00:00:00
Nah, pengaruh seperti inilah yang
00:00:02
akhirnya menyebabkan atau menimbulkan
00:00:05
yang namanya
00:00:07
kausalitas. Balik lagi ke topik kita
00:00:09
adalah break. Ada yang tahu sepatu yang
00:00:12
gua pakai tahu apa? Ye Adidas. Adidas
00:00:17
Yeiz buatannya
00:00:19
kanas. Nah, dulu waktu ini pertama kali
00:00:22
keluar, wah jadi rebutan orang harganya
00:00:24
yang awalnya kalau dirupiahkan itu 5
00:00:26
sampai 6 juta bisa dijual sampai R juta
00:00:28
lah, R juta karena Scar City tadi kan.
00:00:31
Tentu kalian semua sudah belajar tentang
00:00:32
Scar City, tentang bisnis dengan segala
00:00:34
macam. Padahal apakah ini sepatu paling
00:00:36
enak? Tidak. Paling enak untuk orang di
00:00:38
usiang gua adalah
00:00:40
Sketcher. Nyaman sekali di pinggang,
00:00:42
nyaman sekali di tulang belakang
00:00:44
gua. Tapi harganya jauh lebih murah.
00:00:48
Ini mungkin anak-anak Prasmol enggak
00:00:49
akan
00:00:50
susah. Ini kunci mobil
00:00:53
apa? Kan anakmul enggak akan susah. Mini
00:00:58
Cooper. Ada yang tahu ini jam tangan
00:01:00
apa?
00:01:08
Patek. Ada yang bisa jawab kenapa
00:01:09
barang-barang ini mahal? Kalau misalnya
00:01:11
sepatu gua lebih percaya Sketcher. Tadi
00:01:14
secara ekonomis gua bakal beli BYD
00:01:15
daripada Mini Cooper. Dia jual status.
00:01:18
Karena dia jual status. Good. Ada lagi?
00:01:21
Dia jual ide. Ada lagi? Karena gua belum
00:01:23
nemuin jawaban yang tepat.
00:01:26
E harapan. Harapan. Ayo. Come on.
00:01:31
Brandingnya Mas misalnya Mas kanan orang
00:01:34
bayar bahan-bahan kok masuk masnya
00:01:35
datang pakai mungkin mobil yang low end.
00:01:38
Orang mana bakal percaya jam tangan yang
00:01:40
murah mungkin orang mana bakal percaya.
00:01:43
Oke menarik jawaban paling menarik nih.
00:01:45
Tepuk tangan.
00:01:50
Ini tentu bukan pembahasan yang baru
00:01:54
untuk anak rasmul, untuk anak marketing,
00:01:56
untuk anak branding yang baru gua
00:01:58
omongin. Masalah value, narrative,
00:02:00
story, the brand image, dan lain
00:02:02
sebagainya. Kalian lebih paham dari gua.
00:02:05
Tapi lu tahu enggak kenapa barang-barang
00:02:07
ini kalian percaya bisa mahal?
00:02:09
Jawabannya karena
00:02:12
manusianya. Karena manusianya. Kalian
00:02:15
percaya? Gua punya Mini Cooper EV, bisa
00:02:17
aja gua cuma beli kuncinya, bisa aja gua
00:02:19
datang dengan Aira manual misalnya atau
00:02:22
Agia manual. Iya kan? Tapi di karena gua
00:02:26
nunjukin kunci Mini Cooper, gua enggak
00:02:28
nunjukin Mini Coopernya di depan, Bos.
00:02:30
Gua cuma bilang, "Ni kuncinya anak
00:02:32
Rasmul pasti tahu Mini Cooper, Bang."
00:02:35
Oh, udah mantap. Kalau misalnya lu lihat
00:02:38
ini dipakai sama tukan Cilor misalnya,
00:02:40
lu enggak akan bilang itu asli.
00:02:43
Tapi misalnya yang pai Timoti
00:02:45
Ronald, lu yakin itu asli. Jadi branding
00:02:49
itu lu taruh di mana? Bukan di
00:02:51
produknya. Pada akhirnya branding itu
00:02:54
selalu
00:02:55
soal manusia. Yang paling penting itu
00:02:59
bukan seberapa mahal barang yang bisa lu
00:03:01
cip, tapi seberapa kuat personal
00:03:05
branding yang lu bangun.
00:03:07
Ketika itu sudah kuat, bahkan produk
00:03:10
imitasi pun bisa diakui asli. Bahkan
00:03:14
ketika lu enggak ngapa ngapain, orang
00:03:16
nganggap lu melakukan sesuatu. Bahkan
00:03:18
ketika lu salah, orang bakal nganggap,
00:03:20
"Wah, ini planning dia nih." Itulah
00:03:23
kekuatan dari sebuah nilai, sebuah value
00:03:28
dan persepsi. Dan semua ekonomi modern
00:03:32
selalu menjadikan manusia sebagai basic
00:03:34
model. Jadi bukan cuma bagaimana manusia
00:03:36
terlihat, tapi apa yang jadi kebutuhan
00:03:38
manusia. Makanya sekarang mau Indonesia
00:03:40
emas, mau Indonesia cerah, mau Indonesia
00:03:42
gelok, selama itu ada manusia dan selama
00:03:45
manusia masih punya keinginan dan
00:03:47
kebutuhan, maka bisnis akan tetap
00:03:51
jalan. Karena ekonomi kita kebagi di dua
00:03:53
sektor, formal dan informal. Masalahnya
00:03:56
adalah rasionya itu enggak
00:03:58
sebanding. Sektor formal itu menyerap
00:04:01
mungkin sekarang ya data terbaru. Kalau
00:04:03
kemarin itu masih sekitar 62%. Sekarang
00:04:06
itu mungkin katakanlah di
00:04:08
70%. Sektor formal tuh
00:04:11
30%. Kalian tahu sektor informal ini
00:04:13
apa? Kontector. Gojek, Grab, bisnis
00:04:16
agency, karir pad-nya tidak jelas dan
00:04:19
sangat-sangat volatile, sangat-sangat
00:04:21
bisa jatuh kapan aja. Dan biasanya kalau
00:04:23
buka buka lowongan pasti ada probation
00:04:25
dan setelah probation karya enggak
00:04:27
dipakai lagi. Seberapa banyak bentuk
00:04:28
usaha seperti itu di Indonesia dan
00:04:31
pencatatan pajaknya juga sangat rendah,
00:04:32
sangat low. Pekerjaannya banyak tapi
00:04:35
income-nya rendah. Yang akhirnya apa?
00:04:37
Akhirnya menyebabkan orang-orang enggak
00:04:39
punya tabungan, orang-orang enggak punya
00:04:41
jaringan, jaringan pengaman entah itu
00:04:43
sosial, basical need, dan lain
00:04:45
sebagainya. Dan orang-orang akhirnya
00:04:47
hidup cuman untuk menyambung hari dan
00:04:50
hari dan hari dan hari. Makanya yang
00:04:53
semakin semakin sedikit orang yang
00:04:55
menikah.
00:04:57
Oh oke. Ganti dulu.
00:05:00
Berarti gua tadi ngomong militer
00:05:02
takutnya ada tank.
00:05:12
Jadi luas. Oke, jadi luas ini belakang
00:05:15
sana kelihat enggak
00:05:20
bohong. Oke, balik lagi nih kita bahas
00:05:24
soal informal. Nah, sektor informal ini
00:05:26
akhirnya menghasilkan kayak gua bilang
00:05:28
tadi low income sama jaringan jaringan
00:05:31
pengaman
00:05:37
yang dan dampak paling besarnya ya teks
00:05:41
rasio kita jadi sangat-sangat rendah
00:05:43
teman-teman. Ada yang tahu teks rasio
00:05:44
Indonesia sekarang ada di kisaran
00:05:47
berapa? 9 sampai 10%.
00:05:50
Dan idealnya negara dengan populasi
00:05:52
sebanyak ini, negara dengan ekonomi
00:05:55
sebesar ini, bukan setinggi ini ya, itu
00:05:58
harusnya berada
00:05:59
di
00:06:03
16%. Kalau teks rasio kita bagus,
00:06:05
pendapatan pajak kita
00:06:07
bagus, partisipasi pajak itu lebih
00:06:09
banyak lagi, maka negara akan punya
00:06:12
cukup banyak uang untuk mendistribusikan
00:06:15
kesejahteraan dan memberikan insentif
00:06:17
bagi para pelaku industri. sehingga
00:06:20
inovasi bisa berjalan, produk bisa
00:06:22
dibuat dan serapan pengagan kerja bisa
00:06:25
lebih banyak. Teks rasio. Kenapa ini
00:06:27
harus ditingkatkan? Karena banyaknya
00:06:29
sektor informal ini yang ketaatan
00:06:32
pajaknya masih sangat rendah. Dan inilah
00:06:33
yang jadi pemerintah. Itulah kenapa kita
00:06:37
sulit berkembang kalau keadaannya
00:06:39
seperti ini. Berarti kalau kita pesimis
00:06:41
dengan ekonomi negara ini hari ini ya
00:06:44
wajar. Tapi sebenarnya tidak seburuk
00:06:47
itu, Teman-teman.
00:06:50
Karena Indonesia pada akhirnya ya kita
00:06:53
masih cukup nih masih dapat 5,2%
00:06:55
pertumbuhan ekonomi kita, Teman-teman.
00:06:57
Masalah yang kalau kita mau masuk ke
00:07:01
negara maju berarti kita harus bisa
00:07:03
dapatin 7 sampai 8% pertumbuhan ekonomi.
00:07:06
Kalau dari kacamata FDI, kacamata
00:07:08
investasi ya,
00:07:10
ICOR. Kalau yang kita cari cuma 5%
00:07:12
berarti yang kita butuhin dari GDP, GDP
00:07:15
kita 1,4 triliun. Isi kita ada di angka
00:07:18
6 berarti kita butuh I butuh investasi
00:07:22
sama dengan
00:07:23
30% untuk dapatin 5%. Nah, untuk dapatin
00:07:26
8% berarti kita butuh rasio investasi
00:07:29
itu 48% dari GDP dengan ISIOR = 6. Nah,
00:07:34
48% dari GDP kalau berasal dari
00:07:38
investasi itu akan berpengaruh pada
00:07:40
neraca
00:07:41
pembayaran, neraca belanja sama kurs
00:07:44
rupiah kita.
00:07:47
pasti melemah gitu
00:07:50
loh. Artinya apa? Kita enggak bisa
00:07:53
naikin 40% investasi aja itu sudah sulit
00:07:55
dan kalaupun naik resikonya masih besar.
00:07:58
Artinya apa? Artinya produktivitasnya
00:08:00
yang harus naikin angka ISI OR ini
00:08:02
diturunin karena semakin rendah angka
00:08:05
ISIR berarti semakin baik. Barulah masuk
00:08:07
tadi masalah produktivitas. Nah, ini ini
00:08:10
semua nih PR besar ekonomi
00:08:13
Indonesia dan tantangannya di kemudian
00:08:16
hari. Enggak ada yang gua
00:08:17
kurang-kurangin, enggak ada yang gua
00:08:18
lebih-lebihin. Gua bukan oposisi, gua
00:08:20
juga bukan orang pemerintah. Ini ini
00:08:22
benar-benar simplifikasi dari apa yang
00:08:24
harus dilakukan government kita. Ya,
00:08:27
kurang lebih 10% lah dari sebenarnya.
00:08:30
Karena benangnya ruet sekali.
00:08:33
Sangat-sangat ruet. Kalian tahu? Tahu
00:08:36
kenapa Vietnam begitu maju, Teman-teman?
00:08:37
Betul. karena FDI-nya tinggi. Kenapa
00:08:40
investor lebih tertarik di nanam duitnya
00:08:42
di Vietnam, buka pabrik di Vietnam, tapi
00:08:44
nyari konten di Indonesia? Ormas karena
00:08:47
enggak ada ormas. Benar sekali. Karena
00:08:49
enggak ada ormas. Kepastian hukumnya
00:08:51
jelas, pemerintahannya stabil dan mereka
00:08:55
sudah nyiapin industri dengan sangat
00:08:57
baik. Sehingga ketika investor masuk,
00:09:00
ketika Nvidia masuk, ketika apa yang
00:09:02
baru Ecol masuk, mereka sudah tahu
00:09:03
mereka bakal dapat cuan di situ. Sama
00:09:05
satu lagi perjanjian ke luar negeri di
00:09:06
Vietnam itu jauh lebih baik. sehingga
00:09:08
barang yang diekspor dari Vietnam itu
00:09:10
jauh lebih murah ketimbang ekspor dari
00:09:12
Indonesia. Nah, itulah yang seharusnya
00:09:13
diselesaikan oleh government kita. Oke,
00:09:16
sekarang dengan kondisi seperti ini,
00:09:19
Teman-teman, ketika kita bicara soal
00:09:22
konsumen dan kita bicara peluang bisnis,
00:09:24
apa peluang bisnis yang
00:09:26
paling menjanjikan untuk diambil di
00:09:28
kondisi perekonomian sekarang?
00:09:30
Katakanlah worst case terjadi gitu. Kita
00:09:32
benar-benar berada di keadaan gelap,
00:09:34
daya beli turun dan lain sebagainya.
00:09:36
Ingat ya, sekarang angka inflasi itu ada
00:09:38
di 1 sampai 2%. Rendah
00:09:41
sekali. Apakah ini yang bagus,
00:09:44
Teman-teman? Tidak. Karena inflasi yang
00:09:47
bagus itu adalah inflasi yang
00:09:48
terkendali, bukan inflasi yang rendah.
00:09:51
Q2 ini baru bisa ketahuan salah satu
00:09:53
penyumbangnya. Kemungkinan paling besar
00:09:55
adalah menurunnya daya beli. Arti kayak
00:09:57
gini, Teman-teman. Balik lagi komoditas
00:09:59
yang
00:10:00
paling-paling bisa
00:10:02
kita bergantung, yang paling bisa kita
00:10:04
adalkan. tidak lain tidak bukan adalah
00:10:08
manusia itu sendiri. Manusia komoditas
00:10:11
paling menjanjikan itu adalah manusia.
00:10:13
Ya, bukan berarti kalian human
00:10:15
trafficking.
00:10:17
No, enggak enggak human trafficking.
00:10:19
Seperti yang gua bilang tadi, selama
00:10:21
bisnis model kita basisnya manusia, maka
00:10:24
mau keadaan itu terang, mau keadaan itu
00:10:27
gelap, kita akan selalu menemukan yang
00:10:29
namanya kesempatan, Teman-teman. Nah,
00:10:32
ketika di keadaan gelap atau krisis atau
00:10:34
segala macam, apa kira-kira yang kita
00:10:36
kesempatan apa yang kira-kira bisa kita
00:10:38
ambil dari
00:10:40
manusia? Pertama,
00:10:48
kebutuhan.
00:10:50
Kedua,
00:10:55
keinginan.
00:10:58
Ketiga, tersier, kemewahan.
00:11:05
Dalam dalam keadaan krisis, apa
00:11:07
kebutuhan barang yang enggak akan pernah
00:11:09
bisa
00:11:10
mati?
00:11:15
Makanan. Apaagi kira-kira?
00:11:19
Pakaian. Pakaian? Iya, makanan.
00:11:23
Pakaian. Tapi kan lu masih bisa pakai
00:11:25
pakaian murah dong ya. Makanan. Oke.
00:11:29
Seks
00:11:33
ya. Seks itu kebutuhan dasar manusia
00:11:35
kan. Ada yang enggak punya kebutuhan
00:11:37
atas
00:11:39
seks? Mungkin ada. Mungkin
00:11:42
ada istilahnya apa namanya? Platonik.
00:11:47
Panseksual.
00:11:53
Nah, ketika situasi kritis, maka ini
00:11:57
semua selama bergantungnya sama manusia
00:11:59
nih, manusia dari dia lahir sampai dia
00:12:02
tua itu selalu punya kebutuhan dan
00:12:03
keinginan, maka peluang bisnis tidak
00:12:06
akan pernah berhenti, Teman-teman.
00:12:08
Karena manusia itu pengirim sinyal yang
00:12:11
bergerak. Dan bagaimana otak kita
00:12:13
bekerja? Otak kita bekerja menangkap
00:12:15
sinyal. Apakah otak kita bekerja dengan
00:12:17
kompleks? Tidak. Sebagian besar dari
00:12:20
manusia itu mempergunakan otaknya dengan
00:12:23
simpel. Kalau kalau menurut teorinya Kes
00:12:27
ada yang namanya animal spirit. Kita
00:12:29
menangkap sinyal bukan menangkap
00:12:31
fakta. Ya kan? Ketika kebutuhan ini
00:12:34
manusia masih punya kebutuhan, manusia
00:12:36
punya keinginan, manusia masih punya
00:12:39
ingin validasi dan ingin sebuah gengsi
00:12:41
tadi, maka peluang bisnis bahkan di
00:12:44
situasi
00:12:45
krisis itu enggak pernah hilang selama
00:12:48
manusianya masih ada. Karena ekonomi
00:12:50
dibangun dari yang namanya scar city.
00:12:54
Yeah.