00:00:00
[Musik]
00:00:23
Bismillahirrahmanirrahim. Asalamualaikum
00:00:25
warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi
00:00:28
teman-teman titik balik perubahan masih
00:00:31
dengan edisi reflection Dr. David Ara.
00:00:35
Baik sebelum kita awali kelas kita pagi
00:00:37
ini marilah berdoa
00:00:39
beresukuran atas nikmat rahmat dan
00:00:41
kepahaman
00:00:42
dalam berdoa.
00:00:45
Silakanillahirrajim.
00:00:46
Bismillahirahmanirahimbiqnaahmatika.
00:00:52
Monggo, Kang.
00:01:04
Y. Oke, kita lanjutkan
00:01:08
program. Bismillahirrahmanirrahim.
00:01:11
Asalamualaikum warahmatullahi
00:01:12
wabarakatuh.
00:01:14
Selamat pagi.
00:01:17
Ya, kita lanjutin program kita.
00:01:23
kita akan bahas ee Mei 19 ya, terutama
00:01:27
kal apa kalimat yang
00:01:33
ini.
00:01:35
Jadi ee kita hanya
00:01:38
perlu shifting,
00:01:43
memindahkan
00:01:44
memindahkan arah hidup
00:01:49
kita
00:01:52
dari menyembah dunia
00:01:56
ya
00:01:58
dari
00:02:01
ee diperbudak dunia.
00:02:04
dari devosi ke dunia
00:02:08
menjadi devosi ke
00:02:13
ketuhanan.
00:02:19
Ketuhanan itu yang paling penting.
00:02:23
Tetapi untuk
00:02:27
bisa
00:02:28
memindahkan tujuan hidup ini, ini kan
00:02:31
namanya tujuan hidup.
00:02:42
mindahkan tujuan hidup dari
00:02:47
dunia dari bertahan
00:02:52
hidup kemudian betul-betul hidup
00:02:58
ya itu
00:03:00
membutuhkan perubahan
00:03:04
pendasaran aku
00:03:06
gitu. Jadi
00:03:10
pendasaran aku itu
00:03:13
menentukan jenis tujuan hidupnya
00:03:19
gitu. Dan ya di model kita kan
00:03:23
pendasaran akunya
00:03:26
jelas. Kalau gak es besar ya es kecil.
00:03:32
seperti
00:03:37
itu.
00:03:39
Jadi pendasaran diri yang es kecil ini
00:03:44
itu pasti dia ngabdinya ke dunia gitu.
00:03:48
Aku pasti ngabdinya ke
00:03:53
dunia
00:03:55
karena aku menganggap
00:03:58
dirinya itu bermula dari alam
00:04:05
dunia seperti
00:04:09
itu. Dia bermula dari sini.
00:04:15
Jadi aku masih dalam lapisan kegelapan
00:04:19
yang paling
00:04:22
gelap. Ketika aku itu posisinya di es
00:04:25
kecil, kemungkinannya hanya dua
00:04:28
di lapisan-lapisan kegelapannya itu di
00:04:32
dimensi
00:04:34
ketiga dan dimensi keempat.
00:04:44
seperti itu. Dimensi ketiga, aku
00:04:46
dikuasai
00:04:48
oleh ee dikuasai oleh kegelapan,
00:04:54
diperintah oleh kalau bahasa agama
00:04:57
diperintah oleh
00:04:59
setan. Aku tunduk
00:05:02
pada perintah setan.
00:05:08
Jadi kalau kita gambar tuh
00:05:12
gini, ee kita gambar es kecil itu yang
00:05:17
paling yang paling gelap itu dia tunduk
00:05:21
pada perintah
00:05:24
setan. Sementara es besar
00:05:28
itu dia tunduk pada kehendak Tuhan.
00:05:35
Jadi aku itu di sini atau di
00:05:45
sini? Nah, di empat pun meskipun itu
00:05:50
sudah bagus, aku itu mulai bangkit,
00:05:54
mulai bangun dari
00:05:58
kegelapan. Tetapi di situ aku mungkin
00:06:01
cerdas.
00:06:04
mungkin
00:06:06
cerdas, tetapi aku masih belum sadar
00:06:10
dengan kesalahan posisi
00:06:17
dirinya. Jadi pengetahuan dunianya
00:06:21
luas,
00:06:22
tetapi pengetahuan mengenai posisi
00:06:25
dirinya belum ada.
00:06:29
Iya itu es kecil dimensi
00:06:33
keempat belum ada. Mungkin dia ah kalau
00:06:37
kita kalau kita ini lagi mungkin dia
00:06:40
cerdas hafal banyak dalil dalil agama ya
00:06:44
toh hafal banyak dalil tahu berbagai
00:06:49
macam jenis
00:06:52
filsafat
00:06:54
tetapi pengetahuan mengenai akunya
00:06:58
sendiri belum
00:07:00
ada belum ada.
00:07:06
lah. Itulah anak-anak kita yang kita
00:07:09
sekolahkan ke Harva. Mereka belajar
00:07:12
tentang
00:07:14
dunia ya, tetapi mereka belum belajar
00:07:20
tentang posisi
00:07:23
agungnya. Bahaya artinya dia masih di S
00:07:30
kecil. Masih di es kecil.
00:07:35
Dan enggak heran kalau ada
00:07:42
pejabat kalau ada pejabat yang korup
00:07:45
akunya masih dalam kegelapan es
00:07:56
kecil seperti itu.
00:08:05
bukan. Dan ini tidak boleh diversuskan,
00:08:08
diperlawankan antara ilmu mengenai
00:08:11
posisi
00:08:12
aku dengan
00:08:14
ilmu-ilmu
00:08:16
mengenai ilmu-ilmu tukang. Ya, ilmu
00:08:20
tukang itu kan bikin jembatan, bikin
00:08:22
besar, itu kan ilmu pertukangan.
00:08:26
Ilmu tukang itu ilmu untuk dunia itu
00:08:29
ilmu
00:08:31
tukang. Ilmu tukang itu ya kegunaannya
00:08:36
sendiri. Tetapi kalau ilmu untuk aku gak
00:08:39
bisa dipakaikan. Ilmu untuk tukang
00:08:42
enggak bisa.
00:08:45
itu harus kepada kalau bahasa Qurannya
00:08:49
kepada ahli
00:08:55
zikir seperti
00:08:59
itu. Jadi entah kalau D3 ini buruk,
00:09:04
tunduk
00:09:05
betul
00:09:08
kepada kuasa gelap.
00:09:16
tunduk pada kuasa gelap. Kalau kalau D
00:09:19
es S kecil tapi
00:09:23
D3. Tetapi kalau S kecilnya D4 dia
00:09:28
tunduk betul kepada
00:09:33
panca sudah bisa melihat tapi hanya
00:09:36
sebatas penglihatan mata.
00:09:41
Nah, itu yang kemudian
00:09:44
melahirkan konsep sekularisme. Sekular
00:09:48
ya,
00:09:51
sekuler. Konsep sekuler gitu.
00:09:58
sekuler. Sekuler
00:09:59
itu
00:10:01
suatu prinsip dalam
00:10:05
ilmu bahwa gak usah mencari penyebab
00:10:10
dari akibat yang terjadi di dunia ini,
00:10:14
di luar
00:10:15
dunia. Cari saja penyebabnya itu di
00:10:18
dalam dunia
00:10:20
gitu. Nah, itu ilmu material namanya
00:10:22
ilmu sekuler. Tapi itu gak bisa dipakai.
00:10:26
Oke.
00:10:28
Untuk meng-shifting posisi aku enggak
00:10:33
bisa. Enggak
00:10:36
bisa. Karena aku itu
00:10:39
dia tidak bermula bukan dari alam orang.
00:10:44
Kalau dalam kalau di
00:10:47
bahasa-bahasa tasawuf itu ya aku itu
00:10:50
dari alam lah dari alam cahaya dari
00:10:54
alam ya dari
00:10:56
alam
00:11:00
nur seperti
00:11:04
itu dari alam
00:11:16
Jadi dan sebenarnya itu melelahkan bagi
00:11:21
aku kalau
00:11:25
dia disamakan dengan
00:11:30
orang melelahkan.
00:11:36
Karena dia harus selalu bertahan
00:11:39
hidup di dunia ini. Aku akan selalu
00:11:43
rebutan untuk bertahan hidup.
00:11:49
rebutan psikologinya itu. Psikologi
00:11:53
kalau bahasa ee haukin rebutan itu
00:12:00
kan akuisi untuk
00:12:05
akumulasi ya atau itu bahasanya haukin.
00:12:08
Kalau rebutan itu
00:12:10
artinya akuisisi untuk akumulasi.
00:12:19
akuisisi itu memindahkan untuk
00:12:23
menumpuk untuk
00:12:29
akumulasi
00:12:32
gitu sekuler gitu. Nah, ilmu sekuler itu
00:12:35
jangan dipakai buat ngebahas
00:12:38
[Musik]
00:12:39
aku. Ilmu sekuler itu untuk
00:12:43
bikin ya ilmu
00:12:46
tukang. Ilmu
00:12:52
tukang ilmu tukang.
00:13:01
Dan kalau dia
00:13:02
di es kecil ya pasti dia seperti ini.
00:13:07
Dan tidak gampang ini menyadarkan aku
00:13:11
yang sudah menjadi
00:13:13
orang. Bagi orang tua itu sebaiknya
00:13:16
anaknya dari kecil itu diperdengarkan.
00:13:20
Karena semakin lama aku itu menjadi
00:13:27
orang, dia semakin
00:13:31
kuat. Kegelapan itu menguasai aku, gitu.
00:13:40
itu penting sejak awal tuh didengarkan,
00:13:43
digabungkan, dikelompokkan dengan
00:13:46
yang bahwa ini itu ilmu lain gak akan
00:13:49
kamu dapat di
00:13:51
sekolahanmu walaupun sekolahnya di luar
00:13:54
negeri. Enggak ada ilmu tentang aku di
00:13:56
sekolah itu. Enggak
00:13:57
ada. Yang dipelajari di sekolah itu ilmu
00:14:00
tentang orang. Bagaimana memindahkan
00:14:03
orang dari bumi ke bulan ya toh?
00:14:07
Bagaimana orang ini bisa terhubung
00:14:09
dengan yang lain? Tetapi bukan tentang
00:14:14
aku. Maka dia harus diarahkan, "Ayo
00:14:18
belajar ilmu tentang
00:14:23
aku. Jangan
00:14:25
sampai telat. Makin lama ini makin berat
00:14:28
ya.
00:14:31
Karena kegelapan itu berarti
00:14:35
sudah mengisi waktu yang panjang
00:14:40
gitu. Dalam waktu lagi pula
00:14:45
sebenarnya lebih nyaman hidup itu kalau
00:14:48
di es besar bagi
00:14:50
aku. Kalau es kecil harus
00:14:53
rebutan. Kalau es besar gak.
00:14:56
Karena ketika dia S besar
00:14:59
dimensi 5 eh dimensi lah
00:15:03
ya. Dimensi keenam saja
00:15:09
itu aku itu sudah kehidupan tuh sudah
00:15:13
bersifat subjektif.
00:15:16
modelnya sudah lain. Sudah begini
00:15:22
dia. Ini
00:15:25
aku. Ini dunia
00:15:29
subjektif ini objektif.
00:15:34
Iya
00:15:35
toh. Sudah begini modelnya aku.
00:15:38
Jadi ini namanya posisi aku yang sangat
00:15:42
radikal. Radikal subjektif itu sangat
00:15:45
radikal.
00:15:48
di
00:15:49
[Musik]
00:15:51
mana alam
00:15:53
tampak, alam materi, maupun alam
00:15:57
pikiran, alam perasaan itu itu alam pada
00:16:02
aku, bukan aku, gitu.
00:16:05
Makanya kan kita sering dengar tuh,
00:16:07
sering
00:16:10
baca-baca apa
00:16:12
namanya misalnya quot-quote dari OSO,
00:16:15
quote-quote dari Sat Guru bahwa aku
00:16:17
bukan tubuh. Ya memang bukan yang di
00:16:20
sini, aku bukan pikiran, aku bukan
00:16:23
perasaan. Iya memang bukan yang ini.
00:16:26
Tetapi aku
00:16:28
melampaui alam tampak maupun alam
00:16:32
perasaan, alam pikiran.
00:16:38
tapi sekaligus meliputi ah gitu. Jadi
00:16:41
gak hanya aku bukan, aku bukan, aku
00:16:44
bukan. Pada akhirnya alam tampak
00:16:47
di diabaikan. Ya enggak gitu. Karena
00:16:51
alam tamplak itu include pada aku juga.
00:16:58
include pada
00:17:02
aku. Kalau posisi akunya seperti
00:17:05
ini, tidak seperti ini, ini namanya itu
00:17:10
psikologinya psikologi
00:17:13
kelimpahan. Aku itu mengalami kelimpahan
00:17:17
hidup.
00:17:20
Karena memang aku bukan orang, tetapi
00:17:25
aku hadir di alam
00:17:27
orang. Bahwa orang ini memang
00:17:30
membutuhkan
00:17:32
materi. Orang ini membutuhkan
00:17:36
pemikiran. Membutuhkan
00:17:40
pemikiran. Ee kemarin malam lah. Kemarin
00:17:43
malam sama Jenny
00:17:46
gitu, Mas Jenny. kita berencana mau
00:17:49
bikin
00:17:50
projek energi psikologi di di Muna.
00:17:54
Jadi orang-orang Muna kita
00:17:57
ajarkan ilmu taping dan lebih gampang
00:18:01
dia karena yang ABC di
00:18:05
sini, yang ABC di sini itu dalam bahasa
00:18:08
Muna kan sudah ada
00:18:10
bahasanya ada tinamisino gitu dia bisa
00:18:15
tahu atau dia adalah tipo Gawono
00:18:22
gitu
00:18:24
itu kalau di sini dia sudah ada
00:18:30
tiwurano ya
00:18:34
tiepeno. Kemudian ada
00:18:38
lagi
00:18:41
ti apa ya? Tifenamino gitu.
00:18:47
Kemudian ada lagi panca indra ini adalah
00:18:51
oleh ini kalau diterapkan di muna, orang
00:18:54
Muna dengan bahasa daerahnya dengan
00:18:56
pemetaannya dia bisa langsung paham itu
00:18:59
energi psikologi
00:19:01
itu. Kalau ini
00:19:04
foto karena dia kategorinya sudah rapi
00:19:07
tinggal di nanti tinggal di apa namanya
00:19:14
diajarkan ada tiepeno tiveting keno
00:19:21
gitu 1 2 3 satu lagi itu e satu lagi
00:19:27
berarti
00:19:32
Tive nonono
00:19:36
gitu. Itu kalau dalam dibawa ke bahasa
00:19:38
Muna diajarkan ke sana. Oh, ini sudah
00:19:40
sudah clear semua. Dia
00:19:43
udah modelnya itu sudah terbahasakan
00:19:46
dengan
00:19:47
bahasa. Dia bisa langsung operasional
00:19:51
tinggal didampingin sebenarnya.
00:19:57
seperti
00:19:59
itu. Jadi alam materi maupun
00:20:05
alam abstrak.
00:20:08
Alam abstrak itu
00:20:10
ya bahasa yang yang terbahasakan atau
00:20:14
yang terasa yang tinamisino itu itu
00:20:17
wilayah tampa
00:20:20
memang itu satu
00:20:23
dunia satu dunia.
00:20:32
Jadi aku itu kalau sudah benar
00:20:34
pendasaran diri, tujuan hidupnya
00:20:38
benar, dia gak
00:20:40
akan diperbudak oleh
00:20:43
dunia. Enggak akan. Wong alam tampak itu
00:20:49
maupun alam
00:20:51
perasaan itu alam pada diriku kok. Kok
00:20:54
mau diperbudak? Siapa? itu kehidupan
00:20:57
sangat-sangat
00:20:59
subjektif. Sangat-sangat subjektif.
00:21:04
Jadi modelnya itu ya seperti model yang
00:21:07
kita sudah
00:21:10
kaji bahwa ya planet ini planet pada
00:21:15
aku, tubuh ini tubuh pada aku, keluarga
00:21:19
ini keluarga pada aku. Radikal dia. Suku
00:21:22
ini suku pada aku, bisnis ini bisnis
00:21:25
pada aku. Komunitas ini komunitas pada
00:21:28
aku. Kota ini kota pada
00:21:30
aku. Negara ini negara pada aku.
00:21:34
Jadi
00:21:36
tergantung atau terbawa-bawa oleh
00:21:40
aku. Kalau akunya es kecil,
00:21:44
wah rusak rusak kalau bisa kiamat
00:21:49
planet. Coba dihitung ya.
00:21:52
Ini kalau yang
00:21:54
sudah senior-senior tuh bisa mengerti.
00:22:00
Sebenarnya biaya yang paling banyak
00:22:04
dikeluarkan dalam hidup ini adalah biaya
00:22:07
untuk menangani
00:22:10
ego. Penderitaan manusia itu lebih
00:22:13
banyak disebabkan karena
00:22:16
egonya. Itu kalau kita yang sudah
00:22:17
senior-senior tahu itu bagi yang
00:22:19
anak-anak apaan?
00:22:23
Karena mereka
00:22:25
belum menghadapi hidup sendiri, masih
00:22:29
ditanggung
00:22:31
tanggung. Coba mereka suruh hadapi
00:22:34
sendiri biaya sosial. Nanti dia akan
00:22:38
tahu betapa egonya itu telah membuat
00:22:42
banyak kerugian.
00:22:46
Dan
00:22:47
anehnya hal yang paling banyak
00:22:50
menghasilkan kerugian di dalam
00:22:53
peradaban, di dalam kemanusiaan justru
00:22:56
enggak ada
00:22:58
sekolahnya.
00:23:00
Gendeng bahwa yang paling berbahaya itu
00:23:02
posisi ego. Dulu yang mengatakan bahwa
00:23:06
paling berbahaya itu posisi ego cuman
00:23:11
agama. Bilang begitu. Sekarang sains
00:23:14
psikologi mengatakan memang bahaya ego
00:23:17
ini, kurang apalagi. Cuman belum ada
00:23:22
sekolahnya. Giliran
00:23:26
COVID, seluruh dunia patungan untuk cari
00:23:30
vaksinnya.
00:23:31
Karena dianggap berbahayaalah ego
00:23:34
berbahayanya itu lebih
00:23:37
parah. Lebih parah. Memang enggak
00:23:39
langsung mati orang, tapi dibunuh
00:23:43
pelan-pelan.
00:23:45
Sekeluarga. Sekeluarga. Kalau bapaknya
00:23:47
miskin, anaknya melu
00:23:49
miskin. Kemiskinan itu kan ngeceer ego
00:23:53
itu ya.
00:23:57
Toh nature
00:24:00
ego itu yang paling penting ya. itu yang
00:24:03
paling penting. Selesaikan
00:24:06
dulu nature ego. Ilmui betul-betul apa
00:24:10
sih? Ini muda ini ya. Dulu saya 9 tahun
00:24:13
belajar i Mbah iki ngajarin ilmu apa toh
00:24:17
iki
00:24:17
kok gak ada di tempat lain gitu. Lama
00:24:22
semakin ke sini.
00:24:25
Oh, ini memang
00:24:28
penting karena penderitaan karena ego
00:24:32
itu sudah dialami oleh seluruh manusia
00:24:37
sepanjang
00:24:39
sejarahnya. Berapa banyak air mata yang
00:24:43
tumpah karena ego. Berapa kemarahan yang
00:24:48
membakar rumah tangga?
00:24:51
Berapa banyak anak-anak yang kemudian
00:24:54
itu mengalami penderitaan karena ego
00:24:57
orang
00:25:00
tua? Nah, itu yang harusnya
00:25:04
diselesaikan ya. Apalagi kemarin saya
00:25:07
lagi nonton TV gitu ya di
00:25:11
Madura Puskesmas didatangin orang bawa
00:25:16
parang. Wah, gimana itu Pak Sunardi itu
00:25:18
gimana ceritanya Pak Sunar?
00:25:21
Ngeri sekali bawa parang-parangnya 2 m
00:25:24
apa 1 meter panjang sekali
00:25:28
puskesmas. Waduh
00:25:33
ngeri
00:25:37
ngeri di negara hukum masyarakat masih
00:25:42
tenteng-tenteng.
00:25:44
saya aja ngeri tentaranya sampai please
00:25:49
please itu apa sebenarnya itu adalah
00:25:53
biaya atau peristiwa yang memperagakan
00:25:58
ego.
00:26:05
kita semua menanggungnya itu masuk
00:26:07
berita di Indonesia ya toh
00:26:10
negara-negaraanya
00:26:14
aku seperti
00:26:17
itu. Jadi penderitaan karena ego itu
00:26:21
tidak terhitung lagi gitu
00:26:24
loh ya. Kerugian karena ego itu
00:26:28
sudahlah.
00:26:29
tanya anak-anak
00:26:32
yang apa ya di PCI itu kan banyak
00:26:35
anak-anak itu yang tidak
00:26:38
diperhatikan yang transsi itu orang
00:26:40
tuanya itu pokoknya terserah
00:26:42
kaulah menderitanya mereka dan mereka
00:26:45
berjuang untuk keluar dari posisi ego
00:26:49
itu.
00:26:51
alam
00:26:53
kasihan gitu
00:26:55
ya anak-anak
00:27:01
semua kerja sama gitu.
00:27:06
Jadi ego ini ngeri tapi justru dianggap
00:27:10
dianggap enteng karena memang ego ini
00:27:14
enggak langsung kayak virus langsung
00:27:16
mati tapi dia pelan-pelan
00:27:19
pelan-pelan makin lama makin lemah aku
00:27:23
itu ngeri loh. Jadi ego itu mematikan
00:27:26
kekuatan aku gitu.
00:27:30
Ego itu
00:27:34
mematikan kekuatan
00:27:38
aku. Oh, ini kok enggak di enggak
00:27:45
disembuhin. Dan kita membutuhkan 10.000
00:27:48
orang Indonesia itu yang bisa
00:27:50
mengajarkan, yang bisa memandu
00:27:53
masyarakat agar bisa memahami egonya.
00:28:01
Gara-gara orang tua egonya belum tuntas,
00:28:04
anak-anak tumbuh dalam ketiadaan
00:28:07
lapangan ekonomi.
00:28:09
Kasihan
00:28:16
gitu. Jadi anak-anak tumbuh tanpa
00:28:19
lapangan ekonomi, anak-anak tumbuh tanpa
00:28:22
jaminan sosial.
00:28:26
Itu karena ego orang tua yang belum
00:28:30
tuntas. Sudah gitu nikah terus bape.
00:28:33
Allahu
00:28:35
Akbar. Ya satu aja gak bisa nanggung
00:28:39
ajaak
00:28:41
gak enggak turus kok. nambah lagi.
00:28:44
Nambah
00:28:49
lagi.
00:28:51
Jadi memang dalam peradaban
00:28:56
kita ee negativitas ego itu dianggap
00:29:00
sepele termasuk oleh tokoh-tokoh
00:29:03
agama. Enggak ngajarin bagaimana
00:29:05
melampaui ego kok.
00:29:12
ya enggak diberi anggaran
00:29:15
dia.
00:29:17
Padahal negativitas ego itu dirasakan
00:29:21
setiap orang. Bukan hanya dirasakan,
00:29:25
menyengsarakan setiap
00:29:28
orang
00:29:31
menyengsarakan. Departemen agama yo ora
00:29:34
ngurusur
00:29:36
ora ngurus.
00:29:40
Anak saya itu sering mar anaknya terus
00:29:44
ya. Iya
00:29:47
anjara terus itu orang tua ya marahin
00:29:50
anak sampai ana itu gak bisa tumbuh
00:29:53
sampai ampun-ampun mendingan saya enggak
00:29:55
usah di rumah.
00:29:58
Kadang-kadang gitu mengerikan ego ini
00:30:01
sebenarnya cuman tidak didefinisikan.
00:30:06
Wah, ini lagi India sama Pakistan mau
00:30:09
saling
00:30:10
nuklir. Ayo, India sama Pakistan.
00:30:13
Padahal dua-duanya itu negara beragama.
00:30:17
Satu Islam, satu
00:30:19
Hindu. Dua-duane mengakui ketuhanan tapi
00:30:23
ii mau saling
00:30:25
nuklir. Kayak apa? Kurang apa
00:30:28
coba? Dian.
00:30:34
Iya.
00:30:35
Pokoknya yang sudah senior-senior, yang
00:30:38
sudah menikah itu pasti tahu
00:30:42
bahwa ego ini mas membawa masalah besar
00:30:47
dalam
00:30:51
kemanusiaan menjadi masalah paling besar
00:30:55
dalam peradaban.
00:30:57
kita sudah bisa memanipulasi gravitasi,
00:31:01
tetapi masalah penderitaan dalam
00:31:04
kemanusiaan itu belum ditemukan bahwa
00:31:07
itu dari ego
00:31:10
masing-masing dari
00:31:16
itu seperti
00:31:20
itu. Jadi ini mari ya mumpung 300 orang
00:31:28
317. Mari fokuskan
00:31:33
yuk mulai ilmui posisi ego ini. Pokoknya
00:31:37
harus tuntas. Iya harus
00:31:42
tuntas. Harus tuntas.
00:31:45
Gimana caranya itu ya biar 300 orang
00:31:49
ini bisa
00:31:51
mengajarkan pokoknya harus bisa ngajar
00:31:54
dia ngajar ke istri, ngajar ke anak
00:31:57
gitu. Bisa ngajar bagaimana cara
00:32:00
melampaui posisi
00:32:03
ego. Jadi kalau dalam buku-buku barat
00:32:06
itu gini
00:32:10
dia. Jadi gini dia ee kategorinya bagus.
00:32:13
orang Barat
00:32:15
itu mana itu ya? Ah
00:32:21
gini dari sini dari posisi merah ke sini
00:32:26
ini namanya
00:32:28
dia perjalanan menuju Tuhan
00:32:32
journey to God.
00:32:36
Kalau di
00:32:37
sini ini
00:32:40
namanya
00:32:42
journey in di dalam
00:32:46
ketuhanan. Orang Barat kalau bikin
00:32:49
kalimatus
00:32:52
jelas ini menuju ini di dalam
00:32:58
ketuhanan. Perjalanan minadulumat ila
00:33:01
nur. Dari sini ke sini. Kalau dari sini
00:33:03
ke sini ini perjalanan Minanur Ilan
00:33:09
Nurur kayak
00:33:12
gitu. Itu kategorinya orang
00:33:15
Barat. Barat sudah mulai bangkit loh
00:33:18
itu. Sudah mulai bangkit ya. Karena
00:33:21
mereka tahu betul bahaya ego ini.
00:33:24
Kenapa? Mereka sering jadi pelaku. Orang
00:33:27
barak itu pelaku penjajah
00:33:30
sedunia. Tukang peras sedunia. Ya mereka
00:33:34
sudah sadar ini
00:33:38
salah ini
00:33:42
salah ini
00:33:45
salah. Jadi penting memetakan perjalanan
00:33:49
perjalanan menuju Tuhan itu dari D3
00:33:53
sampai D6.
00:33:56
kategorinya begitu. Kalau kita pakai
00:33:58
bahasa Inggris, saya senang pakai bahasa
00:34:00
Inggris karena ini loh pembedanya itu
00:34:04
enak. Yang bacanya
00:34:06
enak baca
00:34:09
ini kayak
00:34:12
gitu. Oke ya. Kalau pokoknya
00:34:15
tuh ya
00:34:19
soal pendidikan keegoan ini kalau bisa
00:34:22
itu gak usah di sekolah, di rumah aja
00:34:24
bapaknya yang ajar, ayah ibunya yang
00:34:27
ngajar. Itu gak usah diserahkan ke
00:34:29
sekolah, nanti anak-anak dapat PR lagi.
00:34:32
Malah repot kita kalau pendidikan soal
00:34:35
ego
00:34:38
ini itu diserahkan lagi ke pemerintah,
00:34:42
enggak usah.
00:34:52
Enggak
00:34:55
usah main-main itu loh. Adiknya ya apa
00:35:00
anak-anak itu
00:35:03
gak usah israhkan ke ke sekolah sudah
00:35:06
ada orang tuanya kok selesai di rumah
00:35:09
ini
00:35:09
soal posisi aku
00:35:13
ini selesai di
00:35:16
rumah gak usah pakai biaya negara ituu
00:35:19
nanti setengah mati kita nyetakan lir
00:35:22
guru gak
00:35:24
usah gak usah di rumah saja selesai ini
00:35:28
Ada kategori bagus dari Ustaz Gilman.
00:35:33
Perjalanan rohani
00:35:36
itu ilallah fillah billah. Woh keren nih
00:35:41
wes kategorinya mantap pokoknya
00:35:44
perjalanan ilallah fillah
00:35:49
billah. Nah keren banget ini. Ini kalau
00:35:54
kita umat Islam, umat beragam lah ya.
00:35:58
Umat beragama paham perjalanan ilallah
00:36:01
fillah billah sudah damai negara
00:36:04
kita
00:36:08
damai ya pokoknya mumpung ini pagi ini
00:36:11
300 orang yuk masing-masing tiap rumah
00:36:16
itu ya minimal ayah ibunya itu nguasai
00:36:20
ilmu tentang posisi
00:36:24
aku. Saya kira itu dulu pagi ini. Hatur
00:36:27
nuwun. Asalamualaikum warahmatullahi
00:36:29
wabarakatuh.
00:36:31
Waalaikumsalam warahmatullahi
00:36:33
wabarakatuh. Terima kasih, Masar. Terima
00:36:34
kasih, Teman-teman. Iya, bagi
00:36:36
teman-teman eh yang mungkin belum punya
00:36:39
tiga buku pedasaran diri ini ada Power
00:36:42
cost, Transcending Level of Confusness,
00:36:45
ada disolving ego. Silakan eh sudah beli
00:36:48
dan dibaca ya. Mungkin nanti ada yang
00:36:50
belum dipahami atau perlu ditanyakan
00:36:53
bisa ditanyakan waktu kelas-kelas
00:36:55
seperti ini atau bisa chat di grup kita
00:36:58
akan bahas atau mungkin ada teman-teman
00:37:00
yang mau maju transasi juga bisa ya.
00:37:04
Jap. Terima kasih kita bertemu minggu
00:37:06
insyaallah. Asalamualaikum
00:37:08
warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi
00:37:09
dan selamat beraktivitas. Yeah.