00:00:00
berikut adalah metode penanggalan
00:00:02
kalender Qariah masing-masing organisasi
00:00:04
atau kelompok umat Islam di Indonesia
00:00:06
untuk yang pertama kita akan menyimak
00:00:08
dari organisasi Muhammadiyah oleh Ustaz
00:00:11
Mujiman Baik terima kasih ini ada yang
00:00:13
bertanya tentang penetapan 1 Ramadan
00:00:18
dengan hisab itu ada dalilnya atau tidak
00:00:22
baik jadi begini hukum asal di zaman
00:00:25
nabi ketika menentukan 1 Ramadan itu
00:00:28
dengan rukyah bukan rukyah ya tapi
00:00:32
rukyah rukyah itu melihat dengan melihat
00:00:35
Hilal nabi sendiri mengatakan
00:00:39
sumultihihi berpuasalah karena melihat
00:00:42
Hilal dan berbukalah karena melihat
00:00:44
Hilal Tetapi kalau kemudian kita tidak
00:00:47
melihat Hilal maka diperintahkan untuk
00:00:51
Ikmal ikmalnya Bagaimana maka menjadikan
00:00:58
ban dijadikan menjadi tig 30 dalam
00:01:03
riwayat yang lain fakdurulah
00:01:05
kira-kirakanlah nah ini ketika hilal
00:01:08
Tidak ter terlihat kemudian dalil untuk
00:01:13
hisab nah dalil untuk hisab itu salah
00:01:16
satunya adalah yang terdapat dalam surah
00:01:18
Yunus nah dalil hisab pertama tadi Ikmal
00:01:22
menggenapkan yang kedua fqdurulah yang
00:01:24
ketiga misalnya untuk Surah
00:01:28
Yunus
00:01:37
ab nah di situ Allah menjelaskan Allah
00:01:40
menciptakan matahari yang bersinar bulan
00:01:44
yang
00:01:44
ber cahaya bulan itu bercahaya ya
00:01:48
matahari yang bersinar bulan yang ber
00:01:50
cahaya dan sudah meletakkan
00:01:54
manazilnya apa sesuai dengan garis
00:01:57
orbitnya Garas atnya edarnya untuk apa
00:02:00
lamu adadin Wal hisab untuk mengetahui
00:02:05
bilangan perhitungan eh untuk mengetahui
00:02:08
bilangan tahun dan per
00:02:12
perhitungan kemudian
00:02:15
lagi terkait dengan e penentuan ini
00:02:19
memang seperti yang kita ketahui
00:02:21
termasuk salat wajib pun hukum asalnya
00:02:24
adalah rukyah jadi hukum asal salat
00:02:28
wajib itu ruk ya kapan subuh saat
00:02:32
matahari ee saat fajar terbit nah kapan
00:02:38
zuhur saat matahari sudah
00:02:42
tergelincir Kapan magrib saat
00:02:46
matahari
00:02:47
tenggelam Kapan asar saat bayangannya
00:02:51
Sudah sama atau lebih panjang dari
00:02:54
aslinya Kapan Isya saat cahaya merah
00:02:58
sudah hilang ang itu hukum asalnya
00:03:02
tetapi praktik manusia hari ini jarang
00:03:04
yang rukyat nah praktik manusia hari ini
00:03:08
itu kapan Isya lihat
00:03:11
jadwal Kapan subuh lihat jadwal Kapan
00:03:15
zuhur lihat jadwal Kapan asar lihat
00:03:19
jadwal Nah jadi memang hukum asal dalam
00:03:22
perhitungan di zaman Nabi baik untuk
00:03:25
salat untuk puasa atau yang lain itu
00:03:28
adalah ruk
00:03:30
dan tidak dipungkiri bahwa praktik
00:03:32
manusia hari ini di dalam perhitungan di
00:03:35
dalam menentukan waktu-waktu itu saat
00:03:37
ini menggunakan hisab
00:03:41
wallahuam ya itulah dari organisasi
00:03:44
Muhammadiyah dengan metode hisab Lalu
00:03:46
bagaimana dengan organisasi Persatuan
00:03:48
Islam atau persis Mari kita simak
00:03:50
penjelasan ustazfi
00:03:52
Fauzan dalam sejarahnya kita sudah
00:03:56
istilahnya mengganti atau berkembang itu
00:03:58
yaama EMP kali pergantian kriteria
00:04:02
dimulai dari tahun
00:04:04
1960 dulu sebelum adanya badan dewan
00:04:09
hisab dan rukyat atau yang kita kenal
00:04:11
dengan
00:04:12
dhr itu kita sudah mempunyai kriteria
00:04:15
sendiri yaitu kriteria yang digunakan
00:04:18
adalah itimablal GR atau hisab Hakiki
00:04:22
tanpa disandingkan dengan rukyat jadi
00:04:26
kita hanya menggunakan hasil hisab
00:04:28
saja itima k grup maksudnya adalah
00:04:31
apabila Ijtima terjadi Sebelum magrib
00:04:35
maka bisa ditentukan Besok adalah puasa
00:04:39
misalnya kalau menentukan 1 Ramadan tapi
00:04:42
kalau sebaliknya jika Ijtima terjadi
00:04:45
sesudah magrib berarti tanggal 1 lusanya
00:04:50
Besok adalah tanggal 30 atau
00:04:52
diistikmalkan jadi tidak apa tidak perlu
00:04:55
lagi kita merukyat itu pada awal
00:04:57
perkembangannya ya
00:05:00
Kemudian yang kedua kriteria yang
00:05:03
digunakan oleh Persatuan Islam itu
00:05:05
adalah eh kriteria hisab wujudul Hilal
00:05:10
nah ini hampir persis sama seperti
00:05:15
kriteria yang digunakan oleh organisasi
00:05:18
Islam
00:05:19
Muhammadiyah yang mana
00:05:23
menurut kriteria wujudul Hilal itu
00:05:26
apabila Hilal sudah berada di atas upuk
00:05:28
mari
00:05:30
sudah positif ya 0 derajat menurut
00:05:32
perhitungan maka sudah dipastikan Besok
00:05:34
adalah tanggal 1 N itu yang dimaksud
00:05:38
dengan kriteria wujudul Hilal itu di Apa
00:05:41
kriteria tersebut lahir pada tahun
00:05:44
1996 atau
00:05:47
1996 kemudian diganti lagi nah pada
00:05:50
perkembangan yang ketiga Persatuan Islam
00:05:53
menggunakan kriteria ee mabims imkan
00:05:57
rukyat mabims imkan rukyat itu maksudnya
00:06:00
adalah kemungkinan rukyat bisa dihilal
00:06:03
tentunya ini dengan berbagai alasan
00:06:05
nanti akan kita bahas lebih lanjut lagi
00:06:07
kenapa kok ada perubahan-perubahan ini
00:06:09
ya Nah dalam kriteria mabim itu ada
00:06:12
beberapa ada tiga syarat yang pertama
00:06:15
adalah mengenai umur bulan itu minimal
00:06:18
harus 8 jam kemudian ketinggian atau
00:06:22
irtifak Hilal itu minimal harus 4
00:06:26
derajat dan jarak antara atau sudut
00:06:30
bulan dan matahari itu minimal 3 derajat
00:06:33
Nah itu untuk
00:06:35
Ijtima atau imkan rukyat kriteria dari
00:06:38
mabim ya ini tahun
00:06:40
1996 digunakan oleh Persatuan Islam
00:06:44
kemudian yang terakhir kriteria yang
00:06:46
digunakan oleh Persatuan Islam itu
00:06:48
adalah kriteria hisab imkan rukyat dari
00:06:51
delapan nah ini kalau dikalangan kita
00:06:55
lebih dikenal dengan istilah hisab
00:06:56
astronomis Persib persisnya bukan Persib
00:07:00
hisab astronomi persis yang mana Ini
00:07:03
kriteria ini diambil tadi dari kriteria
00:07:06
ya Yang mana Ini dianjurkan Dulu ketika
00:07:09
kriteria-kriteria yang sebelumnya sudah
00:07:11
mulai istilahnya Kalau bahasa dari Ustaz
00:07:15
atau Thomas jamalud itu dikatakan itu
00:07:17
sudah awam katanya Ya kita harus
00:07:19
menggunakan yang baru yaitu kriteria
00:07:22
dari dari l ini kriterianya ada dua
00:07:26
pertama ada yang disbut dengan beda
00:07:28
tinggi Hilal sudah tinggih itu minimal
00:07:30
harus 4 derajat kemudian ada jarak juga
00:07:33
sudut antara bulan dan matahari minimal
00:07:36
6,4 derajat dimulai dari kriteria yang
00:07:40
pertama yang tahun
00:07:41
1960 kita menggunakan itima qbla grub
00:07:44
Kenapa kok diganti Gitu ya Ini karena
00:07:47
memang istima qobla grup itu dikira
00:07:50
kurang ilmiah Ya kurang ilmiah dan
00:07:53
Datanya juga kurang valid
00:07:56
kemudian kita juga mengindahkan hadis
00:08:00
hadis yang ada e istilahnya menerangkan
00:08:06
tentangah kamu karena melihat
00:08:09
Hilal ber kamu Karen Melat kena juga nah
00:08:15
DII kan pada awal kemunculannya kita
00:08:18
hanya menggunakan hisab saja tanpa
00:08:20
menyertakan ratah makanya dirubah ya
00:08:22
kita
00:08:24
menyerakanatemudj
00:08:26
H juga menggunakan hisab juga tapi
00:08:31
istilahnya menggunakan wud Hilal itu
00:08:34
dengan syarat tadi ya Hilal sudah berada
00:08:37
diitas upuk Mari berapun ketinggiannya
00:08:40
sudah 0 derajat saja dalam perhitungan
00:08:42
itu sudah masuk tanggal S Nah itu
00:08:44
disebut dengan wjudul Hila ini juga sama
00:08:47
dirubah ke kriteria yang ketiga karena
00:08:50
adanya adanya apa adanya kekurangan
00:08:54
istilahnya kurang apa kurang setujuah
00:08:57
semakin berkembangnya teknologi ilmu
00:08:59
pengetahuan maka dirubah kemudian yang
00:09:01
ketiga juga dirubah ke imkan rukyat
00:09:04
kriteria mabim ini juga sebagai kemajuan
00:09:06
awal ya dari eh kriteria hisab dari
00:09:10
peran Islam yang akhirnya terakhir
00:09:13
karena dianggap eh kriteria main
00:09:15
termasuk apa kompromi politis antara
00:09:18
negara-negara di Asia Tenggara maka
00:09:20
dirubahlah ke kriteria Del yang dianggap
00:09:23
lebih ilmiah lebih logika gitu ya lebih
00:09:25
logis istilahnya maka diambillah
00:09:28
kriteria dan delan yang kita sebut
00:09:30
dengan hisab astronomis persis nah terus
00:09:33
apa nih yang mendasari hal ini ya kenapa
00:09:36
kok berbeda tentu saja pemerintah masih
00:09:39
menggunakan kriteria dari mabim
00:09:42
sedangkan Persatuan Islam sudah
00:09:43
menggunakan kriteria dari Del
00:09:45
perbedaannya T sudah jelas dari
00:09:47
ketinggian Hilal kalau dari pemerintah
00:09:50
kalau sudah 2 derajat minimal 2 derajat
00:09:52
sudah masuk tanggal 1 sedangkan kalau
00:09:54
dari persis Persatuan Islam minimal 4
00:09:56
derajat nah perhitungan kemarin Hilal
00:09:59
itu dalam perhitungan Hisab ya tingginya
00:10:03
3 derajat Berarti ada tengah-tengah ya 3
00:10:07
derajat maka otomatis kata pemerintah
00:10:10
sudah masuk tanggal 1 tapi kata
00:10:12
Persatuan Islam Belum kenapa belum
00:10:14
mencapai empat 4 derajat Nah ya persis
00:10:18
menamai metode mereka dengan nama hisab
00:10:21
astronomis persis Lalu bagaimana dengan
00:10:22
kelompok Salafi Mari kita simak
00:10:24
penjelasan Ustaz Firanda
00:10:26
andirja dan untuk mengetahui 1u Ramadan
00:10:30
maka ada dua metode yang diikuti oleh
00:10:34
masyarakat yang pertama metode melihat
00:10:36
hilal rukyatul hilal yang kedua metode
00:10:39
hisab Adapun metode melihat Hilal inilah
00:10:42
metode empat mazhab bahkan sebben
00:10:45
mengatakan ijma ulama ya tidak ada yang
00:10:48
menyelisihi bahwasanya menentukan 1
00:10:51
Ramadan harus dengan melihat Hilal
00:10:54
Adapun hisab itu hanyalah membantu namun
00:10:57
tidak menentukan
00:10:59
dengan hisab kita bisa memperkirakan
00:11:02
Apakah Hilal terlihat atau tidak tetapi
00:11:05
yang menentukan 1 Ramadan adalah
00:11:07
terlihatnya Hilal bukan wujudul Hilal
00:11:10
bukan adanya
00:11:11
Hilal dalilnya kata Nabi Sallallahu
00:11:14
alaii wasallam
00:11:16
ya
00:11:17
sumuiryatihi
00:11:18
watiriryatihiainmaikumakmilu
00:11:23
Idan atauqdurulah kata Nabi Sallallahu
00:11:26
Alaihi Wasallam berpuasalah karena
00:11:27
melihat Hilal dan lebaranlah karena
00:11:30
melihat Hilal kalau kalian terhalangi
00:11:33
dari Hilal maka sempurnakanlah bulan
00:11:36
syakban 30 hari kemudian kata Nabi
00:11:39
Sallallahu Alaihi Wasallam dalam hadis
00:11:41
yang lain Fain Hala bainakum
00:11:43
waainahusaha kalau ada penghalang antara
00:11:46
kalian dengan Hilal ada awan yang
00:11:48
menghalangi faakmilu idd s'banin maka
00:11:51
sempurnakanlah bulan Sya'ban 30 hari
00:11:55
jadi hadis-hadis seperti ini hadis Abu
00:11:57
Hurairah Ibnu Umar kemudian Ibnu Abbas
00:12:01
mengisyaratkan bahwasanya yang menjadi
00:12:03
patokan adalah terlihatnya Hilal bukan
00:12:05
adanya Hilal karena bisa jadi Hilal itu
00:12:07
ada tapi terhalangi oleh awan makanya
00:12:10
nabi mengatakan Waina bainakum
00:12:13
waainahusaha kalau seandainya kalian
00:12:15
terhalangi dari melihat Hilal Apa yang
00:12:17
dilakukan maka lanjutkan bulan syakban
00:12:19
30 hari Berarti besok belum sat Ramadan
00:12:22
inilah metode yang ditempuh oleh empat
00:12:23
mazhab dan juga metode ditempuh oleh
00:12:26
pemerintah kita ya sehingga kita tinggal
00:12:28
menunggu
00:12:29
Kapan pengumuman satu Ramadan saya
00:12:32
gambarkan secara sederhana misalnya
00:12:36
ee metode hisab metode hisab dengan
00:12:39
hisab kita bisa menentukan letak-letak
00:12:41
matahari posisi matahari sehingga kita
00:12:44
bisa menentukan waktu waktu salat
00:12:46
demikian juga kita bisa menentukan
00:12:48
posisi bulan tanggal sekian posisi bulan
00:12:51
di mana dan bisa jadi hisab tersebut
00:12:54
akurat memang ada khilaf di antara Al
00:12:55
Hisab tapi banyak hisab yang akurat
00:12:58
tetapi metode hisab ini hanya menentukan
00:13:01
posisi bulan tidak menentukan terlihat
00:13:04
atau tidak karena yang jadi patokan
00:13:05
bukan adanya Hilal tetapi terlihat Hilal
00:13:08
atau atau tidak Saya ulangi yang menjadi
00:13:11
patokan bukan adanya Hilal tetapi
00:13:13
terlihat Hilal atau atau tidak contoh ya
00:13:17
kalau Hilal ini misalnya misalnya ini
00:13:19
adalah Cakrawala jadi Hilal kapan
00:13:22
dilihat Hilal dilihat tatkala matahari
00:13:25
tenggelam Begitu titik matahari
00:13:27
tenggelam orang akan melihat Hilal nah
00:13:29
Hilal itu kalau berada di atas
00:13:31
cakrawalai Misalnya kita di pinggir
00:13:32
pantai kemudian matahari tenggelang Nah
00:13:35
kalau Hilal tersebut 4 derajat di atas
00:13:39
Cakrawala berarti hilalnya agak besar
00:13:42
dan dia akan bertahan di Cakrawala
00:13:46
sekitar 4 Kal 4 menit sekitar 16 menit
00:13:50
dan dia akan tenggelam setelah Miri
00:13:53
tenggelam Hilal juga akan tenggelam Ya
00:13:55
Tetapi dia berada di Cakrawala agak lama
00:13:59
kalau 4 derajat kalau dia 3 derajat
00:14:01
berarti hilalnya semakin kecil umurnya
00:14:02
masih sangat muda dan dia hanya bertahan
00:14:05
12 menit kemudian dia tenggelam kalau
00:14:06
hilalnya 2 derajat di atas Cakrawala
00:14:08
semakin pendek semakin mudah lagi
00:14:10
semakin tipis lagi dan dia hanya sekitar
00:14:13
8 menit di atas Cakrawala kemudian
00:14:16
tenggelam kalau sat derajat dia sangat
00:14:18
tipis sekali dan 4 menit langsung hilang
00:14:21
oleh karenanya begitu materi tenggelam
00:14:22
orang berusaha lihat nah menurut
00:14:25
kenyataan yang ada kalau Hilal masih di
00:14:28
bawah du at itu enggak mungkin terlihat
00:14:31
Kenapa tidak mungkin terlihat Dia sangat
00:14:33
tipis sehingga dia masih kalah dengan
00:14:35
sisa cahaya matahari yang tenggelam
00:14:37
paham matahari tenggelam masih ada
00:14:39
cahayanya kuning ini menutup Hilal yang
00:14:41
sangat tipis yang cuma 2 derajat di atas
00:14:43
apa Cakrawala Nah kalau kita hitung
00:14:45
dengan metode hisab ternyata Hilal
00:14:47
umurnya baru 1 derajat kemungkinan besar
00:14:49
tidak terlihat tetapi kita tetap
00:14:51
berusaha melihat tetap berusaha
00:14:53
menjalankan sunah berusaha melihat ya
00:14:55
karena pernah terjadi kalau tidak salah
00:14:56
di Yordania sampai pemerintah
00:14:59
mengumumkan berdasarkan hisab gak
00:15:00
mungkin terlihat tahu-tahu terlihat
00:15:02
entah salah hisabnya entah hilalnya
00:15:05
lebih terang enggak tahu intinya secara
00:15:07
hisab kalau Hilal dihitung ternyata
00:15:09
umurnya baru 2 derajat ya Cakrawala maka
00:15:13
ini sangat sulit untuk terlihat Kenapa
00:15:15
dia sangat tipis dan dia cuma di udara
00:15:17
sebentar di cakraala sebentar di langit
00:15:20
sebentar kemudian dia masih kalah dengan
00:15:22
cahaya matahari yang apa yang masih kuat
00:15:25
tapi kalau menurut perhitungan Hilal 3
00:15:27
derajat 4 derajat makin dilihat
00:15:29
maka dilihat apakah terlihat atau atau
00:15:31
tidak jadi saya katakan metode hisab
00:15:34
hanya membantu tetapi tidak menentukan
00:15:37
karena yang menjadi patokan adalah
00:15:38
terlihatnya Hilal bukan adanya Hilal
00:15:41
bisa jadi menurut hitungan Hilal ada
00:15:44
tapi enggak mungkin terlihat contoh
00:15:46
seorang menghitung Hilal cuma satu
00:15:48
derajat di atas Cakrawala ada enggak
00:15:49
hilalnya secara hitungan secara hitungan
00:15:52
ada atau tidak ada mungkin dilihat
00:15:54
enggak mungkin terlihat nah terus kita
00:15:56
puasa atau tidak tidak berarti yang jadi
00:15:59
patokan bukan adanya Hilal tetapi
00:16:02
terlihatnya apa Hilal sebagian ormas
00:16:06
menjamakkan antara dua metode ini mereka
00:16:09
menggunakan hisab Tetapi kalau Hilal
00:16:12
berapa derajat baru kita puasa menurut
00:16:14
hisab tapi yang benar bahwasanya metode
00:16:16
yang benar dalam metode empat mazhab
00:16:18
adalah melihat Hilal kalau Hilal
00:16:19
terlihat kita puasa besok kalau hilal
00:16:23
Tidak terlihat maka kita tidak puasa dan
00:16:25
kita punya kaidah alakin laul bak kita
00:16:28
sekarang masih di di bulan syakban
00:16:29
dengan penuh
00:16:30
keyakinan dan kita tidak berpindah
00:16:32
kepada bulan Ramadan kecuali ada
00:16:34
keyakinan bahwasanya sudah masuk bulan
00:16:36
Ramadan Bagaimana dengan dua keyakinan
00:16:39
terlihat Hilal Berarti besok Ramadan
00:16:42
atau menyempurnakan syakban 30 hari
00:16:44
Berarti besok Ramadan karena bulan tidak
00:16:48
lebih dari 30 hari bulan hijriah seperti
00:16:50
yang telah kita simak bersama kelompok
00:16:52
Salafi menggunakan metode rukyatul Hilal
00:16:55
Lalu bagaimana dengan organisasi nahatul
00:16:57
ulama mari sama-sama kita simak
00:16:59
pemaparan dari Ustaz marfin sudibio
00:17:02
wakil sekretaris lembaga falaqiah PBNU
00:17:06
yang dipedomani diahatur ulama kita
00:17:08
mengundalkan asas rukyah atau metode
00:17:10
rukyah yaitu metode melihat bulan
00:17:13
sebagai Hilal sebagai Sabit yang paling
00:17:16
kecil yang paling tipis yang paling muda
00:17:18
yang sudah ada di langit barat jadi yang
00:17:20
ada di langit Barat Dalam posisi yang
00:17:22
paling rendah nah ini yang dipedemani
00:17:24
oleh natul ulama karena memang alasannya
00:17:26
sangat banyak ya rasionalisasinya sangat
00:17:28
banyak dan rujukannya juga sangat banyak
00:17:30
yang paling terkenal adalah dengan
00:17:32
menggunakan hadis
00:17:35
sutihiiahu dan seterusnya Jadi
00:17:38
berpuasalah jika kita melihat Hilal dan
00:17:40
kemudian berbukalah atau beridul
00:17:42
fitrilah atau berlebaranlah jika kita
00:17:44
melihat Hilal dan kemudian jika tidak
00:17:46
terlihat maka kemudian e dalam
00:17:48
keterangan redaksional dari beberapa
00:17:50
batis itu disebutkan sebagai genap kalah
00:17:51
Menjadi 30 hari itulah mengguna
00:17:54
menjadikan dasar bagi natatul Ulama
00:17:56
untuk mengedepankan metode rukyah dalam
00:17:59
hal ini dan metode ini juga
00:18:01
menjadi sebuah hal yang dijadikan
00:18:04
rujukan utama atau jumhur ulama dari
00:18:07
para mazhab al-arbaah jadi dari empat
00:18:09
mazhab yang ada dalam ee ahlusunah Wal
00:18:13
Jamaah itu ee hampir semuanya itu
00:18:15
menyarankan metode rukyah sebagai
00:18:17
rujukan untuk penetapan awal bulan
00:18:18
hijriah baik itu dari syafi'iah baik itu
00:18:21
dari malikiyah Hanafiah maupun dari
00:18:23
Hambali memang ada beberapa pendapat
00:18:25
yang relatif ee terisolasi yang menyaran
00:18:28
kan penggunaan metode yang lain tetapi
00:18:30
secara umum itu jumhur ulama itu hanya
00:18:33
memiliki dua cara untuk menetapkan awal
00:18:35
bulan hijriah yang pertama adalah dengan
00:18:36
Meruya Hilal kemudian jika tidak
00:18:39
terlihat maka konsekuensinya adalah ee
00:18:41
diistikmal atau digenapkan menjadi 30
00:18:43
hari jadi ketika Hilal terlihat maka ee
00:18:46
malam itu juga sudah masuk ke tanggal 1
00:18:48
Hijriah yang baru dan kemudian jika
00:18:50
hilal Tidak terlihat maka kemudian
00:18:52
digenapkan bulan berjalan Jadi 30 hari
00:18:54
sehingga ee bulan berikutnya atau
00:18:57
tanggal 1 Hijriah yang baru itu baru
00:18:59
akan masuk pada esok ee harinya atau
00:19:02
pada lusa pada besok malamnya atau pada
00:19:05
lusa Pagi harinya Nah itu adalah metode
00:19:07
yang digunakan di natatul Ulama di luar
00:19:10
itu memang ada juga metode yang lain
00:19:12
yang kita kenal sebagai metode falaqiah
00:19:13
Ya kalau dalam istilah natatul ulama
00:19:15
atau dalam ee bahasa lain kita
00:19:17
menyebutnya sebagai metode hisab metode
00:19:19
hisab ini berbeda dengan metode rukyah
00:19:20
Jadi kalau metode rukyah itu
00:19:21
mengharuskan ada pengamatan ada
00:19:24
keterlihatan Hilal dan kemudian nanti
00:19:27
ada verifikasi dan seterusnya sehingga
00:19:28
akhirnya menghasilkan keputusan maka
00:19:30
dalam metode hisab ini cukup dilakukan
00:19:32
perhitungan jadi ee penggunanya tidak
00:19:36
menekankan harus ke lapangan untuk
00:19:38
melaksanakan pengamatan tapi cukup
00:19:40
melakukan perhitungan di belakang meja
00:19:42
dari perhitungan tersebut nanti
00:19:43
didapatkan posisi bulan untuk eh lokasi
00:19:46
tertentu dan kemudian nanti bergantung
00:19:49
pada Apakah menggunakan dasar kriteria
00:19:51
imkan atau tidak kriteria imkan adalah
00:19:54
kriteria yang dianjurkan oleh eh para
00:19:56
fukaha di mana standar imkan itu menjadi
00:19:59
bagian yang mutlak dalam hal penentuan
00:20:01
awal bulan hijriah Nah dari kriteria
00:20:03
imkan tertentu untuk kemudian diperoleh
00:20:05
angka tertentu dan kemudian dibandingkan
00:20:07
dengan angka hasil perhitungan Apakah
00:20:08
sudah terpenuhi atau belum jika
00:20:11
terpenuhi maka kemudian ee perhitungan
00:20:13
ini menyatakan ini sudah masuk ke ee
00:20:15
awal bulan hijriah yang baru tanpa
00:20:17
kemudian harus melaksanakan rukyah pada
00:20:19
dasarnya dua hal itu yang menjadi ee
00:20:21
pkok persoalan berbedaan tetapi kemudian
00:20:23
di bawahnya juga ada turunan-turunan
00:20:24
yang lain ya kita melihat misalnya dalam
00:20:26
sisi rukyah rukyah itu juga kemudian ada
00:20:29
syarat ee macam-macam ada yang
00:20:30
mensyaratkan harus Bil fikli Bil fikli
00:20:32
terus dengan ee menggunakan mata tanpa
00:20:35
alat bantu sama sekali penggunaan alat
00:20:37
bantu seperti teleskop justru kemudian
00:20:39
ditolak karena itu dianggap tidak sesuai
00:20:40
dengan ee ketentuan syariat kemudian ada
00:20:43
juga yang secara ee progresif itu
00:20:45
memberikan masukan atau memberikan saran
00:20:48
boleh menggunakan alat Asal itu tidak
00:20:50
menyalahi kaidah-kaidah fikih tertentu
00:20:52
misalnya seperti yang dianjurkan oleh
00:20:54
Imam Syafi'i bahwa kalau kita
00:20:55
menggunakan alat alat itu adalah yang
00:20:57
bisa menghasil hasilkan pembiasan cahaya
00:21:00
jadi cahaya yang Diteruskan oleh alat
00:21:02
tersebut bukan cahaya yang dipantulkan
00:21:04
kalau cahaya yang dipantulkan itu ee
00:21:06
pernah di ee ibaratkan oleh Imam Syafi'i
00:21:09
bahwa itu seperti kita melihat e Hilal
00:21:11
di air pada baskom dan itu tidak
00:21:13
diperkenankan Nah itu ada ada juga yang
00:21:16
berpendapat seperti itu ada juga yang
00:21:17
berpendapat boleh menggunakan kamera
00:21:20
yang dirangkai dengan ee sistem teleskop
00:21:22
tertentu yang itu nanti menghasilkan ee
00:21:24
situasi di mana hasilnya memang akan
00:21:27
lebih bagus tetapi itu tidak real tidak
00:21:29
Ril dalam artian tidak sesuai dengan
00:21:31
kondisi yang dilihat atau diamati oleh
00:21:33
mata demikian juga dalam perhitungan ini
00:21:35
ada banyak varian metodenya ada yang
00:21:37
tadi saya sebut sebagai kita menggunakan
00:21:39
kriteria imkan menggunakan kriteria
00:21:41
imkan sebagai dasar bahwa itu untuk
00:21:43
menyatakan sudah terjadi potensi untuk
00:21:45
awal bulan kriteria imkan yang paling
00:21:47
sederhana itu biasanya men menyaratkan
00:21:49
batas tinggi tertentu tapi ada juga yang
00:21:51
menghilangkan kriteria imkan sama sekali
00:21:53
jadi dengan anggapan asal sudah terjadi
00:21:55
wujud alqamar atau kita dulu menyebutnya
00:21:58
wujudul Hilal asal sudah sudah terjadi
00:22:01
wujud alqamar sudah masuk di mana bulan
00:22:04
itu ketika matahari terbenam masih ada
00:22:07
di atas ufuk maka itu kemudian dianggap
00:22:10
atau dinyatakan sebagai sudah terjadi
00:22:12
bulan hijriah yang baru kemudian ada
00:22:15
juga varian turunan yang lain dari segi
00:22:17
matlak atau ee masalah kewilayahan di
00:22:20
nadatul ulama kita berpedoman bahwa
00:22:22
matlak itu adalah matlak negara seluruh
00:22:24
Indonesia adalah satuesatuan wilayatul
00:22:26
hukmi jadi tidak ada yang ber beda di
00:22:29
seluruh bagian dari negara ini baik itu
00:22:31
di Sabang Merauke baik itu di miangas P
00:22:34
Rote gitu ya dan kemudian termasuk juga
00:22:36
di tengah-tengah seperti di Jakarta
00:22:37
ataupun nanti di IKN itu tidak ada yang
00:22:39
berbeda tapi kemudian ada juga yang
00:22:41
berpendapat bahwa matlak ini tidak hanya
00:22:43
membatasi b satu negara tetapi pada
00:22:45
beragam negara yang ada dalam satu
00:22:47
kawasan seperti misalnya di Timur Tengah
00:22:49
e banyak negara-negara timur tengah itu
00:22:51
yang merujuk ke Saudi Arabia karena
00:22:53
merasa berada pada matal yang sama atau
00:22:55
bahkan sekarang mulai berkembang
00:22:56
pandangan bahwa itu kemudian di
00:22:58
dilaksanakan secara global bahwa seluruh
00:23:00
negara seharusnya menginduk pada satu ee
00:23:02
negara tertentu saja supaya bisa meny
00:23:04
menyamakan atau menyamaratakan ee
00:23:07
pelaksanaan hari raya Idul Fitri Idul
00:23:09
Adha dan kemudian juga awal Ramadan jadi
00:23:11
ragam perbedanya s ee sangat banyak
00:23:13
akarnya itu awalnya adalah antara metode
00:23:15
hisab di satu sisi dengan metode rukyah
00:23:17
di sisi yang lain tapi turunannya itu
00:23:19
kemudian variasinya cukup banyak sekali
00:23:21
dan itu yang juga Ee Kita lihat di
00:23:22
Indonesia seperti itu ternyata kelompok
00:23:25
Salafi dan organisasi Nahdatul Ulama
00:23:27
memiliki metode yang sama sekian semoga
00:23:30
bermanfaat