Integrasi Nasional

00:16:57
https://www.youtube.com/watch?v=tkRt0MRj_Fw

Résumé

TLDRThe video presents a lecture on Indonesia's national integration delivered by Professor Budimansyah. He outlines the importance of integrating diverse cultural backgrounds to forge unity and address social issues. The professor cites examples from other nations to highlight different approaches, from melting pot concepts to multiculturalism. Challenges faced include historical colonial influences, socio-cultural animosities, and political tensions post-reformasi. A key point made is the requirement of a government that is both legitimate and trusted by citizens to facilitate this integration. The lecture concludes with an emphasis on nurturing Indonesia's rich cultural diversity for a harmonious future.

A retenir

  • 🌍 Diversity in Indonesia can solve social issues.
  • 🤝 Successful examples of national integration exist globally.
  • 📜 Indonesia's colonial past affects current integration challenges.
  • 💔 Post-reform conflicts are a major concern for unity.
  • 🏛️ A trustworthy government is essential for integration.
  • 🌐 Socio-cultural animosity complicates relationships.
  • 🗳️ Civic culture promotes harmony among groups.
  • 🥇 Participation and agreement are vital for integration success.
  • 🔍 Lessons from failed integrations like Yugoslavia teach caution.
  • ✨ Continuous nurturing of diversity strengthens national unity.

Chronologie

  • 00:00:00 - 00:05:00

    The initial segment discusses the challenges of resolving political issues in Indonesia, emphasizing the necessity of a strong government to unify various societal potentials for national integration. Professor Budimansyah introduces the theme of national integration in a diverse Indonesia and highlights the importance of cultural diversity as a potential solution to social problems, rather than a hindrance to unity.

  • 00:05:00 - 00:10:00

    The second part examines the experiences of other nations in managing their diversity and integrations, such as Canada and the USA, juxtaposed with Indonesia's challenges following the post-reformation period, notably the emerging social animosities and conflicts. Professor Budimansyah articulates how various forms of discriminations surfaced amid reformed political landscapes, stressing the importance of addressing underlying societal grievances within a multi-ethnic context.

  • 00:10:00 - 00:16:57

    The final segment pinpoints the role of the government in fostering a sense of national unity amid existing ethnic attachments and loyalties. The Professor clarifies that the government must be legitimate in the eyes of the people, necessitating a cooperative relationship with citizens to achieve meaningful democratic integration, which ultimately transitions into a closing discussion inviting questions for future sessions.

Carte mentale

Vidéo Q&R

  • What is the importance of national integration in Indonesia?

    National integration is vital for fostering unity among Indonesia's diverse ethnic and cultural groups, helping to address social issues effectively.

  • How does cultural diversity contribute to solving social problems?

    Cultural diversity can provide alternative solutions and models for social cohesion, as seen in various Indonesian traditions.

  • What historical factors affect Indonesia's national integration?

    Indonesia's colonial history has influenced its current challenges in building national loyalty among different ethnic groups.

  • What examples of successful national integration are cited?

    Countries like Canada and the United States are mentioned as examples of effectively managing diversity for national unity.

  • What challenges does Indonesia face in achieving effective national integration?

    Challenges include post-reform societal conflicts, socio-cultural animosity, and the need for a trustworthy government.

  • What role does the government play in national integration?

    The government must gain the trust and support of its people to effectively unify diverse communities.

  • What is socio-cultural animosity?

    Socio-cultural animosity refers to hidden social tensions arising from cultural and historical differences that can destabilize society.

  • How can harmonious inter-ethnic relations be promoted?

    By fostering civic culture and cooperative governance, as demonstrated in successful multicultural societies.

  • What does Professor Budimansyah suggest for achieving national unity?

    He suggests continuous nurturing of Indonesia's diverse potential and establishing participatory agreements among citizens.

Voir plus de résumés vidéo

Accédez instantanément à des résumés vidéo gratuits sur YouTube grâce à l'IA !
Sous-titres
id
Défilement automatique:
  • 00:00:00
    inilah yang membuat persoalan politik
  • 00:00:02
    tidak pernah mudah diselesaikan dan
  • 00:00:05
    lebih mengandalkan pendekatan kekuasaan
  • 00:00:08
    integrasi koersif terdapat suatu
  • 00:00:11
    pemerintah yang mampu menggerakkan dan
  • 00:00:14
    mengarahkan seluruh potensi masyarakat
  • 00:00:16
    agar mau bersatu dan bekerjasama
  • 00:00:21
    [Musik]
  • 00:00:31
    Assalamualaikum warahmatullahi
  • 00:00:33
    wabarakatuh para mahasiswa yang Budiman
  • 00:00:35
    selamat datang dalam perkuliahan online
  • 00:00:38
    mata kuliah umum Pendidikan
  • 00:00:40
    Kewarganegaraan bersama Profesor
  • 00:00:42
    budimansyah beliau merupakan guru besar
  • 00:00:45
    Pendidikan Kewarganegaraan Universitas
  • 00:00:48
    Pendidikan Indonesia Pada kesempatan
  • 00:00:51
    kali ini topik yang akan disampaikan
  • 00:00:53
    adalah Integrasi Nasional tidak
  • 00:00:57
    berlama-lama lagi Mari kita sambut Prof
  • 00:01:00
    Hai budimansyah Terima kasih Mbak
  • 00:01:03
    mutiara kepada para mahasiswa dari
  • 00:01:05
    seluruh Indonesia selamat jumpa kembali
  • 00:01:08
    pada perkuliahan kali ini silahkan mbak
  • 00:01:11
    mutiara Isu apa yang perlu dibahas
  • 00:01:13
    Profesor budimansyah telah menjelaskan
  • 00:01:16
    bahwa sejatinya Indonesia itu bangsa
  • 00:01:20
    yang serba ragam Profesor budi manusia
  • 00:01:23
    berpandangan bahwa banyak hal yang tidak
  • 00:01:26
    bisa ditimba dari keragaman budaya
  • 00:01:29
    tersebut malah ada yang berpotensi
  • 00:01:31
    menjadi solusi alternatif bagi pemecahan
  • 00:01:35
    masalah sosial yang dihadapi masyarakat
  • 00:01:37
    dunia saat ini dan mendatang Apa
  • 00:01:40
    maksudnya Prof Memang benar bahwa
  • 00:01:42
    mutiara dalam video Sebelumnya saya
  • 00:01:45
    berpandangan bahwa kondisi bangsa kita
  • 00:01:48
    yang serba ragam itu baik dari aspek
  • 00:01:52
    suku agama yang dianut dan yang lainnya
  • 00:01:56
    berpotensi menjadi solusi untuk
  • 00:01:58
    memecahkan berbagai
  • 00:02:00
    salah bukan saja yang dihadapi
  • 00:02:02
    masyarakat Indonesia dan bahkan
  • 00:02:04
    masyarakat dunia
  • 00:02:06
    Hai bisanya tradisi Pela sistem
  • 00:02:09
    kekerabatan antar kelompok di Maluku
  • 00:02:11
    yang menawarkan model perkataan ikatan
  • 00:02:14
    sosial yang dapat membantu memulihkan
  • 00:02:17
    hubungan antar masyarakat dan kelompok
  • 00:02:20
    masyarakat pasca konflik sosial di Jawa
  • 00:02:23
    budaya gotong-royong terbukti menjadi
  • 00:02:27
    salah satu faktor utama cepatnya proses
  • 00:02:30
    pemulihan pasca letusan Gunung Merapi di
  • 00:02:33
    Yogyakarta pada 2010 dan banyak lagi
  • 00:02:37
    yang lainnya itu penjelasannya Mbak
  • 00:02:39
    udara Profesor beri Masha secara faktual
  • 00:02:42
    Indonesia ini merupakan tempat kehadiran
  • 00:02:45
    hampir semua kebudayaan besar dunia
  • 00:02:48
    karena posisi geografis kita berada
  • 00:02:51
    dipersimpangan Jalan dunia akibatnya
  • 00:02:53
    dalam catatan sejarah masyarakat tidak
  • 00:02:56
    sempat berkembang tanpa gangguan dan
  • 00:02:59
    pengaruh dari luar Bukankah kondisi
  • 00:03:02
    seperti ini tidak menguntungkan bagi
  • 00:03:05
    keutuhan negara
  • 00:03:06
    Nusa Indonesia begini malam mutiara
  • 00:03:09
    dalam gambaran denys lombard sungguh tak
  • 00:03:13
    ada satupun tempat di dunia ini kecuali
  • 00:03:16
    mungkin Asia Tengah yang seperti
  • 00:03:19
    Nusantara menjadi tempat kehadiran
  • 00:03:22
    hampir semua kebudayaan besar dunia
  • 00:03:25
    berdampingan atau lebur menjadi satu
  • 00:03:28
    lebih lanjut ia mengatakan sedemikian
  • 00:03:32
    ramainya penetration Global silih
  • 00:03:35
    berganti sehingga nusantara sebagai
  • 00:03:39
    tempat Persilangan jalan atau Carrefour
  • 00:03:41
    tidak sempat berkembang tanpa gangguan
  • 00:03:44
    dan pengaruh dari luar akan tetapi
  • 00:03:47
    menurut pendapatnya situasi demikian
  • 00:03:51
    tidak perlu dipandang sebagai kerugian
  • 00:03:54
    posisi sebuah negeri pada persimpangan
  • 00:03:57
    jalan pada titik pertemuan dunia dan
  • 00:04:01
    kebudayaan jika dikelola terbaik mungkin
  • 00:04:04
    dalam evolusi
  • 00:04:06
    sejarahnya bisa membawa keuntungan kalau
  • 00:04:10
    bukan syarat untuk terjadinya peradaban
  • 00:04:12
    Agung jika demikian Apakah itu berarti
  • 00:04:16
    Integrasi Nasional Indonesia itu
  • 00:04:19
    benar-benar harus dipupuk dan dipelihara
  • 00:04:22
    Prove your masuk peti itu potensi bawaan
  • 00:04:26
    masyarakat bangsa kita yang serba ragam
  • 00:04:29
    itu perlu secara terus menerus dipupuk
  • 00:04:31
    dan dipelihara agar kondusif untuk
  • 00:04:36
    membangun peradaban Agung
  • 00:04:39
    Hai gimana
  • 00:04:40
    ini sangat menyenangkan
  • 00:04:44
    Hai kamu
  • 00:04:47
    Hai dengan
  • 00:04:54
    kyanya
  • 00:04:55
    hai hai
  • 00:04:59
    hai hai
  • 00:05:01
    hai hai
  • 00:05:09
    hai hai
  • 00:05:12
    hai hai
  • 00:05:15
    Hai adakah pengalaman negara lain yang
  • 00:05:19
    bisa dijadikan cermin dalam menjaga dan
  • 00:05:22
    memupuk integrasi nasional nya Prof
  • 00:05:24
    sudah disampaikan pada video sebelumnya
  • 00:05:27
    di belahan dunia lain cukup banyak
  • 00:05:31
    negara berkarakter mirip Indonesia
  • 00:05:34
    Hai untuk menjaga persatuan dan
  • 00:05:36
    memaksimalkan potensi kemajemukan mereka
  • 00:05:39
    sejumlah negara mencoba membuat
  • 00:05:42
    masyarakatnya menjadi lebih homogen
  • 00:05:44
    antara lain dengan menggunakan konsep
  • 00:05:47
    melting pot
  • 00:05:49
    Hai beberapa yang lain mengelola
  • 00:05:51
    keragaman nya dengan mempromosikan
  • 00:05:54
    multikulturalisme
  • 00:05:56
    Hai ada yang gagal atas bubar seperti
  • 00:05:58
    juga Slavia dan Uni Soviet tetapi banyak
  • 00:06:02
    yang bertahan bahkan sukses
  • 00:06:04
    mengoptimalkan potensi keberagamannya
  • 00:06:07
    untuk keutamaan bangsa misalnya Kanada
  • 00:06:10
    dan Amerika Serikat agar Indonesia
  • 00:06:13
    berhasil dalam membangun integrasi
  • 00:06:14
    nasional Apa yang harus dilakukan Prof
  • 00:06:18
    karena kita agak khawatir terhadap
  • 00:06:21
    terjadinya Gejolak dalam masyarakat
  • 00:06:22
    pasca reformasi yang melanda negara kita
  • 00:06:25
    membela Mari kita bahas terlebih dahulu
  • 00:06:28
    yang disebutkan terakhir tadi
  • 00:06:30
    Hai yakni Gejolak masyarakat pasca
  • 00:06:32
    reformasi
  • 00:06:34
    Hai terjadinya berbagai Gejolak dalam
  • 00:06:37
    masyarakat kita terutama pasca reformasi
  • 00:06:39
    adalah akibat munculnya kebencian
  • 00:06:42
    sosial-budaya terselubung atau sosok
  • 00:06:44
    Kalsel animosity Apa itu kebencian
  • 00:06:48
    sosial budaya tersebut ngitu bisa
  • 00:06:50
    dijelaskan Prof begini baju batasannya
  • 00:06:53
    gejala ini muncul dan semakin
  • 00:06:56
    menjadi-jadi pasca runtuhnya rezim orde
  • 00:06:59
    baru
  • 00:07:00
    hai ketika rezim orde baru berhasil
  • 00:07:02
    dilengserkan pola konflik di Indonesia
  • 00:07:06
    Ternyata bukan hanya terjadi antara
  • 00:07:09
    pendukung fanatik orde baru dengan
  • 00:07:11
    pendukung reformasi tetapi justru meluas
  • 00:07:15
    menjadi konflik antar suku antar umat
  • 00:07:18
    beragama kelas sosial Kampung dan
  • 00:07:22
    sebagainya
  • 00:07:23
    yang sifatnya pun bukan vertikal antara
  • 00:07:27
    kelas atas dengan plus bawah tetapi
  • 00:07:29
    justru horizontal antar sesama lihat
  • 00:07:32
    kecil sehingga konflik yang terjadi
  • 00:07:35
    bukan konflik yang korektif tetapi
  • 00:07:38
    destruktif bukan konflik yang fungsional
  • 00:07:42
    tetapi yang disfungsional sehingga kita
  • 00:07:45
    menjadi sebuah bangsa yang menghancurkan
  • 00:07:48
    dirinya sendiri atau salep destroying
  • 00:07:52
    Nation ciri konflik pasca reformasi itu
  • 00:07:56
    bersifat destruktif bukan korektif lalu
  • 00:07:59
    selanjutnya Bagaimana Prof atau juri
  • 00:08:02
    lainnya bak mutiara yaitu konflik yang
  • 00:08:06
    terjadi bukan hanya yang bersifat
  • 00:08:08
    terbuka atau manifes konflik tetapi yang
  • 00:08:12
    lebih berbahaya lagi adalah konflik yang
  • 00:08:15
    tersembunyi atau laten konflik antar
  • 00:08:19
    berbagai golongan jadi disamping
  • 00:08:23
    the destructive konflik yang terjadi
  • 00:08:25
    juga bersifat laten selanjutnya
  • 00:08:28
    Bagaimana dengan kebencian sosial-budaya
  • 00:08:30
    terselubung itu Prof kebencian
  • 00:08:32
    sosial-budaya terselubung atau
  • 00:08:34
    socio-culture animosity adalah suatu
  • 00:08:37
    kebencian sosial-budaya Ian bersumber
  • 00:08:40
    dari perbedaan ciri budaya dan perbedaan
  • 00:08:45
    nasyid yang diberikan oleh sejarah masa
  • 00:08:48
    lalu sehingga terkandung unsur keinginan
  • 00:08:51
    plus dendam konflik terselubung ini
  • 00:08:54
    bersifat laten karena terdapat mekanisme
  • 00:08:57
    sosialisasi kebencian yang berlangsung
  • 00:09:01
    di hampir seluruh Pranata sosialisasi di
  • 00:09:04
    masyarakat
  • 00:09:05
    di mulai dari keluarga sekolah Kampung
  • 00:09:09
    tempat ibadah media sosial organisasi
  • 00:09:12
    massa organisasi politik dan sebagainya
  • 00:09:16
    Apakah kebencian sosial budaya yang
  • 00:09:19
    terselubung itu ada kaitannya dengan
  • 00:09:21
    pluralitas masyarakat bangsa kita tidak
  • 00:09:24
    dipungkiri bahwa kebencian sosial-budaya
  • 00:09:27
    terselubung ini sangat berhubungan
  • 00:09:30
    dengan pluralitas masyarakat bangsa
  • 00:09:33
    Indonesia contoh nyata hancurnya
  • 00:09:36
    Yugoslavia akibat semakin menipisnya
  • 00:09:39
    in-group feeling di antara etnis yang
  • 00:09:42
    ada sementara katup penyelamat atau
  • 00:09:45
    septivet institution untuk mengurai
  • 00:09:49
    kebencian sosial-budaya terselubung
  • 00:09:51
    tidak bekerja efektif jadi faktor
  • 00:09:53
    penentunya itu adalah pluralitas
  • 00:09:56
    masyarakat benarkah begitu Profesor
  • 00:09:58
    budimansyah burritos masyarakat bukan
  • 00:10:01
    faktor penentu karena banyak masyarakat
  • 00:10:03
    plural yang
  • 00:10:05
    bisa membangun platform budaya yang
  • 00:10:08
    mampu menghasilkan kerukunan antaretnis
  • 00:10:11
    pada derajat yang cukup mantap
  • 00:10:14
    Hai sebagai contoh masyarakat Malaysia
  • 00:10:18
    sesuai dengan konsep pembangunan sosial
  • 00:10:20
    budayanya telah berhasil menyita kan
  • 00:10:23
    Civic culture sebagai kesepakatan budaya
  • 00:10:26
    untuk membangun kerukunan antar kelompok
  • 00:10:29
    rasial dan agama atau maksudnya Prof
  • 00:10:32
    Apakah bisa diberi contoh konflik
  • 00:10:34
    politik sekeras apapun yang terjadi di
  • 00:10:37
    Malaysia tidak pernah mengusik
  • 00:10:39
    kesepakatan ini berbeda halnya dengan
  • 00:10:41
    yang terjadi di Indonesia bahwa setiap
  • 00:10:45
    perbedaan pandangan politik selalu
  • 00:10:47
    ditarik bagi kepada faktor perbedaan
  • 00:10:50
    budaya yang paling mendasar terutama
  • 00:10:54
    agama inilah yang membuat persoalan
  • 00:10:57
    politik tidak pernah mudah diselesaikan
  • 00:11:00
    pertanyaannya adalah mengapa hal
  • 00:11:03
    demikian itu bisa terjadi Prof jika
  • 00:11:06
    menengok pada proses integrasi bangsa
  • 00:11:08
    Indonesia
  • 00:11:09
    Hai persoalannya terletak pada kurangnya
  • 00:11:12
    mengembangkan kesepakatan nilai secara
  • 00:11:15
    alamiah dan partisipatif atau yang
  • 00:11:20
    disebut integrasi normatif dan lebih
  • 00:11:23
    mengandalkan pendekatan kekuasaan
  • 00:11:26
    integrasi koersif jika demikian adanya
  • 00:11:29
    apa yang harus dilakukan agar cita-cita
  • 00:11:33
    reformasi itu tercapai Prof atas dasar
  • 00:11:35
    kenyataan Demikian maka cita-cita
  • 00:11:39
    reformasi untuk membangun Indonesia baru
  • 00:11:42
    harus dilakukan dengan cara membangun
  • 00:11:46
    dari hasil perombakan terhadap
  • 00:11:48
    keseluruhan tatanan kehidupan masa lalu
  • 00:11:50
    inti dari cita-cita tersebut adalah
  • 00:11:53
    sebuah masyarakat sipil demokratis yang
  • 00:11:57
    memiliki karakter keindonesiaan yang
  • 00:11:59
    adaptif di era global
  • 00:12:04
    Hai menyentuh
  • 00:12:08
    ia berhenti
  • 00:12:13
    hai hai
  • 00:12:18
    hai teman-teman
  • 00:12:31
    yang sangat membahagiakan Profesor budi
  • 00:12:39
    manusia negara-bangsa baru seperti
  • 00:12:41
    halnya Indonesia setelah merdeka pada
  • 00:12:44
    tahun 1945 membangun integrasi nasional
  • 00:12:48
    menjadi tugas penting bagaimana
  • 00:12:50
    penjelasannya Prof ada dua hal yang
  • 00:12:53
    dapat menjelaskan hal ini pertama
  • 00:12:56
    pemerintah kolonial Belanda tidak pernah
  • 00:12:59
    memikirkan tentang perlunya membangun
  • 00:13:02
    kesetiaan nasional dan semangat
  • 00:13:05
    kebangsaan pada web Indonesia
  • 00:13:07
    Hai penjajah lebih mengutamakan
  • 00:13:09
    membangun kesetiaan kepada penjajah itu
  • 00:13:12
    sendiri dan guna kepentingan integrasi
  • 00:13:15
    pribadi kolonial jadi setelah merdeka
  • 00:13:20
    kita perlu menumbuhkan kesetiaan
  • 00:13:23
    nasional melalui pembangunan integrasi
  • 00:13:26
    nasional lalu yang kedua Bagaimana Prof
  • 00:13:29
    yang kedua adalah bagi negara-negara
  • 00:13:32
    baru tuntutan integrasi ini juga menjadi
  • 00:13:36
    masalah pilih bukan saja karena perilaku
  • 00:13:39
    pemerintah kolonial sebelumnya tetapi
  • 00:13:42
    juga latar belakang bangsa yang
  • 00:13:45
    bersangkutan
  • 00:13:46
    Hai bangsa-bangsa atau nation-state
  • 00:13:49
    merupakan negara yang didalamnya terdiri
  • 00:13:52
    atas Banyak suku yang selanjutnya
  • 00:13:55
    bersepakat bersatu dalam sebuah bangsa
  • 00:13:58
    yang besar suku-suku itu memang memiliki
  • 00:14:02
    pertalian primordial Apakah dalam proses
  • 00:14:05
    bernegara bangsa dapat menjadi semacam
  • 00:14:08
    kendala Prof walaupun malam suku-suku
  • 00:14:11
    itu memiliki pertalian primordial dalam
  • 00:14:14
    proses membentuk negara-bangsa suku-suku
  • 00:14:17
    itu menjadi unsur negara yang menjelma
  • 00:14:20
    menjadi kesatuan etnik
  • 00:14:22
    Hai selanjutnya menuntut pengakuan dan
  • 00:14:25
    perhatian pada tiket kenegaraan
  • 00:14:28
    persoalannya ikatan dengan kesetiaan
  • 00:14:31
    etnik adalah suatu yang alami bersifat
  • 00:14:35
    primer sedangkan kesetiaan nasional
  • 00:14:39
    bersifat sekunder maka apabila ikatan
  • 00:14:43
    etnik ini tidak diperhatikan atau
  • 00:14:45
    terganggu mereka akan mudah dan akan
  • 00:14:50
    segera kembali kepada kesatuan asalnya
  • 00:14:52
    sebagai akibatnya mereka akan melepaskan
  • 00:14:56
    ikatan komitmennya sebagai suatu bangsa
  • 00:14:58
    jika demikian Apa yang harus dilakukan
  • 00:15:02
    pemerintah tidak boleh dipungkiri bahwa
  • 00:15:04
    pemerintah harus diakui dan dipercaya
  • 00:15:07
    oleh rakyatnya sebagaimana dikemukakan
  • 00:15:10
    oleh myron weiner bahwa dalam negara
  • 00:15:14
    merdeka faktor pemerintah yang
  • 00:15:16
    berkeadaan atau legitimate merupakan hal
  • 00:15:19
    penting bagi pembentukan negara bangsa
  • 00:15:22
    saat ini disebabkan tujuan negara hanya
  • 00:15:26
    akan dapat dicapai apabila terdapat
  • 00:15:29
    suatu pemerintah yang mampu menggerakkan
  • 00:15:32
    dan mengarahkan seluruh potensi
  • 00:15:35
    masyarakat agar mau bersatu dan
  • 00:15:37
    bekerjasama memang benar Prof namun
  • 00:15:40
    kemampuan yang dimiliki oleh pemerintah
  • 00:15:43
    itu tidak hanya dapat dijalankan melalui
  • 00:15:46
    kewenangan menggunakan kekuatan fisik
  • 00:15:48
    yang sah tetapi juga persetujuan dan
  • 00:15:51
    dukungan rakyatnya terhadap pemerintah
  • 00:15:53
    itu benar begitu Oleh karena itu
  • 00:15:56
    diperlukan hubungan yang ideal antara
  • 00:15:58
    pemerintah dengan rakyatnya sesuai
  • 00:16:00
    dengan sistem nilai dan politik yang
  • 00:16:03
    disepakati hal demikian memerlukan
  • 00:16:05
    integrasi nasional karakter budimansyah
  • 00:16:08
    kita sudah sampai pada Penghujung
  • 00:16:10
    pertemuan kali ini karena waktu yang
  • 00:16:13
    sudah mencukupi kepada para mahasiswa
  • 00:16:16
    atau siapa saja yang ingin bertanya
  • 00:16:18
    Silahkan tulis pertanyaan nya dalam
  • 00:16:21
    kolom komentar
  • 00:16:22
    Hai tayangan video ini
  • 00:16:24
    pertanyaan-pertanyaan tersebut
  • 00:16:26
    Insyaallah akan dibahas dalam pertemuan
  • 00:16:29
    perkuliahan perkuliahan selanjutnya
  • 00:16:31
    sampai jumpa pada pertemuan yang akan
  • 00:16:33
    datang yang akan membahas topik
  • 00:16:36
    konstitusi undang-undang Dasar 1945
  • 00:16:40
    wassalamu'alaikum warahmatullahi
  • 00:16:42
    wabarakatuh
  • 00:16:45
    [Musik]
Tags
  • national integration
  • cultural diversity
  • socio-cultural animosity
  • multi-ethnic society
  • government trust
  • civic culture
  • historical context
  • conflict resolution
  • community cooperation
  • post-reform issues