Putusan MK: Publik Memang Seharusnya Marah | Mata Najwa

00:27:29
https://www.youtube.com/watch?v=CjPZImuXUtE

概要

TLDRDiskusi ini membahas kekhawatiran mengenai integritas Mahkamah Konstitusi Indonesia yang terpapar oleh politisasi dan politik dinasti. Kajian mengungkap bahwa keputusan-keputusan MK yang terkini, terutama yang berhubungan dengan Gibran, diduga merupakan hasil dari manipulasi dan kurangnya substansi hukum yang kuat. Hal ini mengakibatkan legitimasi lembaga peradilan semakin lemah, yang bisa berdampak serius pada demokrasi dan kepercayaan masyarakat. Terdapat argumen bahwa kebangkitan kepentingan politik dan penggunaan kekuasaan seharusnya dijadikan peringatan untuk mengevaluasi kembali sistem pengawasan terhadap hakim dan integritas partai politik di Indonesia.

収穫

  • ⚖️ Perlunya transparansi dalam keputusan MK.
  • 👥 Publik berhak marah atas manipulasi hukum.
  • 🏛️ Peranan MK dalam menjaga demokrasi sangat vital.
  • 🔍 Kemandirian lembaga yudikatif harus dijaga.
  • 📉 Politik dinasti dapat mengancam masa depan demokrasi.
  • 📜 Generasi muda perlu memiliki kapasitas politik.
  • 🚫 Ketidakadilan hukum harus diatasi.
  • 🔎 Perlu pengawasan ketat terhadap hakim.
  • 🛡️ Menghindari konflik kepentingan sangat penting.
  • 📢 Perluasan peluang bagi anak muda dalam politik.

タイムライン

  • 00:00:00 - 00:05:00

    Dalam klip pertama, pembicara menyatakan bahwa publik berhak marah terhadap manipulasi sistem peradilan, khususnya di Mahkamah Konstitusi. Mereka menyoroti peristiwa dan keputusan yang tampak tidak etis, termasuk komentar seorang hakim sebelum keputusan dijatuhkan dan bagaimana hal ini dapat merusak kepercayaan publik terhadap badan yudikatif.

  • 00:05:00 - 00:10:00

    Pembicara menekankan bahwa legitimasi Mahkamah Konstitusi kini lemah, berdampak negatif pada kemampuannya menyelesaikan sengketa pemilu. Kerosakan kepercayaan publik ini bisa mengarah kepada ketidakstabilan sosial yang lebih besar, di mana konflik politik tidak dapat dikelola dengan baik, dan ini berpotensi untuk merusak prinsip-prinsip negara hukum.

  • 00:10:00 - 00:15:00

    Kritik lebih mendalam diarahkan kepada isu dinasti politik di Indonesia, di mana figur-figur tertentu dapat dengan mudah mendapatkan kekuasaan berkat koneksi keluarga. Pembicara menggunakan contoh Gibran, menyatakan bahwa cara-cara mendapatkan posisi politik dengan mudah tidak mencerminkan kompetensi sebenarnya, menciptakan kecemasan mengenai masa depan demokrasi dan negara hukum.

  • 00:15:00 - 00:20:00

    Selanjutnya, pembicara menjelaskan bahwa proses pemilihan dan tugas Mahkamah Konstitusi harus diubah untuk memastikan adanya peluang yang sama bagi semua kalangan, termasuk generasi muda. Mereka menorehkan bahwa jika keadilan dan kemandirian tidak diterapkan, maka negara akan menghadapi permasalahan lebih besar.

  • 00:20:00 - 00:27:29

    Di akhir, pembicara menggarisbawahi perlunya evaluasi terhadap Mahkamah Konstitusi dan partai politik. Pengawasan terhadap hakim sangat penting demi mengembalikan kepercayaan publik. Dalam konteks ini, pertarungan politik yang adil dan etis harus menjadi prioritas, bukan sekadar mengejar posisi kekuasaan.

もっと見る

マインドマップ

ビデオQ&A

  • Apa yang terjadi dengan Mahkamah Konstitusi Indonesia?

    Mahkamah Konstitusi Indonesia saat ini dianggap terpengaruh oleh kepentingan politik dan kehilangan legitimasi di mata publik.

  • Mengapa publik marah terhadap keputusan MK?

    Publik marah karena anggapan bahwa keputusan MK dimanipulasi untuk kepentingan politik tertentu, seperti mendukung Gibran.

  • Apa yang dimaksud dengan politik dinasti dalam konteks ini?

    Politik dinasti merujuk pada situasi di mana kekuasaan disalurkan melalui hubungan keluarga, yang mengabaikan kapasitas politik dari individu tersebut.

  • Siapa yang diuntungkan dari keputusan MK terbaru?

    Gibran, yang merupakan keponakan Ketua MK, disebut sebagai salah satu pihak yang diuntungkan oleh keputusan tersebut.

  • Apa dampak dari keputusan MK terhadap demokrasi?

    Keputusan ini dapat merusak integritas lembaga yudikatif dan mengarah pada hilangnya kepercayaan publik terhadap proses hukum.

ビデオをもっと見る

AIを活用したYouTubeの無料動画要約に即アクセス!
字幕
id
オートスクロール:
  • 00:00:01
    [Musik]
  • 00:00:17
    menurut saya publik memang sudah
  • 00:00:20
    sewajarnya bahkan
  • 00:00:22
    seharusnya marah ya bukan sekedar
  • 00:00:25
    gelisah bahkan marah karena yang
  • 00:00:27
    dipertontonkan itu
  • 00:00:28
    betul-betul suatu rangkaian peristiwa
  • 00:00:32
    Untuk
  • 00:00:33
    memanipulasi sebuah lembaga yudikatif
  • 00:00:36
    dan itu dipertontonkannya benar-benar
  • 00:00:39
    secara telanjang karena kan kita tidak
  • 00:00:42
    hanya bisa melihat putusannya saja kita
  • 00:00:45
    harus melihat dari awal peristiwanya dan
  • 00:00:48
    itu sudah diungkap di media massa juga
  • 00:00:50
    kalau kita lihat timeline-nya kita lihat
  • 00:00:53
    peristiwa yang terjadi sebelum putusan
  • 00:00:55
    dibacakan dan saya katakan peristiwa ya
  • 00:00:59
    bukan gosip bahkan tapi peristiwa
  • 00:01:01
    misalnya 9 September tuh itu banyak
  • 00:01:05
    sekali di media massa Pak Anwar Usman
  • 00:01:07
    sudah bilang di sebuah seminar di
  • 00:01:10
    Semarang di sebuah kampus saatnya anak
  • 00:01:12
    muda untuk memimpin sampai mengutip
  • 00:01:15
    riwayat dari Rasulullah tuh nah jadi itu
  • 00:01:18
    saja jelas tidak etis bagi seorang Hakim
  • 00:01:21
    untuk mengomentari sebuah perkara yang
  • 00:01:24
    sedang diperiksa dan waktu itu belum
  • 00:01:25
    putus dan 4 hari kemudian ternyata ada
  • 00:01:29
    perkara yang tarik tuh 13 September
  • 00:01:31
    perkara itu yang EE diajukan oleh Almas
  • 00:01:36
    itu ya nomor 90 itu baru masuk 13
  • 00:01:38
    September loh padahal perkara yang
  • 00:01:41
    awalnya yang tiga tuh yang oleh PSI
  • 00:01:44
    partai Garuda dan kepala-kepala daerah
  • 00:01:46
    muda itu sudah mengalami masa
  • 00:01:49
    pemeriksaan sidang sudah sekitar 5 bulan
  • 00:01:53
    dari bulan
  • 00:01:54
    April sudah mau diputus di awal
  • 00:01:56
    September tiba-tiba ditarik yang tanggal
  • 00:01:59
    13 September itu yang baru yang
  • 00:02:01
    argumentasinya juga
  • 00:02:03
    ee baru lagi sehingga bisa masuk dan
  • 00:02:06
    inilah yang kemudian dikabulkan jadi
  • 00:02:09
    dipertontonkannya sedemikian rupa bahkan
  • 00:02:11
    sampai tentu saja kita tahu bahwa Pak
  • 00:02:14
    Anwar ussman adalah paman dari Gibran
  • 00:02:18
    dan kita tidak perlu malu-malu lagi
  • 00:02:20
    untuk menunjukkan karena ini analisis
  • 00:02:22
    politik ya kalau kita bicara aktor kan
  • 00:02:25
    siapa sih yang langsung diuntungkan
  • 00:02:27
    dengan adanya putusan ini ya memang
  • 00:02:28
    hanya Gibran dan Pamannya lah yang
  • 00:02:30
    memimpin Mahkamah Konstitusi apalagi
  • 00:02:33
    dalam putusan yang dikabulkan ini yang
  • 00:02:36
    nomor 90 itu nama Gibran disebut karena
  • 00:02:39
    dia diidolakan oleh
  • 00:02:42
    pemohon satu lagi kayaknya banyak sekali
  • 00:02:45
    nih ya yang buat saya telanjang kok
  • 00:02:47
    semua bisa membaca dengan jelas bahkan
  • 00:02:50
    Ee Kita akan bisa lihat juga selain nama
  • 00:02:53
    Gibran itu terkait langsung dengan Ketua
  • 00:02:56
    eh MK kita juga akan melihat bagaimana
  • 00:03:00
    legal
  • 00:03:01
    standingnya pemohon yang dikabulkan ini
  • 00:03:03
    permohonannya yang namanya Almas itu
  • 00:03:06
    sebenarnya sangat sulit untuk diterima
  • 00:03:09
    dalam standar MK sendiri selama ini MK
  • 00:03:12
    itu begitu ketat kalau soal legal
  • 00:03:15
    standing MK akan selalu bilang tolong
  • 00:03:17
    buktikan dulu anda punya kerugian
  • 00:03:20
    konstitusional artinya ada pasal yang
  • 00:03:23
    karena gara-gara Pasal itu saya
  • 00:03:25
    mengalami kerugian bukan bukan kerugian
  • 00:03:28
    uang tapi kerugian k ional artinya tidak
  • 00:03:30
    mendapatkan hak dan lain sebagainya
  • 00:03:32
    biasanya ketat sekali tapi untuk perkara
  • 00:03:35
    yang ini karena dia mengidolakan Gibran
  • 00:03:38
    kemudian diterima legal standing-nya
  • 00:03:40
    Padahal dia bukan anggota Partai bukan
  • 00:03:42
    partai politik seperti PSI dan lain
  • 00:03:44
    sebagainya jadi banyak sekali yang bisa
  • 00:03:46
    kita kritik dari putusan itu dan
  • 00:03:48
    peristiwa-peristiwa yang
  • 00:03:55
    mendahuluinya dampaknya paling tidak dua
  • 00:03:57
    deh yang pertama Pak pada MK sendiri Ini
  • 00:04:01
    buat MK sendiri kalau saya selalu
  • 00:04:04
    mengistilahkan begini gantungan
  • 00:04:06
    legitimasi lembaga yudikatif itu
  • 00:04:09
    sebenarnya sangat rapuh tipis
  • 00:04:12
    tergantungnya pada kepercayaan publik
  • 00:04:15
    kepercayaan publik gantungannya adalah
  • 00:04:17
    legal reasoning atau pertimbangan hukum
  • 00:04:19
    dari eh putusan-putusan pengadilan itu
  • 00:04:23
    jadi begitu kepercayaan publik runtuh
  • 00:04:25
    karena legal reasoning-nya banyak sekali
  • 00:04:27
    bisa kita kritik kan juga ada empat
  • 00:04:30
    pendapat berbeda yang Bahkan sedikit
  • 00:04:32
    curhat ee atau bahkan mengungkapkan
  • 00:04:35
    kemarahan karena ada yang terasa aneh ee
  • 00:04:39
    dan sangat bisa dikritik ke semuanya
  • 00:04:41
    karena sangat tidak konsisten dari tujuh
  • 00:04:43
    perkara yang kita bicarakan ini
  • 00:04:45
    sebenarnya kan ee dari tiga perkara yang
  • 00:04:48
    sudah diputus duluan dengan perkara yang
  • 00:04:50
    kemudian dikabulkan itu argumennya sama
  • 00:04:52
    sekali dari a ke Z gitu kiri ke kanan
  • 00:04:56
    depan ke belakang jadi sangat tidak
  • 00:04:58
    konsisten Nah jadi dengan dengan itu
  • 00:05:01
    saja kita bisa mengkritik legal
  • 00:05:03
    reasoning-nya tapi bahkan sebelum itu
  • 00:05:04
    kita sudah mengolok-olok MK MK sekarang
  • 00:05:07
    namanya jadi mahkamah kekuasaan makin
  • 00:05:09
    kesasar apalagi mahkamah keluarga ada
  • 00:05:13
    lagu lagi yang Paman datang itu segala
  • 00:05:15
    macam lucu-lucu Saya sedih tapi Ikut
  • 00:05:19
    ketawa dan berpikir bahwa ya Salah
  • 00:05:22
    sendiri MK seperti menjerumuskan dirinya
  • 00:05:25
    sendiri nah anyway Saya ingin masuk ke
  • 00:05:28
    suatu situasi di mana
  • 00:05:30
    MK itu sudah diolok-olok legitimasinya
  • 00:05:32
    sudah rendah sekali dan bayangkan MK itu
  • 00:05:36
    akan terus-menerus bertugas Bahkan dia
  • 00:05:38
    akan menyelesaikan sengketa hasil
  • 00:05:41
    Pilpres pilek pemilihan legislatif
  • 00:05:44
    bahkan Pilkada tahun depan dan dulu
  • 00:05:49
    kalau kita ingat Pemilu 2019 saja ya
  • 00:05:52
    yang paling belakangan itu sempat ada eh
  • 00:05:56
    apa sangat-sangat ketat gitu ya antara
  • 00:05:58
    Prabowo dengan Jokowi sempat ada letupan
  • 00:06:01
    kerusuhan depan Bawaslu tapi begitu MK
  • 00:06:04
    bilang yang memenangkan sengketa hasil
  • 00:06:06
    adalah Jokowi ada letupan-letupan kecil
  • 00:06:10
    tapi lembaga peradilan sebagai
  • 00:06:13
    penyelesai konflik secara hukum masih
  • 00:06:16
    dipercaya jadi letupan itu tidak bisa
  • 00:06:18
    meluas bayangkan kalau orang-orang sudah
  • 00:06:22
    tidak percaya bahkan mentertawakan MK
  • 00:06:25
    konflik itu jadinya tidak bisa dikelola
  • 00:06:27
    lagi itu yang mengerikan menurut saya
  • 00:06:31
    tapi lebih dari itu negara hukum kita
  • 00:06:33
    jadinya runtuh karena ini yang dirusak
  • 00:06:36
    adalah lembaga yudikatif nah tapi ada
  • 00:06:38
    yang kedua juga karena eh menurut saya
  • 00:06:41
    ini unprecedented ya ini membawa situasi
  • 00:06:46
    demokrasi dan negara hukum kita ke
  • 00:06:48
    sesuatu yang sama sekali tidak
  • 00:06:49
    terbayangkan sebelumnya karena yang
  • 00:06:52
    diseret ke tengah pertarungan politik
  • 00:06:55
    adalah lembaga yudikatif yang harusnya
  • 00:06:58
    punya konsep kemandirian tersendiri
  • 00:07:01
    tidak politis dan lain sebagainya
  • 00:07:04
    diseret ke tengah-tengah dan membuka
  • 00:07:07
    jalan bahkan untuk politik dinasti nah
  • 00:07:11
    ini yang menurut saya akan sangat
  • 00:07:12
    merusak e demokrasi kita mundur bahkan
  • 00:07:16
    ke belakang tapi juga implikasi
  • 00:07:19
    langsungnya hari-hari ini kita makin
  • 00:07:22
    diributkan dengan siapa sebenarnya yang
  • 00:07:25
    akan menjadi calon wakil presiden dan
  • 00:07:29
    kemudian juga koalisinya ada
  • 00:07:31
    berubah-ubah kemudian partai satu dengan
  • 00:07:34
    yang lain saling
  • 00:07:35
    em Apa ya Em berkonflik begitu ya karena
  • 00:07:39
    Mungkin ada satu Gibran misalnya dari
  • 00:07:41
    anggota PDIP ingin ditarik ke koalisinya
  • 00:07:44
    Pak Prabowo dan seterusnya nah ini semua
  • 00:07:47
    sangat tinggi menimbulkan ketidakpastian
  • 00:07:50
    dan semakin menguatkan bahwa memang elit
  • 00:07:53
    yang hanya mengurusi soal-soal seperti
  • 00:07:55
    ini lagi-lagi kita tidak bisa ber apa
  • 00:08:00
    berkata apapun
  • 00:08:01
    em bahkan elit juga mengarjakan kepada
  • 00:08:05
    kita kalau hukumnya yang tidak mendukung
  • 00:08:08
    mereka bukan mereka yang harus
  • 00:08:10
    mengoreksi diri tapi hukumnya yang
  • 00:08:12
    diubah oleh mereka dan caranya ada cara
  • 00:08:15
    instan yaitu Mahkamah Konstitusi ini
  • 00:08:18
    yang pelajaran yang buat saya akan ee
  • 00:08:21
    merusak eh cara kita
  • 00:08:28
    bernegara
  • 00:08:29
    kemungkinannya sangat besar tentu saja
  • 00:08:31
    kita tidak punya bukti sedalam atau
  • 00:08:36
    sekonkret rekaman rapat Pak Jokowi
  • 00:08:38
    menyuruh Hakim misalnya kan Tentu saja
  • 00:08:40
    tidak ada tapi kan kita juga paham bahwa
  • 00:08:43
    cara-cara berpolitik memang tidak
  • 00:08:45
    seperti
  • 00:08:47
    sinetron ada kegiatan-kegiatan yang
  • 00:08:50
    tidak akan secara langsung dilakukan
  • 00:08:53
    oleh orang-orang yang punya kepentingan
  • 00:08:55
    tapi
  • 00:08:56
    ee itu yang kita bisa akan baca dari
  • 00:08:59
    peristiwa-peristiwa hukum yang
  • 00:09:01
    EE mengikuti sebelum putusan ini
  • 00:09:03
    dibacakan tapi ee Menurut saya kita juga
  • 00:09:07
    bisa melihatnya misalnya ee dari ee
  • 00:09:11
    bagaimana selama ini mk-nya sendiri
  • 00:09:14
    sudah mulai dirusak misalnya salah satu
  • 00:09:18
    hakim MK buntur Hamzah itu kan
  • 00:09:21
    sebenarnya dimasukkan oleh DPR secara
  • 00:09:25
    melanggar hukum melanggar undang-undang
  • 00:09:27
    Mahkamah Konstitusi sendiri
  • 00:09:29
    waktu itu Pak aswanto barangkali kita
  • 00:09:31
    semua ingat ya Pak aswanto tiba-tiba
  • 00:09:33
    diberantikan di tengah jalan digantikan
  • 00:09:35
    oleh Guntur Hamzah itu misalnya salah
  • 00:09:38
    satunya jadi memang sudah ada sebuah
  • 00:09:41
    eh apa ya upaya untuk membuat komposisi
  • 00:09:45
    Hakim juga seperti ini lagi-lagi tentu
  • 00:09:48
    saja kalau masalah Pak Guntur dan Pak
  • 00:09:50
    aswanto memang yang memainkan isunya
  • 00:09:54
    adalah DPR tapi kan kita kalau melakukan
  • 00:09:58
    analisis politik dan tata negara memang
  • 00:10:00
    harus analisis aktor tidak bisa Hitam
  • 00:10:03
    Putih karena ini bukan matematika jadi
  • 00:10:05
    walaupun ee kalau saya sih bisa melihat
  • 00:10:08
    gejala-gejala ini dengan sangat terang
  • 00:10:10
    ee walaupun atau tidak perlu kita
  • 00:10:14
    menemukan rekaman rapatnya Pak Jokowi
  • 00:10:17
    langsung ataupun menemukan notulansi
  • 00:10:19
    rapat begitu ya tapi saya saya melihat
  • 00:10:23
    dari siapa yang diuntungkan dari ee
  • 00:10:26
    latar belakang latar belakang Hakim Dan
  • 00:10:28
    bagaimana mereka selama ini memutuskan
  • 00:10:30
    sebenarnya sudah Ee kelihatan ee ada
  • 00:10:33
    indikasi-indikasi yang
  • 00:10:35
    [Musik]
  • 00:10:40
    kuat kalau kita
  • 00:10:42
    ee dalam dalam literatur yang membahas
  • 00:10:45
    soal dinasti politik kita harus lihatnya
  • 00:10:48
    dua hal pertama kalau berbicara dinasti
  • 00:10:51
    politik kita tidak hanya berbicara satu
  • 00:10:54
    jabatan Apakah itu cawa Apakah itu wakil
  • 00:10:57
    presiden atau presiden atau Gubernur dan
  • 00:10:59
    seterusnya tapi kita berbicara soal
  • 00:11:02
    peluang-peluang untuk menduduki jabatan
  • 00:11:04
    publik dan yang kedua didapatnya dengan
  • 00:11:07
    cara apa Apakah dengan cara yang instan
  • 00:11:11
    atau memang eh dengan cara yang normal
  • 00:11:15
    dalam tanda kutip walaupun dengan
  • 00:11:16
    privilesi saya kasih contoh begini
  • 00:11:18
    misalnya keluarga Kennedy di Amerika
  • 00:11:20
    Serikat tentu saja nama kennedi itu akan
  • 00:11:24
    membuat privilesia untuk mereka tapi toh
  • 00:11:26
    mereka meneliti karir ada yang jadi
  • 00:11:29
    Jaksa Agung dulu dan seterusnya atau
  • 00:11:31
    Hillary Clinton dan Bill Clinton
  • 00:11:33
    sebenarnya Hillary Clinton yang
  • 00:11:35
    berpolitik duluan ya daripada Bill
  • 00:11:36
    Clinton nama Clinton pasti akan membuat
  • 00:11:39
    orang langsung berpikir inilah orang
  • 00:11:44
    yang baik dari keluarga itu gitu Tapi
  • 00:11:46
    kan
  • 00:11:47
    eh Bill Clinton maupun Hillary Clinton
  • 00:11:50
    Sebenarnya dia menata karir politiknya
  • 00:11:53
    pelan-pelan tidak instan privil Iya tapi
  • 00:11:58
    beda itulah bedanya dengan dinasti
  • 00:12:00
    politik yang didapat dengan cara-cara
  • 00:12:02
    yang terlalu instan sehingga kapasitas
  • 00:12:05
    politik benar-benar dipinggirkan Nah
  • 00:12:07
    jadi kalau dalam contohnya itu salah
  • 00:12:09
    satunya adalah Kaesang misalnya 2 hari
  • 00:12:12
    dia bisa jadi ketua partai politik itu
  • 00:12:16
    jelas cara yang sangat tidak wajar
  • 00:12:18
    sangat jadul bahkan ya kalau dia mendaku
  • 00:12:21
    sebagai anak muda dan Partai anak muda
  • 00:12:22
    ini sangat tidak anak muda Nih model
  • 00:12:25
    seperti ini nah ee itu cara tapi tadi
  • 00:12:28
    yang pertama saya sebut soal jabatan
  • 00:12:31
    jadi betul nanti akan ada pemilihan lagi
  • 00:12:35
    tapi bahwa segala cara dilakukan untuk
  • 00:12:38
    mendudukkan dia dengan privilesinya yang
  • 00:12:41
    masih berlangsung sekarang untuk ee bisa
  • 00:12:46
    mencalonkan diri untuk kemudian dipilih
  • 00:12:49
    itu saja sebenarnya sudah mencerminkan
  • 00:12:51
    adanya politik Dinasti Dinasti politik
  • 00:12:54
    kan ee dinastinya keluarganya gitu ya
  • 00:12:57
    politik dinastinya itu adalah cara
  • 00:12:59
    berpolitik yang mengedepankan ee
  • 00:13:03
    Hubungan kekerabatan Nah jadi em Gibran
  • 00:13:07
    Seandainya dia tidak jadi
  • 00:13:11
    ee apa calon wakil presiden pun atau
  • 00:13:14
    mungkin nanti tidak terpilih pun tapi ee
  • 00:13:18
    bagaimana dia bisa
  • 00:13:20
    ditempatkan pada saat Pak Jokowi masih
  • 00:13:23
    menjabat sebagai presiden itu sudah
  • 00:13:25
    menggambarkan fenomena politik dinasti
  • 00:13:28
    jadi
  • 00:13:29
    eh itu yang mesti kita lihat itu yang
  • 00:13:32
    membedakan kan orang-orang suka
  • 00:13:34
    mengkritik orang yang menarasikan
  • 00:13:36
    dinasti politik dengan bilang Wah enggak
  • 00:13:38
    adil Megawati kan juga anaknya Soekarno
  • 00:13:40
    Betul tapi Megawati itu mulai dari
  • 00:13:43
    oposisi dulu tuh makanya ada priswa 27
  • 00:13:46
    juli 1996
  • 00:13:48
    6 ya baru kemudian dia naik bukan
  • 00:13:51
    berarti saya membela Megawati tapi saya
  • 00:13:53
    ingin menunjukkan cara berpolitik yang
  • 00:13:56
    tidak instan dan pada saat itu dia orang
  • 00:13:59
    tuanya sudah tidak ada ahay supaya kita
  • 00:14:02
    imbang ya Saya tidak ingin menunjukkan
  • 00:14:04
    Pro terhadap satu partai tapi misalnya
  • 00:14:06
    ahy yang juga suka dituduh dan pasti dia
  • 00:14:08
    membawa nama Yudoyono tapi bahkan dengan
  • 00:14:11
    membawa nama Yudoyono pun eh dia tetap
  • 00:14:14
    menapaki sebuah eh karir politik dulu
  • 00:14:19
    karirnya kok dia instan juga tuh jadi
  • 00:14:21
    ketua Betul tapi kan tidak dalam du hari
  • 00:14:23
    dia juga dididik dulu supaya punya
  • 00:14:26
    kapasitas politik baru kemudian bisa
  • 00:14:29
    bertarung walaupun sekarang belum juga
  • 00:14:31
    begitu ya nah jadi e kita harus
  • 00:14:33
    melihatnya secara lebih mendalam Lihat
  • 00:14:36
    dua itu yang pertama adalah
  • 00:14:39
    e caranya Apakah terlalu instan dan
  • 00:14:43
    wajar atau tidak tapi juga yang kedua
  • 00:14:46
    adalah Jangan hanya lihat hasil akhirnya
  • 00:14:49
    keterpilihan atau tidak tapi
  • 00:14:51
    peluang-peluang yang dibuka selagi orang
  • 00:14:54
    tuanya atau kerabatnya itu menjabat itu
  • 00:14:57
    juga bagian dari ee politik
  • 00:15:01
    [Musik]
  • 00:15:06
    dinasti pertama kita harus lihat
  • 00:15:08
    ruangnya dulu karena ini ruangnya di
  • 00:15:10
    Mahkamah Konstitusi kalau misalnya saya
  • 00:15:13
    diajak mengadvokasikan ke DPR dan
  • 00:15:15
    pemerintah supaya anak muda maju Saya
  • 00:15:17
    mungkin akan berada di paling depan
  • 00:15:20
    begitu ya karena saya setuju sekali anak
  • 00:15:22
    muda maju tapi di DPR
  • 00:15:24
    ee tempat berjuangnya dan kalau di DPR n
  • 00:15:28
    kan kita bisa partisipatif nanti juga
  • 00:15:31
    terbuka terus nanti para ahli juga akan
  • 00:15:34
    berdebat tuh Oh secara psikologis begini
  • 00:15:36
    secara politik begini secara sosiologis
  • 00:15:38
    silakan MK Hakim itu dipilih karena
  • 00:15:42
    kualifikasinya sebagai orang hukum dan
  • 00:15:44
    dia hanya menilai
  • 00:15:46
    konstitusionalitas dia juga enggak punya
  • 00:15:48
    kapasitas sebenarnya untuk membahas
  • 00:15:51
    Apakah Gubernur bisa disamakan dengan
  • 00:15:53
    walikota sehingga bisa mencalonkan diri
  • 00:15:55
    sebagai cawa preses dan biasanya mereka
  • 00:15:59
    pun mengakui itu kan selama ini mereka
  • 00:16:01
    selalu bilang oh ini Open legal Policy
  • 00:16:03
    nih bukan kami yang membahas silakan ke
  • 00:16:05
    DPR Nah jadi eh tempatnya dulu yang kita
  • 00:16:09
    mesti permasalahkan sehingga kita akan
  • 00:16:11
    sampai pada Pertanyaan kenapa
  • 00:16:13
    MK kalau memang dari dulu mau
  • 00:16:16
    me meruntuhkan ground apa ee meruntuhkan
  • 00:16:20
    orang-orang tua yang menduduki
  • 00:16:21
    jabatan-jabatan tinggi kita mau ganti
  • 00:16:24
    generasi secara konsisten dong dari awal
  • 00:16:27
    karena sekarang nyatanya m B jabatan
  • 00:16:29
    lain justru ditinggikan nih Hakim mkja
  • 00:16:32
    sekarang 55 tadinya 47 dan sekarang mau
  • 00:16:35
    dinaikkan jadi 60 oleh DPR kan kelihatan
  • 00:16:40
    jadinya bahwa ada tujuan politik ini
  • 00:16:42
    bukan sekedar bukan sekedar tujuan anak
  • 00:16:46
    muda menggantikan orang tua tapi tujuan
  • 00:16:49
    politik untuk orang-orang tertentu
  • 00:16:51
    Kenapa engak dariu di DPR dan kat
  • 00:16:54
    mkahus
  • 00:16:57
    yang cara kesempatan untuk anak muda kan
  • 00:17:01
    kita juga mesti ee mesti melihat
  • 00:17:04
    ee anak mudanya ini yang seperti
  • 00:17:09
    apa kita kan tidak berbicara sekedar
  • 00:17:13
    umur umur itu kalau anak muda umurnya
  • 00:17:16
    maksudnya Katakanlah orang yang umurnya
  • 00:17:18
    25 tapi dia tidak punya kapasitas
  • 00:17:19
    politik enggak pernah berorganisasi
  • 00:17:21
    kalau anak kuliahan tuh kupu-kupu ya
  • 00:17:24
    kuliah pulang kuliah pulang gitu ya
  • 00:17:26
    terus kita mau menjadikan dia calon
  • 00:17:27
    wakil presiden
  • 00:17:28
    Saya sih tidak mau jadi ukurannya harus
  • 00:17:31
    di kapasitas politik nah kapasitas
  • 00:17:34
    politik itu sebenarnya filternya ada di
  • 00:17:38
    partai politik boleh dipaksa melalui
  • 00:17:40
    hukum boleh tapi lagi-lagi hukum
  • 00:17:42
    memaksanya melalui kebijakan hukum
  • 00:17:45
    terbuka yang dibuat oleh DPR dan
  • 00:17:47
    pemerintah kan pertanyaan besarnya di
  • 00:17:50
    situ e jadi ini tujuannya Beneran gak
  • 00:17:53
    sih untuk anak muda atau ya ini Nor aja
  • 00:17:57
    anak muda cuma di Pak namanya
  • 00:17:59
    eh padahal sebenarnya yang dituju cuma
  • 00:18:02
    satu orang yang bernama
  • 00:18:05
    [Musik]
  • 00:18:08
    Gibran menurut saya sih belum layak
  • 00:18:10
    karena kapasitas politiknya belum cukup
  • 00:18:13
    orang-orang jangan terpesona pada
  • 00:18:16
    jabatan walikota yang ia emban karena
  • 00:18:20
    jabatan walikota itu juga kemarin
  • 00:18:23
    didapatkan juga karena dia adalah
  • 00:18:25
    anaknya presiden dan jangan lupa bahkan
  • 00:18:29
    waktu itu ada kontroversi karena Pilkada
  • 00:18:31
    yang memenangkan dia dan juga menantu
  • 00:18:33
    Jokowi Bobi itu terjadi di masa pandemi
  • 00:18:37
    jadi waktu itu dikritik kok dipaksakan
  • 00:18:38
    sih ada pilkada dan e salah satu
  • 00:18:42
    hasilnya salah dua hasilnya adalah dua
  • 00:18:44
    kerabatnya Jokowi terpilih dalam pilkada
  • 00:18:47
    itu jadi begitu banyak privilese yang
  • 00:18:50
    dimiliki oleh Gibran kita harus jujur ya
  • 00:18:53
    karena bagi saya kapasitas politik itu
  • 00:18:55
    enggak bisa instan pasti harus ada
  • 00:18:57
    kemampuan organisasi kemampuan lobi
  • 00:18:59
    kemampuan berorasi aja misalnya nih
  • 00:19:02
    silakan nilai sendiri bagaimana
  • 00:19:05
    kemampuan berorasi dari orang-orang yang
  • 00:19:08
    dipilih secara
  • 00:19:10
    instan sementara kita keburu Terpukau
  • 00:19:13
    oleh titel yang disandang apakah dia
  • 00:19:16
    Walikota atau Gubernur dan lain
  • 00:19:19
    [Musik]
  • 00:19:24
    sebagainya nah inia nih ini yang unik
  • 00:19:27
    dari duniak
  • 00:19:29
    karena capres itu kan sebenarnya memang
  • 00:19:31
    ban serep jadi e dia sebenarnya ya kalau
  • 00:19:36
    kita lihat konstitusi ya patokan saya
  • 00:19:38
    tentu saja konstitusi nih dia eh akan
  • 00:19:41
    menggantikan ketika presiden tidak bisa
  • 00:19:44
    melakukan hal-hal yang ditugaskan oleh
  • 00:19:46
    konstitusi jadi dengan dengan alasan
  • 00:19:49
    itulah saya pakai istilah ban serep
  • 00:19:51
    Walaupun memang e misalnya pada masa
  • 00:19:55
    Pak Pak itu diber peran substantif
  • 00:19:59
    supaya ada pembagian peran tapi dalam
  • 00:20:02
    politik Indonesia saya
  • 00:20:04
    melihatnya jabatan Wapres itu akhirnya
  • 00:20:07
    hanya digunakan dalam konteks matematika
  • 00:20:10
    Pemilu jadi ini kenapa nih sampai 3 hari
  • 00:20:15
    menjelang e pendaftaran putusan keluar
  • 00:20:18
    kan 3 hari menjelang pendaftaran itu
  • 00:20:20
    sebenarnya orang masih
  • 00:20:21
    eh membicarakan Apakah Gibran apakahik
  • 00:20:26
    thhir apakahofifah dan lain sebagainya
  • 00:20:28
    itu
  • 00:20:29
    ee karena hitungannya matematika Pemilu
  • 00:20:32
    Mana nih yang akan bisa mengambil suara
  • 00:20:34
    Jawa Timur karena besar sekali suara di
  • 00:20:37
    situ Mana nih yang Jawa Barat bukan
  • 00:20:40
    pertimbangan-pertimbangan yang sifatnya
  • 00:20:42
    lebih
  • 00:20:43
    em
  • 00:20:45
    Strategi politik yang substantif gitu
  • 00:20:48
    hitung-hitungannya soal suara suara
  • 00:20:50
    suara gitu Nah jadi e ya begitu ya Kalau
  • 00:20:54
    menurut saya sih sebenarnya tidak
  • 00:20:57
    sepenting itu itu
  • 00:20:59
    dalam dalam perannya dalam
  • 00:21:02
    menyelenggarakan pemerintahan tapi
  • 00:21:05
    akhirnya dipakai sebagai penyeimbang dan
  • 00:21:08
    pengumpul suara itu yang sebenarnya
  • 00:21:15
    terjadi
  • 00:21:19
    eh menurut saya sih Nalar kita ya Nalar
  • 00:21:23
    kita tentang cara berpolitik yang baika
  • 00:21:28
    berpolitik yang etis
  • 00:21:30
    ee karena memang peristiwa ini sudah
  • 00:21:33
    membawa
  • 00:21:35
    e apa pertikaian politik ke wilayah yang
  • 00:21:40
    sama sekali tak terbayangkan Jadi kalau
  • 00:21:43
    misalnya bisa kita runut sejarah kita ke
  • 00:21:47
    belakang belum pernah ada loh sebelum
  • 00:21:51
    Jokowi presiden yang sampai menggunakan
  • 00:21:54
    lembaga yudikatif untuk kepentingan
  • 00:21:58
    memenangkan kekuasaan nah ini akan
  • 00:22:01
    menjadi preseden baru jangan-jangan dan
  • 00:22:04
    ini yang juga akan merusak negara hukum
  • 00:22:06
    kita karena kan harusnya kita bayangkan
  • 00:22:08
    begini ada
  • 00:22:10
    demokrasi yang sifatnya lebih banyak
  • 00:22:12
    persoalan-persoalan yang eh
  • 00:22:15
    keterwakilan Mungkin sedikit banyak
  • 00:22:17
    mayoritas dan seterusnya tapi dia akan
  • 00:22:20
    dijaga oleh konsep yang namanya negara
  • 00:22:22
    hukum negara hukum itu pembatasan
  • 00:22:24
    kekuasaan dan hak asasi manusia
  • 00:22:26
    institusinya lembaga adilan yang paling
  • 00:22:28
    utama jadi dia akan menjaga demokrasi
  • 00:22:31
    Makanya selalu di berdua disebutnya
  • 00:22:33
    negara hukum yang demokratis atau
  • 00:22:35
    demokrasi dan negara hukum Nah sekarang
  • 00:22:38
    ini negara hukumnya sedang dirusak
  • 00:22:40
    sehingga pager pembatasan kekuasaan dan
  • 00:22:43
    hak asasi manusia akan semakin lama
  • 00:22:46
    semakin tipis nah ini yang sebenarnya
  • 00:22:48
    sangat berbahaya jadi saya baru baca
  • 00:22:51
    sebuah tulisan menarik sekali tulisannya
  • 00:22:53
    Tom ginsberg dia bicara dari tahun 2018
  • 00:22:56
    dan dia melakukan studi komparatif di
  • 00:22:58
    banyak negara judulnya adalah kalau mau
  • 00:23:01
    dicari judulnya adalah e democratic
  • 00:23:04
    backsliding and The rule of Law intinya
  • 00:23:07
    dia bilang bahwa pembajakan demokrasi di
  • 00:23:10
    banyak negara di dunia ya karena dia
  • 00:23:12
    studi komparatif itu memang seringki
  • 00:23:15
    akan sangat efektif bagi orang yang akan
  • 00:23:18
    berkuasa itu ya Bagi demagognya apabila
  • 00:23:20
    dia membajak
  • 00:23:23
    pengadilan 2018 waktu artikel itu keluar
  • 00:23:27
    kita belum memikirkan hal ini akan
  • 00:23:29
    terjadi di Indonesia tapi hari ini kita
  • 00:23:31
    sudah
  • 00:23:35
    melihatnya
  • 00:23:37
    ee pertama menurut saya kegelisahan dan
  • 00:23:42
    kalau ada kemarahan juga baik ya dan itu
  • 00:23:44
    perlu dipelihara menurut saya untuk
  • 00:23:47
    menjaga cara berpolitik di negara ini
  • 00:23:50
    saya khhaatir sekali kalau kita kemudian
  • 00:23:52
    pasrah dan Ya Sudahlah kita jalankan
  • 00:23:55
    saja putusan mk-nya betul putusan MK
  • 00:23:57
    harus dijalankan tapi bagian-bagian yang
  • 00:24:00
    salah pengambilan putusannya kok begini
  • 00:24:03
    hukum acaranya kok dikadali dan
  • 00:24:06
    seterusnya pendapat berbedanya empat
  • 00:24:09
    Hakim tuh sebenarnya sudah menggambarkan
  • 00:24:11
    kekisruhan yang luar biasa dalam proses
  • 00:24:13
    pengambilan putusan Nah itu semua masih
  • 00:24:16
    tetap terus-menerus dibicarakan jadi
  • 00:24:19
    kita tidak akan kemudian
  • 00:24:22
    membenarkan cara berpolitik yang seperti
  • 00:24:25
    ini Saya khawatir kalau kita diam saja
  • 00:24:27
    ya kita akan menerima hal ini membawa MK
  • 00:24:32
    dengan penuh konflik kepentingan ke
  • 00:24:34
    tengah pertikaian kekuasaan jadi sesuatu
  • 00:24:37
    yang baru yang normal kenormalan baru
  • 00:24:41
    gitu jadi seakan-akan nanti ke depannya
  • 00:24:43
    kita akan terus-menerus begini udah deh
  • 00:24:46
    nanti yang terjadi siapa kuat dia menang
  • 00:24:47
    karena enggak ada lagi wasitnya ini kan
  • 00:24:50
    seperti pertandingan
  • 00:24:51
    bola wasitnya tapi ikut main bola juga
  • 00:24:54
    mungkin dia pemain ke12 Bukan wasit lagi
  • 00:24:57
    ini ngeri kalau demokrasi seperti ini
  • 00:25:00
    jadi teruslah pelihara tapi step
  • 00:25:03
    berikutnya apa Masa cuma marah-marah
  • 00:25:04
    atau diskusi nah Menurut saya kita
  • 00:25:06
    memang mesti
  • 00:25:07
    mengevaluasi mahkamah konstitusi dan
  • 00:25:10
    partai politik mahkamah konstitusinya
  • 00:25:13
    itu kita harus ee teman-teman harus
  • 00:25:17
    sadar bahwa mahkamah konstitusi itu
  • 00:25:20
    tidak ada yang mengawasi
  • 00:25:22
    ee
  • 00:25:24
    sehari-harinya Mahkamah Agung misalnya
  • 00:25:26
    dia punya komisi yudisial dan badan
  • 00:25:29
    pengawas Mahkamah agung mahkamah
  • 00:25:31
    konstitusi itu sejak 2005 sudah
  • 00:25:34
    memutuskan sendiri bahwa Komisi Yudisial
  • 00:25:37
    tidak berwenang mengawasi Mahkamah
  • 00:25:39
    Konstitusi Bagaimana dengan ee apa
  • 00:25:43
    majelis etiknya sekarang sedang tidak
  • 00:25:45
    ada belum dilantik jadi
  • 00:25:49
    eh kita memang harus mengajukan
  • 00:25:52
    pertanyaan etik maksudnya mengajukan
  • 00:25:54
    masalah etik soal kepala atau ketua
  • 00:25:57
    mahkamah konstitusi yang punya benturan
  • 00:26:00
    kepentingan dengan
  • 00:26:01
    Gibran Tapi itu pun kita masih nyangkut
  • 00:26:05
    di soal belum adanya majelis kehormatan
  • 00:26:08
    mahkamah konstitusi atau mkmk jadi kita
  • 00:26:10
    harus dorong dua-duanya dan evaluasi ya
  • 00:26:14
    menurut studi yang tadi saya sebut tuh
  • 00:26:16
    ginsburg salah satunya kuncinya tuh
  • 00:26:19
    kalau mau
  • 00:26:20
    menyelamatkan eh lembaga pengadilan yang
  • 00:26:23
    dibajak untuk kepentingan democratic
  • 00:26:25
    backsliding tadi itu dua menurut mereka
  • 00:26:28
    yang pertama adalah
  • 00:26:30
    e mengevaluasi cara hakim-hakim dipilih
  • 00:26:34
    dan yang kedua adalah memastikan memang
  • 00:26:36
    ada pengawasan perilaku hakim-hakim itu
  • 00:26:40
    karena gantungan legitimasi MK itu
  • 00:26:43
    memang di perilaku Hakim dan legal
  • 00:26:47
    reasoningnya jadi itu harus bisa di
  • 00:26:51
    diawasi dengan baik nah satu lagi tadi
  • 00:26:53
    saya sebut sedikit dan ini sebenarnya
  • 00:26:55
    penting tidak berkait langsung dengan
  • 00:26:56
    mahkamah k usi tapi partai politik yang
  • 00:26:59
    juga secara tidak etis menggunakan MK
  • 00:27:03
    untuk masuk ke wilayah main bola tadi
  • 00:27:06
    mk-nya jadi pemain ke-12 itu juga harus
  • 00:27:08
    kita kritik dong enggak bisa kalau
  • 00:27:10
    mereka benar-benar Paham negara hukum
  • 00:27:13
    harusnya mereka tahu bertarunglah dengan
  • 00:27:17
    wasit yang juga bisa
  • 00:27:18
    independen dan mereka bertarung secara
  • 00:27:20
    etis harusnya
  • 00:27:26
    begitu
  • 00:27:28
    foreign
タグ
  • Mahkamah Konstitusi
  • politik dinasti
  • Gibran
  • legitimasi
  • keputusan hukum
  • demokrasi
  • integritas hukum
  • kekuasaan
  • masyarakat
  • kepercayaan publik