NALAR Ep. 159. PEREMPUAN DALAM POLITIK DAN DEMOKRASI

00:55:04
https://www.youtube.com/watch?v=BI8XxPuOyAM

الملخص

TLDRDiskusi ini menyoroti peran penting perempuan dalam pembangunan, terutama dalam konteks politik dan kebijakan. Mbak Oki Puspa Madasari, seorang sastrawan dan sosiolog, menjelaskan bahwa partisipasi perempuan tidak hanya penting dalam aspek ekonomi tetapi juga dalam pengambilan keputusan politik. Dia menekankan bahwa tulisan dapat menjadi alat advokasi yang kuat untuk perempuan, memungkinkan mereka untuk menyuarakan pengalaman dan mempengaruhi kebijakan. Diskusi juga membahas tantangan yang dihadapi perempuan dalam sistem patriarkal dan perlunya pendidikan politik untuk meningkatkan keterwakilan perempuan. Media sosial diakui sebagai alat yang efektif untuk memperluas suara perempuan dan mendorong perubahan kebijakan yang lebih inklusif.

الوجبات الجاهزة

  • 👩‍🎓 Perempuan memiliki peran penting dalam pembangunan.
  • 📝 Tulisan dapat menjadi alat advokasi yang kuat.
  • 📢 Media sosial memperluas suara perempuan.
  • ⚖️ Keterwakilan perempuan dalam politik masih rendah.
  • 📚 Pendidikan politik diperlukan untuk memberdayakan perempuan.
  • 💪 Perempuan dapat mengubah keadaan melalui partisipasi aktif.
  • 🌍 Pentingnya perspektif gender dalam kebijakan.
  • 🤝 Masyarakat sipil harus mendukung perempuan.
  • 📈 Keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan sangat penting.
  • 🔍 Perluasan ruang politik untuk perempuan harus terus didorong.

الجدول الزمني

  • 00:00:00 - 00:05:00

    Perbincangan ini menyoroti peranan penting perempuan dalam pembangunan, bukan hanya dari segi ekonomi tetapi juga dalam politik dan pengambilan keputusan. Penekanan diberikan kepada perlunya pemahaman yang lebih mendalam tentang peranan perempuan dalam ruang politik dan demokrasi.

  • 00:05:00 - 00:10:00

    Mbak Oki Puspa Madasari, seorang sastrawan dan sosiolog, berbagi tentang pengalamannya dalam menulis dan membangun platform untuk penulis di Indonesia. Dia menekankan pentingnya tulisan sebagai alat untuk menyuarakan ketidakadilan dan memberdayakan perempuan.

  • 00:10:00 - 00:15:00

    Mbak Oki menjelaskan bahwa perlindungan terbaik bagi perempuan adalah dengan membekali mereka dengan keterampilan menulis, sehingga mereka dapat menyuarakan masalah yang dihadapi dan mempengaruhi kebijakan.

  • 00:15:00 - 00:20:00

    Kondisi perempuan di masyarakat masih terpinggirkan, baik di ranah domestik maupun publik, dengan budaya patriarkal yang menghambat partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan.

  • 00:20:00 - 00:25:00

    Mbak Oki mengungkapkan hasil riset yang menunjukkan bahwa perempuan sering kali tidak terlibat dalam pertemuan pengambilan keputusan di tingkat masyarakat, meskipun mereka adalah pihak yang paling terdampak oleh isu-isu lingkungan.

  • 00:25:00 - 00:30:00

    Meskipun ada undang-undang yang mengharuskan keterwakilan perempuan, kenyataannya keterpilihan perempuan dalam politik masih rendah, menunjukkan adanya masalah dalam sistem politik yang ada.

  • 00:30:00 - 00:35:00

    Perbincangan berlanjut ke kualitas keterwakilan perempuan dalam politik, di mana Mbak Oki menyoroti bahwa meskipun ada perempuan di posisi kekuasaan, mereka sering kali tidak memiliki kekuatan untuk mempengaruhi kebijakan.

  • 00:35:00 - 00:40:00

    Mbak Oki menekankan pentingnya perspektif kesetaraan gender dalam setiap perencanaan pembangunan, dan bahwa isu perempuan tidak boleh dianggap sebagai isu terpisah.

  • 00:40:00 - 00:45:00

    Kementerian PPPA diharapkan dapat berfungsi lebih efektif dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan mendorong partisipasi mereka dalam politik, namun saat ini kinerjanya masih diragukan.

  • 00:45:00 - 00:55:04

    Akhirnya, Mbak Oki optimis bahwa dengan adanya media sosial, perempuan dapat lebih bersuara dan terlibat dalam politik, serta pentingnya edukasi politik untuk memperkuat posisi perempuan dalam masyarakat.

اعرض المزيد

الخريطة الذهنية

فيديو أسئلة وأجوبة

  • Apa peran perempuan dalam pembangunan?

    Perempuan memiliki peran penting dalam pembangunan, tidak hanya dalam aspek ekonomi tetapi juga dalam partisipasi politik dan pengambilan keputusan.

  • Mengapa penting untuk mendalami peran perempuan di ruang politik?

    Penting untuk memahami peran perempuan di ruang politik agar dapat meningkatkan keterwakilan dan pengaruh mereka dalam pembuatan kebijakan.

  • Apa yang dilakukan Mbak Oki untuk memberdayakan perempuan?

    Mbak Oki menulis, membangun platform penulisan, dan memberikan pelatihan untuk perempuan agar dapat mengekspresikan diri dan berpartisipasi dalam advokasi.

  • Bagaimana media sosial berperan dalam pemberdayaan perempuan?

    Media sosial menjadi alat untuk perempuan bersuara dan menyebarkan narasi tentang isu-isu yang mereka hadapi.

  • Apa tantangan yang dihadapi perempuan dalam politik?

    Tantangan termasuk budaya patriarkal, kurangnya akses ke ruang publik, dan rendahnya keterwakilan dalam pengambilan keputusan.

  • Apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keterwakilan perempuan?

    Perlu ada pendidikan politik, advokasi, dan dukungan untuk perempuan agar dapat berpartisipasi lebih aktif dalam politik.

  • Apa yang dimaksud dengan mainstreaming gender dalam kebijakan?

    Mainstreaming gender berarti mengintegrasikan perspektif gender dalam semua aspek perencanaan dan pelaksanaan kebijakan.

  • Mengapa penting untuk memiliki kebijakan yang berpihak pada perempuan?

    Kebijakan yang berpihak pada perempuan penting untuk memastikan bahwa kebutuhan dan hak perempuan diakui dan dipenuhi.

  • Apa yang bisa dilakukan masyarakat sipil untuk mendukung perempuan?

    Masyarakat sipil dapat melakukan edukasi, advokasi, dan menciptakan ruang bagi perempuan untuk bersuara dan berpartisipasi.

  • Bagaimana cara perempuan dapat mengubah keadaan melalui tulisan?

    Tulisan dapat menjadi alat untuk menyuarakan pengalaman, mengadvokasi perubahan, dan mempengaruhi kebijakan.

عرض المزيد من ملخصات الفيديو

احصل على وصول فوري إلى ملخصات فيديو YouTube المجانية المدعومة بالذكاء الاصطناعي!
الترجمات
id
التمرير التلقائي:
  • 00:00:00
    [Musik]
  • 00:00:03
    [Tepuk tangan]
  • 00:00:06
    [Musik]
  • 00:00:08
    saudara-saudara perempuan punya peran
  • 00:00:11
    penting dalam pembangunan teori bilang
  • 00:00:14
    begitu dan juga di dalam banyak praktik
  • 00:00:17
    pembangunan kita tahu dari media dari
  • 00:00:20
    berbagai kanal pengetahuan tentang peran
  • 00:00:23
    perempuan tersebut tetapi ada satu hal
  • 00:00:26
    yang barangkali perlu ditelisik lebih
  • 00:00:29
    Keti kita bicara peran perempuan di
  • 00:00:32
    dalam pembangunan sebenarnya peran
  • 00:00:34
    Seperti apa dan pembangunan yang seperti
  • 00:00:38
    apa salah satu aspek dari pembangunan
  • 00:00:41
    bukan hanya terkait soal Ekonomi bukan
  • 00:00:45
    hanya terkait soal kesejahteraan tetapi
  • 00:00:47
    pembangunan secara keseluruhan
  • 00:00:50
    menyangkut kemampuan kapasitas warga
  • 00:00:53
    negara tidak hanya untuk memenuhi
  • 00:00:56
    kebutuhannya dalam bidang ekonomi tetapi
  • 00:00:58
    juga partis i dalam kehidupan politik
  • 00:01:02
    partisipasi di dalam ee membuat
  • 00:01:05
    keputusan tentang masa depannya sendiri
  • 00:01:09
    nah topik ini penting untuk didalami
  • 00:01:13
    topik ini penting untuk dipahami
  • 00:01:15
    Khususnya ketika kita melihat secara
  • 00:01:18
    lebih mendalam peran perempuan di dalam
  • 00:01:22
    ruang politik ruang demokrasi ruang
  • 00:01:25
    pengambilan keputusan dan pembuatan
  • 00:01:27
    kebijakan
  • 00:01:30
    Untuk itu kita akan menelisi lebih dalam
  • 00:01:32
    akan
  • 00:01:33
    berbincang-bincang dengan tamu kita pada
  • 00:01:37
    hari ini di dalam Nalar toks Dia adalah
  • 00:01:40
    seorang sastrawan seorang sosiolog
  • 00:01:43
    karya-karyanya sudah banyak
  • 00:01:46
    beredar dengan mbak Oki Puspa madasari
  • 00:01:50
    Mbak Oki ini e nanti beliau akan cerita
  • 00:01:53
    sendiri tetapi Mbak Oki ini saya
  • 00:01:55
    mengenal eh ketika kami sama-sama aktif
  • 00:01:58
    terlibat di dalam beberapa ruang sosial
  • 00:02:00
    dan politik dan saya berpikir
  • 00:02:03
    eh pertemuan atau perbincangan dengan
  • 00:02:06
    mbak Oki Saya berharap bisa memperluas
  • 00:02:10
    perspektif kita memperdalam eh cara kita
  • 00:02:13
    berpikir Ketika kita melihat perempuan
  • 00:02:15
    di dalam ruang politik itu Hatur nuwun
  • 00:02:19
    Mbak Oki Selamat pagi selamat pagi Mas
  • 00:02:21
    Yan eh terima kasih loh mbak memenuhi eh
  • 00:02:24
    undangan untuk ngobrol jadi di Nalar ini
  • 00:02:27
    memang Kami mencoba mengangkat
  • 00:02:29
    topik-topik yang mungkin lebih spesifik
  • 00:02:32
    eh dan kadang-kadang tidak populer
  • 00:02:35
    enggak seksi gitu mbak untuk diangkat
  • 00:02:36
    tetapi Kami memang mengutamakan
  • 00:02:38
    kedalaman gu ya mbak ya nah eh seperti
  • 00:02:41
    tadi saya sampaikan Saya melihat kiprah
  • 00:02:44
    Mbak Oki selama ini eh sebagai sosiolog
  • 00:02:47
    sebagai sastrawan novelnya sudah banyak
  • 00:02:50
    ya ceritanya sudah banyak itu mbak ya Eh
  • 00:02:52
    mungkin bisa cerita Mbak dan
  • 00:02:55
    menyampaikan kepada teman-teman sekalian
  • 00:02:57
    mungkin bisa diawali dari yang dilakukan
  • 00:02:59
    bukan sekarang apa tapi nanti kita
  • 00:03:01
    pelan-pelan kita akan mencoba melihat ee
  • 00:03:04
    dan mendalami peran perempuan itu Mbak
  • 00:03:05
    di politik tapi mungkin bisa cerita dulu
  • 00:03:07
    mbak sekarang ini Mbak I ngapain itu I
  • 00:03:10
    saya penulis jadi saya terus nulis nulis
  • 00:03:13
    sastra dalam berbagai bentuknya novel
  • 00:03:15
    cerita pendek puisi karena saya percaya
  • 00:03:18
    S puisi juga kadang-kadang gitu jadi ee
  • 00:03:22
    sastra itu punya kekuatan dalam
  • 00:03:24
    menyentuh kesadaran orang langsung
  • 00:03:27
    menyentuh menggelitik menggelisahkan
  • 00:03:30
    gitu jadi karena saya percaya kekuatan
  • 00:03:32
    sastra seperti itu saya terus nulis
  • 00:03:34
    karya sastra selain itu saya nulis kolom
  • 00:03:36
    di media massa karena saya juga tahu itu
  • 00:03:38
    punya pembaca tersendiri kekuatannya
  • 00:03:41
    lain itu juga dibaca luas oleh
  • 00:03:43
    masyarakat nah selain itu saya juga
  • 00:03:46
    membangun platform yang memberi ruang
  • 00:03:48
    pada penulis-penulis di seluruh
  • 00:03:50
    Indonesia lewat omong-omong media
  • 00:03:52
    omong-omong.com itu kita sudah punya
  • 00:03:54
    ribuan penulis di seluruh Indonesia dan
  • 00:03:57
    kalau bicara tentang perempuan
  • 00:03:58
    spesifiknya ada satu case misalnya ada
  • 00:04:01
    satu penulis saya bantu dengan ikut
  • 00:04:04
    training menulis saya lalu akhirnya
  • 00:04:07
    menerbitkan tulisannya diomong-omong dan
  • 00:04:09
    itu tulisannya tentang kesaksian
  • 00:04:12
    Bagaimana pesantren sidqiah di Jombang
  • 00:04:16
    itu melakukan kekerasan seksual namanya
  • 00:04:19
    Ayu mas Ayu dia menjadi saksi atas itu
  • 00:04:21
    dan dia membukanya lewat publikasi
  • 00:04:23
    tulisan diomong-omong saya bantu itu
  • 00:04:25
    sebarkan saya bantu ee advokasi dan
  • 00:04:28
    sebagainya dan akhirnya ya gimana
  • 00:04:30
    akhirnya setelah bertahun-tahun mandek
  • 00:04:32
    he anak pemilik pelaku dari itu namanya
  • 00:04:35
    beci sekarang di penjara Oh jadi ini
  • 00:04:37
    menunjukkan betapa powerful kekuatan
  • 00:04:40
    sebuah tulisanul betapa pentingnya
  • 00:04:43
    platform ke penulisan dan juga betapa
  • 00:04:46
    diperlukannya kesempatan membuka akses
  • 00:04:49
    buat perempuan-perempuan buat kelompok
  • 00:04:51
    rentan buat siapun untuk bisa menulis
  • 00:04:54
    dan bisa menerbitkan tulisannya jadi itu
  • 00:04:57
    yang sedang saya lakukan sekarang kalau
  • 00:04:59
    a perempuan partisipasi pemilu dan
  • 00:05:01
    sebagainya kita juga akan bicara tentang
  • 00:05:03
    protection pada perempuan Ben nah
  • 00:05:05
    protection pada perempuan itu yang
  • 00:05:07
    paling baik menurut saya adalah
  • 00:05:09
    membekali dengan skill kemampuan nulis
  • 00:05:11
    Jadi kalau mereka nanti mengalami
  • 00:05:14
    ketidakadilan mereka mengalami ee
  • 00:05:17
    masalah mereka bisa menuliskan dan kita
  • 00:05:20
    bisa membantu agar itu terdengar dan
  • 00:05:22
    akhirnya bisa mempengaruhi kebijakan nah
  • 00:05:25
    itu yang sedang saya lakukan sekarang
  • 00:05:27
    jadi Artinya mbak melakukan proses ASI
  • 00:05:30
    sebenarnya lewat tulisan lewat tulisan
  • 00:05:31
    edukasi edukasi advokasi jadi kita kita
  • 00:05:35
    Didik agar tidak hanya perempuan tapi
  • 00:05:38
    spesifik untuk perempuan kita bisa lihat
  • 00:05:40
    Bagaimana perempuan yang mungkin selama
  • 00:05:41
    ini dipaksa untuk menyimpan masalahnya
  • 00:05:44
    dipaksa untuk diam karena tidak punya
  • 00:05:46
    akses karena dibentuk untuk tidak
  • 00:05:48
    terbiasa bicara akhirnya punya
  • 00:05:51
    kesempatan untuk menuliskannya Dan
  • 00:05:53
    ketika mereka jadi berdaya powerful ya
  • 00:05:56
    mbak ya powerful dan dia bisa mengubah
  • 00:05:58
    keadaan jadi eh kasus siddiqiah
  • 00:06:01
    pesantren siddiqiah di Jombang dengan eh
  • 00:06:04
    aktor agensi yang namanya Masayu ini ini
  • 00:06:07
    menjadi bukti nyata bahwa ketika seorang
  • 00:06:11
    perempuan dia punya keberanian untuk
  • 00:06:13
    bersuara dia punya kemampuan punya akses
  • 00:06:16
    ternyata dia bisa membongkar kasus itu
  • 00:06:18
    dan Kasus yang di mana-mana kan pemilik
  • 00:06:21
    Pesantren biasanya orang-orang yang
  • 00:06:22
    punya privilege tidak tersentuh hukum
  • 00:06:24
    dan sebagainya akhirnya dengan desakan
  • 00:06:26
    massa dengan public pressure bisa
  • 00:06:28
    dipenjara B Heh Mbak kalau kita melihat
  • 00:06:31
    ke belakang sedikit ya mbak ya kondisi
  • 00:06:33
    perempuan kita yang semacam ini artinya
  • 00:06:36
    semacam ini tu
  • 00:06:37
    Ee tidak punya ruang ekspresi ee
  • 00:06:41
    Tertinggal baik di ranah domestik maupun
  • 00:06:44
    di luar ini selain faktor kalau Saya
  • 00:06:49
    menuduh duluan ya Mak budaya gitu ya
  • 00:06:50
    yang sangat sangat patriarkal gitu Mak
  • 00:06:53
    ya Apakah Mbak Oki melihat bahwa budaya
  • 00:06:57
    yang patriarkal ini juga muncul dalam
  • 00:06:59
    bentuk tertulis atau enggak tertulis
  • 00:07:01
    kebijakan gitu ya mbak ya akhirnya ya
  • 00:07:04
    makin meminggirkan mereka tanpa sadar
  • 00:07:06
    meskipun kita punya Kementerian PPPA ya
  • 00:07:08
    tetapi Mbak ingatnya gimana Pak Ya
  • 00:07:10
    sebelum sampai di kebijakan nasional
  • 00:07:12
    kalau kita bicara tentang partisipasi
  • 00:07:14
    perempuan dalam sebuah pengambilan
  • 00:07:17
    keputusan Kebetulan saya sudah melakukan
  • 00:07:20
    riset dan sudah mempublikasikan riset
  • 00:07:22
    ini juga bersama waktu itu ignn art
  • 00:07:24
    journalism Network Nah kita melihat
  • 00:07:27
    bagaimana partisipasi perempuan dalam
  • 00:07:29
    isu is lingkungan dalam isu ee krisis
  • 00:07:32
    lingkungan selama ini nah di beberapa
  • 00:07:34
    daerah itu betul-betul kalau ada
  • 00:07:37
    pertemuan gitu kan ada ada pertemuan
  • 00:07:40
    tingkat RT lah perempuan itu enggak
  • 00:07:42
    pernah ada dalam diskusi itu perempuan
  • 00:07:46
    enggak pernah ikut dalam pengambilkan
  • 00:07:48
    keputusan di level terendah masyarakat
  • 00:07:50
    pun enggak ada enggak ada dan itu
  • 00:07:52
    betul-betul RT betul ya di di
  • 00:07:55
    bapak-bapak RT pak RT jadi betul-betul
  • 00:07:58
    perempuan ya hanya membantu di belakang
  • 00:08:01
    dapur partisipasinya lalu ee menyiapkan
  • 00:08:05
    minum Nah itu itu betul-betul data yang
  • 00:08:07
    kita Kumpulkan data yang kita temui di
  • 00:08:08
    daerah seperti itu jadi di sampai di
  • 00:08:11
    level paling kecil perempuan memang
  • 00:08:14
    tidak punya kesempatan untuk bicara
  • 00:08:16
    Padahal kalau kita bicara misalnya dalam
  • 00:08:18
    konteks penelitian saya kemarin kan
  • 00:08:19
    tentang lingkungan itu kan yang paling
  • 00:08:21
    terdampak perempuannya paling terdampak
  • 00:08:24
    ibu-ibunya tapi mereka enggak ada gitu
  • 00:08:26
    nah faktor-faktornya adalah pertama
  • 00:08:28
    memang
  • 00:08:30
    sistemnya dari turun terurun itu
  • 00:08:32
    dilestarikan kalau rapat memang itu
  • 00:08:35
    ruangnya bapak-bapak gitu Jadi tidak
  • 00:08:38
    tertulis itu bukan Aturan tertulis tapi
  • 00:08:40
    itu sebuah norma yang
  • 00:08:43
    terlembaga sampai sekarang pun di daerah
  • 00:08:46
    misalnya di Jogja sini gitu itu saya
  • 00:08:48
    pikir juga masih Kamen kalau pertemuan
  • 00:08:50
    yang sifatnya pertemuan RT yang menjadi
  • 00:08:53
    perwakilan rumah itu pasti bapak-bapak
  • 00:08:55
    Nah nanti kalau perempuannya kan nanti
  • 00:08:57
    acara yang lain tuh pengaji gitu
  • 00:09:00
    misalnya nah tapi kalau sifatnya
  • 00:09:02
    pengambilan keputusan itu laki-laki dan
  • 00:09:04
    itu yang terjadi Nah kalau kita ambil
  • 00:09:06
    lagi ke yang lebih tingkatnya lebih
  • 00:09:09
    besar sampai ke level nasional ya kita
  • 00:09:12
    bisa melihat memang Walaupun ada upaya
  • 00:09:16
    afirmasi misalnya kemarin ada ada kita
  • 00:09:19
    punya undang-undang yang mewajibkan
  • 00:09:21
    keterwakilan perempuan 30% He tapi kita
  • 00:09:24
    lihat kan
  • 00:09:26
    keterpilihannya nanti tetap rendah tetap
  • 00:09:28
    tidak sebanyak itu itu keterpilihan
  • 00:09:30
    perempuan di pemilu legislatif kemarin
  • 00:09:33
    itu 22% he sementara seharusnya yang
  • 00:09:36
    kita inginkan keterwakilan perempulan
  • 00:09:39
    itu kan 30% ya jadi banyak partai juga
  • 00:09:42
    melihat yang penting nama mereka sudah
  • 00:09:45
    ada di dalam list pilihan kertas suara
  • 00:09:48
    tapi soal keterpilihan ya bukan urusan
  • 00:09:51
    partai politik lagi Nah akhirnya dengan
  • 00:09:56
    22% perempuan di DPR sekarang baru
  • 00:10:00
    kemudian kita akan bicara soal kualitas
  • 00:10:02
    baru kita akan bicara Bagaimana ee
  • 00:10:05
    dampak dari keberadaan perempuan itu
  • 00:10:07
    kalau dari sisi number jelas belum
  • 00:10:09
    mencukupi kan Iya karena bahkan dari
  • 00:10:11
    sisi angka saja enggak sampai Apalagi
  • 00:10:14
    kita ngomong kualitas I EE benar sekali
  • 00:10:17
    Mbak Nah dalam situasi seperti ini ya Ee
  • 00:10:20
    Mbak Oki kalau kita
  • 00:10:24
    ee mau melihat lebih dalam sedikit
  • 00:10:26
    apakah ini soal
  • 00:10:29
    apa ya memang kinerja politik itu kayak
  • 00:10:32
    gitu logika dari kinerja politik itu
  • 00:10:34
    begitu Apakah power itu memang maskulin
  • 00:10:38
    Mbak ya
  • 00:10:40
    apa Jadi ini kan beran dengan cara
  • 00:10:43
    berpikir juga ya mbak ya tapi
  • 00:10:45
    ee karena Ketika kita melihat perempuan
  • 00:10:48
    di ruang politik dan politik itu di situ
  • 00:10:51
    banyak sekali orang bicara mengenai
  • 00:10:53
    Power play dan kemudian orang melihat
  • 00:10:54
    bahwa perempuan itu Adah the powerless
  • 00:10:57
    gitu orang seperti melihat logika ya
  • 00:10:59
    karena itu wajarlah enggak ada perempuan
  • 00:11:00
    di situ kecuali perempuannya sangat
  • 00:11:02
    powerful misalnya kayak gitu I EE Alpha
  • 00:11:05
    Femil misalnya kayak gitu mbak Oki
  • 00:11:07
    melihatnya Gimana Mbak logika bengkok
  • 00:11:10
    seperti ini itu gimana Iya saat ini
  • 00:11:12
    kalau kita bicara kondisi saat ini Power
  • 00:11:14
    kekuasaan yang ada dalam masyarakat kita
  • 00:11:16
    memang sangat maskulin sangat maskulin
  • 00:11:18
    tapi sesungguhnya di masa lalu kita bisa
  • 00:11:20
    lihat sebenarnya kan di nusantara sini
  • 00:11:23
    aja kita punya banyak pemimpin-pemimpin
  • 00:11:26
    kerajaan perempuan yang itu juga punya
  • 00:11:30
    kekuatan kapabilitas yang tidak kalah
  • 00:11:32
    dengan laki-laki di Aceh kerajaan Aceh
  • 00:11:35
    itu pemimpinnya perempuan-perempuan ee
  • 00:11:37
    bagus semua juga Majapahit pun besar di
  • 00:11:40
    bawah Tribuana tungg Dewi dan itu
  • 00:11:43
    perempuan juga gitu jadi secara tradisi
  • 00:11:46
    Kita
  • 00:11:46
    sebenarnya tidak asing dengan
  • 00:11:48
    kepemimpinan perempuan tapi kita lihat
  • 00:11:51
    juga modernitas ee ketika kemudian pasca
  • 00:11:55
    kolonialisme lalu kita dibentuk dengan
  • 00:11:58
    sistem tertentu dan dan itu memang
  • 00:12:00
    sangat male dominated dan rep kita
  • 00:12:04
    bicara bahwa perempuan harus dimunculkan
  • 00:12:07
    di ruang publik itu bukan sebuah isu
  • 00:12:09
    yang dianggap prioritas atau keberadaan
  • 00:12:12
    perempuan itu bukan sesuatu yang
  • 00:12:14
    penting-penting amat untuk dibicarakan
  • 00:12:16
    maka ini dianggap sebuah proses
  • 00:12:18
    keberadaan yang natural aja bahwa
  • 00:12:20
    misalnya gini eh ketika perempuan
  • 00:12:24
    Katanya sudah dibieli diberi
  • 00:12:25
    keterwakilan 30% kuotanya lalu yang
  • 00:12:28
    terpilih ternyata kita tidak memenuhi
  • 00:12:29
    itu lalu orang akan berkilah bahwa itu
  • 00:12:32
    kan pilihan rakyat jadi kita tidak bisa
  • 00:12:34
    melakukan apa-apa Padahal di balik
  • 00:12:36
    pilihan rakyat itu kemudian kita akan
  • 00:12:40
    bicara lalu posisi perempuan sendiri
  • 00:12:43
    kemarin Bagaimana apakah dia ditempatkan
  • 00:12:46
    di nomor yang memungkinkan dia untuk
  • 00:12:48
    mudah terpilih nomor satu misalnya nomor
  • 00:12:50
    urut satu nomor urut yang bisa langsung
  • 00:12:54
    dikenali orangul lalu juga bagaimana
  • 00:12:56
    dukungan dengan partai terhadap
  • 00:12:59
    si perempuan itu bagaimana dia
  • 00:13:01
    mempromosikan perempuan itu bagaimana
  • 00:13:03
    dia memberi kesempatan perempuan masuk
  • 00:13:05
    dalam kepengurusan sehingga bisa lebih
  • 00:13:08
    banyak dikenal publik kan tidak ada jadi
  • 00:13:10
    memang ada ee ada cara pandang di dalam
  • 00:13:15
    power yang sangat maskulin ini di
  • 00:13:18
    politik yang
  • 00:13:20
    didominasi cara pandang maskulin ini
  • 00:13:23
    bahwa bicara tentang Keterlibatan
  • 00:13:26
    perempuan atau representasi perempuan
  • 00:13:28
    itu bukan prioritas itu bukan hal yang
  • 00:13:31
    penting-penting amat itu bukan hal yang
  • 00:13:33
    penting-penting amat karena pritas ya ya
  • 00:13:36
    buat apa gitu Nah kalau ditarik ke yang
  • 00:13:39
    lebih nyata lagi gitu
  • 00:13:41
    kan Pak Prabowo baru meresmikan kabinet
  • 00:13:45
    merah putih Iya nah wah itu dikit banget
  • 00:13:47
    Mbak menteri perempuan Iya kan dikit
  • 00:13:49
    banget turun daripada yang kabinet yang
  • 00:13:52
    sebelumnya juga kan gitu Kalau saya
  • 00:13:55
    itung cuma 13% 13% 13% nah heeh kita
  • 00:13:59
    kalau kita bicara kabinet Pak Prabowo ya
  • 00:14:01
    kita tahu problemnya bukan cuma
  • 00:14:03
    keterwakilan perempuan tapi banyak
  • 00:14:05
    problem yang lain tapi bagaimana
  • 00:14:06
    kemudian di tengah pertama ini kabinet
  • 00:14:10
    yang cukup besar Iya kabinet yang Saya
  • 00:14:12
    bahkan bilang ini obesitas gitu segedar
  • 00:14:15
    gemuk jadi ini kabinet yang cukup besar
  • 00:14:16
    di tengah komposisi kabinet yang sebesar
  • 00:14:18
    itu ternyata perempuannya hanya 13%
  • 00:14:21
    semakin turun Nah jadi dalam menyusun
  • 00:14:24
    itu pun tidak ada perspektif kesetaraan
  • 00:14:26
    gender di situ atau perspektif bahwa
  • 00:14:29
    perlu lebih banyak menteri perempuan
  • 00:14:32
    agar bisa mengintervensi kebijakan yang
  • 00:14:34
    lebih ramah jender enggak ada kesadaran
  • 00:14:36
    seperti itu kan nah Mbak okim lielhat
  • 00:14:38
    PPPA gimana dong fungsinya Kementerian
  • 00:14:41
    PPPA itu gimana PPPA ini kan seharusnya
  • 00:14:44
    gitu ya PPPA ini sesuatu yang memang bar
  • 00:14:48
    minimum bahwa memang harus ada bahwa
  • 00:14:51
    bahwa memang harus ada menteri PPPA
  • 00:14:53
    dalam setiap kabinet tapi kemudian kita
  • 00:14:55
    akan bicara nanti perannya PPPA itu
  • 00:14:58
    bagaimana program-programnya Bagaimana
  • 00:15:00
    gitu kita membutuhkan Kementerian PPPA
  • 00:15:03
    yang bisa melihat permasalahan
  • 00:15:05
    ketimpangan dan ketidakadilan jeder ini
  • 00:15:07
    dengan lebih progresif dengan lebih
  • 00:15:10
    komprehensif kalau kita bicara kekerasan
  • 00:15:12
    pada perempuan gitu jangan lagi bicara
  • 00:15:15
    case per case Oh ada kekerasan itu lalu
  • 00:15:17
    dikomentari tapi bagaimana kita kemudian
  • 00:15:20
    memperjuangkan ada konstruksi kebijakan
  • 00:15:22
    yang memang bisa mencegah itu lalu kita
  • 00:15:25
    juga PPA PPPA kan juga pemberdayaan dan
  • 00:15:29
    perlindungan ya Iya kata pemberdayaan
  • 00:15:31
    itu artinya apa mendorong partisipasi
  • 00:15:33
    perempuan di ruang politik itu juga
  • 00:15:35
    bagian dari tugas pppaa tapi ya di titik
  • 00:15:39
    ini kita belum melihat
  • 00:15:42
    ee kinerja yang cukup menggembirakan
  • 00:15:44
    dari Menteri PPPA dan EE tapi bukan
  • 00:15:48
    berarti kemudian Kementerian ini harus
  • 00:15:51
    di hampus justru justru sekarang
  • 00:15:53
    waktunya untuk memperkuat itu gitu he he
  • 00:15:57
    Mak yang tadi Mbak oke sampaikan itu
  • 00:15:59
    menurut saya
  • 00:16:01
    eh cukup menohok ya mbak ya artinya
  • 00:16:04
    bahkan Dik kebijakan pun ini enggak ada
  • 00:16:06
    yang memainstreamkan itu betul banget
  • 00:16:08
    Mbak
  • 00:16:09
    Eh Kebetulan saya sedikit mendalami
  • 00:16:11
    isu-isu pembangunan berkelanjutan itu
  • 00:16:14
    sekarang ini misalnya Mbak kalau
  • 00:16:16
    membangun itu harus ada perspektif
  • 00:16:17
    bencana ya kan jadi kalau membangun itu
  • 00:16:19
    kalau ada apa-apa coba diperhitungkan
  • 00:16:21
    itu kan atau perspektif disabilitas gitu
  • 00:16:24
    ya tetapi justru mainstreaming isu
  • 00:16:27
    perempuan dan gender itu tidak pernah
  • 00:16:29
    eksplisit dimunculkan Iya jadi gini Mas
  • 00:16:32
    Jan salah satu problem kalau bicara
  • 00:16:33
    tentang isu perempuan dan gender
  • 00:16:36
    disangkan isu perempuan dan gender itu
  • 00:16:38
    memang hanya untuk perempuan ini kan
  • 00:16:39
    salah kprah salah besar itu ya jadi saya
  • 00:16:42
    orang yang percaya bahwa perspektif
  • 00:16:44
    kesetaraan gender perspektif feminis itu
  • 00:16:47
    harus dipakai dalam setiap perencanaan
  • 00:16:51
    pembangunan setuju harus dipakai dalam
  • 00:16:54
    setiap berbagai bentuk profesi I harus
  • 00:16:58
    di miliki dan dipahami oleh siapapun
  • 00:17:00
    apapun latar belakangnya apalagi kalau
  • 00:17:02
    anda adalah seorang pengambil kebijakan
  • 00:17:04
    seorang po perspektif feminis tadi juga
  • 00:17:06
    harus masuk ke dalam Policy making
  • 00:17:07
    harusnya betul nah jadi saya mau memberi
  • 00:17:10
    ilustrasi sedikit kalau kita bicara
  • 00:17:13
    Pemilu he perempuan tiba-tiba selalu
  • 00:17:16
    disebut-sebut gitu kan kelompok
  • 00:17:17
    perempuan ibu-ibu nanti pilih nomor ini
  • 00:17:20
    ini ibu-ibu ini harus begini begini
  • 00:17:22
    begini jadi perempuan di sini
  • 00:17:24
    betul-betul menjadi target suara menjadi
  • 00:17:27
    ceruk suara yang ingin di ee rangkul
  • 00:17:30
    yang ingin betul-betul
  • 00:17:32
    dikapitalisasi tapi kalau kita bicara
  • 00:17:34
    program apakah betul-betul program yang
  • 00:17:37
    ditawarkan itu memahami persoalan
  • 00:17:41
    perempuan punya perspektif keadilan
  • 00:17:44
    gender atau hanya gimik semata kita ini
  • 00:17:46
    bicara dalam konteks kebijakan publik ya
  • 00:17:48
    Mas y Enggak bukan politik praktisnya
  • 00:17:51
    ketika bicara tentang makan siang gratis
  • 00:17:53
    lalu dikaitkan dengan stunting gitu kan
  • 00:17:56
    katanya makan siang gratis bisa
  • 00:17:58
    mengatasi stunting buat orang yang
  • 00:18:01
    betul-betul paham gitu kan apa itu
  • 00:18:04
    stunting dan bisa melihatnya dari
  • 00:18:07
    perspektif
  • 00:18:08
    keadilan gender dari perspektif yang
  • 00:18:11
    dibutuhkan oleh perempuan jelas salah
  • 00:18:13
    kan salah Mbak menyelesaikan stunting
  • 00:18:16
    dengan maktistis pas Sal stunting itu
  • 00:18:19
    kan harus di atasi dari sejak seseorang
  • 00:18:23
    hamil bayi dalam kandungan lalu
  • 00:18:26
    Bagaimana proses ibubu hamil hingga
  • 00:18:29
    akhirnya melahirkan menyusui dan
  • 00:18:31
    sebagainya Itu didampingi kebutuhan
  • 00:18:32
    gizinya dan sebagainya nah ketika
  • 00:18:35
    dibilang bahwa makan siang gratis
  • 00:18:37
    mengatasi itu ini betul-betul
  • 00:18:39
    pengingkaran atas pengetahuan perempuan
  • 00:18:42
    perempuan-perempuan justru dibodohi dan
  • 00:18:45
    hanya sekedar mau dijadikan pasar target
  • 00:18:48
    suara saja lalu sekarang ada kebijakan
  • 00:18:51
    lain misalnya bagi-bagi susu susu
  • 00:18:53
    kemasan H susu kemasan itu tuh
  • 00:18:57
    jelas-jelas kalau kita baca tentang
  • 00:18:59
    nutrisi dan sebagainya susu kemasan itu
  • 00:19:02
    sesuatu yang tidak mutlak dibutuhkan
  • 00:19:04
    dalam tubuh kembang seorang anak gitu
  • 00:19:06
    Yang ada malah kandungan sugarnya tinggi
  • 00:19:09
    gulanya tinggi tinggi Bang stunting
  • 00:19:12
    tidak teratasi perbaikan gizi tidak
  • 00:19:14
    diatasi malah diabetes ada nah ini kan
  • 00:19:17
    betul-betul contoh Bagaimana kebijakan
  • 00:19:19
    yang tidak paham gitu realita dalam
  • 00:19:22
    lapangan tidak paham sebetulnya Apa yang
  • 00:19:24
    dibutuhkan oleh para perempuan para ibu
  • 00:19:28
    para ee orang tua yang sedang merawat
  • 00:19:31
    anak apa sebenarnya yang mereka butuhkan
  • 00:19:33
    tapi mereka hanya politisi hanya
  • 00:19:35
    menjadikan perempuan sebagai gimik
  • 00:19:38
    Matata Nah kalau kita bicara tentang
  • 00:19:40
    bagaimana agar kebutuhan perempuan
  • 00:19:43
    tentang gizi terpenuhi dan sebagainya
  • 00:19:45
    kebijakannya harus sesuatu yang sifatnya
  • 00:19:47
    mengakar dong misalnya buka akses pangan
  • 00:19:51
    yang murah Kenapa harga daging harga
  • 00:19:54
    daging di Indonesia itu relatif tinggi
  • 00:19:55
    loh dibandingin dengan saya di singap
  • 00:19:58
    betul betul lihatat Kalau enggak salah
  • 00:20:00
    kita di Asia Tenggara memang satu di
  • 00:20:01
    yang paling tinggi Mbak Har I itu jadi
  • 00:20:04
    kalau mau bicara tentang kebijakan yang
  • 00:20:06
    pro kebutuhan perempuan Pro kebutuhan
  • 00:20:08
    ibu-ibu kita selesaikan yang sifatnya
  • 00:20:11
    akar masalahnya buka akses terhadap
  • 00:20:14
    bahan pangan berkualitas yang murah di
  • 00:20:17
    seluruh daerah tidak perlu repot-repot
  • 00:20:19
    sekedar menyodorkan makan siang gratis
  • 00:20:21
    apalagi bagi-bagi susu gratis nah ini
  • 00:20:23
    contohctoh bagaimana perempuan hanya
  • 00:20:26
    sekedar dijadikan ee target pasar
  • 00:20:30
    dijadikan gimik tapi sesungguhnya tidak
  • 00:20:33
    betul-betul dipahami apa kebutuhannya
  • 00:20:36
    artinya berden yang dihadapi perempuan
  • 00:20:38
    itu
  • 00:20:40
    eh dimensinya banyak ya Mbak ya satu
  • 00:20:43
    sisi tadi kita sudah bicara tadi kan di
  • 00:20:46
    sisi politik seperti itu di sisi
  • 00:20:48
    kebijakan saya tadi sempat cerita juga
  • 00:20:51
    di dalam e perspektif pembangunan
  • 00:20:53
    berkelanjutan saya tambahan satu Mbak ee
  • 00:20:55
    Kebetulan saya Barua ngobrol sama
  • 00:20:57
    teman-teman dari ee yang aktif dig
  • 00:20:58
    gerakan perubahan
  • 00:21:00
    iklim korban Mbak yang paling Vulnerable
  • 00:21:03
    dari perubahan iklim nanti Mbak kalau
  • 00:21:05
    ada krisis itu perempuan dan anak jadi
  • 00:21:07
    burdennya itu dobel-dobel ya di domestik
  • 00:21:10
    seperti itu apa urusan dan EE bebannya
  • 00:21:14
    ee di kebijakan dia tidak menjadi
  • 00:21:16
    prioritas secara politik cuma jadi
  • 00:21:18
    legitimasi tapi kalau ada apa-apa yang
  • 00:21:21
    nanggung beban mereka betul betul nah
  • 00:21:24
    itu itu itu fakta ya bahwa kalau ada
  • 00:21:26
    bencana kalau ada he krisis iklim itu
  • 00:21:29
    perempuan yang akan menanggung beban
  • 00:21:31
    gandanya tapi kemudian di satu sisi yang
  • 00:21:34
    juga harus kita bicarakan di sini adalah
  • 00:21:36
    potensi kekuatan perempuan ya Ee saya
  • 00:21:39
    kemarin baru pulang dari Medan Sumatera
  • 00:21:41
    Utara dan di Medan itu ada namanya Inang
  • 00:21:45
    parenggerengge ini sebuah fenomena
  • 00:21:47
    sosial dan fenomena kultural yang sangat
  • 00:21:50
    menarik untuk dipelajari jadi di bagian
  • 00:21:52
    Tapanuli Selatan perempuan-perempuan itu
  • 00:21:55
    Bangun dini hari naik ap pergi dari satu
  • 00:22:00
    pasar ke pasar lain untuk berjualan Jadi
  • 00:22:03
    mereka menjadi sebenarnya penopang
  • 00:22:06
    ekonomi keluarga ini perempuan jadi
  • 00:22:08
    Inang parengge-rengge ini sebutan untuk
  • 00:22:11
    perempuan-perempuan pedagang di Tapanuli
  • 00:22:13
    Selatan yang mereka berjualan dengan
  • 00:22:15
    cara mencari pasar mana yang dibuka Dan
  • 00:22:17
    itu enggak cuma satu jadi ini
  • 00:22:19
    benar-benar fenomena dia nyari pasar
  • 00:22:21
    yang sedang buka pasar sedang buka dan
  • 00:22:23
    ini bukan cuma satu orang perempuan tapi
  • 00:22:26
    perempuan seperti ini banyak makanya
  • 00:22:27
    tadi saya bilang ini sebuah fenomena
  • 00:22:28
    kultural dan sosial yang menarik di sini
  • 00:22:31
    terlihat perempuan-perempuan yang punya
  • 00:22:34
    ketangguhan
  • 00:22:36
    mereka penopang ekonomi keluarga
  • 00:22:39
    walaupun kemudian nanti peran Mereka pun
  • 00:22:41
    dikecilkan kan mereka sudah menopang
  • 00:22:43
    ekonomi keluarga Tapi giliran bicara
  • 00:22:45
    tentang politik mereka tidak diikut
  • 00:22:47
    sertakan lalu kita juga melihat di
  • 00:22:50
    banyak tempat
  • 00:22:52
    perlawanan-perlawanan itu yang punya
  • 00:22:54
    nafas panjang itu perempuan kita lihat
  • 00:22:56
    di perlawanan I yang punya naas panjang
  • 00:22:59
    perempuan ingat itu ya Iya betul Kita
  • 00:23:02
    lihat deh misalnya yang ikonik yang
  • 00:23:04
    paling ikonik Kendeng misalnya Yes betul
  • 00:23:06
    itu kan perempuan Bu sutinah Dan
  • 00:23:08
    teman-temannya itu perempuan itu nah
  • 00:23:12
    lalu di banyak di banyak tempat yang
  • 00:23:14
    lain kalau kita bicara demonstrasi
  • 00:23:17
    menolak kebijakan tambang dan sebagainya
  • 00:23:20
    itu kita akan melihat perempuan itu
  • 00:23:23
    bukan orang yang tidak ikut dalam
  • 00:23:26
    gerakan-gerakan itu gitu loh mereka maju
  • 00:23:28
    ke depan mereka maju mereka turut gitu
  • 00:23:30
    kemisan sekian tahun itu bumars Bu
  • 00:23:33
    sumarse Iya jangan lupa itu harus
  • 00:23:35
    disebut harus disebut lalu ya kita tahu
  • 00:23:38
    istri almarhum Munir dan sebagainya
  • 00:23:40
    bagaimana dia tetap terdepan dan
  • 00:23:42
    sebagainya jadi nafas panjang perlawanan
  • 00:23:44
    itu yang punya perempuan mereka ada kita
  • 00:23:47
    kita dibentuk perempuan itu dibentuk
  • 00:23:49
    untuk tabah dalam tanda kutip nah tabah
  • 00:23:52
    di sini termasuk tabah dalam perlawanan
  • 00:23:54
    itu karena jadi lucunya adalah
  • 00:23:57
    konstruksi patriarki memaksa perempuan
  • 00:23:59
    untuk sabar diam dan tabah kan mereka
  • 00:24:03
    menjalani menjalani ke menjalani segala
  • 00:24:05
    ee apa yang dihadapi di ekonomi dan
  • 00:24:09
    sebagainya mereka tabah tapi di misalnya
  • 00:24:12
    di Sumatera Utara Tadi mereka yang
  • 00:24:14
    kemudian bekerja untuk memenuhi
  • 00:24:16
    kebutuhan keluarga Tanpa mereka komplain
  • 00:24:18
    walaupun kemudian mereka tetap
  • 00:24:19
    dipinjirkan kalau urusannya terkait
  • 00:24:22
    partisipasi politik dan sebagainya gitu
  • 00:24:25
    nah ketabahan ini ternyata yang menjadi
  • 00:24:27
    modal juangan juga bagi perempuan untuk
  • 00:24:30
    berjuang di banyak sektor jadi ini salah
  • 00:24:33
    satu keunikan perempuan tadi bukan hanya
  • 00:24:35
    Sumatera Utara Mas misalnya di Jawa ini
  • 00:24:38
    saya tumbuh dalam keluarga di mana
  • 00:24:40
    perempuan itu biasa bekerja dari nenek
  • 00:24:43
    saya dia juga pedagang di pasar Dia
  • 00:24:45
    mencari uang dengan cara Berdagang di
  • 00:24:47
    pasar gitu jadi di Jawa perempuan ikut
  • 00:24:51
    menopang ekonomi itu sesungguhnya hal
  • 00:24:53
    yang lumprah tapi kemudian konstruksi
  • 00:24:57
    budaya laki-laki tetap memaksanya untuk
  • 00:25:01
    seolah-olah yang kepala rumah tangga sih
  • 00:25:03
    laki-lakinya dia harus tunduk nah itu
  • 00:25:05
    yang nanti diundang rapat RT tetap si
  • 00:25:08
    laki-lakinya yang datang kan bukan si
  • 00:25:10
    perempuan itu gitu di Bali apagi di Bali
  • 00:25:13
    itu betul-betul Bagaimana perempuan yang
  • 00:25:15
    EE nyunggi dagangan di kepala itu kan
  • 00:25:18
    sudah sudah gambaran sehari-hari juga
  • 00:25:21
    gitu jadi perempuan Indonesia
  • 00:25:23
    sesungguhnya tangguh kuat tabah dia bisa
  • 00:25:28
    melakukan ee perlawanan dia mesin yang
  • 00:25:32
    menopang perekonomian perekonomian tapi
  • 00:25:35
    norma sosial norma agama dan politik itu
  • 00:25:40
    yang masih terus meminggirkan gitu
  • 00:25:42
    poltik ah kalau kemudian Mbak Oki
  • 00:25:45
    melihat
  • 00:25:47
    ee ke depan ya mbak ya tapi mungkin
  • 00:25:50
    sebelum ke depan saya mau melihat mau
  • 00:25:52
    mau nanya dulu mbak mbak Oki menulis ini
  • 00:25:54
    semua Mbak di dalam karya-karya Mbak Oki
  • 00:25:56
    karya-karya yang mana Mbak yang yang
  • 00:25:57
    spesifik itu yang atau di mana Mbak Oki
  • 00:26:00
    mengangkat cerita-cerita ini novel
  • 00:26:02
    pertama saya itu entrok terbit 2010
  • 00:26:05
    entrok itu artinya bra BH orang Jawa
  • 00:26:08
    kutang-kutang yang orang Jawa Itu di
  • 00:26:10
    daerah saya disebutnya entrok jadi itu
  • 00:26:13
    novel yang
  • 00:26:14
    terinspirasi perjuangan nenek saya
  • 00:26:17
    bagaimana dia dari orang miskin enggak
  • 00:26:19
    punya apa-apa hanya karena mau beli
  • 00:26:20
    entrok aja enggak bisa lalu dia bertekad
  • 00:26:24
    mengubah keluarganya Iya Jadi dia mulai
  • 00:26:27
    dagang di pas sampai kemudian dia punya
  • 00:26:29
    lahan pertanian di situ saya ceritakan
  • 00:26:32
    semuanya jadi
  • 00:26:33
    entrok itu memotret Bagaimana perempuan
  • 00:26:35
    menjadi korban tapi juga perempuan itu
  • 00:26:38
    bisa mengubah keadaan punya kekuatan
  • 00:26:40
    untuk mengubah keadaan saya memotret
  • 00:26:42
    juga bagaimana ketidakadilan perempuan
  • 00:26:44
    mulai dari hal yang sehari-hari D
  • 00:26:45
    lingkup rumah tangga Bagaimana suaminya
  • 00:26:48
    yang sebenarnya tidak melakukan apa-apa
  • 00:26:51
    tapi tetap juga melakukan penindasan di
  • 00:26:53
    dalam rumah lalu di lingkungan konteks
  • 00:26:56
    sosial politik karena itu settingnya
  • 00:26:59
    orde baru saya juga memasukkan Bagaimana
  • 00:27:01
    perempuan-perempuan ini juga akhirnya
  • 00:27:03
    menjadi korban dari sistem politik masa
  • 00:27:05
    itu sistem pengupahan S pengupahan
  • 00:27:08
    perempuan dibayar lebih murah dan
  • 00:27:09
    sebagainya itu masih hal yang umum dalam
  • 00:27:12
    masyarakat kita Nah itu saya potret
  • 00:27:14
    dalam e novel saya entrok dan waktu itu
  • 00:27:17
    ada salah satu komentar pertama yang
  • 00:27:19
    menarik itu datang dari profor absanti
  • 00:27:22
    Joko Susanto itu Profesor UI dan dia
  • 00:27:25
    bilang Yang menarik dari entrok itu
  • 00:27:26
    bagaimana menempat kan perempuan dalam
  • 00:27:29
    konteks ekonomi ini nah ini sesuatu yang
  • 00:27:32
    jarang Ketika kita bicara perempuan
  • 00:27:34
    sebagai korban perempuan sebagai korban
  • 00:27:37
    kekerasan ketidakadilan kita jarang
  • 00:27:39
    melihat bahwa perempuan ini punya daya
  • 00:27:42
    untuk mengubah ekonomi punya peran besar
  • 00:27:46
    dalam sebuah perekonomian keluarga dan
  • 00:27:48
    masyarakat nah ee Ini yang EE saya
  • 00:27:51
    lakukan di novel saya yang pertama itu
  • 00:27:52
    nah novel-novelnya saya yang berikutnya
  • 00:27:54
    saya banyak menghadirkan tokoh perempuan
  • 00:27:56
    juga dan bisa dikatakan ciri novel-novel
  • 00:27:59
    saya perempuannya punya daya jadi
  • 00:28:01
    perempuannya akhirnya punya peran dalam
  • 00:28:05
    mengubah mengubah ketidakadilan yang dia
  • 00:28:08
    terima melawan ketidakadilan itu dan
  • 00:28:10
    kemudian mempengaruhi bagaimana situasi
  • 00:28:14
    dalam masyarakat itu caranya Mbak oki
  • 00:28:16
    angangkat itu ya Nah yang saya tadi mau
  • 00:28:18
    e tanyakan tadi sebelum kita melihat ke
  • 00:28:20
    soalan novel tadi adalah kalau begitu ke
  • 00:28:22
    depan ini Mbak ee tentu dengan seluruh
  • 00:28:26
    dinamika ini ya mbak ya kita sekarang
  • 00:28:28
    sudah punya pemerintahan baru yang tadi
  • 00:28:30
    banyak orang punya feeling berbeda-beda
  • 00:28:31
    engak ada yang optimis ada ada yang
  • 00:28:33
    pesimis tapi kalau dari kacamata tadi
  • 00:28:34
    baik lagi perempuan dan ruang politik
  • 00:28:37
    ruang demokrasi
  • 00:28:38
    ee ada kekhawatiran masyarakat sipil
  • 00:28:41
    bahwa ruang demokrasi kita menyempit
  • 00:28:43
    ruang sipil kita menyempit ya kan eh
  • 00:28:46
    politiknya cenderung tidak sehat di mana
  • 00:28:50
    power play itu dan pokoknya mana yang
  • 00:28:53
    berkuasa yang punya power gede eh akan
  • 00:28:56
    mengatur semuanya terus saya tadi
  • 00:28:58
    merenungkan cerita Mbak Oki tadi kayak
  • 00:29:00
    gini ya situasinya
  • 00:29:03
    eh tentu menanyakan pesimis atau optimis
  • 00:29:06
    itu terlalu simplistik ya mbak ya tetapi
  • 00:29:09
    apakah Mbak Oki melihat ada celah atau
  • 00:29:13
    ruang yang kita Izinkan saya kataan kita
  • 00:29:16
    ya masyarakat sipil ini bisa dorong bisa
  • 00:29:19
    desak agar ruang politik perempuan ini
  • 00:29:24
    kita rebut lagi kita luaskan kita
  • 00:29:29
    ee prospeknya Seperti apa Mbak I saya ee
  • 00:29:33
    dalam kalau kita bicara dari sisi
  • 00:29:36
    masyarakatnya dari sisi peluang
  • 00:29:38
    Bagaimana kita bisa merebut itu saya
  • 00:29:40
    cukup optimis optimis karena saya
  • 00:29:43
    melihat begini Mas Yan kita berada dalam
  • 00:29:45
    situasi di mana kita punya tools kita
  • 00:29:49
    punya alat untuk melakukan berbagai
  • 00:29:51
    intervensi dan itu apa toolsnya yang
  • 00:29:53
    paling dekat dengan kita aja sosial
  • 00:29:55
    media sosial media itu tools luar luar
  • 00:29:58
    biasa sekarang ibu-ibu di pedalaman NTT
  • 00:30:02
    ibu-ibu di Maluku Utara di Papua itu
  • 00:30:06
    sekarang semua terhubung dengan sosial
  • 00:30:07
    media sesuatu yang dulu Enggak ada di
  • 00:30:10
    zaman Orde Baru Nah tapi sekarang karena
  • 00:30:13
    kita punya sosial media ini menjadi
  • 00:30:15
    medium
  • 00:30:16
    demokratisasi dan sebenarnya medium
  • 00:30:19
    perempuan-perempuan ini untuk bisa
  • 00:30:21
    bersuara nah yang harus dilakukan
  • 00:30:23
    sekarang dari sisi kita Civil Society
  • 00:30:26
    dari sisi saya apa yang saya kerjakan
  • 00:30:27
    selama ini ini kita Mungkin harus
  • 00:30:30
    betul-betul terus menggalakkan
  • 00:30:33
    edukasinya terus membangun kesadaran
  • 00:30:36
    kritis ya terus membangun kesadaran
  • 00:30:38
    bahwa ini sosial media ini alat loh
  • 00:30:41
    sosial media Ini bukan sekedar justru
  • 00:30:45
    yang menjadikan ibu-ibu ini pasar bukan
  • 00:30:48
    bisa menjadi konsumen dari segala jenis
  • 00:30:51
    belanjaan dari segala jenis marketplace
  • 00:30:54
    tapi justru dia yang harus kemudian
  • 00:30:57
    menggunakan itu memainkan itu zaman dulu
  • 00:31:00
    misalnya ada blok misalnya Saya orang
  • 00:31:02
    yang sangat percaya kekuatan blok juga
  • 00:31:04
    gitu bayangin kita yang bukan
  • 00:31:06
    siapa-siapa kita yang hidup di daerah
  • 00:31:08
    mana saja bisa menuliskan apa saja di
  • 00:31:10
    blok itu nah sekarang semuanya terhubung
  • 00:31:12
    di sosial media itu ini juga kekuatan
  • 00:31:14
    luar biasa Bagaimana seorang perempuan
  • 00:31:17
    nanti bisa menggambarkan bahwa hari ini
  • 00:31:19
    dia enggak bisa lagi beli daging karena
  • 00:31:22
    harga daging naik hari ini dia enggak
  • 00:31:24
    bisa lagi mendapatkan air bersih karena
  • 00:31:27
    karena ada pembangunan besar-besaran
  • 00:31:30
    yang membuat air bersih itu tidak lagi
  • 00:31:32
    ada Nah itu kan laporan-laporan seperti
  • 00:31:34
    ini yang bisa dimunculkan ke publik oleh
  • 00:31:37
    perempuan dan itu tolnya sosial media
  • 00:31:39
    sesuatu yang tidak bisa kita dapatkan di
  • 00:31:42
    masa lalu zaman paduk kedungombo dan
  • 00:31:44
    sebagainya gitu nah ini menurut saya
  • 00:31:47
    yang sekarang harus kita galakkan Nah
  • 00:31:48
    itu juga yang membuat saya terus juga
  • 00:31:51
    melakukan edukasi pendidikan untuk para
  • 00:31:54
    perempuan agar bisa menulis jadi mereka
  • 00:31:56
    nanti bisa nyerita in semuanya kan lewat
  • 00:31:58
    sosial media lewat medium apapun kita
  • 00:32:01
    sebarkan narasi itu dan itu yang akan
  • 00:32:04
    bisa membawa perubahan termasuk
  • 00:32:05
    mengintervensi kebijakan itu itu jadi
  • 00:32:08
    Sisi optimis saya ada di situ karena
  • 00:32:10
    sekarang ada sarana baru itu ada sarana
  • 00:32:12
    baru kita punya kesempatan baru dan
  • 00:32:15
    punya harapan
  • 00:32:16
    baru jadi juga masyarakat sipilnya juga
  • 00:32:19
    mesti
  • 00:32:20
    ee cerdas ya mbak ya menggunakan itu
  • 00:32:23
    betul masyarakat sipil harus harus juga
  • 00:32:26
    aktif sekarang sekarang kalau kita
  • 00:32:29
    bicara tentang Salah satu tugas
  • 00:32:30
    masyarakat sipil kan edukasi advokasi
  • 00:32:33
    gitu kan Dan kita punya pengalaman ee
  • 00:32:36
    Pemilu kemarin Bagaimana sosial media
  • 00:32:38
    tiktok itu menjadi Battleground yang
  • 00:32:42
    luar biasa jadi Civil Society
  • 00:32:44
    orang-orang yang mungkin pada level
  • 00:32:47
    tertentu sudah punya kesadaran itu mau
  • 00:32:49
    enggak mau harus ikut bertarung di
  • 00:32:51
    medium itu gitu dan dan EE bertarungnya
  • 00:32:55
    bukan hanya sekedar kita mengintervensi
  • 00:32:58
    dengan kita memberikan ee wacana
  • 00:33:00
    alternatif tapi juga kita ingin
  • 00:33:04
    membangun lebih banyak lagi kreator
  • 00:33:08
    produsen produser produser penghasil
  • 00:33:12
    narasi penghasil cerita he dari
  • 00:33:15
    orang-orang di orang-orang biasa ini
  • 00:33:18
    para perempuan-perempuan yang terbungkam
  • 00:33:20
    para perempuan-puan yang tertindas
  • 00:33:22
    mereka muncul ada satu kemarin yang EE
  • 00:33:25
    saya baru Ada workshop di Jakarta itu
  • 00:33:28
    pesertanya adalah buruh pabrik buruh
  • 00:33:31
    pabrik buruh pabrik mereka pendidikannya
  • 00:33:33
    SD he ya SD SMP tapi kemudian mereka
  • 00:33:38
    ingin bisa memotret apa yang terjadi di
  • 00:33:41
    situ mereka ingin menuliskan
  • 00:33:43
    pengalamannya mereka ingin menuliskan
  • 00:33:45
    kalau ada kekerasan kalau ada
  • 00:33:47
    ketidakadilan perkara upah perkara
  • 00:33:49
    aturan kerja mereka bisa nuliskan nah
  • 00:33:52
    ini kan sebuah tol yang luar biasa juga
  • 00:33:54
    jadi di era ketika banyak uran
  • 00:33:58
    partisipasi banyak saluran demokrasi
  • 00:34:01
    yang dilemahkan maka yang harus kita
  • 00:34:03
    lakukan kita perkuat ini tekanan publik
  • 00:34:07
    yang di ee mungkinkan oleh sosial media
  • 00:34:12
    dan ya ini kalau kita bicara teorinya
  • 00:34:15
    kan sudah jelas kan misalnya
  • 00:34:17
    Amartia Freedom and development kalau
  • 00:34:19
    kita medianya terbuka kita bisa ee
  • 00:34:23
    memperkuat demokratisasi kita bisa
  • 00:34:25
    mencegah kelaparan dan sebagain Betul
  • 00:34:28
    bet tataran yanginghitu kita bisa
  • 00:34:31
    bayangkan kalau para perempuan-perempuan
  • 00:34:33
    ini sekarang menggunakan sosial media
  • 00:34:36
    karena semuanya sekarang terhubung Mas
  • 00:34:39
    dan juga ee efek tekanan itu makin gede
  • 00:34:42
    ya apalagi kita viral base poly country
  • 00:34:45
    Nah itu dia itu menyedikan banget MB
  • 00:34:47
    negara kayak gini tapi apa boleh buat
  • 00:34:48
    mungkin Justru itu kita pakai sebagai ee
  • 00:34:51
    celah ya mbak ya Jadi kita ee fokus ke
  • 00:34:54
    situ menggunakan sosial media ini
  • 00:34:56
    sebagai salah sat satu alat penekan
  • 00:34:59
    tentu saja proses-proses formal politik
  • 00:35:00
    tetap harus jalan kan tetapi ee Saya
  • 00:35:02
    kira memang ini membuka ruang ya mbak ya
  • 00:35:04
    untuk
  • 00:35:06
    ee apa pemberdayaan atau upaya merebut
  • 00:35:09
    ruang sipil ini khususnya perempuan
  • 00:35:11
    tetapi Mbak kalau secara kebijakan he
  • 00:35:15
    saya itu mencoba mencermati Asta citanya
  • 00:35:18
    Pak Prabowo I Heeh kalau kita melihat
  • 00:35:20
    yang delapan visinya he disebut soal
  • 00:35:23
    perempuan I soal gender itu disebut juga
  • 00:35:27
    di dalam 17 prioritas tetapi di dalam 8
  • 00:35:31
    quick Wins program hasil terbaik cepat
  • 00:35:34
    atau hasil cepat terbaik itu enggak ada
  • 00:35:37
    mbak yang ada itu program populis Iya
  • 00:35:40
    tadi yang tadi Mbak Oki sebutkan tadi
  • 00:35:42
    makan siang gratis pemeriksaan kesehatan
  • 00:35:45
    gratis harapan saya sih pemeran
  • 00:35:47
    kesehatannya juga termasuk yang
  • 00:35:48
    perempuan tidak diabaikan ya Ee kemudian
  • 00:35:51
    meningkatkan gaji eh ASN gaji TNI Polri
  • 00:35:56
    tapi tidak ada spes spifik perempuan
  • 00:35:58
    disabilitas anak-anak
  • 00:36:01
    ee itu tidak secara eksplisit nah tapi
  • 00:36:04
    karena ee kami di Nalar ini kan kami
  • 00:36:06
    melihat ee kadang-kadang dan bukan
  • 00:36:10
    kadang-kadang p sebagian besar yang kami
  • 00:36:12
    lihat di Nalar ini adalah ee peran
  • 00:36:16
    kebijakan saya Mbak setelah mendengar
  • 00:36:18
    cerita Mbak Oki tadi saya jadi mikir loh
  • 00:36:20
    mbak awalnya saya itu agak optimis masih
  • 00:36:22
    optimis itu mengatakan gini ya masih ada
  • 00:36:24
    masih ada masih ada ruang ini ke depan
  • 00:36:26
    ee apalagi melihat misalnya keponakannya
  • 00:36:29
    Pak Prabowo Mbak Rahayu Saraswati itu
  • 00:36:31
    orang yang yang cukup vokal ngomong gitu
  • 00:36:33
    dan melindungi hak perempuan itu kan ee
  • 00:36:36
    tapi dari sama Mbak Oki tadi saya jadi
  • 00:36:38
    mikir ini kalau memang maunya pokoknya
  • 00:36:41
    program terdeliver secara cepat He ya
  • 00:36:45
    kan mengejar pertumbuhan ekonomi 8% he
  • 00:36:48
    saya se jadi deg-degan pbak sel ng Mbak
  • 00:36:50
    tadi ini jangan-jangan tanpa sadar
  • 00:36:53
    kebijakannya mungkin enggak diniatkan
  • 00:36:55
    jelek Saya mau meminggirkan perempuan he
  • 00:36:57
    tetapi karena drive untuk segera tumbuh
  • 00:37:00
    drive segera selesai Apun itu Mbak
  • 00:37:02
    kemudian lalu makin tergeser ini hanya
  • 00:37:05
    Im saya dengerin Mbak tadi iya iya
  • 00:37:08
    makanya gini ya Mas J kalau saya
  • 00:37:10
    melihatnya eh kebijakan yang berpihak
  • 00:37:13
    pada perempuan itu Jang tidak tidak
  • 00:37:15
    harus juga kita jadikan satu area
  • 00:37:17
    tersendiri gitu jadi enggak apa-apa
  • 00:37:19
    enggak disebut di apa itu tadi yang c
  • 00:37:23
    tadi yang t quick Wins itu tadi tapi
  • 00:37:26
    perspektifnya enggak itu itu nanti dalam
  • 00:37:28
    setiap dalam setiap poin-poinnya jadi
  • 00:37:30
    justru kita enggak pengin dipisahkan
  • 00:37:33
    dalam satu area tersendiri tapi kita
  • 00:37:35
    penginnya itu embeded Iya betul terjalin
  • 00:37:38
    dalam semuanya nah misalnya gini Mbak
  • 00:37:40
    tadi Mbak Oki nyebut makan yang gratis
  • 00:37:42
    ya yang saya bayangkan awalnya ketika
  • 00:37:44
    mendengar cerita makan yang gratis
  • 00:37:45
    adalah itu bisa jadi model pemberdan
  • 00:37:47
    yang sangat kuat Mbak sampai ke bawah
  • 00:37:49
    sampai ibu-ibu PKK itu dilibatkan masak
  • 00:37:51
    bayangan saya seperti itu sampai saya
  • 00:37:54
    mendapatkan informasi mudah-mudahan
  • 00:37:55
    tidak benar ini tapi informasinya adalah
  • 00:37:58
    programnya ternyata dapur umum oke kan
  • 00:38:00
    beda banget karena kalau tadi
  • 00:38:02
    menggunakan ibu-ibu PKK masak duitnya ke
  • 00:38:06
    sekolah sekolahnya mengelola kalau tidak
  • 00:38:09
    punya kantin orang tua Ma diberdayakan
  • 00:38:10
    nah saya setuju tadi mak tetapi ketika
  • 00:38:13
    konsepnya adalah dapur umum dapur umum
  • 00:38:16
    yang dikendalikan secara mohon maaf agak
  • 00:38:18
    militeristik itu yang saya kemudian jadi
  • 00:38:20
    berpikir kan Terus tadi mbaki tadi saya
  • 00:38:23
    mikir Waduh kok agak suram ini kita
  • 00:38:26
    belum ngomong politik yang ee tadi ee
  • 00:38:28
    perempuan di ruang politik pengambil
  • 00:38:30
    kebijakan menterinya Berapa anggota DPR
  • 00:38:31
    meng masuk ke komisi berapa kebijakan
  • 00:38:34
    belum sejauh itu loh mbak baru ini Iya
  • 00:38:36
    jadi makanya ee perspektif kesetaraan
  • 00:38:39
    gender dan keberbiakan pada perempuan
  • 00:38:41
    itu harus masuk dalam perencanaan setiap
  • 00:38:44
    program dipakai dan juga harus menjadi
  • 00:38:47
    goal indikator keberhasilan keberhasilan
  • 00:38:50
    jadi nanti kalau dalam sebuah Kita kan
  • 00:38:52
    ini kan keahlian Mas nih kalau kita
  • 00:38:54
    planning sebuah program gitu kan kita
  • 00:38:56
    ada strateginya dan kita sekaligus ada
  • 00:39:00
    indikator capeannya apa Nah keadilan
  • 00:39:03
    pada perempuan itu harus masuk dalam
  • 00:39:05
    salah satu indikator capaian jadi bagi
  • 00:39:08
    saya ketika nanti sebuah program
  • 00:39:09
    berjalan tapi ternyata ini semakin
  • 00:39:12
    meminggirkan perempuan berarti program
  • 00:39:14
    ini tidak berhasil nah ini yang harus
  • 00:39:15
    dilakukan dalam setiap produk kebijakan
  • 00:39:19
    artinya mainstreaming eh kesetaraan
  • 00:39:22
    gender atau peran perempuan ini tidak
  • 00:39:25
    boleh hanya ada pada level statement
  • 00:39:27
    politikul tidak bisa harus turun sampai
  • 00:39:31
    ke indikator keberhasilan ya Iya menarik
  • 00:39:34
    Pak dan apapun itu mau bicara tentang
  • 00:39:38
    sekarang kan Pak Prabowo nih ee salah
  • 00:39:40
    satu yang beliau punya keinginan besar
  • 00:39:43
    ini kan Soal global politik nih kan
  • 00:39:45
    internasional oke enggak apa-apa Tapi
  • 00:39:47
    bagaimana itu nanti juga punya
  • 00:39:49
    perspektif keadilan perempuan bagaimana
  • 00:39:52
    agar
  • 00:39:53
    kebijakan-kebijakannya kerj
  • 00:39:54
    sama-kerjasama luar negeri
  • 00:39:56
    kerjaasama-kerjasama yang di ya dia
  • 00:39:57
    katanya sudah mengantongi duit investasi
  • 00:40:00
    berapa jumlahnya yang cukup besar itu
  • 00:40:02
    kan katanya kan kemarin berapa 18 miliar
  • 00:40:05
    dolar itu nanti implementasinya
  • 00:40:07
    Bagaimana apakah ada keberpihakan
  • 00:40:09
    perempuan pada perempuan nah itu yang
  • 00:40:11
    harus kita lihat nah sekarang yang
  • 00:40:13
    terbaru nih Mas per Januari nanti PPN
  • 00:40:16
    kita naik jadi 12% Iya Mbak Nah kita
  • 00:40:21
    lalu berhadapan
  • 00:40:22
    pada pertanyaan besar gitu loh apakah
  • 00:40:25
    kenaikan PPN itu nanti akan berpihak
  • 00:40:29
    pada rakyat apalagi pada perempuan gitu
  • 00:40:33
    jangan-jangan itu nanti akan semakin
  • 00:40:36
    memiskinkan orang miskin dan menarik
  • 00:40:40
    orang menengah jadi orang miskin
  • 00:40:42
    Sekarang trennya aja kan kelas menengah
  • 00:40:43
    kita kan pada turun jadi i kelas kita
  • 00:40:46
    kehilangan 8,5 juta orang kelas menengah
  • 00:40:48
    orang dulunya 8,5 juta orang kelas
  • 00:40:49
    menengah itu sekarang jadi miskin n jadi
  • 00:40:51
    ee analisis sebelum kemudian ditetapkan
  • 00:40:54
    PPN akan naik 12% itu bagi mana gitu kan
  • 00:40:58
    Apakah sudah diukur nanti dampaknya pada
  • 00:41:01
    perempuan-perempuan dampaknya pada
  • 00:41:03
    ibu-ibu yang setiap hari harus
  • 00:41:05
    menyediakan makanan yang memang sehat
  • 00:41:07
    nutrisinya tinggi untuk anak-anaknya
  • 00:41:10
    gitu kan Kalau nanti PPN naik lalu
  • 00:41:12
    kemudian Salah satu dampaknya stunting
  • 00:41:14
    ternyata makin tinggi Nah itu kan
  • 00:41:16
    betul-betul kegagalan pemerintah sekali
  • 00:41:19
    gitu He he betul mbak betul mbak dan dan
  • 00:41:23
    Eh benar balik lagi setiap kali ada syok
  • 00:41:26
    setiap kali ada jangan ekonomi khususnya
  • 00:41:30
    tapi juga yang lain itu yang kena
  • 00:41:31
    pertama
  • 00:41:33
    perempuan yang ngurusi dapur bapaknya
  • 00:41:35
    atau laki-lakinya mana mau peduli Mbak
  • 00:41:37
    maunya tahunya duitnya duit belanjangnya
  • 00:41:39
    Kian kok sekarang dapatnya cuma ini
  • 00:41:41
    padahal harga-harga naik Har Na jadi
  • 00:41:42
    nanti kan PPN naik ini betul-betul yang
  • 00:41:45
    immediately yang bisa kita lihat kan
  • 00:41:47
    semua harga naik gitu kan Nah harga naik
  • 00:41:49
    ini dan yang paling akan dirasakan semua
  • 00:41:52
    dapur di Indonesia adalah makanan bahan
  • 00:41:56
    makanan I bahan makanan kita yang tadi
  • 00:41:58
    sudah kita bahas ternyata salah satu
  • 00:42:00
    yang paling mahal di Asia Tenggara
  • 00:42:03
    sekarang akan makin naik lagi karena
  • 00:42:05
    ppn-nya naik naik nah meskipun tadi saya
  • 00:42:08
    juga ee Mbak Oki tadi memberikan
  • 00:42:12
    inspirasi bahwa yang punya nafas panjang
  • 00:42:14
    dalam perjuangan itu kan perempuan saya
  • 00:42:16
    sedang berpir begini Mbak peruan kalau
  • 00:42:18
    saya melihat yang PPN 12% itu itu
  • 00:42:21
    sebenarnya kan sektor-sektor formal
  • 00:42:23
    banyak yang kena tapi sektor informal
  • 00:42:26
    itu kalau penjelasnya Bu Sri Mulyani
  • 00:42:28
    yang saya baca di ee apa ee rilis-nya
  • 00:42:31
    kementerian keuangan sebenarnya yang
  • 00:42:33
    UMKM he yang EE usaha kecil kemudian
  • 00:42:38
    nonformal itu enggak kena enggak kena
  • 00:42:41
    saya jadi berpikir tadi dengan antara
  • 00:42:42
    keisengan dan keusilan tadi Heeh Ya
  • 00:42:45
    sudah ngapain kita ke rumah makan kenapa
  • 00:42:47
    enggak kita berdayakan UMKM kita Kenapa
  • 00:42:50
    enggak ke meskipun Mbak tentu aspek itu
  • 00:42:54
    ada karena ada aspek transportasi ada
  • 00:42:56
    aspek
  • 00:42:59
    heeknya kita bisa cuma
  • 00:43:03
    mengurangiemitigasi ee sedikit efeknya
  • 00:43:05
    nah membuat saya kembali bertanya Mbak e
  • 00:43:08
    mbak Barangkali saya tahu sudah cukup
  • 00:43:10
    panjang ini tapi saya Saya pengin ngulik
  • 00:43:11
    sedikit lagi tadi yang soal ruang
  • 00:43:13
    politik
  • 00:43:15
    perempuan misalnya Mbak tadi mengatakan
  • 00:43:18
    PPN ini kan jadi ruang politik gede
  • 00:43:20
    sebenarnya di mana perempuan-perempuan
  • 00:43:22
    kita di parlemen di kabinet mesih ikut
  • 00:43:26
    bersuara I mestinya loh ya saya saya
  • 00:43:28
    cuma berpikir Saya tidak mengatakan kan
  • 00:43:30
    itu bukan sektor ekonomi Bukan tapi
  • 00:43:32
    justru karena dia merepresentasikan itu
  • 00:43:34
    kan ibu perempuan yang cononcern bahwa
  • 00:43:39
    kebijakan apapun di tingkat pusat di
  • 00:43:41
    rumah tangga nanti dampak akan begini
  • 00:43:44
    tapi anggota DPR ya Nah jadi gini Mas
  • 00:43:47
    Yan Kalau kita bicara tentang e
  • 00:43:49
    keterwakilan perempuan dalam politik
  • 00:43:51
    kita pertama tadi jelas sistem politik
  • 00:43:53
    belum mendukung Bagaimana perempuan bisa
  • 00:43:56
    berperan di politik lalu yang kedua yang
  • 00:43:58
    ini masalah masalah urgengen juga harus
  • 00:44:00
    kita bicarakan dan kita Cari solusinya
  • 00:44:03
    ketika kemudian ada perempuan duduk di
  • 00:44:06
    jabatan publik sebagai anggota DPR dan
  • 00:44:08
    sebagainya kita harus melihat memang ada
  • 00:44:13
    kecenderungan budaya bahwa perempuan
  • 00:44:15
    yang ditepatkan itu misalnya dia anaknya
  • 00:44:17
    siapa Wah masuk dinasti politik lagi ya
  • 00:44:19
    istrinya siapa lalu dia ditopang
  • 00:44:22
    kebetulan bapaknya punya modal untuk
  • 00:44:24
    mendukung ini gitu nah ini realita kita
  • 00:44:26
    hari ini nah enggak enggak apa-apa juga
  • 00:44:28
    misalnya ada ada politisi muda gitu
  • 00:44:30
    politisi muda yang kebetulan memang
  • 00:44:32
    berasal dari latar belakang keluarga
  • 00:44:33
    yang punya privilege bapaknya adalah
  • 00:44:35
    politisi senior dan sebagainya lalu dia
  • 00:44:37
    masuk nah tapi kemudian question-nya
  • 00:44:39
    sekarang kita ingin men-challenge Para
  • 00:44:41
    politisi-politisi muda ini gitu loh
  • 00:44:43
    politisi perempuan muda gitu coba yuk
  • 00:44:47
    kita Tunjukkan bahwa mereka ini memang
  • 00:44:49
    politisi yang punya keberpihakan
  • 00:44:52
    politisi yang memang punya kualitas
  • 00:44:54
    politisi yang ada di situ bukan hanya
  • 00:44:57
    karena semata status orang
  • 00:45:01
    tuanya jadi buat siapapun perempuan
  • 00:45:03
    politisi yang sekarang sudah mendapat
  • 00:45:07
    kesempatan untuk mewakili publik untuk
  • 00:45:09
    mewakili rakyat memang kita harus dorong
  • 00:45:11
    itu harus kita gunakan itu jadi salah
  • 00:45:14
    satu yang juga saya lakukan ini sudah
  • 00:45:16
    saya lakukan juga nih Mas saya punya
  • 00:45:18
    program itu memang justru juga untuk
  • 00:45:21
    edukasi politisi perempuan oh bagus
  • 00:45:23
    banget Mbak apa mak programnyaak jadiity
  • 00:45:26
    building pelatihan Jadi bagaimana agar
  • 00:45:28
    politisi-politisi perempuan itu paham
  • 00:45:30
    realita dalam masyarakat paham masalah
  • 00:45:32
    punya keberpihakan lalu kemudian
  • 00:45:35
    bagaimana agar politisi-politisi
  • 00:45:36
    perempuan ini mulai aktif menulis dan
  • 00:45:38
    bersuara karena bersuara itu juga
  • 00:45:41
    terkait dengan kepercayaan diri
  • 00:45:43
    kemampuan dan pemahaman isu banyak
  • 00:45:45
    politisi perempuan itu ternyata tidak
  • 00:45:48
    tidak punya kepercayaan diri untuk itu
  • 00:45:51
    dan juga tidak punya Iya saya sudah
  • 00:45:54
    kemarin saya ngobrol dengan anggota
  • 00:45:55
    dplld perempuan Sumatera Utara itu Jadi
  • 00:45:58
    mereka perempuan-perempuan yang memang
  • 00:46:00
    dengan segala keberuntungan mereka
  • 00:46:01
    terpilih jadi anggota DPRD tingkat satu
  • 00:46:04
    dan tingkat dua tapi ternyata mereka
  • 00:46:06
    tidak punya kepercayaan diri dan merasa
  • 00:46:10
    tidak ya memang tidak punya kapabilitas
  • 00:46:12
    untuk bersuara itu nah tapi mereka
  • 00:46:14
    menyadari itu jadi kan mereka harus di
  • 00:46:17
    knowledge-nya harus diupgrade mereka
  • 00:46:20
    harus diberi kesempatan mereka harus ada
  • 00:46:22
    kesempatan untuk berdiskusi untuk bicara
  • 00:46:26
    dengan banyak orang orang untuk membuka
  • 00:46:28
    pikiran dan sebagainya jadi
  • 00:46:29
    perempuan-perempuan politisi yang
  • 00:46:31
    sekarang sudah masuk dalam DPRD tingkat
  • 00:46:34
    du tingkat 1 dan pusat ini ini justru
  • 00:46:37
    sekarang harus kita eh rangkul kita kita
  • 00:46:43
    bangun kesadarannya kita bantu kita kita
  • 00:46:46
    bantu untuk paham persoalan punya
  • 00:46:49
    keberpihakan dan punya kemampuan untuk
  • 00:46:52
    saya dua toolsnya bersuara dan menulis
  • 00:46:54
    menulis itu tetap powerful jadi sekarang
  • 00:46:57
    politisi perempuan ini kita tidak tidak
  • 00:47:00
    Melihatnya sebagai lawan tapi memang
  • 00:47:02
    harus kita rangkul gitu dan eh salah
  • 00:47:05
    satu yang ikut pelatihan saya sekarang
  • 00:47:08
    terpilih jadi ketua harian PKB di
  • 00:47:11
    Sumatera Utara enggak eh nasional jadi
  • 00:47:13
    kan sekarang Cak Imin Cak Imin itu kan
  • 00:47:15
    sekarang punya ketua harian dia bikin
  • 00:47:17
    skemanya PKB punya ketua harian nah
  • 00:47:19
    ketua hariannya namanya Ais ini politisi
  • 00:47:22
    muda perempuan dia di DPRD kota Surabaya
  • 00:47:24
    nah ini adalah salah satu alumni program
  • 00:47:26
    saya ya jadi itu yang harus kita lakukan
  • 00:47:29
    jadi kita bekerja di level perempuan di
  • 00:47:31
    akar rumput mereka yang akan saya
  • 00:47:34
    harapkan kita harapkan untuk terus
  • 00:47:35
    bersuara untuk terus e mengintervensi
  • 00:47:38
    ruang publik lewat sosial media lewat
  • 00:47:41
    apapun cerita-cerita yang mereka eh
  • 00:47:44
    publish ke publik lalu di level pembuat
  • 00:47:47
    kebijakan kita bekerja dengan para
  • 00:47:49
    politisi-politisi perempuan ini mbak ini
  • 00:47:52
    di sejumlah masyarakat sipil itu sudah
  • 00:47:54
    mulai muncul ee selain kesadaran Mbak
  • 00:47:56
    tapi juga semacam rencana aksi kalau
  • 00:47:59
    saya boleh bilang untuk kembali
  • 00:48:00
    menghidupkan ee pendindikan politik
  • 00:48:04
    untuk ee warga
  • 00:48:06
    ee bahkan teman-teman di Jogja juga
  • 00:48:09
    memulai e sudah berpikir nih Mbak saya
  • 00:48:10
    harapkan segera bisa kita mulai misalnya
  • 00:48:12
    nah
  • 00:48:13
    ee cerita Mbak Oki ini menurut saya
  • 00:48:16
    sangat ee inspiratif ya bahwa pendidikan
  • 00:48:19
    politik itu selama itu programatik
  • 00:48:22
    terencana gitu targetnya jelas itu bisa
  • 00:48:25
    menghasilkan kalau saya boleh bilang
  • 00:48:27
    kaderkader I kan dan kadernya Mbak Oki
  • 00:48:29
    sekarang sudah ada di e salah satu
  • 00:48:31
    partai politik memegang posisi cukup
  • 00:48:33
    penting ee menurut Mbak Oki sendiri
  • 00:48:37
    memperluas ruang politik untuk perempuan
  • 00:48:40
    ini mbak ya Tadi kan mbak Oki spesifik
  • 00:48:43
    untuk partai politik ini bagaimana Mbak
  • 00:48:46
    Oki ee mencoba melihat ini tadi yang
  • 00:48:49
    saya baca dari catatan mbak Oki tadi ee
  • 00:48:52
    penulisan bisa penggunaan media baru
  • 00:48:55
    sosial sisi lain advokatnya menyuarakan
  • 00:48:59
    lewat berbagai jalur He nah saya melihat
  • 00:49:02
    ini ada rencana ini masyarakat sipil ini
  • 00:49:04
    mudah-mudahan rencana itu sudaha jadi ya
  • 00:49:06
    pendidikan politik untuk publik Ini
  • 00:49:09
    mesti kita juga ikut kawal Mbak dan juga
  • 00:49:12
    kita mesti berani bilang ke teman-teman
  • 00:49:13
    kita Masyarakat sipil juga bahwa kuota
  • 00:49:16
    itu mesti clear di situ dan jangan cuma
  • 00:49:18
    30% kalau Peru 5050 eh atau lebih 60 40
  • 00:49:22
    gitu kalau perlu ya saya enggak ngerti
  • 00:49:23
    Apakah itu Make sense atau tidak tetapi
  • 00:49:26
    saya mau mencoba mendorong Ini Mbak
  • 00:49:28
    bergulir dulu agar pendidikan politik
  • 00:49:31
    ini terjadi karena saya konsen dengan
  • 00:49:35
    kaderisasi masyarakat sipil Mbak Heeh
  • 00:49:38
    ee Ini ngomong apa adanya Mbak ya
  • 00:49:41
    oligark-oligark kita itu sudah punya
  • 00:49:43
    lapis kedua Mbak anak-anaknya pengusaha
  • 00:49:46
    anak-anaknya politisi bahkan
  • 00:49:48
    anak-anaknya Jenderal itu sudah menuduki
  • 00:49:50
    posisi-pos lah yang masyarakat sipil
  • 00:49:52
    Mbak dengan segala hormat itu
  • 00:49:55
    kaderisasinya belum kelihatan tentu saja
  • 00:49:58
    saya sangat menghormati para senior saya
  • 00:50:00
    tetapi eranya Mbak it Nadia Mbak zum
  • 00:50:04
    rotin
  • 00:50:05
    eh dulu mbak Ee teman-teman kita yang di
  • 00:50:10
    banyak gerakan perempuan atau bahkan
  • 00:50:11
    yang laki-laki juga Mas Sugeng bahagio
  • 00:50:13
    itu sudah lewat apa namanya era-era itu
  • 00:50:18
    tapi yang lapis keduanya belum cukup
  • 00:50:20
    Mbak kalau mbak Oki melihat ini gimana
  • 00:50:22
    sebagai upaya Tadi Mbak masih membuka
  • 00:50:25
    dan memperluas ruang politik ini Iya
  • 00:50:27
    edukasi politik itu harus menjadi agenda
  • 00:50:29
    prioritas kita sekarang ya apalagi kan
  • 00:50:31
    kemarin kita belajar banyak dari pemilu
  • 00:50:34
    yang kemar betul Pemilu kemarin itu
  • 00:50:35
    pelajaran sangat berharga bahwa kita
  • 00:50:37
    gagal itu Pak dengan politik publik itu
  • 00:50:40
    tapi sekarang saya juga sudah berada
  • 00:50:41
    pada kesadaran bahwa edukasi politik
  • 00:50:43
    kita tidak bisa lagi hanya menduplikasi
  • 00:50:46
    edukasi politik masa lalu betul saya
  • 00:50:48
    orang yang clear di mana-mana saya
  • 00:50:50
    bilang kita tidak bisa lagi
  • 00:50:51
    meromantisasi misalnya perjuangan tahun
  • 00:50:53
    '98 lalu meniru apa yang dilakukan
  • 00:50:55
    teman-teman tahun '8 Enggak ini kita
  • 00:50:57
    berada di generasi baru situasinya baru
  • 00:51:00
    karakternya baru jadi kita bekerja
  • 00:51:02
    dengan cara mereka jadi edukasi politik
  • 00:51:04
    hari ini kita bisa pakai cara-cara yang
  • 00:51:06
    memang harus lebih kreatif dan inovatif
  • 00:51:09
    kita maksimalkan semua medium ini
  • 00:51:11
    termasuk sama sama masian bikin podcast
  • 00:51:13
    kayak gini kan bentuk edukasi politik
  • 00:51:15
    era hari ini gitu kan Nah di satu sisi
  • 00:51:18
    kemudian kita juga harus coba untuk
  • 00:51:21
    semakin memperluas segmen yang kita
  • 00:51:25
    temui ini gitu jadi Biasanya kita
  • 00:51:27
    berpikir jalurnya adalah jalur aktivis
  • 00:51:30
    terus aktivis terus nah lalu ke
  • 00:51:33
    mahasiswaanya nanti mereka yang sudah
  • 00:51:34
    menjadi aktivis juga nah ini yang harus
  • 00:51:36
    kita perluas nah cara perluasan ini yang
  • 00:51:39
    memang harus masuknya kan kemudian
  • 00:51:41
    dengan cara-cara kreatif dan inovatifnya
  • 00:51:44
    ada di ee strateginya harus dilakukan
  • 00:51:47
    untuk bisa memperluas itu nah kebetulan
  • 00:51:49
    karena saya itu masuk lewat literasi dan
  • 00:51:53
    dunia tulis menulis maka saya itu bisa
  • 00:51:55
    masuk ke ruang apa saja cenderung bisa
  • 00:51:57
    masuk ke ruang apa saja Git fleksibel
  • 00:52:00
    saya bisa masuk ke kampus kalau
  • 00:52:03
    teman-teman yang e di politik gitu kan
  • 00:52:05
    sudah ada resistensinya kan tapi di
  • 00:52:07
    kampus di ruang-ruang kelompok-kelompok
  • 00:52:10
    kecil di kelompok-kelompok pesantren di
  • 00:52:13
    kelompok-kelompok apa itu masih bisa
  • 00:52:15
    masuk Nah kita bisa juga pakai seni
  • 00:52:18
    pakai model-model yang lain untuk masuk
  • 00:52:20
    ke ruang-ruang itu nah lalu juga ee saya
  • 00:52:24
    sangat percaya kita juga Harus Melawan
  • 00:52:28
    model patronisme patronisasi dalam
  • 00:52:31
    gerakan ini ya gitu Jadi kita memaksakan
  • 00:52:34
    bahwa gerakan itu harus satu model
  • 00:52:36
    perlawanan dengan satu karakter harus
  • 00:52:39
    seperti ini wah anak sekarang gayanya
  • 00:52:41
    beda-beda dengan teman-teman yang
  • 00:52:43
    pecinta k-pop kita harus bicara dengan
  • 00:52:46
    bahasa k-pop mereka gitu kita yang kita
  • 00:52:49
    yang kita masukkan itu kan kesadaran Dan
  • 00:52:52
    keberanian nah caranya ikuti cara mereka
  • 00:52:55
    gitu caranya Kita sesuaikan gitu
  • 00:52:57
    modelnya Kita sesuaikan gitu jadi ee
  • 00:53:00
    untuk kelompok-kelompok seperti ini
  • 00:53:02
    memang kita yang terus harus beradaptasi
  • 00:53:05
    kita harus lentur masuk dan terus
  • 00:53:07
    berinovasi gitu Mantap Pak Iya Saya kira
  • 00:53:11
    itu pesan penting Pak untuk ee
  • 00:53:13
    teman-teman untuk kita semua
  • 00:53:16
    ee
  • 00:53:18
    substansinya mesti tajam betul ee arah
  • 00:53:22
    politiknya mesti jelas tetapi cara kita
  • 00:53:24
    mesti fleksibel he
  • 00:53:27
    Mbak Oki Terima kasih sekali eh sudah
  • 00:53:29
    meluangkan waktu untuk ngobrol dengan ee
  • 00:53:32
    kami mudah-mudahan obrolan ini ee
  • 00:53:35
    menginspirasi saudara-saudara
  • 00:53:37
    demikianlah obrolan kita dengan eh Mbak
  • 00:53:40
    Oki Puspa madasari seorang sastrawan
  • 00:53:43
    seorang
  • 00:53:44
    eh sosiolog dan kita sudah belajar
  • 00:53:48
    banyak tentang perempuan dan ruang
  • 00:53:50
    politik bagi saya pribadi hal yang
  • 00:53:52
    sangat menggelitik dan tadi sebenarnya
  • 00:53:54
    itu faktual disampaikan oleh Mbak Oki
  • 00:53:56
    adalah
  • 00:53:56
    napas panjang perjuangan itu yang punya
  • 00:53:58
    ternyata perempuan loh ya Anda mesti
  • 00:54:00
    ingat itu tetapi juga saya kira kita
  • 00:54:04
    bersama-sama belajar bahwa
  • 00:54:07
    eh substansi tentang perempuan di ruang
  • 00:54:11
    politik di ruang publik ini sebenarnya
  • 00:54:14
    ee menggambarkan atau menjadi ee pintu
  • 00:54:19
    masuk atas keprihatinan yang lebih
  • 00:54:20
    mendalam Bagaimana masyarakat sipil ee
  • 00:54:23
    mendapatkan
  • 00:54:24
    ee ruang bagaimana mereka terlibat di
  • 00:54:28
    dalam eh public Space khususnya
  • 00:54:31
    pembuatan kebijakan bagaimana mereka
  • 00:54:33
    terlibat dan ikut menentukan sendiri
  • 00:54:36
    nasibnya mereka ikut terlibat membuat
  • 00:54:39
    dan EE ikut terlibat di dalam seluruh
  • 00:54:42
    proses pengambilan keputusan
  • 00:54:44
    ee refleksi kita hari ini yang
  • 00:54:46
    disampaikan oleh Mbak Oki mudah-mudahan
  • 00:54:49
    memperkaya langkah-langkah kita
  • 00:54:51
    selanjutnya memperkaya cara berpikir
  • 00:54:53
    kita cara pandang kita dan yang terutama
  • 00:54:56
    keberpihakan kita
الوسوم
  • perempuan
  • pembangunan
  • politik
  • kebijakan
  • advokasi
  • media sosial
  • partisipasi
  • gender
  • sosial
  • edukasi