 00:01:42
    coffee shop ya Sobat RRI. Tapi punya dua
  • 00:01:45
    konsep yang berbeda juga. Mau tahu dulu
  • 00:01:48
    nih konsepnya itu kira-kira kayak
  • 00:01:50
    gimana? Langsung dari siapa dulu nih?
  • 00:01:52
    Coba suit dulu deh kalau gitu. Oke.
  • 00:01:57
    Apa ini? Cut Jepang kah? Sama cut Jepang
  • 00:02:00
    Mas Jepang ini saja. Oke. 1 2 3 duluan.
  • 00:02:05
    Siapa yang mengalah? Yang kalah. Yang
  • 00:02:07
    kalah yang menang duluan.
  • 00:02:12
    Oke kabul. Iya. Kalau konsep coffee
  • 00:02:14
    shop. Hm. Awalnya kenapa kepikiran buat
  • 00:02:16
    coffee shop yang Oh dari disklaim dulu
  • 00:02:20
    tuh. Heeh. bahwa saya belum punya coffee
  • 00:02:22
    shop. Tapi soon
  • 00:02:28
    saya masih mengelola. Oh gitu. Masih
  • 00:02:30
    mengelola coffee shop. Salah satu coffee
  • 00:02:32
    shop yang ada di Kota Kendari. Dan itu
  • 00:02:34
    konsepnya industrial. Heeh. Dan itu
  • 00:02:37
    sudah banyak menjamur di beberapa kota.
  • 00:02:41
    Jadi konsepnya coffee shop. Betul-betul
  • 00:02:43
    coffee shop engak? Coffee shop. Oke. Oh
  • 00:02:45
    iya. Oke. Baik. Kopi dan cake. Hmm. Itu
  • 00:02:48
    buat sendiri kopinya. Kopinya buat
  • 00:02:49
    sendiri. sendiri dipetik sendiri biji
  • 00:02:52
    kopinya. Kebetulan kita punya ada ee apa
  • 00:02:56
    karena kita
  • 00:02:58
    apa menjual beans juga jadi kita ada
  • 00:03:01
    petani juga bekerja sama sama petani
  • 00:03:03
    untuk oke. Ini serius atau bercanda nih?
  • 00:03:07
    Serius serius K karena kalau kita mau
  • 00:03:09
    beli soalnya mahal sekarang kopi. Jadi
  • 00:03:11
    kita harus ada guide petani untuk karena
  • 00:03:13
    kita kan ada rus tersendiri juga. Oke.
  • 00:03:15
    Oke. Oke. Oke.
  • 00:03:18
    Serius ini? Serius. Kita ada roster
  • 00:03:20
    sendiri ya. Oh oke. Oh keren juga ya.
  • 00:03:22
    Jauh juga ya mainnya ya. Iah kerenlah.
  • 00:03:30
    Kalau Kak Abul sendiri konsep koffe
  • 00:03:32
    kayak gimana nih Kak? Kalau untuk konsep
  • 00:03:35
    saya ini kan ee bikin kopi itu ee
  • 00:03:39
    membangun dari 2020. Heeh. Saya
  • 00:03:41
    membangun itu kopi ee 2020 itu konsep
  • 00:03:45
    karena memang hobi saya itu suka
  • 00:03:47
    nongkrong. Terus juga memang saya suka
  • 00:03:49
    kopi. Timbullah saya buat kopi kopi
  • 00:03:53
    sekiranya kopi lapak kedai lapak begitu
  • 00:03:55
    ked lapak tapi menumbuhkan rasa kopi
  • 00:03:58
    juga yang jualan. Terus juga ee biasa
  • 00:04:01
    juga saya juga mengadakan event-event
  • 00:04:04
    nobar kayak bola kan semacam kayak
  • 00:04:07
    timnas. Saya sering juga ada kan mau
  • 00:04:10
    nobar timnas, mau nobar mungkin
  • 00:04:12
    game-game yang RRQ kayak gitu kan. He.
  • 00:04:15
    Heeh. He. Kadang juga saya buat juga
  • 00:04:17
    nobar event-event itu kayak ini eh One
  • 00:04:21
    Piece kadang itu. I Oh, banyak ya. Itu
  • 00:04:23
    kenapa bisa kepikiran buat ide kayak
  • 00:04:25
    gitu? Banyak. Ee karena memang ee salah
  • 00:04:27
    satu juga ide-ide saya itu kepikiran
  • 00:04:29
    karena ee banyak yang peminatnya, Kak.
  • 00:04:31
    Heeh. Ee pertama itu eh nobar. Terutama
  • 00:04:34
    itu nobar. Gak semua orang bisa buat
  • 00:04:37
    nobar. H. Heeh. Karena ya di situlah
  • 00:04:40
    saya punya keahlian di situ saya cara
  • 00:04:43
    tarik diat untuk pembeli. Oh iya sih.
  • 00:04:48
    Dan memang setiap nobat itu banyak orang
  • 00:04:49
    yang datang. Banyaklah di situ. Oh
  • 00:04:51
    kebanyakan anak-anak muda atau anak muda
  • 00:04:53
    ee terus dengan ee umur-umur 30-an 40-an
  • 00:04:56
    lah. Oh oke. Nah kalau di tempatnya
  • 00:04:58
    Kater sendiri itu sering ngadain nobar
  • 00:05:01
    juga enggak? Mm tidak. Oh tidak.
  • 00:05:05
    Aduh. Iya. Karena ownernya tidak mau
  • 00:05:07
    tuh. Oh gitu.
  • 00:05:10
    Eh, salah salah bilang, "Kak, eh kat
  • 00:05:13
    kenapa tidak bikin nomor di indis?"
  • 00:05:15
    Terus di sini bilang, "Eh, saya sebut
  • 00:05:17
    namanya indis gak apa-apa." Jadi enggak
  • 00:05:19
    apaapa gak apaak bilang ini kenapa tidak
  • 00:05:22
    bikin nobar? Saya bilang kalau mau nobar
  • 00:05:24
    diabul saja, di bredet saja. Jadi karena
  • 00:05:27
    kayak kayak menurutku he kayak ada miss
  • 00:05:30
    sendiri segmennya begitu ya. Kalau aku
  • 00:05:32
    mau nobar ya ke bredet saja kayak gitu.
  • 00:05:34
    Oh, oke. Berarti saling ini ya, saling
  • 00:05:36
    mendukung ya. Aduh, Coke. Alri, alright.
  • 00:05:43
    Tapi kenapa sih, Kakak-kakak ini suka
  • 00:05:46
    sama kopi? Kopi. Heeh. Kenapa? Coba.
  • 00:05:48
    Kalau diceritakan itu kalau di kayak
  • 00:05:50
    tagline-nya ini panjang ceritanya. Jadi
  • 00:05:53
    kalau saya suka kopi sebenarnya tujuanku
  • 00:05:57
    ee apa? berkecimpung di dunia industri
  • 00:05:59
    kopi ini karena ingin ikut kompetisi
  • 00:06:01
    barista, ingin ikut kompetisi kopi.
  • 00:06:05
    Awalnya itu awalnya sudah sudah ikut,
  • 00:06:07
    sudah ikut, sudah ikut. Jadi sekarang
  • 00:06:09
    lagi ikut lagi. Kemarin menang kemarin
  • 00:06:12
    enggak.
  • 00:06:14
    Tapi salah satu alasan
  • 00:06:17
    salah satu alasannya untuk ee apa
  • 00:06:20
    berkecimpung di industri kopi karena
  • 00:06:23
    ingin ikut kompetisi kan. Kompetisi
  • 00:06:24
    baris, Pak. Kompetisi barista kopi. Oh,
  • 00:06:28
    emang tertarik sama dunia barista? Eh,
  • 00:06:29
    tidak. Oh, tidak sama sekali. Tidak sama
  • 00:06:33
    sekali. Sekali kenapa karena saya
  • 00:06:36
    anaknya kompetisi kompetitif sekali. Oh,
  • 00:06:39
    oke.
  • 00:06:40
    Asik. Iya, betulan. Sumpah, Kak. Saya
  • 00:06:42
    suka sekali dengan yang namanya
  • 00:06:43
    challenge apa tu. Oke. Nah, jadi saya
  • 00:06:45
    dulu bingung mau mau saya sebenarnya
  • 00:06:48
    kalian kok apa ini karena saya dulu kan
  • 00:06:50
    e main futsal Ji itu itu J saya bikin tu
  • 00:06:53
    gak tahu apa yang dibilang itu anu kah
  • 00:06:55
    apa orang bilang apa namanya itu soft
  • 00:06:59
    apa itu soft bukan soft sok apa
  • 00:07:02
    strong soft apa itu kalau kita di
  • 00:07:05
    hobinya kita terus kita dibayar itu apa
  • 00:07:07
    namanya kayakinginan kayak kesukaannya
  • 00:07:09
    kita kerjakan fashion fashion fashion
  • 00:07:12
    berarti fashion itu susahnya bilang
  • 00:07:14
    Fion,
  • 00:07:16
    fion.
  • 00:07:18
    Astagfirullah. He fion
  • 00:07:24
    itu fashion show itu fashion show tahu
  • 00:07:26
    bilang akhir apakah fashion terhanya kau
  • 00:07:28
    kerja aku menari ka main bola oh menari
  • 00:07:31
    juga menari dulu coba tunjukkan dia
  • 00:07:34
    menari begini
  • 00:07:39
    coba sedikit sedikit sedikit saja dikit
  • 00:07:42
    aja kak dikit dikit lisan ke ah itu
  • 00:07:44
    monotambil kayak gini
  • 00:07:49
    begitu tidak
  • 00:07:52
    benar-benar tradisional. Oke. Tapi di
  • 00:07:54
    bagian dulu apa celabu
  • 00:07:58
    ikut-ikut menari juga dulu. Oke. Kayak
  • 00:08:00
    gitu. Akhirnya teman ajaklah saya untuk
  • 00:08:03
    kayak kenapa kok mau belajar kopi? Kalau
  • 00:08:05
    kau mau saya dulu tidak tahu kopi kan.
  • 00:08:08
    He heeh. Saya tahu dalam pikiranku kopi
  • 00:08:09
    itu adalah bubuk gitu. Eh, setelah saya
  • 00:08:12
    masuk kelas itu, kelas kopi itu,
  • 00:08:14
    ternyata kopi itu biji dan itu warna
  • 00:08:17
    hijau, bukan warna bukan warna hitam.
  • 00:08:19
    Bukan warna hitam. Akhirnya saya bawa
  • 00:08:21
    pulang itu saya penasaran sama kopi ini
  • 00:08:22
    sampai sekarang saya belajar tentang
  • 00:08:24
    kopi sampai seke berapa nih pelajaran
  • 00:08:26
    kopinya? Sekarang sudah sampai di
  • 00:08:28
    manajemen coffee show. Wah, keren.
  • 00:08:34
    Iya. Nah, tadi kan dari Kak AOR nih,
  • 00:08:35
    kita mau dengar ceritanya Kak Abul juga.
  • 00:08:37
    Kenapa bisa tertarik sama perkopian ini?
  • 00:08:39
    ee untuk perkopian ini sebenarnya saya
  • 00:08:42
    juga ee kayak ATR kan saya belum tahu
  • 00:08:44
    itu tentang kopi apa. Cuman kan saya
  • 00:08:46
    pikiran saya itu mau bikin usaha. Oh,
  • 00:08:49
    saya kan pebisnis dagang. Oh, jadi
  • 00:08:51
    mindsetnya awalnya tuh beda ya. Kalau
  • 00:08:53
    Kak AOR dia karena pengin belajar jadi
  • 00:08:55
    barista. E kalau Kak Abul saya ini kan
  • 00:08:58
    bisnis dagan. Jadi bagaimana caraku
  • 00:09:00
    membuat kopi itu rasanya enak terus juga
  • 00:09:03
    lancar. He cair juga uang kayaknya
  • 00:09:06
    dibayar kan begitu. Sangat realistis ya.
  • 00:09:09
    bisa penting nas jalan-jalan kan begitu
  • 00:09:13
    artinya berarti beda beda mindset beda
  • 00:09:15
    mindset tapi kalau gini kalau buat-buat
  • 00:09:18
    kopi memang saya juga mungkin apa saya
  • 00:09:20
    juga pernah belajar di salah satu di di
  • 00:09:24
    tempat saya itu di Makassar di Kopi nah
  • 00:09:27
    itu di situ ee bahan apa semua di situ
  • 00:09:30
    saya ambil karena sekolah saya di situ
  • 00:09:33
    ee di Kopi itu belajar dari mulai dari
  • 00:09:35
    espresso. He. tentang rasa mengaduk.
  • 00:09:39
    Nah, di situlah saya belajar bawah di
  • 00:09:41
    suatu ee apa ke di kedai kelapak saya
  • 00:09:45
    memikin apa me meracik bikin dengan rasa
  • 00:09:49
    yang apa yang saya pelajari di sekolah
  • 00:09:52
    itu di sekolah saya bawa ke Kendari
  • 00:09:54
    sekolah saya kayak bener juga
  • 00:09:58
    saya sekolah di sana bawa ke Kendari
  • 00:10:00
    terus saya lakukan membuat terasa baru
  • 00:10:03
    saya terapkan oke tapi kan yang namanya
  • 00:10:06
    perjalanan itu tidak ada yang mulus ya
  • 00:10:08
    ada yang namanya Tantangan. Nah, kalau
  • 00:10:10
    tantangan dari Kak Abul sendiri
  • 00:10:13
    tantangannya itu pertama
  • 00:10:15
    anggaran. Oke. Modal. Eh, lagi serius
  • 00:10:18
    ini. Lagi serius modal. Kalau fiksi ini
  • 00:10:22
    kalau tidak ada modal tidak bisa kita
  • 00:10:24
    bikin usaha begitu. Betul. Betul. Itu
  • 00:10:27
    intinya modal terus ya relasi. Hm. Hmm.
  • 00:10:31
    Pada saat itu sudah banyak relasi.
  • 00:10:33
    Sudah. Sudah. Alhamdulillah ya. Itu ya.
  • 00:10:35
    Heeh. Heeh. Saya dari itu pertama eh
  • 00:10:37
    uang terus eh modal terus relasi terus
  • 00:10:41
    belajar. Di situlah saya membuktikan
  • 00:10:43
    bahwa saya terapkan rasa yang bagaimana
  • 00:10:44
    saya menjual ini, produk-produk ini.
  • 00:10:47
    Mereka rasa gimana? Enak. Enak bu apa
  • 00:10:50
    ukurannya? Kurang tambah begitu ya.
  • 00:10:56
    Gitu deh. Yoi.
  • 00:10:59
    Keren. Keren. Keren. Keren. Tapi itu
  • 00:11:00
    makan berapa lama itu, Kak? Sampai
  • 00:11:02
    menciptakan rasa yang betul-betul
  • 00:11:04
    sempurna. I ee saya ee menciptakan rasi
  • 00:11:07
    itu sekitar 2 bulan saya pelajari
  • 00:11:10
    pelajari pelajari. Iya. Sebelum saya
  • 00:11:12
    sebelum saya terapkan itu rasa saya
  • 00:11:14
    belajar dulu sekolah terus setelah
  • 00:11:16
    mungkin rasa saya tes teman-teman cak
  • 00:11:19
    coba rasa ini. Heeh.
  • 00:11:22
    Gitu ngerasanya kan enak tidak terlalu
  • 00:11:24
    kompleks terlalu detail. Teralu detail
  • 00:11:26
    tuh. Coba rasa ini.
  • 00:11:29
    Oh iya boleh. Kau bisa, Bu? Bisa buat
  • 00:11:31
    ini, Bul. Kok bisa sekarang apa ee
  • 00:11:34
    jualan begini? Ah, di situlah juga
  • 00:11:36
    dengan supor-supor teman juga
  • 00:11:38
    men-support saya buat usaha sayalah
  • 00:11:41
    lakukan bikin usaha. Oh, memang basicnya
  • 00:11:45
    udah pengusaha sih ya. Saya mau usaha
  • 00:11:48
    ini. Iya. Kita mau dengar versinya Kak
  • 00:11:51
    saya nih tantangan apa dulu ini Kak?
  • 00:11:52
    Tantangan dalam tantangan jadi barista
  • 00:11:54
    atau tantangan
  • 00:11:56
    asalnya perasaan saudara susah kalau itu
  • 00:11:59
    jadi barista dulu karena kan awaknya mau
  • 00:12:01
    terjun di ini kan pengin jadi barista
  • 00:12:02
    kan. Heeh. Jadi baristanya dulu deh.
  • 00:12:04
    Oke. Kalau tantangan jadi barista dulu
  • 00:12:06
    yang saya hadapi itu adalah ee susahnya
  • 00:12:09
    kita mengekspor kopi. Oke. Rasa karena
  • 00:12:13
    dulu agak sulit kita dapatkan kopi yang
  • 00:12:16
    enak begitu. harus kita pesan dulu lama
  • 00:12:18
    begitu. Kalau sekarang kan sudah banyak
  • 00:12:20
    nih rosteri dikendari ya karena dulu kan
  • 00:12:22
    rosteri dikendari gak gak ada lagi ada
  • 00:12:26
    sekali cuman jadi kita pesan dulu
  • 00:12:27
    kopinya dari luar jadi menunggu lama
  • 00:12:29
    lagi. Terus yang ajar kita masih sedikit
  • 00:12:32
    gitu jadi kayak cuma sharing saja Kak.
  • 00:12:34
    Heeh. Kalau sekarang kan sudah banyak
  • 00:12:36
    nih yang sekolah juga dari maksudnya
  • 00:12:38
    dari luar tidak bisa ajar kita ke sini.
  • 00:12:42
    Jadi tantangannya cuma itu saja dulu
  • 00:12:44
    dari K sendiri. Heeh. Kayak susah apa?
  • 00:12:47
    Susah untuk kita edukasi orang. Kalau
  • 00:12:50
    minum kopi yang baik itu seperti ini
  • 00:12:51
    kayak begitu. Oh. Oh. Cara minum kopi
  • 00:12:53
    beda-beda juga ya? Beda.
  • 00:12:56
    Ada yang duduk yang lipat kakinya, ada
  • 00:12:58
    yang merokok santai-santai kan ada duduk
  • 00:13:02
    lompat
  • 00:13:04
    tidak lompat lompat. Itu terlalu bahaya
  • 00:13:07
    Pak. Maksudnya di jumatan jadi ada
  • 00:13:09
    semisenja. Senja. Oh berarti lagunya
  • 00:13:11
    manggu lagi aduh itu dia lagi. Kalau
  • 00:13:14
    tantangan untuk mengolah coffee shop
  • 00:13:16
    tantangannya banyak tentunya karena
  • 00:13:18
    semakin banyak coffee shop di Kendari
  • 00:13:20
    semakin besar juga tantangannya kita
  • 00:13:21
    sebagai pengolah Pak. Betul. Heeh. Jadi
  • 00:13:23
    tantangan sebagai pengola coffee shop
  • 00:13:25
    itu adalah Kak ee sebenarnya semakin
  • 00:13:28
    banyaknya coffee shop semakin banyak
  • 00:13:29
    saingan. Jadi kita semakin ee terpacu
  • 00:13:32
    untuk membuat inovasi-inovasi baru.
  • 00:13:34
    Apalagi nih yang lagi tren apalagi kayak
  • 00:13:36
    begitulah paling iya sih ya. Karena
  • 00:13:38
    sekarang kan sudah banyak tuh coffee
  • 00:13:39
    shop di Kendari ya. Dan itu sebenarnya
  • 00:13:42
    plus minus juga bagusnya adalah karena
  • 00:13:45
    semakin terbentuknya pasar kopi yang ada
  • 00:13:47
    di Kota Kendari ya. Nah, itu bagi
  • 00:13:49
    pecinta kopi. Bagi pencinta kopi. E
  • 00:13:51
    kalau pengelolanya harus pikir keras
  • 00:13:53
    juga nih. Sebenarnya ya itu plusnya
  • 00:13:55
    bagus. Semakin banyak yang suka kopi dan
  • 00:13:58
    semakin pasti konsumen juga semakin
  • 00:14:00
    banyak semakin bertambah kan semakin
  • 00:14:02
    banyak coffee shop. Tapi itu
  • 00:14:05
    apa inovasinya itu yang kita bingungkan
  • 00:14:09
    kita kalau paling mentuk itu adalah
  • 00:14:11
    renovasi. Renovasi.
  • 00:14:14
    Iya. Karena sekarang kan orang tuh kalau
  • 00:14:16
    ngopi kan harus lihat tempatnya dulu
  • 00:14:18
    gitu kan. Apalagi sekarang kan ee
  • 00:14:21
    zaman-zaman anak-anak muda yang
  • 00:14:23
    kebanyakan cari itu ee bukan soal rasa
  • 00:14:25
    apa soal Instagram Mabel. Artinya dia tu
  • 00:14:28
    lokasinya vi-nya bagaimana kita bisa
  • 00:14:31
    selfie, foto, live TikTok kan begitu
  • 00:14:33
    banyak. Tapi iya anak Gensi sekarang tuh
  • 00:14:35
    kalau misalnya mau jalan-jalan enggak
  • 00:14:37
    dapat foto bagus itu sama saja sama
  • 00:14:39
    buang-buang uang. Betul itu dia. Iya.
  • 00:14:42
    Tapi kalau dibalik lagi pecinta kopi nih
  • 00:14:45
    dari Kak Abul dan juga Kak Ater. Kalau
  • 00:14:47
    kopi itu menurutnya Kakak tuh soal
  • 00:14:49
    rasanya, suasananya, atau soal
  • 00:14:52
    filosofinya gitu? Kalau saya, kalau saya
  • 00:14:55
    dari kalau kopi itu saya dari rasanya.
  • 00:14:57
    Karena menurutku percuma vibes-nya bagus
  • 00:15:00
    kalau kopinya tidak enak. Bagaimana cara
  • 00:15:02
    kita menikmati kopi yang enak begitu?
  • 00:15:04
    Kalau biar vibes-nya bagus terus kopinya
  • 00:15:06
    kita gak enak. Ini minum air putih.
  • 00:15:08
    Betul. Kita minum minum minum air putih
  • 00:15:12
    ya. Itu.
  • 00:15:15
    Iya, Pak. Intinya itu kan tujuan kita
  • 00:15:17
    minum kopi ya. Jadi kita harus cari kopi
  • 00:15:19
    yang enak. Enak. Betul. Iya sih yang
  • 00:15:21
    enak. Heeh. kita cari yang ee kopi yang
  • 00:15:23
    rasanya enak, terus juga enak kita
  • 00:15:25
    berpikir untuk ee ke depan apa yang kita
  • 00:15:27
    mau bikin untuk ee kopi shop ke depannya
  • 00:15:30
    bagaimana. Wah, jiwa pengusahanya keluar
  • 00:15:32
    ya. Dia minum kopi untuk cari inspirasi.
  • 00:15:35
    Inspirasi. Betul.
  • 00:15:39
    Tapi melihat ee fenomena sekarang tuh
  • 00:15:41
    banyak banget tuh anak Genzi sekarang ee
  • 00:15:43
    katanya tuh kalau makan nasi itu sunah,
  • 00:15:46
    minum kopi itu wajib. Wajib. Betul. Itu
  • 00:15:48
    dia. Itu gimana melihat fenomena kayak
  • 00:15:50
    gitu tuh? terutama di tempat-tempat e
  • 00:15:52
    sebagai ini owner tuh dan pengelola
  • 00:15:55
    bagus itu tingkatkan karena kita semakin
  • 00:15:57
    enak juga supaya bisa masuk cuang begitu
  • 00:16:03
    ayo e kan biasa ada capsen-kapen
  • 00:16:05
    anak-anak ayo deh nongkrong di komisop
  • 00:16:07
    baru ee pilihan menunya bukan kopi bukan
  • 00:16:10
    kopi mac maca coklat coklat
  • 00:16:14
    itu
  • 00:16:16
    itu kan ada komis shop kom tapi kenapa
  • 00:16:19
    ada macanya
  • 00:16:20
    Kenapa ada coklatnya gitu kan. Tapi di
  • 00:16:23
    tempatnya Kak Bul dan K banyak yang
  • 00:16:25
    pesan kopi atau non? Kalau saya hampir
  • 00:16:28
    hampir seimbang.
  • 00:16:30
    Tapi basicnya basic kopi susu bukan
  • 00:16:33
    benar-benar kopi. Jadi kalau kita bahas
  • 00:16:35
    kopi sama kopi susu beda. Beda. Betul.
  • 00:16:37
    Oh oke. Itu kan ditambah susu kan. Yes.
  • 00:16:40
    Karena kalau kopi kalau kopi kopi susu
  • 00:16:43
    yang panas. Es kopi. Es kopi yang ada di
  • 00:16:46
    taruhnya es. I jadi yang berdekang
  • 00:16:50
    dengan dengan nilai harga sekian sea
  • 00:16:52
    dengan ini betul. Karena kalau kita
  • 00:16:55
    bahas kita kalau kita mau bahas tentang
  • 00:16:56
    edukasi kopinya bisa juga kan. Tapi kan
  • 00:17:00
    gensit ini kan dia orang tidak paham
  • 00:17:02
    soal minum kopi yang baik baik. Betul
  • 00:17:05
    dia orang kan ya mungkin secara tidak
  • 00:17:08
    langsung hanya ikut-ikutan lah diajak
  • 00:17:10
    nongkrong terus form lah ya begitulah.
  • 00:17:14
    Heeh. Tapi gak gak apa-apa karena itu
  • 00:17:16
    kan seleranya gitu kan gitu. Enggak bisa
  • 00:17:19
    kita paksakan orang untuk minum kok kopi
  • 00:17:21
    ini lebih bagus. Gak bisa karena mereka
  • 00:17:22
    kan customer. Jadi terserah mereka. Kita
  • 00:17:25
    kan cuma bisa bikin menyajikan kopi yang
  • 00:17:28
    enak. Enak saja begitu. Sesuai pesanan
  • 00:17:31
    gitu. Heeh. Kalau di tempatnya Kak Abul
  • 00:17:33
    gimana? Kalau saya balance Kak ada yang
  • 00:17:36
    biasa kopi, ada yang nanung kopi. Itu
  • 00:17:39
    yang kebanyakan itu non kopi itu saya
  • 00:17:41
    itu kebanyakan kayak bron sugar regal.
  • 00:17:44
    He yang paling banyak itu yang paling
  • 00:17:45
    banyak bron regal itu dia laheller.
  • 00:17:49
    Heeh. Tapi melihat fenomena yang
  • 00:17:51
    sekarang kan banyakan agensi juga sering
  • 00:17:53
    nongkrong di kafe-kafe gitu mau minum
  • 00:17:55
    kopi ala-ala tapi ternyata yang dipesan
  • 00:17:56
    itu adalah bukan kopi. Nah menurutnya
  • 00:17:58
    Kabul dan Kater sendiri fenomena ini
  • 00:18:01
    menghilangkan esensi estetika dari kopi
  • 00:18:03
    itu sendiri atau kayak gimana?
  • 00:18:05
    Kalau dari saya ee untuk saya ya saya
  • 00:18:08
    tidak jadi masalah mereka yang penting
  • 00:18:10
    mereka datang di lapak mereka pesan
  • 00:18:11
    begituar. Membayar. Oh oke kayaknya saya
  • 00:18:16
    oke kalau dari K at kalau saya berbisnis
  • 00:18:20
    kan oke tidak akan menghilangkan apa ee
  • 00:18:25
    keestetikan namanya yang coffee shop
  • 00:18:27
    itu. Iya. Heeh. Tapi
  • 00:18:30
    menghilangkan jati diri kopi itu. Nah.
  • 00:18:32
    Betul maksudnya. Betul. Heeh. Karena
  • 00:18:34
    semakin banyak ee apa yang tidak
  • 00:18:38
    teredukasi tentang kopi ya pasti semakin
  • 00:18:42
    banyak juga kita bikin menu-menu yang
  • 00:18:43
    yang yang aneh-aneh to yang dikalibrasi
  • 00:18:46
    terus yang dikalibrasi
  • 00:18:49
    terus istilahnya kayak dicampur-campur
  • 00:18:50
    sirup lah apalah tapi ada menu yang
  • 00:18:53
    sudah dibuat sama Kak Aar sendiri ada,
  • 00:18:55
    Kak. Kalau saya nama menuku itu sendiri
  • 00:18:56
    namanya aborsi jujur aborsi. Aborsi itu
  • 00:18:59
    signaturku. Jadi aborsi itu namanya itu.
  • 00:19:01
    Kenapa saya kasih nama aborsi? Karena
  • 00:19:03
    itu terbuat dari nanas muda. Betul. Dari
  • 00:19:05
    nanas. Bukan nanas muda sih. Dari nanas.
  • 00:19:08
    Ee jadi itu minuman yang basicnya memang
  • 00:19:10
    dia kayak koktail. Jadi konsepnya kalau
  • 00:19:14
    di di kompetisi kopi ada namanya good
  • 00:19:17
    spirit. Jadi pakai alkohol. lah ini bisa
  • 00:19:19
    ganti pakai RTD namanya eh clarified
  • 00:19:22
    dari
  • 00:19:24
    buah nanas itu. Jadi ee buah nanasnya
  • 00:19:26
    itu saya jadikan clarified itu diganti
  • 00:19:28
    jadi yang seharusnya kan pakai alkohol
  • 00:19:30
    tapi bisa ganti pakai diganti biar bisa
  • 00:19:32
    dinikmatin sama semua orang gitu kan itu
  • 00:19:34
    dia. Wah kalau ke Abu ada inovasi baru
  • 00:19:37
    enggak sih? Kalau saya kan begini Kak
  • 00:19:39
    tadi yang saya tanggapan itu tentang
  • 00:19:41
    kopi terus itu orang yang nongkrong di
  • 00:19:43
    kopi shop apa maupun di kedai itu gak
  • 00:19:45
    semua orang bisa menikmati kopi gitu.
  • 00:19:47
    Iya. Heeh. Makanya dia bisa noncopi kan
  • 00:19:50
    itu istilahnya yang biasa kayak Milo,
  • 00:19:53
    Macah, coklat, red velvet itu kan banyak
  • 00:19:56
    begitu yang ini selain non kopi orang
  • 00:19:58
    cari rasa bukan bilang masa apa bukan
  • 00:20:01
    masalah kopi yang mau minum mereka
  • 00:20:03
    nongkrong bukan bilang sekedar kopi kita
  • 00:20:05
    nongkrong di kopi sok eh padahal
  • 00:20:07
    pilihannya memang ini karena memang dia
  • 00:20:09
    kan ada aslam asalam lambung asam
  • 00:20:11
    lambung oke tapi saya asam lambung tapi
  • 00:20:13
    minum kopi juga
  • 00:20:16
    tapi kalau ngomongin soal kopi biasa kan
  • 00:20:17
    ini Ada punya favoritnya sendiri ya?
  • 00:20:19
    Enggak usah soal pelanggan deh dari Kak
  • 00:20:21
    Abul dan Kak sendiri. Heeh. Itu
  • 00:20:23
    favoritnya tuh kopi apa tuh yang paling
  • 00:20:24
    sering dinikmati tiap hari? Ee kalau
  • 00:20:26
    saya ee paling
  • 00:20:29
    paling banyak itu dua hitam itu es kopi.
  • 00:20:32
    Es kopi aren sama es kopi pandan. Oh
  • 00:20:34
    oke. Itu buat sendiri atau ke coffee
  • 00:20:37
    shop-nya ke atas?
  • 00:20:43
    Paling itu, Kak. Jujur itu kan saya juga
  • 00:20:45
    ini ee tempat saya kan Heeh. Ada tiga.
  • 00:20:49
    Oke. Pertama satu di kantor Berry Berry
  • 00:20:52
    Samarat Langit. Ee kedua samping
  • 00:20:55
    Starcross. Yang ketiga depan museum. Oh
  • 00:20:58
    banyak ya. Oh oke. Udah tiga apa?
  • 00:21:06
    Aduh agak dip ya ini ya. Oke, lanjut
  • 00:21:08
    dari Kak. Kalau saya kalau ditanya
  • 00:21:10
    selera kopi, kalau saya lebih suka kopi
  • 00:21:12
    yang tanpa gula sih kayak Amerikano atau
  • 00:21:16
    V60. Oke, Americano. Saya juga pecinta
  • 00:21:20
    Americano sih.
  • 00:21:22
    Americano minum langsung aduh sakit dulu
  • 00:21:25
    perut. Tapi kan makan nasi dulu. Makan
  • 00:21:27
    nasi dulu. Tergantung Kak tergantung
  • 00:21:30
    kalau kamu minum americano yang full
  • 00:21:31
    arabika bisa nyamin tidak akan perah
  • 00:21:34
    gelambung karena karena kafein tingkat
  • 00:21:36
    kafeinnya full arabika itu rendah
  • 00:21:38
    sekalian dengan robusta robusta robusta
  • 00:21:41
    dia agak tinggi kak tinggi agak strong
  • 00:21:42
    tuh oke tapi dari tempatnya Kak Ater dan
  • 00:21:47
    juga Kak Abul sendiri ada enggak sih
  • 00:21:48
    pelanggan tetap aku kan sering lihat tuh
  • 00:21:50
    di FBP TikTok ya kan kalau ada pelanggan
  • 00:21:52
    tetap itu datang sudah ditahu nih
  • 00:21:54
    menunya apa. Jadi pas dari jauh kita
  • 00:21:56
    sudah lihat, oh ini pasti pesan baca ini
  • 00:21:58
    langsung diracikan. Saya kayak biasa
  • 00:21:59
    orang datang eh baru hutan j lagi ini
  • 00:22:02
    datang
  • 00:22:05
    ada di bilang itu ada di bilang itu k
  • 00:22:07
    kan biasa kalau tempat saya kan kalau
  • 00:22:09
    untuk saya di usaha saya kan saudara
  • 00:22:12
    camidu dulu catat mi dulu ah itu pasti
  • 00:22:17
    datang
  • 00:22:18
    yang itu kayaknya dari
  • 00:22:22
    kan biasa ada ada begini kan biasa
  • 00:22:24
    teman-teman biasa datang atau ee
  • 00:22:27
    konsumenku datang biasalah Nah, P sudah
  • 00:22:29
    lihat sudah duduk duduk langsung saya
  • 00:22:32
    buatkan. Heeh. Pas datang
  • 00:22:36
    langsung dibayar. Nah, gak bisa dicami
  • 00:22:37
    duin. Ada pesan tersirat
  • 00:22:43
    itu salah satu pelanggan tetapnya juga
  • 00:22:45
    atau banyak? Banyak pelanggan. Pelanggan
  • 00:22:47
    tapi bukan yang masalah buang masalah
  • 00:22:51
    camidu begitu. Catat Midu bukan. Ada
  • 00:22:53
    memang ada memang beberapa
  • 00:22:55
    ada beberapa ada berapa orang sini
  • 00:22:58
    dengan sana dia
  • 00:23:00
    cuman cuman tidak enak kan saya sebut
  • 00:23:03
    namanya
  • 00:23:04
    B sama madi
  • 00:23:09
    oh ketahuan ya
  • 00:23:13
    habis ini langsung bayar tagihan ya
  • 00:23:17
    kalau kalau di tempat dia kator sendiri
  • 00:23:19
    gimana kalau customer loyal itu biasanya
  • 00:23:21
    tuh mereka bukan Buka pintu langsung
  • 00:23:22
    begini.
  • 00:23:24
    Oh, itu Allahu Akbar. Oke, sudah tahu
  • 00:23:28
    kode. Kode. Oh, oke. Itu langsung duduk
  • 00:23:31
    dia sudah hafal kan biasa masuk tek
  • 00:23:37
    ad tapi kayak absen ya. Kayak iya memang
  • 00:23:41
    aneh kalau kita lihat tuh aneh tapi kita
  • 00:23:42
    tahu karena itu terus jin gitu. He. Tapi
  • 00:23:45
    ada enggak sih pernah kedatangan
  • 00:23:46
    pelanggan yang unik-unik gitu? Banyak. W
  • 00:23:48
    kalau itu jelas banyak salah satunya tuh
  • 00:23:51
    yang kayak gimana? Kalau saya yang
  • 00:23:52
    paling aneh menurutku adalah di depan
  • 00:23:55
    mukanya itu kan ada papan menu. Oke.
  • 00:23:57
    Terus sudah tanya kan ada kopi jahe.
  • 00:24:02
    Kopi jahe. Pah tahu itu menu.
  • 00:24:06
    Kamu kopi jahe yang tidak ada Pak. Kamu
  • 00:24:09
    kamu kopi jahe. Saya di depan saya
  • 00:24:10
    ditanya apa ada este? Saya bilang
  • 00:24:12
    sebelah tabe. Sari laut. Sari laut. Sari
  • 00:24:15
    laut. Enggak ada ST-nya kan saya jual
  • 00:24:17
    menjual sini menu ada jelasjelas ada
  • 00:24:20
    daftar menu kopi bukan kopi jelas itu
  • 00:24:22
    tidak ada ST di situ dia tanyakan ST ada
  • 00:24:25
    ST itu sari laut tapi
  • 00:24:28
    iya paling kayak menu yang tidak ada diu
  • 00:24:30
    mereka tanyakan oh ok sebenarnya bisa a
  • 00:24:32
    saya bikinkan tapi kan ya kita kan jual
  • 00:24:36
    e kan kita jual yang logikanya kan
  • 00:24:38
    logikanya kan sudah ada di situ daftar
  • 00:24:40
    ben kamu lihat di situ di daftar menu
  • 00:24:42
    ada di situ daftar itu tanya di situ
  • 00:24:44
    sudah ada harganya Kalau pilih yang lain
  • 00:24:47
    apa e request yang lain berarti saya
  • 00:24:49
    tuliskan HPP-nya tuh. Iya tunggu di
  • 00:24:55
    tolongin menu baru itu kan itu itu kan
  • 00:24:59
    saya kan biasa itu di ST terus juga ada
  • 00:25:01
    juga orang yang suka bertanya tentang
  • 00:25:04
    kopi kah bat beach apa dipakai bat apa
  • 00:25:07
    gitu pakai kan bisa biasa tanya bisaakah
  • 00:25:10
    ee arabika tingginya kan gini 70
  • 00:25:13
    robustanya 30 saya kan saya sudah
  • 00:25:16
    sampaikan bilang ini saya pakai beans
  • 00:25:20
    blend
  • 00:25:22
    He. Jadi saya itu eh grinder saya kan
  • 00:25:24
    cuman satu. Kalau andai kata mungkin
  • 00:25:27
    grinder saya ada dua mungkin bisa okelah
  • 00:25:29
    bertanya. Ini kan saya kedai bukan kopi
  • 00:25:31
    shop. I heeh. Wah itu juga sih yang
  • 00:25:35
    lucu-lucu ya. Kadang nanya pernah enggak
  • 00:25:38
    sih ada orang yang lucu kayak datang
  • 00:25:40
    cuma numpang ke toilet doang? Ada sih.
  • 00:25:43
    Lagi lagi. Ada. Ada ya? Ada. Sering ya?
  • 00:25:45
    Sering ya kayak gitu ya? Soalnya saya
  • 00:25:46
    juga sih ke kopi cuma kalau saya ee
  • 00:25:50
    mereka mau minta bilang toilet minta
  • 00:25:52
    maaf saya toiletku tidak ada. Oh toilet
  • 00:25:55
    terbuka gitu ya. Terbuka saya terbuka
  • 00:25:57
    saya. Kalau toiletnya di bredet dia ada
  • 00:25:59
    di tiang listrik tulisannya WC umum. WC
  • 00:26:01
    umum ya. Langsung telepon situ perbaikan
  • 00:26:04
    langsung.
  • 00:26:05
    Tapi bagi para penikmat kopi nih ya kan
  • 00:26:08
    dari Kak Ater Kak Abul melihat
  • 00:26:10
    orang-orang di Kendari sekarang memang
  • 00:26:12
    sudah mulai banyak yang suka sama kopi
  • 00:26:14
    gitu kan. I tadi Kak A sendiri sudah
  • 00:26:17
    singgung juga banyak orang yang belum
  • 00:26:19
    tahu cara nikmatin kopi yang enak itu
  • 00:26:20
    kayak bagaimana. Nah, itu yang cara
  • 00:26:22
    nikmatin kopi yang enak itu kayak gimana
  • 00:26:24
    memangnya, Kak? Gimana ya?
  • 00:26:28
    Kalau cara nikmati kopi yang enak
  • 00:26:30
    menurutku itu kan tergantung beda-beda
  • 00:26:33
    orang tu. Kalau versinya karakter
  • 00:26:35
    sendiri kalau saya cukup pesan Americano
  • 00:26:38
    ya apa kopi yang menu yang menu yang
  • 00:26:41
    saya paling suka minum. Terus saya duduk
  • 00:26:44
    terus selesai cerita terus cerita. Iya
  • 00:26:48
    menurutku begitu Ji. Betul betul di
  • 00:26:50
    karena ada juga orang yang pesan kopi
  • 00:26:52
    terus sudah baca buku mau diganggu. Ada
  • 00:26:54
    ada orang minum kopi terus sudah kerja
  • 00:26:57
    mau diganggu. Jadi semuanya punya versi
  • 00:27:00
    masing-masing. Punya vibes-nya sendiri
  • 00:27:02
    sendiri. Saya lebih suka ngopi sambil
  • 00:27:04
    cerita. Sambil cerita. Oke. Kalau Kak
  • 00:27:06
    Abul, kalau saya ee apa ee ini dia saya
  • 00:27:11
    pesankan bikinkan, terus dia minum, dia
  • 00:27:14
    butuh tenang, rileks. Karena dia
  • 00:27:17
    kebanyakan sekarang juga kopi shop itu
  • 00:27:19
    kebanyakan apa? Musik yang lebih keras
  • 00:27:21
    daripada I. Oh, iya. I benar, benar,
  • 00:27:23
    benar. Heeh. Heeh. Ee saya biasa kan ee
  • 00:27:26
    di lapang juga ada musik, cuman saya
  • 00:27:27
    volumenya agak agak pelang, agak slow
  • 00:27:30
    begitu biar mereka menikmati ee rasa
  • 00:27:33
    dengan baik begitu. Heeh. Ada memang
  • 00:27:35
    orang yang menikmati kopi tuh pengin
  • 00:27:36
    vibes tenang. Kalau kopi kan tuh selalu
  • 00:27:38
    identik dengan yang tenang, menjernih
  • 00:27:40
    pikiran. Nah, tapi banyak orang yang
  • 00:27:42
    datang ke coffee shop itu pada main
  • 00:27:44
    kartu lah. Ribut-riibut teriak-teriak ya
  • 00:27:46
    kan? Fenomena yang terjadi itu sekarang
  • 00:27:48
    sering terjadi itu sering sekali
  • 00:27:49
    terjadi. Itu itu ganggu juga enggak sih
  • 00:27:51
    dari kakak-kakak ini? Jadi sebenarnya
  • 00:27:53
    sekarang itu ee siklusnya apa ya budaya
  • 00:27:56
    nongkrong coffee shop di di sekarang itu
  • 00:28:00
    menurutku sudah berubah sekali.
  • 00:28:03
    Pertama kali saya minum kopi kan.
  • 00:28:05
    Pertama kali saya minum kopi itu 2019.
  • 00:28:07
    Heeh. Dulu 2019 saya minum kopi itu
  • 00:28:10
    menurutku orang nongkrong betul-betul
  • 00:28:11
    nongkrong. Tidak ada yang main kartu.
  • 00:28:14
    Gak ada main memang bahas kopi pokoknya
  • 00:28:15
    tentang bahas tentang bahas kopi tentang
  • 00:28:17
    ke depan begitu pekerjaan yang men. Tapi
  • 00:28:20
    saya menurutku sekarang sudah berbeda
  • 00:28:21
    nih. Oke. Kalau orang nongkrong memang
  • 00:28:24
    ee kayak istilahnya kayak minum udah
  • 00:28:27
    sudah mau pesan itu nomor dua yang
  • 00:28:30
    penting nongkrong. Kalau saya sekali
  • 00:28:31
    begitu. Heeh. Makanya kenapa banyak
  • 00:28:33
    Rojali rombongan jarang beli? Iya betul
  • 00:28:36
    dia singkatan. Betul. Rojali kartu
  • 00:28:39
    maksudnya. Heeh. Ya tidak ada yang salah
  • 00:28:42
    dengan itu sih sebenarnya karena selama
  • 00:28:44
    itu ah masih it's ok si J main kartu.
  • 00:28:46
    Tapi kalau sudah ada mil lagi unsur
  • 00:28:49
    negatifnya kan itu kan tidak baik juga
  • 00:28:51
    toh. Tapi pernah ada komplain enggak
  • 00:28:52
    dari salah satu pelanggan karena apaan
  • 00:28:54
    nih coffee shop-nya ribut sekali mau
  • 00:28:56
    pindah deh ke tempat lain gitu. Kayaknya
  • 00:28:58
    sekarang sudah tidak ini nih sudah jadi
  • 00:28:59
    kebiasaan nih mereka. He. Kalau saya
  • 00:29:01
    alhamdulillah tidak ada, Kak. Engak ada.
  • 00:29:03
    Heeh. Alhamdulillah enggak ada juga.
  • 00:29:05
    Tapi ya udah sih diasikin aja gitu kan.
  • 00:29:07
    Karena sudah begitu mi siklusnya tuak.
  • 00:29:09
    Jadi enggak bisa juga kita mau apa nih
  • 00:29:12
    larang tuh. Iya betul gak bisa kan ada
  • 00:29:14
    juga kebetulan juga juga ada pelangkan
  • 00:29:16
    saya biasa kalau dia menyendiri dia
  • 00:29:18
    pesan saya bawakan dia sendiri sambil
  • 00:29:20
    main HP. Ah, lihatlihat situsnya. Eh,
  • 00:29:23
    saya temanis cerita dulu ngobrol itu
  • 00:29:24
    saya main gitu ngobrol-ngobrol cerita
  • 00:29:28
    kita tidak main HP langsung simpang HP
  • 00:29:29
    dia simpang ngobrol cerita kamu tinggal
  • 00:29:32
    di mana kuliah di mana kerja di mana.
  • 00:29:34
    Waktu dulu waktu saya jadi baris juga
  • 00:29:36
    begitu yang saya lakukan. Jadi ada
  • 00:29:38
    customer datang sendiri saya temani.
  • 00:29:41
    Dulu begitu jadi balita. Kalau sekarang
  • 00:29:44
    kalau sekarang sudah gak ada nih karena
  • 00:29:46
    menurutku semakin banyak mungkin
  • 00:29:48
    konsumennya. Heeh. Jadi tidak kayak
  • 00:29:50
    tidak ada waktu barista untuk
  • 00:29:52
    bercengkerama sama customer. Kalau dulu
  • 00:29:55
    ada. Kalau dulu kayak pecinta kopi tuh
  • 00:29:57
    kayak benar-benar kayak geng gitu kan.
  • 00:29:59
    Duduk sambil ngobrol cerita walaupun
  • 00:30:01
    tidak kenal. Cerita saja. Makanya kenapa
  • 00:30:04
    ee ada beberapa coffee shop yang
  • 00:30:07
    menyediakan ee meja sharing kenapa itu
  • 00:30:10
    biasa ada coffee shop yang mejanya
  • 00:30:11
    khusus cuma meja sendiri terus gak ada
  • 00:30:13
    kursinya. Ah biasanya itu meja sharing.
  • 00:30:15
    Jadi buat orang-orang yang datang
  • 00:30:17
    sendiri duduk di situ. Heeh. Heeh. Ben
  • 00:30:19
    biasanya gitu. Wah, tapi banyak juga
  • 00:30:20
    orang-orang yang datang sendiri. Banyak
  • 00:30:22
    banyak banyak di tempatnya ke juga. Oh,
  • 00:30:24
    biasa kan orang tuh enggak mau datang
  • 00:30:26
    sendiri tuh ya karena malu-malu gitu.
  • 00:30:28
    Biasa kan bawa rombongan gitu kan. Tapi
  • 00:30:30
    wal deh kita mau main games katanya di
  • 00:30:34
    apa tadi? Si paling. Si paling nama
  • 00:30:37
    games-nya si paling. Jadi nanti bakal
  • 00:30:38
    ada pertanyaan ya. Pertanyaannya
  • 00:30:42
    misalnya si paling jogging gitu siapa
  • 00:30:45
    gitu. Kalau misalnya milih diri sendiri
  • 00:30:47
    boleh kayak gini. Kalau misalnya Kak
  • 00:30:50
    Abul lebih lihat karakter si paling
  • 00:30:53
    jogging. Nah, tunjuk aja nanti aku
  • 00:30:55
    tanyain alasannya apa gitu milih jawaban
  • 00:30:58
    itu ya.
  • 00:31:00
    Oke, yang pertama si paling air putih. 1
  • 00:31:05
    2 3.
  • 00:31:08
    Katanya pecinta kopi. Gimana sih? Justru
  • 00:31:11
    itu, Kak. Semakin banyak kita minum kopi
  • 00:31:14
    semakin banyak konsumsi kopi KPN harus
  • 00:31:16
    perbanyak air putih, Kak. Biar
  • 00:31:18
    pencernaan juga lebih ya balance lah ya,
  • 00:31:20
    seimbanglah ya gitu ya. Oke, yang kedua
  • 00:31:23
    si paling estetik 1 2 t sanda sih. Masa
  • 00:31:29
    masa iya sih sekarang kan udah jadi
  • 00:31:32
    selepgram nih. Iya, tapi menurutku kalau
  • 00:31:34
    minum kopi, minum kopi saja tanpa harus
  • 00:31:37
    bisa
  • 00:31:39
    deh. Saya juga bingung bagaimana itu
  • 00:31:41
    katihan. Tidak, tidak. Intinya saya
  • 00:31:43
    tidak terlalu mendepankan e estetika
  • 00:31:45
    kalau minum kopi. Kalau kalau saya untuk
  • 00:31:48
    estetik itu kan fashion saya, Kak.
  • 00:31:51
    Karena fashion saya kan ke model-model
  • 00:31:53
    kayak apa? Nongkr-nongkor kayak kayak
  • 00:31:56
    Jaksel begitu. Anak-anak jakel. Dilihat
  • 00:31:57
    lah ya. Anak-anak skena banget nih.
  • 00:31:59
    Anan-anak skena banget nih ya. Coba
  • 00:32:01
    pamerin dulu dong cheatnya.
  • 00:32:08
    Nice nice
  • 00:32:10
    nice. Oke lanjut. I paling ngen 1 2 3.
  • 00:32:16
    Oh saya apapun yang terjadi konten kan
  • 00:32:18
    saya. Oke. Kenapa suka ngonten? Karena
  • 00:32:21
    menurutku hobi. Iya. Kesukaanku kan.
  • 00:32:24
    Kesukaan. Betul. Kenapa? Kenapa saya
  • 00:32:26
    jadi sering lari? Heeh. Sebenarnya
  • 00:32:28
    mindsetku adalah bikin konten. Betul.
  • 00:32:30
    Makanya kenapa saya semangat lari. Oh
  • 00:32:32
    itulah itu adalah tujuannya. Tujuanku
  • 00:32:34
    intinya tujuanku konten dulu baru lari.
  • 00:32:37
    Oh kenapa semangat sekarang olahraga
  • 00:32:39
    karena bikin konten bikin konten banyak
  • 00:32:42
    yang nonton banyak. Alhamdulillah banyak
  • 00:32:44
    baru ini 5 juta yang nonton berarti e
  • 00:32:48
    hobi sekedar hobi mencairkan dana. Ah
  • 00:32:51
    itu dia. Oh iya bisnis lagi. Astaga ya
  • 00:32:54
    ampun. Dana lagi dana lagi. Dana lagi.
  • 00:32:56
    Kenapa Kak Abul tidak tertarik buat
  • 00:32:58
    konten? ee saya konten itu e kecuali
  • 00:33:01
    mungkin ee dapat
  • 00:33:03
    ini apa apa ee dapat-dapat ee buat
  • 00:33:06
    konten-konten itu kecuali menghasilkan,
  • 00:33:09
    Kak. Oh, saya kalau bikin konten itu
  • 00:33:11
    harus menghasilkan. Oke. Harus
  • 00:33:13
    menghasilkan. Heeh. Menghasilkan. Ada
  • 00:33:15
    pikiran mau buat konten lagi enggak? Ee
  • 00:33:16
    saya kalau bikin konten itu paling
  • 00:33:18
    konten-konten pribadi fashion saya. He.
  • 00:33:21
    Konten-konten fashion saya itu kayak
  • 00:33:22
    kayak model-model skena. Kan dulu
  • 00:33:24
    Kendari itu belum tahu anak-anak skena
  • 00:33:26
    itu bagaimana. Heeh. Padahal ini saya
  • 00:33:28
    sudah lakukan pakaian-pakaian outfit
  • 00:33:30
    yang begini. Ternyata sudah dilakukan
  • 00:33:32
    juga ternyata di Jakarta begitu tempat
  • 00:33:36
    nongkrongannya anak-anak skena gini. Oh
  • 00:33:37
    gini ternyata namanya skena e yang
  • 00:33:40
    gombrang-gombrang yang baju
  • 00:33:41
    oversizoversize
  • 00:33:43
    oh kelihatan sih ya. H. Oke lanjut. Si
  • 00:33:47
    paling galau
  • 00:33:49
    kenapa? Kenapa? Kenapa cuma ke ator
  • 00:33:52
    doang nih? Sumpah K saya walaupun lagi
  • 00:33:54
    senang enggak tahu kenapa ada kayak
  • 00:33:58
    kayak ingin saja galau gitu. Aduh, sing
  • 00:34:00
    banget ya.
  • 00:34:03
    Enggak tahu kenapa itu galau suka sekali
  • 00:34:05
    suka kayak menurutku galau adalah cara
  • 00:34:10
    kita untuk tetap memberikan perhatian.
  • 00:34:17
    Kalau sayaak Kenapa saya tidak mau
  • 00:34:20
    galau? Karena ee apa? Ee karena ee
  • 00:34:25
    pekerjaan saya terhambat begitu. Mau
  • 00:34:27
    dipikirkan masalah galo enggak usah. H
  • 00:34:29
    karena saya kan pekerja pekerja keras
  • 00:34:31
    jadi gaul saya itu saya ganti jadi saya
  • 00:34:34
    lawan begitu saya lawan dia lawan dia
  • 00:34:37
    sebagai pekerja keras jangan saya galau
  • 00:34:39
    coba-coba ajar dulu kantor biar saya
  • 00:34:40
    galau saya galau untuk konten iya
  • 00:34:46
    kira maksudnya maksudnya bagaimana jadi
  • 00:34:49
    kalau saya galau bikin konten begitu oh
  • 00:34:53
    jadi dijadikan konten gitu mater salah
  • 00:34:56
    satunya yang soal apa nih galaunya nih
  • 00:34:58
    kemarin nih soal badan kurus tuh eh
  • 00:35:00
    susah sudah berapa kali dia tetap kurus
  • 00:35:03
    itu susah tidak bisa turun itu yang
  • 00:35:04
    nonton 12 juta kak wis
  • 00:35:09
    oke
  • 00:35:11
    oke next ya pertanyaannya
  • 00:35:13
    si paling mikirin konsep satu
  • 00:35:20
    aduh kenapa konsep itu penting menurut
  • 00:35:22
    atau menurutku konsep itu adalah ee apa
  • 00:35:25
    deh ide
  • 00:35:27
    pertama sebelum sebelum kita mulai
  • 00:35:30
    sesuatu begitu. Oh iya, itu dia. Heeh.
  • 00:35:33
    Dan harus ditulis. Heeh. Tidak boleh
  • 00:35:35
    dipikirkan. Oke. Jadi kalau ide
  • 00:35:38
    eh konsep itu kan karena ide to. He ya.
  • 00:35:42
    Jadi biasanya itu kalau tiba-tiba muncul
  • 00:35:44
    plus saya tulis walaupun itu saya belum
  • 00:35:47
    terapkan itu konsep intinya saya tulis
  • 00:35:49
    saja dulu idenya. Oke. Supaya bisa
  • 00:35:50
    mengingatkan lagi. Supaya nanti kalau
  • 00:35:52
    misalnya kita anu buntung itu, He. Kita
  • 00:35:54
    buka kembali catatanya
  • 00:35:57
    akal ini. Kalau Kak Abul kenapa enggak
  • 00:36:01
    milih diri sendiri gitu? Saya belum bisa
  • 00:36:04
    apa bukan tidak mau bikin konsep, saya
  • 00:36:06
    ada juga keinginan konsep, tapi ee saya
  • 00:36:09
    utamakan dulu pekerja saya, Kak. Oh,
  • 00:36:12
    lebih dong kan saya kan pekerja saya
  • 00:36:13
    kan. Oke. Oke. Oke. Ini daripada di
  • 00:36:16
    bikin konsep, saya konsep belum belum
  • 00:36:18
    terlalu ini, Kak. Belum terlalu ke
  • 00:36:20
    konsep ya. Heeh. Saya lagi fokus ke
  • 00:36:23
    kerja saya ini, Kak. Kalau saya mikirkan
  • 00:36:26
    eh konsep pekerjaan saya tiap pagi
  • 00:36:28
    terhambat, Kak. He. Itu dia. Berarti
  • 00:36:31
    emang enggak perlu banyak mikir ya.
  • 00:36:33
    Action aja gitu. Oke, langsung action.
  • 00:36:35
    Oke, kita lanjut. Si paling kopi lokal.
  • 00:36:37
    Sat du kopi lokal. Apa? Lokal. Iya. Oh,
  • 00:36:41
    ya. 1 2 3. Tidak saya. Tidak. Kopi
  • 00:36:46
    lokal. Apa maksudnya? Nah, apa maksudnya
  • 00:36:47
    nih? Kopi lokal itu apa itu? Saya juga
  • 00:36:50
    dikasih nih. Apa maksudnya si paling
  • 00:36:52
    kopi lokal? Kopi yang dari daerah kopi
  • 00:36:55
    asal daerah Kendari. Asal dari Kendari
  • 00:36:58
    tenggara. Oh
  • 00:37:01
    apa? Wah berbohong ini. Saya suka
  • 00:37:04
    sekali.
  • 00:37:07
    Enak itu enak. Enak Sul Tenggara.
  • 00:37:09
    Mantap. Mantap.
  • 00:37:12
    Sementara kita ini, Kak. ee alat kopi
  • 00:37:15
    apa e beans-nya kita ini bukan dari
  • 00:37:18
    Kendari saya. Oh kalau saya kan dari
  • 00:37:20
    luar dari Makassar. Jadi jujur saja
  • 00:37:22
    kalau kopi untuk Sulawesi Tenggara dia
  • 00:37:25
    kan itu belum ada arabika. Arabika
  • 00:37:27
    robusta robusta dan saya pencinta
  • 00:37:29
    arabika. Jadi menurutku kopi arabika iya
  • 00:37:33
    jadi kopi Sulawesi Tenggara bagus air
  • 00:37:35
    putih air putih tenggara itu namanya
  • 00:37:38
    kalau gak salah kopi tolak kalau gak
  • 00:37:40
    salah. Iya kopi tolak. Ada kopi lagi tu
  • 00:37:43
    yang sering dijual tuh. Itu saya pernah
  • 00:37:46
    rasa dan yang itu sesuai dengan karakter
  • 00:37:48
    Sulawesi Tenggara. Iya. I keras tuh
  • 00:37:51
    strong strong strong
  • 00:37:53
    kuat tuh Pak Ek. Jadi mantaplah kopi.
  • 00:37:57
    Oke kita lanjut si paling minum kopi di
  • 00:38:01
    mall.
  • 00:38:05
    1 2 3 lagi. Oh. Kenapa enggak minum kopi
  • 00:38:09
    sendiri? sering kalau untuk ngopi kan
  • 00:38:12
    kalau ngopi-ngopi di mall itu ee ee
  • 00:38:15
    menghilangkan apa ee menghilangkan
  • 00:38:17
    suasana tiap hari saya ketemu orang di
  • 00:38:20
    lapak istilahnya ee apa istilahnya eh
  • 00:38:23
    refreshing lah di tempat jangan di
  • 00:38:25
    tempatku terus saya ke mall ada ide ah
  • 00:38:29
    saya biasa nongkr itu ee di mall itu
  • 00:38:33
    biasa pesan memang kopi dengan butuh
  • 00:38:35
    referensi cari dulu apa pemikiran gitu
  • 00:38:38
    kalau di lapak paling kalau Saya sering
  • 00:38:40
    memang juga ngopi di lapak. Tiap hari
  • 00:38:42
    itu lagi saya ketemu temanku cerita lagi
  • 00:38:44
    ngobrol sebentar cerita-cerita
  • 00:38:47
    belakangan belok kiri istilahnya ada
  • 00:38:49
    lagi ya kata-kata yang lain gitu. Iya.
  • 00:38:50
    Cari suasana baru gitulah ya. Cari
  • 00:38:52
    inspirasi gitu di luar. Oke kita lanjut.
  • 00:38:55
    Si paling suka pahit. 1 2 3. Oh oke.
  • 00:39:00
    Kenapa
  • 00:39:02
    pahit dalam bentuk apa? Kopi dari
  • 00:39:04
    kopinya dong. Masa hidup. Oi,
  • 00:39:08
    menurutku sabar kau begitu memang cinta.
  • 00:39:12
    Menurutku kopi itu tidak ada yang pahit.
  • 00:39:14
    Oh, oke. Tapi karena kopi pahitnya itu
  • 00:39:19
    eh kalau menurutku tuh pahit itu ada
  • 00:39:21
    beberapa
  • 00:39:23
    berapa beberapa beberapa jenis beberapa
  • 00:39:26
    beberapa tingkatan. Heeh. Kalau pahitnya
  • 00:39:28
    obat saya enggak suka, tapi kalau
  • 00:39:30
    pahitnya kopi saya suka. Suka. Oh, yes.
  • 00:39:32
    Mantap kali. Oke, Kak Abul. Kalau saya
  • 00:39:36
    buat untuk kopi itu yang pahit itu biar
  • 00:39:38
    lebih ee kiner kerja saya lebih kuat
  • 00:39:42
    begitu biar kuat begadang. Ee itu juga
  • 00:39:45
    yang kasih doping saya kafein itu yang
  • 00:39:48
    lebih kuat untuk begadang untuk saat
  • 00:39:51
    kerja. Oke. Oke kita next ya soalnya
  • 00:39:53
    sudah dikode-kode nih dari balik layar
  • 00:39:54
    harus closing. Si paling suka manis 1 2
  • 00:39:58
    3
  • 00:40:00
    Oh enggak ada karena sukanya pahit ya.
  • 00:40:02
    Oke. Si paling romantis. 1 2 3 Romantis
  • 00:40:09
    romantis kenapa malu saya
  • 00:40:13
    lebih ke humoris aja sih oh enggak punya
  • 00:40:16
    sisi romantis gitu ya punya sedikit cuma
  • 00:40:18
    orang angkat tangan saja sebenarnya
  • 00:40:20
    angkat tangan sumpah kak ini tidak
  • 00:40:23
    pernah lakukan dilakukan
  • 00:40:26
    romantis ke semua ke itu walaupun dengan
  • 00:40:30
    mamaku kok emang enggak bisa romantis
  • 00:40:33
    orangnya Ya, saya gak mengerti romantis
  • 00:40:36
    itu. Oh. Oh, ya sudah belajar dulu sama
  • 00:40:38
    Kak belajar dulu sama kalau saya
  • 00:40:40
    romantis itu ee edukasi ke teman-teman
  • 00:40:43
    biasa cerita-cerita biasa sama
  • 00:40:45
    teman-teman apalagi kalau masalah
  • 00:40:48
    tentang hubungan-hubungan begitu kan
  • 00:40:49
    biasa lebih saya utamakan kayak sama
  • 00:40:53
    saya kayak kayak keluarga saya eh saya
  • 00:40:54
    romantis sama keluarga saya pergi
  • 00:40:56
    duduk-duduk cerita-cerita. Oh, itu
  • 00:40:58
    romantis versinya Kak Abul ya. Oke.
  • 00:41:01
    Baik. Oke, sudah selesai games-nya.
  • 00:41:04
    Ye
  • 00:41:05
    [Tepuk tangan]
  • 00:41:06
    sebenarnya sih iya tapi ya
  • 00:41:11
    durasilah ya
  • 00:41:14
    kita oke deh terakhir mau pesan dan
  • 00:41:17
    kesannya diundang di podcast R Kendari
  • 00:41:18
    pesan dan kesan iya apa pesan pesan dan
  • 00:41:23
    kesan pesan dan kesan minuman pesan apa
  • 00:41:25
    kita pesosan
  • 00:41:28
    perasaannya diundang deh di dari dulu
  • 00:41:31
    perasaannya nya ee alhamdulillah senang
  • 00:41:34
    sekali ee sangat ee apa ya the jafu juga
  • 00:41:38
    ya tidak sudah lama sekali tidak begini
  • 00:41:41
    teman-teman dan saya sangat senang
  • 00:41:43
    diundang oleh RRI oke untuk podcast RRI
  • 00:41:47
    Kendari guys we
  • 00:41:49
    tangan dong kita ini. Oke kabul. Ee
  • 00:41:54
    alhamdulillah juga saya juga banyak
  • 00:41:56
    terima kasih kepada RRI eh Kendari yang
  • 00:42:00
    po sini. Saya juga baru manggung lagi ke
  • 00:42:02
    sini. Baru manggung ini. Baru manggung.
  • 00:42:04
    Pertama kali juga baru manggung. Ee saya
  • 00:42:07
    senang dan bahagia.
  • 00:42:10
    Oke. Bahagia ya. Bahagia. Tepuk tangan
  • 00:42:13
    dong. Simpel. Oke. Terakhir bisa kasih
  • 00:42:16
    tahu alamat coffee shop-nya di mana.
  • 00:42:18
    Nanti kalau anak-anak Kendari mau
  • 00:42:19
    nongkrong gitu di tempatnya Kak Abul,
  • 00:42:21
    tempatnya Kak Ater ada di mana? Kakar.
  • 00:42:23
    Oke, buat teman-teman warga Kendari
  • 00:42:26
    Sulawesi Tenggara, kalian kalau mau
  • 00:42:28
    nongkrong atau lagi di Kendari sekarang,
  • 00:42:30
    silakan nongkrong di Indis Coffee di
  • 00:42:33
    Jalan Malik Raya. Di dekatnya
  • 00:42:38
    pokoknya Jalan Malik Raya. Tulis aja
  • 00:42:39
    indis. Kalau tidak ada kalauat tidak ada
  • 00:42:41
    indis kau dm saya @ alternatif. Oke,
  • 00:42:44
    oke,
  • 00:42:46
    oke. Ee buat teman-teman pencinta kopi
  • 00:42:49
    atau yang suka nongkrong, saya itu buka
  • 00:42:51
    ee Senin sampai Jumat itu tiap pagi itu
  • 00:42:54
    ee di Berry Samratu lagagit. Ee terus
  • 00:42:57
    lokasi kedua ee untuk teman-teman yang
  • 00:43:00
    suka bola atau nobar ee Jalan Sopo Yusuf
  • 00:43:03
    biasa di sampingnya Star Cross. Yang
  • 00:43:05
    ketiga itu kalau sore sampai jam .00
  • 00:43:08
    malam itu biasa saya buka di depannya
  • 00:43:10
    museum. Oke.
  • 00:43:12
    Oke. Terima kasih banyak. Jangan lupa
  • 00:43:15
    anak-anak kembali buat nongkrong ya di
  • 00:43:16
    tempatnya K.
  • 00:43:18
    Dan memang ya sobat RRI mau itu
  • 00:43:21
    konsepnya kayak gimana ya yang penting
  • 00:43:23
    kopi itu punya vibes dan juga punya
  • 00:43:25
    alasan buat ngumpul sama teman-teman.
  • 00:43:27
    Oke sobat RRI akhir kebersamaan juga
  • 00:43:29
    temanin kamu. Sampai jumpa di podcast
  • 00:43:31
    RRI selanjutnya. Bye bye. Bye. Oke.
  • 00:43:37
    [Musik]
Tags
  • kopi
  • coffee shop
  • podcast
  • Kendari
  • Kak Abul
  • Kak Ater
  • nobar
  • inovasi
  • pelanggan
  • perkopian