HULA KETA: Bukan Maluku Tanpa Sagu

00:28:13
https://www.youtube.com/watch?v=QNZKCV4inCU

Résumé

TLDRThe video delves into the historical and cultural significance of sago as a staple in the diet of the people in Maluku, particularly highlighting the islands of Tidore and Ternate. It traces the arrival of Chinese traders in the 13th century and their role in the spice trade, particularly cloves, which later attracted European colonizers like the Portuguese, Spanish, and Dutch. Sago, derived from sago palm trees, is described as a primary food resource for sustaining local populations. It further details the processes of sago production and its cultural importance, including the ritualistic introduction of sago to infants, known as 'tusuk lojo.' The video also mentions the adaptation and influence of Europeans who integrated local customs during their colonial presence, leaving a culinary and linguistic legacy. Despite modern influences, sago remains central to the identity and survival of Tidore's and Ternate's people.

A retenir

  • 🌿 Sago is a staple food in Tidore and Ternate.
  • 📜 Chinese traders engaged in spice trade in the 13th century.
  • 🇪🇺 Europeans were attracted to Maluku for its cloves.
  • 🏰 The Portuguese, Spanish, and Dutch colonized areas partly for spices.
  • 🌴 Sago palms provide essential sustenance to the local community.
  • 🪔 'Tusuk lojo' is a traditional ritual to introduce sago to children.
  • 🍞 "Porno," a term from Portuguese, is used to describe ovens.
  • 🎭 Sago production involves both tradition and local economic activity.
  • 🔄 Europeans adapted to local cultures and influenced language.
  • 🏝️ Sago remains integral to the cultural identity of Maluku.

Chronologie

  • 00:00:00 - 00:05:00

    The main staple food for the Maluku people, especially in areas like Tidore and Ternate, is sago. From a young age, children are introduced to sago until they can eat solid food. Historically, the Chinese and later Europeans came to Maluku for its valuable spices, creating a strong economic interest in the region. This led to colonial interests, evidenced by Portuguese, Spanish, and other European nations seeking control.

  • 00:05:00 - 00:10:00

    Colonial settlers depended on local resources, especially sago. Sago played a crucial role in their survival, with its origins traced back to Papua and spread throughout Maluku. Known for its versatility, sago's uses range from food to construction materials. Various types of sago exist, each with unique preparation methods, reflecting cultural adaptations and resourcefulness among the local populations.

  • 00:10:00 - 00:15:00

    The preparation and naming of sago dishes often reflect external influences, such as the term 'porno' derived from Portuguese for oven. Sago production is central to economic life, with communities variably producing up to 1000 pieces weekly for local markets. The traditions linked to sago demonstrate a blend of indigenous practices and external cultural influences due to historical trade and colonial interactions.

  • 00:15:00 - 00:20:00

    Tidore's influence extends beyond political reach to cultural and economic spheres, fostering regional unity and cultural exchanges through sago. Various regions contributed to sago production with distinctive methods and tools like molds. This integration mirrors historical alliances and shared cultural identity across different territories under Tidore's historical influence.

  • 00:20:00 - 00:28:13

    Cultural rituals surrounding sago, such as those performed for young children, illustrate its significance beyond sustenance to cultural identity. Studies in Tidore reveal an intricate blend of indigenous and European influences lingering today, as seen in language and social customs. Despite modern food diversity, sago remains a dietary staple, emphasizing not only its nutritional significance but also cultural resilience.

Afficher plus

Carte mentale

Vidéo Q&R

  • What is the staple food in Tidore and Ternate?

    Sago is the staple food in Tidore and Ternate.

  • Who visited North Maluku in the 13th century?

    Many Chinese people visited North Maluku in the 13th century.

  • Why were Europeans interested in Tidore?

    Europeans were interested in Tidore because of its cloves.

  • What did Antonio Calpao mention about Tidore?

    Antonio Calpao mentioned sago as a delicious food eaten in Tidore.

  • What is the significance of "porno"?

    "Porno" is a local term for oven, derived from the Portuguese language.

  • How did Europeans adapt to local culture in the archipelago?

    They adopted local languages and adapted, using terms from their own languages for unfamiliar concepts.

  • What does the ritual "tusuk lojo" involve?

    It involves introducing food to children, symbolically poking small pieces of food into their throats.

  • Why is sago culturally important in Tidore?

    Sago is a staple food and central to local traditions and rituals.

  • How often is sago produced in Tidore?

    Original sago production occurs 4-6 times a month, while more frequent production is for other varieties.

  • What historical period does the video discuss?

    The video discusses historical events from the 13th to the 18th century.

Voir plus de résumés vidéo

Accédez instantanément à des résumés vidéo gratuits sur YouTube grâce à l'IA !
Sous-titres
id
Défilement automatique:
  • 00:00:13
    [Musik]
  • 00:00:34
    bahwa kita dari masa di buayan masih
  • 00:00:38
    umur 6 bulan sudah dikasih makan sagu
  • 00:00:42
    itu kasih makan sagu itu sampai kita
  • 00:00:45
    bisa makan makanan keras bisa bubur
  • 00:00:49
    saya ketika masih kecil kita makan nasi
  • 00:00:51
    ini nanti hari Jumat lalu di bulan
  • 00:00:54
    Ramadhan itu nanti sahur saja makan
  • 00:00:56
    sahur dengan nasi nasi pun terbatas
  • 00:01:00
    jadi Makanan pokok orang Maluku terutama
  • 00:01:03
    Tidore Ternate dan pulau-pulauan motif
  • 00:01:05
    itu adalah
  • 00:01:21
    [Musik]
  • 00:01:22
    [Tepuk tangan]
  • 00:01:44
    [Musik]
  • 00:02:05
    [Musik]
  • 00:02:16
    di abad 13 banyak orang-orang Cina itu
  • 00:02:19
    yang datang ke Maluku Utara entah itu
  • 00:02:22
    Ternate maupun Tidore Mereka banyak
  • 00:02:24
    mengangkut cengkeh rempah-rempah yang
  • 00:02:28
    pada waktu itu orang-orang Maluku Utara
  • 00:02:31
    tidak tahu bahwa itu adalah komoditas
  • 00:02:34
    penting mereka baru tahu itu penting
  • 00:02:38
    ketika orang Eropa banyak membutuhkannya
  • 00:02:41
    dan itu laku di pasaran Asia
  • 00:02:54
    Tidore menjadi magnet luar biasa bagi
  • 00:02:57
    orang-orang Eropa yang datang dan
  • 00:03:00
    cengkeh ini yang membuat mereka Kenapa
  • 00:03:03
    orang Portugal Spanyol Belanda Inggris
  • 00:03:07
    singgah di Tidore
  • 00:03:14
    riwayat pelayanan pertama
  • 00:03:18
    yang mewakili Raja Spanyol itu
  • 00:03:21
    sebenarnya keinginan magalai sendiri
  • 00:03:24
    untuk menemukan kepulauan rempah-rempah
  • 00:03:30
    dengan biaya support dari Raja Spanyol
  • 00:03:34
    makalah membuat perjalanan Spanyol ke
  • 00:03:38
    barat hingga kemudian menemukan Maluku
  • 00:03:44
    Sebastian elcano itu adalah pengganti
  • 00:03:47
    dari Fernando yang ketika ingin ke
  • 00:03:52
    Maluku dia terbunuh di Filipina
  • 00:03:58
    sehingga banyak orang Spanyol yang
  • 00:04:01
    kemudian bermukim di Tidore dalam
  • 00:04:05
    beberapa waktu
  • 00:04:08
    rempah-rempah di abad ke-16 permintaan
  • 00:04:12
    dari orang Eropa terutama dari lisben
  • 00:04:14
    itu menurun karena perahu yang memuat
  • 00:04:18
    rempah-rempah dari Maluku itu tidak
  • 00:04:21
    sampai ke Goa sudah habis dan orang
  • 00:04:25
    Portugis untung sangat banyak
  • 00:04:30
    dan cengkeh ini yang membuat mereka
  • 00:04:32
    kemudian berpikir untuk singgah dan
  • 00:04:35
    membuat benteng
  • 00:04:46
    jika kita melihat sejarah kolonialisme
  • 00:04:49
    Eropa di berbagai belahan dunia manapun
  • 00:04:52
    terutama di Maluku Utara dan juga Tidore
  • 00:04:55
    kita bisa melihat kehidupan mereka
  • 00:04:57
    sehari-hari ketika mereka berada di
  • 00:05:01
    benteng dan pasokan makanan utama ke
  • 00:05:05
    Benteng itu bukan mereka memproduksi
  • 00:05:07
    sendiri mereka sangat membutuhkan
  • 00:05:10
    support dari orang-orang lokal setempat
  • 00:05:13
    dan makanan itu tentu saja adalah sagu
  • 00:05:30
    ini berasal dari Papua yang ditanam oleh
  • 00:05:33
    cerita legenda itu seorang yang tubuhnya
  • 00:05:36
    3 meter Tinggi 3 meter lebar bahu
  • 00:05:40
    1,75 nama cekel bekas Kaki masih ada di
  • 00:05:45
    belakang lele
  • 00:05:47
    yang menanam pohon sagu dari Papua
  • 00:05:50
    sampai dengan pulau-pulau Halmahera
  • 00:05:54
    manfaat dari pohon sagu selain isinya
  • 00:05:58
    batangnya dibuat makanan pokok tepungnya
  • 00:06:00
    sagu kemudian daun juga
  • 00:06:03
    membuat rumah daun rumbia batangnya itu
  • 00:06:07
    kemudian menjadi lantai dibuat lantai
  • 00:06:10
    seperti itu namanya doko rata-rata dulu
  • 00:06:13
    menggunakan kue itu dari tepung sagus
  • 00:06:16
    sama tepung singkong tanpa mengenal
  • 00:06:19
    belum ada tepung terigu
  • 00:06:27
    catatan tentang
  • 00:06:29
    tumbuhan ini yang pertama lebih banyak
  • 00:06:32
    sagu Aren jadi sagu Sebenarnya
  • 00:06:35
    macam-macam ada sagu yang disebut sagu
  • 00:06:37
    itu mungkin artinya adalah padi kalau
  • 00:06:40
    sagu rumbia kita harus membuat
  • 00:06:42
    saripatinya dulu dan itu perlu paling
  • 00:06:44
    tidak 5 hari untuk proses menjadi
  • 00:06:46
    padinya jadi perlu
  • 00:06:49
    ditebang dibelah direndam kemudian
  • 00:06:53
    diparut kemudian setelah itu di
  • 00:06:57
    diamkan di rendaman dan rendaman sisa
  • 00:07:01
    rendaman itulah yang menjadi padi sagu
  • 00:07:03
    rumbia sementara ini
  • 00:07:05
    gula singkong ini bola kasti ini atau di
  • 00:07:09
    sini sebutnya gula Dose hanya memerlukan
  • 00:07:13
    kita cabut dari Kebon kemudian kita
  • 00:07:15
    bersihkan kita kupas kita parut kita
  • 00:07:19
    peras nanti baru itu dicetak langsung
  • 00:07:37
    [Musik]
  • 00:07:44
    lanjut sebut sagu lempeng karena
  • 00:07:46
    bentuknya lempengan kemudian ini disebut
  • 00:07:49
    sabu bakar karena pornonya atau
  • 00:07:51
    cetakannya itu dibakar mereka disebut
  • 00:07:54
    sagu panggang juga karena ini setelah
  • 00:07:56
    dicetak mereka panggang di parah-parah
  • 00:07:59
    gula singkong ini gula kasbi ini disebut
  • 00:08:03
    jagung itu mungkin artinya adalah padi
  • 00:08:05
    Karena kasbi itu adalah hal yang
  • 00:08:07
    diperkenalkan dari Amerika Jadi
  • 00:08:09
    kemungkinan setelah abad-abad 17 akhir
  • 00:08:13
    atau 18 baru muncul ini sebelumnya ya
  • 00:08:17
    kita tahu sendiri bahwa di nusantara aku
  • 00:08:20
    tuh Mang atau sagu rumbia
  • 00:08:45
    sagu bahasa sekami disebut hula
  • 00:08:48
    kebetulan Kampung ini namanya Kelurahan
  • 00:08:52
    Jaya jadi brandnya itu hulajahi satu
  • 00:08:56
    kali produksi itu sekitar
  • 00:08:59
    400-500 lempeng itu untuk penuhi
  • 00:09:02
    kebutuhan hidup satu minggu itu satu
  • 00:09:04
    kali produksi
  • 00:09:10
    sagu ini sendiri merupakan mata
  • 00:09:13
    pencaharian hampir 90% masyarakat Toraja
  • 00:09:16
    ini memproduksi sagu ini untuk memenuhi
  • 00:09:20
    kebutuhan hidup sehari-hari kalau setiap
  • 00:09:23
    minggu bahwa di pasar
  • 00:09:25
    dijual di Pasar room ke sosial dan ke
  • 00:09:30
    Ternate
  • 00:09:34
    mau bawa 500 atau mau bawa 1000 lempeng
  • 00:09:37
    tetap saja habis karena
  • 00:09:39
    sagu ini sudah merupakan satu kebutuhan
  • 00:09:43
    terutama kami masyarakat
  • 00:09:46
    Maluku Utara
  • 00:09:50
    kalau untuk sagu yang original
  • 00:09:53
    produksinya
  • 00:09:54
    4-6 kali sebulan tetap untuk sakurasnya
  • 00:09:58
    sendiri satu bulan dua kali
  • 00:10:06
    cara prinsip sebenarnya kalau sagu rasa
  • 00:10:09
    lebih ke komoditas karena diperuntukkan
  • 00:10:11
    untuk konsumsi yang di luar kebiasaan
  • 00:10:13
    sehari-hari sebelum ada
  • 00:10:16
    tapi kalau untuk makna sebagai
  • 00:10:18
    dan sagu merah lebih ke makanan Stable
  • 00:10:23
    ya istilahnya makan keseharian mereka
  • 00:10:25
    yang utama
  • 00:10:42
    cara mereka mengolah sagu itu dengan
  • 00:10:45
    menggunakan cetakan cetakan itu oleh
  • 00:10:47
    masyarakat lokal disebut sebagai kita
  • 00:10:53
    menariknya ketika kemudian kita dibawa
  • 00:10:57
    ke pasar diperjualbelikan mereka
  • 00:10:59
    mengistilahkan dengan istilah porno dan
  • 00:11:03
    porno diserap dari kosakata Portugis
  • 00:11:06
    yang berarti tungku atau oven
  • 00:11:34
    [Musik]
  • 00:11:37
    lihat kalau di sini pokoknya nama saja
  • 00:11:40
    orang tidur itu selera tinggi itu sagu
  • 00:11:43
    tapi untuk orang Maret tidak ada
  • 00:11:45
    pencetak sagu itu nanti beli di pasar
  • 00:11:54
    bahan bakunya kalau untuk tanah saja
  • 00:11:57
    diambil dari pulau Mare
  • 00:12:00
    ambil tanahnya itu tuh bapak atau anak
  • 00:12:04
    laki-laki Jadi kalau tanah itu dibawa
  • 00:12:07
    dari bapak itu dari gunung Ibu
  • 00:12:09
    memilah-milah buka batunya buka pasirnya
  • 00:12:13
    tinggal tanah daging tanahnya yang untuk
  • 00:12:16
    kita itu saja untuk manual pakai tangan
  • 00:12:20
    kalau batunya diambil dari pulau Ternate
  • 00:12:23
    yaitu di sulamadaha Terus yang pasir
  • 00:12:27
    yang finishingnya tanah merah itu
  • 00:12:30
    diambil dari Kecamatan Oba
  • 00:12:37
    beli makanan untuk pulang ya sebagiannya
  • 00:12:41
    ditabung karena anak-anak sekolah jadi
  • 00:12:44
    kalau orang Marinir rata-ratanya anak
  • 00:12:46
    sekolah itu penghasilannya dari kita
  • 00:12:49
    semua cuma pengrajin ini nih perempuan
  • 00:12:52
    saja
  • 00:13:09
    di Tidore khususnya kan di sana ada
  • 00:13:12
    pencetak sagu jadi pesanannya banyak
  • 00:13:15
    ada yang pesan sampai 10 pasang ada
  • 00:13:19
    sampai 20 pasang kalau bersisi
  • 00:13:23
    Halmahera Selatan yang paling laris itu
  • 00:13:26
    porno yang mata lima Terus yang paling
  • 00:13:29
    laris di Tidore matanya 10 itu karena
  • 00:13:32
    sabu jahenya terkenal
  • 00:13:34
    [Musik]
  • 00:13:48
    atau kita ini tidak ada cetakan
  • 00:13:51
    kita buat itu sesuai selera kita karena
  • 00:13:55
    setiap Kampung Itu pesanan matanya
  • 00:13:58
    berbeda-beda
  • 00:14:03
    jadi itu ya Mereka bilang dari imajinasi
  • 00:14:06
    lah
  • 00:14:10
    [Musik]
  • 00:14:25
    [Musik]
  • 00:14:40
    [Musik]
  • 00:14:47
    [Musik]
  • 00:14:53
    [Musik]
  • 00:15:00
    [Musik]
  • 00:15:08
    lingkup pengaruh dari tidur ini tidak
  • 00:15:11
    terbatas di Pulau Tidore saja tetapi ada
  • 00:15:16
    pulau-pulau lain yang bukan hanya
  • 00:15:18
    menjadi fase dari Tidore tetapi juga ada
  • 00:15:22
    yang menjadi Mitra dari tidur itu
  • 00:15:25
    sendiri
  • 00:15:27
    lingkup pengaruh ini bukan hanya
  • 00:15:30
    persoalan spasial atau politik Tetapi
  • 00:15:33
    lebih jauh kepada koneksi ekonomi dan
  • 00:15:37
    juga kebudayaan
  • 00:15:43
    bahwa Sultan Tidore pada waktu itu juga
  • 00:15:46
    punya visi kesejahteraan bersama artinya
  • 00:15:50
    memang produksi sagu lempeng itu ada di
  • 00:15:55
    Tidore tetapi cetakan dari sagu lempeng
  • 00:16:00
    tidak diproduksi di Pulau Tidore tetapi
  • 00:16:03
    ada di pulau lain yaitu pulau mareh dan
  • 00:16:07
    menariknya bahan baku dari cetakan bahan
  • 00:16:12
    baku dari sagu lempeng bukan hanya
  • 00:16:16
    berasal dari daerah itu tetapi juga ada
  • 00:16:20
    dari daerah Halmahera Makian baca dan
  • 00:16:24
    lain sebagainya
  • 00:16:28
    [Tepuk tangan]
  • 00:16:38
    jadi saat itu ketika di dalam sejarah
  • 00:16:42
    yang dikenal motif perbon persekutuan
  • 00:16:45
    multi itu itu kemudian menyatukan empat
  • 00:16:49
    kesultanan kerajaan ini menjadi satu
  • 00:16:51
    negara besar tapi dibagi tugas
  • 00:16:54
    Ternate urusan pemerintahan dengan
  • 00:16:56
    istilah alam makolano Tidore pertahanan
  • 00:17:00
    keamanan dengan istilah
  • 00:17:21
    mereka mengakibatkan adanya transfer
  • 00:17:25
    pengetahuan tidak salah jika kemudian
  • 00:17:27
    pada satu pihak di Tidore misalnya ada
  • 00:17:32
    kue sagu ada olahan sagu tetapi di
  • 00:17:36
    daerah lain di lingkup pengaruh dari
  • 00:17:40
    Tidore juga punya kebudayaan
  • 00:17:43
    sagu yang sama
  • 00:17:49
    porno itulah menjadikan identitas ikonik
  • 00:17:53
    karena itu digunakan untuk mencetak
  • 00:17:54
    sakunya Karena itu adalah istilah dari
  • 00:17:57
    Portugis konon itu menjadi sebuah
  • 00:18:00
    identitas yang juga kosmopolit atau
  • 00:18:03
    dalam artian sekarang bisa dijual
  • 00:18:05
    internasional
  • 00:18:17
    [Musik]
  • 00:18:33
    [Musik]
  • 00:18:50
    Antonio calpao dia menyebutkan bahwa
  • 00:18:52
    ketika singgah di Tidore ketika berkuasa
  • 00:18:56
    di Ternate Mereka melihat sagu adalah
  • 00:18:59
    makanan yang enak dan mereka mengolah
  • 00:19:02
    roti sagu atau sagu lempeng dan mereka
  • 00:19:05
    mengkonsumsinya karena kehabisan tadi
  • 00:19:08
    roti tidak ada lagi gandum abknya turun
  • 00:19:11
    mengajak penduduk detektif itu kan
  • 00:19:14
    mereka
  • 00:19:20
    kemudian
  • 00:19:21
    ras airnya setelah itu dibakar di porno
  • 00:19:26
    jadi rotinya orang Spanyol
  • 00:19:30
    mereka bertahan hidup sampai 1660
  • 00:19:36
    lalu artinya senang juga kan pertumbuhan
  • 00:19:39
    ekonomi yang bagus jadi Sultan saja
  • 00:19:44
    mereka sampai angkat kaki itu
  • 00:19:45
    meninggalkan salah satu budaya ini
  • 00:19:48
    termasuk bahasa kadera jendela kursi
  • 00:19:51
    termasuk sagu
  • 00:19:54
    sebenarnya orang Portugis ketika
  • 00:19:57
    kemudian berada di nusantara lebih
  • 00:20:00
    menyesuaikan diri bukan hanya Portugis
  • 00:20:04
    sebenarnya tapi juga Spanyol dan juga
  • 00:20:06
    Belanda mereka tetap menggunakan bahasa
  • 00:20:08
    Melayu
  • 00:20:13
    hanya saja Kemudian ada beberapa
  • 00:20:16
    terminologi yang mereka tidak tahu
  • 00:20:19
    sehingga mereka menyebutkan dengan
  • 00:20:21
    kosakata mereka sendiri
  • 00:20:24
    ketika mereka mengucapkan itu
  • 00:20:26
    orang-orang lokal berusaha menirunya
  • 00:20:30
    dengan cara mereka sendiri
  • 00:20:35
    ketika ada percampuran bahasa berarti
  • 00:20:38
    ada
  • 00:20:40
    simbol percampuran budaya antara orang
  • 00:20:45
    Eropa dan juga orang lokal
  • 00:21:04
    [Musik]
  • 00:21:26
    secara antropologis mereka masih
  • 00:21:29
    mengidentifikasikan keseharian mereka
  • 00:21:31
    dengan saku Bahkan mereka punya kearifan
  • 00:21:35
    lokal dengan namanya tusuk
  • 00:21:40
    secara harfiah itu melubangi
  • 00:21:44
    lojo itu ini kerongkongan
  • 00:21:49
    ritual untuk memperkenalkan makanan
  • 00:21:52
    dunia pertama sekali dia masuk harus itu
  • 00:21:56
    ritualnya khusus jadi anak sudah di saat
  • 00:22:01
    usia sudah 44 hari wajib melakukan
  • 00:22:04
    ritual tulus
  • 00:22:09
    itu dia harus mampu menelan potongan
  • 00:22:12
    kecil popeda itu sebanyak 44 potongan
  • 00:22:17
    Nah itu ada nanti biangnya yang kemudian
  • 00:22:19
    dia suapkan itu potongan kecil-kecil
  • 00:22:23
    sebisa aku kucarilah 44 potongan agar
  • 00:22:28
    mereka mengenal sejak awal bahwa makanan
  • 00:22:31
    mereka itu salah satunya
  • 00:22:34
    selain itu juga menjadi identitas mereka
  • 00:22:37
    bahwa lemahkan kalau belum ada sagu
  • 00:22:48
    [Musik]
  • 00:23:11
    saya bilang dulu merah Sultan Nuku
  • 00:23:13
    Sampai Tuhan guru di Afrika sana di ini
  • 00:23:16
    sudah jadi bekal makanan pokok sudah
  • 00:23:18
    jadi bakal kehidupan masyarakat
  • 00:23:22
    makan nasi nanti hari Jumat pun terbatas
  • 00:23:25
    ditaruh sudah dengan piring tidak pakai
  • 00:23:28
    tanpa nasi begini ukuran ini
  • 00:23:32
    tidak perlu tambah-tambah belum ke yang
  • 00:23:35
    tambah sagu
  • 00:23:40
    bulan puasa
  • 00:23:42
    batal puasa namanya itu setelah batal
  • 00:23:46
    puasa makan malam sagu nanti sahur baru
  • 00:23:49
    makan nasi
  • 00:23:51
    saya dulu biasa pagi-pagi itu selalu
  • 00:23:54
    konsumsi sagu dengan teh di pagi hari di
  • 00:23:57
    meja makan biasanya dengan sayur apa
  • 00:24:00
    saja bagusnya juga dengan Sayur Lilin
  • 00:24:03
    juga ikan tore ikan bakar juga masih
  • 00:24:08
    ikan goreng dan sama dabu-dabu ini kan
  • 00:24:12
    hari Jumat nih Minggu saya beli lagi
  • 00:24:14
    terus Selasa saya beli lagi begitu
  • 00:24:16
    hari-hari Pasar Besar
  • 00:24:19
    kalau orang Jawa makan nasi pagi saya
  • 00:24:22
    makan sagu pagi
  • 00:24:23
    sebelum ke kantor saya sudah makan sagu
  • 00:24:26
    setiap hari sih tidak tapi selalu ada
  • 00:24:29
    untuk menikmati kue sagu ini atau roti
  • 00:24:32
    sagu ini yang paling biasa dilakukan
  • 00:24:34
    oleh orang-orang di sini adalah
  • 00:24:39
    manis baru dinikmati
  • 00:24:47
    bawa sagu di sini ditiduri khususnya di
  • 00:24:50
    Kepulauan Tidore atau di Maluku Utara
  • 00:24:52
    khususnya sangat sustain Jadi mereka
  • 00:24:55
    hampir tiap hari harus ada Meskipun
  • 00:24:58
    tidak dimakan tapi sebagaimana manusia
  • 00:25:03
    umumnya pada umumnya seperti kita ini
  • 00:25:05
    Jadi mereka juga punya variasi sendiri
  • 00:25:09
    macam-macam untuk mengisi karbohidrat
  • 00:25:12
    mereka sebagai makanan keseharian kalau
  • 00:25:14
    mereka udah bosen itu semua mereka
  • 00:25:16
    kembali ke sagu rumbia
  • 00:25:20
    masyarakat tidurnya tidak mengenal satu
  • 00:25:23
    karbo mereka sangat senang dengan ini
  • 00:25:26
    tapi tidak tergantung banget dengan ini
  • 00:25:28
    itu yang harus dikenalkan di Jawa
  • 00:25:30
    terutama untuk tidak lagi mengenal satu
  • 00:25:33
    karbonasi atau beras
  • 00:25:35
    sebenarnya kita bisa belajar dari
  • 00:25:37
    Indonesia timur ini tentang sistem
  • 00:25:39
    dengan diversifikasi pangan yang selalu
  • 00:25:42
    didengung-dengungkan oleh pemerintah
  • 00:25:43
    dari zaman dulu sampai sekarang
  • 00:25:52
    Dari dulu hingga saat ini mereka masih
  • 00:25:55
    makan sagu yang nanti juga mungkin
  • 00:25:58
    bergantian dengan
  • 00:26:00
    kuliner-kuliner lainnya nasi dan lain
  • 00:26:03
    sebagainya sehingga walaupun masa
  • 00:26:06
    berganti sagu tetap menjadi makanan
  • 00:26:09
    sehari-hari dari
  • 00:26:11
    masyarakat tidur
  • 00:26:17
    [Musik]
  • 00:27:01
    Allah maka ingat
  • 00:27:08
    saudara
  • 00:27:26
    [Musik]
  • 00:27:27
    [Tepuk tangan]
  • 00:27:31
    laki-laki
  • 00:27:43
    ruh dia kusimu
  • 00:27:48
    Aifa
  • 00:27:52
    Uma ribu ribu Ruri Ruri lari illa Riko
  • 00:27:59
    nil
  • 00:28:01
    alaha
  • 00:28:04
    holidadika ikuti ala
Tags
  • Sago
  • Tidore
  • Ternate
  • Spice Trade
  • Colonial Influence
  • Cultural Heritage
  • Rituals
  • Food Production
  • Historical Trade
  • European Colonization