Post-truth adalah situasi di mana kebenaran objektif kurang berpengaruh dalam membentuk opini publik dibandingkan dengan emosi dan keyakinan pribadi.

Siapa yang mempopulerkan istilah post-truth?

Istilah post-truth pertama kali dipopulerkan oleh Steve Tich pada tahun 1992.

Apa dampak dari fenomena post-truth?

Dampak dari fenomena ini termasuk melemahnya kepercayaan publik terhadap institusi, penyebaran informasi salah, dan polarisasi masyarakat.

Bagaimana cara menanggulangi post-truth?

Cara untuk menanggulangi post-truth termasuk memastikan informasi dari sumber terpercaya, tidak terburu-buru mengambil kesimpulan, serta mencari berbagai perspektif.

Mengapa literasi media penting?

Literasi media penting untuk membantu individu menyaring informasi dengan kritis dan tidak mudah terpengaruh oleh berita yang menyesatkan.

Post truth: Kebenaran yang dibuat

00:10:38

https://www.youtube.com/watch?v=wxHKzJSIeAg

Résumé

TLDRFenomena post-truth menunjuk pada kondisi di mana informasi faktual kurang dipedulikan dibandingkan dengan emosi dan keyakinan pribadi. Ini diperparah oleh perkembangan media sosial yang menciptakan gelembung informasi. Dampaknya, kepercayaan masyarakat terhadap institusi penting seperti pemerintah dan media menurun, mengakibatkan polarisasi sosial. Individu kesulitan membedakan informasi yang akurat dari yang salah, yang dapat menyebabkan keputusan yang merugikan. Untuk menghadapi tantangan ini, penting bagi individu untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan menggunakan sumber informasi yang kredibel.

A retenir

🧠 Post-truth mempengaruhi opini lebih dari fakta.
📉 Kepercayaan publik terhadap institusi menurun.
🔍 Penting untuk mengembangkan literasi media.
🤔 Individu harus cermat menyaring informasi.
📚 Gunakan sumber berita yang kredibel.
👥 Diskusikan informasi dengan orang lain.
⚖️ Seimbangkan kecepatan dan akurasi dalam pengambilan keputusan.
🔄 Evaluasi keputusan setelah situasi mereda.
💡 Pelajari dari pengalaman untuk keputusan yang lebih baik.
📊 Pentingnya perspektif yang beragam.

Chronologie

00:00:00 - 00:05:00
Video ini membahas tentang fenomena post-truth dalam konteks politik dan masyarakat saat ini. Fenomena ini ditandai oleh dominasi emosi dan keyakinan pribadi dalam membentuk opini publik, dibandingkan dengan fakta objektif. Kampanye politik yang menggunakan slogan provokatif dan janji yang sulit dibuktikan adalah contoh nyata dari post-truth, yang dapat merusak kepercayaan publik terhadap institusi penting dan menciptakan polarisasi di masyarakat.
00:05:00 - 00:10:38
Selanjutnya, video menjelaskan tentang pentingnya literasi media dan pemikiran kritis dalam menghadapi tantangan post-truth. Ditekankan betapa pentingnya untuk memastikan bahwa informasi berasal dari sumber terpercaya, membaca informasi secara mendalam, dan mencari perspektif yang berbeda. Dengan cara ini, individu dapat menghindari informasi yang salah dan mengambil keputusan yang lebih rasional dan berbasis fakta. Proses pengambilan keputusan yang tepat memerlukan keseimbangan antara kecepatan dan akurasi, serta refleksi terhadap keputusan yang diambil.

Carte mentale

Vidéo Q&R

Apa itu post-truth?
Post-truth adalah situasi di mana kebenaran objektif kurang berpengaruh dalam membentuk opini publik dibandingkan dengan emosi dan keyakinan pribadi.
Siapa yang mempopulerkan istilah post-truth?
Istilah post-truth pertama kali dipopulerkan oleh Steve Tich pada tahun 1992.
Apa dampak dari fenomena post-truth?
Dampak dari fenomena ini termasuk melemahnya kepercayaan publik terhadap institusi, penyebaran informasi salah, dan polarisasi masyarakat.
Bagaimana cara menanggulangi post-truth?
Cara untuk menanggulangi post-truth termasuk memastikan informasi dari sumber terpercaya, tidak terburu-buru mengambil kesimpulan, serta mencari berbagai perspektif.
Mengapa literasi media penting?
Literasi media penting untuk membantu individu menyaring informasi dengan kritis dan tidak mudah terpengaruh oleh berita yang menyesatkan.