Bagaimana Kecantikan Merusak Persepsi Dan Perlakuan Masyarakat | Lookism Dan Moralitas

00:31:13
https://www.youtube.com/watch?v=Ndifdeu5XfM

Résumé

TLDRDalam video ini, kita dieksplorasi fenomena diskriminasi berdasarkan penampilan fisik atau 'lookism', di mana individu yang dianggap menarik seringkali mendapatkan perlakuan istimewa, bahkan jika mereka melakukan kejahatan. Melalui contoh kasus seperti suster yang menyiksa anak dan Cameron Herrin, remaja yang membunuh, terungkap bahwa penampilan fisik memengaruhi persepsi masyarakat terhadap moralitas. Hal ini dibahas dalam konteks efek halo yang menunjukkan bahwa keindahan fisik sering diasosiasikan dengan sifat baik. Video ini juga menyoroti dampak psikologis dari tekanan untuk memenuhi standar kecantikan yang sempit, mengajak masyarakat untuk mengedepankan nilai-nilai internal dan moral daripada penampilan fisik saja.

A retenir

  • 💔 Perlakuan istimewa kepada individu cantik meski bersalah.
  • ⚖️ Penampilan fisik sering memengaruhi penilaian moral masyarakat.
  • 🧠 Efek halo: orang cantik dianggap lebih baik.
  • 😢 Tekanan untuk memenuhi standar kecantikan dapat merusak kesehatan mental.
  • 🌍 Media berperan besar dalam membentuk persepsi kecantikan.
  • 💡 Fokus pada nilai internal lebih penting daripada penampilan bersih.
  • 👌 Kita bisa melawan diskriminasi dengan menghargai kebaikan.
  • 🙌 Mengatasi kekurangan dengan kesadaran komunitas.
  • 🌱 Kecantikan sejati berasal dari dalam, bukan dari penampilan luar.
  • 🛑 Penting untuk menghentikan standar kecantikan yang tidak realistis.

Chronologie

  • 00:00:00 - 00:05:00

    Baru-baru ini, banyak berita mengaitkan kecantikan fisik individu dengan tindakan jenayah, menunjukkan bagaimana orang menjadi lebih empati terhadap mereka yang menarik secara fizikal walaupun mereka terlibat dalam pelanggaran besar seperti penderaan dan pembunuhan. Video ini bertujuan mengupas perspektif tentang bagaimana kecantikan mempengaruhi perlakuan masyarakat terhadap individu.

  • 00:05:00 - 00:10:00

    Kecantikan sering kali dipandang sebagai norma moral, di mana mereka yang menarik dilihat sebagai tidak bersalah walaupun melakukan tindakan jenayah. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan tentang keadilan moral dan bagaimana penampilan fizikal mempengaruhi keputusan masyarakat.

  • 00:10:00 - 00:15:00

    Kita menyaksikan pandangan yang dangkal terhadap moralitas, di mana saluran media memicu simpati terhadap individu yang menarik walaupun mereka melakukan kesalahan besar. Konsep 'deserving theory' menjelaskan bahwa persepsi tentang layak atau tidaknya seseorang menerima hukuman dipengaruhi oleh penampilan fizikal mereka.

  • 00:15:00 - 00:20:00

    Kecantikan yang dilihat sebagai daya tarik sosial terkadang menghalang individu dari menerima hukuman yang setimpal bagi tindakan mereka. Ini menunjukkan bagaimana masyarakat beroperasi berdasarkan penilaian dangkal daripada nilai moral yang sebenar.

  • 00:20:00 - 00:25:00

    Lookism, istilah bagi diskriminasi berdasarkan penampilan, menjadi semakin jelas di media sosial, di mana individu dinilai berdasarkan kecantikan luar. Hal ini menciptakan tekanan pada individu untuk sentiasa berusaha mencapai ideal kecantikan yang tidak realistik.

  • 00:25:00 - 00:31:13

    Media dan budaya pop memperkuat lookism dengan mempromosikan gambar yang tidak realistik dan sering kali tidak sihat, menyebabkan diskriminasi terhadap mereka yang tidak memenuhi standar. Dalam konteks Korea Selatan, industri kosmetik dan operasi plastik menghasilkan hasil yang merugikan bagi individu yang merasakan tekanan untuk memenuhi standar kecantikan yang tinggi.

Afficher plus

Carte mentale

Vidéo Q&R

  • Apa itu lookism?

    Lookism adalah diskriminasi atau prasangka terhadap seseorang berdasarkan penampilan fisiknya.

  • Bagaimana penampilan fisik mempengaruhi penilaian moral?

    Penampilan fisik sering kali dianggap sebagai indikator moralitas, di mana orang yang menarik biasanya mendapatkan perlakuan lebih baik.

  • Apa dampak psikologis dari pressure untuk memenuhi standar kecantikan?

    Tekanan untuk memenuhi standar kecantikan dapat mengakibatkan gangguan citra tubuh, rendahnya harga diri, dan masalah kesehatan mental lainnya.

  • Apa yang dimaksud dengan halo effect?

    Halo effect adalah kecenderungan individu untuk menilai kualitas seseorang berdasarkan satu atribut positif, seperti penampilan.

  • Mengapa masyarakat cenderung memberikan simpati kepada orang yang cantik?

    Orang yang dianggap cantik sering kali dianggap lebih baik dan lebih layak mendapatkan simpati, bahkan setelah melakukan kesalahan.

  • Apa yang dibahas dalam video terkait penilaian moral berdasarkan penampilan?

    Video ini membahas tentang bagaimana penampilan fisik dianggap mempengaruhi penilaian moral seseorang dan menciptakan paradoks moral dalam masyarakat.

  • Apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi diskriminasi berdasarkan penampilan?

    Masyarakat perlu berfokus pada kualitas internal dan perbuatan baik, bukan hanya penampilan fisik.

  • Mengapa penting untuk memahami fenomena lookism?

    Memahami lookism penting untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan menghargai kualitas moral daripada penampilan fisik.

  • Apa dampak media terhadap standar kecantikan?

    Media sering menampilkan citra yang tidak realistis sebagai standar kecantikan, yang dapat memengaruhi persepsi individu terhadap diri mereka sendiri.

  • Bagaimana tips untuk menyeimbangkan kecantikan fisik dan nilai internal?

    Fokus pada pengembangan diri, kebaikan, dan integritas untuk membangun rasa percaya diri yang sehat.

Voir plus de résumés vidéo

Accédez instantanément à des résumés vidéo gratuits sur YouTube grâce à l'IA !
Sous-titres
id
Défilement automatique:
  • 00:00:00
    Akhir-akhir ini, dimana-mana, kita sering melihat berita mengenai suster yang tersangka menyiksa anak kecil umur 3 tahun.
  • 00:00:07
    Namun, yang menjadi masalah disini adalah, dikarenakan dia terlihat cantik,
  • 00:00:11
    banyak orang di internet merasakan empati dan simpati kepadanya di kolom komentar.
  • 00:00:15
    Perlakuan yang tidak sering kita lihat ketika kejadian yang sama dilakukan oleh orang yang memiliki penampilan yang rata-rata.
  • 00:00:22
    Kejadian yang sama juga terjadi sekitar 2 tahun yang lalu, Cameron Herrin,
  • 00:00:26
    remaja yang membunuh seorang ibu dan bayinya dalam balap liar.
  • 00:00:29
    Namun, diberikan empati dan simpati oleh masyarakat media massa dikarenakan dia terlihat bagus dipandang.
  • 00:00:35
    Bahkan ada beberapa pengguna TikTok dan Twitter yang memberikan dukungan untuk mengurangi hukumannya.
  • 00:00:41
    Mereka berpendapat bahwa dia terlalu menarik untuk menghadapi konsekuensi dari pembunuhan dua orang yang tidak bersalah.
  • 00:00:47
    Mereka terlihat “terlalu cantik” untuk dipercayai bisa melakukan “hal yang salah”
  • 00:00:51
    dan tidak akan pernah bisa dilihat atau dianggap sebagai “penjahat” atau “monster”.
  • 00:00:56
    Dan ini membuat kita bertanya,
  • 00:00:57
    apakah ketika kita memiliki tampang yang indah,
  • 00:01:00
    kita akan lebih diterima dalam masyarakat?
  • 00:01:02
    Dan bahkan sampai di titik dimana kita bisa mendapatkan simpati dari tindakan buruk yang sudah kita lakukan?
  • 00:01:08
    Di video kali ini, kita akan membahas dengan mendalam,
  • 00:01:10
    kenapa sih orang-orang dengan kecantikan tertentu dapat mendapatkan perlakuan spesial dalam masyarakat,
  • 00:01:15
    bahkan walaupun mereka tersangka melakukan suatu kejahatan.
  • 00:01:19
    Apa yang terjadi dengan manusia?
  • 00:01:20
    Kenapa kita memiliki pandangan spesial dengan orang-orang dengan paras indah?
  • 00:01:25
    Apakah kompas moral kita berada di tampang?
  • 00:01:27
    Dan juga kita akan membahas dengan dalam tentang bagaimana pandangan sosial
  • 00:01:31
    terhadap kecantikan ini mempengaruhi individu dan masyarakat secara keseluruhan,
  • 00:01:35
    apa kemungkinan penyebabnya, dan apa konsekuensi dari ini semua.
  • 00:02:08
    Kita semua menyukai sesuatu yang indah,
  • 00:02:10
    dan keindahan mungkin menjadi sesuatu yang kita perlukan dalam kehidupan untuk membuatnya lebih bermakna.
  • 00:02:16
    Namun, bagaimana jika penilaian keindahan tersebut memengaruhi perlakuan terhadap individu dalam masyarakat?
  • 00:02:21
    Kenapa kita sebagai masyarakat mengimplikasikan bahwa nilai moral seseorang dapat dinilai berdasarkan karakteristik fisik
  • 00:02:28
    yang seringkali berada di luar kendali mereka?
  • 00:02:31
    Muncul paradoks moral dalam masyarakat,
  • 00:02:33
    dimana paradoks ini muncul dari asumsi tidak berdasar bahwa karakteristik fisik eksternal seseorang
  • 00:02:39
    dapat menjadi indikator kualitas moral atau etis internal mereka.
  • 00:02:42
    Kejadian ini tidak hanya terjadi pada dua orang yang sudah kita bahas,
  • 00:02:45
    tapi ada banyak,
  • 00:02:48
    Dihukum pada tahun 2013 atas pembunuhan mantan pacarnya, Travis Alexander.
  • 00:02:53
    Persidangannya mendapat perhatian luas, sebagian karena penampilannya dan sifat sensasional dari kasus tersebut.
  • 00:02:59
    Beberapa orang menyatakan simpati terhadap Arias,
  • 00:03:01
    sementara yang lain terpesona oleh kontras yang mencolok antara penampilannya dan sifat brutal kejahatannya.
  • 00:03:08
    Dibebaskan pada tahun 2011 atas pembunuhan putrinya yang berusia dua tahun, Caylee.
  • 00:03:13
    Liputan media atas persidangannya sering kali berfokus pada penampilannya,
  • 00:03:17
    dengan beberapa mengatakan bahwa penampilannya memainkan peran dalam persepsi publik
  • 00:03:21
    dan mungkin persepsi juri tentang kepolosan atau kesalahannya.
  • 00:03:26
    Seorang mahasiswi Amerika yang sedang belajar di Italia,
  • 00:03:29
    dinyatakan bersalah pada tahun 2007 atas pembunuhan teman sekamarnya,Meredith Kercher.
  • 00:03:34
    Penampilan dan perilaku Knox mendapat liputan media yang luas,
  • 00:03:37
    dengan beberapa menggambarkannya sebagai korban tak berdosa yang terjebak dalam sistem hukum asing,
  • 00:03:42
    dan beberapa orang lainnya menggambarkannya sebagai sosok manipulatif.
  • 00:03:45
    Nantinya, Knox dibebaskan pada tahun 2015 setelah pertarungan hukum yang panjang.
  • 00:03:50
    Dan masih banyak lagi kasus-kasus yang sama yang terjadi,
  • 00:03:53
    dimana penampilan yang baik dijadikan sinonim atas moralitasnya yang baik.
  • 00:03:57
    Kasus-kasus seperti ini menunjukkan betapa dangkalnya penilaian masyarakat terhadap seseorang
  • 00:04:02
    dan betapa nilai-nilai moral dan etika seringkali dikalahkan oleh obsesi terhadap penampilan fisik.
  • 00:04:08
    Dalam deserving theory yang dituliskan oleh N. T. Feather pada tahun 1999,
  • 00:04:13
    dia menjelaskan bahwa terdapat penilaian tentang apakah seseorang layak untuk menerima sesuatu
  • 00:04:18
    seperti penghargaan, hukuman, atau perlakuan tertentu
  • 00:04:22
    yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti keanggotaan kelompok, status, kesukaan atau ketidaksukaan interpersonal
  • 00:04:29
    termasuk menarik atau tidaknya fisik seseorang,
  • 00:04:31
    atau karakter moral yang dipersepsikan.
  • 00:04:33
    Konsep ini menekankan bahwa layaknya seseorang bukan hanya tentang tanggung jawab yang mereka miliki,
  • 00:04:39
    tetapi juga tentang bagaimana berbagai faktor lain memengaruhi bagaimana orang lain bereaksi terhadap tindakan mereka,
  • 00:04:45
    baik dalam hal memberikan hukuman untuk pelanggaran atau memberikan penghargaan untuk tindakan positif.
  • 00:04:52
    Dengan mempertimbangkan layaknya,
  • 00:04:53
    kita bisa memiliki pemahaman yang lebih lengkap tentang bagaimana prinsip keadilan
  • 00:04:58
    dan nilai-nilai sosial mempengaruhi interaksi manusia dan reaksi terhadap berbagai hasil atau kejadian.
  • 00:05:04
    Jadi, ketika kita melihat orang cantik, kita melihat orang itu tidak deserve,
  • 00:05:08
    tidak pantas, akan hukuman yang mereka jalani, dalam konteks ini,
  • 00:05:12
    tidak pantas mendapatkan sanksi sosial yang seharusnya atau biasanya didapatkan oleh orang berpenampilan rata-rata.
  • 00:05:18
    Tapi, mereka harus mendapatkan perilaku spesial dari masyarakat.
  • 00:05:22
    Sesimpel karena mereka memiliki paras yang indah.
  • 00:05:24
    Ada sebutan yang cukup terkenal dalam filsafat moralitas.
  • 00:05:28
    Jika kamu membunuh kecoa kamu adalah pahlawan, dan jika kamu membunuh kupu-kupu, kamu adalah penjahat.
  • 00:05:34
    Moralitas memiliki standar estetika.
  • 00:05:37
    Kecoa, dengan penampilannya yang kurang menarik dan dikaitkan dengan kotoran serta penyakit,
  • 00:05:42
    sering dianggap sebagai hama yang harus dibasmi.
  • 00:05:44
    Di sisi lain, kupu-kupu yang indah dengan warna dan corak sayapnya yang mempesona,
  • 00:05:49
    dianggap sebagai makhluk yang lembut dan tidak berbahaya, bahkan dihargai karena keindahannya.
  • 00:05:54
    Walaupun kita bisa memberikan argumen bahwa kecoa mengeluarkan bau busuk
  • 00:05:58
    yang dihasilkan oleh asam oleat yang mencemari segala sesuatu yang disentuhnya.
  • 00:06:02
    Kupu-kupu juga memakan bahan yang membusuk seperti buah, limbah padat, bahkan sampai bangkai busuk.
  • 00:06:07
    Pola makannya tidak lebih “cantik” dibandingkan kecoa.
  • 00:06:10
    Ketidakjelasan pandangan moral ini mengarahkan banyak orang ke jalan-jalan yang gelap.
  • 00:06:14
    Sekarang ada satu fenomena di internet bernama Looksmaxing,
  • 00:06:18
    dimana orang berlomba-lomba untuk menciptakan penampilan sempurna menurut kondisi sosial saat ini.
  • 00:06:23
    Di berbagai platform internet, terdapat kelompok-kelompok yang terobsesi dengan aspek-aspek tertentu dari penampilan fisik,
  • 00:06:29
    seperti bentuk rahang, proporsi wajah, lebar bahu, dan tinggi badan.
  • 00:06:33
    Bagi mereka, fitur-fitur tubuh ini telah menjadi parameter utama dalam menilai seseorang,
  • 00:06:38
    menggantikan aspek-aspek pribadi seperti kejujuran atau integritas.
  • 00:06:42
    Ini menunjukkan pergeseran nilai di mana penampilan fisik dianggap lebih penting daripada karakter seseorang.
  • 00:06:47
    Menjadi orang jahat bukan lagi karena kamu melakukan tindakan pencurian atau pembunuhan,
  • 00:06:52
    tapi karena kamu tidak terlihat bagus di mata orang kebanyakan.
  • 00:06:55
    Menjadi pecundang bukan karena kamu tidak memiliki kontribusi terhadap masyarakat,
  • 00:06:58
    tapi karena kamu tidak tahu caranya berpakaian yang bagus di mata orang kebanyakan.
  • 00:07:03
    Fenomena seperti Looksmaxing menimbulkan berbagai implikasi sosial.
  • 00:07:07
    Pertama, hal ini dapat meningkatkan tekanan pada individu untuk terus-menerus memperbaiki penampilan mereka,
  • 00:07:12
    seringkali dengan mengorbankan kesehatan mental dan fisik.
  • 00:07:15
    Kedua, hal ini dapat memperdalam ketidaksetaraan sosial,
  • 00:07:18
    di mana individu yang tidak memenuhi standar kecantikan tertentu mungkin menghadapi diskriminasi atau eksklusi.
  • 00:07:25
    Ketiga, hal ini dapat mengikis nilai-nilai masyarakat yang lebih mendalam,
  • 00:07:30
    di mana penampilan fisik menjadi ukuran utama keberhasilan dan penerimaan sosial.
  • 00:07:35
    Kita semacam menderita delusi masal dimana semua orang berpikir bahwa kecantikan berarti kebaikan,
  • 00:07:40
    dan juga sebaliknya, kebaikan berarti kecantikan.
  • 00:07:44
    Dalam psikologi, dilusi sosial yang diderita masyakarat ini bisa kita lihat dengan “mata bias kehalusan”
  • 00:07:50
    atau yang lebih sering dikenal sebagai “halo effect”
  • 00:07:52
    Halo effect didefinisikan secara sederhana sebagai kecenderungan individu
  • 00:07:56
    untuk mengekstrapolasi kesan mereka terhadap satu atribut suatu objek ke atribut-atribut lain dari objek yang sama,
  • 00:08:03
    atau bahkan ke kesan secara keseluruhan.
  • 00:08:05
    Misalnya, hal ini dapat terjadi ketika orang berpikir seseorang adalah orang baik
  • 00:08:09
    atau memiliki banyak kualitas positif
  • 00:08:11
    hanya karena orang tersebut terlihat menarik.
  • 00:08:13
    Atribut ketampanan atau kecantikan tidak harus menjadi penentu dari atribut-atribut lain atau kebaikan orang tersebut;
  • 00:08:20
    namun, orang cenderung menggunakan jalan pintas mental untuk meringankan beban kognitif yang terlibat dalam membuat penilaian.
  • 00:08:27
    Dalam studi yang ditulis oleh Kaitlin Leonir dan Eric Stocks pada tahun 2019 menyatakan
  • 00:08:33
    “menjadi menarik memungkinkan seseorang untuk melanggar norma sosial dengan konsekuensi yang lebih sedikit
  • 00:08:38
    dibandingkan dengan pelanggaran norma sosial oleh individu yang tidak menarik.
  • 00:08:41
    Seseorang dapat menggunakan daya tariknya yang tinggi sebagai pelindung terhadap konsekuensi dari pelanggaran norma
  • 00:08:47
    karena pelanggaran norma tersebut mungkin dipersepsikan sebagai pengecualian daripada perilaku yang tipikal dari individu tersebut,
  • 00:08:54
    tidak mungkin seseorang secanitk itu bisa melakukan hal-hal seperti itu.
  • 00:08:58
    Demikian pula, seseorang yang kurang menarik mungkin memilih untuk melanggar norma
  • 00:09:02
    hanya karena ada sedikit konsekuensi untuk melakukannya,
  • 00:09:05
    terutama karena pengamat secara proaktif mengharapkan perilaku seperti itu dari individu yang tidak menarik.
  • 00:09:10
    Konsekuensi sosial dari prasangka ini, delusi ssoial ini,
  • 00:09:14
    adalah munculnya diskriminasi dan perlakuan yang tidak adil yang didasari dengan penampilan fisik,
  • 00:09:20
    yang lebih sering kita dengar istilahnya sebagai lookism.
  • 00:09:28
    Kita sudah sangat sering melihat diskriminasi dimana-mana,
  • 00:09:32
    baik itu berdasarkan agama, ras, suku, jenis kelamin, asal daerah, asal negara, dan yang lainnya.
  • 00:09:38
    Dan itu sudah dikenal sebagai masalah sosial yang cukup umum dan kita sudah sering mencoba untuk menyelesaikan masalah itu.
  • 00:09:44
    Namun, yang tidak dianggap sebagian besar masyarakat adalah diskriminasi berdasarkan penampilan fisik, “Lookism”.
  • 00:09:50
    Istilah lookism sebenarnya sudah lama ada dan sudah menjadi topik bahasan dalam studi sosial dan psikologi selama beberapa dekade,
  • 00:09:57
    namun akhir-akhir ini dipopulerkan dan kesadaran publik ditingkatkan oleh manhwa dari Korea dengan nama yang sama.
  • 00:10:04
    Ceritanya mengikuti seorang remaja bernama Park Hyung-seok,
  • 00:10:07
    yang awalnya digambarkan sebagai seseorang yang kelebihan berat badan, tidak menarik,
  • 00:10:11
    dan sering menjadi korban bullying di sekolahnya dikarenakan penampilannya.
  • 00:10:15
    Namun, hidupnya berubah drastis ketika dia tiba-tiba bangun di dalam tubuh yang baru
  • 00:10:20
    tubuh yang ideal menurut standar kecantikan masyarakat, tinggi, tampan, dan atletis.
  • 00:10:25
    Namun, dia masih memiliki tubuh aslinya dan dapat beralih antara kedua tubuh tersebut saat tidur.
  • 00:10:29
    Manhwa ini mengeksplorasi bagaimana perubahan penampilan Hyung-seok mempengaruhi interaksi sosialnya,
  • 00:10:35
    kesempatan-kesempatan yang dia dapatkan, dan cara dia diperlakukan oleh orang lain.
  • 00:10:39
    Dia mengalami kehidupan yang sangat berbeda dengan kedua tubuhnya,
  • 00:10:43
    yang menyoroti dengan bagus bagaimana masalah lookism dalam masyarakat,
  • 00:10:46
    terutama di Korea Selatan tempat dimana Manhwa ini dibuat.
  • 00:10:50
    Lookism dapat didefinisikan sebagai diskriminasi atau prasangka terhadap seseorang berdasarkan penampilan fisik mereka,
  • 00:10:57
    terutama ketika tidak memenuhi standar kecantikan yang berlaku.
  • 00:11:00
    Contoh nyata dari lookism dapat ditemukan dalam berbagai situasi, mulai dari tempat kerja hingga media sosial.
  • 00:11:07
    Misalnya, dalam konteks pekerjaan,
  • 00:11:09
    kandidat yang dianggap lebih menarik secara fisik seringkali memiliki peluang lebih tinggi untuk mendapatkan pekerjaan atau promosi,
  • 00:11:16
    meskipun kualifikasi dan kinerja mereka sama dengan kandidat lain.
  • 00:11:20
    Dalam penelitian yang dilakukan Dion, Berscheid, dan Walster (1972)
  • 00:11:25
    tentna gpenampilan fisik dan bagaimana penampilan memengaruhi kehidupan individu.
  • 00:11:29
    Mereka menemukan bahwa individu yang menarik dianggap memiliki sifat kepribadian yang lebih diinginkan,
  • 00:11:35
    menjadi pasangan yang lebih baik,
  • 00:11:36
    memiliki pernikahan yang lebih bahagia,
  • 00:11:38
    serta memiliki kehidupan sosial dan profesional yang lebih baik.
  • 00:11:42
    Secara keseluruhan, para peneliti menemukan bahwa individu yang menarik dipandang memiliki kehidupan yang lebih bahagia
  • 00:11:47
    dan lebih sukses secara umum daripada individu yang tidak menarik.
  • 00:11:51
    Hal ini bahkan merambah ke hasil karir.
  • 00:11:53
    Dimana individu yang menarik diprediksi memiliki kehidupan profesional yang lebih bahagia
  • 00:11:58
    dan mendapatkan pekerjaan yang lebih bergengsi.
  • 00:12:00
    Hosoda, Stone-Romero, dan Coats (2003) melakukan meta-analisis tentang topik ini dengan menganalisis 27 artikel dari literatur yang ada.
  • 00:12:09
    Secara keseluruhan, individu yang menarik mengalami berbagai hasil pekerjaan yang lebih menguntungkan,
  • 00:12:15
    termasuk seleksi, evaluasi kinerja, dan keputusan perekrutan, dibandingkan dengan individu yang tidak menarik.
  • 00:12:21
    Lookism juga dapat mempengaruhi lingkungan pendidikan,
  • 00:12:24
    di mana siswa yang dianggap lebih menarik secara fisik mungkin mendapatkan perlakuan yang lebih baik dari guru atau rekan sebayanya.
  • 00:12:31
    Hal ini dapat mempengaruhi kepercayaan diri siswa, partisipasi di kelas, dan bahkan penilaian akademis.
  • 00:12:36
    Akibatnya, jika siswa diperlakukan buruk di sekolah, mereka mungkin tidak memberikan usaha secara maksimal,
  • 00:12:41
    yang berpotensi mempengaruhi kemungkinan mereka terlibat dalam aktivitas kriminal.
  • 00:12:46
    Dengan demikian, kriminalitas yang seringkali diasosiasikan dengan penampilan yang kurang menarik
  • 00:12:50
    mungkin berakar pada diskriminasi yang dialami di masa sekolah,
  • 00:12:53
    di mana siswa dipandang kurang baik oleh guru dan teman-temannya.
  • 00:12:56
    Situasi ini dapat menjadi semacam self-fulfilling prophecy,
  • 00:13:00
    di mana pandangan kita terhadap penampilan yang buruk sebagai indikator kriminalitas menjadikan itu menjadi kenyataan.
  • 00:13:06
    Lookism juga mempengaruhi hubungan interpersonal seseorang,
  • 00:13:10
    baik dalam cara individu memilih pasangan, berteman, atau berinteraksi dengan orang lain.
  • 00:13:14
    Tendensi untuk memprioritaskan penampilan fisik dapat menyebabkan hubungan yang dangkal
  • 00:13:19
    dan mengabaikan kualitas-kualitas penting lainnya seperti kepribadian, kecerdasan, atau bahkan kebaikan hati.
  • 00:13:25
    Hal ini juga dapat memperkuat stereotip dan prasangka,
  • 00:13:28
    membatasi kesempatan untuk berinteraksi dengan berbagai jenis orang.
  • 00:13:32
    Banyak orang rela menderita dengan orang yang menurutnya enak dipandang
  • 00:13:36
    walaupun dia tidak terlalu menyukai kepribadian pasangannya
  • 00:13:39
    atau bahkan dia rela bertahan walaupun pasangannya memperlakukannya dengan buruk asal pasangannya mencapai standar kecantikan.
  • 00:13:46
    Dan ini diperkuat lagi karena tekanan pandangan sosial yang membuatnya “tidak mau”
  • 00:13:50
    untuk memiliki hubungan dengan orang yang kurang enak dipandang dan tetap berpasangan dengan yang enak dipandang walaupun tersakiti.
  • 00:13:58
    Standar kecantikan yang menentukan apa yang dianggap "menarik" atau “enak dipandang” ini
  • 00:14:02
    sering kali dibentuk dan dipengaruhi oleh budaya, media, dan industri hiburan
  • 00:14:07
    yang dapat berubah seiring waktu dan berbeda antar masyarakat.
  • 00:14:10
    Peran media sangat besar dalam membentuk persepsi kecantikan,
  • 00:14:13
    dengan seringkali menampilkan citra yang tidak realistis dan terkadang tidak sehat sebagai ideal yang harus dicapai.
  • 00:14:19
    Dalam pop culture, seperti film, televisi, majalah, dan iklan
  • 00:14:23
    sering menampilkan individu yang memenuhi standar kecantikan konvensional yang ketat,
  • 00:14:27
    seperti tubuh langsing, kulit mulus, dan fitur wajah simetris.
  • 00:14:31
    Representasi yang seragam ini menciptakan gambaran bahwa kecantikan hanya terbatas pada ciri-ciri tertentu,
  • 00:14:36
    mengabaikan keragaman bentuk tubuh, warna kulit, dan fitur fisik lainnya yang ada dalam masyarakat.
  • 00:14:42
    Lookism terlihat jelas dalam casting film atau acara TV,
  • 00:14:45
    di mana karakter utama sering digambarkan oleh aktor yang memenuhi standar kecantikan yang sempit dan dangkal,
  • 00:14:50
    sedangkan karakter yang kurang menarik secara fisik sering diberikan peran yang kurang signifikan atau bahkan dijadikan antagonis di dalam cerita.
  • 00:14:58
    Hal ini dapat mempengaruhi persepsi penonton tentang nilai seseorang berdasarkan penampilan fisik mereka
  • 00:15:03
    dan memperkuat ide bahwa keberhasilan dan kebahagiaan dikaitkan dengan kecantikan fisik.
  • 00:15:07
    Fakta bahwa kebanyakan cerita dalam pop culture mengikuti tokoh utama yang memiliki moralitas baik
  • 00:15:12
    seringkali dikaitkan dengan wajah aktor yang bagus.
  • 00:15:15
    Ini mendorong delusi sosial dimana kita menjadikan cantik dan baik sebagai sinonim.
  • 00:15:20
    Dan juga dapat menyebabkan standar kecantikan yang tidak realistis dan meningkatkan tekanan pada individu
  • 00:15:25
    untuk menyesuaikan diri dengan citra ideal tersebut,
  • 00:15:28
    yang seringkali tidak dapat dicapai tanpa prosedur kosmetik atau editing.
  • 00:15:33
    Media sosial juga telah memperkuat lookism dengan menyediakan platform bagi individu
  • 00:15:37
    untuk membagikan gambar diri yang sudah diedit sedemikian rupa selama berjam-jam.
  • 00:15:42
    Filter dan editing tools atau editing Apps memungkinkan orang-orang untuk memodifikasi penampilan mereka
  • 00:15:47
    agar sesuai dengan standar kecantikan yang sempit tadi,
  • 00:15:50
    menciptakan tekanan untuk mempertahankan citra yang sempurna secara online.
  • 00:15:54
    Dan hal ini dapat mengakibatkan perbandingan sosial yang konstan
  • 00:15:57
    dan bahkan dapat merugikan kesejahteraan mental orang-orang yang menggunakan platform tersebut.
  • 00:16:02
    Eksposur konstan terhadap citra kecantikan ideal dalam media menimbulkan harapan yang tidak realistis terhadap penampilan,
  • 00:16:09
    baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
  • 00:16:12
    Representasi yang seragam dan sempit tentang kecantikan dalam pop culture dan media
  • 00:16:16
    menetapkan norma sosial tentang penampilan yang sulit dipenuhi oleh kebanyakan orang.
  • 00:16:20
    Hal ini dapat meningkatkan insiden lookism dalam kehidupan sehari-hari,
  • 00:16:24
    di mana individu dinilai atau diperlakukan berbeda berdasarkan seberapa dekat mereka memenuhi standar kecantikan yang sempit ini.
  • 00:16:31
    Kecantikan “ideal” dan tidak realistis ini paling sering kita lihat dipromosikan dalam industri-industri k-pop dan k-drama yang berasal dari Korea Selatan.
  • 00:16:44
    Idol K-pop dan aktor/aktris K-drama sering kali dianggap sebagai ikon kecantikan,
  • 00:16:49
    biasanya ditampilkan dengan penampilan yang dianggap sempurna di media.
  • 00:16:53
    Standar kecantikan ini mencakup kulit yang mulus dan pucat, wajah kecil dan simetris, double eyelids
  • 00:16:58
    hidung mancung, rahang berbentuk V, mata besar, dan tubuh ramping,
  • 00:17:02
    seringkali dirujuk sebagai "ulzzang" dalam bahasa Korea, yang berarti "wajah terbaik."
  • 00:17:07
    Namun, bintang-bintang ini telah menjalani prosedur ketat dan lama untuk memenuhi standar kecantikan mereka.
  • 00:17:12
    Tapi, kebanyakan penggemar tidak memerhatikan itu dan tetap memandang itu sebagai sesuatu yang bisa dicapai
  • 00:17:19
    dan menciptakan berbagai ketidakpercayaan diri bagi orang-orang yang merasa jauh dari standar tersebut.
  • 00:17:24
    Perdebatan tentang asal-usul standar kecantikan ini beragam.
  • 00:17:28
    Beberapa berpendapat bahwa standar kecantikan Korea modern dipengaruhi oleh budaya Barat.
  • 00:17:33
    Sementara itu, yang lain meyakini bahwa standar kecantikan tersebut
  • 00:17:37
    berasal dari penampilan etnis tradisional yang terlihat dalam karya seni pra-kolonial Korea.
  • 00:17:42
    Industri kosmetik dan perawatan kulit di Korea sangat besar,
  • 00:17:46
    dengan iklan sering menampilkan selebriti dengan penampilan yang sempurna.
  • 00:17:50
    Merek-merek makeup memasarkan produk mereka kepada konsumen muda,
  • 00:17:53
    menggunakan model yang mewujudkan epitome of beauty,
  • 00:17:57
    namun foto-foto tersebut seringkali diedit untuk membuat mata lebih lebar dan wajah lebih pucat.
  • 00:18:03
    Atau beberapa model yang mendapatkan kecantikannya bukan dengan produk tersebut, tapi tetap memasarkannya.
  • 00:18:08
    Dan ini mempromosikan gagasan bahwa kecantikan yang sudah mereka tentukan dapat dicapai melalui penggunaan produk tertentu.
  • 00:18:16
    Tekanan budaya untuk mematuhi standar kecantikan ini telah menyebabkan beberapa dampak negatif,
  • 00:18:22
    termasuk prevalensi gangguan makan dan klinik operasi plastik di Korea.
  • 00:18:26
    Program televisi yang berfokus pada transformasi penampilan sering kali menunjukkan perubahan dramatis
  • 00:18:32
    dan memperkuat gagasan bahwa perubahan drastis diperlukan untuk dianggap cantik.
  • 00:18:36
    Banyak orang Korea memiliki pandangan kompleks terhadap industri kecantikan dan standar kecantikan yang berlaku di negara tersebut.
  • 00:18:43
    Di satu sisi, ada kekaguman terhadap keindahan dan upaya untuk mencapai penampilan yang "sempurna" sesuai dengan standar sosial.
  • 00:18:50
    Di sisi lain, ada perasaan ketidakpuasan atau bahkan penolakan terhadap tekanan yang dirasakan untuk memenuhi standar ini.
  • 00:19:37
    Tekanan sosial di Korea Selatan sering kali berpusat pada pencapaian citra "sempurna" yang dianggap penting untuk berbagai aspek kehidupan,
  • 00:19:45
    termasuk masuk perguruan tinggi, memasuki dunia kerja, dan menemukan pasangan pernikahan.
  • 00:19:50
    Standar kecantikan yang tinggi dan seringkali tidak realistis ini dapat menyebabkan stres dan kecemasan bagi banyak orang,
  • 00:19:56
    terutama kaum muda, yang merasa harus memenuhi ekspektasi tersebut untuk berhasil dalam masyarakat.
  • 00:20:02
    Korea Selatan sering dijuluki sebagai "ibukota operasi plastik dunia,"
  • 00:20:05
    dengan jumlah dokter bedah kosmetik per kapita tertinggi dibandingkan tempat lain di planet ini,
  • 00:20:10
    mengalahkan AS dan Brasil untuk posisi teratas.
  • 00:20:14
    Perkiraan oleh Expert Market Research menempatkan nilai pasarnya sebesar $1,95 miliar selama 2018-2022.
  • 00:20:22
    Menurut survei Statista pada tahun 2020,
  • 00:20:36
    Lonjakan operasi plastik, terutama di kalangan remaja,
  • 00:20:39
    dihighlight dalam investigasi The Atlantic tentang budaya operasi plastik di wilayah ini.
  • 00:20:43
    Fenomena "operasi plastik" menjadi ciri khas grup idola pop Korea yang telah menciptakan gelombang di dalam negeri dan internasional.
  • 00:20:50
    Banyak idola dibentuk sejak usia muda untuk menjadi bintang, dan demi mencapai standar kecantikan tertentu,
  • 00:20:56
    banyak di antara mereka yang menjalani operasi plastik.
  • 00:20:59
    Budaya sosial dan dunia kerja juga berperan penting,
  • 00:21:02
    di mana standar kecantikan Barat seperti double eyelid dan rahang berbentuk V yang tajam
  • 00:21:07
    telah mempengaruhi keluarga untuk menghadiahkan operasi plastik sebagai hadiah kelulusan,
  • 00:21:12
    dan perusahaan-perusahaan yang mengharuskan foto wajah dalam paket aplikasi kerja.
  • 00:21:16
    Namun, melakukan operasi plastik tidak memperbaiki perasaan tidak aman
  • 00:21:20
    atau “insecure” secara internal atau menyelesaikan masalah apa pun.
  • 00:21:23
    Tapi hanya menambahkan topeng yang memberikan rasa nyaman dan kepercayaan diri yang palsu.
  • 00:21:28
    Banyak perusahaan kosmetik menghasilkan pendapatan dari ketidakamanan orang lain
  • 00:21:32
    dan prevalensi media mencoba menjual kepada kita versi kecantikan yang sangat idealis yang sebenarnya tidak benar-benar ada.
  • 00:21:40
    Orang yang jauh dari standar kecantikan ideal yang ada disana menghadapi stigma dan diskriminasi dalam berbagai aspek kehidupan,
  • 00:21:46
    termasuk di tempat kerja, di sekolah dan bahkan di kehidupan sosial.
  • 00:21:50
    Bukan pertanyaan lagi kenapa manhwa Lookism yang mempromosikan mengenai diskriminasi terhadap kecantikan ini berasal dari Korea Selatan
  • 00:21:57
    dan merupakan bentuk kritik sosial terhadap situasi sosial yang ada disana.
  • 00:22:01
    Pandangan sosial yang terobsesi terhadap kecantikan fisik ini dapat mempengaruhi harga diri
  • 00:22:06
    dan citra diri orang yang merasa tidak memenuhi standar tersebut.
  • 00:22:09
    Mereka merasa tidak pantas,
  • 00:22:11
    merasa sudah melakukan sesuatu yang sangat buruk.
  • 00:22:13
    Dan bahkan parahnya lagi, mereka merasa tidak pantas untuk dicintai.
  • 00:22:24
    adalah salah satu yang pernah menggambarkan masalah psikologis ini dalam karyanya
  • 00:22:29
    yang menggambarkan transformasi dari ketidakpastian diri menuju penerimaan diri.
  • 00:22:33
    Cerita ini bermula ketika seekor anak itik yang baru menetas dianggap jelek oleh teman-temannya di pertanian.
  • 00:22:38
    Dia diolok-olok, ditolak, dan diasingkan karena penampilannya yang berbeda,
  • 00:22:42
    yang menyebabkan dia merasa tidak berharga dan terisolasi.
  • 00:22:46
    Dalam perjalanannya, anak itik ini menghadapi berbagai tantangan dan pengalaman yang menyakitkan.
  • 00:22:50
    Dia berusaha mencari tempat di mana dia bisa diterima dan dihargai, namun terus-menerus menghadapi penolakan.
  • 00:22:56
    Ini menggambarkan dengan akurat bagaimana standar sosial atas kecantikan berpengaruh terhadap kesehatan internal seseorang,
  • 00:23:01
    memengaruhi bagaimana dia memandang dirinya sendiri dan orang lain.
  • 00:23:04
    Individu yang tidak memenuhi standar kecantikan tidak dihargai dan diterima dan individu yang menarik mengalami tekanan
  • 00:23:10
    untuk mempertahankan penampilan mereka agar terus dihargai atau diterima dalam masyarakat.
  • 00:23:15
    Lookism dapat menyebabkan individu menginternalisasi standar kecantikan yang tidak realistis, menyebabkan persepsi diri yang negatif.
  • 00:23:23
    Mereka mungkin terobsesi dengan penampilan fisik mereka dan merasa tidak cukup baik,
  • 00:23:27
    yang dapat mengarah pada gangguan citra tubuh dan harga diri yang rendah dan ini dapat menyebabkan masalah psikologis yang lebih parah,
  • 00:23:35
    termasuk depresi, kecemasan, dan gangguan makan.
  • 00:23:38
    Bahkan, salah satu studi yang mencoba menemukan alasan tingginya bunuh diri di Korea Selatan
  • 00:23:43
    menyatakan bahwa ketidakpuasan tubuh menjadi salah satunya.
  • 00:23:46
    Ketidakpuasan mencakup hal-hal seperti berat badan, fitur wajah, dan warna kulit.
  • 00:23:51
    Individu yang tidak memenuhi standar kecantikan konvensional,
  • 00:23:54
    seperti mereka yang memiliki berat badan lebih, fitur wajah yang tidak simetris, atau warna kulit yang berbeda,
  • 00:23:59
    sering menghadapi diskriminasi terhadap penampilan mereka.
  • 00:24:02
    Diskriminasi inilah yang bertanggung jawab dalam memperburuk perasaan tidak aman dan memperdalam masalah kesehatan mental.
  • 00:24:08
    Dan yang lebih parah dari ini adalah ketika pandangan fisik dijadikan dasar untuk mencintai seseorang.
  • 00:24:13
    Individu yang merasa tidak mencapai standar kecantikan tertentu akan merasa dirinya susah atau bahkan tidak akan pernah dicintai.
  • 00:24:20
    Dikarenakan diri tidak bisa lagi melihat diluar standar sosial akan kecantikan,
  • 00:24:23
    individu yang walaupun awalnya peduli terhdap kebaikan akhirnya melihat kecantikan sebagai aspek yang lebih penting
  • 00:24:30
    dan berfokus menekan diri untuk mencapai standar tersebut agar bisa dicintai.
  • 00:24:43
    Sangat menyedihkan melihat bagaimana cinta dikatikan dengan kecantikan fisik
  • 00:24:47
    dari tekanan sosial menciptakan tekanan tidak sehat pada individu untuk terus-menerus berusaha memenuhi standar kecantikan
  • 00:24:54
    yang seringkali tidak realistis dan berubah-ubah.
  • 00:24:57
    Dikarenakan apa yang kita anggap sebagai “cantik” sering kali dibentuk oleh lingkungan sosial dan budaya kita dan bukan suatu esensi yang universal,
  • 00:25:05
    melainkan hanyalah sebuah konstruksi sosial.
  • 00:25:14
    Perkembangan standar kecantikan sepanjang sejarah menunjukkan bahwa konsep kecantikan tidaklah statis,
  • 00:25:20
    melainkan selalu berubah dan dipengaruhi oleh berbagai faktor.
  • 00:25:23
    Di zaman kuno, kecantikan seringkali dikaitkan dengan kebaikan moral dan keharmonisan.
  • 00:25:28
    Dalam budaya Yunani kuno, misalnya,
  • 00:25:30
    proporsi tubuh yang ideal dan keseimbangan estetika dianggap sebagai cerminan dari kualitas moral seseorang.
  • 00:25:36
    Hal ini dapat dilihat dari karya-karya seni dan patung yang menampilkan tubuh manusia dalam proporsi yang harmonis dan seimbang.
  • 00:25:43
    Di abad pertengahan, standar kecantikan bergeser sesuai dengan nilai-nilai agama yang dominan.
  • 00:25:47
    Kesucian dan kerendahan hati dihargai lebih dari keindahan fisik.
  • 00:25:50
    Ini terlihat dari cara wanita menutupi tubuh mereka dan menghiasi diri dengan cara yang sederhana, menunjukkan kepatuhan dan kesalehan mereka.
  • 00:25:58
    Era Renaissance menandai kembalinya apresiasi terhadap tubuh manusia dan proporsi ideal.
  • 00:26:02
    Seni dan sastra Renaissance menampilkan keindahan fisik sebagai hal yang dihargai dan dipuji.
  • 00:26:07
    Di Eropa abad ke-18 dan ke-19, kecantikan seringkali dikaitkan dengan kelas sosial dan kekayaan.
  • 00:26:12
    Standar seperti kulit pucat dan bentuk tubuh yang melengkung dianggap menarik karena menunjukkan status sosial yang lebih tinggi.
  • 00:26:19
    Di abad ke-20, terjadi pergeseran besar dalam standar kecantikan,
  • 00:26:23
    sebagian besar karena pengaruh media dan industri hiburan.
  • 00:26:26
    Kecantikan mulai dikomodifikasi, dengan standar yang semakin seragam dan dipengaruhi oleh tren mode, iklan, dan film.
  • 00:26:33
    Hal ini menciptakan tekanan sosial untuk menyesuaikan diri dengan citra kecantikan yang ideal, seringkali di luar jangkauan banyak orang.
  • 00:26:39
    Perubahan standar kecantikan ini menunjukkan bahwa apa yang dianggap 'cantik' dapat sangat dipengaruhi oleh konteks sosial dan sejarah.
  • 00:26:46
    Dan ini harusnya membuat kita bertanya dengan lebih dalam
  • 00:26:49
    tentang legitimasi mengaitkan nilai moral atau sosial dengan sesuatu yang begitu berubah-ubah dan relatif.
  • 00:26:54
    Dan juga pandangan bahwa kita harus mengikuti standar sosial yang berubah-ubah ini berakar pada adaptasi visual kita
  • 00:27:02
    yang kita kembangkan selama masa evolusi untuk tetap bertahan hidup.
  • 00:27:05
    Salah satu pencapaian terbesar kita sebagai Homo Sapiens adalah berkumpul dalam kelompok dan komunitas besar.
  • 00:27:11
    Namun, prospek tidak cocok atau ditolak dalam kelompok dan komunitas besar
  • 00:27:15
    tidak hanya berarti tidak ada reproduksi seksual tetapi juga berpotensi kematian.
  • 00:27:21
    Itulah mengapa kita mengembangkan mekanisme sosial untuk memiliki hubungan yang langgeng.
  • 00:27:25
    Seperti sensitivitas kita terhadap konformitas kelompok dan umpan balik dari orang lain.
  • 00:27:30
    Ini yang mengembangkan adaptasi visual kita,
  • 00:27:33
    keinginan untuk konformitas dan bersama orang lain yang meningkatkan kebutuhan untuk tetap bersama orang lain.
  • 00:27:38
    Adaptasi visual merujuk pada kemampuan sistem visual
  • 00:27:42
    untuk menyesuaikan sensitivitas dan responsivitasnya terhadap berbagai tingkat rangsangan dan kondisi lingkungan.
  • 00:27:48
    Semakin banyak kita melihat dan mendengar sesuatu, sensitivitas kita terhadap rangsangan tersebut berubah.
  • 00:27:54
    Paparan terus-menerus terhadap tubuh dan wajah yang sempurna membentuk pandangan kita untuk
  • 00:27:58
    untuk mempersepsikannya sebagai "normal"
  • 00:28:00
    dan diri kita sendiri yang mungkin tidak mencapai standar sosial tersebut dianggap sebagai "tidak normal".
  • 00:28:07
    Dari kedua poin ini saja kita sudah dapat melihat bahwa pengejaran terhadap standar kecantikan yang sempit dan tidak realistis ini
  • 00:28:12
    bukanlah hal yang sehat atau bermanfaat untuk dikejar.
  • 00:28:15
    Obsesi terhadap penampilan luar yang tidak bermakna dan terus berubah-ubah
  • 00:28:19
    bukan hanya membuat kita nampak bodoh tapi juga dapat menyebabkan berbagai masalah psikologis yang sudah kita bahas sebelumnya.
  • 00:28:26
    Kecantikan sejati, kecantikan sebenarnya bukanlah tentang fisik yang berada di luar,
  • 00:28:30
    tapi dari dalam, bagaimana kita memperlakukan orang lain, bagaimana kita berkontribusi pada masyarakat,
  • 00:28:35
    dan bagaimana kita menjalani hidup kita dengan tujuan dan makna.
  • 00:28:39
    Seharusnya, kita mengarahkan fokus kita pada pengembangan kualitas internal yang lebih bermakna dan abadi.
  • 00:28:44
    Kebaikan, integritas, empati, dan kecerdasan adalah aspek diri yang jauh lebih penting dan berharga daripada penampilan fisik semata.
  • 00:28:51
    Kualitas-kualitas ini membentuk inti dari siapa kita sebagai manusia
  • 00:28:55
    dan memiliki dampak yang lebih besar pada bagaimana kita berinteraksi dengan dunia di sekitar kita.
  • 00:29:00
    Dengan mengalihkan perhatian dari pengejaran standar kecantikan eksternal yang sempit menuju pertumbuhan dan pengembangan internal,
  • 00:29:07
    kita dapat membangun rasa harga diri yang lebih sehat dan memupuk kehidupan yang lebih memuaskan dan berarti.
  • 00:29:13
    Dengan mencoba untuk memulai perubahan ini dari individu dari diri sendiri
  • 00:29:18
    mungkin kita bisa membuat perubahan yang lebih besar,
  • 00:29:21
    perubahan pada persepsi masyarakat,
  • 00:29:23
    bahwa kecantikan bukan berarti kebaikan dan yang harus kita tuju adalah kebaikan itu sendiri.
  • 00:29:34
    Kita, sebagai masyarakat, haruslah bisa berhenti menilai seseorang berdasarkan fisik dan keadaan eksternalnya
  • 00:29:41
    dengan perbandingan standar kecantikan yang berubah-ubah tergantung pada persepsi sosial pada saat itu.
  • 00:29:46
    Kita, sebagai masyarakat, haruslah bisa membedakan apa itu kecantikan dan apa itu kebaikan dan jangan pernah menjadikan keduanya sinonim.
  • 00:29:54
    Kita, sebagai masyarakat, haruslah bisa memberikan nilai yang lebih tinggi terhadap seseorang yang memiliki nilai moral yang baik
  • 00:30:00
    dibandingkan dengan orang yang cuma sekedar berparas cantik.
  • 00:30:03
    Jangan salah paham disini, kita memang harus menjaga kesehatan kita.
  • 00:30:07
    Kita haruslah olahraga, menjaga nutrisi yang ktia masukkan dalam tubuh dan tidur yang cukup sehat untuk menjaga penampilan kita secara sehat,
  • 00:30:14
    bukan dikarenakan tekanan dari standar sosial yang tidak bisa dicapai.
  • 00:30:18
    Dan jangan sampai terobsesi terhadap hal itu.
  • 00:30:20
    Menjaga diri dan peduli terhadap diri berbeda dengan mengejar standar kecantikan sosial yang sudah dikonstruksi sedemikian rupa
  • 00:30:27
    agar membuat diri kita merasa tidak aman dengan diri sendiri.
  • 00:30:31
    Tetaplah ingat bahwa kecantikan yang sebenarnya berasal dari dalam diri bukan dari luar.
  • 00:30:36
    Dan ini bukan sekedar bentuk romantisisme atau
  • 00:30:39
    pandangan naif mengenai hal ini.
  • 00:30:41
    Tapi ini yang seharusnya kita capai
  • 00:30:43
    ini yang seharusnya menjadi tujuan kita sebagai masyarakat
  • 00:30:47
    untuk memandang seseorang dengan niai-nilai internal yang mereka miliki
  • 00:30:51
    bukan hanya tampang eksternal yang kita bandingkan dengan standar sosial yang tidak bisa dicapai
  • 00:30:57
    Seperti yang ditulis oleh Kahlil Gibran
Tags
  • diskriminasi
  • lookism
  • penampilan fisik
  • moralitas
  • halo effect
  • kecantikan
  • psikologi
  • sosial
  • media
  • empati