00:00:01
Mobil F1 itu sangatlah kompleks dan
00:00:03
banyak sekali rahasia-rahasia yang ada di balik kencangnya mobil ini di sirkuit.
00:00:08
Jika di video sebelumnya, kami pernah membahas soal komponen diffuser
00:00:11
yang merupakan rahasia betapa cepatnya mobil F1 modern,
00:00:15
kali ini kami akan membahas sedikit tentang inovasi ground effect yang sangat terkenal di dunia F1.
00:00:21
Ground effect sebenarnya sudah ditemukan jauh pada tahun 60-an,
00:00:25
namun baru diterapkan di F1 pada akhir dekade 70-an.
00:00:30
Dan pada musim 2022 ini,
00:00:32
teknologi ground effect kembali diterapkan di mobil Formula 1 setelah absen selama lebih dari 30 tahun lamanya.
00:00:38
Apa itu ground effect dan bagaimana penerapannya di mobil F1?
00:00:44
Ground effect merupakan salah satu solusi jitu bagi sebuah mobil balap
00:00:47
untuk mendapatkan downforce atau daya tekan.
00:00:51
Downforce ini akan sangat membantu mobil F1 supaya bisa berbelok dengan kencang,
00:00:55
tanpa kehilangan keseimbangan atau melintir.
00:00:58
Masih ingat konsep downforce di mobil F1 yang pernah kami bahas di video sebelumnya?
00:01:02
Kami akan ulangi secara singkat.
00:01:04
Konsep downforce mobil F1 adalah tekanan udara yang tinggi di atas mobil
00:01:10
akan menekan tekanan udara yang rendah di bawah mobil.
00:01:14
Salah satu cara paling efektif untuk menambah downforce mobil F1
00:01:18
adalah mempercepat aliran angin di bawah mobil.
00:01:21
Jika aliran angin semakin cepat,
00:01:23
maka otomatis tekanan udara yang ada di bawah mobil semakin rendah
00:01:26
dan akan menambah daya tekan atau downforce yang dihasilkan.
00:01:31
Konsep ground effect tidak jauh berbeda dengan komponen diffuser.
00:01:34
Keduanya sama-sama berfungsi untuk mempercepat aliran udara di bawah mobil
00:01:39
yang akan menambah kekuatan downforce.
00:01:41
Tapi, cara kerja dua konsep ini cukup berbeda.
00:01:45
Sebelum kita ke cara kerja, kami bahas dulu asal usul ground effect datang ke dunia F1.
00:01:51
Ground effect sebenarnya sudah ada sejak era 60-an
00:01:55
dan banyak digunakan di mobil-mobil balap seperti mobil GT atau mobil sport di masa itu.
00:02:00
Mereka memanfaatkan ruang yang ada di sela-sela bodi mobil
00:02:04
untuk membuat efek yang mampu mempercepat aliran angin di area bawah mobil.
00:02:08
Efek ini akhirnya menjadikan mobil itu seperti terhisap dan seakan-akan menempel di trek,
00:02:14
terutama saat menikung.
00:02:16
Konsep seperti ini masih bisa kita lihat di mobil sport modern dengan penggunaan air splitter
00:02:21
atau rongga pemisah udara yang diletakkan di bemper mobil.
00:02:26
Menerapkan konsep tersebut ke mobil F1 bukanlah hal yang mudah
00:02:30
karena bentuk mobil F1 yang memiliki desain roda dan bodi yang cenderung terbuka.
00:02:36
Lalu, awal mula konsep ground effect ini masuk ke dunia F1 adalah dari mobil Brabham BT44
00:02:42
yang merupakan karya dari desainer mobil terkenal, Gordon Murray.
00:02:47
Mobil ini digunakan pada musim 1974 dan memakai model sidepod berongga
00:02:52
yang bisa dilewati oleh aliran udara di dalamnya dengan bumper sidepod
00:02:56
yang menyentuh aspal untuk menjaga sirkulasi udara di dalam sidepod.
00:03:00
Itu menjadi awal munculnya ide untuk menerapkan ground effect di mobil F1.
00:03:06
Ia adalah Colin Chapman,
00:03:07
teknisi berbakat yang legendaris sekaligus pendiri tim Lotus,
00:03:11
yang punya ide brilian untuk mendesain mobil F1 dengan konsep ground effect.
00:03:16
Pada tahun 1978,
00:03:18
Chapman dan timnya berhasil membuat mobil F1 pertama dengan konsep ground effect,
00:03:23
yaitu mobil Lotus 78.
00:03:26
Lalu, seperti apa kerja ground effect di mobil F1?
00:03:30
Seperti yang kami jelaskan di awal,
00:03:32
tujuan dari inovasi ini adalah mempercepat aliran udara di bawah mobil.
00:03:37
Jika aliran udara makin cepat,
00:03:39
maka tekanan udara di bawah mobil semakin turun dan akan menambah downforce mobil.
00:03:44
Ground effect memanfaatkan semacam terowongan yang didesain di bagian bawah mobil F1,
00:03:49
atau lebih tepatnya di bawah bagian sidepod.
00:03:52
Terowongan ini akan menjadi tempat di mana angin mengalir dari lubang depan sampai lubang belakang.
00:03:58
Bentuk terowongan ini didesain khusus seperti sayap pesawat yang dibalik.
00:04:03
Tujuannya yaitu untuk mempercepat aliran udara dan menurunkan tekanan udara.
00:04:08
Itu semua berkat efek Venturi yang terbentuk di dalam terowongan.
00:04:12
Efek Venturi ini singkatnya jika suatu udara melewati ruang yang sempit,
00:04:17
maka itu akan meningkatkan kecepatan dari udara tersebut
00:04:20
dan otomatis akan menurunkan tekanan udaranya.
00:04:24
Kemudian untuk mengunci dan menjaga aliran udara yang lewat di terowongan,
00:04:29
Chapman memasang bumper yang terbuat dari serat nilon yang padat di bagian bawah sidepod.
00:04:34
Bumper tersebut akan bergesekan dengan aspal sirkuit
00:04:37
dan akan menjaga aliran angin di terowongan sidepod supaya tidak kehilangan tekanan.
00:04:43
Dengan penerapan ground effect,
00:04:45
mobil Lotus 78 di masa itu langsung mencuri perhatian dengan betapa cepatnya mereka di tikungan.
00:04:51
Mobil F1 benar-benar terasa seperti dihisap dan menempel seperti lem ketika di sirkuit.
00:04:57
Meski mobil Lotus 78 terbukti kencang di sirkuit dan nampak mudah untuk memenangkan balapan,
00:05:03
tapi sasis mobil tersebut cukup ringkih karena tidak siap untuk menahan downforce yang sangat besar.
00:05:09
Penempatan centre of pressure di mobil Lotus 78 juga terlalu diposisikan di depan mobil,
00:05:15
membuatnya tidak stabil
00:05:16
dan harus menggunakan sayap belakang super besar supaya tidak terjadi oversteer.
00:05:22
Akhirnya Chapman merevisi desain Lotus 78 dan membuat mobil baru,
00:05:27
yaitu Lotus 79 yang lebih sempurna dan sasis lebih kuat.
00:05:31
Hasilnya, Mario Andretti berhasil keluar sebagai juara dunia
00:05:35
dan Lotus kunci juara konstruktor pada F1 musim 1978.
00:05:42
Pada musim itu, bukan hanya Lotus saja yang menerapkan ground effect ke mobilnya.
00:05:47
Melihat Lotus begitu dominan,
00:05:48
tim Brabham kemudian juga mencoba untuk menerapkan konsep yang sama
00:05:53
namun dengan cara yang berbeda di mobilnya.
00:05:55
Kemudian Gordon Murray membuat mobil BT46B yang sangat terkenal
00:05:59
sebagai mobil dengan kipas angin segede gaban di sayap belakang.
00:06:04
Mobil ini memanfaatkan kipas angin yang besar untuk menyedot angin dari bagian bawah mobil,
00:06:09
yang nantinya akan mempercepat aliran angin di sana.
00:06:12
Dengan kata lain, downforce besar di mobil ini dihasilkan oleh kipas angin.
00:06:17
Mobil ini hanya ikut balapan sekali saja, yaitu di GP Swedia tahun 1978 dan langsung menang balapan.
00:06:24
Mobil itu akhirnya ditarik oleh Bernie Ecclestone selaku pemilik tim,
00:06:29
untuk memuluskan jalannya menjadi ketua FOCA atau asosiasi tim konstruktor F1.
00:06:35
Penerapan ground effect memang membawa dampak berupa kecepatan menikung mobil F1
00:06:40
yang meningkat tajam tanpa harus mengorbankan drag mobil.
00:06:44
Tapi, ground effect di masa itu juga menyimpan bahaya yang cukup serius bagi pembalap.
00:06:49
Dengan ground clearence yang sangat rendah,
00:06:51
akan sangat berisiko jika mobil melewati permukaan trek yang bergelombang.
00:06:56
Aliran udara di area terowongan sangat mudah terganggu
00:06:59
oleh kontur permukaan trek dan hal itu sangat sulit diprediksi.
00:07:03
Downforce di mobil bisa tiba-tiba saja menghilang
00:07:06
dan mobil langsung kehilangan kendali ketika menikung dengan cepat.
00:07:09
Meski di wind tunnel mobil dengan ground effect terbukti bisa menghasilkan downforce yang super besar,
00:07:15
faktanya di sirkuit jumlah downforce yang dihasilkan justru naik turun dan tidak konstan.
00:07:21
Tekanan udara di terowongan sangat sulit untuk dikendalikan
00:07:24
karena kontur sirkuit dan bumper yang mudah rusak.
00:07:27
Demi keselamatan, akhirnya ground effect dilarang pada tahun 1983.
00:07:33
Mobil F1 sejak saat itu diwajibkan untuk mempunyai bagian floor yang rata
00:07:37
dengan pemasangan sebuah papan setebal 10 milimeter di sepanjang floor mobil F1.
00:07:43
Pada musim 2022 ini, konsep ground effect akan digunakan kembali pada mobil generasi terbaru.
00:07:49
Ground effect dinilai merupakan solusi jitu supaya mobil F1 tetap mempunyai downforce besar
00:07:55
dengan efek dirty air serta drag yang minimum.
00:07:58
Dirty air merupakan efek di mana aliran udara terganggu
00:08:02
atau menjadi berantakan oleh karena mobil yang ada di depan.
00:08:06
Aliran udara yang berantakan ini membuat mobil tidak bisa menghasilkan downforce secara maksimal
00:08:11
dan kesulitan di tikungan.
00:08:13
Konsep ground effect yang digunakan sama seperti mobil di era 80-an,
00:08:17
tapi bedanya kali ini mereka tidak memanfaatkan bumper untuk menutup bagian bawah sidepod
00:08:23
dan ketinggian terowongan sudah diatur di regulasi.
00:08:26
Aliran udara akan masuk melalui lubang di bagian depan mobil
00:08:30
yang dulu merupakan letak bargeboard.
00:08:33
Lalu, aliran udara akan dipercepat lewat lekukan dan penyempitan ruang yang ada di terowongan.
00:08:39
Kemudian, aliran angin itu akan dilepaskan di bagian belakang atau diffuser mobil.
00:08:44
Efek yang dihasilkan akan sama atau bahkan lebih besar dari mobil-mobil era 80-an
00:08:50
dan tentu yang ini jauh lebih aman.
00:08:52
Ini membuat mobil tahun 2022 jauh lebih efektif dan efisien dalam hal downforce
00:08:58
dan diharapkan bisa memperbaiki kualitas balapan F1
00:09:02
dengan duel-duel jarak dekat yang tidak terganggu oleh dirty air.