Apakah Logika Bisa Dipercaya?

00:14:36
https://www.youtube.com/watch?v=7HInbGuHG48

Summary

TLDRVideo ini mengeksplorasi konsep logika dan bagaimana kita mempercayainya dalam proses penyimpulan. Melalui argumen psikologi dan ontologis, video ini mempertanyakan apakah logika sepenuhnya dapat diandalkan. Argumen psikologi menggambarkan logika sebagai konstruksi mental yang berakar dari cara kita merasai dan memahami dunia, sementara argumen ontologis menyatakan bahwa perubahan dalam logika mungkin terjadi jika hukum realitas berubah. Video ini juga membahas bagaimana konsistensi dalam logika memberikan rasa aman dan dapat diandalankan dalam lingkungan yang kita hadapi.

Takeaways

  • 🤔 Pemikiran logis sering dianggap sebagai cara yang benar untuk menyusun argumen, tetapi ada pandangan yang menyatakan logika bersifat subjektif.
  • 💡 Argumen psikologis menjelaskan logika sebagai konstruksi mental berdasarkan pengalaman manusia dan lingkungan.
  • 🔍 Argumen ontologis mempertimbangkan kemungkinan dunia dengan hukum logika yang berbeda, yang bisa merubah cara berpikir kita.
  • 🧠 Proses kognitif di otak manusia serta struktur syarafnya berperan besar dalam membentuk logika yang kita kenal.
  • 🌌 Matematika diakui berlaku konsisten di seluruh alam semesta, menunjukkan adanya aspek objektivitas dalam logika.
  • 🌍 Regularitas dunia dapat mempengaruhi logika kita, sehingga logika bisa dianggap sebagai respons adaptif terhadap lingkungan.
  • 🚀 Implikasi jika dunia berubah secara ekstrem adalah logika kita juga mungkin akan berubah mengikuti realitas baru itu.
  • 🔄 Konsistensi dalam logika memberikan rasa aman dan dapat diandalkan, ini yang membuat kita sering mempercayainya.
  • 💭 Contoh modus ponens dan modus tollens sering digunakan untuk menjelaskan penyimpulan logis yang sah.
  • ❓ Menurut argumen ontologis, jika kenyataan tidak sesuai dengan logika, maka logika kemungkinan akan berubah.

Timeline

  • 00:00:00 - 00:05:00

    Perbincangan dimulakan dengan analisis logik dan perbezaan antara hujah yang logik dan tidak logik menggunakan contoh jika hujan, jalan basah, tetapi kesimpulannya adalah tidur, yang tidak logik. Penulis meragui sama ada logik boleh dipercayai sepenuhnya untuk menyimpulkan atau sekadar pilihan, dan memperkenalkan argumen psikologistik yang meletakkan logik sebagai produk mentaliti kita yang bercampur dengan dimensi lain seperti perasaan. Argumen ini mencadangkan bahawa seluruh hukum logik mungkin hanya berfungsi kerana cara struktur otak manusia, tetapi menghadapi cabaran dalam menjelaskan ilmu matematik yang objektif dan konsisten seluruh dunia.

  • 00:05:00 - 00:14:36

    Selanjutnya, argumen psikologistik dipertikaikan dengan menyatakan konsistensi matematik di seluruh alam semesta, menunjukkan bahawa logik dan matematik tidak hanya bergantung pada struktur kimia manusia. Argumen ontologik pula mempertikaikan kepercayaan terhadap logik dengan membayangkan alam semesta di mana hukum logik seperti modus ponens tidak sah, yang akan mengubah kepercayaan kita pada logik. Pandangan ini menunjukkan bahawa jika regulariti dunia berubah, maka logik kita juga akan berubah bersama, dan kepercayaan kita pada logik mungkin lebih berkaitan dengan manfaat dan konsistensi yang diberikannya, bukan semata-mata kepada logiknya itu sendiri.

Mind Map

Video Q&A

  • Apa yang dimaksud dengan penyimpulan logis?

    Penyimpulan logis adalah proses menurunkan kesimpulan dari premis yang ada dengan cara yang konsisten dan sahih, seperti contoh modus ponens dan modus tollens.

  • Mengapa orang sulit mempercayai logika non sequitur?

    Logika non sequitur sulit dipercaya karena tidak menghubungkan premis dengan kesimpulan secara konsisten, sehingga tidak dapat diandalkan untuk mengerti atau memprediksi kenyataan.

  • Apa perbedaan argumen psikologis dan ontologis terhadap logika?

    Argumen psikologis menganggap logika sebagai hasil dari respon mental terhadap lingkungan, sedangkan argumen ontologis mempertimbangkan bahwa hukum logika dapat berubah jika kenyataan dunia berubah secara drastis.

  • Apakah matematika adalah bentuk logika objektif?

    Ya, matematika sering dianggap sebagai bentuk logika objektif karena hukum matematika berlaku secara konsisten di seluruh alam semesta.

  • Mengapa kita sangat mempercayai logika?

    Kita mempercayai logika karena logika memberikan konsistensi, keteraturan, dan dapat dijadikan pegangan yang dapat diandalkan dalam memahami dan mengatasi kenyataan.

View more video summaries

Get instant access to free YouTube video summaries powered by AI!
Subtitles
id
Auto Scroll:
  • 00:00:00
    Hai jika hari ini hujan maka jalanan
  • 00:00:02
    basah hari ini hujan maka saya ketiduran
  • 00:00:06
    Ini penyimpulan yang logis atau tidak
  • 00:00:08
    Dan Kenapa demikian apa yang sebetulnya
  • 00:00:10
    dimaksud dengan logis dan apa yang
  • 00:00:12
    sebetulnya dimaksud dengan tidak logis
  • 00:00:14
    simak terus video ini untuk melihat
  • 00:00:16
    jawabannya
  • 00:00:17
    [Musik]
  • 00:00:23
    kita biasa berpikir tentang yang logis
  • 00:00:27
    dan tidak logis ya kita merasa bahwa
  • 00:00:29
    pendapat orang itu tidak logis loh cara
  • 00:00:31
    berpikirnya nggak logis GTA misalnya
  • 00:00:33
    seperti contoh tadi di awal videonya
  • 00:00:35
    jika hari ini hujan maka Jalan basah
  • 00:00:38
    hari ini hujan kesimpulannya kan orang
  • 00:00:40
    biasanya mengharapkan jalanan basah
  • 00:00:42
    tetapi tadi muncul Saya ketiduran gitu
  • 00:00:45
    Ini kan satu hal yang nggak nyambung
  • 00:00:46
    dengan premis-premis di awal ya karena
  • 00:00:50
    diawal tadi dinyatakan bahwa jika hari
  • 00:00:51
    ini hujan maka jalanan basah bukan maka
  • 00:00:54
    saya tertidur gitu Kenapa orang bisa
  • 00:00:55
    menganggap bahwa penyimpulan seperti
  • 00:00:57
    tadi itu nggak logis ya Kenapa itu agak
  • 00:01:00
    gak nyambung ya Kenapa orang punya sense
  • 00:01:03
    punya perasaan atau kepekaan terhadap
  • 00:01:06
    apa yang logis dan tidak logis ya Dari
  • 00:01:08
    mana sebetulnya datangnya kepercayaan
  • 00:01:10
    kita pada logika itu tentunya saya
  • 00:01:13
    persoalkan disini adalah Apakah logika
  • 00:01:15
    itu bisa dipegang atau bisa dipercayai
  • 00:01:19
    100% ataukah Dia hanya bisa diandalkan
  • 00:01:21
    dalam kasus-kasus tertentu saja gitu
  • 00:01:24
    artinya ketika kita berbicara tentang
  • 00:01:26
    penyimpulannya bukan tentang perasaan
  • 00:01:28
    Kalau kita bicara tentang penyimpulan
  • 00:01:30
    Apakah kita dalam penyimpulan kita harus
  • 00:01:32
    berpegang pada logika atau sebetulnya
  • 00:01:35
    itu opsional saja sifatnya ada beberapa
  • 00:01:38
    argumen yang mau menunjukkan bahwa
  • 00:01:40
    logika itu sifatnya opsional saja dalam
  • 00:01:42
    penyimpulannya satu argumen misalnya
  • 00:01:45
    disebut sebagai argumen psikologi stick
  • 00:01:47
    ya yaitu argumen bahwa ia logikakan
  • 00:01:49
    sebetulnya bagian dari cara kita
  • 00:01:51
    merespon situasi di sekitar ya dia
  • 00:01:54
    adalah produk dari mentalitas kita gitu
  • 00:01:56
    cara kita mengalami sesuatu merasakan
  • 00:01:58
    menyimpulkan itu ndari proses yang tidak
  • 00:02:01
    terpisahkan itu tidak ada suatu hal yang
  • 00:02:03
    secara khusus bersifat logika gitu de
  • 00:02:05
    nyampur dengan keseluruhan hidup kita
  • 00:02:07
    gitu yang mengandung dimensi perasaan
  • 00:02:09
    mengandung dimensi yang lain-lainnya
  • 00:02:11
    bukan hanya rasionalitas gitu nah cara
  • 00:02:14
    berpikir yang psikologi stick seperti
  • 00:02:16
    ini mendudukkan logika sebagai sekedar
  • 00:02:18
    Yap konstruksi mental lah itu artinya
  • 00:02:21
    bahwa orang menciptakan pedoman untuk
  • 00:02:24
    menurunkan kesimpulan yang kemudian
  • 00:02:26
    disepakati oleh orang banyak duit ya
  • 00:02:27
    jadi didasarkan pada suatu Konvensi yang
  • 00:02:30
    pada dasarnya sifatnya psikologi semula
  • 00:02:32
    argumen semacam ini adalah suatu argumen
  • 00:02:35
    yang usianya tua dan sampai sekarang
  • 00:02:37
    masih percaya di kalangan tertentu
  • 00:02:38
    misalnya kalau orang studi tentang
  • 00:02:41
    psikologi atau neurosains itu biasanya
  • 00:02:43
    meneliti tentang proses kognitif yang
  • 00:02:45
    tentang bagaimana orang sampai pada satu
  • 00:02:47
    kesimpulan tertentu Sampai pada suatu
  • 00:02:50
    pengetahuan tertentu semua itu kan
  • 00:02:51
    didasari oleh proses-proses Halo guys
  • 00:02:54
    gitu nah dibalik semua itu sebetulnya
  • 00:02:57
    itu bisa dilihat sebagai proses proses
  • 00:02:59
    syaraf yang as yang terjadi di dalam
  • 00:03:01
    otak kita gitu Jadi bisa dibayangkan
  • 00:03:03
    bahwa kalau manusia ini terbentur buat
  • 00:03:05
    bukan berdasarkan komposisi kimia
  • 00:03:08
    organik seperti yang ada di dalam tubuh
  • 00:03:09
    kita sekarang tapi misalnya terbuat dari
  • 00:03:11
    seng atau dari besi itu maka mungkin
  • 00:03:13
    logikanya lain misalnya modus tollens
  • 00:03:16
    jika p maka q tidak key maka tidak P ini
  • 00:03:21
    adalah modus happen penyimpulan yang
  • 00:03:23
    shahih ya dia selalu benar diri
  • 00:03:25
    sembarang kesempatan itu tapi boleh jadi
  • 00:03:28
    ketika manusia itu struktur otaknya
  • 00:03:31
    proses neurofisiologis nya beda misal G
  • 00:03:34
    terbuat dari seng atau dari emas redanya
  • 00:03:35
    Apa yang disebut sebagai modus tollens
  • 00:03:38
    tadi bisa dianggap tidak sahih ya
  • 00:03:39
    mungkin saja gitu tidak tahu kan jadi
  • 00:03:42
    boleh jadi seluruh hukum logika yang
  • 00:03:44
    kita miliki itu didasarkan oleh tubuh
  • 00:03:48
    organik yang memang menteri desain
  • 00:03:50
    seperti ini itu yang Netter Arahkan
  • 00:03:52
    untuk berpikir dengan cara pola yang
  • 00:03:55
    seperti ini itu jangan-jangan
  • 00:03:57
    keseluruhan hukum logika itu tidak
  • 00:04:00
    ibadah fungsi dari saraf-saraf kita ini
  • 00:04:02
    inilah argumen kontemporer dari
  • 00:04:05
    psikologi tadi itu apa argumen psikologi
  • 00:04:08
    tadi itu nah argumen yang sifatnya
  • 00:04:10
    psikologi stick semacam ini mengalami
  • 00:04:12
    kendala ya dan dada ada cacatnya Anda
  • 00:04:14
    masalahnya yaitu ketika dia Berusaha
  • 00:04:16
    menjelaskan misalnya pengetahuan
  • 00:04:18
    matematisnya menonton matematis kan
  • 00:04:20
    sepenuhnya didasarkan pada logika Kenapa
  • 00:04:23
    orang bisa sampai pada kesimpulan satu
  • 00:04:25
    tambah satu sama dengan dua itu kan
  • 00:04:27
    tidak dipengaruhi oleh kultur ya orang
  • 00:04:29
    dimanapun diseluruh dunia ini dari zaman
  • 00:04:31
    kapanpun akan bisa sepakat do 1-1 = 2
  • 00:04:35
    tanpa ada yang ngajar Iya mereka sendiri
  • 00:04:37
    bisa mengkonfirmasinya gitu lewat
  • 00:04:39
    penjumlahan sederhana benda-benda di
  • 00:04:40
    sekitar kita gitu mereka akan sampai
  • 00:04:42
    pada konsep tentang dua yang didapat
  • 00:04:45
    dari penjumlahan satu dengan satu nah
  • 00:04:48
    dan artinya
  • 00:04:50
    ada suatu proses yang sifatnya objektif
  • 00:04:52
    ya bukan Smart semata subjektif berakar
  • 00:04:55
    pada mental kita tapi bagian dari satu
  • 00:04:57
    objektivitas gitu dan kau lagi kalau
  • 00:05:00
    misalnya matematika ini didasarkan pada
  • 00:05:03
    suatu proses saraf manusia kata-kata
  • 00:05:05
    seperti itu ya sesuatu yang sangat
  • 00:05:07
    subjektif ya yang tergantung dari
  • 00:05:09
    komposisi kimia organik Tadi kita itu
  • 00:05:11
    maka Kalian tentu saja punya matematika
  • 00:05:14
    yang berbeda ya kalau dia dibentuk oleh
  • 00:05:16
    misalnya silikon bukan dari karbon tapi
  • 00:05:18
    silikon gitu ya silikon best
  • 00:05:20
    organization gitu maka tentu saja
  • 00:05:22
    tentunya diampunya matematika yang
  • 00:05:23
    berbeda nah anehnya hukum mathematics
  • 00:05:26
    yang kita temukan lewat fisika kita ini
  • 00:05:28
    yang berlaku di bumi itu berlaku juga di
  • 00:05:31
    tempat-tempat lain di seluruh alam
  • 00:05:32
    semesta yang kita ketahui itu tidak ada
  • 00:05:35
    satu sudut alam semesta dimana hukum
  • 00:05:37
    matematikanya beda gitu dari situ kan
  • 00:05:40
    bisa disimpulkan bahwa kalaupun ada
  • 00:05:42
    makhluk alien yang
  • 00:05:44
    komposisi syaraf otaknya itu terbentuk
  • 00:05:47
    dari unsur-unsur kimiawi yang beda dari
  • 00:05:49
    manusia maka dia akan juga menghitung
  • 00:05:52
    satu tambah satu sama dengan dua ya
  • 00:05:53
    karena hukum Matematika itu berlaku
  • 00:05:56
    seluruh di seluruh saham semesta ini
  • 00:05:58
    gitu jadi bisa di akan dua argumen
  • 00:06:01
    psikologi stick tadi tidak memadai tidak
  • 00:06:03
    cukup kuat untuk menggagalkan keyakinan
  • 00:06:06
    kita pada logika tapi masih ada argumen
  • 00:06:08
    lainnya argumen kedua ini saya beri nama
  • 00:06:10
    argumen ontologis ini juga
  • 00:06:13
    mempertanyakan
  • 00:06:14
    kepercayaan kita pada logika jadi ketika
  • 00:06:17
    kita menyanggah argumen psikologi stick
  • 00:06:19
    kita Ingatkan kita menggunakan
  • 00:06:21
    alasan-alasan objektivitasnya jadi bahwa
  • 00:06:24
    Matematika itu berlaku di seluruh alam
  • 00:06:26
    semesta ini dan seterusnya jadi bahwa
  • 00:06:28
    Matematika itu dan logika yang mendasari
  • 00:06:32
    Matematika itu bukan hanya big produk
  • 00:06:34
    pikiran kita yang kebetulan makhluk yang
  • 00:06:36
    punya struktur kimia biologi seperti ini
  • 00:06:39
    tapi juga berlaku di semua makhluk yang
  • 00:06:41
    nantinya akan ada gitu yang akan
  • 00:06:43
    menghitung satu tambah satu sama dengan
  • 00:06:44
    dua dan menemukan hasil yang sama nah
  • 00:06:47
    tapi bagaimana jika alam semestanya kita
  • 00:06:50
    ubah ya pengandaian alam semesta kita
  • 00:06:52
    geser itu bayangkan suatu alam semesta
  • 00:06:55
    dimana modus ponens atau hukum-hukum
  • 00:06:58
    logika yang lain itu tidak pernah
  • 00:07:00
    pelaksana gitu pola pola penyimpulan itu
  • 00:07:03
    tidak akan pernah terkonfirmasi di
  • 00:07:04
    kenyataannya modus ponens tidak tahu itu
  • 00:07:07
    adalah suatu model penyimpulan yang kita
  • 00:07:09
    sebutkan di awal tadi sebetulnya yaitu
  • 00:07:11
    jika hari ini hujan maka Jalan basah
  • 00:07:13
    hari ini hujan maka jalanan basah itu
  • 00:07:16
    adalah modus ponens bentuk formalnya
  • 00:07:18
    jika p maka q p maka q ini adalah bentuk
  • 00:07:22
    penyimpulan logis yang diakui dimanapun
  • 00:07:25
    sebagai sesuatu yang shahih tidak pernah
  • 00:07:27
    ada modus ponens yang gagal gitu kalau
  • 00:07:30
    modus ponens gagal itu sama saja dengan
  • 00:07:32
    tidak ada logika sama sekali itu itu
  • 00:07:34
    saking fundamentalnya sampai bisa
  • 00:07:36
    dikatakan seperti itu Nah sekarang
  • 00:07:38
    bayangkan dunia dimana modus ponens itu
  • 00:07:41
    gagal redmi1 dunia dimana ketika kita
  • 00:07:44
    mau narik kesimpulan jika hari ini hujan
  • 00:07:46
    maka jalanan basah hari ini hujan trail
  • 00:07:49
    jalannya enggak basah gitu jadi misalnya
  • 00:07:52
    hal seperti itu terjadi di kenyataan dan
  • 00:07:54
    berulang-ulang sehingga membentuk satu
  • 00:07:56
    pola pola dimana modus ponens tidak
  • 00:07:59
    pernah tanah gitu ketika kita mau
  • 00:08:01
    mengambil kesimpulan modus ponens itu
  • 00:08:04
    kesimpulan akhirnya itu nggak pernah
  • 00:08:05
    ketemu sama kenyataan gitu Jadi
  • 00:08:07
    lama-kelamaan kita akan merasa bahwa
  • 00:08:09
    penyimpulan modus ponens ini salah
  • 00:08:11
    karena tidak sesuai dengan kenyataan
  • 00:08:13
    tantangan yang dikemukakan oleh argumen
  • 00:08:16
    ontologis ini adalah bahwa seberapapun
  • 00:08:19
    kita Yakin pada logika kita kalau
  • 00:08:21
    kenyataan berkata lain logika kita
  • 00:08:23
    pelan-pelan akan ikut berkata lain gitu
  • 00:08:25
    karena bahwa bagaimanapun logika adalah
  • 00:08:28
    cara kita mengerti kenyataan kan Kalau
  • 00:08:31
    kenyataannya tidak bisa kita mengerti
  • 00:08:32
    lewat logika yang satu misalnya modus
  • 00:08:35
    ponens itu maka ya kita ga akan percaya
  • 00:08:37
    bahwa modus ponens adalah suatu hukum
  • 00:08:39
    logika inilah cara berpikir dari argumen
  • 00:08:42
    ontologis tadi implikasinya Kalau dunia
  • 00:08:45
    ini bekerja dengan cara tertentu secara
  • 00:08:47
    reguler maka regularitas itu akan
  • 00:08:50
    Membekas pada pikiran kita sebagai
  • 00:08:52
    logika gitu jadi argumen ontologis ini
  • 00:08:54
    mengatakan persis seperti itu bahwa
  • 00:08:56
    segala macam hukum logika yang kita
  • 00:08:59
    bangun selama ini Sri modus ponens modus
  • 00:09:01
    tolens tuh semuanya itu didasarkan pada
  • 00:09:03
    berdasarkan pada pengalaman kita
  • 00:09:05
    berhadapan dengan dunia yang reguler
  • 00:09:07
    dunia yang memungkinkan suatu pola yang
  • 00:09:10
    teratur yang memungkinkan kita akhirnya
  • 00:09:12
    menarik satu kanon pemikirannya Pakem
  • 00:09:15
    pemikiran yang enggak bisa nggak pasti
  • 00:09:17
    kini karena dunia toh selama ini reguler
  • 00:09:19
    Jadi intinya adalah bahwa regularitas
  • 00:09:21
    dunia mengkondisikan regularitas
  • 00:09:24
    berpikir yang kemudian kita sebut
  • 00:09:25
    sebagai logika Nah kalau begitu caranya
  • 00:09:28
    argumen ontologis ini berkata yakin kita
  • 00:09:31
    enggak harus percaya sama logika yang
  • 00:09:33
    ini logika yang ini itu kita percaya
  • 00:09:35
    Karena kebetulan regularitas dunia
  • 00:09:37
    seperti ini itu sekarang kita bayangkan
  • 00:09:39
    suatu saat nanti dunia punya pola
  • 00:09:42
    regularitas yang berbeda ya dia
  • 00:09:44
    tiba-tiba Enggak seperti ini lagi gitu
  • 00:09:46
    dulu dan harus pergi sering terjadi ya
  • 00:09:49
    kayaknya Ketika kita melihat situasi di
  • 00:09:51
    sekitar kan musim hujan musim kemarau
  • 00:09:54
    itu kan geser ya berubah-ubah karena
  • 00:09:56
    perubahan iklim apa pemanasan global dan
  • 00:09:59
    seterusnya jadi hal-hal yang
  • 00:10:00
    berubah-ubah gitu nah bagaimana kalau
  • 00:10:02
    perubahan-perubahan semacam ini kita
  • 00:10:04
    bayangkan sebagai sesuatu yang lebih
  • 00:10:05
    ekstrim lagi itu bukan sekedar berubah
  • 00:10:08
    mengikuti hukum alam tetapi berubah
  • 00:10:11
    melampaui atau mengganti hukum alam
  • 00:10:13
    sehingga regularitas ke seluruh Kosmos
  • 00:10:15
    kenyataan ini berubah Nah apakah kita
  • 00:10:18
    akan menggunakan logika yang sama tentu
  • 00:10:21
    logika kita akan bergeser berubah
  • 00:10:23
    ngikutin kenyataannya cara kita
  • 00:10:25
    menyimpulkan pun akan berubah mengikuti
  • 00:10:28
    pola di kenyataan sehingga logika dalam
  • 00:10:30
    arti itu bisa dikatakan objektif dan
  • 00:10:34
    oleh karena itu tidak sepenuhnya bisa
  • 00:10:35
    dipercaya karena objektivitas ini punya
  • 00:10:38
    banyak versi ada versi objektivitas yang
  • 00:10:40
    berasal berangkat dari pola regularitas
  • 00:10:43
    tertentu dan ada versi objektivitas yang
  • 00:10:45
    berangkat dari pola regularitas yang
  • 00:10:47
    lain gitu nah di tempat yang mana gitu
  • 00:10:50
    jadi argumen objektivitas bisa
  • 00:10:53
    dibalikkan yeah sebagai satu Senjata
  • 00:10:55
    makan tuan ya dia bisa justru digunakan
  • 00:10:57
    untuk menggagalkan klaim
  • 00:11:00
    Nikita pada logika untuk mengekspresikan
  • 00:11:03
    poin ini kita bisa membayangkan misalnya
  • 00:11:05
    sekarang Wa ada Andaikan Tuhan ini
  • 00:11:07
    menciptakan dunia dengan satu logika
  • 00:11:10
    yang tidak mengenal modus ponens modus
  • 00:11:12
    tolens modus ponens Udah tahu tadi kan
  • 00:11:15
    itu adalah suatu pandangan bahwa jika p
  • 00:11:18
    maka q p maka q modus tollens itu
  • 00:11:21
    kebalikannya jika p maka q tidak kaki
  • 00:11:24
    maka tidak P ini modus tollens nah
  • 00:11:28
    bayangkan Tuhan ini menciptakan dunia
  • 00:11:30
    yang struktur logis yaitu bukan modus
  • 00:11:33
    ponens bukan modus tollens dua modus
  • 00:11:36
    yang dianggap sahih ini tidak berlaku
  • 00:11:38
    itu bayangkan dulu Tuhan menciptakan
  • 00:11:40
    dunia dengan model penyimpulan non
  • 00:11:42
    sequitur non sequitur adalah atur pola
  • 00:11:45
    penyimpulan yang dianggap salah Edi
  • 00:11:47
    semua diktat logika itu dianggap sebagai
  • 00:11:49
    sesuatu yang tidak Shahih karena dia
  • 00:11:51
    sifatnya kontradiktif ya contohnya
  • 00:11:53
    misalnya tadi itu yang di awalnya jika
  • 00:11:56
    hari ini hujan maka jalanan basah hari
  • 00:11:58
    ini hari ini hujan maka tertidur gitu
  • 00:12:00
    Ini kan enggak nyambung antara
  • 00:12:02
    kesimpulan selalu premis itu kayak
  • 00:12:04
    tiba-tiba ada lompatan-lompatan seperti
  • 00:12:06
    itu Nah bayangkan Tuhan bekerja dengan
  • 00:12:08
    cara seperti itu ketika menciptakan
  • 00:12:10
    dunia artinya hukum alam keseluruhan
  • 00:12:13
    dunia ini di Kediri wujudkan dengan pola
  • 00:12:15
    penyimpulan non sequitur yang sifatnya
  • 00:12:18
    random itu mengajak enggak ada bola sama
  • 00:12:20
    sekali Nah Apakah pertanyaannya logika
  • 00:12:23
    kita yang akan kita rumuskan sebagai
  • 00:12:25
    hukum logika adalah hukum logikane non
  • 00:12:28
    sequitur jika p maka q Untuk sembarang
  • 00:12:31
    p&q kita misalnya itu kan objek fitur ya
  • 00:12:33
    karena kita bisa berangkat dengan premis
  • 00:12:36
    apa saja dan keluar dengan kesimpulan
  • 00:12:38
    apa saja gitu Apakah kita akan percaya
  • 00:12:40
    pada logika semacam itu rasanya sulit ya
  • 00:12:43
    kita mempercayai suatu logika yang
  • 00:12:45
    bekerja atas dasar hukum non sequitur ya
  • 00:12:48
    karena persis nonce fitur itu adalah
  • 00:12:51
    ketiadaan logika itu kita berangkat
  • 00:12:53
    dengan premis ada apa aja sampai
  • 00:12:55
    kesimpulan apa aja Itu sama aja kita
  • 00:12:57
    nggak menggunakan logika apa-apa kita
  • 00:12:59
    ngomong baca itu berarti kan apakah
  • 00:13:02
    mungkin kita menjadikan cara ngomong
  • 00:13:04
    asal ini sebagai suatu logika kita
  • 00:13:06
    percayai sebagai logika rasanya tidak
  • 00:13:09
    mungkin berarti dari situ bisa kita
  • 00:13:11
    simpulkan bahwa logika itu kita percayai
  • 00:13:14
    karena kita mengantarkan kita pada saat
  • 00:13:16
    semacam regularitas nya logika yang
  • 00:13:19
    tidak mengantarkan kita pada kesadaran
  • 00:13:21
    atau pemahaman tentang regularitas tidak
  • 00:13:23
    bisa kita jadikan pedoman untuk
  • 00:13:24
    mengambil tindakan secara konsisten itu
  • 00:13:27
    tidak akan kita percayai Jadi sebetulnya
  • 00:13:30
    yang kita percayai ketika kita percaya
  • 00:13:32
    pada logika itu bukan logikanya
  • 00:13:34
    sebetulnya yang kita percayai adalah
  • 00:13:36
    manfaatnya konsistensinya
  • 00:13:38
    kemungkinan lu jadikan patokan pegangan
  • 00:13:41
    dan seterusnya itulah alasan kenapa kita
  • 00:13:43
    percaya betul pada logika Kenapa kita
  • 00:13:46
    sangat suka bilang kamu nggak logis kamu
  • 00:13:48
    logis dan seterusnya memilah-milah mana
  • 00:13:50
    yang logis yang tidak logis sebetulnya
  • 00:13:52
    semua itu adalah bahwa ekspresi dari
  • 00:13:55
    Keinginan kita untuk pegangan kita mau
  • 00:13:57
    membayangkan satu tatanan hidup India
  • 00:14:00
    yang teratur ya yang enggak Keo skrang
  • 00:14:03
    kacau non sequitur itu tidak nyambung
  • 00:14:05
    satu sama lainnya kita enggak mau itu
  • 00:14:07
    kita mau yang teratur tertata terpola
  • 00:14:10
    dan seterusnya yang bisa kita andalkan
  • 00:14:12
    gitu Nah inilah yang sebetulnya
  • 00:14:14
    melandasi kepercayaan kita pada logika
  • 00:14:17
    apa yang kita percayai Pada momen
  • 00:14:20
    seperti itu sebetulnya bukan logika
  • 00:14:22
    melainkan Keinginan kita sendiri untuk
  • 00:14:25
    mendapat pegangan untuk mendapatkan
  • 00:14:27
    keteraturan dan
  • 00:14:32
    [Musik]
Tags
  • logika
  • penyimpulan
  • logik subjektif
  • logik objektif
  • matematika
  • realiti
  • konsistensi
  • keteraturan
  • argumen psikologi
  • argumen ontologi