KOMUNIKASI BURUK DARI AWAL?? - KADE-RT, SEL*N9KUH ?? BAIM & PAULA AKHIRNYA CERAI !!

00:54:59
https://www.youtube.com/watch?v=VnXvgHcyUag

Resumen

TLDRIn this video, a couple discusses their tumultuous relationship and the impact of their divorce on their children. The speaker reflects on the struggles of motherhood, the importance of cherishing moments with their children, and the challenges of navigating public scrutiny. They express a desire for peace and understanding, emphasizing the need for effective communication and co-parenting. The speaker also shares their journey of self-discovery and learning about their faith, highlighting the importance of forgiveness and personal growth. Ultimately, they aim to reassure their children of their love and support amidst the challenges they face.

Para llevar

  • 💔 The impact of divorce on children is profound.
  • 👩‍👧‍👦 Co-parenting requires love and understanding from both parents.
  • 🗣️ Effective communication is crucial in relationships.
  • 🙏 Forgiveness is a personal journey towards healing.
  • 📸 Cherishing moments with children is essential for a mother's heart.
  • 🌱 Personal growth often comes from challenging experiences.
  • 🤝 Public narratives can complicate personal matters.
  • 💖 Love from both parents is vital for children's well-being.
  • 🕊️ Seeking peace is a priority amidst turmoil.
  • 📖 Learning about faith can guide personal development.

Cronología

  • 00:00:00 - 00:05:00

    The speaker reflects on their happiness during marriage, mentioning struggles and the importance of cherishing moments with their children. They emphasize the challenges faced as a mother and the desire to create lasting memories with their kids.

  • 00:05:00 - 00:10:00

    The conversation shifts to the speaker's feelings about their marriage, expressing a desire for a peaceful separation due to incompatibility, while also considering the impact on their children.

  • 00:10:00 - 00:15:00

    The speaker discusses their decision to remain silent for a long time to protect their children from media scrutiny, but eventually felt compelled to speak out against allegations of infidelity.

  • 00:15:00 - 00:20:00

    They express disappointment over the court's decision and the public's perception, emphasizing that their focus is on their children and the need for a fair resolution.

  • 00:20:00 - 00:25:00

    The speaker shares their perspective on the legal proceedings, highlighting the emotional toll and the desire for a resolution that prioritizes the well-being of their children.

  • 00:25:00 - 00:30:00

    The discussion touches on the complexities of their relationship, including misunderstandings and the involvement of a third party, which has led to public speculation.

  • 00:30:00 - 00:35:00

    The speaker acknowledges their shortcomings in the marriage and their journey of self-improvement, including their spiritual growth and commitment to learning more about their faith.

  • 00:35:00 - 00:40:00

    They express a desire for co-parenting and maintaining a positive relationship for the sake of their children, despite the challenges they face in communication with their ex-partner.

  • 00:40:00 - 00:45:00

    The speaker reflects on the emotional impact of the divorce on their children and their efforts to remain present in their lives, despite the changes in their family dynamics.

  • 00:45:00 - 00:54:59

    Finally, the speaker emphasizes the importance of forgiveness and healing, both for themselves and their ex-partner, while maintaining hope for a peaceful future for their family.

Ver más

Mapa mental

Vídeo de preguntas y respuestas

  • What are the main themes discussed in the video?

    The main themes include the challenges of divorce, the impact on children, motherhood, communication in relationships, and the desire for peace.

  • How does the speaker feel about their marriage?

    The speaker expresses mixed feelings, acknowledging both happiness and struggles during the marriage.

  • What is the speaker's approach to co-parenting?

    The speaker emphasizes the importance of co-parenting and ensuring that the children feel loved by both parents.

  • What does the speaker say about public perception?

    The speaker is concerned about how public narratives can affect their children and emphasizes the need for privacy.

  • How does the speaker cope with the emotional challenges?

    The speaker focuses on self-improvement, learning about their faith, and seeking peace.

  • What is the speaker's view on forgiveness?

    The speaker is in the process of learning to forgive for their own peace and healing.

  • What message does the speaker want to convey to their children?

    The speaker wants their children to know that both parents love them and are always there for them.

  • How does the speaker feel about the future?

    The speaker remains hopeful for a peaceful resolution and better communication in the future.

Ver más resúmenes de vídeos

Obtén acceso instantáneo a resúmenes gratuitos de vídeos de YouTube gracias a la IA.
Subtítulos
id
Desplazamiento automático:
  • 00:00:00
    Kamu bahagia enggak sih selama menikah?
  • 00:00:03
    Kita sudah ngotot-ngototan. Maksudnya
  • 00:00:05
    saya di dituduhkan seperti ini yang
  • 00:00:08
    didalilkan. Buktinya apa? Anak aku sudah
  • 00:00:11
    mulai welcome mau main. Kenapa aku
  • 00:00:16
    videoin? Karena setiap malam momen itu
  • 00:00:18
    yang aku
  • 00:00:19
    akan kenang sama mereka gitu loh. Itulah
  • 00:00:23
    makanya aku bilang perjuangan seorang
  • 00:00:25
    ibu sampai pada akhirnya anak aku anak
  • 00:00:27
    aku enjoy aja. Mereka kan enggak tahu
  • 00:00:30
    gitu 5 menit penolakan itu nyata. Mas
  • 00:00:34
    Dini, kalau sama anak kamu, kamu akan
  • 00:00:35
    cerita apa tentang Baim?
  • 00:00:47
    Dia makeup-an dulu katanya soalnya tadi
  • 00:00:49
    habis
  • 00:00:50
    nangis. Malu ya? Iya.
  • 00:00:53
    Eh, sehat. Sehat.
  • 00:00:56
    Alhamdulillah. Enggak mau kelihatan
  • 00:00:59
    nangis ya? Enggak malu ya. Banyak yang
  • 00:01:02
    ditutupin ya dari awal perkara. Sudah
  • 00:01:05
    setahun ya. Hari ini setahun. Hari ini
  • 00:01:07
    setahun. Coba kita dengar dulu dari
  • 00:01:09
    Paula. Maksudnya Paula dari awal
  • 00:01:11
    kepenginnya bagaimana? Nah, itu yang
  • 00:01:13
    kita mau dengar. Oke. Ee aku pastinya
  • 00:01:16
    kepenginnya awalnya baik-baik aja. Heeh.
  • 00:01:20
    Kita memang sudah tidak ada kecocokan.
  • 00:01:22
    Kalau misah juga bisa baik-baik aja
  • 00:01:25
    gitu. He. Cuman ya
  • 00:01:27
    tiba-tiba seperti ini gitu. Naik. Dan
  • 00:01:30
    yang kamu sayangkan yang aku sayangkan
  • 00:01:33
    ini kan berefek besar ke anak-anak gitu.
  • 00:01:37
    Heeh. Makanya kenapa selama ini saya
  • 00:01:39
    memilih diam itu untuk mereda itu semua
  • 00:01:43
    gitu. Tujuannya tujuannya. Dan buat apa
  • 00:01:47
    nanti kita perang di
  • 00:01:49
    media yang paling dirugikan itu pasti
  • 00:01:52
    anak-anak satu dan kedua ini semua akan
  • 00:01:55
    jadi abu gitu. Enggak ada yang menang,
  • 00:01:57
    enggak ada yang kalah gitu. Semua kalah
  • 00:02:00
    gitu. Oke. Tapi menurut pandangan aku,
  • 00:02:03
    tapi kenyataan berjalan, kenyataan
  • 00:02:05
    berjalan ya seperti ini gitu. Kapan kamu
  • 00:02:07
    memutuskan untuk akhirnya kamu buka
  • 00:02:09
    suara?
  • 00:02:11
    kemarin kemarin waktu pihak hakim
  • 00:02:16
    memutuskan membacakan hampir isi di
  • 00:02:20
    dalam putusan, enggak hanya putusan saja
  • 00:02:22
    tapi
  • 00:02:23
    ee gugatan dan semuanya itu gitu. Heeh.
  • 00:02:28
    Ada yang kamu sayangkan enggak di situ?
  • 00:02:30
    Iya. Karena kan makanya dari kekecewaan
  • 00:02:34
    kami terutama aku, makanya kita
  • 00:02:38
    mendaftarkan melaporkan ada
  • 00:02:41
    dugaan apa tuh? Pelanggaran etik. Iya,
  • 00:02:44
    pelanggaran kode etik. Terus itu kan
  • 00:02:47
    dari sisi hukumnya ya. Dari sisi hukum
  • 00:02:48
    ya, dari pandangan hukumnya. Tapi kalau
  • 00:02:50
    dari pandangan kamu sebagai pribadi,
  • 00:02:52
    karena kamu dari awal berusaha supaya
  • 00:02:54
    ini jangan ke masyarakat, jangan
  • 00:02:56
    melebar, biarlah ini jadi urusan kalian
  • 00:02:59
    berdua. Ada enggak yang kamu sayangkan
  • 00:03:00
    di situ? Iya, karena itu menggerakkan
  • 00:03:03
    hati saya
  • 00:03:04
    untuk bicara ke semua orang juga ke
  • 00:03:07
    media bahwa ini saya berdiri untuk
  • 00:03:09
    anak-anak saya bahwa ini tidak ada
  • 00:03:11
    perselingkuhan gitu. Oke. Karena buat
  • 00:03:15
    aku ini akan panjang banget gitu
  • 00:03:17
    urusannya gitu ke anak-anak debatin ini
  • 00:03:19
    kan. Iya gitu. Makanya saya bilang bahwa
  • 00:03:21
    saya bisa bersaksi dan bisa
  • 00:03:24
    mempertanggungjawabkan ini di akhirat.
  • 00:03:26
    Apa yang saya ucapkan dan saya lakukan
  • 00:03:28
    bahwa tidak ada terjadinya
  • 00:03:30
    perselingkuhan selama saya menikah gitu.
  • 00:03:32
    Oke. Saya bisa pertanggungjawabkan itu
  • 00:03:34
    gitu. Oke. Cuma kan ini menjadi rumitnya
  • 00:03:37
    karena kan masuk
  • 00:03:39
    ke media kemudian terblow up dengan
  • 00:03:43
    bukti-bukti yang keluar terus kemudian
  • 00:03:47
    isu-isu yang keluar.
  • 00:03:49
    Kan dari awal sebenarnya kan harusnya
  • 00:03:52
    kamu enggak mau ini keluar. Sekarang
  • 00:03:55
    yang lebih kamu pikirin ke diri kamu
  • 00:03:57
    sendiri atau ke anak-anak ini nih? Ya,
  • 00:03:59
    ke anak-anak sama orang tuaku. Apa yang
  • 00:04:02
    kamu lihat gejala yang sudah mulai
  • 00:04:03
    enggak bagus?
  • 00:04:05
    Mereka kan sekarang udah main handphone
  • 00:04:07
    ya. He beritanya ini tuh sangat masif.
  • 00:04:11
    Jadi aku tuh juga enggak tahu apa nanti
  • 00:04:13
    efek ke depannya gitu. Makanya kenapa
  • 00:04:15
    aku kemarin berpikir untuk ya udah aku
  • 00:04:17
    harus ngomong nih speak up memang tidak
  • 00:04:20
    ada terjadi perselingkuhan gitu. Oke,
  • 00:04:22
    gitu. Jadi itu yang membuat aku jadi
  • 00:04:24
    kayak ya udah nih udah saatnya aku
  • 00:04:26
    bicara.
  • 00:04:28
    Jadi kayak sebenarnya juga aku mau
  • 00:04:30
    bilang juga ya, kemarin kan sempat ee
  • 00:04:33
    ada isu ee tentang CCTV yang masuk di
  • 00:04:36
    kamar itu. Oke. He, di sini aku tuh mau
  • 00:04:40
    ngomong bahwa kondisi
  • 00:04:43
    itu
  • 00:04:45
    ee laki-laki ini bisa masuk di dalam
  • 00:04:48
    rumah itu atas izin mantan suami
  • 00:04:52
    saya gitu. Oke. Karena kita tuh
  • 00:04:55
    berteman, mereka berteman puluhan tahun
  • 00:04:58
    sudah seperti saudara. Oke. Dan juga
  • 00:05:01
    istrinya juga itu kenal baik sama kita
  • 00:05:03
    juga sama aku gitu. Dan kenapa orang ini
  • 00:05:06
    bisa terlibat dalam hubungan kami?
  • 00:05:08
    Karena memang sudah dilibatkan sejak
  • 00:05:10
    awal. Jadi siapa misalnya kita lagi
  • 00:05:13
    berantem orang ini adalah penengah gitu.
  • 00:05:16
    Jadi sebenarnya ini akhirnya menjadi
  • 00:05:18
    salah paham aja gitu kalau dari
  • 00:05:19
    perspektif kamu. Iya, karena jelas itu
  • 00:05:23
    ee memang yang mengizinkan tinggal di
  • 00:05:27
    situ adalah beliau gitu loh. Saya
  • 00:05:29
    sebagai istri ikut aja tapi memang saya
  • 00:05:31
    akui di situ kan ber apa ada kabar apa
  • 00:05:36
    isunya adalah tidak bukan muhrim segala
  • 00:05:39
    macam. Gini loh, Mas. Aku ini memang
  • 00:05:42
    sedang belajar. Saya makanya enggak tahu
  • 00:05:46
    banget ilmu agama. Saya sedang belajar.
  • 00:05:49
    Saya juga baru memakai hijab tahun lalu
  • 00:05:50
    di bulan Maret setelah umrah. Nah,
  • 00:05:54
    makanya kenapa doa aku tuh setiap
  • 00:05:56
    sebelum aku menikah tuh, "Ya Allah,
  • 00:05:58
    tolong kirimkan aku seorang pasangan
  • 00:06:00
    yang bisa menuntun aku dunia akhirat."
  • 00:06:02
    Karena aku merasa aku sangat sangat
  • 00:06:05
    kurang akan agama gitu.
  • 00:06:08
    Nah, memang memang salah gitu dengan
  • 00:06:11
    makanya saya minta maaf memang bukan
  • 00:06:13
    muhrim. Betul. Saya banyak banget
  • 00:06:15
    kekurangan di situ. Saya enggak tahu
  • 00:06:16
    bahwa ee ternyata ngobrol berduaan gitu
  • 00:06:20
    satu ruangan. Nah, tapi rumah tangga
  • 00:06:22
    kita seperti itu. Paham enggak
  • 00:06:24
    maksudnya? Oke.
  • 00:06:26
    Jadi ruangan itu kamar itu adalah kamar
  • 00:06:30
    mainan anak-anak juga. Anak keluar
  • 00:06:32
    masuk, Mbak juga mau bersihin apa
  • 00:06:35
    ngambil sesuatu juga di situ. Jadi,
  • 00:06:37
    rumah itu yang tinggal 11 orang gitu.
  • 00:06:40
    Heeh. Heeh. He. Jadi, ya memang saya
  • 00:06:43
    banyak kurangnya. Memang saya belum jadi
  • 00:06:45
    istri sempurna. Saya secara agama memang
  • 00:06:47
    saya salah, tapi saat itu kita sama-sama
  • 00:06:50
    lagi belajar juga gitu. Pasangan saya
  • 00:06:52
    juga saat itu tidak istilahnya tidak
  • 00:06:55
    menggunakan rules bahwa kita bersalaman
  • 00:06:59
    aja, bersentuhan aja kan.
  • 00:07:02
    bukan mukim gitu. Sedangkan pasangan
  • 00:07:04
    saya saat itu tidak mengindahkan itu
  • 00:07:06
    juga gitu. Sebenarnya dalam rumah tangga
  • 00:07:08
    kan nah kodanya kan laki-laki. Nah di
  • 00:07:12
    situ aku melihat juga oh dia fine-fine
  • 00:07:14
    aja dan ini adalah saudara udah kayak
  • 00:07:16
    saudara dan ngobrolnya sama istrinya
  • 00:07:19
    juga gitu. Jadi buat aku kenapa kok jadi
  • 00:07:22
    aku yang disalahin ya gitu loh. Oke.
  • 00:07:25
    Nangkap nangkap nangkap nangkap nangkap.
  • 00:07:27
    Iya. Dan di sini saya mengakui memang
  • 00:07:29
    dengan segala kebodohan saya dan segala
  • 00:07:31
    kekurangan saya memang itu tidak
  • 00:07:33
    dibenarkan. Saya tahu. Dan makanya
  • 00:07:35
    kenapa saya sekarang belajar untuk lebih
  • 00:07:38
    baik lagi untuk belajar Islam lebih lagi
  • 00:07:40
    karena oh ternyata seperti itu ya gitu.
  • 00:07:43
    Oke. Itu yang membuat kamu jadi
  • 00:07:44
    posisinya jadi kurang bagus dilihatnya
  • 00:07:46
    seperti itu ya. Iya gitu. Kita udah ada
  • 00:07:49
    lawyer kamu juga nih Mas Alvon. Alfon.
  • 00:07:52
    Masuk aja Mas. Oke. Iya dari tadi
  • 00:07:55
    nungguin aku mulai duluan ya. Silakan,
  • 00:07:57
    silakan duduk, duduk sebelah sini, Pak.
  • 00:07:59
    Senyum. Heeh. Eh, minum dulu, santai
  • 00:08:02
    dulu, ya. Jadi, kita lagi ngobrolin
  • 00:08:05
    seputar putusan kemarin di pengadilan.
  • 00:08:07
    Nah, tadi kan beliau ee udah cerita
  • 00:08:09
    dikit, cuma aku pengin dengar sedikit
  • 00:08:11
    sih dari pandangan hukumnya, dari
  • 00:08:13
    putusan kemarin. Sepertinya kan ada
  • 00:08:15
    keberatan dari pandangan hukumnya. Boleh
  • 00:08:16
    disampaiin enggak sih, Mas? Ee jadi kan
  • 00:08:19
    gini, mereka itu mendalilkan ya, ada
  • 00:08:22
    beberapa hal sih sebenarnya. Nah, dan
  • 00:08:24
    itu sebenarnya awal-awal itu dibilang
  • 00:08:27
    sebagai ee ini sih egois gitu ya,
  • 00:08:32
    awal-awal sih sebenarnya gitu kan. Dan
  • 00:08:34
    kemudian ada pertengkaran yang
  • 00:08:36
    terus-menerus gitu. Nah, standar lah
  • 00:08:39
    dalam apa ee dalil-dalil permohonan
  • 00:08:41
    talak gitu. Iya. Nah, tapi kemudian ini
  • 00:08:45
    berubah gitu ya menjadi istri yang nusus
  • 00:08:49
    atau istri yang durhaka gitu ya. Oke.
  • 00:08:51
    Kenapa itu sebenarnya ini ada pendekatan
  • 00:08:55
    ee kekasan dalam rumah tangga sih ya
  • 00:08:58
    pendekatannya itu dalam bentuk ee
  • 00:09:00
    ekonomis gitu ya. Heeh. Dalam
  • 00:09:03
    pendekatan ideal sebenarnya kan
  • 00:09:06
    perempuan sama laki-laki sama. Iya kan
  • 00:09:08
    gitu ya. Iya.
  • 00:09:10
    Perempuan itu sebenarnya enggak boleh
  • 00:09:11
    dikontrol kan gitu kan. ee itu makanya
  • 00:09:16
    ee dalam pendekatan ee ekonomis gitu ya,
  • 00:09:20
    itu juga enggak boleh gitu kan. Salah
  • 00:09:21
    satunya yang pada saat sekarang itu ya
  • 00:09:23
    di dalam Undang-Undang KRT itu hanya
  • 00:09:25
    dalam pendekatan itu adanya
  • 00:09:27
    penelantaran. Sebenarnya bukan hanya itu
  • 00:09:30
    tetapi terkait dengan ini ya kontrol.
  • 00:09:31
    Nah, itu dibuktikan memang sebenarnya
  • 00:09:34
    dengan ee beliau ini yang dibilang egois
  • 00:09:38
    itu pokoknya kalau misal apa gua bilang
  • 00:09:40
    a ya lu kerjain A gitu. Oke. Patriaki
  • 00:09:44
    kali ya sang patriarkis lah ya. Oke.
  • 00:09:46
    Oke. Nah, jadi
  • 00:09:48
    ee
  • 00:09:50
    intinya pola itu bingung sih sebenarnya
  • 00:09:54
    dalam konteks itu ya. Ini real-nya ya. I
  • 00:09:56
    dia bingung dia sebenarnya dia gua mesti
  • 00:09:58
    ngapain sih sebenarnya gua di mainin
  • 00:09:59
    mulu gitu kan. Iya gitu. Oke. Nah jadi
  • 00:10:04
    ee kalau semisalnya B minta makanan A ya
  • 00:10:07
    lu harus ngejediain makanan A gitu. Ini
  • 00:10:09
    ini persidangan sebenarnya gitu kan.
  • 00:10:12
    atau juga terkait dengan apa
  • 00:10:13
    jawab-menjawab dalam apa gugatan itu.
  • 00:10:16
    Nah, nah itulah yang sebenarnya
  • 00:10:20
    memunculkan Baim gitu ya memunculkan ada
  • 00:10:23
    yang dibilang ee pihak ketiga itu gitu
  • 00:10:25
    ya. Tapi dia enggak ada tuh dalam
  • 00:10:28
    putusan sama pihak tiga enggak ada tuh
  • 00:10:29
    gitu. Oke. Nah, pihak tiga ini teman.
  • 00:10:32
    Nah, nah temannya ini sebenarnya diminta
  • 00:10:34
    tolong eh tolong dong gitu kan
  • 00:10:37
    lo istilahnya apa lebih tepat fasilitasi
  • 00:10:41
    untuk memediasikan enggak bagaimana PO
  • 00:10:44
    itu menjadi lebih baik seperti yang
  • 00:10:46
    dipahami.
  • 00:10:47
    Oke. Kan gitu ya. Penengah. Penengah I
  • 00:10:50
    juga ya bisa juga penengah gitu kan. Iya
  • 00:10:51
    kis kita namanya life coach ya artinya
  • 00:10:54
    apa membuat pola jauh lebih baik
  • 00:10:56
    berdasarkan pemahamannya dia gitu ya.
  • 00:10:58
    Oke. Itu permintaan siapa? Baim. Tapi
  • 00:11:00
    dia enggak ngaku gitu kan. Dia enggak
  • 00:11:04
    ngu. Tapi yang jelas adalah ketika dia
  • 00:11:06
    numpang di situ. Nah, kemudian diminta
  • 00:11:09
    sekalian kalau kalian ini aja deh apa
  • 00:11:12
    namanya lo bisa apa ee bikin pola jadi
  • 00:11:18
    jauh lebih baiklah gitu. Oh, bantu rumah
  • 00:11:20
    tangganya supaya komunikasinya bagus
  • 00:11:22
    gitu-gitu. Itu permintaan dari itu baik
  • 00:11:26
    peratan itu ya. Baik. Oke. Oke. Nah,
  • 00:11:29
    jadi ee dari situ makanya yang namanya
  • 00:11:33
    love coach itu kan ya karena dia ada di
  • 00:11:36
    situ bisa jadi 24 jam kan gitu kan. Iya.
  • 00:11:38
    Tadi sudah cerita kan jadi dia juga
  • 00:11:40
    tinggal di situ segala macam ya. Heeh.
  • 00:11:42
    Tinggalnya untuk beberapa ini aja sih ya
  • 00:11:44
    sebulan deh. Oke. Jadi memang saya
  • 00:11:47
    enggak tahu kenapa alasan tinggalnya apa
  • 00:11:49
    gitu. Cuman pas tinggal itu memang apa
  • 00:11:51
    namanya? Kita memang berteman, enggak
  • 00:11:54
    cuman life coach aja, kita memang
  • 00:11:55
    berteman gitu. Memang menggunakan orang
  • 00:11:57
    tengah untuk misalnya kita berantem,
  • 00:12:00
    mantan saya bilang, "Eh, tuh kasih tahu
  • 00:12:03
    tuh lu gini-gini ya." udah nanti aku
  • 00:12:06
    misalnya aku berantem nangis-nangis aku
  • 00:12:07
    tuh gini loh, bingung. Karena komunikasi
  • 00:12:09
    aku terus terang kurang baik gitu. Dari
  • 00:12:11
    awal menikah atau Iya, dari awal
  • 00:12:13
    menikah. Lah, komunikasi kurang baik,
  • 00:12:15
    kenapa lu menikah? Itu pertanyaannya kan
  • 00:12:17
    jadi begitu. Maaf ya, maaf ya. Iya kan?
  • 00:12:20
    Benar ya, Mas? Benar menit kayak gitu ya
  • 00:12:23
    kan kita kan kena 8 bulan. Iya dan dalam
  • 00:12:26
    kondisi itu juga sama-sama sibuk gitu.
  • 00:12:28
    Jadi ya kalau aku sih positif aja ya.
  • 00:12:31
    Kenapa kita sampai menikah? Kan memang
  • 00:12:32
    itu sudah jodohnya dan aku kan juga
  • 00:12:34
    berdoa salat istikharah saat itu dan
  • 00:12:37
    memang ternyata dipermudah gitu. Dan dan
  • 00:12:40
    sebelum aku menikah aku tuh sudah punya
  • 00:12:44
    apa ya? punya yakin bahwa namanya suami
  • 00:12:48
    istri atau dalam keluarga itu enggak
  • 00:12:50
    akan pernah bisa cocok gimana caranya
  • 00:12:53
    toleransi. Jadi, aku tuh emang tidak aku
  • 00:12:55
    jarang banget ee keluargaku yang divorce
  • 00:12:58
    gitu. Jadi, aku sangat memahami sekali
  • 00:13:00
    namanya rumah tangga pasti
  • 00:13:01
    ketidakcocokan itu kan pasti ada gimana
  • 00:13:03
    cara kita mentoleransi gitu. Itu mutlak.
  • 00:13:06
    Heeh. Nah, alhamdulillahnya pas waktu
  • 00:13:09
    menikah gesekan mulai karena kan aku
  • 00:13:12
    juga alfa beliau alfa gitu. 8 bulan
  • 00:13:15
    enggak ada gesekan? Enggak ada sebelum
  • 00:13:17
    nikah manis banget. Iya begitu nikah
  • 00:13:19
    mulai ada gesekan. Iya karena kan baru
  • 00:13:21
    tinggal bareng terus baru tahu karakter
  • 00:13:24
    masing-masing dari situ. Dan aku paham
  • 00:13:27
    sekali gitu dan aku yakin aku juga bukan
  • 00:13:30
    manusia sempurna dan istri sempurna.
  • 00:13:32
    Enggak. Tapi aku mau belajar. Maka aku
  • 00:13:34
    bilang, "Tolong bimbing aku." Dan kenapa
  • 00:13:36
    aku bisa memilih Baim memantapkan hati
  • 00:13:39
    mantan saya itu? Karena waktu itu aku
  • 00:13:42
    ngelihat dia agama, satu agama muslim,
  • 00:13:45
    kedua dia pekerja keras. Jadi, dua itu
  • 00:13:47
    yang aku pegang saat itu gitu. Iya. Dan
  • 00:13:50
    berharap bisa dibimbing gitu loh. Dan
  • 00:13:52
    berharap semua akan baik-baik saja gitu
  • 00:13:55
    kan ya. Iya, saya tahu sih enggak akan
  • 00:13:57
    baik-baik saja. Namanya rumah tangga
  • 00:13:59
    pasti enggak akan mungkin baik-baik saja
  • 00:14:00
    gitu. Up and down gitu. Tapi maaf aku
  • 00:14:02
    potong ya. Tapi 8 bulan komunikasi
  • 00:14:04
    bagus, 8 bulan pacaran. Iya
  • 00:14:07
    komunikasi ya layaknya
  • 00:14:10
    baik-baik aja. Begitu pas sudah. Tapi
  • 00:14:13
    enggak deep ya. Enggak deep ya? Ya
  • 00:14:14
    sayangnya enggak deep. Oh karena waktu
  • 00:14:17
    itu dia sinetron apalah gitu. Akunya
  • 00:14:19
    juga masih ke mana-mana kan. Aku kan
  • 00:14:21
    saat itu iya masih pick ya di atas ya.
  • 00:14:26
    Jadi memang jadi masih sempat ke luar
  • 00:14:29
    negeri ke mana gitu gitu. Jadi buat aku
  • 00:14:33
    ya apa belajarnya waktu pas menikah
  • 00:14:35
    gitu. Pas menikah tapi pada saat nikah
  • 00:14:38
    komunikasi malah enggak bagus gitu. Iya.
  • 00:14:40
    Penyesuaiannya memang butuh waktu berat.
  • 00:14:43
    Effort. Berat. Effort. Iya. Tapi enggak
  • 00:14:45
    apa-apa. Siapa yang biasa memulai
  • 00:14:47
    obrolan? Gini. Jadi ee
  • 00:14:51
    gini bedanya kalau aku nih perempuan
  • 00:14:54
    maunya tuh kalau apa-apa langsung
  • 00:14:56
    diomongin kan selesai gitu. Oke. Tipe
  • 00:14:59
    yang kayak gitu. Tipe gitu. Cuman
  • 00:15:00
    mungkin laki-laki ada beberapa yang
  • 00:15:02
    kayak udahlah dinanti jadi akhirnya jadi
  • 00:15:04
    bola salju. Oh gitu. Akhirnya menjadi
  • 00:15:07
    bola salju. Iya. Iya. Dan dan ya saya
  • 00:15:10
    sih bersyukur juga sih dengan kondisi
  • 00:15:13
    yang sekarang. Makanya saya selalu
  • 00:15:14
    bilang bahwa makasih dipertemukan dia
  • 00:15:17
    dalam hidupku. Karena dengan pernikahan
  • 00:15:20
    aku yang seperti ini aku jadi lebih
  • 00:15:23
    mendekat sama Allah ya kan. Jadi bisa
  • 00:15:26
    langsung pakai hijab. Mungkin kalau aku
  • 00:15:28
    enggak dalam kondisi seperti ini,
  • 00:15:29
    mungkin aku enggak akan sadar gitu loh
  • 00:15:31
    bahwa kita tuh harus harus pakai hijab
  • 00:15:34
    gitu. Aku takut mati. Nah, itu menurut
  • 00:15:36
    aku tuh banyak banget hal-hal positif
  • 00:15:38
    yang aku dapetin gitu. Jadi, terima
  • 00:15:41
    kasih karena pernikahan ini aku jadi
  • 00:15:43
    lebih mendekat ke Allah gitu loh. Dan
  • 00:15:46
    aku selalu bilang, "Aku salat lima waktu
  • 00:15:48
    aku ngelihat Baim." Oh, gua nangkap deh.
  • 00:15:51
    Soalnya tadi aku ngobrolin sama
  • 00:15:52
    kreatifku, aku bilang, "Si Paula hijrah
  • 00:15:56
    gara-gara apa ya?" Oh, ternyata
  • 00:15:57
    gara-gara masalah rumah tangga ya. Bukan
  • 00:15:59
    yang kalian coba untuk perbaiki ini
  • 00:16:02
    segala macam. Bukan, bukan. Aku aku
  • 00:16:04
    pengin pakai hijab itu dari tahun 2019
  • 00:16:07
    sebelum waktu hamil kiano. Oh, hamil
  • 00:16:10
    kiano. Iya. Di situ. Tapi di situ
  • 00:16:12
    perdebatan batin tuh. Karena memutuskan
  • 00:16:14
    memakai hijab itu kan enggak mudah. I
  • 00:16:16
    pekerjaan,
  • 00:16:18
    karir, dan lain sebagainya. Nah,
  • 00:16:20
    berjalannya waktu aku mencari jati diri
  • 00:16:23
    nih kayak ikut ke kajian-kajian
  • 00:16:26
    pengajian dan bertanya kenapa sih harus
  • 00:16:28
    pakai hijab. Nah, di tahun
  • 00:16:32
    2024 itu tiba-tiba ada perasaan
  • 00:16:34
    tiba-tiba banyak teman-teman seumuran
  • 00:16:36
    tuh banyak yang mati menimpa yang
  • 00:16:39
    dadakan di situ. Aku takut Allah tuh
  • 00:16:42
    kalau mau ngambil kita bisa kapan aja.
  • 00:16:45
    Sedangkan aku belum berhijab nih. Nah,
  • 00:16:46
    bulan Maret aku pergi umrah. Aku di sana
  • 00:16:50
    berdoa, "Ya Allah, tolong mantapkan aku.
  • 00:16:53
    Aku pengin berhijab sebelum 40 tahun."
  • 00:16:55
    Iya, aku dengar itu di itu. Iya. Iya.
  • 00:16:57
    Jadi, proses pencarian saya mau berhijab
  • 00:17:01
    itu dari tahun 2019 sampai 2024 kemarin.
  • 00:17:04
    Oke. Tapi ditambah lagi dengan
  • 00:17:06
    masalah-masalah dari kehidupan itu juga
  • 00:17:08
    yang menjadi trigger ya. Iya. H karena
  • 00:17:11
    kita tidak bisa apa ya bergantung sama
  • 00:17:14
    manusia yang yang aku berpikir bahwa aku
  • 00:17:16
    berharap pada suamiku saat itu ternyata
  • 00:17:19
    suami aku enggak bisa diharapin kan
  • 00:17:20
    sesuai itu belum mampu ya di Al-Qur'an
  • 00:17:23
    kan juga kita tidak boleh berharap pada
  • 00:17:25
    manusia kita berharap pada Allah gitu
  • 00:17:26
    kan ya dari situlah aku belajar untuk
  • 00:17:28
    berserah gitu oh iya saya di titik ini
  • 00:17:32
    saya berusaha untuk oke semua saya
  • 00:17:34
    serahin ke Allah apapun itu aku yakin
  • 00:17:36
    ini adalah yang terbaik gitu paham jadi
  • 00:17:38
    sebenarnya nya kamu tidak mendapatkan
  • 00:17:41
    solusi. Kamu mencari Tuhan, berharap
  • 00:17:44
    dari Tuhan ini dapat solusi, malah
  • 00:17:46
    akhirnya jadi kondisinya
  • 00:17:49
    seperti sekarang ini. Seperti dan aku
  • 00:17:50
    pun yakin kondisi ini mungkin yang kita
  • 00:17:53
    anggap enggak baik buat kita atau sedih
  • 00:17:55
    buat kita, tapi ini adalah yang terbaik.
  • 00:17:58
    Oke. Kamu berpikir masih positif untuk
  • 00:18:00
    hal itu. Iya, positif. Cuman dari hasil
  • 00:18:03
    putusan kemarin enggak enggak positif
  • 00:18:05
    sama sekali ya. Enggak. lawyernya dulu
  • 00:18:08
    positif enggak
  • 00:18:09
    kemarin? Tarentar ini dilanjut yang tadi
  • 00:18:11
    gitu ya. Heeh. Ee karena dia ngobrol
  • 00:18:15
    tadi ya namanya ngobrolin apa yang ee
  • 00:18:18
    suaminya gitu kan enggak mungkin juga di
  • 00:18:20
    sini diobrolin gitu kan pasti dengarlah
  • 00:18:22
    gitu kan. Makanya dia enggak boleh di
  • 00:18:24
    kamar tapi itu enggak dikunci. Heeh.
  • 00:18:27
    Gitu. Nah, kebuka dan artian juga
  • 00:18:29
    anak-anak bolak-balik, pembantu
  • 00:18:30
    bolak-balik. Nah, pembantu bolak-balik
  • 00:18:33
    itulah yang ditanya gitu kan. Benar
  • 00:18:34
    ketemu benar ya. Benar gitu kan. Tapi
  • 00:18:36
    pertanyaannya waktu persidangan gitu kan
  • 00:18:39
    itu pada saat sidang itu kan ada ngapain
  • 00:18:40
    dia gitu kan lagi ngobrol gitu kan dan
  • 00:18:43
    kemudian dulunya gimana jauhan juga
  • 00:18:45
    misalnya di sini apa ee apa e Mas di
  • 00:18:49
    situ gitu kan dia di sini sudah dan
  • 00:18:51
    kemudian tanya lagi gitu kan ini ada
  • 00:18:53
    zinanya enggak ada bukan dalam
  • 00:18:55
    pertanyaan ada nih zinanya gitu kan dia
  • 00:18:57
    waktu apa ee lu ngelihat ee si Paula ini
  • 00:19:02
    ada gini-gini enggak gitu kan iya
  • 00:19:03
    maksudnya yang di luar itu Nah, dan
  • 00:19:06
    kemudian ada kritik enggak gitu kan
  • 00:19:08
    macam-macam gitu enggak ada biasa aja
  • 00:19:10
    ngobrol enggak ada. Nah, itulah makanya
  • 00:19:14
    apa namanya tuh ee kita bilang gitu kan
  • 00:19:19
    jadi keputusan jadi pihak ketiga itu di
  • 00:19:21
    mana tuh diomongin di dalam persidangan
  • 00:19:24
    kagak ada kan. Paham, paham, paham.
  • 00:19:26
    Kemudian yang kedua dibilang
  • 00:19:28
    selingkuh
  • 00:19:30
    ee itu selingkuh dalam hal apanya gitu
  • 00:19:33
    kan. Dan kemudian dari situ juga kita
  • 00:19:38
    tanya, "Loh, kok ngomong itu siku
  • 00:19:41
    publik?" Sehingga orang itu memaknai
  • 00:19:44
    berbeda gitu kan? Itu ee lu siapa
  • 00:19:47
    maksudnya? Hakim ya? Yang ngomonglah
  • 00:19:50
    misalnya hakim di situ atau humas gitu
  • 00:19:53
    kan. Oke. Oke. Nah. Oh, humas ya. Humas
  • 00:19:56
    pengadilan gitu ya. Dan kebetulan dia
  • 00:19:58
    juga sebagai hakim anggota dalam
  • 00:20:00
    pemeriksaan gitu kan. Heeh. Nah,
  • 00:20:02
    pertanyaannya boleh enggak sih
  • 00:20:03
    sebenarnya ee humas atau hakim anggota
  • 00:20:05
    melakukan kayak gitu? Enggak. Dia hanya
  • 00:20:08
    boleh ngejelasin tentang prosedur. Oke.
  • 00:20:11
    Misal contohnya lu kalau semisalnya mau
  • 00:20:13
    gugatan ke sini ke sini ke sini ya. Iya.
  • 00:20:15
    Tapi kalau sudah masuk pada pokok apa ee
  • 00:20:18
    pertimbangan itu sudah enggak boleh
  • 00:20:19
    lagi. Pokok acara tidak boleh boleh.
  • 00:20:21
    Nah, itulah dikatakan sebagai hakim yang
  • 00:20:24
    harus berintegritas itu kayak gitu.
  • 00:20:25
    Sebenarnya ini sidangnya tertutup apa
  • 00:20:26
    terbuka sebenarnya? Tertutup. Oh, enggak
  • 00:20:28
    boleh ya.
  • 00:20:29
    hasilnyaord harusnya. Nah, oke
  • 00:20:32
    pahampaham. Jadi sebenarnya kita apa
  • 00:20:34
    mempersoalkan ada tiga apa ee apa sequen
  • 00:20:37
    ya. Oke. Satu pada sequen persidangan
  • 00:20:40
    gitu ya. Heeh. Nah, dalam persidangan
  • 00:20:42
    itu kan sebenarnya ada ee materi
  • 00:20:45
    persidangan dan kemudian ada perilaku.
  • 00:20:47
    Nah, yang kemarin itu kita melapor yang
  • 00:20:49
    perilakunya gitu kan yang yang ini nanti
  • 00:20:52
    akan dibanding nanti gitu ya. Iya. Nah,
  • 00:20:54
    kemudian yang
  • 00:20:55
    kedua kemarin itu kan tahu-tahu ada juga
  • 00:20:58
    persidangan aja kan gitu kan. Padahal
  • 00:21:00
    itu sudah sepakatin bahwa eh nanti kita
  • 00:21:03
    ikut ya gitu ya. Sepakat itu gitu kan
  • 00:21:06
    dan itu sudah menjadi agenda persidangan
  • 00:21:08
    gitu kan. He. Nah, tahu-tahu kucuk kucuk
  • 00:21:11
    kucuk nongol tuh orang kan gitu kan
  • 00:21:13
    nongol. Kemudian dibilang dia nanya dan
  • 00:21:15
    kemudian enggak tahu apakah memang dia
  • 00:21:18
    masuk pada saat sidang tertentu dan
  • 00:21:20
    kemudian masuk gitu kan. Dan kemudian
  • 00:21:22
    memang sudah ee dia daftar dan kemudian
  • 00:21:26
    karena dalam apa persidangan di agama
  • 00:21:28
    dia harus e absen apa daftar online gitu
  • 00:21:30
    kan. Nah sidangnya jam berapa jam berapa
  • 00:21:32
    gitu kan. Apakah itu yang dilakukan
  • 00:21:33
    enggak enggak jelas gitu kan tapi
  • 00:21:35
    faktanya itu dibuka dengan hakim yang
  • 00:21:38
    sama dengan panitra yang sama dan
  • 00:21:40
    kemudian pemohonnya ada. Nah termohonnya
  • 00:21:43
    enggak ada pertanyaannya ada dikasih
  • 00:21:45
    tahu enggak ada. Oke. Nah, jadi kalau
  • 00:21:48
    misal begitu, nah ini sebenarnya kan
  • 00:21:50
    enggak boleh ya. Kedua gitu kan. Ketiga,
  • 00:21:55
    ngoceh deh tuh diomongin apa yang ada di
  • 00:21:58
    dalam apa pertimbangan gitu kan. Iya.
  • 00:21:59
    Salah satunya itu yang paling jadi
  • 00:22:01
    sorotan masyarakat adalah kenapa ee
  • 00:22:05
    nomor HP-nya si inisial NS diganti nama
  • 00:22:08
    cewek ya itu memberatkan kamu tuh
  • 00:22:11
    posisinya. I betul kan? Tapi kalau trade
  • 00:22:14
    ini itu sebenarnya kan dia
  • 00:22:15
    mempertimbangkan kan ada saya sudah
  • 00:22:17
    sebenarnya kalau orang bilang kok baru
  • 00:22:19
    sekarang
  • 00:22:21
    ngomong di persidangan aku teriak-teriak
  • 00:22:24
    loh aku mendebatkan maksudnya gini loh
  • 00:22:28
    faktanya gitu kenapa aku merasa kenapa
  • 00:22:31
    cuma didengarkan dari satu pihak aja
  • 00:22:34
    kenapa nom ganti diganti nomor
  • 00:22:36
    teleponnya aku sudah menjelaskan karena
  • 00:22:39
    tidak mau terjadi apa namanya nya salah
  • 00:22:43
    paham. Karena saya nih gimana ya aku
  • 00:22:47
    jadi takut ngomong detail karena gimana
  • 00:22:51
    ya? Aku takut ngomong detail karena aku
  • 00:22:52
    enggak mau ini ya gitu. Tapi itu dengan
  • 00:22:54
    tadi penjelasan tadi ketika itu sampai
  • 00:22:56
    akhirnya harusnya enggak keluar itu
  • 00:22:58
    menjadi keluar. Posisi kamu sekarang
  • 00:23:00
    sulit banget untuk menjelaskan. I karena
  • 00:23:02
    yang aku tangkap dari kamu, biarlah
  • 00:23:04
    semua materi acara permasalahan ini
  • 00:23:06
    tetap di pengadilan dan selesai di situ
  • 00:23:09
    supaya secara digital tidak meninggalkan
  • 00:23:12
    jejak untuk anak-anak. Itu kan maksudnya
  • 00:23:15
    dan saya kita sudah ngotot-ngototan
  • 00:23:17
    maksudnya saya di dituduhkan seperti ini
  • 00:23:20
    yang didalilkan buktinya apa gitu.
  • 00:23:24
    Terbukti enggak? Nah, kita menjelaskan
  • 00:23:26
    begini loh duduk masalahnya. Iya. Tapi
  • 00:23:29
    enggak didengar sama sekali. Malahan
  • 00:23:31
    tiba-tiba keluar putusan seperti itu,
  • 00:23:34
    gitu loh. Itu yang saya sayangkan.
  • 00:23:36
    Kenapa harus kayak gitu? Ini anak-anak
  • 00:23:38
    loh yang jadi korban gitu loh. Dan
  • 00:23:40
    sekarang kamu harus menjelaskan semua
  • 00:23:42
    kan mau enggak mau. Jadi susahnya di
  • 00:23:44
    situ. Sekarang gini, kalau misalnya
  • 00:23:45
    bertahan dengan semua isu yang sudah
  • 00:23:47
    terlempar ke
  • 00:23:49
    masyarakat, what's going to
  • 00:23:55
    happen? Bingung enggak mau jawab seperti
  • 00:23:57
    apa? Aku sebenarnya udah capek sih 1
  • 00:24:00
    tahun capek.
  • 00:24:02
    Sampai aku di titik ke sini aja aku
  • 00:24:04
    berdoa sama Allah, "Ya Allah, aku udah
  • 00:24:06
    enggak tahu lagi cara ngebela diri kayak
  • 00:24:07
    gimana gitu." Enggak enggak tahu. Aku
  • 00:24:10
    enggak tahu mau ngebela diri kayak
  • 00:24:12
    gimana. Jadi, aku udah pasrahin ini
  • 00:24:14
    semua terjadi pasti akan ketetapan
  • 00:24:16
    engkau gitu.
  • 00:24:18
    Cuman aku enggak tahu, Mas. Beneran udah
  • 00:24:21
    enggak tahu cara membela dirinya seperti
  • 00:24:23
    apa, kan. Iya. Dan balik lagi seperti
  • 00:24:25
    yang selalu aku
  • 00:24:27
    punya
  • 00:24:29
    prinsip, orang yang membenci kita akan
  • 00:24:32
    selalu membenci kita dan enggak akan
  • 00:24:33
    percaya apa yang kita omongin gitu. Iya.
  • 00:24:36
    Iya. Dan kalau orang yang mencintai
  • 00:24:37
    kita, yang sayang sama kita, kita enggak
  • 00:24:38
    usah ngomong mereka akan selalu ada buat
  • 00:24:41
    kita. Itu saya setuju. Iya. Cuma kan
  • 00:24:44
    hidup harus berlanjut. Iya. Ini betul
  • 00:24:47
    kan, Mas? Ini adalah salah satu cara
  • 00:24:49
    ikhtiar yang sudah aku lakuin demi
  • 00:24:51
    anak-anak dan kedua orang tuaku.
  • 00:24:53
    Pertanyaannya sampai kapan? Hasilnya
  • 00:24:55
    terserah Allah. Kemarin kamu juga
  • 00:24:57
    mutusin diam ujung-ujungnya akhirnya
  • 00:24:59
    kamu ngomong kamu mau bertahan dengan
  • 00:25:02
    semua polemik yang sudah terlempar
  • 00:25:04
    narasi yang di media nih. Termasuk yang
  • 00:25:06
    barusan aku dengar lagi ada berita
  • 00:25:08
    terbaru. Kamu memilih untuk diam ya ee
  • 00:25:11
    masalah kamu ada sakit dan lain-lain.
  • 00:25:13
    Kamu sudah tahu itu pasti kan. kamu
  • 00:25:15
    memilih untuk diam dan sudah capek,
  • 00:25:17
    orang pasti akan ada yang bersimpati.
  • 00:25:19
    Tapi ini akan menjadi jejak digital. Kan
  • 00:25:21
    dari awal kita sudah ngobrolin nih,
  • 00:25:23
    anak-anak gimana bacanya, gimana
  • 00:25:25
    pertanggung jawab saya, bagaimana saya
  • 00:25:27
    harus menjelaskan itu kan pasti ada di
  • 00:25:28
    kepala kamu kan semuanya.
  • 00:25:31
    Jadi untuk sekarang ini biarkan begitu
  • 00:25:33
    saja narasi itu. Kamu mau biarkan
  • 00:25:39
    itu ee coba lawyer dulu ya. Eh, pertama
  • 00:25:42
    gini ya, kalau saya sebagai lawyer kan
  • 00:25:44
    memberikan pandang-pandangan ya Heeh.
  • 00:25:46
    secara hukum dan kemudian apa sih
  • 00:25:48
    sebenarnya risiko-risiko dari
  • 00:25:49
    pilihan-pilihan hukum yang akan diambil?
  • 00:25:52
    Iya, itu dari hukum ya, aspek hukum.
  • 00:25:54
    Tapi ee dalam konteks yang lainnya kan
  • 00:25:58
    pertanyaannya bagaimana kita meresponnya
  • 00:26:00
    kan gitu. Betul. Nah, untuk meresponnya
  • 00:26:02
    sih sebenarnya bisa ada pendekatan diam
  • 00:26:05
    atau kita meresponnya secara terbuka
  • 00:26:08
    gitu ya. Kalau semisal ditanggapin terus
  • 00:26:11
    gitu ya, itu akan tidak baik pada
  • 00:26:12
    anak-anak. Terus kita ajak, kita ajak
  • 00:26:15
    ini kan tidak dalam artian sesaat gitu
  • 00:26:17
    ya untuk memunculkan kesadaran. Apalagi
  • 00:26:20
    ini kan yang namanya netizen itu tidak
  • 00:26:24
    hanya berbicara tentang simpati tetapi
  • 00:26:26
    berbicara tentang angka-angka kan.
  • 00:26:28
    Betul. Satu klik berti berapa ada
  • 00:26:29
    macam-macam kan gitu kan. Itu muncul t
  • 00:26:32
    hoa macam-macam gitu kan. Nah, ini
  • 00:26:34
    paling berbahaya sebenarnya gitu ya.
  • 00:26:35
    Kalau semisalnya salah satu pihak ya
  • 00:26:37
    masih kita bisa memahami oh
  • 00:26:38
    kepentingannya ini gitu ya. Tapi kalau
  • 00:26:40
    semisalnya ini klikbat untuk kepentingan
  • 00:26:42
    ekonomis nah kan paling berbahaya. Iya.
  • 00:26:44
    Nah jadi bagaimana Paul harus merespon.
  • 00:26:47
    Nah
  • 00:26:49
    sebenarnya responnya itu kalau menurut
  • 00:26:51
    saya dia terukur gitu ya. Terukurnya
  • 00:26:54
    dalam artian begini. Mana coba cari mana
  • 00:26:58
    hal yang sebenarnya tidak bersinggungan
  • 00:27:00
    dengan anak nantinya gitu kan. Nah, yang
  • 00:27:02
    tidak bersinggung dengan anak itulah
  • 00:27:04
    yang akan kita respon terutama respon
  • 00:27:07
    secara ee hukum gitu kan. Nah, bahkan
  • 00:27:11
    yang menarik gitu kan yang baru-baru ini
  • 00:27:14
    itu pertimbangan hukum itu muncul
  • 00:27:16
    padahal yang namanya putusan gitu ya itu
  • 00:27:19
    hanya didapat oleh kedua belah pihak ya
  • 00:27:23
    berarti sampai tidak untuk konsumsi
  • 00:27:24
    publik. Paham apa? Tapi memang ke depan
  • 00:27:27
    itu akan dipublish sebagai bentuk
  • 00:27:29
    akuntabilitas kan gitu kan. Iya.
  • 00:27:32
    Parahnya itu diambil sesuatu yang
  • 00:27:35
    sebenarnya tidak sesuai dengan
  • 00:27:38
    fakta-fakta persidangan kan gitu ya. Dan
  • 00:27:40
    kemudian orang berasumsi, "Oh, ternyata
  • 00:27:43
    begini." Iya, kan gitu kan. Karena
  • 00:27:46
    informasi itu tidak utuh. Nah, itu
  • 00:27:49
    makanya kita minta dong kepada apa
  • 00:27:53
    namanya tuh ee afat yang berwenang. He
  • 00:27:56
    kan ini sudah jadi isu publik kan. Heeh.
  • 00:27:58
    Nah, bagaimana publik dalam artian dires
  • 00:28:02
    negara ini
  • 00:28:03
    merespon tadi kan karena kita menduga
  • 00:28:07
    ada pelanggan kode etik di situ, kita
  • 00:28:08
    pergi ke komisi judisial. Iya kan gitu
  • 00:28:10
    kan karena di situ wilayahnya gitu atau
  • 00:28:14
    mungkin nanti kalau misalnya ada kaitan
  • 00:28:16
    dengan permasalahan tapi berkait ee ee
  • 00:28:18
    bersinggungan dengan apa lembaga
  • 00:28:20
    peradilan ke badan pengawasan Mahkamah
  • 00:28:22
    Agung gitu kan. Panjang Bro. Jadi ke
  • 00:28:24
    mana-mana ya. Iya. Iya. Karena ini
  • 00:28:27
    berdimensi menjadi dimensi publik dan
  • 00:28:29
    negara berhak untuk ikut ke dalamnya.
  • 00:28:32
    Nah, konsekuensi orang yang melakukan
  • 00:28:33
    itu adalah di situ. Iya. Sampai pada
  • 00:28:35
    wilayah-wilah publik yang lainnya juga
  • 00:28:37
    gitu ya. Iya. Iya. Iya. Banyak gitu ya.
  • 00:28:39
    Jadi ke mana-mana. Jadi ke mana-mana itu
  • 00:28:41
    pilihan-pilihan. Saya cuma bisa
  • 00:28:43
    menyampaikan kan gitu kan. Saya cuma
  • 00:28:46
    menyampaikan resiko-resiko,
  • 00:28:47
    peluang-peluang dan seterusnya. I
  • 00:28:51
    putusan dia, kan gitu kan. Putusan dia,
  • 00:28:54
    gitu kan. Putusan dari Paula. Benar.
  • 00:28:56
    keputusan. Karena begini, lo yang baik
  • 00:28:59
    itu bukan menunjukkan, tetapi menggali,
  • 00:29:01
    menggali, menggali, menggali dan
  • 00:29:03
    kemudian dia memberikan opsi lu mau
  • 00:29:04
    ngapain? Iya, kan gitu kan. Semua
  • 00:29:06
    kemungkinan kemungkinannya kalau lu mau
  • 00:29:08
    mengambil pilihan ini, ayo gitu kan gua
  • 00:29:11
    dampingin gitu kan. I nah itulah namanya
  • 00:29:13
    sebagai pendampingan hukum atau legal
  • 00:29:15
    assistant gitu kan. Setuju. Bukan dalam
  • 00:29:18
    artian dinyuruh dan kemudian setelah itu
  • 00:29:20
    di apa namanya? Nanti dia ngelola
  • 00:29:22
    sendiri. Ah, itu dia paham aku
  • 00:29:25
    Paula. Dari semua yang tadi kan kamu
  • 00:29:27
    sudah ngerti tuh pasti ini
  • 00:29:29
    konsekuensinya, ini skenarionya kalau
  • 00:29:31
    mau ke sini ini dan lain-lain. Oke. Hati
  • 00:29:34
    kecil Paula penginnya apa? Itu yang
  • 00:29:37
    mungkin selama ini tidak pernah sampai
  • 00:29:39
    ke publik.
  • 00:29:42
    Aku penginnya baik-baik aja sih. Damai.
  • 00:29:45
    Damai. Iya. Bagaimana caranya? Enggak
  • 00:29:48
    tahu. Enggak tahu. Kenapa bisa tidak
  • 00:29:51
    tahu? Nah, itu pertanyaannya.
  • 00:29:54
    ya karena karena enggak ada komunikasi
  • 00:29:57
    yang baik gitu. Iya. Oke. Ini itu
  • 00:30:00
    seperti tadi pengacara saya bilang,
  • 00:30:03
    dengan kita diam itu kan sudah meredam.
  • 00:30:07
    Oke. Ternyata enggak redam juga. Iya.
  • 00:30:10
    Terus dibom, terus di ini dengan isu
  • 00:30:13
    yang makin lama makin dahsyat, makin
  • 00:30:16
    dahsyat, makin dahsyat.
  • 00:30:18
    itu aku sudah di titik kayak kemarin
  • 00:30:21
    menurut aku kemarin aku dengan aku
  • 00:30:23
    berdiri di komisi judisial itu saya
  • 00:30:25
    bilang menyatakan dengan tegas bahwa
  • 00:30:27
    tidak ada perselingkuhan. Oke. Tapi
  • 00:30:31
    setelah itu lanjut ada lagi berita bahwa
  • 00:30:33
    perselingkuhan itu banyak katanya ada
  • 00:30:36
    zina
  • 00:30:38
    bukan muhrim. Dibahas lagi bukan muhrim.
  • 00:30:41
    Itu yang sekarang kamu lihat itu di
  • 00:30:43
    media sosial itu sama persis yang kita
  • 00:30:45
    alami di pengadilan. Oke. Karena tidak
  • 00:30:48
    bisa dibuktikan secara zina. Iya.
  • 00:30:52
    Tapi dibilang saya istri durhaka karena
  • 00:30:55
    ngobrol dengan laki-laki lawan jenis.
  • 00:30:58
    Seperti yang tadi aku sudah bilang saat
  • 00:31:00
    itu aku sangat dengan segala kebodohan
  • 00:31:03
    aku, aku enggak tahu agama. Aku enggak
  • 00:31:06
    tahu bahwa dengan berduduk sebelahan
  • 00:31:09
    tanpa padahal di situ banyak anak-anak
  • 00:31:11
    dan itu sesuatu hal yang bukan muhrim
  • 00:31:13
    dan segala macam. Aku juga masih
  • 00:31:15
    belajar. Iya. dari kamu jelasin di awal.
  • 00:31:17
    Iya. Jadi buat aku adalah aku juga
  • 00:31:19
    bingung harus gimana gitu. Oke gitu.
  • 00:31:22
    Oke. Jadi kita clear ya dari pihak ee
  • 00:31:25
    Paula bahwa tidak ada perselingkuhan dan
  • 00:31:28
    di pengadilan pembuktian perselingkuhan
  • 00:31:31
    dari kalian itu tidak ada buktinya yang
  • 00:31:35
    konkret dan jelas secara undang-undang
  • 00:31:37
    ya. Ya. Kalau dalam pendekatan hukum dan
  • 00:31:39
    kemudian secara faktual di persidangan
  • 00:31:40
    kemarin mang enggak ada. Oke. Nah, oleh
  • 00:31:42
    sebab itu
  • 00:31:44
    makanya
  • 00:31:47
    ee ya memang gugatannya yang
  • 00:31:51
    penting ini bisa sepertinya gitu ya
  • 00:31:56
    ee bisa menyalahkan beliau aja
  • 00:31:59
    sebenarnya. Iya. Kalau aku lihat secara
  • 00:32:01
    pendapat subjektif aku posisinya
  • 00:32:02
    sekarang tadinya Paula di atas angin
  • 00:32:04
    sekarang Paula berbalik nih. Dia
  • 00:32:06
    posisinya disikat kiri kanan nih aku
  • 00:32:08
    lihat ya. Maaf ya. Terus kemudian NS ini
  • 00:32:12
    kan sebenarnya yang menjadi pertanyaan
  • 00:32:14
    siapa? Kenapa tidak dihadirkan?
  • 00:32:16
    Dihadirkan enggak waktu di persidangan
  • 00:32:18
    kita sudah menghubungi kamu menghubungi
  • 00:32:21
    NS meminta supaya beliau bisa hadir.
  • 00:32:23
    Iya. Awalnya menyetujui awalnya dia
  • 00:32:25
    menyetujui bersama istrinya ya kita
  • 00:32:27
    berhubungan baik sampai sekarang masih
  • 00:32:28
    berhubungan baik kok gitu. Terus cuman
  • 00:32:31
    ada satu dan lain khas yang enggak tahu
  • 00:32:32
    kenapa tiba-tiba tidak terjadi tidak
  • 00:32:35
    bisa gitu. Oke, itu hak dia. Hak dia.
  • 00:32:38
    Dan istilahnya saya sudah berusaha ya
  • 00:32:40
    balik lagi hasilnya terserah Tuhan gitu,
  • 00:32:43
    terserah Allah. Jadi yang penting
  • 00:32:45
    ikhtiar itu sudah aku lakuin sampai
  • 00:32:47
    detik terakhir gitu. Oke, berarti dari
  • 00:32:49
    pihak kalian coba untuk menghadirkan si
  • 00:32:50
    pihak NS bahkan sama istrinya supaya
  • 00:32:53
    clear semua masalah. Iya. Karena kan
  • 00:32:55
    sebelum itu kita sudah nanya sih
  • 00:32:56
    sebenarnya iya ee terkait dengan yang di
  • 00:32:59
    kamar tadi itu gitu. Benar enggak sih
  • 00:33:02
    gitu kan. Iya benar. Nah, kemudian
  • 00:33:03
    ngapain sih di situ gitu kan kita
  • 00:33:05
    ngobrol bagaimana pola menjadi lebih
  • 00:33:07
    baik gitu kan berdua atu aja atau enggak
  • 00:33:10
    enggak bertiga sama istri. Oh itu ada
  • 00:33:12
    rekaman CCTV yang ditampilkan itu beda
  • 00:33:15
    lagi. Oh ini cuma berdasarkan saksi
  • 00:33:16
    saja. Iya CCTV yang dari luar aja yang
  • 00:33:20
    masuk ke kamar. Oh masuk ke dalam. Tapi
  • 00:33:22
    di dalam kamar tidak ada CCTV. Ada. Nah,
  • 00:33:24
    itu orang-orang kayak mbak-mbak apa
  • 00:33:26
    anak-anak aku itu semuanya marmandir di
  • 00:33:29
    dalam ruangan yang tidak ada CCTV itu
  • 00:33:32
    yang kemudian juga memberikan keterangan
  • 00:33:33
    dong di pengadilan bahwa mereka hanya
  • 00:33:35
    berbicara ngobrol dan lain-lain gitu
  • 00:33:37
    kan. Iya. Itu kan enggak ada kan
  • 00:33:39
    faktanya terjadi hubungan seksual atau
  • 00:33:41
    apa gitu kan. Nah, ini memang sebenarnya
  • 00:33:43
    membutuhkan keterangan yang secara
  • 00:33:45
    langsung menyatakan itu memang terjadi.
  • 00:33:47
    Iya. Maksudnya secara pandangan mantan
  • 00:33:49
    nih saya melihat nih kan enggak. Jadi
  • 00:33:51
    kan ini cuma sebenar melihat gitu kan
  • 00:33:54
    ada di situ lah. Kalau semisal di situ
  • 00:33:56
    dan kemudian di situ ada saksi yang
  • 00:33:58
    lainnya gitu kan. Misalnya istrinya tadi
  • 00:34:00
    gitu yang mengatakan bahwa ya kita kan
  • 00:34:02
    ngobrol gitu kan terk bagaimana pola
  • 00:34:04
    gitu kan ya itu kan enggak membuktikan
  • 00:34:06
    bahwa memang enggak enggak ngapa-ngapain
  • 00:34:07
    juga gitu kan. Pertama gitu kan kemudian
  • 00:34:09
    yang kedua itu juga ada temannya juga
  • 00:34:12
    bilang kadang-kadang sama saya juga kok
  • 00:34:13
    gitu kan pada ada salah seorang saksi
  • 00:34:15
    juga gitu kan bilang begitu. Nah,
  • 00:34:17
    artinya di situ sebenarnya ee enggak ada
  • 00:34:21
    apa-apa. Iya. Iya. Itu tidak bisa
  • 00:34:24
    menyatakan bahwa ada perselingkuhan
  • 00:34:25
    dengan dasar itu kan. Cuma kalau dari
  • 00:34:27
    dasar rekaman, rekaman itu kan ada
  • 00:34:29
    panjang yang dibocorin itu tuh. Kamu ada
  • 00:34:31
    ngaku kalau kamu salah, itu orang jadi
  • 00:34:34
    pertanyaan besar di situ. Tuh salah
  • 00:34:36
    kenapa? Itu rekaman bulan April. He.
  • 00:34:39
    Setelah aku digugat cerai tanggal 21
  • 00:34:42
    April. Oke. Itu sekitar tanggal 25 atau
  • 00:34:44
    26 saya enggak tahu deh. Itu. Heeh.
  • 00:34:47
    Setelah gugatan ya? Iya. Nah,
  • 00:34:50
    bukan gugatan, setelah ditalak. Oh,
  • 00:34:52
    ditalak. Belum masuk gugatan. Gugatan
  • 00:34:55
    tuh Oktober. Oke. Setelah kamu ditalak.
  • 00:34:57
    Talak. Heeh. Di situ saya sebagai istri
  • 00:35:01
    cuman
  • 00:35:03
    begging. Di situ dia aku minta maaf ya.
  • 00:35:07
    He. Biar cepat aja. Maksudnya aku minta
  • 00:35:09
    maaf ya. Aku bukan istri yang sempurna.
  • 00:35:12
    Aku salah. Kalau aku punya salah aku
  • 00:35:13
    minta maaf. Aku memang orang yang enggak
  • 00:35:15
    sempurna, tapi aku mau belajar. Cuman
  • 00:35:17
    itu aja karena aku masih mempertahankan
  • 00:35:20
    rumah tangga itu, gitu. Oke. Jadi, saya
  • 00:35:22
    tidak satu pun rekaman itu yang
  • 00:35:24
    menyatakan bahwa saya minta maaf ya
  • 00:35:27
    kalau saya selingkuh. Enggak
  • 00:35:29
    ada ya. Aku cuman bilang, "Aku minta
  • 00:35:32
    maaf. Aku bukan istri yang sempurna. I
  • 00:35:36
    aku enggak mau cerai sama kamu. Aku mau
  • 00:35:38
    mempertahankan rumah tangga ini. Aku
  • 00:35:41
    mempertahankan sampai bulan September
  • 00:35:42
    aku masih begging. Aku tidak mau
  • 00:35:45
    diceraikan karena aku masih sayang dan
  • 00:35:48
    aku masih mikirin anak-anak. Tapi di
  • 00:35:50
    titik aku mau berangkat umrah yang
  • 00:35:52
    kedua, aku bilang, "Ya Allah, aku
  • 00:35:55
    menyerah.
  • 00:35:56
    Kalau memang ini yang
  • 00:35:58
    terbaik, aku let go. Oh, di situ, di
  • 00:36:02
    situ aku kayak di titik bulan September
  • 00:36:04
    itu aku tidak pernah lagi begging.
  • 00:36:07
    Apapun hasilnya kalau memang ini yang
  • 00:36:10
    terbaik di Ka'bah, perpisahan ini yang
  • 00:36:13
    terbaik, aku berserah, aku surrender,
  • 00:36:18
    aku percaya bahwa ini keputusan yang
  • 00:36:20
    terbaik dari engkau. Udah gitu aja. Aku
  • 00:36:23
    punya pertanyaan agak dalam. Kamu
  • 00:36:25
    bahagia enggak sih selama menikah?
  • 00:36:29
    Bahagia sih pasti ada bahagianya kan?
  • 00:36:32
    Pasti kalau enggak enggak mungkin punya
  • 00:36:34
    dua anak dong. Heeh. Itu aku enggak bisa
  • 00:36:37
    jadikan sebuah kepastian karena saya
  • 00:36:38
    pernah mendengar banyak sekali kehidupan
  • 00:36:40
    orang ya. Ada yang tidak bahagia tetap
  • 00:36:42
    punya anak kok. Heeh.
  • 00:36:45
    Saya sudah pengalaman masalah begituan
  • 00:36:47
    Mas ya Mas jago dihukum saya di situ
  • 00:36:50
    jago. Oke. Cuma tingkat bahagianya di
  • 00:36:53
    atas 50% atau tidak?
  • 00:36:55
    Hah? Tingkat bagiannya di atas 50% atau
  • 00:36:58
    tidak? Iya. Kamu kamu sendiri aku secara
  • 00:37:01
    subjektif ya. Ini kan subjektif perasaan
  • 00:37:05
    ee bukan pembenaran ya.
  • 00:37:09
    Nah, itu bingung. Bingung kenapa? Karena
  • 00:37:13
    di saat aku merasa aku tidak bahagia
  • 00:37:16
    dengan hidup aku, pasti ada up and
  • 00:37:18
    down-nya ya. Pasti hidup pasti gitu.
  • 00:37:20
    Heeh. Di situ aku berpikir bahwa
  • 00:37:22
    Paulah balik lagi di aku harusnya
  • 00:37:25
    bersyukur. Oke. Jadi aku balikin lagi.
  • 00:37:27
    Jadi enggak boleh semua orang tidak ada
  • 00:37:30
    kehidupan yang perfect. Aku paham itu.
  • 00:37:32
    Jadi dengan cara apa aku menyikapi itu
  • 00:37:35
    semua? Dengan cara aku mendekatkan diri
  • 00:37:37
    dengan aku pengajian supaya apa? Supaya
  • 00:37:39
    fokus aku enggak apa yang aku tidak
  • 00:37:41
    punya. Heeh. Mungkin berharap aku
  • 00:37:45
    penginnya diperhatiin, ditelepon terus
  • 00:37:48
    gitu kan. Misalnya contoh, tapi kalau
  • 00:37:50
    aku fokus ke situ terus ya aku akan
  • 00:37:52
    ngerasa kurang terus gitu. Oke. Makanya
  • 00:37:54
    gimana caranya saat aku menikah oke
  • 00:37:58
    mencukupkan dirimu. Iya mencukupkan diri
  • 00:37:59
    aku. Aku berusaha semaksimal mungkin apa
  • 00:38:02
    yang dia mau aku lakukan. Oke gitu. Itu
  • 00:38:05
    aja perkara beliau menerima atau puas
  • 00:38:09
    dan tidak puas itu sudah bukan rana aku.
  • 00:38:12
    Karena di situ aku tidak mau ada
  • 00:38:14
    penyesalan. Saat aku melet go ini semua,
  • 00:38:17
    aku tidak menyesal. Kenapa? Karena aku
  • 00:38:19
    sudah di titik yang paling maksimal
  • 00:38:21
    bawah. Kasarannya nih aku sampai
  • 00:38:24
    dimaki-maki di depan orang aja. Aku
  • 00:38:26
    sampai bilang, "Iya, sayang. Maaf ya,
  • 00:38:29
    aku udah di titik itu. Aku udah udah
  • 00:38:31
    cukup buat diri aku sendiri. Maaf ya,
  • 00:38:33
    sayang." Kadang-kadang yang susah adalah
  • 00:38:36
    ketika kita tidak melakukan kesalahan
  • 00:38:39
    tapi kita meminta maaf. Itu sih dan aku
  • 00:38:42
    sudah di titik itu, gitu. Maaf ya,
  • 00:38:44
    sayang. Cewek tuh jarang mau minta maaf
  • 00:38:46
    loh. Iya. Ya. Bagaimana? Karena saya mau
  • 00:38:49
    mempertahankan rumah tangga ini karena
  • 00:38:51
    aku tidak ada
  • 00:38:53
    background ee perpisahan. Jadi aku tidak
  • 00:38:57
    mau keluarga aku berpisah gitu. Keluarga
  • 00:39:00
    aku siapa? Utuh. Utuh. Saya maunya utuh
  • 00:39:03
    gitu.
  • 00:39:05
    Tapi kondisi anak sama kamu sekarang
  • 00:39:07
    bagaimana? Aman mereka happy happy.
  • 00:39:11
    Kemarin kan aku sempat lihat tuh
  • 00:39:12
    framing-framing dan narasi-narasi. Yang
  • 00:39:15
    satu mengeluarkan video ini, yang
  • 00:39:17
    sebelah sini mengeluarkan video entah
  • 00:39:19
    siapa yang mengeluarkan. Ya, saya capek
  • 00:39:21
    juga melihat spekulasi itu. Tapi kan
  • 00:39:23
    framing-framing itu terkesan anak lebih
  • 00:39:25
    sayang ibu satu anak lebih sayang bapak
  • 00:39:27
    gitu. Iya.
  • 00:39:29
    Ee jadi 8 bulan aku enggak bisa tidur
  • 00:39:33
    sama anak. Nah, ini aku juga mau ini nih
  • 00:39:36
    ya. Karena beritanya tuh bahwa
  • 00:39:40
    ee tidak diizinkan bertemu. Enggak
  • 00:39:43
    salah. Bukan berita tuh katanya lebaran
  • 00:39:45
    lebaran kamu cuma dapat waktu 2 jam aja
  • 00:39:47
    sama anak. Itu benar. Jadi benar. Jadi
  • 00:39:50
    gini anak aku gini selama aku menikah
  • 00:39:54
    aku mendediskasikan hidup aku buat
  • 00:39:56
    keluarga. Kalau saya bekerja pun saya
  • 00:39:58
    men-support suami saya saat itu. Sangat
  • 00:40:01
    men-support. saya dibutuhkan untuk
  • 00:40:03
    YouTube, YouTube, program semua saya
  • 00:40:05
    ikutin. Tapi fokus saya pernah adah anak
  • 00:40:08
    dan suami, suami dan anak gitu. Nah,
  • 00:40:11
    begitu saya ee anak itu tuh udah hands
  • 00:40:14
    on banget aku sama mereka. Nah,
  • 00:40:17
    tiba-tiba perceraian ini
  • 00:40:19
    terjadi yang biasanya hampir 24 jam sama
  • 00:40:23
    aku
  • 00:40:24
    anak-anak. Begitu aku umrah September
  • 00:40:27
    itu saya titipkan ke beliau, anak itu
  • 00:40:30
    langsung berubah. Setelah pulang itu
  • 00:40:33
    anak enggak mau, "Kak, yuk gantian yuk
  • 00:40:35
    tidur sama mama yuk di rumah." Padahal
  • 00:40:37
    kan biasanya begitu tuh ganti-gantian
  • 00:40:39
    parenting gitu. Enggak mau nanti ya, Ma.
  • 00:40:42
    Enggak mau. Itu berlanjut sampai 8
  • 00:40:45
    bulan. Bingung kamu. Iya. Aku cuma
  • 00:40:47
    bilang kok berubah ya gitu loh. Ada apa
  • 00:40:50
    ya? Ada apa ya? Iya. Pahampaham. Dan aku
  • 00:40:52
    enggak bisa nanya ke anak aku karena aku
  • 00:40:54
    enggak mau bikin beban gitu loh. Aku
  • 00:40:56
    tanya sama papa ada loh. Jadi aku
  • 00:40:59
    bertanya malahan merasa tersudut kan.
  • 00:41:01
    Bingung kan. Nah terus aku harus tanya
  • 00:41:03
    sama siapa? Ya udah kalau aku mau
  • 00:41:05
    ngikutin ego aku, aku bisa rebut anak
  • 00:41:08
    aku dari kapan? Bulan ke berapa. Tapi
  • 00:41:11
    aku enggak melakukan itu. For the sake
  • 00:41:13
    of mental anak-anak. Selalu ngomong sama
  • 00:41:16
    Mas Ofon, "Gimana ya Mas Of? Kamu tahu
  • 00:41:18
    enggak? Tiap hari aku
  • 00:41:21
    nangis kangen. Jadi kalau ke sekolah,
  • 00:41:23
    tapi aku tiap hari ke sini aku ke
  • 00:41:26
    sekolah entah 5 sampai 10 menit aku
  • 00:41:29
    selalu muncul. Kiano, mama bawa mi
  • 00:41:34
    Kiano, mama bawa doner. Kiano, mama itu
  • 00:41:39
    aku usaha terus sampai aku bilang sama
  • 00:41:42
    gurunya, "Apalah artinya 5
  • 00:41:45
    menit sama yang
  • 00:41:48
    23 jam 55 menit enggak sama aku." Terus
  • 00:41:52
    kata gurunya, "Justru yang 5 menit itu
  • 00:41:55
    mereka akan terkenal." Aku lakuin terus
  • 00:41:59
    dengan sabar. sampai akhirnya anak aku
  • 00:42:02
    udah mulai
  • 00:42:03
    welcome mau main. Kenapa aku videoin?
  • 00:42:07
    Karena setiap malam momen itu yang aku
  • 00:42:10
    akan kenang sama mereka gitu loh. Itulah
  • 00:42:14
    makanya aku bilang perjuangan seorang
  • 00:42:15
    ibu gitu. Sampai pada akhirnya anak aku
  • 00:42:19
    anak aku ya enjoy aja. Mereka kan enggak
  • 00:42:21
    tahu gitu 5 menit penolakan itu nyata
  • 00:42:25
    Mas Deni iya iya.
  • 00:42:28
    Rasanya kan pukul cuman aku enggak boleh
  • 00:42:31
    blaming anak aku dari aku. Kenapa ya
  • 00:42:34
    anak aku? Ya udah kalau Kiano enggak mau
  • 00:42:38
    belum mau sama Mama enggak apa-apa
  • 00:42:39
    sayang. Mama cuma mau bawa mie, mau bawa
  • 00:42:42
    coklat, mau bawa satu
  • 00:42:47
    buah. Ya itu aja yang bisa aku lakuin,
  • 00:42:50
    gitu. Iya ya. Dengan seikhlasnya hatimu
  • 00:42:53
    aja.
  • 00:42:54
    Jadi kalau yang aku rangkum adalah semua
  • 00:42:56
    usaha dari kamu adalah berusaha untuk
  • 00:42:59
    semua jangan sampai impactnya kena ke
  • 00:43:01
    anak-anak. Maupun ada tendensi ke hukum,
  • 00:43:04
    maupun ada tendensi ke publik tapi
  • 00:43:06
    sayangnya Gayun tidak bersambut kan.
  • 00:43:08
    Apapun hasilnya mama akan selalu ada
  • 00:43:11
    buat kamu. Jadi ya 5 sampai 10 menit aku
  • 00:43:15
    ada di sekolah. yang terbaik yang bisa
  • 00:43:17
    kamu kasih, yang kamu punya hanya itu
  • 00:43:19
    aja untuk sekarang ini. Tapi di dalam
  • 00:43:21
    gugatan pengadilan, kamu kepengin
  • 00:43:23
    sebenarnya anak ini hak asuhnya jatuh di
  • 00:43:25
    mana?
  • 00:43:29
    Aku hak asuh itu lebih ke coparenting
  • 00:43:33
    aja sih. Koparenting koperent saya tidak
  • 00:43:36
    apa? Saya tidak bukan menyangkal, saya
  • 00:43:39
    tidak emm apa ya bahasanya ya. Saya
  • 00:43:42
    setuju dengan coparenting. Heeh. He.
  • 00:43:45
    Cuman kalau untuk hak asuh ya saya
  • 00:43:47
    kembalikan lagi, saya minta keadilan.
  • 00:43:49
    Hak asuh ini harusnya jatuh ke tangan
  • 00:43:52
    siapa? Itu aja. Oke. Dengan bukti-bukti
  • 00:43:54
    yang sudah kita juga Heeh. yang
  • 00:43:58
    sebenarnya tidak bisa dibuktikan gitu.
  • 00:44:01
    Iya. Iya. Iya. Iya. Gitu. Jadi
  • 00:44:02
    sebenarnya kalau dibilang sedih, sedih
  • 00:44:05
    tapi saya tidak menolak sistem pola
  • 00:44:09
    pengasuhannya. Tidak. Karena saya yakin
  • 00:44:12
    anak ini butuh kedua orang tuanya. Saya
  • 00:44:14
    selalu bilang sama Keno Kenzo, Kano
  • 00:44:16
    Kenzo, Mama sama Papa tuh selalu ada dan
  • 00:44:19
    sayang buat kalian. Itu aku selalu
  • 00:44:22
    ngomong gitu. Putusan pengadilan kemarin
  • 00:44:24
    untuk Hakasu sudah keluar juga belum?
  • 00:44:26
    Udah. Hakunya jatuh ke siapa? Eh, John
  • 00:44:29
    Kasty. Eh, tapi Paula
  • 00:44:32
    mau kendali ada di Paula? Enggak. Saya
  • 00:44:35
    cuman aku cuman bilang secara pola asuh
  • 00:44:38
    koperenting. Saya setuju. Iya, itu
  • 00:44:40
    setuju J studi. Setuju yang itu ya. Saya
  • 00:44:42
    pikirkan dulu enggak tahu gitu. masih
  • 00:44:44
    dipikir. Oke, sekarang narasi yang
  • 00:44:47
    datang ini luar biasa banyak dan saya
  • 00:44:49
    yakin kamu tidak akan bisa menjawab dan
  • 00:44:51
    mau menjawab semua itu. Apalagi yang
  • 00:44:54
    baru saya lihat lagi, kamu sudah baca
  • 00:44:56
    kan mengenai sakitmu segala macam itu
  • 00:44:58
    pasti kamu enggak mau klarifikasi kan
  • 00:45:00
    karena tidak uh panjang banget gitu.
  • 00:45:03
    Sekarang kita bicara yang ini aja l e
  • 00:45:06
    mengenai KDRT.
  • 00:45:08
    Sebenarnya KDRT dan rumah tangga kan
  • 00:45:10
    orang tuh selalu berpikir fisik aja ya
  • 00:45:13
    kan?
  • 00:45:14
    Guard itu banyak bisa mentally abuse.
  • 00:45:17
    Kamu merasa ada mentally abuse? Of
  • 00:45:19
    course. Dalam bentuk verbal. Verbal.
  • 00:45:22
    Oke. Kata-kata ya. Kata-kata. Oke. Terus
  • 00:45:25
    eh financial abuse. Tadi ada yang lebih
  • 00:45:28
    dari itu. Cuman aku enggak mau buka aja
  • 00:45:30
    di sini. Oh berarti ada yang lebih parah
  • 00:45:31
    lagi. Cuma kamu tidak mau sampaikan.
  • 00:45:34
    Saya tidak mau memperkeruh keadaanu.
  • 00:45:36
    Oke. Tapi biarlah itu jadi rahasia
  • 00:45:38
    antara aku dan dia aja yang tahu apa
  • 00:45:40
    yang terjadi gitu. Iya. Harusnya kan
  • 00:45:42
    begitu dari awal. Memang saya melakukan
  • 00:45:44
    hal itu. Sampai detik ini pun saya
  • 00:45:46
    enggak berkar-kar mengatakan apapun loh
  • 00:45:48
    tentang beliau gitu. Betul. Cuma kan mau
  • 00:45:50
    enggak mau kamu harus memperbaiki apa
  • 00:45:52
    yang sudah terjadi di luar. Mau enggak
  • 00:45:55
    mau kalau enggak kamu bisa sendiri.
  • 00:45:58
    Betul. Memperbaiki belum bukan berarti
  • 00:46:00
    kita kejahatan dibalas dengan eh jangan
  • 00:46:04
    bilang kejahatan. Air tuba dibalas
  • 00:46:06
    dengan air tuba. Kita balas aja air
  • 00:46:08
    susu. Oh, istilahnya begitu. Sampai
  • 00:46:10
    kapan? Nah, itu pertanyaannya.
  • 00:46:13
    Ya, kita kan kalau kebaikan enggak ada
  • 00:46:14
    sampai kapan ya semampu kita aja kita
  • 00:46:17
    lakuin terus semampu kamu. Heeh. Tapi
  • 00:46:19
    harapannya sampai ada perdamaian di
  • 00:46:21
    antara kalian berdua dong. Pasti pasti
  • 00:46:24
    karena kan ini menyangkut anak gitu kan.
  • 00:46:27
    Tapi masih sayang enggak sih apa
  • 00:46:31
    Baim kita? Udah pertanyaan gua
  • 00:46:33
    ajaib-ajib ajaib ya. Ee sekarang sih gua
  • 00:46:36
    penasaran loh kadang-kadang soalnya gua
  • 00:46:38
    juga berpikir kalau bisa amit-amit ya
  • 00:46:40
    kalau one day gua gua realistis. Kalau
  • 00:46:42
    dia berpisah sama istri gua atau gua
  • 00:46:44
    lihat orang lain berpisah itu sebenarnya
  • 00:46:46
    mereka masih sayang atau enggak sih
  • 00:46:47
    sebenarnya? Aku enggak tahu sih ya,
  • 00:46:49
    cuman yang pasti
  • 00:46:52
    yang pasti sekarang yang sedang aku lagi
  • 00:46:55
    di
  • 00:46:56
    tahap em menyembuhkan hati aku sendiri
  • 00:46:59
    sih. Pertama aku melepaskan dengan
  • 00:47:02
    apapun yang terjadi ini semua beban dan
  • 00:47:04
    juga semua masalah saya lepasin. Kedua,
  • 00:47:07
    memaafkan. Di titik memaafkan ini aku
  • 00:47:09
    berat loh. Aku lagi belajar untuk
  • 00:47:11
    memaafkan dan ini sudah pelan-pelan aku
  • 00:47:13
    lakuin. Kenapa? Sebenarnya kalau dulu
  • 00:47:15
    aku berpikir kenapa ya aku harus maafin
  • 00:47:17
    gitu. Nah, memaafin ini bukan bukan
  • 00:47:20
    urusannya orang lain ini. Mereka ini dia
  • 00:47:23
    ini tidak akan lepas dari dosa atau
  • 00:47:25
    kesalahan yang mereka lakukan. Tapi
  • 00:47:28
    memaafkan ini tuh lebih ke diri aku dan
  • 00:47:29
    juga keadaan supaya apa? Supaya aku
  • 00:47:32
    lebih bahagia dan lebih mendapatkan
  • 00:47:35
    energi-energi yang positif. Karena
  • 00:47:36
    kebencian dan kemarahan itu dragging so
  • 00:47:39
    much energy dan itu enggak baik. Dan aku
  • 00:47:41
    belajar di situ kayak, "Oh, ya, aku
  • 00:47:43
    membaca sesuatu itu langsung pulang, oh
  • 00:47:45
    iya ya. Aku berusaha untuk
  • 00:47:46
    mempraktikkan. Jadi, apapun sekarang
  • 00:47:48
    yang ada aku berusaha untuk memaafkan
  • 00:47:52
    gitu. Dan yang ketiga sebenarnya yang
  • 00:47:54
    aku lakuin adalah sekarang aku lagi
  • 00:47:56
    proses
  • 00:47:57
    penyembuhan, menyembuhkan luka-luka gitu
  • 00:48:00
    dengan cara mungkin satu dengan cara
  • 00:48:02
    enggak blaming ya. Kadang-kadang kita
  • 00:48:03
    memblaming suatu keadaan, membaming
  • 00:48:05
    seseorang, nah itu kan sebenarnya enggak
  • 00:48:07
    baik. Nah, itu aku pelan-pelan untuk
  • 00:48:09
    bahwa ini semua terjadi karena ketetapan
  • 00:48:12
    Allah gitu. Menerima. Jadi, jadi you
  • 00:48:14
    tidak mau blaming Baim tentang apa yang
  • 00:48:16
    sudah terjadi ini semua. Iya. Nanti kamu
  • 00:48:21
    kalau sama anak kamu, kamu akan cerita
  • 00:48:22
    apa tentang Baim?
  • 00:48:25
    Enggak ada. Aku selalu bilang bahwa
  • 00:48:27
    detik inio, Kenzo, mama, papa selalu ada
  • 00:48:31
    dan sayang buat kalian. Itu aja. Kalau
  • 00:48:33
    Kiano Kenzo mendengar berita apapun di
  • 00:48:35
    luar
  • 00:48:36
    sana, jangan
  • 00:48:38
    dipercaya. Yang harus Koken percaya
  • 00:48:41
    adalah mama. Mama akan selalu ada dan
  • 00:48:44
    sayang mok kalian, gitu. Tapi yang pasti
  • 00:48:48
    aku yakin semua ini dengan kita berbuat
  • 00:48:50
    baik. Aku yakin itu
  • 00:48:53
    akan berubah sih. Gitu. Semoga ya.
  • 00:48:56
    Berarti yang di story-story kamu tentang
  • 00:48:58
    NPD itu bukan buat Baim ya.
  • 00:49:04
    Ilmu ilmu itu ilmu. E ilmu ya kan aku
  • 00:49:07
    kan selalu bilang ilmu of the day.
  • 00:49:09
    Kenapa? Karena
  • 00:49:12
    karena kan karena Nvid itu kan enggak
  • 00:49:14
    bisa dijudge dengan kita begini gitu
  • 00:49:16
    kan. Memang itu kan ada ilmunya yang
  • 00:49:18
    memang harus tes secara NPD gitu. Saya
  • 00:49:22
    paham itu. Ini ini hanya sharing mungkin
  • 00:49:24
    mirip ya atau apa kan kondisinya saya
  • 00:49:26
    enggak tahu. Cuma saya tidak pernah
  • 00:49:28
    nge-judge atau mengeluarkan mulut. ee
  • 00:49:31
    bahwa beliau seorang NPD itu tidak
  • 00:49:33
    pernah gitu. Iya. Kan bisa untuk diri
  • 00:49:35
    sendiri atau bisa untuk orang lain yang
  • 00:49:37
    mungkin nonton share aja. Karena kita
  • 00:49:38
    itu kan adalah harus manusia yang harus
  • 00:49:40
    fakir ilmu. Ilmu apapun enggak cuman NVD
  • 00:49:43
    loh yang aku share, ilmu agama juga loh.
  • 00:49:45
    Mungkin enggak lihat ya. bisa
  • 00:49:47
    sebenarnya. Cuma, Mas, cuma maksud
  • 00:49:50
    maksud aku dari inti semua cerita ini
  • 00:49:52
    kan ee ini kan yang aku lihat Mas juga
  • 00:49:55
    pasti bisa melihat dari sisi yang lebih
  • 00:49:57
    luas lagi. Selain sebagai kuasa hukum,
  • 00:50:00
    kita melihat dua anak manusia yang
  • 00:50:03
    sedang
  • 00:50:05
    ee apa? bermasalah denganamika ee
  • 00:50:08
    berdinamika dengan keadaan yang kita
  • 00:50:11
    sendiri pasti sebenarnya wisely kita
  • 00:50:13
    tahu yang terbaik itu apa, tapi yang
  • 00:50:15
    menjalani itu kan ee akan bilang tidak
  • 00:50:18
    semudah itu gitu loh. Dan ketika kamu
  • 00:50:21
    jalani pun tidak akan semudah itu.
  • 00:50:23
    Betul. Tidak. Ini aku mau nanya orang
  • 00:50:26
    tua kamu gimana pendapat dia terhadap
  • 00:50:28
    hal ini? Setahu aku Baim cukup baik
  • 00:50:30
    terhadap orang tua kamu. Katanya orang
  • 00:50:32
    tua aku e sedih. sedih. Heeh. Tidak
  • 00:50:37
    membela kiri kanan
  • 00:50:40
    posisinya.
  • 00:50:42
    Posisinya pas lah. Pas. Pokoknya dia
  • 00:50:45
    mendukung, dia selalu support aku.
  • 00:50:47
    Pokoknya udah berdoa aja, berdoa salat,
  • 00:50:51
    udah kayak gitu aja. Tapi aku yakin
  • 00:50:52
    mereka sangat sedih karena ini
  • 00:50:55
    benar-benar sudah efek ke semua. Enggak
  • 00:50:59
    cuman ke orang tuaku, tapi ke keluarga
  • 00:51:01
    besar aku. Iya. He. Dan begitu pula Baim
  • 00:51:04
    pasti kan. Enggak mungkin kita pungkiri.
  • 00:51:05
    Tapi orang tua kamu ke Baim sendiri
  • 00:51:07
    masih ada pemikiran positif atau mereka
  • 00:51:09
    jadi tidak suka sama Baim? Enggak ada
  • 00:51:11
    komen sih. Oh, enggak ada komen. Jadi
  • 00:51:13
    memang kalau keluarga aku tuh mereka
  • 00:51:16
    lebihuportif. Apapun yang buat aku
  • 00:51:19
    bahagia, keputusan aku, apapun itu
  • 00:51:22
    mereka support, mereka enggak pernah
  • 00:51:23
    ikut-ikut dalam mengambil keputusan.
  • 00:51:26
    Iya. Atau mengkompori atau men-support
  • 00:51:29
    yang seperti apa. Enggak pernah. Enggak
  • 00:51:31
    mau ikut campur sama. mau ikut campur
  • 00:51:33
    semua adik-adik aku, mami papi aku,
  • 00:51:36
    semua seperti itu. Biarkan keputusan ada
  • 00:51:38
    di tangan kalian saja gitu. Iya. Makanya
  • 00:51:40
    kalau mungkin orang melihat bahwa aku
  • 00:51:42
    selalu tampil sendiri ya, karena buat
  • 00:51:44
    aku enggak mau melibatkan mereka terlalu
  • 00:51:46
    jauh gitu. Iya. Tapi pasti di hati kamu
  • 00:51:50
    seorang Paula
  • 00:51:52
    kepenginnya ada waktu. Anggaplah saya
  • 00:51:54
    Baim ya. Anggaplah saya Baim gitu.
  • 00:51:57
    Pengin ngomong apa gitu sama saya gitu
  • 00:52:00
    in yuk apa gitu. Saya baim nih
  • 00:52:02
    ceritanya. Saya baim.
  • 00:52:07
    Masih sayang nih senyumnya nih. Kok
  • 00:52:09
    sampai lupa cara bujuknya gimana ya?
  • 00:52:11
    Gimana gimana sih kalau bujuk baik kalau
  • 00:52:12
    lagi bet? Enggak sih sebenarnya di titik
  • 00:52:15
    proses itu pun juga aku selalu bilang
  • 00:52:18
    Heeh. aku selalu bilang ee yuk udah kita
  • 00:52:21
    baik-baik aja. Aku sudah bilang ini
  • 00:52:23
    bukan soal nama baik aku. Benar. aku
  • 00:52:26
    udah enggak peduli nama baik aku atau
  • 00:52:28
    maksudnya diri aku ini. Aku enggak
  • 00:52:30
    mikirin diri aku. Tolong kita pikirin
  • 00:52:31
    anak itu dari awal tuh berapa bulan tuh
  • 00:52:34
    saya bilangin gitu. H cuman ya apa ya
  • 00:52:38
    mungkin orang punya pemikiran sendiri
  • 00:52:40
    ya. Kadang-kadang kita enggak bisa
  • 00:52:42
    mengkontrol pikiran orang. Jadi aku juga
  • 00:52:43
    enggak tahu apa yang dipikiran pihak
  • 00:52:46
    sana gitu gitu. Jadi buat aku pun
  • 00:52:49
    sekarang aku
  • 00:52:50
    merasa belum bisa menemukan cara cara
  • 00:52:54
    untuk ber waktu untuk berkomunikasi
  • 00:52:57
    dengan tepat. Sekarang gini, mungkin
  • 00:53:00
    saya harapannya adalah mungkin nantinya
  • 00:53:03
    dengan berjalan dan berjalannya
  • 00:53:06
    waktu beliau pun juga sudah tenang,
  • 00:53:10
    sudah tidak ada kemarahan gitu mungkin
  • 00:53:13
    akan bisa gitu. Karena kalau untuk saat
  • 00:53:16
    ini
  • 00:53:17
    gitu akan sulit. Kenapa? Karena saya
  • 00:53:21
    melihat beliau
  • 00:53:22
    masih ada rasa apa ya mungkin kemarahan
  • 00:53:25
    itu masih ada gitu gitu. Jadi agak sulit
  • 00:53:28
    dikomunikasikan gitu loh. Mungkin bukan
  • 00:53:31
    beliau ya atau mungkin orang-orang di
  • 00:53:33
    sekitarnya gitu. Iya. Jadi api itu
  • 00:53:37
    enggak akan pernah padam gitu loh.
  • 00:53:39
    Makanya kenapa saya dengan saya diam,
  • 00:53:41
    saya diam itu supaya yuk padam yuk,
  • 00:53:44
    habis itu kita yuk move on
  • 00:53:46
    yuk kita ngomongin anak nih yuk gitu
  • 00:53:49
    loh. Bahkan sampai nanti besok tahun
  • 00:53:51
    depan udah sekolah SD mau gimanapun kita
  • 00:53:55
    enggak akan pernah putus hubungan gitu
  • 00:53:57
    loh. Betul itu gitu loh. Jadi aku
  • 00:54:00
    sekarang lagi menunggu yuk yuk yuk move
  • 00:54:03
    on yuk gitu padam gitu di sini
  • 00:54:07
    ba tapi aku juga yakin sih kebenaran itu
  • 00:54:11
    akan menemukan jalannya soon or lat
  • 00:54:13
    betul iya tapi kan kebenaran itu kalau
  • 00:54:16
    tidak menghasilkan perdamaian
  • 00:54:18
    pertanyaannya untuk apa?
  • 00:54:20
    Iya, gitu kan. Ada lagi mau disampaikan?
  • 00:54:24
    Ada lagi pertanyaan buat Keno. Oh, iya
  • 00:54:27
    Keno Ken. Pokoknya mama sama papa selalu
  • 00:54:29
    ada dan selalu sayang sama mereka.
  • 00:54:32
    Semoga buat Ken itu aja yang selalu aku
  • 00:54:34
    utarakan.
  • 00:54:36
    Aku selalu omongin ke mereka setiap
  • 00:54:38
    saat. I dan bahkan ya udah aku yakin
  • 00:54:43
    mereka paham kok kondisinya. Dan
  • 00:54:45
    insyaallah aku selalu dengan pertolongan
  • 00:54:46
    Allah mereka akan baik-baik aja. Amin.
  • 00:54:49
    Amin.
Etiquetas
  • divorce
  • motherhood
  • co-parenting
  • communication
  • forgiveness
  • emotional struggles
  • public perception
  • self-discovery
  • faith
  • peace