00:00:00
Dalam pembahasan sebelumnya, saya sempat
00:00:02
menyinggung soal bagaimana Thunderbolts
00:00:04
bisa menjadi film penyelamat MCU di masa
00:00:06
keterpurukan. Dan setelah filmnya
00:00:08
akhirnya tayang, kini semakin jelas
00:00:11
bahwa anggapan itu bukan cuma isapan
00:00:13
jempol. Thunderbol Bols memang bukan
00:00:15
film yang sempurna, tapi berhasil
00:00:17
menyajikan sebuah pola cerita
00:00:18
kepahlawanan yang jujur saja sudah lama
00:00:21
kita rindukan. Enggak berisik, enggak
00:00:24
soji, tapi tetap mampu memikat perhatian
00:00:27
dengan caranya sendiri. Kali ini kita
00:00:29
bakal membahas lebih dalam lagi soal
00:00:31
film yang satu
00:00:32
ini. Love that guy.
00:00:36
Thunderbolts adalah film penutup fase
00:00:39
kelima MCU. Film ini mempertemukan
00:00:41
sekelompok karakter buangan atau lebih
00:00:43
tepatnya mantan agen dan tentara yang
00:00:46
pernah menjadi senjata negara. Dalam
00:00:48
sebuah misi yang terlalu kotor untuk
00:00:50
ditangani oleh para Avengers. Di bawah
00:00:53
arahan Valentina Allegrada Foontain, tim
00:00:56
ini menjalankan misi berbahaya yang
00:00:58
penuh dengan jebakan, dendam masa lalu,
00:01:01
dan konflik moral. Di mana kelompok ini
00:01:04
akhirnya terpaksa bekerja sama meskipun
00:01:06
masing-masing membawa trauma dan agenda
00:01:09
sendiri-sendiri. Pertanyaannya, akankah
00:01:11
mereka hancur seperti yang banyak orang
00:01:14
duga atau justru menemukan alasan untuk
00:01:17
menjadi sesuatu yang lebih daripada
00:01:18
sekedar alat negara? Film ini
00:01:20
disutradarai oleh Jack Sryer dengan
00:01:23
naskah dari Eric Pearson dan Johan
00:01:25
Carlo. Nama-nama besar seperti Florence
00:01:27
Bew, Sebastian Sten, dan David Harbor
00:01:30
kembali memerankan karakter mereka
00:01:32
dengan performa yang terasa lebih
00:01:34
grounded, manusiawi. Sementara Lewis
00:01:36
Pullman hadir sebagai karakter baru yang
00:01:39
diperkenalkan melalui film ini yang
00:01:42
sangat sukses mencuri perhatian. Dan ya,
00:01:45
Scarlet Johanson terlibat di balik layar
00:01:47
sebagai producer. Sebuah detail menarik
00:01:50
mengingat karakter Natasha Romanov lah
00:01:52
yang membuka jalan untuk kisah ini.
00:01:54
Durasinya sekitar 2 jam lebih dikit,
00:01:56
tapi pacing-nya cukup solid. Ada
00:01:59
momen-momen hening yang memberikan ruang
00:02:00
untuk karakter berkembang tanpa
00:02:02
kehilangan tensi konflik. Nuansanya
00:02:05
lebih kelam dari film-film Marvel pada
00:02:06
umumnya, tapi tetap punya nafas humor
00:02:09
dan ironi yang pas yang enggak maksa.
00:02:12
Oke, that was really good. We are the
00:02:15
Thunderbolts. Can't call ourselves that.
00:02:17
God thank you. Sebelum kita lanjut ke
00:02:18
pembahasan yang lebih dalam soal
00:02:20
karakter, dinamika timnya yang menjadi
00:02:22
tulang punggung dari film ini, satu hal
00:02:24
yang perlu dicatat, Thunderbolts dengan
00:02:26
tanda bintang atau Asterics mungkin
00:02:28
bukan jawaban mutlak atas semua masalah
00:02:30
MCU, tapi ini adalah langkah berani yang
00:02:34
membuktikan bahwa Marvel masih bisa
00:02:36
membuat sesuatu yang relevan, reflektif,
00:02:39
dan tetap menghibur tanpa harus
00:02:41
bergantung kepada nostalgia atau fan
00:02:43
service berlebihan. Hal yang paling
00:02:45
menarik dari Thunderbolts bukan tentang
00:02:48
ledakan atau CGI-nya, melainkan dinamika
00:02:50
antar karakter yang penuh dengan
00:02:52
gesekan. Mereka ini bukan pahlawan
00:02:54
dengan prinsip yang mulia dan semangat
00:02:56
menyelamatkan dunia. Mereka adalah
00:02:58
orang-orang yang pernah disakiti, pernah
00:03:00
menyakiti, dan sekarang dipaksa kerja
00:03:03
bareng karena tidak punya pilihan lain.
00:03:06
Yang cukup mengejutkan, film ini tidak
00:03:08
bermain-main dengan si Gia yang
00:03:10
berlebihan. Banyak adegan didominasi
00:03:12
oleh efek praktikal yang secara visual
00:03:15
terasa lebih natural dan grounded. CGI
00:03:18
memang ada, tapi lebih sebagai pelengkap
00:03:20
atau pemanis. Salah satu contohnya bisa
00:03:22
dilihat dari visualisasi kekuatan The
00:03:24
Void yang sudah sempat ditampilkan
00:03:26
melalui trailer. Efektif tapi tidak
00:03:28
berlebihan. Dan karena efek visual tidak
00:03:31
mendominasi, perhatian kita jadi lebih
00:03:34
tertuju kepada cerita. Film ini
00:03:36
benar-benar bercerita. Bukan sekedar
00:03:38
parade pertarungan. Hasilnya adalah
00:03:40
sebuah film yang emosional yang berusaha
00:03:43
menciptakan keterlibatan emosional
00:03:45
antara karakter dan penonton. meskipun
00:03:47
harus diakui masih butuh usaha ekstra
00:03:51
untuk bisa benar-benar terhubung kalau
00:03:53
kalian belum mengikuti seri-seri seperti
00:03:56
The Falcon and Winter Soldier, Hawkai,
00:03:58
atau bahkan Black Widow yang
00:03:59
memperkenalkan dan mengembangkan
00:04:01
karakter-karakter utamanya, Yelena
00:04:03
Belova diperankan dengan karisma dingin
00:04:05
oleh Florence Pew kembali tampil sebagai
00:04:08
jangkar emosional tim. Dihantui oleh
00:04:10
rasa bersalah dan duka atas kematian
00:04:13
Natasha, Yelena tampil lebih tenang,
00:04:15
lebih dewasa. dan dia tidak seceriwis
00:04:18
seperti di Hokai dan justru itu yang
00:04:20
bikin karakternya terasa lebih matang
00:04:22
dan menyentuh. Baky Barns si Winter
00:04:24
Soldier mungkin adalah satu-satunya yang
00:04:26
benar-benar mengerti seperti apa rasanya
00:04:28
dimanipulasi oleh sistem. Dalam tim ini,
00:04:31
Baki nyaris menjadi sosok ayah dalam
00:04:33
tanda kutip bukan karena dia lebih
00:04:35
bijak, tapi karena dia sudah terlalu
00:04:36
lelah untuk terus menjadi senjata.
00:04:39
Hubungannya dengan Yelena dan Red
00:04:40
Guardian memberikan warna yang hangat
00:04:43
sekaligus getir di tengah suasana yang
00:04:45
muram. Red Guardian yang diperankan sama
00:04:48
David Harbor masih dengan tingkah lebai
00:04:51
khasnya, tapi kali ini terasa lebih
00:04:52
membumi aja. Dia bukan sekedar
00:04:54
penghibur, tapi seorang pria tua yang
00:04:56
sedang mencoba menebus kegagalannya
00:04:58
sebagai ayah dan pahlawan yang gagal
00:05:01
diakui oleh sejarah. Ghost dan
00:05:03
Taskmaster awalnya tampil dan
00:05:06
kelihatannya akan mendapatkan panggung
00:05:08
yang lebih besar. Tapi kenyataannya
00:05:10
tidak sepenuhnya demikian. Salah satu
00:05:12
dari mereka sudah seperti yang kalian
00:05:13
duga mendapatkan sebuah kejutan yang
00:05:15
mungkin akan mengecewakan banyak orang.
00:05:18
Tapi sebenarnya untuk saya bisa dibaca
00:05:20
sebagai bentuk jawaban Marvel terhadap
00:05:23
critic fans soal versi dari salah satu
00:05:25
karakter tersebut yang tidak begitu
00:05:27
disukai. Padahal desainnya udah bagus
00:05:30
banget loh. Udah enggak kayak Power
00:05:31
Rangers lagi. Ghost tampil dengan cukup
00:05:34
kuat. Tapi sayangnya pengembangannya
00:05:36
masih terasa kurang maksimal. Modal
00:05:38
emosi penonton terhadap karakter Eva
00:05:40
Star ini masih bergantung penuh kepada
00:05:42
kemunculannya dalam film Antman and the
00:05:44
Wesp. John Walker adalah salah satu
00:05:47
karakter dengan perubahan yang sangat
00:05:48
drastis jauh dari versi arogan di film
00:05:50
The Falcon and Winter Soldier. Di sini
00:05:53
dia digambarkan sebagai pria yang
00:05:54
kehilangan arah, mantan Kapten Amerika
00:05:57
yang terus-menerus dicibir oleh publik
00:06:00
dan rekan-rekannya sendiri. Dan dia
00:06:03
terlalu larut dengan rasa bersalah atas
00:06:06
masa lalunya. Karakterisasinya dalam
00:06:08
film ini lebih dalam, lebih rapuh, dan
00:06:11
lebih manusiawi. Sebuah pendekatan yang
00:06:13
tidak mengejutkan secara aksi, tapi
00:06:15
mengganggu secara emosilfloofllet.
00:06:24
Dan tentu saja ada karakter The Centry
00:06:27
yang diperankan oleh Lewis Pulman. Dia
00:06:29
bukan cuman sekedar cameo atau karakter
00:06:31
tambahan. Dia adalah sorotan utama
00:06:34
selain Yelena Belova. MCU akhirnya
00:06:36
berani memperkenalkan karakter Superman
00:06:39
mereka sendiri. Kekuatan yang tidak
00:06:40
terbatas alias limitless, tapi dengan
00:06:43
konflik batin dan trauma yang menjadi
00:06:45
sumber bencana sekaligus sumber
00:06:46
kekuatannya. The Sentry hadir dengan
00:06:48
penuh dinamika, ancaman, sekaligus
00:06:51
potensi. bukan hanya mengubah dinamika
00:06:53
tim, tapi juga memaksa kita untuk
00:06:55
mempertanyakan batas moral dan
00:06:57
kemanusiaan dalam kekuatan yang absolut
00:06:59
yang dia miliki. Di balik semua itu,
00:07:02
film ini pelan-pelan mengajak kita untuk
00:07:05
mikir ulang tentang arti tim,
00:07:07
kepercayaan, dan pilihan hidup. Mereka
00:07:09
bukan keluarga seperti Guardians of the
00:07:11
Galaxy. Mereka juga bukan rekan
00:07:13
profesional seperti Avengers. Mereka
00:07:15
adalah luka-luka yang berjalan bersama.
00:07:18
Salah satu hal yang cukup mengejutkan
00:07:20
dan membuat Thunder Bols jadi terasa
00:07:23
berbeda dari film-film MCU lainnya
00:07:25
adalah keberanian mereka menempatkan isu
00:07:27
kesehatan mental sebagai inti cerita.
00:07:30
Bukan sekedar bumbu, tapi benar-benar
00:07:32
menjadi nafas dari konflik internal para
00:07:34
karakternya. Sang sutradara menyebut
00:07:36
film ini sebagai perjalanan emosional
00:07:39
yang mengeksplorasi identitas dan harga
00:07:41
diri. Dia bahkan mengibaratkan film ini
00:07:43
memiliki nuansa seperti film-film indie
00:07:45
dengan fokus pada dinamika karakter yang
00:07:47
kompleks dan hubungan antar mereka. Nah,
00:07:50
di sepanjang film Thunderbolts ini
00:07:52
membawa luka dan trauma masing-masing
00:07:54
seperti yang kita sebutkan tadi. Dan
00:07:56
yang patut diacungi jempol ketika sang
00:07:59
sutradara menekankan bahwa film ini
00:08:01
tidak mencoba memberikan solusi instan
00:08:04
terhadap masalah-masalah tersebut,
00:08:06
melainkan menunjukkan bahwa melalui
00:08:08
koneksi dan kebersamaan luka-luka itu
00:08:10
bisa mulai sembuh. Dengan mengangkat
00:08:13
tema kesehatan mental secara mendalam
00:08:14
seperti ini, Thunderbolts tidak cuma
00:08:17
menawarkan aksi dan hiburan, tapi juga
00:08:18
refleksi tentang bagaimana setiap
00:08:21
individu bahkan para superhero sekalipun
00:08:24
memiliki sisi rapuh yang perlu untuk
00:08:26
dipahami dan diterima. Letak keunikannya
00:08:29
ada pada karakter The Sentry. Kalau
00:08:31
biasanya kita bicara soal superhero yang
00:08:33
terlalu kuat atau overper, film ini
00:08:36
ngebalik logikanya. The Sentry justru
00:08:39
menjadi representasi dari kekuatan tanpa
00:08:41
kendali. yang dibentuk bukan dari ego,
00:08:44
tetapi dari trauma mendalam. Dia bukan
00:08:46
villa tapi juga bukan hero. Dia adalah
00:08:49
gambaran bahwa bahkan kekuatan terbesar
00:08:51
sekalipun tumbuh dari luka terdalam. Dan
00:08:54
kemudian membuat Thunderbolts pada
00:08:56
akhirnya bukan tentang menyelamatkan
00:08:57
dunia, tapi ini adalah tentang
00:09:00
menyelamatkan diri sendiri. Tentang
00:09:02
bagaimana sekelompok orang yang hancur
00:09:04
yang bahkan tidak terlalu suka satu sama
00:09:06
lain tetap memilih untuk berjalan
00:09:08
bersama. Secara umum film yang dibilang
00:09:11
bagus biasanya punya keseimbangan di
00:09:12
antara beberapa elemen utama. Yang
00:09:14
pertama ceritanya yang solid dan
00:09:16
bermakna plot yang runtut, jelas, dan
00:09:18
punya tujuan. Bukan cuman sekedar
00:09:20
tentang apa yang terjadi, tapi kenapa
00:09:22
itu penting untuk terjadi. Harus punya
00:09:24
reason to exist. Ada yang ingin
00:09:26
disampaikan, entah itu pesan moral,
00:09:28
kritik sosial, atau sekedar penggalian
00:09:30
karakter. Film Thunderbolts tidak
00:09:32
terseret-seret multiverse atau sekedar
00:09:34
menjadi jembatan untuk projek
00:09:35
berikutnya. Film ini berdiri sendiri
00:09:37
sebagai kisah tentang luka. kerja sama
00:09:40
dan pencarian identitas. Plotnya jelas
00:09:42
yang sangat mudah untuk kita ikuti. Yang
00:09:45
kedua, karakternya hidup dan berkembang.
00:09:47
Karakter bukan cuman sekedar alat
00:09:48
cerita. Penonton harus bisa merasa
00:09:50
terhubung dengan mereka. Baik itu lewat
00:09:52
simpati, lewat empati, bahkan kebencian.
00:09:55
Yang penting karakternya terasa nyata
00:09:57
dan mengalami perubahan di sepanjang
00:09:59
film. Dalam film Thunderbolts tidak
00:10:01
menceritakan soal siapa yang paling
00:10:03
kuat. Meskipun jelas kita bisa menilai
00:10:05
itu, tapi dalam film ini menceritakan
00:10:07
siapa yang paling retak. Setiap karakter
00:10:09
datang dengan luka dan ego masing-masing
00:10:11
dan interaksi di antara mereka menjadi
00:10:13
bahan bakar cerita. Bahkan pada saat ada
00:10:15
karakter yang minim dialog, kita masih
00:10:17
bisa merasa ada beban batin di balik
00:10:19
tatapan mereka. Yang ketiga,
00:10:21
penyutradaraannya yang terarah. Gaya
00:10:23
visualnya, pacing-nya, pemilihan
00:10:26
shot-nya, hingga cara sutradara
00:10:28
membangun emosi lewat adegan. Semua itu
00:10:30
sangat menentukan. Film yang bagus tidak
00:10:33
cuma cerita yang difilmkan, tapi
00:10:35
pengalaman cinematik yang disutradarai
00:10:37
oleh visi yang jelas. Jackyer, sang
00:10:40
sutradara berhasil membuat film
00:10:42
Thunderbolts memiliki rasa. Dia tidak
00:10:44
cuma mengarahkan adegan pertarungan,
00:10:46
tapi juga tahu kapan filmnya harus diam,
00:10:49
kapan harus dekat ke wajah karakter,
00:10:51
kapan harus tarik kamera untuk
00:10:52
menunjukkan betapa kecilnya mereka di
00:10:54
dunia yang kacau. Sang sutradara juga
00:10:56
tahu bagaimana menyalipkan jokes yang
00:10:58
dibutuhkan. Karena kalau tidak ada itu,
00:11:00
cerita ini akan berakhir dengan begitu
00:11:02
kelam. Ada kesabaran dalam penceritaan
00:11:04
yang jarang kita temui di film Marvel
00:11:06
belakangan ini. Elemen yang keempat,
00:11:08
aking yang meyakinkan. Sehebat apapun
00:11:11
naskahnya, kalau aktornya kaku, filmnya
00:11:13
bakal terasa kopong. Akting yang kuatlah
00:11:16
yang menghidupkan karakter dan membuat
00:11:18
momen sederhana menjadi berkesan. Kalau
00:11:21
soal aking tidak perlu dipertanyakan
00:11:23
lagi. Dan seperti yang kita bilang tadi,
00:11:25
yang paling mencuri perhatian adalah
00:11:27
Florence Piw, Lewis Pullman. dan David
00:11:30
Harbor. Ketiganya adalah jangkar utama
00:11:32
dalam film ini. Elemen yang berikutnya,
00:11:35
tone dan atmosfernya yang konsisten.
00:11:37
Entah itu film action, drama, horor,
00:11:39
ataupun komedi. Tone itu harus terasa
00:11:42
selaras dari awal sampai akhir. Film
00:11:44
yang bagus itu tahu suasana seperti apa
00:11:46
yang ingin dibangun dan tidak goyah di
00:11:48
tengah jalan. Film Thunderbolts memiliki
00:11:50
ton yang dewasa tapi tidak sok serius.
00:11:53
Film ini gelap tapi bukan gelap yang
00:11:54
murahan. Lucu, tapi bukan asal diselipin
00:11:57
punch line aja. atmosfernya konsisten
00:11:59
yaitu suram tapi menyisakan harapan dan
00:12:02
itu semua bikin momen emosional terasa
00:12:04
lebih jujur. Dan elemen terakhir adalah
00:12:07
orisinalitas atau keberanian dalam
00:12:09
pendekatan. Ini adalah poin bonus
00:12:11
sebenarnya tapi film yang berani
00:12:12
mengambil resiko entah dalam tema,
00:12:15
struktur, ataupun pendekatan visual
00:12:17
biasanya meninggalkan kesan yang lebih
00:12:19
dalam. Bukan cuman sekedar bagus, tapi
00:12:21
berani berbeda. Thunderbolts bukan film
00:12:24
superhero yang penuh dengan CGI, bukan
00:12:26
film tentang menyelamatkan dunia. Ini
00:12:28
bukan film tentang pahlawan yang
00:12:29
dielu-elukan. Thunderbolts adalah film
00:12:32
tentang mantan agen yang pernah
00:12:33
mengerjakan sesuatu hal yang buruk dan
00:12:35
tentang mereka yang pernah jatuh dan
00:12:37
mungkin tidak akan pernah pulih. Dan
00:12:38
Marvel berani memberikan mereka
00:12:40
spotlight ke cerita seperti itu. Ini
00:12:42
merupakan sebuah langkah yang berani.
00:12:44
Tapi meskipun demikian, film ini masih
00:12:47
memiliki beberapa titik kekurangan dan
00:12:49
ruang untuk dikembangkan. di mana salah
00:12:51
satu masalah paling terasa adalah
00:12:53
Thunderbolt sangat bergantung kepada
00:12:54
pemahaman kita terhadap
00:12:55
karakter-karakter yang sudah
00:12:57
diperkenalkan lewat series yang mungkin
00:12:59
banyak penonton yang tidak mengikuti
00:13:01
semuanya. Banyak dinamika yang akan
00:13:03
terasa kurang nendang hubungan antara
00:13:05
Yelena dan Red Guardian yang hanya bisa
00:13:08
kita pahami ketika kita menonton Black
00:13:10
Widow, luka batinnya Bucky, bahkan
00:13:13
eksistensinya Ghost dan John Walker
00:13:16
semuanya akan terasa kurang konteks
00:13:18
kalau belum nonton projek-projek
00:13:20
sebelumnya. Alhasil, beberapa emosi yang
00:13:22
seharusnya bikin nyesek malah lewat
00:13:24
begitu aja kalau kita tidak bisa
00:13:26
terkoneksi dengan karakter tersebut.
00:13:28
Taskmaster yang sebelumnya dikritik
00:13:30
habis-habisan karena swap gender dan
00:13:33
penokohannya di film Black Widow. Di
00:13:35
sini malah tidak diberikan ruang untuk
00:13:37
redeem dirinya sendiri dan lebih
00:13:39
berkembang lagi. Penyelesaiannya
00:13:41
dilakukan oleh karakter yang sebenarnya
00:13:43
underuse juga yang membuat saya merasa
00:13:46
bahwa ini mungkin merupakan sebuah pesan
00:13:47
meta dari Marvel Studios untuk para
00:13:50
fans. Film ini memang fokus kepada drama
00:13:52
dan kedalaman karakter. Tapi di beberapa
00:13:55
bagian, terutama di pertengahan film,
00:13:57
ritmenya terasa melambat, nyaris terlalu
00:14:00
kontemplatif. Untuk penonton yang datang
00:14:02
dengan ekspektasi ini adalah film
00:14:03
superhero, maka bagian ini akan terasa
00:14:06
membosankan. Ditambah lagi kalau memang
00:14:08
belum terikat emosional dengan para
00:14:09
karakternya. Kalau tadi kita memuji
00:14:11
tentang bagaimana film ini menahan
00:14:13
penggunaan CGI, tapi sebenarnya ada
00:14:15
konsekuensi yang bisa ditimbulkan, yaitu
00:14:18
tidak banyak visual yang wow atau
00:14:20
memorable serta tidak ada setie yang
00:14:22
bikin penonton menganga seperti
00:14:24
pertarungan akhir dalam film Infinity
00:14:26
War atau setengah film Spider-Man No Way
00:14:29
Home. Ini bukan masalah besar
00:14:30
sebenarnya, tapi untuk sebagian besar
00:14:32
fans MCU yang sudah terbiasa dengan
00:14:35
spectle, maka film ini akan terasa
00:14:37
kurang nendang secara visual. Dan karena
00:14:40
film ini berskala lebih personal dan
00:14:42
grounded, tidak ada ancaman global atau
00:14:44
taruhannya terasa besar, itu sebenarnya
00:14:47
bukan kekurangan mutlak, tapi akan
00:14:49
menjadi catatan untuk mereka yang
00:14:50
berharap film ini menjadi pondasi
00:14:52
penting untuk fase MCU berikutnya. Salah
00:14:54
satu hal yang cukup mengganggu adalah
00:14:56
minimnya penjelasan tentang device
00:14:58
penting dalam cerita. Misalnya alat yang
00:15:00
digunakan untuk melumpuhkan The Sentry.
00:15:03
Film ini tidak memberikan kita ruang
00:15:04
yang cukup untuk memahami cara kerja
00:15:06
alat tersebut. Seberapa besar
00:15:07
ancamannya, dan kenapa itu bisa efektif
00:15:09
terhadap makhluk sekuat sentry.
00:15:11
Bandingkan saja dengan Suicide Squad di
00:15:13
mana device yang dipegang oleh Amanda
00:15:15
Waller dijelaskan dengan gamblang sampai
00:15:17
kita benar-benar percaya bahwa alat itu
00:15:19
adalah alat kontrol yang nyata. Di
00:15:21
Thunderbol Bols kita cuma disuruh
00:15:23
percaya aja tanpa diberi waktu untuk
00:15:25
membangun logika di kepala. Karakter Mel
00:15:28
yang perannya sebenarnya penting untuk
00:15:30
menggerakkan plot cerita. Sayangnya
00:15:32
tidak mendapatkan penggalian motivasi
00:15:34
yang cukup kuat. Motivasinya abu-abu.
00:15:36
Keputusannya mengambil langkah ekstrem
00:15:38
agak terasa tergesa-gesa dan penonton
00:15:41
sulit untuk benar-benar memahami atau
00:15:43
peduli kepada konfliknya. Padahal kalau
00:15:45
sedikit saja diberikan ruang untuk
00:15:47
menyelami alasannya, Ma bisa menjadi
00:15:49
salah satu karakter yang memperkuat sisi
00:15:51
moral dari film ini. Skala kehancuran
00:15:53
dalam film ini sebenarnya besar, tapi
00:15:55
sayangnya hanya berakhir sebagai visual
00:15:57
kekacauan. Tidak ada rasa kehilangan,
00:16:00
tidak ada impact psikologis terhadap
00:16:02
warga sipil yang terlibat. Kita tidak
00:16:04
diperlihatkan dampak sosial atau
00:16:06
emosional dari kekacauan yang terjadi.
00:16:08
Padahal film seperti Civil War pernah
00:16:11
menyentuh hal ini lewat tragedi Lagos
00:16:13
atau dalam film Batman V Superman Down
00:16:15
of Justice bahkan menunjukkan POV dari
00:16:17
warga sipil di dalam gedung yang
00:16:19
terjebak di tengah pertarungan para dewa
00:16:22
yaitu Superman dan Zot. Dalam film
00:16:24
Thunderbolts, kehancuran hanya menjadi
00:16:26
latar tanpa jiwa dan itu sayang banget
00:16:29
mengingat tema film ini sebenarnya penuh
00:16:31
dengan trauma dan luka. Dan satu lagi
00:16:33
penyakit lama MCU yang belum
00:16:34
sembuh-sembuh. Konflik yang terasa
00:16:36
seperti terjadi di tempat yang itu-itu
00:16:39
saja. Area pertempuran, markas, dan
00:16:42
lokasi strategis. Tidak punya keunikan
00:16:45
atau ciri visual yang kuat. Tidak ada
00:16:47
kesan world building atau skala dunia
00:16:49
yang luas. Setelah end game, banyak film
00:16:51
MCU seperti terjebak di ruang-ruang
00:16:54
sempit yang seolah-olah hanya cukup
00:16:57
untuk satu babak cerita saja. Dan
00:16:59
sayangnya Thunder Bolts pun masih masuk
00:17:01
dalam jebakan ini. Dan salah satu
00:17:03
masalah yang cukup terasa dalam film ini
00:17:05
adalah bagaimana eksposisinya disajikan.
00:17:08
Memang ada banyak informasi penting yang
00:17:09
dimunculkan, tapi tidak semua diberikan
00:17:11
porsi yang seimbang. Contoh paling
00:17:13
mencolok adalah statusnya Bucky Barns
00:17:15
yang disebut sebagai Kongressman. Ini
00:17:18
adalah info besar yang bisa membuka
00:17:20
banyak arah cerita. Tapi sayangnya tidak
00:17:22
diapa-apakan. tidak ada penjelasan apa
00:17:24
peran Baki di posisi tersebut, kebijakan
00:17:26
apa yang pernah dia bawa atau bahkan
00:17:28
mengapa dia bisa sampai di titik itu.
00:17:30
Status ini terasa hanya sekadar tempelan
00:17:33
tanpa makna naratif. Dan lebih luas
00:17:35
lagi, film ini juga melewatkan
00:17:36
kesempatan untuk memetakan ulang kondisi
00:17:39
politik Amerika pasca turunnya Presiden
00:17:41
Tadius Rose. Padahal ini bisa menjadi
00:17:43
konteks penting yang menguatkan tensi
00:17:45
cerita dan untuk menaikkan eskalasi
00:17:48
konflik. Dari semua yang ditawarkan oleh
00:17:50
Thunderbolts, post credit scene-nya
00:17:52
adalah bagian yang paling bikin saya
00:17:53
excited. Bukan cuman karena ada kejutan
00:17:55
besar, tapi karena momen ini benar-benar
00:17:57
terasa seperti benang merah yang
00:17:59
menjahit cerita lama dengan arah masa
00:18:01
depan MCU. Bukan gimik, bukan sekedar
00:18:03
lempar teaser, tapi benar-benar satu
00:18:05
momen yang punya bobot naratif. Yang
00:18:07
menarik, post credit scene ini
00:18:09
mengingatkan saya pada rasa yang pernah
00:18:10
muncul waktu nonton post credit
00:18:12
scene-nya Venom Let Derby Carnage.
00:18:14
Bedanya Thunderbol Bolts punya isi dari
00:18:17
awal sampai akhir. Sementara Venom ya
00:18:19
mostly kosong dan hanya menjual ending
00:18:22
atau post credit scene-nya saja. Di sini
00:18:24
kita dapat both film yang solid dan post
00:18:27
credit scene yang bikin kita ingin tahu
00:18:29
lebih banyak. Dan seperti yang sering
00:18:31
dilakukan oleh Marvel di masa
00:18:32
keemasannya dulu, pos kredit scene
00:18:34
Thunderbolts bukan hanya penutup, tetapi
00:18:37
membuka diskusi. Ada begitu banyak
00:18:39
tafsiran, ada begitu banyak spekulasi
00:18:41
dan bahkan teori yang bermunculan sejak
00:18:42
film ini tayang. Dan itu menurut saya
00:18:45
adalah indikator sehat bahwa MCU masih
00:18:48
punya penonton yang peduli, berdiskusi,
00:18:50
dan menunggu kelanjutannya dengan
00:18:52
harapan yang nyata. Saran saya satu,
00:18:54
jangan beranjak dari kursi sampai layar
00:18:56
benar-benar menghitam. Karena momen ini
00:18:59
bisa menjadi salah satu pondasi penting
00:19:00
untuk MCU ke depannya. Dan tentu saja
00:19:03
semua teori dan prediksi dari post
00:19:05
kredit scene ini akan kita bahas di
00:19:07
video yang terpisah. Karena jujur ini
00:19:09
terlalu seru kalau cuma dibahas sambil
00:19:11
lalu. Jadi, Thunderballs bukanlah film
00:19:13
yang sempurna. Tapi karena
00:19:15
ketidaksempurnaannya film ini terasa
00:19:17
jauh lebih manusiawi. Bukan tentang
00:19:19
pahlawan super dengan jubah dan moral
00:19:21
absolut, tapi tentang orang-orang yang
00:19:23
rusak yang mencoba menjalani hidup
00:19:25
dengan cara mereka sendiri. Film ini
00:19:26
menunjukkan bahwa MCU masih bisa
00:19:28
bercerita, bukan cuma bertarung, masih
00:19:31
bisa bikin kita peduli, bukan cuma
00:19:33
terhibur, dan yang terpenting masih
00:19:35
punya arah untuk melangkah ke depan
00:19:37
dengan pondasi karakter. Bukan sekedar
00:19:39
efek visual dan cameo kejutan. Dengan
00:19:41
narasi emosional, visual yang lebih
00:19:43
grounded, dan post credit scene yang
00:19:45
ngena banget. Thunderbolts bisa dibilang
00:19:47
sebagai salah satu upaya pemulihan
00:19:49
identitas terbaik dari Marvel pasca
00:19:51
Endgame. Bukan karena film ini besar,
00:19:53
tapi karena film ini tahu apa yang ingin
00:19:55
diceritakan. Kalau kamu datang dengan
00:19:56
ekspektasi melihat pertarungan epik,
00:19:58
kamu mungkin akan mendapatkan sebagian
00:20:00
dari itu. Tapi kalau kamu datang untuk
00:20:02
melihat bagaimana luka dan masa lalu
00:20:03
bisa menjelma menjadi kekuatan, maka
00:20:05
Thunderbolts layak sebagai salah satu
00:20:07
film MCU yang patut untuk dikenang.
00:20:10
Kalau kalian ingin mengutarakan pendapat
00:20:11
kalian sendiri-sendiri, silakan di kolom
00:20:13
komentar di bawah. Tidak masalah jika
00:20:16
pandangan kita berbeda, karena itu
00:20:17
adalah dinamika dan semua adalah tentang
00:20:20
subjektivitas. It's time to sun out. My
00:20:23
name is stay safe and until next
00:20:54
Yeah.