Blak-blakan! Sebab Hasan Nasbi Mundur dari PCO: Sorot Komunikasi Presiden Prabowo| Istana & Presiden

00:40:02
https://www.youtube.com/watch?v=bZUtALtY8QE

概要

TLDRDiskusi ini menyentuh tentang pentingnya komunikasi yang tepat dan tanpa kesalahan di Istana Kepresidenan, serta tantangan yang dihadapi oleh PCO dalam menjalankan perannya. Para narasumber menekankan perlunya akses langsung antara PCO dan presiden untuk memastikan bahwa informasi kebijakan dapat disampaikan dengan akurat dan efektif. Terdapat pula analisis tentang bagaimana komunikasi di istana berkembang dari era Bung Karno hingga presiden saat ini, menunjukkan pentingnya struktur dan kejelasan dalam saluran komunikasi.

収穫

  • ✅ Komunikasi di istana harus tanpa kesalahan.
  • ✅ PCO berfungsi untuk menyampaikan kebijakan pemerintah.
  • ✅ Akses ke presiden adalah tantangan utama bagi PCO.
  • ✅ Setiap presiden memiliki pendekatan komunikasi yang berbeda.
  • ✅ Kesalahan dalam komunikasi dapat berpengaruh pada respons publik.
  • ✅ Lingkaran dalam presiden harus membuka akses untuk PCO.
  • ✅ PCO membutuhkan struktur yang lebih baik.
  • ✅ Hubungan PCO dengan wartawan penting untuk transparansi.
  • ✅ Pangkal masalah komunikasi ada pada kepercayaan inner circle.
  • ✅ Konsistensi dalam penyampaian informasi adalah kunci.

タイムライン

  • 00:00:00 - 00:05:00

    Pembicaraan di podium presiden menekankan pentingnya komunikasi tanpa kesalahan dari tim presiden dan staf, di mana kesalahan dapat ditransformasikan menjadi pemahaman publik yang salah. PCO, sebagai Kantor Komunikasi Kepresidenan, wajib membangun jembatan untuk menyampaikan kebijakan presiden.

  • 00:05:00 - 00:10:00

    Dalam praktiknya, akses PCO ke presiden dikendalikan oleh Teddy, Sekretaris Kabinet, yang menghambat efektivitas komunikasi PCO. Hal ini menimbulkan kekhawatiran mengenai kemampuan PCO untuk menyampaikan niat presiden kepada publik.

  • 00:10:00 - 00:15:00

    Selama diskusi, muncul kekecewaan di kalangan yang dekat dengan istana terhadap kinerja PCO. Mereka merasa bahwa PCO tidak memiliki akses yang memadai untuk memahami dan meneruskan pemikiran presiden. Hal ini menyebabkan kurangnya optimalisasi fungsi mereka sebagai juru bicara.

  • 00:15:00 - 00:20:00

    Keberadaan PCO dianggap tidak efektif karena jarang dilibatkan dalam rapat kabinet. Dibandingkan dengan era sebelumnya, di mana akses ke presiden lebih mudah, saat ini PCO justru semakin terpinggirkan dalam proses komunikasi.

  • 00:20:00 - 00:25:00

    Komunikasi di istana menunjukkan banyak masalah, dengan isi pesan yang seringkali menjadi simpang siur, termasuk blunder luar biasa yang mengarah pada isu publik. Presiden akhirnya menegaskan perlunya perbaikan dalam komunikasi, menunjukkan tanggung jawabnya atas masalah yang ada.

  • 00:25:00 - 00:30:00

    Menunjuk sekjen dan wakil menteri sebagai juru bicara justru memperumit struktur komunikasi. Kinerja PCO semakin dipertanyakan, dan kejelasan serta pengaturan peran antara semua juru bicara yang ada menjadi mendesak.

  • 00:30:00 - 00:40:02

    Di tengah permasalahan ini, solusi yang diharapkan adalah penataan dan penguatan PCO, dengan memberi akses yang lebih terbuka untuk mendampingi presiden serta pendelegasian tanggung jawab yang jelas agar komunikasi dapat berjalan lebih baik.

もっと見る

マインドマップ

ビデオQ&A

  • Apa itu PCO?

    PCO adalah singkatan dari Presidential Communication Office, yang bertanggung jawab untuk menyampaikan kebijakan pemerintah kepada publik.

  • Mengapa komunikasi di Istana harus tanpa kesalahan?

    Karena kesalahan dalam komunikasi dapat dipahami berbeda dan dapat memengaruhi respons publik.

  • Siapa yang menjadi penghubung antara PCO dan presiden?

    Red Col Teddy, sebagai sekretaris kabinet, berperan sebagai jembatan antara PCO dan presiden.

  • Apa tantangan utama PCO saat ini?

    PCO mengalami kesulitan untuk mendapatkan akses langsung ke presiden dan terpisah dari lingkaran dalam presiden.

  • Bagaimana perbandingan komunikasi di era presiden sebelumnya?

    Setiap presiden memiliki pendekatan yang berbeda dalam hal komunikasi, disesuaikan dengan struktur dan tantangan yang ada di masing-masing era.

ビデオをもっと見る

AIを活用したYouTubeの無料動画要約に即アクセス!
字幕
id
オートスクロール:
  • 00:00:00
    Komunikasi di istana itu harus nol
  • 00:00:03
    kesalahan. H baik presiden ataupun staf
  • 00:00:06
    semua jangan ada kesalahan. Karena kalau
  • 00:00:09
    kesalahan itu bisa dipahami berbeda,
  • 00:00:12
    dimengerti berbeda, bahkan disikapi
  • 00:00:14
    berbeda oleh publik. Tapi rilnya PCO itu
  • 00:00:18
    tidak bisa masuk ke presiden karena
  • 00:00:21
    harus melalui jembatan yaitu Red Col
  • 00:00:24
    Tedy sebagai sekretaris kabinet.
  • 00:00:30
    Halo sahabat Kompas TV, selamat datang
  • 00:00:32
    kembali di podcast istana dan presiden.
  • 00:00:36
    Masih bersama saya Friska Clarisah dan
  • 00:00:39
    wartawan senior istana yang sudah malang
  • 00:00:42
    melintang 20 tahun lebih dari presiden
  • 00:00:45
    ke Presiden, Mas Suhartana. Mas Har, apa
  • 00:00:47
    kabar? Baik, Mbak. Sehat ya, Mas? Ya,
  • 00:00:50
    sehat dong. Nah, kan kalau kita tuh
  • 00:00:51
    podcast banyaknya ngobrol, komunikasi.
  • 00:00:54
    Karena bicara soal komunikasi ada yang
  • 00:00:56
    disorot dari istana kepresidenan. Iya.
  • 00:01:00
    Tampak ya kalau sahabat Kompas TV ingat
  • 00:01:02
    ya dari soal teror kepala babi PCO ini
  • 00:01:06
    ee kepala komunikasi kepresidenan ee
  • 00:01:10
    kantor komunikasi kepresidenan ini
  • 00:01:12
    disorot. Gimana sih komunikasinya?
  • 00:01:14
    Enggak cuma itu, waktu Presiden Prabowo
  • 00:01:17
    Subianto ketemu sama pemimpin redaksi
  • 00:01:20
    itu juga disinggung bahwa mengakui ee
  • 00:01:23
    ada komunikasi yang kurang dari istana.
  • 00:01:25
    Mas Har, gimana soal ini? Ya, mungkin
  • 00:01:29
    yang
  • 00:01:30
    pertama yang saya alami ya dan saya
  • 00:01:33
    rasakan dan yang
  • 00:01:36
    ideal komunikasi di istana itu ee harus
  • 00:01:41
    apa? nol kesalahan. Hm. zero mist ya
  • 00:01:45
    mist baik presiden ataupun staf semua
  • 00:01:49
    jangan ada kesalahan karena kalau
  • 00:01:52
    kesalahan itu bisa dipahami berbeda,
  • 00:01:55
    dimengerti berbeda, bahkan disikapi
  • 00:01:57
    berbeda oleh publik. Jadi kembali lagi
  • 00:02:01
    komunikasi presiden tidak boleh salah.
  • 00:02:03
    He. Nah, makanya
  • 00:02:06
    ee kemudian Pak Prabowo sebagai Presiden
  • 00:02:11
    yang keelapan i meneruskan apa yang
  • 00:02:14
    sudah ada di eranya Pak Jokowi melalui
  • 00:02:19
    pembentukan ee kantor komunikasi
  • 00:02:22
    presiden kita nyebutnya PCO Presidential
  • 00:02:26
    Communication Office. Ya, kita lebih
  • 00:02:28
    mudah singkatnya PCO ya. Ya, ketuanya
  • 00:02:31
    Pak Kepalanya Pak Hasan Hasbi dan dia
  • 00:02:34
    untuk menyampaikan apa yang menjadi
  • 00:02:37
    kebijakan program pemerintahannya di era
  • 00:02:40
    Pak Prabowo ditunjuklah ada enam juru
  • 00:02:43
    bicara presiden. Nah, itu diatur semua
  • 00:02:46
    di dalam Perpres.
  • 00:02:48
    Nah, tapi realitanya dalam praktiknya
  • 00:02:52
    yang kita tahu kan ee PCO ini yang
  • 00:02:56
    harusnya juru bicara presiden itu
  • 00:02:59
    mengetahui apa yang menjadi
  • 00:03:01
    pikiran, kemauan, maupun tindakan
  • 00:03:04
    presiden itu kan diketahui oleh PCO dan
  • 00:03:06
    terus disaring oleh PCO disampaikan
  • 00:03:09
    kepada publik terutama kaitan kaitannya
  • 00:03:12
    adalah kebijakan dan program tapi
  • 00:03:16
    rilnya PCO itu tidak bisa masuk ke
  • 00:03:20
    presiden karena harus melalui jembatan
  • 00:03:23
    yaitu Red Col Teddy sebagai sekretaris
  • 00:03:26
    kabinet. Bahkan bukan cuma PO,
  • 00:03:29
    menteri-menteri pun dan siapapun yang
  • 00:03:31
    akan bertemu presiden tidak gampang. I
  • 00:03:34
    okelah kalau menteri atau yang lain tapi
  • 00:03:36
    ini kan PCO juru bicara presiden ya
  • 00:03:39
    harusnya punya akses langsung. Punya
  • 00:03:40
    akses langsung tapi ini tidak. Nah, ini
  • 00:03:43
    yang harus ee
  • 00:03:47
    diperbaiki. Bagaimana supaya PCO ini
  • 00:03:49
    bisa mengikuti apa yang menjadi kemauan
  • 00:03:52
    Presiden, pikiran Presiden, perkataan
  • 00:03:55
    Presiden, dan tindakan presiden. Nah,
  • 00:03:58
    ini tidak kesampaian. Nah, sampailah ee
  • 00:04:02
    sejumlah orang di lingkaran dalam istana
  • 00:04:05
    pun saya mendengar mereka agak kecewa
  • 00:04:09
    dengan kinerjanya VCO. Tapi tanpa
  • 00:04:12
    melihat bahwa PCO tidak bisa optimal
  • 00:04:16
    karena ada keterbatasan itu gitu loh.
  • 00:04:18
    Tidak ada tidak bisa masuk ke presiden
  • 00:04:21
    kan. Kalau artinya kalau ada akses yang
  • 00:04:24
    dibuka ini harus ada kesepahaman antara
  • 00:04:28
    lingkaran dalamnya Pak Presiden dengan
  • 00:04:31
    PCO itu sendiri. Mas harusnya. Nah, Mas
  • 00:04:34
    Har melihatnya apa yang jadi hambatan
  • 00:04:36
    jembatan komunikasi ya yang disebut
  • 00:04:39
    inner circle lingkaran dalam presiden
  • 00:04:41
    itu ya boleh dibilang kalau kita melihat
  • 00:04:44
    dari luar kan ya ada presiden, ada Led
  • 00:04:48
    Coltedy, ada tiga
  • 00:04:51
    Sesprudan, ada Pak Rizki, ada Pak Agung
  • 00:04:55
    dan ada juga ee Pak Rajib ya. Iya. Hanya
  • 00:05:00
    itu aja.
  • 00:05:01
    PCO itu yang boleh dibilang juru bicara
  • 00:05:04
    presiden itu berada di luar enggak bisa
  • 00:05:07
    masuk. Bahkan kantornya aja kan
  • 00:05:10
    sekretariatnya di Jalan Veteran tiga. Di
  • 00:05:13
    seberangnya komplek istana. Kantor
  • 00:05:15
    pusatnya tempat berkumpulnya deputi dan
  • 00:05:18
    staf ahlinya Visio ada di gedung Karnas
  • 00:05:22
    di depan e stasiun Gambir. Iya. Semakin
  • 00:05:25
    jauh dari lingkaran. Semakin jauh gitu
  • 00:05:26
    ya. Nah, dalam sehari-hari kita lihat
  • 00:05:29
    kan PC maupun staf PC itu jarang sekali
  • 00:05:34
    bisa
  • 00:05:35
    hadir dalam sidang kabinet rapat
  • 00:05:38
    terbatas atau menteri-menteri ataupun
  • 00:05:41
    tamu yang dipanggil presiden ketemu
  • 00:05:42
    presiden, didampingi oleh PCO itu enggak
  • 00:05:45
    ada sama sekali. Enggak ada. Kalau gitu
  • 00:05:47
    enggak efektif dong sebagai juru bicara
  • 00:05:50
    presiden yang harusnya punya akses.
  • 00:05:52
    Misalnya waktu zamannya Pak Jokowi KSP
  • 00:05:54
    itu kan masih lebih dekat aksesnya ke
  • 00:05:56
    Pak Presiden ketujuh Jokowi.
  • 00:06:00
    ini semakin jauh jaraknya untuk
  • 00:06:02
    informasi gitu, Mas. Ya, jauh dan jadi
  • 00:06:07
    tidak efektif sehingga baik wajar kalau
  • 00:06:10
    dinilai PCO tidak menunjukkan kinerja
  • 00:06:14
    yang baik malah boleh ada yang bilang
  • 00:06:16
    gagal.
  • 00:06:18
    Nah,
  • 00:06:19
    gagal muncullah kan akhirnya
  • 00:06:23
    kesalahan ee bicara slip of the tong
  • 00:06:26
    yang dilakukan oleh Pak Hasan itu
  • 00:06:29
    dianggap fatal dianggap fatal teror babi
  • 00:06:32
    itu ya. Dan presiden mengaku itu loh di
  • 00:06:35
    dalam pertemuannya wawancara khusus
  • 00:06:38
    dengan tujuh pemret disambung terus lalu
  • 00:06:41
    dengan sarasehan ekonomi. Ya kan
  • 00:06:43
    presiden mengakui bahwa
  • 00:06:45
    komunikasi ee istana masih
  • 00:06:48
    kurang dan ada kesalahan. Sayalah yang
  • 00:06:53
    bertanggung jawab.
  • 00:06:54
    saya akan memperbaiki. Malah dia
  • 00:06:56
    memaklumi karena mungkin ini ada orang
  • 00:06:58
    baru yang belum terbiasa dan belum
  • 00:07:02
    mengikuti ee progres kebijakan
  • 00:07:06
    pemerintah yang berjalan cepat sehingga
  • 00:07:08
    terjadi ada kesalahan-kesalahan itu.
  • 00:07:10
    Nah, dengan kesalahan itu yang sekarang
  • 00:07:14
    terbaru adalah Presiden meminta Pak
  • 00:07:18
    Menseknek. Ya. Iya. Bahkan tidak hanya
  • 00:07:20
    Mesnek, ada ada juga Wakil Menteri
  • 00:07:23
    Komdiji itu Mas Angga ee masuk di
  • 00:07:26
    lingkaran itu. Apa enggak semakin rumit,
  • 00:07:29
    Mas Har? Kalau tadi aja PCO sudah punya
  • 00:07:31
    jarak dengan intercircle-nya Pak
  • 00:07:33
    Presiden. Iya. Jadi
  • 00:07:35
    ee kekurangan dan kesalahan di
  • 00:07:39
    komunikasi istana itu sekarang semakin
  • 00:07:42
    rumit dan ruwet, Mbak.
  • 00:07:45
    udah rumit berberit lagi. Jadi karena
  • 00:07:49
    masalahnya enggak diselesaikan gitu ya,
  • 00:07:51
    tapi ditambah lagi dengan Iya.
  • 00:07:53
    penunjukan Pak Pras Setyo Menseknek
  • 00:07:57
    sebagai ee ikut memperkuat juru bicara
  • 00:08:01
    itu
  • 00:08:03
    semakin apa
  • 00:08:05
    mengganggu struktur kelembagaan
  • 00:08:07
    komunikasi presiden. Ada Mas Angga, ada
  • 00:08:10
    Mas Juri juga bahkan ya. He itu kan
  • 00:08:12
    memang ee Presiden minta MSEKnek dan
  • 00:08:17
    juga semua menteri ikut menyampaikan
  • 00:08:20
    sesuai dengan bidangnya. Nah, di
  • 00:08:24
    istana Pak Prasetyo Menseknek itu adalah
  • 00:08:27
    menteri senior yang memang sebetulnya
  • 00:08:30
    bisa dan mempunyai kewenangan untuk
  • 00:08:32
    bicara seperti Pak Praktik boleh aja
  • 00:08:34
    berbicara itu tapi bukan sebagai jubir.
  • 00:08:38
    Supaya tidak menimbulkan keruetan ya
  • 00:08:42
    masukkan saja Pak Menseknek itu ke PCO
  • 00:08:46
    merangkap atau di atasnya kepala PCO
  • 00:08:50
    gitu. Sedangkan kehadiran Wamen Komdigi
  • 00:08:55
    ya Angga Rangga Prabowo dan juga juru
  • 00:08:59
    bicara yang waktu itu di KPU wakil
  • 00:09:02
    menteri sekretaris negara yang kedua Pak
  • 00:09:05
    Juri Adiantoro itu juga makin menambah
  • 00:09:09
    karena dia bukan juru bicara apakah Pak
  • 00:09:12
    Angga mau dia kan wakil menteri ya wakil
  • 00:09:16
    menteri kan setingkat menter dia harus
  • 00:09:18
    turun ke eselon 1A A karena yang di PCO
  • 00:09:22
    itu itu adalah setingkat 1A. Nah, apakah
  • 00:09:25
    Pak Angga mau? Apakah Pak Juri mau? Nah,
  • 00:09:29
    jadi kalau memang ee mau diluruskan
  • 00:09:34
    komunikasi
  • 00:09:36
    presiden, PCO-nya itu diperkuat, h
  • 00:09:39
    diberi akses dan juga sering okelah
  • 00:09:42
    barangkali mungkin dibina baik oleh
  • 00:09:45
    Presiden ataupun oleh Mensnek. Tapi
  • 00:09:47
    bicara soal tadi aturannya harusnya
  • 00:09:49
    lebih diatur lagi, didisiplinkan. Tapi
  • 00:09:51
    kan Perpres soal PCO-nya aja, soal
  • 00:09:54
    kantor komunikasi kepresidenan sekarang
  • 00:09:56
    lagi diuji materiil dia. Nah, itu e ya
  • 00:09:59
    tadi sudah makin rumit ruet lagi.
  • 00:10:02
    Sekarang yang dilakukan ee minggu ini
  • 00:10:05
    kemarin lah ya beberapa hari yang lalu
  • 00:10:07
    itu dia mempersoalkan dasar hukumnya PCO
  • 00:10:11
    Undang-Undang Perpres 82 tahun karena
  • 00:10:15
    dianggap overlapping tumpang tindih
  • 00:10:18
    dengan kantor staf presiden. Hm. Oke. Di
  • 00:10:22
    kantor staf Presiden punya Perpres
  • 00:10:23
    sendiri dan di dalam kantor staf
  • 00:10:26
    presiden itu ada lima deputi. He. Satu
  • 00:10:29
    deputi deputi empat itu adalah bidang
  • 00:10:33
    komunikasi presiden. Komunikasi yang
  • 00:10:35
    mengelola strategi komunikasi di istana.
  • 00:10:38
    Nah, karena sudah berdiri VISO
  • 00:10:41
    dikeluarkanlah fungsi dari deputi 4. I
  • 00:10:45
    dimasukkan ke sekarang ke PCO. Oke, PCO
  • 00:10:47
    sudah berdiri sendiri. menjalankan
  • 00:10:50
    strategi komunikasi presiden. Iya. Tapi
  • 00:10:54
    Perpres di Kantor Staf Presiden ini
  • 00:10:57
    belum diubah. Iya. Akhirnya dinilai
  • 00:11:01
    diuji materi ini tumpang tindih. Jadi
  • 00:11:04
    mereka bilang bubarkan aja PCO gitu loh.
  • 00:11:07
    Apa bedanya begitu dengan Iya. Apa
  • 00:11:08
    bedanya dengan KSP? Karena KSP kan juga
  • 00:11:12
    dengan belum direvisinya Perpres-nya
  • 00:11:14
    masih bisa menjalankan fungsi itu
  • 00:11:17
    meskipun sebetulnya ee deputi empatnya
  • 00:11:20
    sudah ditarik dan berdiri sendiri
  • 00:11:22
    menjadi PCO. He. Dan dihapus fungsi
  • 00:11:25
    keempat
  • 00:11:26
    komunikasi itu, komunikasi presiden.
  • 00:11:29
    Nah, PCO-nya itu mungkin ada revisi atau
  • 00:11:33
    tidak perlu ada revisi, tapi lebih
  • 00:11:35
    diberi akses kemudahan. Misalnya dalam
  • 00:11:39
    sidang kabinet diundang hadir Pak Hasan
  • 00:11:42
    atau stafnya. Begitu juga kalau ada
  • 00:11:44
    menteri yang datang ke istana atau tamu
  • 00:11:47
    yang
  • 00:11:47
    datang ee PCO hadir. Nah, ketika mereka
  • 00:11:51
    memberi penjelasan ke wartawan, staf PCO
  • 00:11:54
    hadir di situ. Jadi tahu apa yang
  • 00:11:57
    menjadi langkah-langkah kebijakan
  • 00:11:59
    presiden ee day by day setiap hari
  • 00:12:02
    bahkan. Tapi apakah ada problem dari
  • 00:12:05
    sisi kepercayaan Presiden Prabowo dan
  • 00:12:09
    inner circle-nya kepada siapa yang ada
  • 00:12:11
    di sampingnya, Pak Presiden yang bisa
  • 00:12:13
    menyampaikan informasi yang kita katakan
  • 00:12:16
    A1 langsung dari lingkaran dalam.
  • 00:12:18
    Misalnya kalau dari orang-orang yang
  • 00:12:20
    ditunjuk baru itu kan Mensnek, Pak Pras,
  • 00:12:23
    lalu ada Mas Angga, Mas Juri itu kan ya
  • 00:12:26
    orangnya bisa dipercaya oleh inner
  • 00:12:28
    circle-nya Pak Presiden Mas Har. Iya.
  • 00:12:30
    Kalau memang Pak Pras kan memang dulu
  • 00:12:33
    lingkar dalamnya Pak Prabowo ya. Iya.
  • 00:12:37
    Pak Angga juga lingkar dalamnya Pak
  • 00:12:39
    Probo. Kalau Pak Juri kan bukan. Pak
  • 00:12:41
    Juri itu dulu staf ee apa? deputi di
  • 00:12:45
    kantor staf presiden yang sebelumnya
  • 00:12:47
    adalah ee salah satu pimpinan KPU. Ya,
  • 00:12:51
    gitu. Jadi boleh dibilang bukan lingkar
  • 00:12:54
    dalamnya, tapi ikut karena wakil menteri
  • 00:12:56
    sekretaris negara karena dia bawa
  • 00:12:58
    sekarang wakil menteri sekretaris negara
  • 00:13:01
    dua ya dia masuk dalam lingkar dalam
  • 00:13:04
    itu. Nah, tinggal masalahnya
  • 00:13:07
    ada kerelaan
  • 00:13:09
    dari lingkar dalam presiden terutama
  • 00:13:11
    presidenlah harus membuka diri. Soal
  • 00:13:13
    kerelaan dan kepercayaan itu Mas Pras ya
  • 00:13:16
    Mas Har iya kan artinya ada kepercayaan
  • 00:13:19
    yang harus diberikan begitu. Kalaupun
  • 00:13:20
    Perpresnya sudah menunjuk PC ya
  • 00:13:22
    dimaksimalkan fungsinya begitu. Kalau
  • 00:13:24
    ada ada tambahan lagi juru bicara
  • 00:13:26
    pembagiannya seperti apa mungkin harus
  • 00:13:28
    harus dijelaskan juga ya Mas Har. Iya
  • 00:13:30
    dong harus. Jadi memang ee pertama
  • 00:13:33
    diberi kepercayaan ee
  • 00:13:36
    masuknya apa e PCO di dalam lingkar
  • 00:13:39
    presiden ya meskipun mungkin ya kan ada
  • 00:13:43
    hal-hal yang mungkin mereka sendiri
  • 00:13:45
    sepakati ya ada batasan-batasan tertentu
  • 00:13:48
    yang memang enggak bisa dimasuki oleh
  • 00:13:51
    PCO tapi sebatas kepada
  • 00:13:55
    kebijakan apa ee kehendak keinginan
  • 00:13:58
    presiden day by day itu diketahui
  • 00:14:01
    I gitu. Sehingga enam juru bicara di PCO
  • 00:14:06
    itu berfungsi gitu loh. He sayang sekali
  • 00:14:09
    gitu ya. Kalau mereka sudah di diangkat
  • 00:14:13
    ditunjuk dilantik pula kan. Iya. Tapi
  • 00:14:16
    fungsinya tidak optimal ngomong enggak
  • 00:14:18
    berani. Termasuk kita juga kita wartawan
  • 00:14:22
    nyarinya juga harus ke mana. Harus
  • 00:14:23
    dikontak satu-satuah begitu nanti. Iya.
  • 00:14:25
    Jadi bingung nanti bisa jadi berbeda
  • 00:14:27
    juga antara jubir satu dengan jubir
  • 00:14:28
    lainnya kan Masar. Iya. Iya. Jadi memang
  • 00:14:31
    ee kalau nanti sudah ditetapkan oleh
  • 00:14:34
    presiden he misalkan iya habis sidang
  • 00:14:37
    kabinet yang bicara adalah menseknek iya
  • 00:14:42
    didampingi oleh misalnya PCO sudah gitu
  • 00:14:45
    loh PCO saja gitu loh. Nah,
  • 00:14:50
    ee apa usulan Pak Prasetyo untuk
  • 00:14:54
    mengangkat Pak Angga i maupun Pak Juri
  • 00:14:57
    itu kan juga yang setahu saya sampai
  • 00:15:00
    saat ini belum ada persetujuan presiden
  • 00:15:02
    lah. Itu baru usulannya Pak Prasetyo loh
  • 00:15:05
    gitu. Karena beliau juga sadar ya bahwa
  • 00:15:09
    sebagai Meknek itu pekerjaannya waduh
  • 00:15:11
    luar biasa berat banget. Jadi kalau
  • 00:15:13
    harus melayani wartawan enggak mungkin
  • 00:15:16
    juga enggak mungkin gitu ya. Jadi memang
  • 00:15:18
    harus ada orang khusus. Nah, tapi kalau
  • 00:15:20
    mau mengangkat ee Pak Angga maupun Pak
  • 00:15:24
    Juri ya dia harus
  • 00:15:26
    dibuatkan pres baru lagi ke pres baru
  • 00:15:29
    untuk menunjuk dia sebagai jubir. Nah,
  • 00:15:31
    problemnya sudah ada Perpres yang
  • 00:15:33
    menunjuk PCO sebagai jubir. Nah, apakah
  • 00:15:36
    mereka akan diintegrasikan bersama atau
  • 00:15:39
    tetap berdiri sendiri-sendiri? Nah,
  • 00:15:41
    kalau berdiri sendiri itulah kerumitan
  • 00:15:43
    itu enggak akan hilang. Tapi kalau
  • 00:15:44
    dijadikan satu, iya ee kerumitan itu
  • 00:15:48
    berhilang dan PCO bisa ditingkatkan
  • 00:15:51
    kembali ee kinerjanya dengan baik gitu
  • 00:15:54
    ya. Meskipun di luar enggak apa-apa,
  • 00:15:56
    tapi mereka hadir dari pagi sampai
  • 00:16:00
    dengan presiden pulang gitu. Jadi tahu
  • 00:16:03
    ketika wartawan butuh mensek enggak
  • 00:16:05
    perlu ngomong, enggak perlu harus apa
  • 00:16:08
    menghindar-menghindar wartawan, takut di
  • 00:16:10
    stop ya. Presiden juga sudah ada PCO
  • 00:16:14
    yang standby. Katakanlah 24
  • 00:16:18
    jam mendampingi presiden. Jadi, Presiden
  • 00:16:21
    enggak perlu bicara. Presiden cukup
  • 00:16:24
    bicara yang hal-hal penting saja. Iya.
  • 00:16:27
    Kayak misalnya kemarin Paus meninggal
  • 00:16:30
    ya. Iya.
  • 00:16:31
    Presiden cukup taping aja bicara ke
  • 00:16:34
    publik gitu. Itu sudah cukup gitu ya.
  • 00:16:37
    Betul. Ada yang memang harus presiden
  • 00:16:39
    menyampaikan sendiri ke publik, tapi ada
  • 00:16:41
    juga yang bisa diwakilkan oleh juru
  • 00:16:43
    bicara. Itulah fungsinya ya. Masar
  • 00:16:45
    jangan sampai juga kita kontak-kontak ke
  • 00:16:47
    juru bicara minta off the record atau
  • 00:16:49
    latar belakang eh digosting jangan ya.
  • 00:16:52
    Jadi itulah fungsinya juga komunikasi
  • 00:16:53
    kita ya dengan wartawan. juru bicara itu
  • 00:16:56
    kalau boleh membandingkan ya sedikit ke
  • 00:16:59
    belakang di eranya Pak SBY. Di era Pak
  • 00:17:03
    SB itu Presiden ee SBY hanya bicara hal
  • 00:17:07
    yang penting dan utama itu saja yang
  • 00:17:10
    tidak bisa diwakilkan gitu ya dan enggak
  • 00:17:12
    bisa diwakilkan dan kalau yang mau
  • 00:17:14
    detail ya tanyalah juru bicara dalam
  • 00:17:16
    negeri Andi Malarangeng atau juru bicara
  • 00:17:19
    luar negeri di Novati Jalal itu untuk
  • 00:17:22
    periode pertama. Iya. Nah, periode kedua
  • 00:17:25
    ee Pak SB juga enggak perlu ngomong hal
  • 00:17:27
    yang kecil-kecil. Cukup kalau hal yang
  • 00:17:30
    kecil serahkan ke Julian Arin Pasa. Iya.
  • 00:17:33
    Juru bicara presiden untuk masalah dalam
  • 00:17:35
    negeri atau luar negerinya hubungi Teuku
  • 00:17:38
    Faisasyah. Faizah ya. Dulu bicara
  • 00:17:41
    internasional yang sekarang beliau
  • 00:17:43
    menjadi duta besar di Norwegia. Duta
  • 00:17:45
    besar. Nah, eh kita menarik juga ya
  • 00:17:47
    kalau lihat pola komunikasi dari
  • 00:17:49
    presiden ke presiden berbeda. Tadi kita
  • 00:17:51
    di awal membahas yang saat ini ya,
  • 00:17:53
    bagaimana PCO yang saat ini masih harus
  • 00:17:56
    banyak masukan begitu ya Mas Har soal
  • 00:17:58
    strukturnya ditambah lagi dengan juru
  • 00:18:00
    bicara baru. Nah, kita bandingkan dengan
  • 00:18:02
    eranya Pak Jokowi saat kita
  • 00:18:04
    bareng-bareng ee di istana juga Mas
  • 00:18:07
    Har itu ada staf khusus bidang
  • 00:18:09
    komunikasi ee Presiden. Nah, apa yang
  • 00:18:13
    berbeda dengan pola sekarang? Ada juga
  • 00:18:15
    KSP waktu itu yang bisa berbicara atas
  • 00:18:17
    nama istana. Jadi kalau kita kutip
  • 00:18:19
    istana titik du itu ya dari pihak-pihak
  • 00:18:21
    yang sudah ditunjuk Masar. Iya. Ee dulu
  • 00:18:25
    Presiden ee Pak Jokowi sebelum adanya
  • 00:18:30
    tahap khusus yang merangkap juru bicara
  • 00:18:33
    presiden itu memang sudah ada namanya
  • 00:18:36
    Kantor Staf Presiden. I. Nah, di kantor
  • 00:18:38
    staf presiden itu ada fungsi
  • 00:18:42
    empat empat. Nah, itu yang dia bicara.
  • 00:18:44
    Tapi
  • 00:18:45
    ketika Presiden Jokowi membentuk eranya
  • 00:18:50
    Pak SBI ya, itu ada staf khusus itu ya
  • 00:18:53
    itu diatur. Nah, di era apa ee di eranya
  • 00:18:58
    Pak Jokowi, jadi ada
  • 00:19:02
    tim komunikasi yang awal-awal itu yang
  • 00:19:05
    dipimpin oleh Ari Dipayana. Iatkan waktu
  • 00:19:09
    itu. Tapi ketika dibentuk juru bicara
  • 00:19:11
    yaitu ee Johan Budi. Iya, Mas Johan.
  • 00:19:14
    Nah, Johan Budilah yang menyampaikan
  • 00:19:16
    keterangan Presiden meskipun juga tidak
  • 00:19:20
    terlalu banyak yang bisa diperoleh dari
  • 00:19:23
    media ya. Tapi kita tahu ke mana begitu
  • 00:19:26
    ya kalau yang jur tapi kalau ada apa-apa
  • 00:19:27
    kita tahu ee kalau enggak Pak Mesnek,
  • 00:19:31
    Pak Pratik ya kita kejar juru bicara. I.
  • 00:19:34
    Nah, setelah periode kedua kan muncul ee
  • 00:19:39
    juru bicaranya Pak Fajrul. Iya, Pak
  • 00:19:41
    Pajrul juga jadi juru bicara. Kita tahu
  • 00:19:44
    arahnya kalau ada apa-apa kita tanya ke
  • 00:19:46
    Pak Fajrul meskipun tidak semuanya bisa
  • 00:19:49
    kita tanyakan ke beliau.
  • 00:19:52
    Ketika Pak Fajrul menjadi duta besar di
  • 00:19:56
    Kasak kan kosong. Nah, kosong. Waktu itu
  • 00:20:01
    ada sisi lain yang dilakukan di deputi
  • 00:20:03
    empat kantor staf presiden. Tapi
  • 00:20:05
    presiden sehari-hari
  • 00:20:07
    ee menggantikan menjadi juru bicara
  • 00:20:10
    presiden, menjadi juru bicara sendiri
  • 00:20:12
    presiden untuk berbicara. Tapi kita
  • 00:20:14
    ingatkan presiden itu waktu itu
  • 00:20:17
    berbicara dibantu oleh deputi protokol
  • 00:20:21
    persnya yaitu Pak Budin. Jadi Pak B
  • 00:20:24
    Mahmudin itu mengetahui mencari tahu
  • 00:20:27
    dulu dari kita kira-kira topik apa yang
  • 00:20:29
    menarik yang bakal wartanya. Habis itu
  • 00:20:32
    beliau akan menyampaikan ke Presiden.
  • 00:20:35
    Teman-teman wartawan akan berbicara ini
  • 00:20:37
    ini, Pak. Heeh. Kalau boleh saya usulkan
  • 00:20:40
    jawabannya begini. Nah, Presiden punya
  • 00:20:42
    jawaban sendiri. yang di antara juga
  • 00:20:44
    menyerap dari masukannya Pak Pak B. Nah,
  • 00:20:49
    itu berjalan. Nah, tapi ketika Pak B
  • 00:20:51
    menjadi pejabat gubernur di Jawa
  • 00:20:55
    Barat, Pak Jokowi sendirian colok karir
  • 00:20:58
    dia. apa-apa ya langsung ke Pak Jokowi
  • 00:21:00
    ya doorstopnya langsung meskipun
  • 00:21:01
    akhirnya ada boleh dibilang ada yang
  • 00:21:04
    blunder-blunder ya terlalu terus terang
  • 00:21:06
    terlalu apa adanya kan banyaknya KSP
  • 00:21:09
    kalau kita lihat Pak Mul Doko begitu
  • 00:21:11
    kita kejarnya ke kepala staf
  • 00:21:13
    kepresidenan pada saat itu ke Pak
  • 00:21:16
    Muldoko ya saling saling begitu ya
  • 00:21:18
    saling saling membantu, saling mengisi.
  • 00:21:22
    Betul. Betul. Jadi misalkan ada aksi ya,
  • 00:21:25
    ada aksi mahasiswa atau aksi demo gitu
  • 00:21:27
    ya atau petani atau nelayan di depan
  • 00:21:30
    istana. Nah, yang menangani adalah
  • 00:21:33
    deputi empat ee kantor staf presiden
  • 00:21:37
    KSP. Nah, mereka diundang bahkan Pak
  • 00:21:40
    Mudoko ikut menerima mereka kan
  • 00:21:43
    memberikan ee masukan, jawaban,
  • 00:21:45
    penjelasan. Nah, kalau tidak mungkin ada
  • 00:21:48
    deputi-deputinya yang ikut berbicara.
  • 00:21:51
    Itu kan waktu itu juga
  • 00:21:53
    ada juru bicaranya sering tampil di
  • 00:21:56
    kantor staf Presiden ya, Ibu Prita Laura
  • 00:21:59
    ya. Ya, beliau juga ikut memberikan
  • 00:22:02
    penyampaian ee kalau sudah ditunjuk
  • 00:22:04
    memang arahnya jelas gitu. Jadi buat
  • 00:22:07
    watan tidak tidak bingung di zamannya
  • 00:22:11
    Pak Pak Wapres ya, Pak Wapres Yusuf Kala
  • 00:22:15
    kan juga gitu.
  • 00:22:18
    Betul.
  • 00:22:19
    Diam juga ada juru waktu mendampingi Pak
  • 00:22:24
    itu juru bicaranya kan Pak Yi Hidayat.
  • 00:22:27
    Sedangkan Pak Jika ada e Husein
  • 00:22:29
    Abdullah. Lalu di Pak Maruf juga ada
  • 00:22:32
    juru bicaranya yaitu Pak Mas Duki
  • 00:22:35
    Badowi. Jadi wartawan itu ee arahnya
  • 00:22:38
    jelas kalau sudah ditentukan ini gitu.
  • 00:22:41
    Iya. Yang penting ini tahu ke mana
  • 00:22:42
    strukturnya seperti apa. Inilah yang
  • 00:22:44
    mungkin masih ditunggu juga. dari
  • 00:22:47
    zamannya Pak Prabowo ini ya, Mas Har ya
  • 00:22:50
    ee fungsi kedeputian empat yang sudah
  • 00:22:52
    ada di PCO. Nah, tapi ada juruk bicara
  • 00:22:54
    lainnya. Nah, siapa yang bisa kita reach
  • 00:22:56
    pertama kali kalau ada isu tertentu atau
  • 00:22:58
    kita mau minta latar belakang ke mana
  • 00:23:00
    gitu ya, Mas? Iya, kita nunggu sih ya
  • 00:23:02
    harapan kita mungkin dalam minggu-minggu
  • 00:23:04
    ini sudah sudah ada pengaturan yang
  • 00:23:06
    tegas, pembagian tugas yang fix gitu ya
  • 00:23:10
    sehingga ee komunikasi di istana bisa
  • 00:23:12
    lebih baik gitu ya. Nah, yang menarik
  • 00:23:14
    juga kalau tadi udah zamannya Pak Jokowi
  • 00:23:16
    sebelumnya Pak SBY di awal kan sudah
  • 00:23:18
    disinggung ya di Pak SBY ya Pak Presiden
  • 00:23:24
    keenam SBY tidak pernah berbicara
  • 00:23:26
    langsung kecuali isu yang urgen tadi.
  • 00:23:28
    Nah, tapi dalam kesehariannya Mas Harar
  • 00:23:30
    bisa cerita juga bagaimana apakah mudah
  • 00:23:32
    juga untuk menjangkau para juru
  • 00:23:34
    bicaranya. Iya. Jadi, Pak Spy itu setiap
  • 00:23:38
    hari eh pukul . Itu semua staf khusus
  • 00:23:43
    yang 9 orang itu dikumpulkan bersama
  • 00:23:46
    presiden. Nah, itu dibahas adalah
  • 00:23:48
    topik-topik aktual mana yang kira-kira
  • 00:23:51
    akan direspon oleh publik ya yang yang
  • 00:23:55
    menjadi pertanyaan masyarakat dan itu
  • 00:23:57
    akan dijelaskan. Nah, mana yang porsi
  • 00:23:59
    Presiden Pak SBY, mana yang porsi para
  • 00:24:03
    ee juru bicara. I. Nah, apakah hari itu
  • 00:24:05
    Presiden perlu menjelaskan atau tidak?
  • 00:24:08
    Nah, itu diatur semua. Nah, jadi kalau
  • 00:24:10
    ada hal-hal yang sifatnya ujian utama
  • 00:24:14
    penting, Presiden yang apa yang
  • 00:24:16
    mengambil alih. Biasanya menggelar
  • 00:24:18
    keterangan pres gitu ya. I. Terus kalau
  • 00:24:20
    yang hal-hal yang kecil, detailnya,
  • 00:24:23
    teknisnya, nah kita selalu mengejar juru
  • 00:24:26
    bicara itu itu berlangsung di sampai
  • 00:24:31
    era keduanya Pak SPY ee dengan Pak
  • 00:24:36
    Budiono. Boleh dibilang barangkali itu
  • 00:24:39
    lebih tertata, lebih baik ya ee selama
  • 00:24:43
    saya berada di istana itu selama
  • 00:24:45
    pembagiannya pembagian kerjanya. Jadi
  • 00:24:48
    kita mau tanya masalah internasional ya
  • 00:24:52
    ke juru bicara
  • 00:24:53
    internasional cara mau minta jawaban
  • 00:24:56
    persoalan-persoalan dalam negeri ya bisa
  • 00:24:59
    Kak Andi atau Julian Ardin gitu Pak.
  • 00:25:02
    Tapi ada plus minus pastikan setiap masa
  • 00:25:04
    dari masa ke masa misalnya kalau masanya
  • 00:25:06
    Pak Jokowi kita ingat di akhir-akhir
  • 00:25:08
    masa pemerintahannya kok tiba-tiba ada
  • 00:25:11
    mic wartawan padahal kayaknya enggak
  • 00:25:13
    adaak Mas Har. Nah itu juga yang seperti
  • 00:25:17
    doorstop. Itu yang banyak juga dapat
  • 00:25:19
    masukan dari kita kan. Iya. Itu ada
  • 00:25:21
    beberapa pengalaman tuh memang itu ada
  • 00:25:24
    pengalaman yang unik dan menarik yang
  • 00:25:26
    saya enggak lupain tuh. Mungkin Mbakka
  • 00:25:29
    ikut juga di bagian di situ. Misalnya
  • 00:25:31
    kan ee
  • 00:25:34
    frekuensi ee apa program kebijakan itu
  • 00:25:37
    kan tinggi sekali sehingga ee presiden
  • 00:25:41
    ataupun juru bicara tuh terbuka untuk
  • 00:25:44
    menggelar konvensi perdadakan. Pas kita
  • 00:25:46
    lagi pada makan semua kelaperan kita
  • 00:25:49
    makan terus do stop presiden. Do stop ya
  • 00:25:52
    kita semua lari gitu. Nah, ada teman
  • 00:25:54
    yang lupa gitu loh. Ee sambil makan
  • 00:25:57
    gitu. Jadi tangan kiri pegang tip,
  • 00:26:00
    tangan kanan tuh kan bekas makan pakai
  • 00:26:01
    tangan ya, makan nasi padang pakai kan.
  • 00:26:04
    Jadi itu penuh dengan apa? Bumbu. Jadi
  • 00:26:06
    diumpetin di sebelah itu. Itu ada teman
  • 00:26:09
    saya itu yang sampai seitu waktu RS Pak
  • 00:26:12
    SBY ya. Pak SBY itu menarik dan juga ada
  • 00:26:16
    lagi ee kita lagi asik itu ya lagi asik
  • 00:26:20
    transkrip atau bikin berita Presiden
  • 00:26:23
    dostop, Presiden dostop. Ee bayangan
  • 00:26:25
    kita yang namanya dostop pasti kita
  • 00:26:27
    bebas bertanya, kita bisa bertanya apa
  • 00:26:29
    aja dan siapapun boleh bertanya kan gitu
  • 00:26:32
    ya karena enggak diatur. Iya. Tapi
  • 00:26:34
    ketika kita bertanya saya tuh bertanya
  • 00:26:37
    Bapak Presiden langsung ditahan tuh oleh
  • 00:26:40
    Andi Malarang. Nanti dulu Har ini ada
  • 00:26:44
    yang sudah diatur gitu loh. Jadi terus
  • 00:26:47
    mau tanya lagi tunggu dulu ada ini. Jadi
  • 00:26:50
    kayaknya kita enggak dikasih kesempatan
  • 00:26:52
    enggak dikasih kesempatan loh ini
  • 00:26:53
    namanya dostop atau memang memang sudah
  • 00:26:56
    diatur gitu ya tapi ya sudah kita ikuti
  • 00:26:59
    aja. Terus juga ada beberapa kali ee mau
  • 00:27:04
    bertanya ke presiden kelihatannya susah
  • 00:27:06
    gitu ya. apa, wah kayaknya enggak tahu
  • 00:27:10
    entah dihalang-halangi atau apa memang
  • 00:27:13
    enggak dapat kesempatan meskipun
  • 00:27:15
    teman-teman ada yang bilang sebetulnya
  • 00:27:17
    ee bisa bertanya tuh Mas
  • 00:27:20
    Harnya enggak boleh gitu ya. Ya, itu
  • 00:27:24
    saya mengalami juga gitu ya. Jadi ee ada
  • 00:27:28
    hal-hal
  • 00:27:29
    yang baik secara keseluruhan tapi ya
  • 00:27:33
    mungkin warna-warni dinamika dari ee
  • 00:27:35
    pekerjaan wartawan seperti itu ya. Iya
  • 00:27:37
    walaupun sama-sama kawan sendiri di
  • 00:27:39
    lapangan, tapi kan pada dasarnya kita
  • 00:27:41
    dengan misalnya biro pers di istana
  • 00:27:44
    zamannya Pak SB maupun Pak Jokowi punya
  • 00:27:47
    kepentingan masing-masing. Kalau dari
  • 00:27:50
    sisi istana melindungi jangan sampai ada
  • 00:27:52
    yang blunder disampaikan. Nah, dari sisi
  • 00:27:54
    wartawan tugas kita memang nanya-nanya
  • 00:27:56
    terus. Jadi, betul tugas
  • 00:27:58
    kita gimana aja caranya yang penting
  • 00:28:00
    bisa nanya.
  • 00:28:04
    atau nanti isu-isu baru. Tapi sebetulnya
  • 00:28:07
    setiap apapun informasi kalau kita bisa
  • 00:28:10
    dapat secara lengkap, utuh, jelas,
  • 00:28:14
    terstruktur itu juga ee yang disampaikan
  • 00:28:17
    di pemberitaan kita juga pasti bagus.
  • 00:28:19
    Kira-kira gitu sih. Jadi jika komunikasi
  • 00:28:21
    berjalan baik, yang untungnya rakyat itu
  • 00:28:24
    tuh highlight-nya. Tapi ya memang di
  • 00:28:27
    istana dari setiap presiden ada yang
  • 00:28:29
    unik. tadi kita sudah cerita di zamannya
  • 00:28:31
    Pak SBY, Pak Jokowi, Pak Prabowo dengan
  • 00:28:35
    segala plus minusnya. Nah, kalau dari
  • 00:28:37
    sisinya kita lebih ke belakang lagi dari
  • 00:28:40
    mulai Bung Karno sampai ke Bu Mega itu
  • 00:28:43
    gimana, Masar?
  • 00:28:45
    Memang ee setiap zaman, setiap presiden
  • 00:28:49
    punya dinamika sendiri-sendiri ya yang
  • 00:28:52
    boleh dibilang
  • 00:28:54
    ee apa timunasinya itu seperti
  • 00:28:58
    bagaimana. Di zaman Bung Karno waktu
  • 00:29:01
    masih baru merdeka, masih negara muda
  • 00:29:05
    memang belum dikenal juru bicara dan
  • 00:29:07
    Bung Karno ya kalau mau bicara ya kepada
  • 00:29:10
    rakyat melalui pidato gitu ya. Tetapi
  • 00:29:13
    memang pernah ee di kabinetnya Pak
  • 00:29:16
    Sahrir itu itu ada ee ada semacam yur
  • 00:29:21
    bicara di eranya Pak Kabinet Sahrir itu
  • 00:29:25
    itu di sekitar tahun 45 antara tahun '6
  • 00:29:29
    setelah terbentuknya kabinet pertama itu
  • 00:29:32
    ada juru bicara di eranya ee kabinetnya
  • 00:29:35
    Pak Sahrin namanya Pak Sukarjo Wiro
  • 00:29:38
    Pranoto. He. Dia kebetulan juga pemilik
  • 00:29:41
    media waktu itu mimbar Indonesia. Dialah
  • 00:29:44
    yang menjadi juru bicara waktu itu
  • 00:29:46
    kabinet. Tapi kan kemudian kabinet di
  • 00:29:49
    eranya Bung Kanun itu kan jatuh bangun
  • 00:29:51
    ya. Heeh. Masuk ke era parlementer,
  • 00:29:54
    masuk ke sistem demokrasi, jatuh bangun.
  • 00:29:56
    Nah, kemudian yang sering menjadi juru
  • 00:30:00
    bicara presiden menyampaikan hal-hal
  • 00:30:03
    kebaikan kebijakan itu kan seperti Pak
  • 00:30:06
    Ruslan Abdul Ghani itu ya. dia
  • 00:30:08
    menjelaskan misalnya waktu
  • 00:30:10
    kunjungan Presiden Soekarno hampir 1
  • 00:30:14
    bulan lebih iya ya mulai di Amerika ke
  • 00:30:17
    Swiss dan negara-negara Eropa itu kan
  • 00:30:19
    juga menjadi pertanyaan tuh publik
  • 00:30:22
    mempersoalkan. Nah, Pak Ruslan
  • 00:30:23
    menjelaskan di DPR itu ee latar belakang
  • 00:30:27
    dan apa yang dicapai. Jadi seperti itu
  • 00:30:31
    di era Pak
  • 00:30:32
    Harto, Pak Harto ini ee juga belum
  • 00:30:37
    mengenal juru bicara Presiden. Nah, tapi
  • 00:30:41
    yang paling sering bicara itu ya Heeh.
  • 00:30:45
    Iya. ini ee yang saya dapat cerita dan
  • 00:30:49
    juga membaca buku-buku presiden-presiden
  • 00:30:52
    itu. Itu kan memang ee ada e
  • 00:30:56
    menteri-menteri yang memang dipercaya
  • 00:30:58
    oleh Pak Harto untuk bicara. Misalkan
  • 00:31:00
    kalau habis sidang kabinet itu kan ada
  • 00:31:03
    Pak Harmoko. Iya. Pak Armoko bicara
  • 00:31:05
    tentang ya ee harga beras, cabe keriting
  • 00:31:09
    dan kita dulu waktu
  • 00:31:11
    masih kuliah kan juga ah ini ee lucu
  • 00:31:15
    tapi menarik. Di situlah ee salah satu
  • 00:31:17
    kelebihan dari komunikasi presiden dan
  • 00:31:19
    itu top of mind-nya kita semua menteri
  • 00:31:22
    era Pak ee Bu Pak Harto siapa ya Pak
  • 00:31:24
    Harmoko ya salah satunya ya. Nah, Pak,
  • 00:31:28
    Pak Harto juga mengizinkan mensekneknya
  • 00:31:31
    pada waktu itu untuk menjadi apa ee
  • 00:31:36
    menyampaikan pesan-pesan kebijakan
  • 00:31:38
    pemerintah adalah Pak Murdiono. Nah,
  • 00:31:40
    kita ingat kan Pak Murdono itu kan kalau
  • 00:31:42
    ngomong lambat gitu ya gitu kita jadi ah
  • 00:31:47
    aduh enggak sabar tapi emang di situ
  • 00:31:49
    kehati-hatiannya di era Pak Harto itu
  • 00:31:52
    Pak Mudiono dan sistem dorstopnya enggak
  • 00:31:54
    kayak sekarang ya Mas pertanya diar
  • 00:31:55
    kayak gitu senior saya itu yang yang Mas
  • 00:31:59
    Osdar yang wartawan ee lebih lama dari
  • 00:32:02
    saya di istana itu bercerita justru ee
  • 00:32:05
    gaya penyampaian Pak Mudono ini justru
  • 00:32:08
    menguntungkan buat wartan-wartawan asing
  • 00:32:10
    yang mencoba ee menangkap keterangan
  • 00:32:13
    pers itu dalam bahasa Indonesia karena
  • 00:32:15
    jadi tertangkap tuh omongannya kan
  • 00:32:17
    terpatah-patah ya. Betul. Betul. Ada
  • 00:32:19
    waktu untuk menterjemahkan dulu. Nah,
  • 00:32:22
    itu tapi zaman Pak Harto ada menteri
  • 00:32:25
    yang juga sering bicara. He. Nah, itu
  • 00:32:28
    yang kita takut, Mbak kalau dia muncul
  • 00:32:30
    di televisi. Wah, ini takut. Yaitu
  • 00:32:33
    Menteri Energi dan Tambang, Pak Profesor
  • 00:32:36
    Subroto. Oh, iya. Kalau Pak Subroto
  • 00:32:38
    karena kalau Pak Subroto muncul
  • 00:32:40
    mengumumkan kenaikan harga BB. Iya pasti
  • 00:32:43
    itu ada sesuatu yang terkait dengan
  • 00:32:45
    harga-harga. Akhirnya kita semua tuh
  • 00:32:46
    saya ingat setelah pengumuman Pak
  • 00:32:48
    Subroto langsung bawa motor ke pom
  • 00:32:52
    bensin ngisi apa BW sebanyak-banyak ya
  • 00:32:54
    kan. Harga karena sudah tahu harganya
  • 00:32:56
    pada saat itu memang tidak seleluasa ini
  • 00:32:59
    ya kita mengakses informasi langsung ke
  • 00:33:01
    istana dari zaman setelah reformasiah ya
  • 00:33:03
    Mas ya. Iya betul, Pak Habibi kan ya
  • 00:33:06
    dulu ya, Pak Habibi itu juga ya
  • 00:33:08
    kebetulan pemerintahannya kan hanya
  • 00:33:09
    berjalan 1 tahun beberapa bulan ya jadi
  • 00:33:12
    tidak lama karena
  • 00:33:15
    persoalan transisi dari Pak Harto,
  • 00:33:17
    persoalan ekonomi yang membelit,
  • 00:33:18
    persoalan politik, soal ee Timur itu
  • 00:33:22
    juga membuat tidak ada waktu lagi. Heeh.
  • 00:33:26
    Tetapi kalau ada informasi yang perlu
  • 00:33:30
    disampaikan biasanya itu melalui Ibu
  • 00:33:32
    Dewi Fortuna Anwar. Beliau itu
  • 00:33:34
    sebetulnya asisten Menteri Sekretaris
  • 00:33:36
    Negara waktu itu. Dipercaya karena
  • 00:33:40
    beliau kan memang ee seorang peneliti
  • 00:33:42
    ya. Jadi ee dari beberapa buku yang saya
  • 00:33:46
    baca itu Ibu Dewi yang menyampaikan
  • 00:33:48
    kepada para wartawan.
  • 00:33:51
    Nah, kalau di eranya Pak Gus Dur banyak
  • 00:33:55
    juru bicaranya ada tiga itu. Ada Pawim
  • 00:33:58
    Marwi Tular, lalu ada Adi Masardi, lalu
  • 00:34:02
    ada Yahya Stakup. Iya. Nah, jadi ee tiga
  • 00:34:08
    tiga juru bicara ini mudah kita
  • 00:34:12
    bisa mencari berita dari mereka. Begitu
  • 00:34:15
    juga Bu Mega waktu mau menyelesaikan
  • 00:34:18
    tugasnya ee setelah Pilpres 2004 i mau
  • 00:34:23
    meninggalkan istana kan kita wartuan
  • 00:34:26
    ngumpul datang dari pagiul lah ini pasti
  • 00:34:28
    di era terakhir ngomonglah adalah
  • 00:34:30
    sedikit-sedikit kata perpisahan atau apa
  • 00:34:33
    gitu ya. Jadi kita tungguin tuh ee saya
  • 00:34:35
    juga nungguin Presiden setelah
  • 00:34:37
    menandatangani
  • 00:34:39
    undang-undang jaminan sosial. Iya.
  • 00:34:42
    Terus keluar. Wah, kita digiring keluar
  • 00:34:45
    di luar. Ternyata keluar Bu Mega
  • 00:34:49
    menyalami satu persatu
  • 00:34:51
    itu ee para menteri dan staf yang ada di
  • 00:34:55
    situ. Terus ee kita manggil Bu Mega, Bu
  • 00:34:58
    Mega, Bu Presiden cuma salam gitu. Dadah
  • 00:35:01
    senyum masuk mobil gitu. Cuma memang ada
  • 00:35:04
    hikmahnya juga beliau tidak bicara tapi
  • 00:35:07
    diserahkan ke menteri. Selain Pak
  • 00:35:10
    Bambang juga ada menteri-menteri yang
  • 00:35:12
    lain. Jadi ee
  • 00:35:15
    ee beliau memang kalau dia bicara
  • 00:35:18
    barangkali persoalannya juga makin
  • 00:35:21
    bertambah rumit karena teknis ya. Jadi
  • 00:35:24
    emang menteri-menteri yang kompeten gitu
  • 00:35:26
    ya untuk teknis ya kementerinya aja.
  • 00:35:29
    Iya. Jadi dia mempercayakan kepada para
  • 00:35:30
    menteri untuk menyampaikan sesuai
  • 00:35:32
    bidangnya. Nah, ini juga pola-pola
  • 00:35:36
    komunikasi di istana yang mewarnai ee
  • 00:35:39
    perjalanan komunikasi presiden. Nah,
  • 00:35:42
    setelah Bu Mega itu kan Pak SBY ya. Nah,
  • 00:35:46
    ee Pak SBY seperti kita sudah tahu
  • 00:35:50
    punya ee struktur yang lebih baik dan
  • 00:35:53
    lebih tertata. Iya. Kira-kira seperti
  • 00:35:55
    itu. Dilanjutkan juga Pak Jokowi. Oh,
  • 00:35:57
    yang saya ingat juga waktu zaman Pak
  • 00:35:59
    Jokowi sering juga kan kita diundang ke
  • 00:36:01
    Istana Negara. misalnya atau istana
  • 00:36:04
    merdeka juga dikasih off the recordnya
  • 00:36:06
    latar belakang ketemu langsung dengan
  • 00:36:08
    Pak Presiden. itu juga menarik yaar ya
  • 00:36:10
    karena kita bisa tahu juga sebetulnya ee
  • 00:36:13
    buat para wartawan itu kalau ada sesuatu
  • 00:36:16
    yang memang mungkin masih jadi persoalan
  • 00:36:19
    dan tidak perlu di-publish gitu ya
  • 00:36:21
    ditulis dipanggil aja kita para wartawan
  • 00:36:24
    entah oleh Meknek atau oleh presiden
  • 00:36:27
    langsung dikasih paparan iya background
  • 00:36:29
    information gitu ya tapi tetap syaratnya
  • 00:36:32
    jangan ditulis oleh media. Nah, mungkin
  • 00:36:35
    yang sekarang juga ee mungkin ee
  • 00:36:39
    keraguan istana memberikan background
  • 00:36:42
    information itu karena di tengah era
  • 00:36:45
    begini apa-apa bisa langsung bisa bocor
  • 00:36:47
    gitu loh, bisa ditulis apapun gitu loh.
  • 00:36:51
    Jadi ya sudah deh makin enggak berani
  • 00:36:54
    memberikan background. Waktu itu kan
  • 00:36:55
    kita jaganya ya komitmen aja ya. Kalau
  • 00:36:57
    sudahudah di komitmen kita dengan
  • 00:36:59
    Presiden ini adalah of the record latar
  • 00:37:02
    belakang biar tahu bahwa isu apa sih
  • 00:37:04
    yang masih sekarang itu di ee pikirkan
  • 00:37:07
    solusinya ya kita diskusi bersama di
  • 00:37:09
    situ ya. Betul. Era Pak Harto itu pernah
  • 00:37:11
    loh, Mbak itu ee
  • 00:37:13
    apa ada beberapa media ya, termasuk
  • 00:37:17
    salah satu media sore itu kan di Bradle
  • 00:37:20
    karena dia menyampaikan ee apa yang mau
  • 00:37:23
    disampaikan oleh Pak Harto tidak tahu.
  • 00:37:27
    Iya 16 Agustus tapi sudah dibocorkan di
  • 00:37:31
    berita sore Presiden Mara kemudian
  • 00:37:33
    diredel. Nih yang zaman Pak Joko ini
  • 00:37:35
    masih ada fotonya nih Mas. Waktu itu kan
  • 00:37:37
    kita beberapa kali 2019 2023 iya apa
  • 00:37:42
    saja yang ee terkait dengan
  • 00:37:45
    kebijakan-kebijakan ada beberapa
  • 00:37:46
    kebijakan waktu itu. Termasuk juga kita
  • 00:37:48
    soal undang-undang yang jadi ee
  • 00:37:51
    kontroversi misalnya di 2019-2023.
  • 00:37:54
    Menarik juga sih karena ya memang kita
  • 00:37:56
    kan butuh butuh apa sih sudut pandangnya
  • 00:37:58
    sebenarnya gitu kan dari sisi media.
  • 00:38:01
    Tapi ya waktu itu komitmen enggak boleh
  • 00:38:02
    ditulis sama sekali ya gitu. Iya. Iya.
  • 00:38:04
    Dan betul waktu itu kita sama-sama jaga
  • 00:38:07
    ya, enggak ada yang kita beritakan. Tapi
  • 00:38:09
    untuk memperkaya kita. Jadi kalau ada
  • 00:38:12
    perkembangan sini, oh arahnya begini.
  • 00:38:14
    Oh, arahnya ke sini kebijakannya ya.
  • 00:38:16
    Jadi background-nya itu kita sudah
  • 00:38:17
    mengetahui. Iya. Makanya kita pulang
  • 00:38:19
    dari sana aman yang bocornya masar.
  • 00:38:23
    Nah, itu tadi menarik ya kalau ngomongin
  • 00:38:25
    soal walau komunikasi ee masing-masing
  • 00:38:28
    presiden, tapi yang jelaskan komunikasi
  • 00:38:30
    ini adalah jantung utamanya pemerintah
  • 00:38:32
    juga. Betul. ee para pejabat yang tugas
  • 00:38:36
    di bidang komunikasi adalah garda
  • 00:38:38
    terdepannya istana. Bisa dikatakan
  • 00:38:39
    begitu ya, Mas Har. Jadi ya mereka mere
  • 00:38:41
    mereka yang ujung tombaknya itu ujung
  • 00:38:43
    tombaknya berhadapan langsung dengan
  • 00:38:45
    kami wartawan dan menyampaikan informasi
  • 00:38:47
    ke publik. Jadi diharapkan yang pertama
  • 00:38:51
    adalah kecakapannya, lalu dari sisi
  • 00:38:53
    strukturnya juga bisa tertata dengan
  • 00:38:55
    baik agar bisa lebih baik juga
  • 00:38:57
    informasinya sampai ke publik. Iya.
  • 00:39:00
    Karena apa yang disampaikan oleh para
  • 00:39:03
    juru bicara itu dengan baik itu akan
  • 00:39:06
    menedukkan ee buat pembaca atau pemirsa
  • 00:39:11
    yang mendengar. I jadi sebetulnya itu ee
  • 00:39:15
    harapan rakyat menunggu pemberitaan yang
  • 00:39:17
    yang baik, lengkap dan juga tertata gitu
  • 00:39:22
    bukan yang berubah-ubah gitu ya. Betul.
  • 00:39:25
    yang yang jelas apa gitu agar masyarakat
  • 00:39:27
    tahu informasi pastinya dari tangan A1
  • 00:39:30
    alias sumber yang terpercaya dari
  • 00:39:33
    istana. Terima kasih ya Mas Har ya. Kita
  • 00:39:35
    akan ngobrol-ngobrol lagi soal hal seru
  • 00:39:37
    di balik layar istana dan cerita-cerita
  • 00:39:40
    terkait istana dan presiden. Kita ketemu
  • 00:39:43
    lagi pekan depan. Saya Friska Clarisa.
  • 00:39:45
    Jangan lupa like, subscribe, comment,
  • 00:39:48
    apapun ramaikan YouTube-nya Kompas TV.
  • 00:39:51
    Kita jumpa lagi ya minggu depan.
  • 00:39:52
    Bye-bye.
タグ
  • komunikasi
  • istana
  • PCO
  • presiden
  • kesalahan
  • publik
  • strategi
  • pokok bahasan
  • wartawan
  • akses