Desain Kolom Rangka Pemikul Momen Khusus Beton Bertulang (SNI 2847:2019)

00:45:41
https://www.youtube.com/watch?v=XRuWtcFZA8k

Resumen

TLDRVideo ini membahas desain kolom beton bertulang untuk sistem rangka pemikul beban khusus sesuai SNI 2847:2019. Pembicara menjelaskan berbagai pendekatan dalam mendesain kolom, termasuk kolom sentris dan eksentris, serta metode analisis yang digunakan. Terdapat penjelasan mendalam mengenai metode reciprokal braceler dan diagram interaksi untuk kolom biaksial. Selain itu, video ini juga mencakup studi kasus desain kolom pada gedung perkantoran, termasuk kontrol penampang, analisis gaya dalam, dan desain tulangan. Pembicara juga menjelaskan tentang tulangan geser dan persyaratan detailing yang harus dipenuhi.

Para llevar

  • 📐 Kolom sentris tidak mengalami momen.
  • 📏 Kolom eksentris mengalami momen akibat beban tidak terpusat.
  • 📊 Diagram interaksi menunjukkan hubungan beban aksial dan momen.
  • 📜 SNI 2847:2019 mengatur desain kolom beton bertulang.
  • 🔍 Metode reciprokal braceler untuk analisis kolom biaksial.
  • 🛠️ Desain tulangan harus memenuhi batasan geometris.
  • ⚖️ Strong column big beam: kolom lebih kuat dari balok.
  • 📈 Analisis gaya dalam penting untuk desain struktur.
  • 📏 Tulangan geser diperlukan untuk menahan gaya geser.
  • 📊 Studi kasus desain kolom pada gedung perkantoran.

Cronología

  • 00:00:00 - 00:05:00

    Penceramah memperkenalkan topik tentang desain kolom beton bertulang dengan rujukan kepada SNI 2847219, menekankan berbagai metode untuk mendesain kolom hingga membincangkan kolom sentris dan eksentris.

  • 00:05:00 - 00:10:00

    Dia menjelaskan bahwa kolom sentris tidak mengalami momen, sedangkan kolom eksentris mengalami momen dalam satu arah. Berbagai metode untuk analisis dan desain kolom uniaksial diperkenalkan, seperti metode Wney, metode kesetimbangan, dan diagram interaksi.

  • 00:10:00 - 00:15:00

    Penceramah juga membincangkan kolom biaksial, menjelaskan beberapa metode untuk analisis, termasuk metode reciprokal braceler dan penggunaan diagram interaksi 3D. Penceramah menandakan penggunaan software seperti CSI Kolom dan ETAPS untuk membantu desain.

  • 00:15:00 - 00:20:00

    Penceramah menjelaskan prosedur desain kolom beton, mulai dengan pemeriksaan penampang dan analisis gaya dalam untuk mendapatkan nilai muatan. Dia memberikan contoh tentang desain kolom untuk gedung bertingkat dengan spesifikasi tertentu.

  • 00:20:00 - 00:25:00

    Kolom merujuk kepada batasan geometrik berdasarkan SNI. Disiplin penambahan tulangan dan bagaimana memastikan bahwa desain kolom memenuhi syarat diteliti. Penambahan tulangan dan pengiraan gaya dalam juga diperincikan.

  • 00:25:00 - 00:30:00

    Penceramah meneruskan dengan pemeriksaan kekuatan lentur minimum kolom dan pengiraan momen nominal balok untuk memastikan kolom berfungsi dengan baik dalam struktur. Format perhitungan dan hasil diperinci untuk pemikiran dan analisis transaksi.

  • 00:30:00 - 00:35:00

    Analisis kolom dua lentur dua arah dijelaskan di mana momen mengelilingi sumbu X dan Y. Penceramah menyentuh pada rumus yang digunakan serta pertimbangan untuk situasi tekanan dan tarik dalam kolom betonnya.

  • 00:35:00 - 00:40:00

    Seterusnya, penceramah membincangkan kelayakan metode braceler pada kolom dengan gaya tekan dan kondisi aksial, serta analisis kekuatan kolom melalui rumus kesetimbangan, yang hal ini diambil dari nilai yang pernah dihitung sebelumnya.

  • 00:40:00 - 00:45:41

    Akhirnya, penceramah merangkum informasi tentang desain tulangan transversal, pertimbangan gaya geser, dan detail-detail lain pada kolom, termasuk bagaimana menentukan jarak tulangan dan penggunaan persamaan untuk memastikan desain memenuhi syarat detail.

Ver más

Mapa mental

Vídeo de preguntas y respuestas

  • Apa itu kolom sentris dan eksentris?

    Kolom sentris adalah kolom yang tidak mengalami momen, sedangkan kolom eksentris mengalami momen akibat beban yang tidak terpusat.

  • Apa itu metode reciprokal braceler?

    Metode reciprokal braceler adalah pendekatan untuk menganalisis kolom dengan momen lentur dua arah.

  • Apa yang dimaksud dengan diagram interaksi?

    Diagram interaksi adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara beban aksial dan momen pada kolom.

  • Apa saja batasan geometris untuk kolom beton?

    Batasan geometris termasuk dimensi penampang terkecil dan rasio dimensi penampang.

  • Apa itu SNI 2847:2019?

    SNI 2847:2019 adalah standar nasional Indonesia yang mengatur desain kolom beton bertulang.

  • Bagaimana cara menghitung kapasitas lentur kolom?

    Kapasitas lentur kolom dihitung berdasarkan momen nominal dan gaya aksial yang bekerja.

  • Apa itu tulangan geser?

    Tulangan geser adalah tulangan yang digunakan untuk menahan gaya geser pada kolom.

  • Apa yang harus diperhatikan dalam desain tulangan?

    Desain tulangan harus memenuhi persyaratan minimum dan maksimum sesuai dengan standar.

  • Apa itu strong column big beam?

    Strong column big beam adalah kondisi di mana kapasitas kolom lebih besar dari kapasitas balok.

  • Apa yang dimaksud dengan analisis gaya dalam?

    Analisis gaya dalam adalah proses untuk menentukan gaya-gaya yang bekerja pada struktur.

Ver más resúmenes de vídeos

Obtén acceso instantáneo a resúmenes gratuitos de vídeos de YouTube gracias a la IA.
Subtítulos
id
Desplazamiento automático:
  • 00:00:04
    Oke, asalamualaikum warahmatullahi
  • 00:00:06
    wabarakatuh. Hari ini saya akan
  • 00:00:08
    membicarakan tentang desain kolom beton
  • 00:00:12
    untuk sistem rangka pemikulumen khusus
  • 00:00:15
    dengan SNI 2847219.
  • 00:00:19
    Jadi sebelum membahas itu dulu mungkin
  • 00:00:21
    saya akan membahas tentang macam-macam
  • 00:00:23
    pendekatan ya untuk mendesain kolom
  • 00:00:26
    beton bertulang itu. Jadi
  • 00:00:28
    ee untuk mendesain kolom beton bertulang
  • 00:00:31
    itu sebenarnya tidak hanya bisa
  • 00:00:33
    dilakukan dengan satu metode saja gitu.
  • 00:00:36
    Mungkin kalau misalnya masih ingat ya
  • 00:00:38
    dulu di struktur beton 2 belajar tentang
  • 00:00:42
    menganalisis dan mendesain kolom yang
  • 00:00:45
    dipelajari itu adalah kolom sentris sama
  • 00:00:47
    kolom eksentris.
  • 00:00:48
    Kalau kolom sentris artinya seakan-akan
  • 00:00:51
    di kolom tersebut tidak ada momen yang
  • 00:00:54
    terjadi gitu. Ee kalau in real life-nya
  • 00:00:57
    sebenarnya sangat jarang terjadi ya,
  • 00:01:00
    hampir tidak ada terjadi tapi kita juga
  • 00:01:02
    dulu hitung dengan menggunakan kapasitas
  • 00:01:05
    nominal. Kemudian kita juga belajar di
  • 00:01:10
    struktur beton dua tentang kolom
  • 00:01:13
    eksentris. Dan kalau di struktur beton
  • 00:01:15
    dua itu yang kita pelajari adalah metod
  • 00:01:18
    uniaksial aja ya. Jadi uniaksial itu
  • 00:01:21
    artinya momen yang terjadi itu hanya di
  • 00:01:24
    satu arah begini. Jadi anggapannya hanya
  • 00:01:27
    terjadi di satu
  • 00:01:28
    arah. Kalau unaksial sendiri itu bisa
  • 00:01:31
    dilakukan dengan berbagai metode ya.
  • 00:01:33
    Jadi metode yang mungkin sudah pernah
  • 00:01:35
    kita pelajari di struktur beton gua yang
  • 00:01:38
    pertama adalah metode pendekatan Wney.
  • 00:01:41
    Yang kedua adalah metode kesetimbangan.
  • 00:01:43
    yaitu exact uniaxial bending and axial
  • 00:01:46
    interaction. Dan ketiga mungkin adalah
  • 00:01:48
    nglot pada diagram interaksi yang sudah
  • 00:01:50
    disediakan oleh ACI. Tapi ini
  • 00:01:52
    disclaimer. Jadi ACI yang ada dulu
  • 00:01:55
    adalah ACI yang lama ya. Kalau AC yang
  • 00:01:57
    terbaru ini sudah enggak ada untuk
  • 00:01:59
    diagram interaksinya. Dan yang keempat
  • 00:02:01
    itu adalah kita membuat sendiri diagram
  • 00:02:04
    interaksinya gitu. Mungkin masih ingat
  • 00:02:06
    dulu bentuknya seperti ini ya.
  • 00:02:10
    Nah, seperti ini untuk di sumbu Y itu
  • 00:02:14
    adalah P-nya, sumbu X-nya adalah M-nya.
  • 00:02:18
    Kemudian nanti kita membuat kira-kira
  • 00:02:20
    bentuknya seperti ini
  • 00:02:22
    ya. Ya, kira-kira akan seperti ini. Nah,
  • 00:02:25
    ini adalah diagram interaksi yang dulu
  • 00:02:27
    sudah pernah kita buat. Nah, tapi memang
  • 00:02:30
    kalau kita lihat di sumunya di sendiri
  • 00:02:32
    di sini ini hanya ada 1 M aja ya di sini
  • 00:02:35
    ya, satu momen aja. Padahal kalau
  • 00:02:38
    misalnya kita mendesain secara tiga
  • 00:02:41
    dimensi ya, kolom kan seperti ini,
  • 00:02:44
    otomatis juga pasti ada momen di arah
  • 00:02:47
    sebaliknya. Jadi harusnya ada dua momen.
  • 00:02:51
    Nah, kalau ada dua momen yang terjadi
  • 00:02:53
    dan kita mengconsider dua-duanya itu,
  • 00:02:56
    kita bisa bilang bahwa ee kolom tersebut
  • 00:03:00
    adalah kolom biaksial, gitu. Nah, untuk
  • 00:03:03
    kolom Excel sendiri sebenarnya juga ada
  • 00:03:05
    berbagai macam metode atau approach ya
  • 00:03:08
    untuk ee menyelesaikannya
  • 00:03:12
    itu. Jadi, metode yang pertama adalah
  • 00:03:14
    metode reciprokal brazler. Jadi, seperti
  • 00:03:17
    metode pendekatan yang menggunakan
  • 00:03:19
    rumus. Kemudian yang kedua adalah metode
  • 00:03:21
    braceler load counter method. Ketiga,
  • 00:03:24
    PCA load counter method. Kemudian
  • 00:03:26
    keempat exact bxial bending axial
  • 00:03:29
    traction method yang untuk bixial tadi
  • 00:03:31
    ya. Kemudian yang
  • 00:03:33
    ke lima adalah menggunakan diagram
  • 00:03:36
    interaksi 3D gitu. Nah, mungkin kalau
  • 00:03:40
    yang di pertemuan kali ini saya akan
  • 00:03:43
    membahas lebih dalam tentang metode
  • 00:03:45
    reciprokal
  • 00:03:46
    braceler. Jadi kalau yang diagram
  • 00:03:48
    interaksi 3D ini sangat sulit ya buat
  • 00:03:52
    kita sebenarnya yang paling paling
  • 00:03:54
    mendekati ya maksudnya yang paling bagus
  • 00:03:58
    juga itu sebenarnya adalah diagram taksi
  • 00:03:59
    3D gitu. Tapi kalau kita membuatnya
  • 00:04:02
    secara
  • 00:04:03
    manual ee itu sangat kesulitan dan
  • 00:04:05
    sangat lama gitu. Jadi biasanya untuk
  • 00:04:07
    diagram taksi 3D ini dibantu oleh
  • 00:04:11
    beberapa software misalnya aja yang
  • 00:04:13
    namanya CSI colom. CSI call atau SP
  • 00:04:17
    [Musik]
  • 00:04:19
    call atau di ETAB sendiri juga ada
  • 00:04:22
    sebenarnya. Jadi kalau di ETAPS kita
  • 00:04:25
    lihat desainnya
  • 00:04:28
    si ee kolomnya itu nanti akan kita
  • 00:04:31
    temukan eh diagram interaction-nya itu
  • 00:04:33
    nanti kita mungkin juga akan coba kulik
  • 00:04:36
    ke sana. Tapi sementara untuk yang
  • 00:04:38
    pertama ini kita coba ngomongin dulu
  • 00:04:40
    tentang metode reciprokal belelernya
  • 00:04:43
    dulu.
  • 00:04:45
    Jadi sebenarnya kalau alur desain kolom
  • 00:04:48
    beton bertulang itu yang pertama adalah
  • 00:04:50
    kita ngecek dulu penampang dari kolom.
  • 00:04:54
    Karena kalau Sistem rangka momen khusus
  • 00:04:57
    itu kita punya batasan-batasan geometri
  • 00:04:59
    yang harus sesuai dengan peraturan yang
  • 00:05:03
    berlaku. Kemudian kita menganalisis
  • 00:05:05
    struktur dan mendapatkan gaya-gaya
  • 00:05:07
    dalamnya ultimate-nya ya. Ada MU, ada
  • 00:05:10
    MUY, ada PU dan juga VU. Kemudian kita
  • 00:05:14
    juga cek kapasitas lenturnya apakah ee
  • 00:05:18
    struktur tersebut berperilaku serang
  • 00:05:19
    kalem w
  • 00:05:21
    beam. Kemudian yang keempat adalah kita
  • 00:05:24
    desain tulangan utama kolom dengan piak
  • 00:05:27
    sial bending ini. Kemudian kita juga
  • 00:05:29
    desain tulangan geser kolom dan setelah
  • 00:05:31
    itu kita gambarkan tulangannya. Ya,
  • 00:05:34
    kalau untuk garis besarnya seperti
  • 00:05:36
    itu. Jadi, ini ee salah
  • 00:05:39
    satu ee
  • 00:05:41
    stud ee studi kasus ya. Studi kasusnya
  • 00:05:45
    kita pakai gedung perkantoran 5
  • 00:05:47
    lantai. Materalnya FC25 MPA FY 240
  • 00:05:51
    dengan kolomnya 650 * 650. Nah, kemudian
  • 00:05:55
    desainlah penularan kolom pada lantai 2.
  • 00:05:58
    Nah, misalnya di lantai ini gitu.
  • 00:06:02
    Jadi kalau teman-teman nanti misalnya
  • 00:06:04
    kolomnya dari ujung sampai atas ini sama
  • 00:06:07
    ya harusnya berarti desainnya yang
  • 00:06:08
    paling bawah ya gitu karena ee PU, MU
  • 00:06:12
    dan VU yang paling besar otomatis adanya
  • 00:06:14
    di lantai paling bawah. Cuma untuk
  • 00:06:17
    contohnya ini saya contohkan di lantai
  • 00:06:20
    du gitu agar kalau misalnya teman-teman
  • 00:06:22
    yang punya tipe kolomnya agak beda-beda
  • 00:06:24
    itu bisa ngerti gitu ya bedanya
  • 00:06:27
    gimana. Yang pertama kita kontrol dulu
  • 00:06:29
    penampang dari kolomnya. Jadi mengacu
  • 00:06:32
    pada SNI 2847 tahun 2019 pasal
  • 00:06:36
    1872 dan 1874 ini ada beberapa batasan.
  • 00:06:41
    Yang pertama bahwa dimensi penampang
  • 00:06:44
    terkecil itu harus tidak kurang dari 300
  • 00:06:47
    mili. Jadi harus lebih besar daripada
  • 00:06:49
    300 mili. Dan yang kedua adalah rasio
  • 00:06:52
    dimensi penampang terkecil terhadap
  • 00:06:54
    dimensi tegak lurusnya itu tidak kurang
  • 00:06:56
    dari 0,4. Jadi kita contoh dengan
  • 00:06:59
    menggunakan dimensi 650 *
  • 00:07:02
    650. Kalau 650 * 650 kan otomatis ee
  • 00:07:06
    lebih besar daripada 300 ya. Jadi, oke,
  • 00:07:09
    ini sudah bisa kita ee lalui. Kemudian
  • 00:07:13
    B/H-nya itu harus lebih besar daripada
  • 00:07:16
    0,4. Kalau contoh kita 650 / 650 artinya
  • 00:07:20
    hasilnya adalah 1. Karena 1 lebih dari
  • 00:07:23
    0,4 maka juga oke memenuhi dari batasan
  • 00:07:27
    di
  • 00:07:28
    1872. Kemudian kita berlanjut ke batasan
  • 00:07:31
    yang 1874 di sini. Jadi kalau 18 ee di
  • 00:07:35
    kolom yang pelajari di SBT2 itu kan
  • 00:07:40
    maksimumnya adalah 8% ya atau 0,08
  • 00:07:43
    kalikan AG. Tapi kalau di SPRMK ini agak
  • 00:07:46
    beda. Jadi kalau minimumnya sama masih
  • 00:07:50
    0,01 tapi maksimumnya itu adalah 0,06
  • 00:07:54
    kalikan Ag gitu. Jadi kita hitung dulu
  • 00:07:57
    AS min sama AS maksimumnya ya. Jadi
  • 00:08:01
    kalau minimnya itu adalah kalau dari 650
  • 00:08:04
    adalah 4225
  • 00:08:06
    mm² maksimumnya adalah 0,06 * 650 ke 660
  • 00:08:11
    hasilnya adalah
  • 00:08:13
    25.350 mm². Jadi kita pakai yang di
  • 00:08:16
    antara keduanya ini. Nah, ini kita
  • 00:08:19
    contohkan kita pakai 20 D 25 ya. Jadi
  • 00:08:24
    dengan AS tersebut hasilnya adalah
  • 00:08:29
    9812 mm² atau sekitar
  • 00:08:33
    2,3% ya. Jadi masih di antara minimum
  • 00:08:36
    dan maksimum. Oke. Jadi kita bisa pakai
  • 00:08:39
    dulu sementara tulangan yang
  • 00:08:42
    ini. Nah, kemudian kita modelkan diabs
  • 00:08:44
    untuk dapat gaya-gaya
  • 00:08:46
    dalamnya. Nah, setelah gaya-gaya
  • 00:08:48
    dalamnya tolong ditabulasi ya. yang
  • 00:08:51
    perlu ditabulasi adalah yang
  • 00:08:53
    maksimum-maksimumnya itu di mana aja.
  • 00:08:55
    Jadi, contohnya adalah PU maksimum, MU
  • 00:08:59
    maksimum, MU Y maksimum, VU maksimum,
  • 00:09:02
    dan yang kalau konservatifnya. Jadi
  • 00:09:04
    contohnya seperti ini. Kalau yang PU
  • 00:09:06
    maksimum kita lihat kolom yang pertama
  • 00:09:08
    ditinjau dulu ya. Kalau yang ditinjau
  • 00:09:10
    otomatis adalah yang di lantai du di
  • 00:09:12
    sini. Kalau yang di lantai 2 di sini
  • 00:09:14
    maksimumnya untuk aksialnya berapa? Itu
  • 00:09:17
    adalah -874,94.
  • 00:09:20
    Sedangkan nilai-nilai ini diambil yang
  • 00:09:23
    di load case yang paling maksimumnya
  • 00:09:24
    itu. Jadi load case yang paling maksimum
  • 00:09:26
    untuk yang ditinjau itu adalah di C6B
  • 00:09:29
    ini. Jadi silakan dimasukkan di C6B ini
  • 00:09:33
    yang maksimumnya berapa. Kemudian kolom
  • 00:09:36
    di atasnya itu adalah yang di sini ya.
  • 00:09:38
    Berarti ya kalau kita
  • 00:09:40
    meninjau meninjau yang ini otomatis yang
  • 00:09:42
    di atasnya adalah yang di sebelah sini.
  • 00:09:45
    itu dilihat PU yang paling maksimumnya
  • 00:09:47
    berapa kemudian di copy semua ya
  • 00:09:50
    hasilnya yang di lainnya ini. Kemudian
  • 00:09:53
    yang PU kolom bawah itu berarti yang di
  • 00:09:57
    bawahnya. Jadi silakan diambil. Nah,
  • 00:09:59
    kalau misalnya teman-teman yang
  • 00:10:01
    desainnya cuman lantai bawah aja di sini
  • 00:10:03
    contohnya ya misalnya
  • 00:10:06
    berarti untuk yang kolom bawah sudah
  • 00:10:08
    tidak ada. Jadi tinggal hanya ada kolom
  • 00:10:10
    di pinjau sama kolom atas gitu ya.
  • 00:10:14
    Contohnya seperti itu. Nah, nanti
  • 00:10:16
    silakan diambil
  • 00:10:18
    dari ee-nya
  • 00:10:22
    masing-masing. Nah, kemudian untuk
  • 00:10:24
    kontrol kuat minimum lenturnya itu ada
  • 00:10:27
    di pasal
  • 00:10:28
    1873. Jadi, kalau di pasal ini
  • 00:10:31
    disebutkan bahwa kekuatan kolom lentur
  • 00:10:34
    kolom harus memenuhi sigma momen nominal
  • 00:10:38
    kolom lebih besar daripada
  • 00:10:40
    1,2 sigma momen nominal balok. Jadi
  • 00:10:44
    kolom yang di bawah dan kolom yang di
  • 00:10:46
    atas itu ditambahkan ya momen nominalnya
  • 00:10:50
    harus lebih besar daripada 1,2 kalikan
  • 00:10:53
    1,2 kali dari momen nominal balok kiri
  • 00:10:56
    ditambah momen nominal balok kanan. Jadi
  • 00:10:58
    yang dilihat itu adalah per join ya.
  • 00:11:00
    Jadi satu joinnya ini per nodal gitu.
  • 00:11:05
    Nah, sebelum karena kita butuh momen
  • 00:11:08
    nominal balok ya, kiri maupun kanan,
  • 00:11:10
    kita harus menghitung dulu kekakuan dari
  • 00:11:13
    momen nominal baloknya itu. Jadi ini
  • 00:11:16
    saya ambil balok satu adalah 400300
  • 00:11:18
    dengan tulangan yang sudah dihitung di
  • 00:11:20
    pertemuan yang sebelumnya itu. Jadi
  • 00:11:23
    untuk ee tumpuannya kita hitung dengan
  • 00:11:25
    menggunakan AS kal
  • 00:11:27
    fy/ 0,85 * FC' kal.
  • 00:11:32
    Karena di sini tulungannya pakai 6 di 16
  • 00:11:34
    ya. Jadi 1206 kal 240 dibagi 0,85 * 25
  • 00:11:40
    kal
  • 00:11:43
    1150 hasilnya adalah 11,8 mili. Sehingga
  • 00:11:48
    momen
  • 00:11:49
    nominal momen nominal negatifnya itu
  • 00:11:51
    adalah AS
  • 00:11:54
    kal - 0,5A. Jadi silakan dimasukkan
  • 00:11:58
    hasilnya. Hasilnya adalah
  • 00:12:00
    97,2
  • 00:12:02
    kN. Nah, kemudian untuk ee A di
  • 00:12:05
    lapangannya AS * FY / 0,85 * FC' kal.
  • 00:12:11
    Jadi dihasilkan
  • 00:12:13
    5,92. Jadi momen nominal positifnya itu
  • 00:12:16
    hasilnya adalah 9 49,1 knm.
  • 00:12:21
    Nah, sehingga di join A ini lihat kita
  • 00:12:23
    ya lihat join A di sini karena PU
  • 00:12:25
    atasnya adalah
  • 00:12:27
    644 dan PU di tengah ya kolom yang
  • 00:12:31
    ditinjau ini adalah
  • 00:12:32
    84. Oh sori yang di tengah yang di sini
  • 00:12:35
    ya yang di sininya adalah 841 dan di
  • 00:12:38
    join B itu adalah -874 dan di atasnya
  • 00:12:40
    ini adalah 1070. Jadi kalau di ETAPS-nya
  • 00:12:43
    memang kalau kita lihat dari
  • 00:12:46
    tampilan yang apa namanya gaya dalamnya
  • 00:12:49
    itu memang yang kelihatan hanya yang
  • 00:12:51
    satu angka di bawahnya ini. Untuk dapat
  • 00:12:53
    satu angka di atasnya ini silakan nanti
  • 00:12:55
    elemennya diklik terus kemudian klik
  • 00:12:57
    kanan nanti bisa ditarik ya dilihat
  • 00:13:00
    angkanya di sini.
  • 00:13:02
    Nah, nilai-nilai ini yang nanti akan
  • 00:13:04
    kita buat untuk desain yang selanjutnya
  • 00:13:07
    ini. Nah, jadi nilai yang PU tadi ini
  • 00:13:11
    yang di sebelah sini kita plotkan pada
  • 00:13:13
    diagram interaksi. Nah, diagram
  • 00:13:16
    interaksinya itu yaitu tadi bisa
  • 00:13:19
    dihitung dengan menggunakan bantuan yang
  • 00:13:23
    SP kolom tadi atau dari ETABS tadi atau
  • 00:13:26
    dari CSI kolom
  • 00:13:29
    tadi. Jadi, pada saat kita plot dengan
  • 00:13:32
    pada diagram interaksinya kalau dengan
  • 00:13:34
    nilai P-nya
  • 00:13:36
    644 ini misalnya ya P-nya adalah 644
  • 00:13:39
    kira-kira di sini. Maka kalau kita tarik
  • 00:13:42
    garis di sini, momen nominalnya adalah
  • 00:13:45
    di sekitar sini. Jadi kita plotkan
  • 00:13:47
    kemudian kita skalartiskan ya hasilnya
  • 00:13:51
    momen nominalnya itu adalah pi mn-nya ya
  • 00:13:55
    750 kN. Sehingga kalau MN-nya itu adalah
  • 00:13:58
    750 / 0,9 hasilnya adalah 833
  • 00:14:03
    kN. Jadi semua PO ini silakan nanti
  • 00:14:06
    diplot di diagram interaksinya di sini.
  • 00:14:12
    Nah, kemudian kita hitung dengan
  • 00:14:15
    menggunakan ee perhitungan strong
  • 00:14:18
    colombin-nya itu tadi ya. Jadi kita cek
  • 00:14:22
    di semua join tadi kan ada join A dan
  • 00:14:24
    join B ya. Join A itu adalah join
  • 00:14:26
    atasnya ini tadi. Sigma MNC itu apakah
  • 00:14:29
    lebih besar daripada 1,2 kalikan sigma
  • 00:14:32
    MNB. Jadi kita hitung nilai dari MNC
  • 00:14:35
    atas itu adalah 833 +
  • 00:14:39
    866 tadi ya. Di sini lebih besar
  • 00:14:44
    daripada 1,2 dikalikan 97,2 + 97,2.
  • 00:14:49
    Kenapa? Karena kiri dan kanannya
  • 00:14:52
    kebetulan
  • 00:14:53
    tulangannya dan penampangnya itu sama
  • 00:14:56
    gitu.
  • 00:14:57
    Jadi karena di sini hasilnya lebih besar
  • 00:15:00
    maka struktur adalah strong column big
  • 00:15:02
    beam. Jadi memenuhi ya persyaratannya
  • 00:15:05
    juga dihitung untuk join bawah. Join
  • 00:15:08
    bawah dan karena momen nominal
  • 00:15:09
    kapasitasnya juga lebih besar maka
  • 00:15:12
    otomatis juga akan oke juga ya. Karena
  • 00:15:15
    baloknya kebetulan juga
  • 00:15:17
    level yang satu dan level 2 itu sama
  • 00:15:20
    gitu ukurannya.
  • 00:15:22
    Oke. Nah, kemudian sekarang kita
  • 00:15:24
    menganalisis kolom dua lentur dua arah
  • 00:15:27
    ya atau biaksial bending. Jadi seperti
  • 00:15:29
    yang saya bilang tadi bahwa kalau
  • 00:15:31
    bending itu artinya terjadi momen ee
  • 00:15:35
    yang mengitari sumbu X maupun di sumbu Y
  • 00:15:38
    di
  • 00:15:41
    sini. Nah, metode brazler sendiri itu
  • 00:15:44
    menggunakan rumus ini sebenarnya. Jadi
  • 00:15:46
    rumusnya adalah 1/PN itu sama dengan
  • 00:15:49
    1/PN +
  • 00:15:51
    1/PNY - 1/P0 gitu. Jadi saat PN-nya
  • 00:15:56
    sendiri itu adalah beban tekan aksial
  • 00:15:58
    nominal saat lentur dua arah terjadi dan
  • 00:16:01
    PNX itu adalah beban tekan aksian
  • 00:16:04
    nominal pada saat EX = 0 tapi Ey-nya ada
  • 00:16:09
    nilainya. Kemudian PNY itu adalah beban
  • 00:16:11
    taksan aksial nominal saat E-nya = 0.
  • 00:16:14
    tapi ada eksentrisitas di arah ex-nya
  • 00:16:17
    juga. Dan P0 itu adalah beban tekan
  • 00:16:19
    aksial tanpa eksentrisitas. Artinya
  • 00:16:22
    adalah EX = EY itu = 0 gitu. Jadi
  • 00:16:27
    asumsinya pada metode braceler itu yang
  • 00:16:29
    pertama adalah gaya aksal yang bekerja
  • 00:16:30
    adalah tekan dan juga PN-nya itu harus
  • 00:16:33
    lebih besar pada 0,1P0 atau PN-nya lebih
  • 00:16:37
    besar daripada 0,1 kal FC' * B kal H.
  • 00:16:42
    Jadi braceler ini akurat bila digunakan
  • 00:16:45
    untuk kolom-kolom dengan gaya tekan ya
  • 00:16:48
    sebenarnya ya. Kalau kolomnya itu
  • 00:16:50
    bekerjanya
  • 00:16:52
    tarik. Jadi kan kadang kalau misalnya
  • 00:16:54
    kena gempa terus gab gravitasinya enggak
  • 00:16:57
    terlalu besar itu misalnya ya. Jadi dia
  • 00:17:00
    kan kolomnya kadang ada yang ketarik
  • 00:17:01
    gitu. Nah kalau kolomnya bekerjanya
  • 00:17:03
    lebih dominan ketarik maka sebenarnya
  • 00:17:06
    metode brazeller ini tidak disarankan
  • 00:17:09
    gitu ya.
  • 00:17:10
    Tapi maka dari itu kita cek itu ya, cek
  • 00:17:12
    pengecekannya dengan dua klausa ini
  • 00:17:17
    tadi. Jadi kita hitung dulu dengan
  • 00:17:20
    beberapa kondisi. Jadi ini sebenarnya
  • 00:17:21
    hampir sama dengan metode uniaksial ya.
  • 00:17:24
    Kalau metode uniek aksial yang kita
  • 00:17:26
    bikin diagram interaksi kan kita juga
  • 00:17:28
    bikin beberapa kondisi ya. Kondisi tekan
  • 00:17:30
    aksial murni, terus kondisi ada momennya
  • 00:17:33
    dan lain sebagainya. Ini juga sama
  • 00:17:35
    seperti itu. Miriplah ya sebenarnya.
  • 00:17:37
    Jadi kondisi A1 misalnya adalah tekan
  • 00:17:40
    aksial murni yang artinya momen
  • 00:17:42
    nominalnya itu sama dengan
  • 00:17:45
    0. Jadi kalau momennya sama dengan 0
  • 00:17:48
    maka P 0-nya itu rumusnya adalah
  • 00:17:50
    0,85 kalikan FC' * Ag - AST + FY kalt.
  • 00:17:56
    Jadi ini sebenarnya sama dengan yang
  • 00:17:58
    kolom sentris yang di kolom pendek waktu
  • 00:18:01
    kita dulu belajar beton 1 ya
  • 00:18:04
    mirip ya. Kemudian PN itu rumusnya
  • 00:18:07
    adalah 0,8 * P0. Jadi kita hitung dari
  • 00:18:10
    sini. Karena tekan muni maka ε
  • 00:18:13
    tang ty sehingga pi-nya adalah
  • 00:18:17
    0,65. Jadi pi Pn adalah 0,65 dikalikan
  • 00:18:22
    PN yang tadi kita telah hitung lagi di
  • 00:18:24
    sini.
  • 00:18:25
    Nah, hasilnya itu adalah
  • 00:18:28
    5.784,7 kN dan kita hitung nilai dari
  • 00:18:32
    0,1 kal FC' * B kal H. Ya, di sini
  • 00:18:37
    terlihat bahwa 5.700 ini masih lebih
  • 00:18:40
    besar daripada
  • 00:18:42
    156,2. Jadi artinya lebih dominan masih
  • 00:18:44
    dominan tekannya juga. Jadi persamaan
  • 00:18:47
    braceler dapat digunakan. Jadi kita baru
  • 00:18:50
    lanjut ke kondisi yang lainnya.
  • 00:18:52
    Jadi kondisi dua itu adalah kondisi
  • 00:18:54
    aksial tarik murni ya. Aksial tarik
  • 00:18:57
    murni
  • 00:19:00
    artinya ee PN-nya yang terjadi hanya
  • 00:19:03
    tariknya saja AS kalikan FY ya rumusnya
  • 00:19:06
    di situ. Sehingga
  • 00:19:08
    2.354 kalau kita hitung karena aksial
  • 00:19:12
    murni maka epsil t-nya itu pasti lebih
  • 00:19:14
    besar daripada 0,005 sehingga pi-nya
  • 00:19:16
    adalah 0,9.
  • 00:19:20
    Nah, sehingga kita tinggal kalikan yang
  • 00:19:22
    atas dikalikan 0,9 hasilnya adalah
  • 00:19:25
    2.120. Jadi, angka-angka ini sementara
  • 00:19:28
    kita keep dulu
  • 00:19:30
    ya. Kemudian kondisi tiga adalah kondisi
  • 00:19:33
    seimbang. Kondisi seimbang di
  • 00:19:35
    mana ee CB itu rumusnya adalah 600 / 600
  • 00:19:41
    + FY dikalikan dengan D. Jadi D itu kan
  • 00:19:45
    yang kayak kemarin tuh ya, yang
  • 00:19:48
    tingginya dikurangi sama covernya,
  • 00:19:51
    kemudian tulangan sengkang dan juga ee
  • 00:19:55
    setengah dari tulangan utamanya ya. Kita
  • 00:19:58
    hitung hasilnya adalah
  • 00:20:01
    417,5. Kemudian beta 1 adalah 0,85. Ini
  • 00:20:05
    berdasarkan tabel
  • 00:20:07
    22.2.2.4.3 ya. Jadi berdasarkan dari
  • 00:20:11
    mutu betonnya. Jadi jangan langsung
  • 00:20:12
    diambil ini ya, kita lihat dulu mutu
  • 00:20:14
    betonnya. Kemudian AB rumusnya adalah B
  • 00:20:17
    satta 1 dikalikan dengan CB. Jadi 0,85
  • 00:20:20
    kal
  • 00:20:22
    417,5 hasilnya adalah
  • 00:20:26
    354,875. Nah, untuk kondisi tegangan
  • 00:20:28
    tulangan tekan itu rumusnya FY' = 600 *
  • 00:20:33
    CB - D'' / dengan CB. Jadi kita hitung
  • 00:20:38
    hasilnya adalah 505 MPa. Jadi masih
  • 00:20:41
    lebih besar daripada FY yang sudah kita
  • 00:20:45
    tetapkan tadi ya. Jadi pakainya kan
  • 00:20:47
    awalnya 240
  • 00:20:49
    MPa. Nah, kemudian
  • 00:20:52
    persamaannya kalau untuk kondisi
  • 00:20:54
    seimbang berarti kan total dari jumlah
  • 00:20:57
    gaya-gaya yang terjadi di sini itu harus
  • 00:20:59
    sama dengan 0. Jadi kalau kita lihat di
  • 00:21:03
    sini CC yang di sini ditambahkan dengan
  • 00:21:07
    CS itu harus kurang kurang dari T yaitu
  • 00:21:10
    sama dengan PB-nya di sini. Jadi CC-nya
  • 00:21:14
    sendiri itu hitungannya adalah 0,85 kal
  • 00:21:17
    FC' kal dikalan dengan B. Jadi angkanya
  • 00:21:22
    dimasukkan hasilnya adalah
  • 00:21:25
    4.901,7 kN. Nah, sedangkan t-nya ini
  • 00:21:29
    adalah dari tariknya tulangannya itu ya,
  • 00:21:33
    tulangan tariknya. Jadi, rumusnya adalah
  • 00:21:35
    AS dikalan FY. Jadi, dipasangnya itu
  • 00:21:39
    adalah jumlahnya 6 ya. 6 kalikan ee
  • 00:21:44
    luasan tulangan utamanya dikalikan
  • 00:21:47
    dengan FY hasilnya adalah
  • 00:21:50
    706,86 kN. Nah, sedangkan CS itu adalah
  • 00:21:55
    akibat dari yang di sini ya.
  • 00:21:57
    tulangan tekannya di sini CS-nya
  • 00:22:00
    rumusnya adalah AS kal
  • 00:22:03
    FS' 0,85 * FC ya dimasukkan hasilnya
  • 00:22:08
    adalah
  • 00:22:10
    644,3
  • 00:22:11
    kN. Jadi kalau kita masukkan ke
  • 00:22:14
    persamaan ini CC + CS - T hasilnya itu
  • 00:22:17
    adalah
  • 00:22:20
    4.839,14 kN.
  • 00:22:23
    Ya, karena seperti itu, maka momen
  • 00:22:26
    balance-nya itu adalah CS
  • 00:22:29
    dikalikan H -2 - D'. Jadi, itu
  • 00:22:32
    sebenarnya cuma perkalian ke garis
  • 00:22:35
    netralnya ini aja. + CC * H/2 * A/2 + T
  • 00:22:43
    * H/2 - D'. Jadi, kita hasilkan
  • 00:22:48
    10773,9 KNN.
  • 00:22:51
    Jadi kalau kita lihat eksentrisitas
  • 00:22:53
    balance-nya itu adalah momen balance
  • 00:22:54
    dibagi P balance-nya itu hasilnya adalah
  • 00:22:58
    222
  • 00:23:01
    mm. Nah, beban pekerja pada kolom di
  • 00:23:04
    analisis itu adalah PU-nya dari yang
  • 00:23:07
    ITEPS tadi ya kita dapat ya 874 kN,
  • 00:23:11
    MUX-nya 183,3 kN dan MUY-nya adalah 75,5
  • 00:23:16
    kN.
  • 00:23:18
    Jadi entes baban yang bekerja untuk arah
  • 00:23:20
    X itu sebenarnya adalah MU di / PU
  • 00:23:24
    hasilnya adalah 86 mili. Jadi masih
  • 00:23:27
    kurang dari E balance-nya ya. Artinya
  • 00:23:30
    dominan tekan ya sebenarnya kolomnya
  • 00:23:32
    ini. Dan untuk arah yang Y-nya berarti
  • 00:23:36
    mux dibagi dengan PU-nya 210 juga masih
  • 00:23:40
    kurang dari 222. Jadi tetap masih
  • 00:23:44
    dominan tekan sehingga sebenarnya kalau
  • 00:23:46
    bisa kita simpulkan metode brazeller ini
  • 00:23:49
    masih cocok untuk ee situasi yang kita
  • 00:23:52
    lalui sekarang
  • 00:23:54
    ini. Kemudian kondisi empat itu adalah
  • 00:23:57
    kondisi dominan dari tekannya ya.
  • 00:24:01
    Jadi untuk arah x dulu ya kita hitung
  • 00:24:05
    untuk arah x dulu dengan menggunakan
  • 00:24:07
    persamaan kesetimbangan sigma v = 0 maka
  • 00:24:09
    pn = cc + cs - t seperti yang tadi lagi
  • 00:24:13
    kita
  • 00:24:14
    hitungkan. Nah, di sini bedanya adalah
  • 00:24:18
    nilai a-nya itu tidak masih belum tahu
  • 00:24:21
    berapa nilai a-nya. Justru itu yang kita
  • 00:24:22
    cari nilai a-nya. Maka dari itu, a-nya
  • 00:24:25
    ini silakan nanti di tetapkan nilai jadi
  • 00:24:29
    a ya. Jadi contohnya ini 0,85 kal FC * A
  • 00:24:33
    * B hasilnya adalah
  • 00:24:36
    13,81A KNN. Untuk CS juga hasilnya
  • 00:24:40
    adalah
  • 00:24:41
    644,3 kNN. Untuk T-nya hasilnya adalah
  • 00:24:48
    2945,2 FS ya. Jadi, FS-nya juga
  • 00:24:51
    ditetapkan
  • 00:24:53
    dulu ee sehingga PN-nya itu adalah 1
  • 00:24:59
    13,81A + 64 4,3
  • 00:25:04
    -2945,2 FS. Di mana FS-nya sendiri itu
  • 00:25:07
    rumusnya adalah D - C/C * 600. Nah,
  • 00:25:12
    kalau masih ingat C itu adalah beta 1
  • 00:25:14
    dikalikan dengan A. Jadi kalau kita
  • 00:25:18
    substitusikan fs-nya ini itu menjadi
  • 00:25:22
    41258/a -600 itu kita masukkan ke
  • 00:25:26
    persamaan yang t-nya di sini yang masih
  • 00:25:28
    ada simbol fs-nya ini. Sehingga ini
  • 00:25:32
    menjadi
  • 00:25:34
    13,81a +
  • 00:25:36
    2411,42 -
  • 00:25:39
    1215154/a ya. Jadi kita sudah punya dua
  • 00:25:43
    persamaan ya. Persamaan satu adalah yang
  • 00:25:45
    pertama, persamaan dua adalah yang kedua
  • 00:25:48
    di sini
  • 00:25:52
    ya. Nah, kemudian persamaan
  • 00:25:54
    kesetimbangan momen terhadap titik AS as
  • 00:25:57
    AS as AS-nya di sini ya itu rumusnya
  • 00:25:59
    adalah PN * E' itu harus rumusnya adalah
  • 00:26:03
    CS * D - D' + CC * D - A/2. ini. Jadi,
  • 00:26:10
    kita pindah E-nya ke ruas sebelah kanan,
  • 00:26:13
    ya. Nah, maka kalau dipindah kan artinya
  • 00:26:16
    dibagi semua ya, dibagi dengan E A' ini
  • 00:26:18
    juga dibagi dengan E A'-nya. Sehingga E'
  • 00:26:22
    rumusnya adalah EY + D - H/2 ya. Karena
  • 00:26:27
    e EK'ennya sendiri itu rumusnya ini EY +
  • 00:26:29
    D - H/2 hasilnya adalah 469,5.
  • 00:26:35
    Jadi, PN-nya di sini kita masukkan
  • 00:26:38
    angka-angka yang sebelumnya tadi ya, di
  • 00:26:42
    perhitungan yang sebelumnya
  • 00:26:43
    itu PPN itu adalah
  • 00:26:48
    1/69,5 ini ya karena 1/e aksennya
  • 00:26:52
    dikalikan dengan CS
  • 00:26:56
    644,3 yang di sini CS yang di
  • 00:26:59
    sini dikalikan dengan D-nya 584,5. 5 -
  • 00:27:05
    65,5 itu yang dari yang sebelumnya ya,
  • 00:27:08
    perhitungan yang
  • 00:27:09
    sebelumnya
  • 00:27:14
    di
  • 00:27:18
    di D tadi sudah pokoknya kita sudah
  • 00:27:21
    ngitung ya yang kayak sini ya di
  • 00:27:22
    aksennya tadi 65,5 tadi
  • 00:27:26
    itu oke +
  • 00:27:31
    13,81a itu dari CC-nya yang di sini. ya
  • 00:27:35
    13,81a-nya di sini dikalikan D 584,5 -
  • 00:27:41
    A/2. Jadi A-nya silakan tetap di ee
  • 00:27:44
    tetapkan gitu ya. Nah, ini tinggal
  • 00:27:47
    dikali-kalikan sehingga kalau kita
  • 00:27:49
    sederhanakan rumusnya menjadi
  • 00:27:53
    711,89 +
  • 00:27:55
    17,19 -
  • 00:27:58
    0,0147a² ya di sini ya. Nah, di sini
  • 00:28:01
    kita punya dua persamaan ya, yang
  • 00:28:03
    persamaan 3 dan persamaan 2 ini. Ini
  • 00:28:06
    sama-sama belum tahu nilai a-nya itu
  • 00:28:09
    berapa. Jadi, kita bisa menyelesaikan
  • 00:28:11
    persamaan 2 dan 3 tadi karena
  • 00:28:14
    penyebutnya sama ya, sama-sama PN-nya.
  • 00:28:16
    Jadi, persamaan 2 itu sama dengan
  • 00:28:18
    persamaan 3 yang di sini. Jadi, kalau
  • 00:28:21
    kita samakan di sini ini persamaan 2 =
  • 00:28:23
    persamaan 3, maka kita bisa
  • 00:28:26
    pindah-pindah ruaskan ya. Jadi contohnya
  • 00:28:28
    a^-nya ini pindah ke sebelah kiri gitu
  • 00:28:32
    ya. Dan ini otomatis karena di sini ada
  • 00:28:35
    1/A maka
  • 00:28:37
    kita kalikan dulu kedua ruasnya dengan a
  • 00:28:40
    ya. Jadi otomatis di sini adalah
  • 00:28:43
    13,81a² +
  • 00:28:47
    2411,42a - 12
  • 00:28:50
    15154 =
  • 00:28:52
    711,89a +
  • 00:28:55
    17,9a² -
  • 00:28:58
    0,0147a^ 3. Nah, ini silakan nanti
  • 00:29:02
    dipindahkan ruas ke kiri. Nah, hasilnya
  • 00:29:05
    nanti dapatnya
  • 00:29:06
    0,0147a^ 3 -
  • 00:29:10
    3,38a² +
  • 00:29:13
    1699,53a - 1215 154 = 0. Nah, ini bisa
  • 00:29:18
    diselesaikan dengan metode Newton
  • 00:29:20
    reptson ya. Caranya seperti ini.
  • 00:29:24
    Sebentar. Oke, tadi kayaknya kendala
  • 00:29:26
    teknis sebentar. Jadi, terakhir itu
  • 00:29:28
    adalah kita mencoba menyelesaikannya
  • 00:29:31
    dengan metode Newton Repson ini ya. Nah,
  • 00:29:33
    caranya mungkin teman-teman yang pakai
  • 00:29:35
    kalkulator scientific atau yang enggak
  • 00:29:36
    punya silakan nanti bisa download
  • 00:29:40
    dulu ee kalkulator seperti ini.
  • 00:29:43
    Kalkulator saentific seperti ini. Jadi
  • 00:29:45
    tinggal dimasukkan aja. J contohnya kita
  • 00:29:47
    punya kalkulator. Terus kita klik ke
  • 00:29:50
    mode ya. Di sini ada nomor 5 adalah EQN.
  • 00:29:52
    Silakan kita pilih nomor 5. Kemudian
  • 00:29:55
    karena di sini adalah pangkat 3, silakan
  • 00:29:57
    dipilih yang nomor 4
  • 00:29:59
    ini. Nah, tinggal a-nya kita masukkan
  • 00:30:02
    sesuai sama rumusnya tadi ya.
  • 00:30:06
    0,0147. Terus B-nya adalah
  • 00:30:10
    -3,38, C-nya adalah 1699,53.
  • 00:30:16
    D-nya adalah
  • 00:30:20
    -12
  • 00:30:22
    154. Nah, kalau sudah silakan di-enter.
  • 00:30:26
    Nah, hasilnya adalah
  • 00:30:28
    421,27 ya. Hampir mirip dengan yang di
  • 00:30:30
    sini. Yang di sini karena minus sudah
  • 00:30:33
    enggak mungkin ya pasti nilainya.
  • 00:30:34
    Kemudian diambil adalah yang x1 juga ya
  • 00:30:38
    seperti itu. Sehingga kalau a-nya adalah
  • 00:30:42
    421,3 berarti C-nya adalah tinggal ini
  • 00:30:45
    dibagi sama beta 1 yaitu 0,85 hasilnya
  • 00:30:48
    adalah
  • 00:30:50
    495,65. Sehingga PNX-nya adalah
  • 00:30:54
    5.620 KNN dan MNX-nya tinggal PN
  • 00:30:57
    dikalikan dengan EY-nya tadi hasilnya
  • 00:31:00
    adalah
  • 00:31:01
    1180 Nm.
  • 00:31:05
    Nah, kondisi 5 ini hampir sama. Jadi,
  • 00:31:07
    cuma arah Y yang kita ganti ya arahnya.
  • 00:31:12
    Kalau cara menghitungnya itu mirip ya
  • 00:31:14
    sebenarnya ya. Pn = CC + CS - T. CC-nya
  • 00:31:19
    dikerjakan di nilainya sehingga hasilnya
  • 00:31:23
    13,81A. CS-nya adalah 644,3 dan T-nya
  • 00:31:27
    adalah
  • 00:31:29
    2.945,2 FS. Jadi kita punya persamaan
  • 00:31:33
    yang tadi kayak seperti tadi. Persamaan
  • 00:31:34
    1 itu
  • 00:31:36
    disubstitusi ya, fs-nya disubstitusi ke
  • 00:31:39
    yang t-nya tadi yang di sini. Jadi kita
  • 00:31:42
    punya persamaan 2 ini hasilnya 13,81a +
  • 00:31:47
    2411,42 - 12
  • 00:31:52
    15154/a. Nah, kemudian dengan cara yang
  • 00:31:54
    sama kita buat kesetimbangan momen
  • 00:31:57
    terhadap titik AS. Jadi, PN I tinggal
  • 00:32:01
    dimasukkan hasilnya adalah
  • 00:32:04
    967,74 +
  • 00:32:06
    23,36a -
  • 00:32:08
    0,02a². Jadi, yang persamaan 3 dan
  • 00:32:10
    persamaan 2 itu disama dengan sehingga
  • 00:32:14
    hasilnya adalah 0,02a^ 3 - 95 9,55a² +
  • 00:32:22
    1443,7a - 1215 154 = 0. Jadi kita
  • 00:32:27
    gunakan metode Newton Repson di sini A
  • 00:32:30
    dan C-nya di
  • 00:32:32
    sini. Sehingga nilai MNX itu adalah
  • 00:32:36
    7762. Mnx-nya adalah
  • 00:32:39
    667,6 KN.
  • 00:32:42
    Nah, seperti tadi bahwa sebenarnya
  • 00:32:44
    kekuatan aksialnya kalau dengan rumus
  • 00:32:46
    resiprokal beleler itu menggunakan rumus
  • 00:32:49
    1/PN = 1/PNX + 1/Pny - 1/ P0-nya tadi
  • 00:32:55
    itu. Jadi, tinggal kita masukkan ya
  • 00:32:57
    hasilnya hasilnya yang tadi sehingga
  • 00:33:00
    1/PN itu hasilnya adalah 2,167 * 10^-4.
  • 00:33:06
    Jadi kalau kita putar balik dibagi lagi
  • 00:33:09
    hasilnya PN-nya adalah
  • 00:33:13
    4.610,9. Sehingga kalau Pi PN misalnya
  • 00:33:16
    kita pakai konservatif 0,65 dikalikan
  • 00:33:19
    dengan 4.610 hasilnya adalah 2.997.
  • 00:33:25
    kita bandingkan dengan PU yang terjadi
  • 00:33:27
    ya 875 sehingga kapasity ratiya masih
  • 00:33:32
    0,292 kurang dari 1. Jadi masih oke,
  • 00:33:36
    masih aman untuk dilakukan. Nah, ini
  • 00:33:38
    yang tadi saya bilang kalau menggunakan
  • 00:33:40
    ETAPS dengan diagram interaksi 3D nanti
  • 00:33:43
    juga bisa kelihatan angka-angkanya di
  • 00:33:46
    sini seperti itu. Nah, ini kalau yang
  • 00:33:50
    menggunakan SP kolom. Jadi sebenarnya
  • 00:33:53
    banyak cara ya. cara untuk menggambarkan
  • 00:33:56
    diagram interaksinya tadi itu tadi
  • 00:33:58
    adalah untuk tulangan utama. Nah,
  • 00:34:01
    sedangkan kita juga butuh mendesain
  • 00:34:03
    tulangan sengkangnya atau tulangan
  • 00:34:06
    transversalnya. Jadi, kalau berdasarkan
  • 00:34:08
    perhitungan transversal dari batasan
  • 00:34:10
    detailing-nya itu ada di tabel
  • 00:34:13
    18754. di sini
  • 00:34:16
    18754
  • 00:34:18
    itu ee kalau misalnya kita lihat di sini
  • 00:34:22
    kan nilai FC aksennya adalah 25 MPa ya
  • 00:34:26
    di sini ya kalau 25 MP kita coba cek
  • 00:34:30
    dengan kondisi 1 dulu apakah PU kurang
  • 00:34:33
    dari 0,3 kalikan AG kal.
  • 00:34:38
    Nah, nilainya PU itu adalah
  • 00:34:42
    875 yang mana itu kalau kita hitung ya
  • 00:34:46
    0,3 *
  • 00:34:48
    650² dikalikan 25 hasilnya adalah 3.168.
  • 00:34:52
    Jadi memenuhi ya kondisi yang pertama
  • 00:34:53
    ini dan juga FC aks-nya juga memenuhi.
  • 00:34:56
    Ini berarti persamaan yang berlaku
  • 00:34:58
    adalah persamaan A dan persamaan B yang
  • 00:35:00
    di sini. A dan B di sini.
  • 00:35:03
    Nah, kemudian kalau
  • 00:35:05
    nilai BC-nya itu adalah 650 - 2 kalikan
  • 00:35:11
    40 + 10 hasilnya adalah
  • 00:35:15
    550 mm. Jadi ini ee covernya gitu
  • 00:35:19
    maksudnya
  • 00:35:21
    ya. Nah, kalau AH itu adalah BC
  • 00:35:23
    dikalikan dengan HC karena sama ya. Jadi
  • 00:35:28
    HC-nya kita enggak terlalu hitung juga
  • 00:35:30
    kan 50 ke 50. Jadi 550 * 550 hasilnya
  • 00:35:33
    adalah 302
  • 00:35:36
    * 302 500 mm². Kalau akhirnya adalah
  • 00:35:44
    422.500
  • 00:35:46
    mm². Jadi kita hitung juga jalak antar
  • 00:35:49
    tulangannya apakah memenuhi batasan. Ya.
  • 00:35:52
    Jadi kalau kita hitung jarak antar
  • 00:35:54
    tulangannya itu masih 105 mili. Nah, itu
  • 00:35:57
    masih memenuhi ya. Kalau misalnya kita
  • 00:35:59
    maksimumnya ada paling tidak itu harus
  • 00:36:02
    40 mili kalau antar tulangan di kolom.
  • 00:36:05
    Jadi 105 masih okelah, masih boleh.
  • 00:36:11
    Nah, kemudian untuk sori untuk
  • 00:36:16
    persamaannya lagi di SNI itu harus
  • 00:36:19
    memenuhi
  • 00:36:20
    persamaan A bahwa nilai 0,3 * AG/Ah -1 *
  • 00:36:26
    FC' / FYT itu adalah 0,012. Sedangkan
  • 00:36:31
    persamaan B yang di sini ya, A dan B di
  • 00:36:34
    sini itu kalau kita hitung hasilnya
  • 00:36:37
    adalah
  • 00:36:38
    0,00975. Nah, kalau di kalausa yang
  • 00:36:41
    sebelumnya harus diambil maksimum dari
  • 00:36:43
    persamaan yang pertama atau yang kedua
  • 00:36:46
    di sini kalau yang dilihat kan yang
  • 00:36:48
    paling besar yang ini ya 0,012.
  • 00:36:51
    Jadi kita hitung nilai ASH dibagi S *
  • 00:36:54
    BC-nya itu ASH-nya sendiri adalah 4
  • 00:36:57
    kalikan 799 karena kita menganggapnya
  • 00:37:00
    adalah 4 kaki dengan diameter 10. Jadi
  • 00:37:04
    ASH-nya adalah 316
  • 00:37:06
    mili sehingga jarak sengkangnya itu
  • 00:37:08
    adalah kebutuhannya
  • 00:37:11
    47,8 sebenarnya 47,8 mili.
  • 00:37:17
    Nah, kalau berdasarkan pasal
  • 00:37:20
    18753 itu juga spasi tulangan
  • 00:37:23
    transversal tidak melebihi nilai
  • 00:37:24
    terkecil dari A sampai C. Yang pertama
  • 00:37:26
    adalah 1/4 dimensi terkecil penambang
  • 00:37:29
    kolom ya. 1/4 * 650 162. Kemudian 6
  • 00:37:33
    kalikan diameter tulangan utamanya 6 *
  • 00:37:37
    25 atau S0 yang dihitung dengan S0 + 100
  • 00:37:42
    + 350 - HX/3.
  • 00:37:45
    has adalah
  • 00:37:47
    153. Jadi kalau kita bisa
  • 00:37:50
    ambil jadi pasti tulungan transversal
  • 00:37:53
    itu tidak melebihi dari 150 ya. Dan
  • 00:37:56
    tidak juga kalau dari persamaan ee pasal
  • 00:38:00
    18753 yang komentarinya ini batasan
  • 00:38:03
    spasinya itu adalah 100 mili. Jadi yang
  • 00:38:06
    paling kecilnya sebenarnya 100 mili
  • 00:38:08
    karena hitungnya adalah 47,8 dan
  • 00:38:11
    minimumnya adalah 100. Jadi kita bisa
  • 00:38:12
    gunakan 4D10 jaraknya
  • 00:38:16
    100. Kemudian kita hitung kalau tadi kan
  • 00:38:19
    berdasarkan persyaratan detailing ya.
  • 00:38:21
    sekarang berdasarkan dari gaya geser
  • 00:38:23
    yang
  • 00:38:24
    terjadi. Nah, untuk itu kita harus tahu
  • 00:38:27
    yang pertama adalah V1 atau gaya geser
  • 00:38:29
    dari hasil analisisnya ini. Kemudian V2
  • 00:38:33
    itu adalah momen
  • 00:38:35
    probability kolom yang atas ditambah
  • 00:38:38
    momen probability kolom yang bawah
  • 00:38:40
    dibagi dengan LU-nya.
  • 00:38:43
    Kemudian V3 itu adalah momen probability
  • 00:38:47
    balok 1 atau momen probability balok 2
  • 00:38:50
    plus ve balok 1 + balok 2 dikalikan
  • 00:38:55
    dengan H-nya kolom ini dibagi 2 dibagi
  • 00:38:58
    dengan LC ya di
  • 00:39:00
    sini di mana V2 itu harus kurang dari
  • 00:39:04
    sama dengan V3 dan V2 harus lebih besar
  • 00:39:07
    daripada
  • 00:39:08
    V1 dan MPR dihitung dengan 1,25 FY y
  • 00:39:12
    dengan faktor reduksi sama 1. Nah, kalau
  • 00:39:15
    kita lihat lu-nya, Lu tingginya ya,
  • 00:39:18
    tinggi kolomnya itu adalah 3 m. Kalau
  • 00:39:21
    LC-nya itu adalah tinggi dua kolom ya,
  • 00:39:24
    berarti 3 + 3 / 2 itu adalah 3 m juga.
  • 00:39:34
    Nah, kalau misalnya dari
  • 00:39:36
    deagramasi itu bisa ambil yang ini ya,
  • 00:39:38
    exclude pi and increase fy itu seperti
  • 00:39:42
    yang untuk ngitung MPR-nya
  • 00:39:45
    itu. Nah, untuk ngitung MPR-nya nilainya
  • 00:39:47
    adalah 1136 KNN. Kalau tetanya 1, maka
  • 00:39:51
    MPR maksimumnya juga sama ya, tinggal
  • 00:39:53
    dikalikan aja. V2 itu adalah MPR kolom
  • 00:39:57
    atas plus MPR kolom bawah. Karena kita
  • 00:40:00
    punya tulangan yang sama. Jadi kita bisa
  • 00:40:02
    angkanya ini sama perlu lu-nya adalah
  • 00:40:07
    yang sudah kita hitung di atas tadi ya.
  • 00:40:09
    Lu-nya di sini ya. Jarak kolom eh tinggi
  • 00:40:12
    kolomnya yang bawah
  • 00:40:16
    itu hasilnya adalah 757. Sedangkan VB1
  • 00:40:21
    dan VEB2 itu adalah
  • 00:40:22
    94,5 dari perhitungan analisis struktur
  • 00:40:25
    yang minggu kemarin sudah dijelaskan.
  • 00:40:28
    Jadi, V3 itu adalah MPRB1 + MPRB2 + VB1
  • 00:40:33
    + VB2 dikalikan dengan H. H-nya itu
  • 00:40:36
    adalah lebar dari kolomnya di sini
  • 00:40:40
    dibagi 2 hasilnya adalah
  • 00:40:43
    101,47. Jadi kalau V1-nya 75,7 dari
  • 00:40:47
    perhitungan arsis struktur, maka kita
  • 00:40:50
    bisa coba cek ya, apakah V2 melebihi
  • 00:40:53
    dari V3? Melebihi ya. Oke. Dan itu
  • 00:40:58
    kurang dari
  • 00:41:00
    V3. Sehingga kalau yang dipakai adalah
  • 00:41:04
    V3-nya ini
  • 00:41:07
    101,47. Kemudian dari pasal
  • 00:41:11
    187621. Nah, rumus PU-nya itu adalah
  • 00:41:14
    kurang dari Ag kalikan
  • 00:41:16
    FC'/20 ya yang di sini ya.
  • 00:41:20
    Nah, kalau misalnya gaya tekan PU-nya
  • 00:41:25
    kurang dari AG *
  • 00:41:26
    FC', maka VC-nya itu bisa dianggap sama
  • 00:41:30
    dengan 0. Tapi kalau tidak berarti bisa
  • 00:41:33
    di punya kontribusi totalnya itu. Jadi
  • 00:41:36
    kita cek dulu PU-nya
  • 00:41:39
    874,9 dengan nilai AG kalikan FC' 20
  • 00:41:42
    adalah 528. Karena melebihi berarti
  • 00:41:45
    betun itu punya kontribusi terhadap
  • 00:41:48
    gesernya dan dihitung dengan rumus VC =
  • 00:41:51
    1/6 kal 1 + PU / 14 * Ag * √ FC' * B
  • 00:41:58
    kalikan D-nya di sini hasilnya adalah
  • 00:42:02
    404,16. Jadi kalau pi VC tinggal
  • 00:42:04
    dikalikan sama
  • 00:42:05
    0,75 hasilnya 303 kalau kN masih lebih
  • 00:42:09
    besar daripada V yang terjadi ya. Jadi,
  • 00:42:12
    oke enggak apa-apa. Berarti yang kita
  • 00:42:14
    gunakan itu berdasarkan dari syarat
  • 00:42:16
    detailing-nya tadi, bukan dari gaya yang
  • 00:42:20
    terjadinya. Nah, oke. Sekarang
  • 00:42:22
    pemasangan tulang transversalnya. Jadi
  • 00:42:24
    seperti halnya balok kolom punya daerah
  • 00:42:28
    lapangan dan daerah tumpuan yang di mana
  • 00:42:31
    di SPRMK itu yang ditekankan itu adalah
  • 00:42:34
    di area tumpuannya itu. Jadi kalau di
  • 00:42:38
    area tumpuannya itu kita harus tahu dulu
  • 00:42:41
    yang mana sih yang dinamakan dengan
  • 00:42:43
    tumpuan. Kalau di balok kan mungkin kita
  • 00:42:45
    langsung pakai 1/4at gitu ya setengah
  • 00:42:47
    untuk lapangannya. Tapi kalau di kolom
  • 00:42:50
    kita harus memenuhi persyaratan yang di
  • 00:42:52
    sini. Jadi kolom itu L01-nya itu mulai
  • 00:42:57
    dari yang pertama adalah D-nya
  • 00:42:59
    panjangnya sepanjang
  • 00:43:02
    650 mili atau 1/6 dari tinggi bersih
  • 00:43:06
    kolomnya. Tinggi bersihnya tadi 3 m ya
  • 00:43:09
    atau 500 mili atau 450 mili. Kita ambil
  • 00:43:13
    yang paling besar ya itu adalah 650.
  • 00:43:16
    Jadi area tumpuan itu adalah 650 dari
  • 00:43:20
    bawah dan 650 dari atas. sehingga kalau
  • 00:43:23
    lapangannya itu adalah 1700 yang di
  • 00:43:25
    tengahnya itu tadi.
  • 00:43:29
    Dan jarak maksimum tulangan transversal
  • 00:43:30
    kolong itu tidak melebihi yang pertama
  • 00:43:34
    adalah 6 * DB yaitu
  • 00:43:36
    150 atau 150.
  • 00:43:39
    Jadi kalau diambil tetap 150 ya
  • 00:43:42
    minimumnya ini. Sehingga pemasangan
  • 00:43:45
    tulangan
  • 00:43:46
    transversalnya untuk daerah tumpuan itu
  • 00:43:48
    kita pakai 4D10 jaraknya 100 dan untuk
  • 00:43:51
    daerah lapangan 4D10 jaraknya 150 karena
  • 00:43:55
    persyaratannya di sini
  • 00:43:57
    tadi. Nah, ini juga ee
  • 00:44:01
    saya selipkan ya materi tentang panjang
  • 00:44:04
    penyaluran pada beton. Ini untuk elemen
  • 00:44:05
    tari contohnya biasanya ini digunakan
  • 00:44:08
    untuk yang daerah balok gitu ya. Itu
  • 00:44:10
    panjangnya berapa? Silakan dihitung
  • 00:44:12
    berdasarkan pasal 25431 yang di ABC ini
  • 00:44:16
    tadi.
  • 00:44:18
    Kemudian nanti kan kalau di kolom dan
  • 00:44:21
    balok itu bisa jadi nanti akan
  • 00:44:24
    ada sambungannya ya. Jadi kan kalau
  • 00:44:28
    tulangan yang ada di lapangan itu
  • 00:44:30
    sekitar 12 m. Kalau kolomnya itu tadi
  • 00:44:34
    sudah 8 lantai gitu misalnya 8 kalikan
  • 00:44:38
    misalnya satu lantainya adalah 3 m gitu
  • 00:44:41
    misalnya berarti kan 8 * 3 sudah 24 m
  • 00:44:46
    berarti kan harus ada sambungan paling
  • 00:44:47
    tidaknya di situ ya kalau ada sambungan
  • 00:44:50
    di situ maka sambungannya panjangnya
  • 00:44:52
    berapa nah itu silakan nanti dibaca di
  • 00:44:56
    SNI atau ini yang saya screenshotkan di
  • 00:44:58
    ECI tadi
  • 00:45:02
    ini juga ada ya untuk diameternya
  • 00:45:05
    tekukannya berapa itu sebenarnya sudah
  • 00:45:06
    ada semua di SNI. Jadi nanti di tubesnya
  • 00:45:10
    masing-masing itu silakan
  • 00:45:11
    nanti digambarkan seperti ini ya. Jadi
  • 00:45:14
    ada potongannya seperti ini. Kemudian
  • 00:45:17
    dari potongan ini kita potong lagi
  • 00:45:20
    sehingga kelihatan oh panjang splice-nya
  • 00:45:22
    di kolom ini di berapa panjangnya
  • 00:45:25
    kemudian di mana lokasi splice-nya gitu
  • 00:45:28
    ya. Jadi untuk kejelasannya seperti
  • 00:45:31
    itu. Nah,
  • 00:45:33
    kira-kira seperti itu dulu hari ini. Ee
  • 00:45:38
    saya akhiri dulu. Asalamualaikum
  • 00:45:39
    warahmatullahi wabarakatuh. Yeah.
Etiquetas
  • kolom beton
  • desain kolom
  • SNI 2847:2019
  • metode reciprokal braceler
  • diagram interaksi
  • kolom sentris
  • kolom eksentris
  • tulangan geser
  • strong column big beam
  • analisis gaya dalam