Brand yang Baik Akan Selalu Dikenal, Simak Video Berikut ini - Market Think 87

00:16:44
https://www.youtube.com/watch?v=gUgsAShZYVA

Summary

TLDRVideo tersebut membincangkan bagaimana brand memainkan peranan penting dalam pemasaran dengan memberikan identiti dan mempengaruhi persepsi nilai produk. Host menggunakan analogi brand dengan kentut untuk menunjukkan betapa unik dan abstraknya ia. Terdapat penerangan mengenai tingkatan brand dalam hierarki dari familiarity ke cult, dan bagaimana brand boleh meningkatkan daya tarik dan diingat serta dikehendaki oleh konsumen. Elemen penting termasuk membangun relevansi, mewujudkan keunikan, menyelenggarakan pengalaman pelanggan yang baik, dan membangun emotional flavor serta social compliance. Host juga membincangkan pentingnya premium effect dimana pengguna bersedia membayar lebih walaupun tanpa potongan harga kerana identiti dan daya tarik brand yang sudah kuat.

Takeaways

  • 🎯 Brand menentukan identiti dan nilai produk.
  • 📊 Brand hierarchy membentuk strategi pemasaran.
  • 🤔 Bandingkan brand dengan sesuatu yang abstrak seperti kentut.
  • 🔍 Kenali elemen penting dalam membangun brand.
  • 🚀 Fokus pada keunikan dan relevansi.
  • 🛠️ Pengalaman pelanggan harus menyeluruh.
  • 😊 Emotional flavor menambah daya tarik brand.
  • 👥 Social compliance memperkuat bukti sosial.
  • 💰 Premium effect menjaga nilai brand walau tanpa diskaun.
  • 🎤 Pahami Messenger effect untuk komunikasi yang berkesan.

Timeline

  • 00:00:00 - 00:05:00

    Topik utama video ini adalah tentang kepentingan dan pengaruh brand dalam pemasaran. Brand tidak hanya memberikan pembeda kepada produk tetapi juga menjadi jaminan kualiti dan identiti pengguna. Contohnya, produk yang mirip seperti Toyota dan Daihatsu, atau Apple dan Samsung yang berbeza dari segi brand. Kekuatan brand mempengaruhi prestasi di pasaran walaupun dengan spesifikasi yang lebih rendah. Perbincangan juga menekankan abstraksi brand yang unik dan spontan dalam proses pembentukan tetapi boleh dirancang.

  • 00:05:00 - 00:10:00

    Pentingnya brand diingati dan diingini dibincangkan sebagai dua komponen utama dalam membangun matlamat brand. Kesedaran brand dan desirability ditekankan, dengan contoh automotif menunjukkan perbezaan antara pengenalan dan keinginan yang sebenarnya. Idea bahawa brand perlu lebih daripada sekadar dikenali untuk menjadi diingini, seperti brand otomotif yang kita tahu tetapi tidak semua kita mahu miliki. Strategi untuk mencapai ini adalah melalui pembangunan relevansi, di mana positioning yang sesuai perlu dibina berdasarkan pemahaman mendalam mengenai pengguna.

  • 00:10:00 - 00:16:44

    Langkah-langkah untuk memperkukuhkan brand termasuk unikness, maintaining presence, membina pengalaman, perisa emosi, kepatuhan sosial, dan premium effect. Contoh seperti Apple dan Coldplay menunjukkan bagaimana brand boleh membina pengalaman yang konsisten dan menyelitkan emosi serta nilai-nilai tertentu dalam penawaran mereka. Di akhir video, diberikan panduan untuk membina dan mengekalkannya termasuk merancang keunikan, memastikan pengalaman pelanggan yang lancar, dan membina alasan emosi untuk keinginan terhadap brand.

Mind Map

Mind Map

Frequently Asked Question

  • Apa itu brand hierarchy?

    Brand hierarchy adalah suatu konsep dimana brand dibagi menjadi tingkatan yang berbeda berdasarkan pengingatannya dan daya pikatnya di pasar.

  • Kenapa brand penting dalam marketing?

    Brand penting karena mempengaruhi diferensiasi produk, jaminan kualitas, dan bisa memungkinkan harga premium karena identitas yang kuat.

  • Bagaimana cara membangun brand yang diingat?

    Untuk membangun brand yang diingat, pastikan relevansi yang kuat dengan audiens, buat pesan yang unik dan dipertahankan dengan baik.

  • Apa tujuan utama membangun brand?

    Tujuan utama membangun brand adalah agar brand diingat dan diinginkan oleh konsumen.

  • Apa peran pengalaman pelanggan dalam membangun brand?

    Pengalaman pelanggan yang baik memastikan bahwa konsumen memiliki interaksi yang positif dan berkesan dengan brand.

  • Bagaimana cara brand membangun emotional flavor?

    Brand membangun emotional flavor dengan menambahkan spirit yang sejalan dengan identitasnya, menciptakan hubungan emosional dengan konsumen.

  • Apa itu social compliance dalam konteks brand?

    Social compliance adalah bukti sosial yang menunjukkan bahwa produk disukai oleh banyak orang, membantu memperkuat kepercayaan dan popularitas.

  • Apa efek premium dalam strategi brand?

    Efek premium membuat konsumen tetap membeli produk walaupun harganya lebih mahal atau tidak ada diskon, menunjukkan daya tarik brand yang kuat.

  • Apa itu Messenger effect?

    Messenger effect adalah efek dimana pesan lebih diterima apabila disampaikan oleh seseorang yang dipercaya dan memiliki kredibilitas.

View more video summaries

Get instant access to free YouTube video summaries powered by AI!
Subtitles
id
Auto Scroll:
  • 00:00:00
    terminologi yang paling sering diomongin
  • 00:00:01
    seputar marketing itu kan brand dan kita
  • 00:00:03
    sudah bahas banyak banget episode
  • 00:00:05
    tentang brand E ini adalah salah satu
  • 00:00:08
    dari sedikit terminologi yang universal
  • 00:00:10
    banget bukan cuma orang marketing tapi
  • 00:00:12
    orang awam juga suka ngomongin soal
  • 00:00:14
    brand dan brand mempengaruhi banyak hal
  • 00:00:15
    dalam bisnis gitu ini bikin produk jadi
  • 00:00:17
    punya pembeda jadi jaminan kualitas
  • 00:00:20
    identitas pengguna mau bayar mahal ee
  • 00:00:22
    dan lain sebagainya bahkan produk-produk
  • 00:00:24
    yang mirip pun kayak contoh Toyota
  • 00:00:25
    mihatsu itu juga dipengaruhi sama brand
  • 00:00:28
    gitu atau bahkan ee produk yang speknya
  • 00:00:31
    lebih rendah Apple versus Samsung gitu
  • 00:00:32
    ya terus habis itu karena kekuatan brand
  • 00:00:34
    bisa jadi e punya performance yang
  • 00:00:36
    berbeda di pasar Halo saya ignasus
  • 00:00:38
    Untung Selamat datang di
  • 00:00:40
    [Musik]
  • 00:00:48
    [Musik]
  • 00:00:55
    [Musik]
  • 00:00:58
    marketing
  • 00:01:07
    Oke kalau ngomongin soal brand sayangnya
  • 00:01:09
    brand ini abstrak gitu ya saya sering
  • 00:01:10
    mengadolikan brand ini mohon maaf kayak
  • 00:01:12
    kentut gitu ya E unik tiap brand itu
  • 00:01:15
    beda kentut kan juga unik Tiap orang tuh
  • 00:01:17
    baunya beda hasilnya nyata kalau udah
  • 00:01:19
    ada hasilnya banyak yang ngomongin gitu
  • 00:01:21
    ya Dan yang memproduksi biasanya puas
  • 00:01:23
    lega Wah bagus ya tuh ininya Apa hasil
  • 00:01:25
    gua kan gitu ya E tapi enggak tahu
  • 00:01:27
    bentuknya kayak apa dan lebih parah lagi
  • 00:01:28
    enggak tahu Gimana dibentuk gitu jadi
  • 00:01:30
    seringkiali proses pembentukannya juga
  • 00:01:32
    spontan gitu ya banyak brand yang juga
  • 00:01:34
    jadi bukan karena direncanain gitu jadi
  • 00:01:36
    benar-benar persis lah ya dengan gas
  • 00:01:38
    yang satu itu gitu tapi bukan berarti
  • 00:01:39
    enggak bisa direncanain maka dari itu
  • 00:01:41
    kita bahas nih caranya gimana Tapi
  • 00:01:43
    sebelum masuk ke sini saya mau mengajak
  • 00:01:45
    teman-teman di sini untuk eh kalau belum
  • 00:01:47
    pernah ngelihat episode-episode
  • 00:01:49
    Sebelumnya saya pernah bahas soal brand
  • 00:01:50
    hierarchy brand archetype e positioning
  • 00:01:53
    itu saya pernah bahas untuk khusus brand
  • 00:01:55
    hierarki ya itu cari aja di Youtube
  • 00:01:57
    search igntius untung brand hierarki
  • 00:01:59
    entar ee keluar beberapa ada versi
  • 00:02:01
    singkat yang cuma satu episode ada versi
  • 00:02:03
    detail yang sampai 6 episode bahas brand
  • 00:02:05
    hierarki gitu tapi memang di sana saya
  • 00:02:07
    baru ngomongin konsepnya tuh Seperti apa
  • 00:02:09
    tapi tanpa itu kita enggak bisa akhirnya
  • 00:02:11
    lebih maju Nah sekarang kita Mau
  • 00:02:12
    ngomongin trik-triknya apa sih untuk
  • 00:02:14
    ngembangun brand gitu tapi balik lagi
  • 00:02:15
    landasan teori yang saya pakai adalah
  • 00:02:17
    brand hierary bahwa brand juga ada
  • 00:02:19
    tingkatan yang bukan cuma apa ya
  • 00:02:21
    Eh bukan e bukan cuma semua brand tuh
  • 00:02:25
    sama gol-nya enggak beda-beda gitu dan
  • 00:02:27
    saya enggak bahas yang negatif di sini
  • 00:02:28
    di ee eh episode tentang brand hierarchy
  • 00:02:31
    itu ngomongin yang negatif dan positif
  • 00:02:33
    di sini Saya bahas yang positif aja
  • 00:02:35
    tingkatannya tuh secara simpel ya
  • 00:02:37
    tingkatannya yang paling bawah Tuh kan
  • 00:02:38
    familiarity ini adalah mantranya adalah
  • 00:02:40
    gimana brand bisa diingat yang kedua ada
  • 00:02:42
    resonate ini adalah mantranya tentang
  • 00:02:44
    diingat karena functional offer yang
  • 00:02:46
    menarik terus level di atasnya lagi
  • 00:02:48
    inspire mantranya diingat karena
  • 00:02:50
    beresonansi secara emosional dan yang
  • 00:02:52
    paling atas itu cult mantranya adalah
  • 00:02:54
    dipuja gitu Jadi semua brand maunya
  • 00:02:56
    sampai ke cult Tapi sayangnya ini bukan
  • 00:02:59
    tangga jadi J bukan dari bawah
  • 00:03:00
    pelan-pelan familiarity resonate inspire
  • 00:03:02
    c enggak jadi kita dari awal harus clear
  • 00:03:04
    kita mau target mana kecuali cultd ya
  • 00:03:06
    kalau cultd itu enggak bisa langsung
  • 00:03:08
    tapi yang lain kita bisa langsung tapi
  • 00:03:09
    kalau CT itu cuma bisa naik dari
  • 00:03:10
    resonate atau e inspire kan gitu Ya
  • 00:03:13
    kurang lebih nah eh sekarang kita kita
  • 00:03:15
    bahas Gimana caranya nyampai ke apapun
  • 00:03:17
    yang kita mau target gitu Sebenarnya ada
  • 00:03:19
    ada dua komponen utama ketika kita mau
  • 00:03:21
    bangun brand goal-nya apa sih secara
  • 00:03:23
    ideal yang pertama ad diingat ini adalah
  • 00:03:25
    indikasi dasar bahwa brandnya sudah
  • 00:03:26
    terbentuk brand itu terbentuk bukan di
  • 00:03:29
    meeting room bukan di e laptop kita tapi
  • 00:03:31
    di benak konsumen makanya ee indikator
  • 00:03:35
    pertamanya orang sudah ingat apa belum
  • 00:03:36
    Kalau belum Ingat artinya brandnya belum
  • 00:03:38
    belum terbentuk dengan baik gitu Ya nah
  • 00:03:40
    tapi diingat pun juga ada tingkatannya
  • 00:03:42
    gitu kan balik lagi ke tadi e brand
  • 00:03:44
    hierarki ya jadi enggak semua sama misal
  • 00:03:46
    contoh kalau di level familiarity brand
  • 00:03:49
    ini diingat karena sering dibicarakan
  • 00:03:50
    banyak exposure ini brand-brand yang
  • 00:03:52
    genit ada terus di mana-mana kekuatan
  • 00:03:54
    uang dan effort gitu ya banyak pasang
  • 00:03:56
    iklan di mana-mana branding atau
  • 00:03:57
    sponsorship atau rajin bikin konten gitu
  • 00:03:59
    gitu apalagi konten-konten trending gitu
  • 00:04:01
    ya dan justru di sini jebakannya gitu
  • 00:04:03
    jadi banyak yang berpikir bangun brand
  • 00:04:05
    itu cuma soal ini soal bikin brand kita
  • 00:04:07
    diingat akhirnya menghalalkan segala
  • 00:04:09
    cara untuk bisa diingat untuk trending
  • 00:04:10
    cari sensasi dan lain sebagainya
  • 00:04:12
    hati-hati juga begitu presens-nya pudar
  • 00:04:14
    brandnya pun juga ikut pudar kalau di
  • 00:04:15
    level familiarity nah di atasnya itu
  • 00:04:18
    resonate resonate ini adalah brand-brand
  • 00:04:20
    Yang diingat karena functional
  • 00:04:21
    feature-nya paling menarik jebakannya
  • 00:04:23
    begitu dia enggak kompetitif lagi begitu
  • 00:04:25
    marketnya atau ada pemain baru yang
  • 00:04:27
    lebih kompetitif dia akan pelan-pelan
  • 00:04:28
    mulai hilang makanya dia harus ee apa
  • 00:04:30
    namanya harus mulai naik kelas gitu nah
  • 00:04:32
    level ketiga inspire brand ini diingat
  • 00:04:35
    bukan karena functionalnya doang tapi
  • 00:04:37
    ada spirit yang sejalan atau yang
  • 00:04:39
    resonate dengan konsumen buy in secara
  • 00:04:41
    emosional dan pada akhirnya cultt itu
  • 00:04:43
    diingat karena di Idola tadi ya seperti
  • 00:04:45
    kita sudah bahas di awal nah penting
  • 00:04:47
    untuk diingat tanpa diingatkan artinya
  • 00:04:49
    nempel di kepala bukan karena iklannya
  • 00:04:51
    kencang di awal perlu iklan tapi enggak
  • 00:04:53
    boleh bergantung sama iklan gitu ya jadi
  • 00:04:55
    poin pertama adalah diingat Gimana
  • 00:04:57
    caranya bikin brand diingat poin kedua
  • 00:04:59
    adalah desirability Gimana caranya Eh
  • 00:05:02
    brand itu bisa mendorong supaya dia jadi
  • 00:05:06
    diinginkan ini indikator kedua gitu ya
  • 00:05:08
    untuk bikin brand diinginkan gitu
  • 00:05:10
    tujuannya brand adalah ya supaya orang
  • 00:05:11
    mau mau punya ini gitu Kalau enggak ya
  • 00:05:13
    udah gitu kan contoh misalnya kalau kita
  • 00:05:15
    ngomongin otomotif gitu ya mobil gitu ya
  • 00:05:17
    kita ingat lebih dari 10 merek gitu
  • 00:05:19
    pasti banyak Toyota Honda Daihatsu
  • 00:05:22
    Suzuki BMW Mercedes woling E dan lain
  • 00:05:25
    sebagainya gitu ya E Nissan banyaklah
  • 00:05:28
    Tesla dan lain sebagainya ya tapi tapi
  • 00:05:29
    dari dari 10 merek itu saya berani
  • 00:05:32
    bertaruh bahwa tidak lebih dari lima
  • 00:05:34
    merek lima brand yang kita inginkan atau
  • 00:05:36
    setidaknya kita considerer sisanya kita
  • 00:05:37
    enggak pernah mau atau enggak pernah
  • 00:05:38
    pengin tapi kita tahu ini membuktikan
  • 00:05:40
    bahwa brand itu bukan cuma sekedar
  • 00:05:42
    awareness bukan cuma sekedar orang tahu
  • 00:05:44
    orang ingat karena ingat kalau habis itu
  • 00:05:46
    enggak dipenginin tu buat apa gitu kan
  • 00:05:48
    jadi diinginkan juga bisa macam-macam
  • 00:05:49
    gitu kan ee ya balik lagi tadi gitu kan
  • 00:05:52
    paling dasar itu kalau yang famili e
  • 00:05:54
    familiarity dia diinginkan karena Ya
  • 00:05:56
    udah ini satu-satunya yang saya tahu
  • 00:05:58
    yang lain saya enggak tahu gitu ya jadi
  • 00:05:59
    jadi ketika kompetisinya eh enggak
  • 00:06:01
    terlalu ketat enggak ada yang
  • 00:06:02
    benar-benar punya posisi yang clear cuma
  • 00:06:04
    sekedar adu adu keren adu beken gitu ya
  • 00:06:06
    Eh familiarity aman yang kedua adalah
  • 00:06:09
    resonate diinginkan karena memang oke
  • 00:06:11
    paling paling oke feature-nya inspire
  • 00:06:12
    itu yang level selanjutnya diinginkan
  • 00:06:14
    karena bukan cuma soal functional tapi
  • 00:06:16
    emotional and spirit dan yang pada
  • 00:06:18
    akhirnya cult gitu ya ini adalah
  • 00:06:20
    diinginkan karena identitasnya yang
  • 00:06:21
    memang keren Kalau saya pakai ini tuh
  • 00:06:23
    jadi keren gitu ya nah gimana untuk
  • 00:06:25
    ngebangun Dua tadi satu diingat yang
  • 00:06:26
    kedua diinginkan yang pertama adalah
  • 00:06:28
    ngebangun relevansi ini hal paling dasar
  • 00:06:30
    ini adalah tentang cari positioning
  • 00:06:31
    positioning ini tentang meembangun
  • 00:06:33
    relevansi dengan framing dan perspektif
  • 00:06:35
    tertentu ya Jadi ini tentang nyari
  • 00:06:37
    interseksi antara apa yang relevan buat
  • 00:06:39
    konsumen tapi juga relevan untuk brand
  • 00:06:41
    sehingga kita bisa masuk prosesnya pasti
  • 00:06:43
    dari consumer resarch cari consumer
  • 00:06:44
    Insight ada fakta yang paling Matters eh
  • 00:06:48
    buat konsumen yang kalau ini
  • 00:06:49
    diselesaikan jadi ada ahom untuk
  • 00:06:51
    konsumen begitu Jadi ini juga harus
  • 00:06:53
    sesuatu di mana brand bisa kasih bisa
  • 00:06:55
    punya tempat untuk ambil bagian Nah
  • 00:06:57
    kalau iniya kita dapat relevansinya
  • 00:06:59
    kebangun nah prosesnya enggak gampang
  • 00:07:01
    malah bisa dibilang dari dari semua e
  • 00:07:03
    proses kembangun brand part ini justru
  • 00:07:05
    yang paling susah tapi ini harus e
  • 00:07:07
    selalu di depan perlu diingat irisan ini
  • 00:07:09
    menentukan kita bisa mendarat di mana
  • 00:07:10
    sih Di brand hierarki contoh misalnya
  • 00:07:12
    kalau kita ambil contoh sabun kecantikan
  • 00:07:13
    fakta universalnya semua orang semua
  • 00:07:15
    wanita pengin cantik Lu ngambilnya ke
  • 00:07:18
    bawanya ke level resonate dia bilang e
  • 00:07:20
    sabun kita mengandung bahan bla bla bla
  • 00:07:22
    bla bikin kulit halus dan lain
  • 00:07:23
    sebagainya e Bagai Bintang Walaupun ada
  • 00:07:26
    sedikit emosionalnya tapi e mostly
  • 00:07:28
    rasional terus habis itu D Daf ini
  • 00:07:31
    sama-sama dari e perusahaan yang sama ya
  • 00:07:34
    Daf keluar dengan eh gaya yang berbeda
  • 00:07:36
    dengan strategi yang berbeda mereka bawa
  • 00:07:38
    bukan cuma ke level resonate tapi ke
  • 00:07:40
    inspire gitu ya eh dia bilang bahwa
  • 00:07:42
    cantik itu enggak datang dari luar tapi
  • 00:07:44
    dari dalam hati gitu seolah-olah Daf
  • 00:07:45
    jadi enggak ada gunanya sebenarnya kalau
  • 00:07:47
    kalau dari dalam dari dalam hati itu
  • 00:07:49
    habis itu apa gunanya Daf gitu tapi
  • 00:07:51
    balik lagi gitu kan eh Daf itu Daf ini
  • 00:07:53
    memanfaatkan message effect jadi ada
  • 00:07:55
    Messenger effect ada message effect
  • 00:07:57
    Messenger effect itu adalah efek eh
  • 00:07:59
    bahwa sesuatu itu lebih diterima orang
  • 00:08:01
    ketika yang ngomong siapa sih kalau yang
  • 00:08:03
    ngomong orang yang dipercaya Orang yang
  • 00:08:05
    punya kredibilitas maka lebih didengarin
  • 00:08:07
    Nah kalau message effect itu lebih
  • 00:08:09
    kepada sesuatu didengerin karena memang
  • 00:08:11
    Oh emang ini benar guitu jadi spiritnya
  • 00:08:13
    bagus spirit yang dibawa sama daavid ini
  • 00:08:15
    bagus eh sehingga orang berpikir kayak
  • 00:08:17
    Oh kalau ngomongnya bagus prinsipnya
  • 00:08:18
    bagus harusnya Produknya juga bagus itu
  • 00:08:20
    yang mau dibangun gitu ya nah jadi fakta
  • 00:08:22
    yang eh sama dan universal yang bisa eh
  • 00:08:25
    yang seperti tadi ya di sabun itu kan
  • 00:08:27
    faktanya sama universal tapi bisa
  • 00:08:29
    diframing secara berbeda gitu gimana
  • 00:08:31
    dengan level lainnya cult cult bisa
  • 00:08:32
    masuk dari resonate atau inspire gitu
  • 00:08:34
    familiarity agak sulit ngebangun
  • 00:08:36
    relevansi karena eh apa ya buat
  • 00:08:38
    brand-brand yang nyasar familiarity yang
  • 00:08:40
    penting orang ingat aja enggak peduli
  • 00:08:41
    ingatnya karena apa lebih karena ingat
  • 00:08:43
    karena teriak paling kencang dan paling
  • 00:08:45
    lama gitu ya gitu nah eh penting juga
  • 00:08:48
    kita untuk ngebangun kontekstual resonan
  • 00:08:50
    gitu Jadi ini tentang ngebangun narasi
  • 00:08:52
    gimana produk ini jadi pilihan terbaik
  • 00:08:54
    eh terutama untuk level resonate Ya
  • 00:08:56
    bikin kelebihan kelebihan kita unggul
  • 00:08:58
    contoh nanti mungkin bisa bisa Googling
  • 00:09:01
    ee di YouTube gitu ya Cari di Youtube
  • 00:09:02
    itu iklannya Google pixel 2 itu tentang
  • 00:09:05
    narasi over-over gitu jadi dia ngebangun
  • 00:09:07
    narasi tentang oh nih saya bisa ini bisa
  • 00:09:09
    itu dan lain sebagainya kalau kita
  • 00:09:10
    ngebayangin analogi penyanyi ini adalah
  • 00:09:14
    bangun relevansi ini Adah tentang
  • 00:09:15
    nentuin angle dari mana segmen yang kita
  • 00:09:16
    tuju yang mau diangkat terus habis itu
  • 00:09:18
    sasarannya kalau misalnya Oh kita
  • 00:09:20
    sebagai penyanyi mau nyasar anak muda
  • 00:09:21
    yang galau Jadi ini tentang narasi kayak
  • 00:09:24
    apa sih storyya Mau dibawa gitu kan dan
  • 00:09:26
    gimana nih relevansi misalnya Oh oke
  • 00:09:28
    kalau ee target anak-anaku sudah galau
  • 00:09:30
    maka kita milih lagu-lagu galau
  • 00:09:31
    lagu-lagu patah hati itu misalnya kalau
  • 00:09:33
    analoginya penyanyi Nah selanjutnya
  • 00:09:35
    setelah kita ngebangun relevansi baru
  • 00:09:36
    kita ngomongin unikenness-nya eh
  • 00:09:39
    walaupun orang sering kebalik dicari
  • 00:09:40
    unik dulu relevansinya enggak pernah
  • 00:09:42
    dibangun nah padahal enggak bisa ya jadi
  • 00:09:44
    Eh kalau kalau relevansinya enggak
  • 00:09:47
    enggak enggak kuat akhirnya
  • 00:09:48
    unikenness-nya itu jadi unik tapi enggak
  • 00:09:50
    relevan gitu terus habis itu buat orang
  • 00:09:52
    kayak jadi ya itu tadi ee apa Cari
  • 00:09:55
    perhatian aja gitu kan ee maka dari itu
  • 00:09:57
    penting banget buat kita berangkat
  • 00:09:59
    angkat dari relevansi atas dasar framing
  • 00:10:01
    sama positioning yang tepat habis itu
  • 00:10:02
    baru keunikannya dibangun message-nya
  • 00:10:04
    jadi bunyi keunikannya juga jadi punya
  • 00:10:06
    dasar bukan cuma sekedar unik yang
  • 00:10:07
    enggak ada dasar gitu ya keunikan ini
  • 00:10:09
    bisa mencakup satu DNA personality apa
  • 00:10:11
    sih DNA sama personality yang mau kita
  • 00:10:12
    targetin gitu Terus kalau brand ini
  • 00:10:14
    orang orangnya kayak apa archetyp-nya
  • 00:10:15
    apa saya juga pernah bahas soal brand
  • 00:10:17
    archetype ya Jadi bisa dilihat di sana
  • 00:10:18
    juga ini juga bisa jadi acuan-acuan
  • 00:10:20
    untuk tahap-tahap selanjutnya terus
  • 00:10:21
    jangan lupa bangun Trigger apapun yang
  • 00:10:23
    kalau orang lihat jadi ingat Oh ini
  • 00:10:25
    brand si itu ya Eh karena kita
  • 00:10:27
    diasosiasikan sama itu bisa bentuknya
  • 00:10:29
    aset logo warna logogram typografi bisa
  • 00:10:32
    juga brand Association Oh kata-kata yang
  • 00:10:34
    mau kita own Oh kalau misalnya contoh
  • 00:10:35
    kalau kita ngomong Volvo apa sih aman
  • 00:10:37
    kan gitu Jadi itu brand Association yang
  • 00:10:39
    dibangun gitu ya eh e ya dan lain
  • 00:10:42
    sebagainya gitu kan Kalau ngomongin
  • 00:10:44
    determinasi apa Oh Nike gitu kan dan dan
  • 00:10:46
    sebagainya jadi kita harus harus
  • 00:10:48
    ngerencanain dulu apa yang mau kita own
  • 00:10:49
    terus habis itu benar-benar dibangun eh
  • 00:10:51
    seputar itu gitu ya kalau analogi
  • 00:10:53
    penyanyi balik lagi tadi kan di level
  • 00:10:55
    relevansi analogi penyanyi tuh dia nyari
  • 00:10:57
    oh kita mau nyasar segmen apa sih
  • 00:10:59
    sehingga eh nafasnya tuh harus seperti
  • 00:11:01
    apa spiritnya harus apa Nah kalau di
  • 00:11:02
    level unik analogi penyanyi ini tentang
  • 00:11:04
    nentuin jangre lagunya Apa warna
  • 00:11:06
    suaranya apa gaya nyanyinya gimana kalau
  • 00:11:09
    misalnya mau tadi e lagu-lagu galau ya
  • 00:11:12
    kita mau gayanya Rosa atau Raisa atau
  • 00:11:14
    yang lain Nah itu kayak gitu Nah setelah
  • 00:11:16
    dua itu terjadi baru kita masuk ke
  • 00:11:18
    maintaining presence gitu Masuk ke
  • 00:11:20
    amplification ini adalah tentang gimana
  • 00:11:21
    brand kita pres presentnya terjaga kalau
  • 00:11:23
    enggak terjaga Nanti orang kan enggak
  • 00:11:24
    ingat gitu ya termasuk untuk fase-fase
  • 00:11:26
    awal ketika yang lainnya belum terbentuk
  • 00:11:28
    Kita juga harus harus apa ya harus mulai
  • 00:11:30
    ngebangun presence tadi Gitu channel
  • 00:11:32
    amplification-nya apa sih Mana yang
  • 00:11:33
    berbayar mana Yang bisa dibangun bukan
  • 00:11:35
    dibeli gitu ya Ee balik lagi kalau
  • 00:11:37
    analoginya penyanyi mau nyanyi di mana
  • 00:11:38
    aja mau di TV di YouTube atau di spotify
  • 00:11:40
    jadi level-levelnya juga berbeda gitu ya
  • 00:11:42
    Nah di level ini fokus utamanya adalah
  • 00:11:45
    eh diingat gitu bukan karena sekedar
  • 00:11:47
    belanja media tapi ada relevansi yang
  • 00:11:49
    dijadiin dasar itu tadi tapi ah mulai
  • 00:11:52
    ada bonus diingat karena ada rasa
  • 00:11:53
    tertentunya dari adanya keunikan tadi
  • 00:11:55
    gitu jadi relevansi terus habis itu kita
  • 00:11:58
    Dorong ke unik terus habis itu
  • 00:11:59
    di-maintain presence-nya gitu kan
  • 00:12:02
    eh Nah selanjutnya lagi adalah kita
  • 00:12:05
    ngomongin soal experience gitu kan ini
  • 00:12:07
    juga harus dibangun gitu Ini tentang
  • 00:12:08
    mastiin experience-nya smooth gitu ya
  • 00:12:10
    prosesnya kita harus ngelakuin
  • 00:12:11
    experience audit kita ngelihat dari
  • 00:12:13
    ketika orang mulai lihat iklan kita
  • 00:12:15
    Consider cari-cari beli pakai share apa
  • 00:12:17
    semuanya sudah smooth apa yang bisa
  • 00:12:18
    diperbaiki lagi perbaiki yang masih bisa
  • 00:12:20
    diperbaiki gitu contoh kalau kita
  • 00:12:21
    ngomongin Apple iklannya udah bagus
  • 00:12:23
    impresif produknya Oke consideration-nya
  • 00:12:25
    dibantu banyak informasi yang kita bisa
  • 00:12:27
    dapatin waktu kita Consider gitu guu
  • 00:12:29
    termasuk di website ya kita bisa compare
  • 00:12:30
    Oh tipe yang ini versus yang ini gimana
  • 00:12:32
    dan sebagainya mau beli carinya juga
  • 00:12:34
    gampang in begitu Unboxing
  • 00:12:36
    experience-nya impresif gitu Buka bxnya
  • 00:12:38
    dan lain sebagainya selalu ada Wow for
  • 00:12:39
    gitu ya setup pertamanya juga smooth dan
  • 00:12:41
    lain sebagainya pakai dipakai juga enak
  • 00:12:43
    gitu Jadi balik lagi kalau kita
  • 00:12:44
    mengandalogikan ini penyanyi ini tentang
  • 00:12:46
    bikin video klip yang bagus konser yang
  • 00:12:48
    keren kayak konser clplay misalnya gitu
  • 00:12:50
    ya E performance-nya juga konsisten
  • 00:12:52
    antara janji di awal dengan e realita
  • 00:12:54
    gitu Jadi kalau artis-artis penyanyi ya
  • 00:12:56
    kan ada ya Yang Dir reekamannya bagus
  • 00:12:57
    begitu konser Kok suaranya kok kok
  • 00:12:58
    enggak bagus ya Nah ini enggak ini
  • 00:13:00
    tentang ngejaga experience tadi Nah
  • 00:13:02
    selanjutnya lagi baru kita ngeembangun
  • 00:13:03
    emotional flavor ini tentang nebelin
  • 00:13:05
    keunikan masukin spirit-spirit yang
  • 00:13:07
    sejalan sama dia ini dan personality di
  • 00:13:08
    awal gitu nafas sama narasinya kayak apa
  • 00:13:10
    at handmannernya kayak apa kalau analogi
  • 00:13:12
    penyanyi gitu ya Coldplay ini juga kan
  • 00:13:15
    bukan cuma sekedar bisa nyanyi bagus
  • 00:13:16
    bukan cuma lagunya enak tapi Coldplay
  • 00:13:18
    juga mengusung spirit inklusif gitu ya
  • 00:13:21
    padahal enggak ada hubungan yang nyanyi
  • 00:13:22
    sama spirit inklusif gitu di sini ee
  • 00:13:24
    sering ada debat nih di kantor Aduh
  • 00:13:26
    atasan bilang enggak perlulah
  • 00:13:27
    spirit-spirit kayak gitu enggak ada
  • 00:13:28
    hubungannya sama sales gitu ya dalam
  • 00:13:30
    jangka pendek Emang enggak ada tapi ini
  • 00:13:31
    yang ngebedain Coldplay dengan brand
  • 00:13:33
    lain eh sori band lain yang eh yang cuma
  • 00:13:36
    sekedar bisa nyanyi bagus nyanyinya
  • 00:13:38
    Bagus suaranya Enak gitu ya Tapi ketika
  • 00:13:41
    enggak ada Spiritus habis itu enggak ada
  • 00:13:42
    rasa Apple sama Smartphone juga sama
  • 00:13:44
    gitu ya Apple ini punya spirit bukan
  • 00:13:46
    cuma sekedar jualan spek dan feature
  • 00:13:48
    gitu Liverpool kalau kub bola ya Itu
  • 00:13:50
    jualan dengan e spirit youl never walk
  • 00:13:52
    alone gitu kan klub lain enggak ada yang
  • 00:13:53
    punya itu jadi cuma ya udah mainnya
  • 00:13:55
    bagus punya pemain bintang dan
  • 00:13:56
    sebagainya gitu pemimpin negara pemimpin
  • 00:13:58
    daerah juga ada yang punya spirit yang
  • 00:14:00
    habis itu jadi punya rasa ada yang
  • 00:14:01
    sekedar Oh ya dia bisa kerja aja jadi
  • 00:14:03
    emang beda-beda nah terakhir eh sori
  • 00:14:06
    bukan terakhir selanjutnya adalah social
  • 00:14:07
    compliance gitu Ini tentang bangun bukti
  • 00:14:09
    sosial Bagaimana produk ini disukai sama
  • 00:14:11
    banyak orang kasih channel yang eh untuk
  • 00:14:13
    orang nunjukin mereka Happy dan bangga
  • 00:14:15
    pakai produk ini dan dikasih wadah
  • 00:14:17
    supaya yang belum pakai bisa lihat kalau
  • 00:14:18
    Resto eh foto public figure yang pernah
  • 00:14:21
    makan di sana contohnya gitu ya atau
  • 00:14:22
    kalau ikamars tuh review gitu tapi
  • 00:14:24
    bahkan bentuknya bisa jadi content
  • 00:14:25
    marketing ugc konsumen yang bikin atau
  • 00:14:27
    sesimpel merchendise yang keren yang
  • 00:14:29
    nunjukin orang bangga pakai itu kalau
  • 00:14:30
    analoginya penyanyi amplifikasi dari eh
  • 00:14:34
    euforia apa rebutan tiket konser sampai
  • 00:14:36
    amplifikasi dari seluruhnya konser itu
  • 00:14:38
    ini yang yang berpengaruh di sana yang
  • 00:14:40
    terakhir adalah premium effect ini
  • 00:14:42
    adalah tentang ngebangun Price
  • 00:14:43
    insensitive dari user kalau di BHT brand
  • 00:14:45
    heltrack pertanyaannya adalah seberapa
  • 00:14:48
    masih mau pakai brand ini kalau harganya
  • 00:14:49
    lebih mahal atau seberapa masih mau
  • 00:14:51
    pakai brand ini kalau diskonnya enggak
  • 00:14:53
    ada gitu Ini tentang pembuktian paling
  • 00:14:54
    sah dan tak terbantahkan bahwa brandnya
  • 00:14:56
    memang sudah kuat masih mau beli bahkan
  • 00:14:58
    ke ketika diskon atau bahan ketika
  • 00:14:59
    harganya naik nah caranya gimana selain
  • 00:15:01
    semua yang tadi di atas itu akan
  • 00:15:02
    ngebantu ke sini tambahan tambahannya
  • 00:15:04
    apa coolness kita harus ngebangun brand
  • 00:15:06
    ini cool-nya kenapa sih bikin orang
  • 00:15:08
    bangga pakai ini symbol of identity Wah
  • 00:15:10
    saya kalau kalau pakai brand ini itu
  • 00:15:12
    masuk trip tertentu gitu ya analogi
  • 00:15:14
    penyanyi kalau punya tiket konsernya ini
  • 00:15:16
    nih Wah tuh berasa keren rela ngusahain
  • 00:15:19
    untuk nonton konsernya berapa pun
  • 00:15:21
    harganya gitu Nah itu akhirnya baru
  • 00:15:23
    brandnya kebangun jadi kalau kita recap
  • 00:15:25
    eh kita harus Start dari pertama dari
  • 00:15:27
    relev evansi gitu ya relevansinya sudah
  • 00:15:30
    dapat terus habis itu kita bangun
  • 00:15:31
    unikeness gitu habis itu kita maintain
  • 00:15:33
    presence-nya supaya terus terbangun gitu
  • 00:15:35
    ya terus experiencenya diperbaiki
  • 00:15:37
    emotional flavornya ditambahin social
  • 00:15:39
    complinya ditambahin dan terakhir
  • 00:15:41
    premium effectnya juga dibangun Oke
  • 00:15:44
    seperti biasa ada Kuis pertanyaannya
  • 00:15:45
    sebagai
  • 00:15:57
    berikut
  • 00:16:08
    pemenang dari episode kali ini bisa
  • 00:16:09
    dilihat di episode selanjutnya maka dari
  • 00:16:11
    itu selalu saksikan marketing di Marke
  • 00:16:14
    TV sayanasuntung pamit undur
  • 00:16:16
    [Musik]
  • 00:16:25
    diri gimana seru-seru kan videonya kalau
  • 00:16:29
    suka jangan lupa komen dan like ya masih
  • 00:16:31
    banyak juga nih video-video yang
  • 00:16:32
    keren-keren lainnya gitu kan dan jangan
  • 00:16:34
    lupa subscribe juga market TV di sini
  • 00:16:42
    nih
Tags
  • marketing
  • brand
  • brand hierarchy
  • emotional flavor
  • social compliance
  • premium effect
  • relevansi
  • unikenness
  • pelanggan
  • Messenger effect