Jangan Jualan Produk Digital Sebelum lo NONTON PODCAST INI AMPE HABIS

00:37:29
https://www.youtube.com/watch?v=TU0jSpQeuB4

概要

TLDRDiskusi ini antara Radit dan seorang pembicara tentang pengalaman Radityika dalam industri kreatif, tantangan, dan manfaat dari disiplin dalam berkarya. Radit mengungkapkan pentingnya tidak hanya bergantung pada mood, tetapi juga membangun kebiasaan dan proses yang bisa meningkatkan produktivitas. Ia juga membahas stigma negatif seputar industri kreatif apabila penulis atau kreator berperilaku seolah kerja berdasarkan mood. Terosakan pernyataan tajam dan menginspirasi kepada generasi muda untuk tidak takut terhadap kritik dan selalu terbuka terhadap pengembangan diri. Radit menyarankan bahwa pendidikan dan kelas yang dibayar memiliki nilai dalam hal profesionalisme dan struktur yang baik, serta mengelola ekspektasi audience terhadap karya yang dihasilkan.

収穫

  • ✨ Disiplin lebih penting daripada mood dalam berkarya.
  • 📚 Menerima kritik adalah bagian dari proses pengembangan kreatif.
  • 💡 Pendidikan berbayar memberikan nilai tambah bagi pengajaran.
  • 🔍 Mengelola ekspektasi sangat penting dalam menjual produk kreatif.
  • 💪 Sering membuat kesalahan adalah bagian dari proses belajar dan bertumbuh.
  • 💰 Compounding return adalah kunci untuk investasi dan membangun keterampilan.
  • 🎨 Setiap karya, baik atau buruk, memiliki potensi untuk diperbaiki.
  • 🚀 Jangan terjebak dalam ego; terbuka terhadap masukan dari orang lain.
  • 🤔 Menghabiskan uang untuk pendidikan ataukelas adalah investasi bagi masa depan.
  • 🌈 Mencari kebahagiaan dalam karya seni lebih penting daripada pengakuan eksternal.

タイムライン

  • 00:00:00 - 00:05:00

    La intervjuo komenciĝas kun Radityika kaj la gastiganto diskuti pri la libera percepto en la kreiva industrio. Tamen, la liberemo alportas siajn defiojn, inkluzive malfacilaĵojn en konsistenco.

  • 00:05:00 - 00:10:00

    Radityika dividis sian sperton kun sia skriboguruo, kiu insistis ke ne eblas cedi al la humoro. Tio helpis lin skribi eĉ en malpli bonaj kondiĉoj, montrante ke produktiveco ne dependas de la stato de animo.

  • 00:10:00 - 00:15:00

    Ili ankaŭ menciis la percepton ke la rezultoj en la kreiva industrio povas esti subpremitaj pro mallertaj humoroj. Radityika emfazas ke produkti, eĉ se la rezulto estas malbona, estas pli utile ol ne produkti entute.

  • 00:15:00 - 00:20:00

    Dum la konversacio, ili diskutis pri la graveco de akcepti kritikon en la evolucio de kreativaj projektoj. Radityika akcentas ke multaj artistoj malfacile akceptas kritikojn, kio estas esenca por plibonigo.

  • 00:20:00 - 00:25:00

    Radityika dividas ke la evoluo de ideoj estas la plej grava parto de la kreiva procezo. Ili diskutas la gravecon de interkonekti ideojn kun aliaj homoj kaj akcepti iliajn kontribuojn por evoluigi la projekton pli efike.

  • 00:25:00 - 00:30:00

    Ili mencias ke la financa kompreno estas valorega por kreantoj, kun Radityika rekomendante la koncepton de 'compounding return' por helpi individuumojn evoluigi siajn enspezojn kaj riĉecon.

  • 00:30:00 - 00:37:29

    La diskuto konkludiĝas kun la ideo ke aĉeti kursoj kaj lernado de novos iloj havas sian valoron, eĉ se multaj informoj estas disponeblaj senkoste, ĉar fakaj instrukciistoj povas oferti valoran sperton.

もっと見る

マインドマップ

ビデオQ&A

  • Apa stigma negatif terhadap pekerja kreatif?

    Stigma negatif adalah bahwa banyak orang percaya pekerja kreatif hanya bekerja berdasarkan mood, yang dapat memengaruhi konsistensi dan disiplin.

  • Mengapa penting untuk menerima kritik?

    Menerima kritik penting dalam proses pengembangan kreatif karena membantu penulis atau kreator mengidentifikasi kelemahan dan memperbaiki karya mereka.

  • Apa itu compounding return?

    Compounding return adalah konsep dalam finance di mana hasil investasi yang diperoleh akan ditambahkan pada modal awal untuk menghasilkan keuntungan lebih di masa mendatang.

  • Mengapa Radit percaya pendidikan berbayar itu penting?

    Radit percaya bahwa pendidikan berbayar menjamin profesionalisme pengajar dan menyediakan struktur yang lebih baik untuk belajar.

  • Apa cara Radit mengelola ekspektasi produk kreatifnya?

    Radit mengelola ekspektasi dengan memberikan preview atau sample dari karyanya, sehingga calon pembeli tahu apa yang akan mereka dapatkan.

  • Apa keuntungan dari membuat pertama kali kesalahan?

    Radit berpendapat bahwa membuat kesalahan pada proses awal itu dianggap normal dan penting untuk pertumbuhan karena kesalahan dapat diperbaiki.

  • Bagaimana cara membangun kekuatan untuk bisa spending?

    Radit mencoba melatih kemampuan spending dengan berani mengeluarkan uang untuk hal-hal yang benar-benar bernilai dan memberi kebahagiaan.

  • Apa saran bagi kreator muda?

    Saran utama adalah untuk tidak terjebak dalam ego, ingat bahwa proses kreatif memerlukan uji coba dan kritik dari orang lain.

  • Apa pentingnya disiplin dalam industri kreatif?

    Disiplin membantu pekerja kreatif untuk tetap produktif dan tidak hanya mengandalkan mood.

  • Apa yang menjadi kunci keberhasilan menurut Radit?

    Kunci keberhasilan adalah pengembangan dalam proses kreatif, kolaborasi, dan mengelola ekspektasi karya.

ビデオをもっと見る

AIを活用したYouTubeの無料動画要約に即アクセス!
字幕
id
オートスクロール:
  • 00:00:00
    Thank you sa berkali sudah memberikan
  • 00:00:01
    linkit privilege. Hari ini gua bakal
  • 00:00:02
    ngobrol sama Radityika terhadap creators
  • 00:00:05
    ekonomi. Satu pertanyaan terhadap em
  • 00:00:08
    orang-orang kreatif yang pengin tahu
  • 00:00:09
    nih. Bang Radit. Iya.
  • 00:00:12
    Pertama orang tuh berasa masuk ke
  • 00:00:14
    industri kreatif tuh terkesan bebas.
  • 00:00:17
    Heeh. Karena dari yang harus kerja 8 jam
  • 00:00:19
    dipikir bebas. Betul. Tapi bebas itu
  • 00:00:21
    akhirnya memberikan suatu dinamika
  • 00:00:23
    tersendiri. Iya. Dan alhasil orang pun
  • 00:00:25
    akhirnya enggak bisa konsisten. Betul.
  • 00:00:27
    Gimana, Bang Radit? Terhadap stigma
  • 00:00:28
    negatif terhadap industri kreatif itu
  • 00:00:30
    emang harus kerja based on mood. Aduh,
  • 00:00:34
    aduh aduh aduh aduh. Itu gua dimarahin
  • 00:00:36
    dulu tuh sama guru gua. Jadi gua punya
  • 00:00:40
    guru nulis. Waktu itu gua cerita ke dia,
  • 00:00:43
    ee Mas kok bisa nulisnya ee rajin banget
  • 00:00:47
    nulis ee dan bisa bikin terus tulisan.
  • 00:00:51
    Padahal kita kan kadang enggak mood ya
  • 00:00:54
    gitu. He terus ee dia bilang ke gua,
  • 00:00:58
    "Radit, jangan e kalau jadi penulis
  • 00:01:00
    enggak boleh cengeng." Dia bilang, "Wah,
  • 00:01:02
    itu noh banget buat gue." Karena berarti
  • 00:01:04
    selama ini gua cengeng. Kalau nulis gua
  • 00:01:07
    harus di tempat yang gelap. Kalau nulis
  • 00:01:11
    gua harus dengerin lagu. Ini aplikasinya
  • 00:01:13
    buat kegiatan kreatif lain lah ya. Kalau
  • 00:01:15
    ngelukis, kalau nulis, kalau apa. Jadi
  • 00:01:19
    omongan dia itu benar-benar nusuk banget
  • 00:01:21
    dan gua enggak mau menganggap diri gua
  • 00:01:23
    cengeng. He. Menulis hanya bisa sebuah
  • 00:01:26
    seni itu hanya bisa keluar dengan
  • 00:01:28
    kondisi-kondisi tertentu seperti mood
  • 00:01:30
    yang baik gitu. Itu gara-gara dia.
  • 00:01:33
    Setelah itu gua bisa nulis di dalam
  • 00:01:36
    mobil lagi gerak gua bisa nulis. Gua
  • 00:01:39
    pernah nulis di Singapura studio IMAX
  • 00:01:41
    baru buka saat itu. Gua di dalam studio
  • 00:01:43
    IMAX ee gua nonton film kurang seru buat
  • 00:01:46
    gua. Gua pergi ke A1 buka laptop gua
  • 00:01:49
    nulisjung jjjong jujjung gua nulis bisa
  • 00:01:51
    gua sampai hari ini gua bisa gua di HP
  • 00:01:54
    bisa, di kertas bisa, di tisu bisa. Jadi
  • 00:01:59
    gua enggak percaya yang namanya mood.
  • 00:02:02
    Gua percaya sama alasan
  • 00:02:06
    yang alasan yang membuat kita aman gitu.
  • 00:02:09
    Maksudnya gampang ya nyalahin mood
  • 00:02:11
    dibanding nyalahin kita kan. Karena aku
  • 00:02:13
    tidak salah, aku tidak bisa nulis karena
  • 00:02:15
    bukan salahku, salah moodku. Aku tidak
  • 00:02:18
    bisa bikin ini karena bukan salah aku.
  • 00:02:20
    Ini karena ruangan ini tidak terlalu
  • 00:02:21
    dingin buat aku gitu kan. Paling enak
  • 00:02:24
    nyalahin yang lain dibanding diri kan.
  • 00:02:26
    Jadi ketika kita sudah bisa bebasin itu,
  • 00:02:29
    produktivitas pasti akan jauh lebih naik
  • 00:02:31
    sih. Gitu. Coba gua kasih per netizen
  • 00:02:33
    kali ya. Peran netizen biasa
  • 00:02:35
    mengasosiasikan dengan hasil. Heeh. Gua
  • 00:02:37
    enggak mood makanya hasil jelek gitu
  • 00:02:38
    loh. Heeh. Jadi mereka tuh tidak bisa
  • 00:02:40
    menerima realita bahwa hasilnya jelek
  • 00:02:41
    gitu loh. Betul. Mungkin dari ceritanya
  • 00:02:43
    Bang Rad terkesan kayak seakan-akan
  • 00:02:44
    memberikan kesan kayak hasil jelek tuh
  • 00:02:46
    sesuatu yang normal gitu. Iya. Nah, gua
  • 00:02:49
    kalau lagi nulis terus enggak mood kayak
  • 00:02:52
    tadi kan lagi enggak apa segala macam
  • 00:02:54
    kan gua paksain karena enggak boleh
  • 00:02:56
    cengeng dong gua kalau lagi nulis enggak
  • 00:02:58
    mood gua paksain hasilnya
  • 00:03:01
    jelek jelek hasilnya tapi satu halaman
  • 00:03:05
    tulisan jelek lebih bagus daripada tidak
  • 00:03:07
    ada halaman sama sekali. Hm. Karena satu
  • 00:03:09
    halaman tulisan jelek bisa diperbaiki
  • 00:03:11
    jadi
  • 00:03:12
    lumayan. Yang suatu hari satu halaman
  • 00:03:15
    tulisan lumayan bisa diperbaiki jadi
  • 00:03:18
    baik. Satu hari satu halaman tulisan
  • 00:03:20
    baik bisa jadi halaman layak terbit.
  • 00:03:23
    Tapi kalau nol halaman selamanya akan
  • 00:03:26
    jadi nol karena enggak ada yang bisa
  • 00:03:27
    diapa-apain.
  • 00:03:29
    Artinya membas membiasakan diri untuk
  • 00:03:32
    membuat sesuatu yang jelek itu penting
  • 00:03:33
    juga. Itu skill juga tuh. Skill dan
  • 00:03:35
    keahlian untuk gua bikin pasti jelek.
  • 00:03:38
    It's ok, I will make it better, gitu. H.
  • 00:03:41
    Jadi, rasa-rasanya sih sebagai pekerja
  • 00:03:44
    kreatif ya biasain aja bikin yang
  • 00:03:46
    jelek-jelek sih, tapi biasain juga bikin
  • 00:03:48
    tuh jadi bagus gitu. Tapi mungkin ee gua
  • 00:03:51
    bisa konteks kan kepala dua kali ya.
  • 00:03:53
    Kepala dua. Iya. Kalau misalkan
  • 00:03:54
    konteksnya tanda kutip yang lebih dewasa
  • 00:03:56
    kan pasti jelasnya mempunyai kedewasaan
  • 00:03:57
    untuk berpikir oh mungkin emang enggak
  • 00:03:59
    cocok aja gitu kan. Sea dua kan
  • 00:04:01
    ambisinya luar biasa kan. I'm the best
  • 00:04:02
    gitu kan. Mungkin ada tips enggak buat
  • 00:04:04
    yang pal dua menerima rejection ini?
  • 00:04:06
    Karena gua udah terlalu jauh sama kepala
  • 00:04:08
    dua. Udah setengah umur
  • 00:04:11
    gua. Kalau mau memotivasi ya kalau kita
  • 00:04:14
    bicara soal motivasi lah. Saran itu pun
  • 00:04:18
    gue juga dapetin di umur gue yang
  • 00:04:20
    20-an. Perubahan mindset itu gua dapetin
  • 00:04:22
    di umur 20-an. Mungkin orang-orang 20
  • 00:04:25
    tahunan itu kan masih sangat dekat
  • 00:04:28
    dengan ego kan. Ego yang membara-bara
  • 00:04:31
    kan. Bahwa akulah yang terbaik. Aku
  • 00:04:34
    akulah yang paling hebat kan.
  • 00:04:36
    Nah, bayangin anak 20-an kayak gue di
  • 00:04:39
    mana buku pertama yang ditulis
  • 00:04:40
    bestseller langsung kamyanten tiba-tiba
  • 00:04:42
    dibilang cengeng sama guru sendiri itu
  • 00:04:44
    kan lumayan menyakiti berarti. Iya.
  • 00:04:47
    Heeh. Lumayan menyakiti ego kan. Nah,
  • 00:04:49
    untuk itulah makanya gua tidak mau untuk
  • 00:04:53
    jadi cengeng gitu ya. Rasanya mungkin
  • 00:04:55
    teman-teman yang 20 kalau kita mau
  • 00:04:58
    poking ke ego mereka emang lu mau kalah
  • 00:05:02
    sama diri lu sendiri? He. Bukan bukannya
  • 00:05:05
    lu ee penguasa dari badan lu dan pikiran
  • 00:05:08
    lu sendiri, masa lu kalah sama hal-hal
  • 00:05:10
    di luar itu gitu. Itu sih. Bang Radit
  • 00:05:13
    sebagai yang udah berkarya di segala
  • 00:05:15
    macam profesi dari penulis, filmmaker
  • 00:05:18
    dan segala macam. Kok dimakrokan proses
  • 00:05:20
    kreatif apa yang menurut Bang Radit udah
  • 00:05:22
    nomor satu ini gua harus prioritaskan?
  • 00:05:23
    Jelasnya semuanya sama pentingnya lah.
  • 00:05:25
    Tapi kalau ngomong skala prioritas ada
  • 00:05:26
    satu keterampilan enggak yang harus gua
  • 00:05:29
    asa terus gitu? Keterampilan atau aspek
  • 00:05:32
    kali ya? Aspek aja ya?
  • 00:05:34
    Dari semua proses kreatif yang paling
  • 00:05:35
    penting dari semuanya itu development.
  • 00:05:38
    Development itu yang terbaik. Gua enggak
  • 00:05:41
    akan berani bikin apapun kalau gua
  • 00:05:43
    enggak run through development proses. H
  • 00:05:46
    artinya bikin buku Timun Jelita, gua
  • 00:05:48
    punya story developer. Artinya gua
  • 00:05:50
    tektokan sama dia, diababat habis semua
  • 00:05:53
    semua ide-ide gua. Begitu udah selesai
  • 00:05:55
    gua tulis. Gua tulis sendiri. taruh ke
  • 00:05:57
    editor, editor yang ngebabat gua
  • 00:05:59
    dievelop lagi sama editor. Development
  • 00:06:00
    itu yang paling krusial 100% nomor satu
  • 00:06:03
    yang harus dilakuin. Artinya berbagi
  • 00:06:05
    idea dan rela idea itu dikeroyok
  • 00:06:08
    rameai-rame sama orang-orang. H itu
  • 00:06:10
    itulah proses development dikembangkan
  • 00:06:12
    bersama-sama. Ee semua konten YouTube
  • 00:06:15
    itu melalui proses development, stand up
  • 00:06:17
    komedi gua. Padahal gua datang sendiri
  • 00:06:19
    bawa mikrofon tampil depan banyak orang.
  • 00:06:23
    Itu aja melalui proses development. He,
  • 00:06:25
    gua ada stand up comedy developer
  • 00:06:28
    sendiri yang tugasnya ada mengembangkan
  • 00:06:31
    ide-ide gue yang akhirnya gua balikin
  • 00:06:33
    lagi. Dia balikin lagi terus kita ngetes
  • 00:06:34
    ke penonton. Film, wah film apalagi film
  • 00:06:38
    development film tuh bisa 3 bulan
  • 00:06:40
    sendiri. Kalau dilawan sama kontras sama
  • 00:06:42
    stand up komedy litamnya sama 3 bulan
  • 00:06:44
    juga kalau stand up kita 2 bulan. Kalau
  • 00:06:47
    kalau kalau ini gua oke kalau pace gua
  • 00:06:49
    pace-nya 2 bulan baru show. Jadi l
  • 00:06:52
    time-nya 2 bulan gitu. Yes. Kalau gua,
  • 00:06:53
    kalau gua ee film kenapa 3 bulan? Karena
  • 00:06:56
    kita ketemu seminggu sekali. Hm. Jadi
  • 00:07:00
    sebenarnya kalau bisa dipadatin kayak
  • 00:07:01
    stand up mungkin bisa sebulan 2 bulan
  • 00:07:03
    juga sih sebenarnya ya kalau mau kalau
  • 00:07:05
    mau gokil gitu ya kalau mau itu. Tapi
  • 00:07:08
    development itu enggak enggak bisa
  • 00:07:10
    enggak. Hm. Sayang banget seorang
  • 00:07:13
    seniman yang tidak melalui proses itu.
  • 00:07:16
    Ada keterampilan apa enggak di
  • 00:07:17
    development yang benar-benar harus
  • 00:07:18
    difokuskan? Contoh mungkin menulis kah,
  • 00:07:21
    review dan audit, apa yang satu
  • 00:07:22
    aktivitas yang enggak bisa di shortcut
  • 00:07:24
    pas development ini? Menerima kritik
  • 00:07:26
    pasti karena itu paling susah di
  • 00:07:29
    awal-awal. Makanya kelas-kelas nulis di
  • 00:07:31
    luar negeri di hari pertama mereka ee
  • 00:07:34
    belajar
  • 00:07:35
    nulis, e si instrukturnya biasanya
  • 00:07:37
    bilang, "Mana tulisannya?" Ditaruh di
  • 00:07:39
    atas meja. Tulis atas meja. Sekarang
  • 00:07:41
    operah kanan. Oper ke sebelah kanan.
  • 00:07:44
    Temannya suruh ngomentarin jeleknya di
  • 00:07:45
    mana. Hm. So, we have to learn untuk
  • 00:07:48
    handling criticism kan. H kenapa? Karena
  • 00:07:53
    itu yang paling penting dalam proses
  • 00:07:54
    development di mana idenya bersedia
  • 00:07:56
    dikritik dan dikembangkan. Itulah the
  • 00:07:59
    whole point of development. Nah, sayang
  • 00:08:00
    ya banyak seniman, banyak penulis,
  • 00:08:02
    banyak komedian yang ngerasa apa yang
  • 00:08:05
    dia bikin adalah bayi dia yang tidak
  • 00:08:08
    boleh disakiti siapapun. Hm. Nah, itu
  • 00:08:10
    justru yang paling berbahaya kalau buat
  • 00:08:12
    self image-nya udah terlalu ekstrem
  • 00:08:13
    gitu.
  • 00:08:14
    self eh rasa sayangnya terhadap karya
  • 00:08:18
    dia sudah terlalu tinggi sehingga tidak
  • 00:08:20
    bersedia di campuri tangan orang lain.
  • 00:08:23
    Oke, itu ee masuk ke pohon kita
  • 00:08:25
    sebelumnya lah di mana kita harus
  • 00:08:26
    mempunyai ego yang kita coba buat gua
  • 00:08:28
    itu berbahaya kalau kalau gua udah
  • 00:08:30
    sampai level itu. Buat gua tuh berbahaya
  • 00:08:32
    gitu karena gua jadi enggak punya mata
  • 00:08:34
    yang fresh untuk ngelihat apa yang gua
  • 00:08:35
    bikin. Barang menurut gua kan agak unik
  • 00:08:39
    ya, pekerja kreatif tapi background-nya
  • 00:08:40
    itu malah industri finance ya kan. Nah
  • 00:08:44
    menurut gua itu bisa kalau bahasanya set
  • 00:08:47
    Godin sapi ungu lah. Oke. Di mana ya ya
  • 00:08:50
    di mana em karena Bang Radit punya
  • 00:08:53
    konteks finance itu yang bikin Bang Rad
  • 00:08:55
    itu beda gitu loh. Oke. Ada enggak buat
  • 00:08:57
    di sini yang pekerja kreatif yang pengin
  • 00:08:58
    tahu eh gua juga pengin mempunyai
  • 00:09:00
    privilege atau keterampilan kayak Raditi
  • 00:09:02
    Adika di dalam bidang finance. Apa satu
  • 00:09:04
    terminologi atau jargon atau konsep dari
  • 00:09:06
    finance yang harus gua akisisi untuk gua
  • 00:09:08
    memastikan gua itu bisa beda gitu? Untuk
  • 00:09:09
    bisa beda atau untuk bisa memahami
  • 00:09:11
    finance? Bisa beda. Bisa beda di finance
  • 00:09:14
    bisa. Jadi dia contoh dia industri
  • 00:09:16
    content creator nih. Apa satu konsep
  • 00:09:18
    dari bidang finance yang gua harus
  • 00:09:19
    ngerti buat bikin gua tuh eksponensial
  • 00:09:20
    gitu? Eksponensial itu maksudnya untuk
  • 00:09:23
    dia bikin konten atau buat pengayaan
  • 00:09:24
    diri? Bu pengenayaan diri. Oh, supaya
  • 00:09:26
    dia jadi
  • 00:09:27
    wealthy. Oke, belajar compounding return
  • 00:09:32
    sih. Lagi-lagi sama kayak kata Nafal,
  • 00:09:34
    compounding return itu adalah keajaiban.
  • 00:09:36
    Eh, itu apa Einstein yang bilang ya?
  • 00:09:38
    Comunding return adalah salah satu
  • 00:09:40
    keajaiban dunia ya. Artinya keajaiban
  • 00:09:41
    nomor delang. Iya. Return yang
  • 00:09:43
    gulung-menggulung. He. Kalau Naval malah
  • 00:09:45
    lebih elaborasi lebih panjang lagi. Dia
  • 00:09:47
    bilang, "Apapun yang kita lakukan sama
  • 00:09:49
    orang itu return-nya juga ada di situ.
  • 00:09:53
    Lu parteran sama orang selama 8 tahun
  • 00:09:55
    itu gulung-menggulung tuh rasa teras
  • 00:09:57
    kepercayaan dan lainnya gitu. Ee semakin
  • 00:09:59
    panjang lu parteran sama orang baru 2
  • 00:10:01
    minggu itu belum dapat tuh rasa
  • 00:10:02
    ngegulung ee kepercayaan dan rasa saling
  • 00:10:06
    mengerti itu belum ada. Jadi apapun yang
  • 00:10:08
    kita lakukan dalam hidup kita harus
  • 00:10:09
    nyari compounding return itu kalau itu
  • 00:10:11
    argumennya Naval itu. Nah, di dalam
  • 00:10:13
    finance juga kayak gitu. Begitu kita
  • 00:10:15
    memahami bahwa kekuatan dari kompa
  • 00:10:18
    return itu luar biasa, maka yang pertama
  • 00:10:21
    kita jadi rajin nabung
  • 00:10:23
    investasi. Yang kedua kita juga bisa
  • 00:10:26
    nahan diri untuk tidak belanja yang
  • 00:10:28
    aneh-aneh. Karena buat gua mending
  • 00:10:30
    duitnya buat investasi. Tapi lagi-lagi
  • 00:10:32
    ini gua ini kebiasaan gua dari umur 21
  • 00:10:35
    kan untuk invest dan lain-lain. Cuman
  • 00:10:37
    ini gua lagi di challenge sama satu
  • 00:10:39
    buku lu pernah baca enggak? Die with
  • 00:10:42
    Zero judulnya. Haduh itu gua gua lagi
  • 00:10:45
    melatih otot spending gua sekarang
  • 00:10:47
    justru gimana caranya kita bisa spending
  • 00:10:49
    spending uang yang baik gitu. Tapi gua
  • 00:10:51
    coba main peran netizen ya. E gimana
  • 00:10:54
    caranya tapi bro gua enggak bisa nunggu
  • 00:10:55
    sampai titik eksponensial tersebut gitu
  • 00:10:57
    loh. Compaounding kan sekarang kan
  • 00:10:58
    terkesan kayak benar-benar kayak kosong
  • 00:11:00
    banget gitu. Lu. Nah, itu Bang Radit ada
  • 00:11:02
    tips enggak buat orang-orang yang enggak
  • 00:11:04
    bisa nahan gitu sampai titik
  • 00:11:05
    eksponensialnya terjadi gitu baru berasa
  • 00:11:08
    ya. Hm. Persoalannya tidak semua yang di
  • 00:11:11
    dunia ini tuh yang sesuai apa yang kita
  • 00:11:13
    mau sih. Enggak linear gitu ya. Iya.
  • 00:11:16
    Kita mau keluar rumah terus mau main
  • 00:11:19
    tenis tapi hujan kok enggak bisa kayak
  • 00:11:24
    gimana ya caranya supaya tidak hujan?
  • 00:11:26
    Enggak bisa. Dunia tidak berputar di oke
  • 00:11:29
    diri kita kan. masalahnya itu. Tapi
  • 00:11:30
    persoalannya banyak netizen, banyak
  • 00:11:32
    orang yang merasa itu kan he dunia itu
  • 00:11:34
    harus berputar di sekeliling gue. Hm.
  • 00:11:37
    Enggak bisa gini sama kita ngomongin
  • 00:11:39
    return. Tapi aku tidak cukup sabar untuk
  • 00:11:42
    menerima benefit dari koming. Ya gimana
  • 00:11:45
    itu faktanya kayak gitu emang harus
  • 00:11:47
    lama? Ya udah sih udah deh udah balik
  • 00:11:49
    lagi deh ke sana lagi. Udah balik badan
  • 00:11:51
    dah. Makanya enggak bisa enggak bisa di
  • 00:11:52
    kita enggak bisa muasin keinginan kita
  • 00:11:55
    juga makanya memang harus sabar. I si eh
  • 00:11:58
    gua betapa sabarnya gua dari umur 21
  • 00:12:00
    udah mulai nabung gitu. Jadi memang mau
  • 00:12:02
    enggak mau kalau mau dapat benefit
  • 00:12:04
    dariounding return itu ya harus
  • 00:12:06
    jago-jago banget menahan diri dan sabar
  • 00:12:08
    aja sih gitu kalau menurut gua. Oke. Dan
  • 00:12:11
    kalau tadi kan Bang Radit ada ngomong
  • 00:12:13
    terhadap Bang Radit itu buat podcast
  • 00:12:15
    juga mengajar rasa kimahuan. Iya.
  • 00:12:16
    Berarti kan Bang Radit mempunyai open
  • 00:12:18
    mindedness terhadap gua pengin belajar
  • 00:12:20
    hal yang baru nih. Heeh. Heeh. Tapi pada
  • 00:12:22
    umumnya atau lebih tepatnya kalau
  • 00:12:23
    misalnya stereotyping netizen pada
  • 00:12:25
    umumnya ngelihat ilmu itu ini netizen
  • 00:12:27
    dari mana sih dijadiin contoh kayaknya
  • 00:12:30
    aneh-aneh banget nih pada umumnya itu
  • 00:12:32
    ngelihat ilmu kan harusnya gratis gitu
  • 00:12:35
    Bang Rade bahkan ikut kelas bahasa
  • 00:12:36
    Inggris segala macam gitu e di era
  • 00:12:39
    bahkan sekarang enggak tahu Bang Radit
  • 00:12:41
    mau komentar atau enggak AI bahkan kan
  • 00:12:42
    sekarang sudah makin canggih gitu kan AI
  • 00:12:44
    betul itu Bang Radit berasa peranan
  • 00:12:46
    kelas dan ilmu tuh di mana sih dengan
  • 00:12:48
    sekarang semua serba ada gitu loh
  • 00:12:49
    peranan kelas dan ilmu ya. Oke, yang
  • 00:12:52
    pertama itu gini deh. Gua menjawab
  • 00:12:55
    pertanyaan kenapa gua beli kelas deh?
  • 00:12:58
    Itu dulu ya. Oke. Jadi, gua dari sisi
  • 00:12:59
    gua pribadi nih. Hm. Kenapa gua beli
  • 00:13:02
    kelas ketika informasi gratis di
  • 00:13:05
    YouTube? Oke, gua kerucutin lagi nih.
  • 00:13:08
    Kenapa gua beli
  • 00:13:10
    kelas nulis lagu, bikin lagu ketika di
  • 00:13:13
    YouTube orang 100 bikin tips bikin lagu.
  • 00:13:17
    Bule-bule tuh banyak tuh ada
  • 00:13:18
    channel-channelnya. Kenapa gua beli
  • 00:13:20
    kelas sampai ada yang 250? Ee kalau di
  • 00:13:24
    UDMI lumayanlah 250.000, 199 itu ada.
  • 00:13:27
    Kenapa? Karena kalau gua ngeluarin duit
  • 00:13:32
    ya berarti ada nilai ekonomi kan yang
  • 00:13:34
    keluar. Duit itu kan diterima oleh
  • 00:13:36
    pengelola atau instruktur. He. Dia
  • 00:13:40
    ketika dia megang di dan dibayar berarti
  • 00:13:42
    kan ada rasa pertama profesionalisme
  • 00:13:44
    untuk bikin kelasnya bagus. Ini kalau
  • 00:13:46
    kita bicara orang waras saya yang ngajar
  • 00:13:47
    ya. beban mental kan langsung kan. Terus
  • 00:13:51
    yang kedua, uang itu kan jadi modal dia.
  • 00:13:54
    H apa modal dia? Modal dia dia bisa
  • 00:13:57
    riset lebih lama karena waktu free
  • 00:13:59
    time-nya dia sudah diganti sama uang
  • 00:14:01
    untuk riset. He. Dia bisa ngelakuin itu.
  • 00:14:04
    Dia bisa bayar asisten buat ngelola, dia
  • 00:14:06
    bisa bayar apa segala macam. Sehingga
  • 00:14:07
    jadilah sebuah struktur kelas yang rigid
  • 00:14:10
    dan bagus. H berkat duit R00.000 ibu gua
  • 00:14:13
    yang dijadikan modal untuk berbagai
  • 00:14:15
    macam ee ilmu pengajaran yang dia punya
  • 00:14:19
    ke gua. Dan kadang kan duit kayak 250
  • 00:14:22
    dolar deh di studio.com itu kan Charlie
  • 00:14:26
    Put ngajar. He. Ya masa di antara waktu
  • 00:14:30
    dia
  • 00:14:31
    bersenang-senang dia harus ngajarin gua
  • 00:14:33
    gratis. Charlie Put.
  • 00:14:36
    Charlie Put. Kayak ngar ke kerjaan lain
  • 00:14:37
    aja. Iya. Oke. Charlie Put. Kalau
  • 00:14:41
    Charlie yang rumahnya mungkin di mana?
  • 00:14:44
    Di Mangga besar yang mau ngajarin apa
  • 00:14:47
    kan gue juga enggak tahu siapa itu
  • 00:14:49
    Charlie siapa itu. Oke. Tapi kan kalau
  • 00:14:51
    Charlie
  • 00:14:52
    Put memang udah musisi gede bikin
  • 00:14:56
    ratusan lagu dia bilang, "Gua bikin
  • 00:14:58
    kelas cara gua bikin lagu live. Lu akan
  • 00:15:00
    ngelihat gua langsung live." Itu artinya
  • 00:15:03
    apa adanya enggak gua cut cara gua bikin
  • 00:15:04
    dan proses berpikir gua ya gua bayar
  • 00:15:06
    karena ada value-nya kan. H. Nah, kalau
  • 00:15:09
    argumen gua itu kenapa gua bayar buat
  • 00:15:11
    kelas gua? Karena ada value lebih dari
  • 00:15:15
    tadi. Sisi pengajar yang lebih baik,
  • 00:15:17
    pedagogi pengajar yang lebih baik dan
  • 00:15:20
    dan semua hal-hal itu gitu. Jadi
  • 00:15:22
    subjektivitasnya tanda kutip yang lu
  • 00:15:23
    bayar gitu. Subjektivitas dan value kali
  • 00:15:25
    ya. Value yang divalidasi oleh
  • 00:15:27
    subjektivitas sama gua kan juga ikut ini
  • 00:15:29
    linkin learning. Hm. Ya kan dulunya
  • 00:15:31
    Linda.com. Oke. Dulu tuh Linda.com kita
  • 00:15:33
    beli tuh buku-bukunya. sekarang waktu
  • 00:15:36
    dulu waktu gua mau ikut Lina.com lagi
  • 00:15:38
    sudah dibeli sama Linkin. Waduh kaya
  • 00:15:40
    juga nih oke akhirnya gua ikut Linkin
  • 00:15:43
    Learning itu juga gua belajar. Hm eh dan
  • 00:15:45
    Linkin Learning tuh rapi lagi rapi ada
  • 00:15:49
    apa e segmen sat du ya buat gua kalau
  • 00:15:53
    gua pribadi ya memang buat buat ee nilai
  • 00:15:58
    tambah itu. Tapi ada juga argumen aku
  • 00:16:01
    enggak punya uang Bang ya udah yang
  • 00:16:03
    gratisan juga banyak. Hm. Di YouTube
  • 00:16:05
    banyak gitu ya? YouTube banyak. Tapi kan
  • 00:16:06
    bukan berarti orang jadi tidak boleh
  • 00:16:09
    jualan kelas dong. Interesting. Iya kan?
  • 00:16:12
    Hanya karena mungkin kita lagi enggak
  • 00:16:13
    punya budget. H ya itu aja gitu. Gua
  • 00:16:16
    dulu ada beberapa kelas yang gua enggak
  • 00:16:19
    beli. Kelasnya Ali Abdal gua pengin
  • 00:16:22
    ikut. He. Kelasnya Ali Abdal itu YouTube
  • 00:16:25
    weekend apa ya tuh? YouTube part time
  • 00:16:27
    Academy. YouTube Academy 2.000.
  • 00:16:31
    Gua enggak sampai hati kalau gua.
  • 00:16:33
    Maaf-maaf aja Ali Abdal ya. Mungkin Ali
  • 00:16:35
    Abdal nonton nih. Dia nonton. Mungkin
  • 00:16:37
    Ali Abdal nonton. Sorry, Bro. I'm sorry,
  • 00:16:40
    Bro. Maaf-maaf aja. Oke. Oke. Kalau buat
  • 00:16:44
    gua 000 itu belum. It's over my budget
  • 00:16:47
    kalau buat gue. Oke. Karena sekali lagi
  • 00:16:50
    maaf ya, Lia Dal ya. He. Buat gua 2.000
  • 00:16:53
    itu mungkin gua masih bisa beli bukunya
  • 00:16:55
    tuh. Bukunya ada di kantor gua beli. I
  • 00:16:57
    feel good Productivity dolar berapa? 12
  • 00:17:00
    dolar. 15 15 ya masih boleh ya Ali ya
  • 00:17:03
    Ali maaf ya Ali. Oke. Suatu hari mungkin
  • 00:17:06
    kalau gua duit gua banyak banget atau
  • 00:17:10
    gua ngerasa ada sesuatu yang bisa gua
  • 00:17:13
    invest balik dari ikut kelas dia mungkin
  • 00:17:15
    iya gitu. Mungkin pada waktunya he gua
  • 00:17:18
    masih ngerasa itu wah cocok nih 2.000
  • 00:17:21
    gitu. He, karena kemarin aja gua cerita
  • 00:17:23
    gua beli kelasstudio.com yang 250 itu
  • 00:17:25
    isi komen gua ada yang kayak, "Wih,
  • 00:17:28
    Bang, wih niat banget, Bang. Wih, niat
  • 00:17:30
    banget, Bang. Wih, 250." Belum tahu di
  • 00:17:32
    Ali Abdal ada 2.000 ya. Denko 5.000.
  • 00:17:36
    Enggak tahu dia kan, Denko. Oh, Denko.
  • 00:17:38
    Denko.
  • 00:17:39
    Aku dan kau. Oh, bukan bukan bukan bukan
  • 00:17:42
    dan koe dan koe. Gua ada teman yang ikut
  • 00:17:44
    kelas Ali Abdal. Oke, monggo. Menurut
  • 00:17:46
    dia worth it. Hm. Menurut dia gua juga
  • 00:17:49
    ikut sih, by the way. Oh, lu ikut worth
  • 00:17:50
    it enggak? Kalau ditanya secara struktur
  • 00:17:52
    fundamentalnya worth it. Oh. Tapi
  • 00:17:54
    terhadap pengaplikasian eksekusinya
  • 00:17:56
    menurut gua masih agak karena gua enggak
  • 00:17:57
    fair ya gu gua mungkin batch 2. Oh jadi
  • 00:18:00
    pas awal-awal lah gitu loh. Sekarang dia
  • 00:18:02
    udah batch 10 atau 14 gua lupa. Makanya
  • 00:18:03
    perbaikannya udah banyak. Benar tapi
  • 00:18:05
    secara modulnya menarik. Soalnya gua
  • 00:18:07
    tanya ke teman gua kan waktu itu gua
  • 00:18:09
    pengin ikut tuh cuman yang masih ke
  • 00:18:11
    bentur 2.000 dolarnya itu mau ikut terus
  • 00:18:14
    teman gua lu harus punya waktu khusus
  • 00:18:16
    buat Ali Abdal. I. Nah, gua enggak punya
  • 00:18:18
    itu. Jadi, maksudnya gua enggak punya
  • 00:18:20
    waktu di mana gua bisa meluangkan untuk
  • 00:18:23
    ikut si course-nya dia yang tadi itu.
  • 00:18:25
    Iya. Ekstrem dia total tuh 20 kali
  • 00:18:27
    pertemuan. Iya, 20 kali pertemuan dan
  • 00:18:29
    ada side. Benar. Side ininya kan dia itu
  • 00:18:31
    ngomongnya apa ya? Pokoknya dia break
  • 00:18:32
    room-nya. Iya, ada break room. Ada break
  • 00:18:34
    room-nya. Jadi kita berempat jadi tugas
  • 00:18:36
    kelompok lagi gitu. Iya. Udah gitu di
  • 00:18:37
    iniin kan di ada assignmentnya juga. Ada
  • 00:18:40
    assessmentnya kayak ada house-nya. Iya,
  • 00:18:43
    benar. Ada dorm-dormnya gitu. Iya. Ada
  • 00:18:44
    lu griffind dooror atau apa itu ada.
  • 00:18:47
    Nah, jadi maaf kalau kalau buat gua
  • 00:18:49
    belum. Cuman kalau dulu ya nih gua
  • 00:18:51
    cerita terus terang aja nih. Ketika gua
  • 00:18:54
    dapat job pertama gua directing H itu
  • 00:18:56
    gua bodoh banget gua karena gua enggak
  • 00:18:58
    kuliah film sama sekali kan enggak
  • 00:18:59
    ngerti apa-apa gua. KW datang naruh eh
  • 00:19:03
    sist aja gua enggak tahu namanya sampai
  • 00:19:05
    gua bilang orang lighting gue pindahin
  • 00:19:07
    tuh namanya apa sistem. Eh oh
  • 00:19:09
    assistennya dipindahin. Oke. Terus gua
  • 00:19:10
    nyatet. Oh namanya sist. Jadi gua ada
  • 00:19:12
    glossery sendiri yang gua pura-pura
  • 00:19:14
    nanya kru supaya gua enggak kelihatan
  • 00:19:15
    bego-bego amat. Oke. Kalau enggak kan
  • 00:19:18
    gua kan directtornya ketahuan bloon
  • 00:19:20
    banget gua nyuruh-nyuruh kru padahal gua
  • 00:19:22
    enggak tahu semua terminologi ini kan
  • 00:19:25
    yang menyelamatkan gua ada satu kelas
  • 00:19:26
    yang gua beli. Jadi ada sutradara dari
  • 00:19:29
    Hollywood bikin
  • 00:19:31
    kelas ee kelasnya direkam sama dia full.
  • 00:19:34
    Hm. Jadi ini adalah buy dari kelas dia.
  • 00:19:37
    Hmm. Untuk orang yang pengin ngintip dan
  • 00:19:40
    pengin tahu apa sih dipelajarin behind
  • 00:19:42
    the scene-nya. Bukan behind the scene
  • 00:19:44
    sih, kelas beneran pure 100% kelasnya.
  • 00:19:46
    Oke. Tapi kayak apa ya namanya ya?
  • 00:19:49
    Gimana ya? Gini gini kayak lu ngajar.
  • 00:19:51
    Heeh. Di pas lu ngajar tuh ada yang
  • 00:19:53
    ngerekam simulasi bukan apa ya? Lu
  • 00:19:56
    ngajar pas lu ngajar ada yang ngerekam
  • 00:19:58
    tapi lu enggak address yang ngerekam
  • 00:19:59
    itu. Jadi kayak cuman behind the scene.
  • 00:20:01
    Kayak behind the scene tapi benar-benar
  • 00:20:03
    pure 100% isinya. Oke. Kayak CCTV
  • 00:20:07
    ngelihatin orang belajar. Ngerti. Iya.
  • 00:20:09
    Iya. Oke. Paham. Jadi kayak lu masuk
  • 00:20:10
    sebuah kelas ada CCTV-nya nyala. He. Ya
  • 00:20:13
    udah itu diceplok sama dia. Oke. Nah,
  • 00:20:15
    jadi dia tuh juga enggak kepikiran bikin
  • 00:20:16
    itu jadi cantik. Ngerti enggak maksud
  • 00:20:17
    gue? Kep Iya. Heeh. Betul. Jadi gua
  • 00:20:21
    bikin kelas kelas directing berapa? 3
  • 00:20:24
    hari kalau enggak salah. Terus gua rekam
  • 00:20:26
    semuanya isi kelasnya. Lu kalau mau beli
  • 00:20:28
    gitu beli. Gua lewat email dikirim
  • 00:20:30
    manual banget. H. He dikasih dulu bahkan
  • 00:20:34
    apa Google Drive atau Dropbox atau apa
  • 00:20:36
    gua lupa deh. Dikirimnya itu gua
  • 00:20:37
    download belajar gua directing di kelas
  • 00:20:40
    itu. Lihat bayangin bayangin siapa siapa
  • 00:20:45
    yang mau jual gitu. Kalau kalau gratisan
  • 00:20:48
    mungkin enggak kayak gitu kan. Setuju
  • 00:20:50
    kan ada waktu dia yang dia ee berikan
  • 00:20:53
    juga gitu. Hmm. Gitu sih. Oke. Itu
  • 00:20:56
    ngelabar terhadap kelas ini. Kan tadi lu
  • 00:20:58
    udah bahkan bikin statement bahwa emang
  • 00:21:00
    gua parafrase ngomong kayak emang jual
  • 00:21:02
    kelas salahnya apa gitu kan. Heeh. Pada
  • 00:21:05
    umumnya kalau ngomongin kreator ekonomi
  • 00:21:07
    apalagi yang ee skalanya lu ya, Bang ya,
  • 00:21:09
    e mengurangi res hormat pasti kan pada
  • 00:21:11
    umumnya orangnya lebih suka endorsement
  • 00:21:12
    gua ee yang skalanya kayak lu. Oh iya.
  • 00:21:15
    Oke. Karena kan memberikan atau bukan ee
  • 00:21:18
    impresi ya, tapi pokoknya terkesan
  • 00:21:20
    kayaknya lebih mudah. Lebih mudah. Oke,
  • 00:21:23
    gua dikasih brief ini gua kerjain beres.
  • 00:21:25
    Oke, gitu kan ya. Tapi el memberanikan
  • 00:21:28
    diri masuk ke suatu industri produk
  • 00:21:30
    digital yang tanda kutip bisa
  • 00:21:31
    dibilangin lebih
  • 00:21:33
    banyak
  • 00:21:35
    negatif komen ya buat lu sendiri. Stigma
  • 00:21:38
    negatifnya negatifnya. Oke. Lalu kenapa
  • 00:21:40
    berani, Bang? Apakah karena lu punya
  • 00:21:43
    konteks finansial kita enggak tahu. Oke,
  • 00:21:45
    atau bagus tip. Tahu enggak jawaban gua?
  • 00:21:48
    Gua enggak peduli. Gua enggak peduli
  • 00:21:50
    orang ngomong apa. Gua enggak peduli.
  • 00:21:53
    Gua ke at all. At all kayak oh misalnya
  • 00:21:58
    gua bikin apa enggak lucu gitu misalnya.
  • 00:22:01
    Radit garing banget. Enggak peduli gua.
  • 00:22:03
    Gua gua tidak pernah mikirin orang
  • 00:22:05
    ngelihat gua apa selama gua yakin benar
  • 00:22:08
    gitu loh. Jadi kalau gua ngeluarin
  • 00:22:10
    produk digital apa kita bicara konteks
  • 00:22:12
    apa kelas kali ya. Tiba-tiba gua cara
  • 00:22:14
    menulis gitu contohnya. Iya. Which is
  • 00:22:16
    ada ada kelas gua R.000-an kalau enggak
  • 00:22:18
    salah. Gua gua keluarin terus orang
  • 00:22:20
    bilang, "He ngapain sih bikin kelas?"
  • 00:22:22
    Which is sebenarnya terus terang gua
  • 00:22:24
    belum nemu sih ada yang bilang ngapain
  • 00:22:25
    sih bikin kelas dijual gitu? Belum. Tapi
  • 00:22:27
    kalaupun ada gue juga enggak peduli gua.
  • 00:22:29
    H gue tuh sangat-sangat enggak mikirin
  • 00:22:31
    yang kayak gitu. Kalau gue karena lu
  • 00:22:34
    enggak baca komen atau udah emang lu
  • 00:22:35
    punya struktur otak tuh enggak bisa baca
  • 00:22:37
    komen seperti itu. Kalau gua baca komen
  • 00:22:39
    juga ada salah satu penulis favorit gua
  • 00:22:41
    bilang tiap kali dia dapat head comment
  • 00:22:43
    dia blink and ignore. Terus lanjut ke
  • 00:22:46
    komen berikut. So, itu yang gua lakuin.
  • 00:22:48
    Kalau ada yang bilang Radit enggak
  • 00:22:50
    jelas, garing soalnya. Oh, gua ngedip.
  • 00:22:52
    Balik lanjut ke komen berikutnya. Ngpon
  • 00:22:54
    aja gitu. Iya. Heeh. Karena gua enggak
  • 00:22:57
    jahat. itu yang satu. Gua enggak jahat
  • 00:22:59
    sama orang, gua enggak merugikan orang
  • 00:23:02
    lain, gua enggak enggak
  • 00:23:05
    ngerasa apapun gitu. Kecuali kalau gue
  • 00:23:08
    jahat ya gua minta maaf gitu. Tapi ini
  • 00:23:10
    kan enggak gitu. Gua coba elaborasi buat
  • 00:23:12
    lu kebayang ya mungkin orang-orang
  • 00:23:14
    berasanya kayak seakan-akan kan ya live
  • 00:23:15
    kita beli baju lah. Kan kalau bahasa
  • 00:23:17
    ekonominya ada bu remorse kan
  • 00:23:18
    kecenderungan orang. Iya. Orang membeli
  • 00:23:20
    berasa ih kok enggak enak sih gitu kan
  • 00:23:22
    ya. I pro digital kan enggak enggak ada
  • 00:23:24
    nih abstrak gitu kan. Jadi bu
  • 00:23:26
    remorse-nya kecenderungan untuk bu
  • 00:23:27
    remorse lebih tinggi gitu kan. Iya. Lalu
  • 00:23:29
    nah itu lu benar-benar pure eh ya udah
  • 00:23:31
    guus mau apa gitu kan gitu gitu aja
  • 00:23:33
    gitu. Kalau gua sih cuman ngelihat kalau
  • 00:23:36
    misalnya dia enggak suka eh maksudnya
  • 00:23:39
    produknya gua jelek pasti orang enggak
  • 00:23:42
    ini kan enggak apa namanya ya ee enggak
  • 00:23:45
    akan banyak yang beli. Kalau kalau
  • 00:23:46
    argumen gua sih gitu aja. I see. Law of
  • 00:23:48
    big numbers aja. Jadi 1000 pasti ada
  • 00:23:50
    satu yang enggak suka. Iya. Tapi gini
  • 00:23:51
    gini
  • 00:23:52
    gini penting untuk manage ekspektasi itu
  • 00:23:55
    yang paling penting. Buers remorse itu
  • 00:23:58
    ini ini yang gua selalu praktikin di
  • 00:23:59
    semua lini produk yang gua keluarin
  • 00:24:00
    termasuk digital maupun tidak. Gua harus
  • 00:24:03
    manage
  • 00:24:04
    ekspektasi orang yang beli. Oke. Timun
  • 00:24:08
    jelita, gua bikin buku fiksi itu ee
  • 00:24:12
    fiksi panjang pertama. Enggak pernah gua
  • 00:24:13
    bikin buku fiksi panjang kayak gini.
  • 00:24:15
    Dulu tuh buku buku cerita pribadi gua
  • 00:24:18
    aja gitu. Ya, saya pribadi gua gratisin
  • 00:24:21
    chapter satunya, Pak. H chapter 1
  • 00:24:24
    Tibunjelita gratis. Siapa tahu lu cocok
  • 00:24:26
    sama gaya gue. Gua sebarin penerbit gua
  • 00:24:30
    minta penerbit. Penerbit yang modalin
  • 00:24:32
    penerbit yang gua minta. Chapter 1 taruh
  • 00:24:35
    di website lu. Gratis orang boleh
  • 00:24:37
    baca. Oke. Iya. Gua gratisin orang baca
  • 00:24:41
    di belakangnya tulisan kalau suka beli
  • 00:24:43
    ya. Beli orang R.000 bulan pertama.
  • 00:24:47
    Oke. Nah, managing ekspektasi itu
  • 00:24:50
    penting. Kelas, gue jualan
  • 00:24:53
    kelas ee apa nih? Kelas digital yang
  • 00:24:57
    pakai Zoom lah. Itu gua bikin ada 30
  • 00:24:59
    kelas nulis waktu itu pas zaman pandemi.
  • 00:25:02
    Sama gua kasih icip dulu juga ke mereka.
  • 00:25:05
    Hm. Bahwa gua managing ekspektasi mereka
  • 00:25:08
    ini yang gua ajarin kelas kayak gini.
  • 00:25:10
    Tahu enggak caranya gimana? Ini ini gua
  • 00:25:12
    buka di sini gua bongkar aja. Oke. Di
  • 00:25:15
    suatu hari di bulan pandemi gua bikin
  • 00:25:18
    cerpen lima biji cerpen cerita pendek.
  • 00:25:22
    Gua tulis di gua tulis dan gua bacakan
  • 00:25:25
    di YouTube. Oke. Oke. View-nya R juta,
  • 00:25:29
    1,5 juta segala macam. Gede lah
  • 00:25:32
    view-nya. Cerpen ditulis gua bacain di
  • 00:25:35
    YouTube.
  • 00:25:37
    Penulis-penulis pada pada iniin gua,
  • 00:25:40
    pada WA gua. Lu tuh aneh banget sih. Lu
  • 00:25:44
    emang enggak butuh duit apa gimana?
  • 00:25:46
    Karena lu taruh di YouTube paling
  • 00:25:48
    adsensnya juga berapa. Itu satu. Kedua,
  • 00:25:50
    lu kan penulis
  • 00:25:52
    establish. Bikin buku aja. Bikin buku
  • 00:25:56
    berapa laku lu gini-gini royalty gini
  • 00:25:58
    gini gini. Oh iya iya. Emang penginnya
  • 00:26:00
    gua gratisin sih di YouTube. Gua bilang
  • 00:26:02
    gitu. Yang mereka enggak tahu semua
  • 00:26:05
    cerpen itu adalah promo gua sebenarnya
  • 00:26:08
    untuk bikin kelas nulis gua. Karena
  • 00:26:10
    semua kelas nulis gua isinya bedah
  • 00:26:12
    cerpen-cerpen itu. Oke. In a way lu
  • 00:26:15
    punya funneling. Betul. Oke. Jadi kelas
  • 00:26:19
    nulis gua adalah satu cerpen gua
  • 00:26:21
    judulnya gerimis itu udah 2 juta
  • 00:26:24
    kayaknya. 2 juta. 2 juta yang baca.
  • 00:26:26
    Guys, gua bikin kelas nulis Raditiadika.
  • 00:26:30
    Yang gua bahas adalah bedah cerpen
  • 00:26:32
    gerimis. Lu kalau udah baca dan lu suka
  • 00:26:34
    pengin tahu cara nulisnya gimana, gua
  • 00:26:35
    bongkar semua cara nulisnya. Hm. Takut.
  • 00:26:41
    buka lagi tahu-tahu 30 kelas untuk lima
  • 00:26:44
    cerpen cuma modal lima video tersebut
  • 00:26:46
    itu ya lima video. Nah, artinya
  • 00:26:49
    kan teman-teman ya gua kan tipe yang
  • 00:26:52
    enggak langsung bilang ke teman penulis
  • 00:26:54
    gua ya kayak lu tuh enggak ngerti ini
  • 00:26:56
    tuh marketing gue gini ya ngapain ya gua
  • 00:26:59
    cuma bilang makasih ya sarannya ya udah
  • 00:27:01
    gitu cuma kan mereka enggak tahu itu
  • 00:27:03
    funnelingnya lu padahal iya bahwa itu.
  • 00:27:06
    Nah, balik ke pertanyaan
  • 00:27:08
    lu. Supaya orang enggak
  • 00:27:11
    ngerasa ee enggak puas ya, berarti kan
  • 00:27:14
    ekspektasi yang harus kita manage itulah
  • 00:27:17
    kenapa ini cerpennya orang sudah
  • 00:27:20
    ngerasa, "Oh, yang gua akan ikutin
  • 00:27:21
    adalah belajar soal bikin ini. Begitu
  • 00:27:24
    dia masuk itu yang memang gua kasih."
  • 00:27:25
    Jadi gua selalu trying to manage the
  • 00:27:29
    expectation supaya matching h berikut
  • 00:27:31
    dengan harga dan lain-lain gitu sih
  • 00:27:33
    kira-kira. Oke. Nah, ini ngomongin
  • 00:27:34
    funling eh cocok nih sama gua punya poin
  • 00:27:37
    berikutnya gitu loh. Pada umumnya
  • 00:27:39
    orang-orang yang akhirnya berani cross
  • 00:27:41
    the casm, dia berani ngelakuin ini semua
  • 00:27:43
    pada umumnya berasa, "Ih, tapi cringe
  • 00:27:44
    banget ya. Kok gua jualan produk diri
  • 00:27:46
    gua sendiri gitu loh." Heeh. Tapi Bang
  • 00:27:48
    Radi tadi kasih tahu, "Gus, ini semua
  • 00:27:49
    funneling gitu loh." Jadi enggak
  • 00:27:51
    terkesan jualan gitu.
  • 00:27:53
    Nah, gua mau minta komentar dulu nih
  • 00:27:54
    sebagai orang yang sudah ngelakuin ini
  • 00:27:56
    semua, menurut lu ada tips enggak sih
  • 00:27:57
    atau itu semua tuh seni Gus? Itu enggak
  • 00:27:59
    bisa diajarkan gitu loh untuk untuk
  • 00:28:01
    jualan yang enggak berasa jualan.
  • 00:28:05
    Heh. Untuk jualan dia enggak berasa
  • 00:28:07
    jualan gimana ya? Masalahnya gua berasa
  • 00:28:10
    jualan sih. Makudnya gua gua ngejual
  • 00:28:12
    juga masalahnya dari sisi kreatornya kan
  • 00:28:14
    karena lu udah punya tanda kutip
  • 00:28:15
    framework untuk lu lakuin. Eh, gua
  • 00:28:17
    ngelakuin itu ada faedahnya nih. Oke.
  • 00:28:19
    Gua enggak tahu ini menjawab pertanyaan
  • 00:28:20
    lu apa enggak ya. Gua enggak tahu ya.
  • 00:28:22
    Tapi satu hal yang gua tanamin selalu
  • 00:28:26
    adalah apa nilainya produk ini untuk
  • 00:28:30
    orang yang beli. Hm. H. Oke. Karena
  • 00:28:32
    kadang di seni itu kita suka lewat.
  • 00:28:35
    Kadang di seni kita bikin kita merasa
  • 00:28:37
    inilah buah pemikiranku, maka belilah.
  • 00:28:39
    Hm. Padahal nah mereka enggak
  • 00:28:41
    kayak oh tunggu nih keuntungan buat yang
  • 00:28:45
    baca apa, apa beli apa gitu nilai yang
  • 00:28:48
    ditukar. Makanya contoh stand up comedi
  • 00:28:51
    gue value yang gua eh value proposisi
  • 00:28:54
    gua adalah bahwa lu kalau beli harga
  • 00:28:57
    R75.000 atau sekarang R95.000 Ibu, lu
  • 00:29:00
    akan lupa 2 jam masalah hidup lu di
  • 00:29:02
    ruangan itu. Hm. Karena gua akan di atas
  • 00:29:04
    panggung. Gua akan membawa lu semua ke
  • 00:29:07
    sebuah tempat di mana kita ketawa. Bang,
  • 00:29:09
    lampu mati semua kan. H. Begitu lampu
  • 00:29:12
    nyala, H keluar ruangan, masalahnya ada
  • 00:29:15
    lagi.
  • 00:29:17
    Tapi kan 2 jam lumayan. 2 jam 2 jam
  • 00:29:20
    lumayan hilang. Oke. 2 jam lupa hutang.
  • 00:29:24
    Begitu keluar ditagih. Ya udahlah.
  • 00:29:27
    Tapi artinya kayaknya gara-gara itu deh,
  • 00:29:29
    gara-gara di kepala gua, gua tahu ini
  • 00:29:32
    value-nya apa buat orang yang beli.
  • 00:29:35
    Sehingga gue jualannya ikhlas, Pak. Hm.
  • 00:29:38
    Ikhlas tuh enggak malu-malu. Hm. Kenapa
  • 00:29:40
    enggak malu-malu? Karena ini gua tahu
  • 00:29:42
    ada value-nya buat mereka. Hmm. Jadi,
  • 00:29:45
    kayaknya itu deh kalau soal feeling
  • 00:29:48
    kemalu-maluan, keraguan itu mungkin
  • 00:29:50
    kayak dia enggak masih belum tahu ini
  • 00:29:52
    manfaatnya apa buat orang. Dia enggak
  • 00:29:54
    percaya diri. enggak cukup kompeten gitu
  • 00:29:55
    untuk ngomongin dia punya informasi itu
  • 00:29:57
    satu atau dua dia enggak merasa
  • 00:29:59
    produknya itu cukup layak untuk dijual
  • 00:30:02
    dengan harga sekian gitu untuk ditukar
  • 00:30:04
    dengan harga sekian gitu. Hm. Gua ada
  • 00:30:07
    kebanggaan tersendiri gua ketika gue
  • 00:30:09
    jualan tiket stand up komedi gua di
  • 00:30:11
    harga 275 atau 295 karena gua tahu
  • 00:30:15
    teman-teman gua kayak Panji biasanya
  • 00:30:18
    harganya lebih mahal gitu. Jadi ada
  • 00:30:20
    kebanggaan sendiri bahwa kayaknya worth
  • 00:30:22
    it sih beli tiket gue. Hm. Dengan nilai
  • 00:30:26
    komedi yang gua bawa ee kayaknya worth
  • 00:30:28
    it deh karena teman-teman yang lain ada
  • 00:30:29
    jual lebih mahal apa segala macam gitu.
  • 00:30:32
    Jadi ada masih masih ada bangganya masih
  • 00:30:34
    ada kayak pengin ngasih tahu orang gitu
  • 00:30:37
    kayak gimana ya? Apa enggak sih
  • 00:30:38
    maksudnya? I ngerti ngerti ya. Tapi
  • 00:30:40
    enggak bisa dikonkrit jadi framework
  • 00:30:42
    gitu kan ya. Iya kayak butuh digali
  • 00:30:44
    terus gitu ya. Iya. A kalau kalau mau
  • 00:30:47
    pakai ceklist ya berarti ceklistnya
  • 00:30:49
    adalah supaya PD jualan barang sendiri.
  • 00:30:52
    Ceklist yang pertama apakah Anda yakin
  • 00:30:56
    bahwa produk yang Anda tawarkan ada
  • 00:30:57
    nilai untuk orang lain? Terus ceklist
  • 00:31:00
    yang kedua, apakah Anda yakin nilai yang
  • 00:31:02
    orang lain dapat sesuai dengan harga
  • 00:31:04
    yang Anda minta ke orang tersebut? Ya
  • 00:31:06
    kan? He ya. Paling itu sih kalau mau
  • 00:31:09
    dibuat ceklis ya gitu. Oke. Ini podcast
  • 00:31:13
    sudah di penghujung karena suara
  • 00:31:14
    berkelas. Siap. Sebelum ke projectnya ke
  • 00:31:16
    Bang Radit, coba gua elaborasi lagi ya.
  • 00:31:19
    Iya. Jadi advice terbaik di 20-an. Heeh.
  • 00:31:22
    Tapi pas lu udah 30an, sekarang udah
  • 00:31:25
    palah. Coba gua karena gua coba nyentil
  • 00:31:27
    ya karena lu tadi komentar lu berasa
  • 00:31:29
    semua pencapaian lu tuh biasa aja gitu.
  • 00:31:31
    Buat gua apakah itu advice terbaik di
  • 00:31:35
    20-an tapi terburuk di 30-an? Bahwa lu
  • 00:31:38
    berasa tuh semua biasa aja gitu. Jadi
  • 00:31:40
    2020-an Heeh. orang-orang pada bilang lu
  • 00:31:43
    jangan cari validasi eksternal. Lu harus
  • 00:31:44
    cari secara intrinsik. Heeh. Tapi begitu
  • 00:31:47
    30-an itu mentah-mentah lu kagak berasa
  • 00:31:50
    pencapaian. Semua buat lu relief. Betul.
  • 00:31:54
    Apakah itu bikin lu jadi enggak
  • 00:31:57
    bahagia? Masalahnya gua enggak apa-apa.
  • 00:32:01
    Masalahnya gua enggak apa-apa untuk
  • 00:32:02
    tidak dilihat
  • 00:32:04
    hebat. Itu persoalan
  • 00:32:07
    gua. Gua tuh kayak gimana ya? Gua sampai
  • 00:32:10
    istri gua kadang ngelihat gua.
  • 00:32:13
    Kamu tahu enggak sih kamu bikin buku,
  • 00:32:15
    kamu nulis gini? Karena gua kayak ya
  • 00:32:18
    udah gitu loh. Apa ya? Kayak gua biasa
  • 00:32:21
    aja. Gua pun gua enggak dianggap orang
  • 00:32:24
    punya pencapaian itu juga enggak apa-apa
  • 00:32:26
    buat gua gitu. Dan menurut lu sehat
  • 00:32:29
    relationship lu dengan diri lu sendiri
  • 00:32:30
    aja kayak gitu gitu. Everything is just
  • 00:32:32
    relief because you expected to do great
  • 00:32:34
    things.
  • 00:32:35
    E iya buat gua bukan itu yang penting.
  • 00:32:39
    Nah itu mungkin itu. Oke. Buat gua
  • 00:32:41
    pencapaian great things segala macam
  • 00:32:43
    bukan itu yang penting buat gua. Buat
  • 00:32:45
    gua adalah bikin sesuatu yang gua
  • 00:32:47
    bahagia dan bangga. Nah itu itu yang
  • 00:32:50
    penting buat gua ketika ngelakuinnya.
  • 00:32:51
    gua ada kebaikan dan kebanggaan seperti
  • 00:32:52
    gua bilang tadi. Sehingga kalau itu luar
  • 00:32:56
    biasa
  • 00:32:57
    hebat buat gua validasi itu enggak
  • 00:33:01
    terlalu penting gitu. Kapan terakhir
  • 00:33:03
    kali lu berasa kayak gitu? Kayak lu
  • 00:33:05
    kayak intrinsically motivated
  • 00:33:09
    bahwa kayak berasa enak gitu loh. Enak
  • 00:33:12
    gimana nih? Kalau misalnya show out lu
  • 00:33:14
    berasa sesuatu yang standar kan? Udah
  • 00:33:15
    ke-60, just another day for me. Yes.
  • 00:33:18
    Tapi ada enggak hari-hari yang lu berasa
  • 00:33:20
    beda gitu? Kayak ini luar biasa nih. Ada
  • 00:33:23
    enggak terakhir kali kayak gitu? Aduh,
  • 00:33:24
    enggak ada lagi. Ada enggak, Nurul?
  • 00:33:27
    Nurul ada enggak ya? Pernah enggak kayak
  • 00:33:29
    gitu?
  • 00:33:31
    Yo, ini yang aku bikin keren banget nih,
  • 00:33:33
    Yo. Gitu. Hah?
  • 00:33:36
    Itu asisten gua ngikut gua ada
  • 00:33:39
    bertahun-tahun dia ngelihat terus.
  • 00:33:41
    Soalnya begitu selesai paling kalau
  • 00:33:43
    kalau bilang paling paling ya yang
  • 00:33:44
    paling mentok ya kayak Nurul kan
  • 00:33:46
    biasanya setelah gua show dia di sebelah
  • 00:33:48
    gua gitu. Tadi oke juga ya gitu ya. Tadi
  • 00:33:51
    oke juga ya. Tadi pecah juga ya tadi ya
  • 00:33:53
    gitu paling gitu enggak pernah kayak wah
  • 00:33:56
    gila tadi keren banget ya. Gini gini
  • 00:33:59
    hebat banget ya. Enggak enggak ada ya?
  • 00:34:01
    Iya ya enggak pernah tuh dia dia
  • 00:34:04
    saksinya tuh. Kalau gitu apa bang coba
  • 00:34:06
    gue sekali lagi deh sebelum kita tutup
  • 00:34:07
    gitu ada enggak kayak advice terbaik?
  • 00:34:09
    advice di 20-an bagus gitu berasa mak
  • 00:34:11
    sense gitu loh. Tapi di 30-an kayak
  • 00:34:13
    kayak enggak deh ya, kayaknya enggak
  • 00:34:15
    kayak salah deh itu konsep gitu. Itu
  • 00:34:17
    mental models di 20-an mungkin oke, tapi
  • 00:34:18
    di 30-an enggak cocok gitu. Oke, gua
  • 00:34:21
    enggak tahu nih benar apa salah ya
  • 00:34:24
    ee cuman yang pernah gua dengar adalah
  • 00:34:27
    lu harus reward
  • 00:34:29
    yourself. Itu yang pernah gua dapat
  • 00:34:32
    advice-nya, Dit. Udah enggak usah
  • 00:34:34
    kerja-kerja bangetlah lu reward yourself
  • 00:34:36
    lah. Bersyukur. Ee bukan sih lebih kayak
  • 00:34:38
    spending duit lah. Oke. Spending
  • 00:34:40
    spending duit buat liburan apa segala
  • 00:34:43
    macam gitu. Waktu 20-an mungkin masih
  • 00:34:46
    make sense,
  • 00:34:48
    tapi ketika udah 30
  • 00:34:50
    40 takutnya kita lupa buat nabung aja
  • 00:34:54
    sih gitu. Kalau buat gua itu itu yang
  • 00:34:56
    gua lihat karena gua punya teman yang
  • 00:34:58
    kayak gitu persis kayak gitu kayak
  • 00:35:01
    udahlah ngapain sih kerja mulu kayak
  • 00:35:02
    gue? Oke. Ee beli ini, beli itu, ee
  • 00:35:05
    segala macam. Sekarang dia udah 30 40
  • 00:35:08
    malah balik nanya ke gua gitu, "Gimana
  • 00:35:10
    ya cara nyiapin dana pensiun?" Ya maksud
  • 00:35:13
    gua itu kan pemikiran yang seharusnya
  • 00:35:14
    ada di umur-umur 20. Justru itu dana
  • 00:35:17
    pensiun itu seharusnya dipikirkan ketika
  • 00:35:19
    jauh belum punya eh belum perlu. Hmm.
  • 00:35:22
    He. Nah, saran yang orang-orang kasih
  • 00:35:23
    sekeliling gua untuk jangan terlalu
  • 00:35:26
    nahan diri spending karena gua diledekin
  • 00:35:29
    banyak orang gua waktu itu ketika ketika
  • 00:35:32
    gua dapat bonus gede dari film ee gua
  • 00:35:36
    punya mobil Honda City waktu itu. Terus
  • 00:35:40
    ee gua akhirnya beli mobil baru. H Honda
  • 00:35:43
    City gua itu gua beliin Honda City yang
  • 00:35:46
    baru. Jadi Honda City tahun baru. Jadi
  • 00:35:49
    jadi masih Honda City City juga. Cuma
  • 00:35:52
    beda tahunnya aja. Iya. Oke. Sementara
  • 00:35:54
    manajer gua udah ganti BMW dari Honda
  • 00:35:58
    CRV dia dulu. I see.
  • 00:36:01
    Artinya orang-orang kayak ngapain sih
  • 00:36:04
    masih Honda-Honda aja kayak apa ya gitu
  • 00:36:07
    gua kayak ya emang kenapa gitu enggak lu
  • 00:36:09
    harus reward yourself safe segala macam.
  • 00:36:11
    Nah kayaknya itu saran yang buat gua
  • 00:36:14
    mendingan reward yourself apa segala
  • 00:36:17
    macam. Kepala empat itu di kepala empat
  • 00:36:18
    Pak kebalik tuh kayaknya tuh.
  • 00:36:21
    kayaknya lu udah 4540 waktunya reward
  • 00:36:24
    yourself deh karena
  • 00:36:27
    with zero ya di with zero. Oke siap. Gua
  • 00:36:31
    tuh kesulitan banget spending gua asli
  • 00:36:33
    gua aduh gua mau check out aja gua
  • 00:36:36
    mikirnya 1000 kali gua. H 1000 kali
  • 00:36:39
    karena kalau buat keluarga gua wah gua
  • 00:36:42
    spending banget liburan gua. Gua habis
  • 00:36:45
    balik dari Melbourne kan pulang dari
  • 00:36:46
    Melbourne gua spending buat keluarga
  • 00:36:48
    gua. Tapi kalau buat diri
  • 00:36:50
    sendiri, kalau katanya de Framse itu eh
  • 00:36:53
    muscle buat spending juga harus dilatih
  • 00:36:55
    kata dia. H spending musle. Nah, itu gua
  • 00:36:58
    lagi belajar sih gitu. I see. So, buat
  • 00:37:00
    kalian semua yang tertarik terhadap Bang
  • 00:37:02
    Radit bisa cek aja link di deskripsi dan
  • 00:37:03
    Bang Radit juga bakal ada show keenempu
  • 00:37:05
    satu. Iya ya. Di Pekanbaru. Di Pekanbaru
  • 00:37:08
    dan Timunjelita juga semua bisa langsung
  • 00:37:10
    kita check out aja kan nih di boleh
  • 00:37:11
    boleh. Ee deskripsi. E, Bang Red mungkin
  • 00:37:14
    ada satu dua kalimat untuk penutup
  • 00:37:16
    podcast hari ini. Ya, itu aja sih.
  • 00:37:18
    Terima kasih sudah diundang hari ini.
  • 00:37:20
    Semoga kalian semua dapat pada akhirnya
  • 00:37:23
    ya bisa hidup dari passion yang kalian
  • 00:37:25
    pengin atau hal yang kalian suka. Itu
  • 00:37:26
    aja sih. Sip. Thank you. Stay kasy.
  • 00:37:28
    Aman. Yeah.
タグ
  • Industri Kreatif
  • Disiplin
  • Mood
  • Kritik
  • Pendidikan Berbayar
  • Pengembangan Diri
  • Compounding Return
  • Ekspektasi
  • Creativity
  • Mindset