00:00:05
itu kan kalau besar dia statis itu
00:00:09
[Musik]
00:00:14
kamar mandi
00:00:19
[Musik]
00:00:25
waktu itu juga kita tidak sangka kalau
00:00:28
kejadiannya begitu yang kita tahu itu
00:00:30
hanya gempa saja
00:00:40
[Musik]
00:01:13
[Musik]
00:01:25
[Musik]
00:01:41
itu buatan sendiri warga tapi masih juga
00:01:46
kalah sama airnya
00:01:59
jadwalnya atau mau datang kapan gitu ya
00:02:02
udah nggak berangkat dah kalau kalau
00:02:03
datang itu udah libur gitu jadi kan kita
00:02:06
kan agak terganggu Kalau waktu itu ada
00:02:10
pekerja kita nggak masuk
00:02:13
[Musik]
00:02:14
nggak
00:02:19
banjir
00:02:23
jadi di rumah saja menunggu bantuan itu
00:02:28
nasi bungkus
00:02:32
adalah fenomena tergenangnya daratan
00:02:35
akibat meluapnya air pasang laut
00:02:38
Krapyak adalah salah satu daerah pesisir
00:02:41
Pekalongan yang terdampak banjir rob
00:02:43
yang cukup parah
00:02:44
Krapyak terendam banjir hampir setiap
00:02:47
hari selama kurang lebih 10 tahun
00:02:49
hal ini membuat Krapyak masuk ke dalam
00:02:52
kategori daerah kumuh berdasarkan nilai
00:02:55
pemerintah Indonesia lewat 7 aspek dan
00:02:57
19 indikator kumuh pada tahun 2020
00:03:00
penduduk Indonesia udah mencapai 270
00:03:03
juta dan akan terus bertambah Indonesia
00:03:06
jadi salah satu negara dengan tingkat
00:03:08
urbanisasi tertinggi di Asia Pasifik
00:03:10
infrastruktur dan pembangunan sarana
00:03:12
masih belum bisa mengikuti tingkat
00:03:14
pertumbuhan penduduk yang sangat cepat
00:03:15
itu jadi salah satu penyebab daerah
00:03:18
kumuh tapi kumuh nggak melulu
00:03:20
berdasarkan pembangunan sarana dan
00:03:22
prasarana yang tertinggal pemanasan
00:03:24
global juga bisa jadi penyebab kawasan
00:03:26
kumuh jadi lebih parah kenaikan air laut
00:03:29
dan penurunan muka tanah di pe bagian
00:03:31
utara mengakibatkan kondisi kekumbuhan
00:03:33
jadi makin parah dampaknya dirasain
00:03:36
langsung oleh warga Krapyak dari hasil
00:03:38
pendataan yang dilaksanakan oleh
00:03:41
pemerintah kota Pekalongan pada tahun
00:03:43
2020 di Kota Pekalongan terdapat luas
00:03:47
kawasan kumuh sebanyak
00:03:50
498,77 hektar yang paling banyak ini
00:03:53
berada di kawasan Kecamatan Pekalongan
00:03:56
Utara yang berbatasan langsung dengan
00:03:58
laut karena penyebab utama kawasan kumuh
00:04:01
itu adalah dari genangan air yaitu baik
00:04:03
rok maupun banjir
00:04:06
[Musik]
00:04:07
itu kan kalau besar dia statis itu
00:04:11
airnya juga keruh eee gatel terus agak
00:04:16
berbau yang kurang enak gitu
00:04:20
penyakit kulit seperti panu kadas dan
00:04:23
kurap jadi teman sehari-hari buat
00:04:26
masyarakat rakyat dengan adanya banjir
00:04:28
aktivitas pendidikan terhambat akses
00:04:31
dari rumah ke sekolah terendam air tiap
00:04:33
hari anak-anak berjalan ke sekolah
00:04:35
dengan perasaan takut isi tas mereka
00:04:37
ikut basah
00:04:40
masyarakat krap merasa selalu dihantui
00:04:43
oleh perasaan takut akan banjir banyak
00:04:45
upaya yang udah dilakukan untuk
00:04:47
mengatasi banjir rob ini salah satunya
00:04:50
pompa air tapi besar air yang masuk dan
00:04:53
menjadikan pompa air jadi solusi untuk
00:04:55
masalah ini
00:04:57
semua hal ini jadi penyebab menurunnya
00:04:59
perekonomian kerapian secara drastis
00:05:04
Karena untuk akses kita jalan saja
00:05:08
keluar saja sulit apalagi untuk
00:05:10
pembukaan perekonomian ke rumah-rumah
00:05:13
perdagangan macam-macam itu kita
00:05:15
kesulitan karena kita hanya memikirkan
00:05:18
banjir para pengrajin batik juga banyak
00:05:21
yang beralih profesi karena nggak bisa
00:05:23
membatik di dalam kondisi banjir
00:05:25
ini telah menimbulkan dampak penurunan
00:05:29
ekonomi yang sangat luar biasa sehingga
00:05:32
masyarakat di sana benar-benar menjadi
00:05:34
sangat terpuruk Dan ini menjadi
00:05:37
prioritas untuk segera ditangani
00:05:40
butuh kolaborasi dari banyak pihak untuk
00:05:42
mengatasi masalah ini Pemerintah Kota
00:05:45
tidak mungkin untuk bergerak sendiri
00:05:47
namun harus berkolaborasi dan bersinergi
00:05:50
dengan berbagai pihak
00:05:53
[Musik]
00:05:57
salah satu alternatif untuk mengatasi
00:05:59
banjir adalah dengan membangun tanggul
00:06:01
dan hal ini perlu melibatkan kolaborasi
00:06:04
dengan banyak pihak kolaborasi
00:06:06
pembangunan skala kawasan seperti ini
00:06:08
melibatkan empat hal kelembagaan
00:06:10
perencanaan dan tata terpadu
00:06:12
pendampingan teknis dan pembiayaan
00:06:16
tapi peran lembaga pemerintah dan
00:06:18
pemerintah daerah aja nggak cukup butuh
00:06:20
beragam kolaborasi dari banyak lembaga
00:06:22
baik lokal nasional maupun internasional
00:06:25
seperti perguruan tinggi Media lembaga
00:06:28
keuangan lembaga donor dan kelompok
00:06:31
peduli lainnya termasuk partisipasi
00:06:33
masyarakat Kementerian pupr melalui
00:06:36
program kotaku kota tanpa kumuh jadi
00:06:39
penghubung untuk semua pihak yang
00:06:40
terlibat supaya pembangunan ini berjalan
00:06:43
secara baik bersama dalam pembangunan
00:06:45
tanggul pemerintah melakukan relokasi
00:06:48
terhadap beberapa warga dan hal itu jadi
00:06:50
tantangan buat pemerintah ketika mau
00:06:53
dipindahkan yang yang ikut program
00:06:56
relokasi itu yang harus relokasi harus
00:06:58
pindah itu kan awalnya tidak mau
00:07:00
sebenarnya tapi dengan dengan pendekatan
00:07:03
dan kita sampaikan konsepnya itu mereka
00:07:06
Akhirnya bisa menerima gitu nah kawasan
00:07:09
krapya ini sebenarnya memang akan
00:07:11
menjadi pilot tuntas kumuh artinya
00:07:14
tuntas Kumu ditangani semua tujuan aspek
00:07:18
itu ditangani mulai dari rumah
00:07:22
drainase Jalan air minum kemudian
00:07:26
sanitasi persampahan itu semua ditangani
00:07:29
gitu dengan berhasilnya pembangunan
00:07:31
tanggul sekarang gak ada lagi banjir
00:07:34
Robbi Krapyak warga yang direlokasi pun
00:07:36
udah berada di tempat yang lebih aman
00:07:38
dari banjir di kelurahan yang sama
00:07:40
dengan rumah yang lebih layak huni
00:07:41
selain mengatasi banjir kolaborasi
00:07:45
publik ini juga membangun infrastruktur
00:07:46
dan fasilitas umum seperti ruang terbuka
00:07:49
hijau taman bermain jembatan dan lampu
00:07:52
jalan
00:07:58
dalam produksi terkendala karena waktu
00:08:00
itu ada rok dan sekarang
00:08:03
robnya sudah nggak ada karena terjadi
00:08:07
tanggul ya Jadi bisa kembali lagi
00:08:10
terlebih dahulu
00:08:15
sekarang masyarakat sana ekonomi sudah
00:08:17
mulai tumbuh sehingga sudah mulai banyak
00:08:19
muncul warung-warung sembako kemudian
00:08:22
warung makan warung kopi
00:08:27
dan darahnya itu berarti rumah saya atau
00:08:30
warga krakea sudah tidak
00:08:32
kebanjiran lagi Kita nggak khawatir
00:08:36
tadinya kan kalau hujan malam-malam
00:08:38
tidur kemasukan air sekarang mau Ja
00:08:42
lebat apa ya
00:08:43
[Musik]
00:08:47
Terus rame sih kalau malam bisa jualan
00:08:51
kan pendapatan kan agak lumayan
00:08:56
[Musik]
00:08:58
dengan adanya tanggul tersebut memang
00:09:00
kalau kita lihat di daerah kereta ini
00:09:02
sekolah-sekolah sudah mulai Aman
00:09:04
kampung-kampung sudah mulai tertata
00:09:06
dengan baik
00:09:08
pasca konstruksi penanganan kawasan
00:09:11
kerap ya Pemerintah Kota bersama
00:09:13
masyarakat punya kewajiban untuk menjaga
00:09:16
keberlanjutan dari penataan tersebut
00:09:19
supaya Kampung kerapian ini tidak
00:09:21
kembali menjadi gemuk
00:09:22
[Musik]
00:09:24
proyek ini nggak akan berjalan tanpa
00:09:26
kolaborasi dari beragam lembaga yang
00:09:28
memiliki niat baik orang-orang di
00:09:30
dalamnya yang punya tekad dan tujuan
00:09:32
yang sama bergerak menuju kualitas
00:09:34
kehidupan yang lebih baik untuk semua
00:09:36
[Musik]
00:10:00
pembangunan harus melibatkan seluruh
00:10:03
elemen masyarakat tanpa terkecuali
00:10:05
termasuk pembangunan infrastruktur
00:10:08
sehingga fasilitas umum dapat
00:10:10
dimanfaatkan oleh seluruh pihak
00:10:17
Jogja punya peraturan daerah nomor 4
00:10:20
tahun 2019 tentang pemajuan perlindungan
00:10:23
dan pemenuhan hak-hak penyandang
00:10:25
disabilitas yang jadi landasan hukum
00:10:27
pembangunan yang inklusif
00:10:31
Baciro salah satu Kelurahan di
00:10:34
Yogyakarta menjadi salah satu etalase
00:10:36
contohnya
00:10:43
Ibu Yuni dan Pak Ebi sudah tinggal di
00:10:46
bachiro sejak lama mereka adalah bagian
00:10:49
dari masyarakat Jogja pada umumnya
00:10:52
[Musik]
00:11:37
[Musik]
00:11:43
[Tertawa]
00:12:06
aku bisa Nah aku
00:12:27
[Musik]
00:12:41
[Musik]
00:12:53
[Musik]
00:12:57
bisa main sepak bola
00:13:19
sebelum tahun 2021 Baciro sama seperti
00:13:23
sebagian besar Kelurahan di Indonesia
00:13:25
belum ada perencanaan dan pembangunan
00:13:28
infrastruktur yang inklusif
00:13:32
jalan yang tadinya berlubang dan tidak
00:13:34
aman untuk disabilitas pengguna kursi
00:13:36
roda dan tongkat sekarang sudah rapi
00:13:39
penyandang disabilitas netra juga bisa
00:13:41
mandiri tanpa bantuan orang lain
00:13:51
nggak hanya menjadi pengguna penyandang
00:13:53
disabilitas turut terlibat aktif dalam
00:13:55
pembangunan infrastruktur di Baciro
00:14:01
kini warga Baciro termasuk Ibu Yuni dan
00:14:04
Pak Edi bisa menikmati fasilitas umum
00:14:07
dengan nyaman
00:14:12
Pak Edi bekerja memperbaiki alat-alat
00:14:15
elektronik yang rusak
00:14:34
[Musik]
00:14:38
moga-moga Bismillah
00:15:07
fasilitas
00:15:10
apa namanya
00:15:17
perawatan dan dikembalikan lagi ke warga
00:15:38
[Musik]
00:15:54
sebagai ketua paguyuban kelompok Baciro
00:15:56
Pak Edi ngajak temen-temen disabilitas
00:15:59
untuk bisa mandiri tanpa tergantung pada
00:16:01
orang lain
00:16:03
[Musik]
00:16:08
[Musik]
00:16:14
[Musik]
00:16:39
kelompok ini jadi wadah bagi teman-teman
00:16:41
disabilitas untuk terus dapat berkarya
00:16:44
dan aktif di masyarakat
00:16:47
[Musik]
00:16:56
Baciro telah menjadi bukti bahwa
00:16:58
penyandang disabilitas bisa memiliki
00:17:00
peran serta kesempatan yang sama Dalam
00:17:02
sebuah kolaborasi pembangunan
00:17:06
dari Baciro untuk dunia
00:17:10
[Musik]
00:17:30
[Musik]
00:17:39
di dua babak sebelumnya kita udah
00:17:41
ngeliat gimana orang-orang baik saling
00:17:43
bekerja sama bahwa membahu di Pekalongan
00:17:46
dan Jogja
00:17:48
Tapi gimana kalau kolaborasi orang baik
00:17:50
tersebut bukan cuma dari beberapa grup
00:17:52
atau komunitas aja tapi dari seluruh
00:17:55
dunia untuk membangun satu kota yang
00:17:57
hancur akibat bencana Dahsyat
00:17:59
[Musik]
00:18:00
28 September 2018 terjadi gempa Tsunami
00:18:05
dan likuifaksi tanah di Palu 3 bencana
00:18:08
Dahsyat yang berlangsung bersamaan
00:18:11
likuifaksi tanah adalah fenomena
00:18:13
hilangnya kekuatan tanah akibat
00:18:15
goncangan yang kuat secara mendadak
00:18:18
tanah kehilangan kepadatannya berubah
00:18:20
wujud jadi air berat seperti lumpur yang
00:18:22
kemudian menelan segala yang ada di
00:18:24
permukaan waktu itu juga kita tidak
00:18:27
sangka kalau kejadiannya begitu yang
00:18:28
kita tahu itu hanya gempa saja
00:18:31
karena sampai sekarang tidak dapat lebih
00:18:35
dari 4000 jiwa hilang
00:18:38
Rafli dan Nurhayati kehilangan anak
00:18:41
perempuannya goyang
00:18:44
Papaku kayaknya yang di luar itu dia
00:18:46
langsung lari ke lapangan saya sudah
00:18:47
tidak tahu saya cuma sendiri dalam rumah
00:18:49
saya keluar kamar goyang sekali di situ
00:18:52
Fadilah kehilangan ayahnya
00:18:55
Sutikno kehilangan istri dan dua anak
00:18:58
kembarnya
00:19:08
[Musik]
00:19:28
namun dalam saat-saat tergelap kehidupan
00:19:31
mereka mereka tetap bertemu orang-orang
00:19:33
baik di sekitar mereka
00:19:38
[Musik]
00:19:39
ada satu itu bapak Masya Allah Marilah
00:19:43
Ibu saya tolong ibu Dia bilang saya ini
00:19:45
tidak tahu anak dan istri saya di mana
00:19:48
saya tolong ibu mudah-mudahan ada juga
00:19:50
yang tolong anak dan istri saya
00:19:52
di mobilnya karena dia lihat saya kan
00:19:55
sambil besar luka semua pembuluh darah
00:20:15
saya
00:20:25
ini
00:20:30
segalanya hilang bahkan foto-foto untuk
00:20:33
sekedar mengenang orang-orang tersayang
00:20:35
pun lenyap
00:20:37
Ibu Indrawati hanya punya beberapa foto
00:20:40
dari Facebook untuk mengenang suaminya
00:20:43
[Musik]
00:20:45
sampai sekarang Sutikno masih memakai
00:20:48
sepeda motor tua istrinya untuk
00:20:49
berdagang keliling
00:20:54
manusia nggak bisa apa-apa saat alam
00:20:56
semesta mengambil alih tapi ikatan yang
00:20:59
kuat dengan tanah dan lingkungan di mana
00:21:01
mereka lahir dan tumbuh membuat mereka
00:21:03
akhirnya ingin menetap kembali di daerah
00:21:05
yang gak jauh dari tanah kelahirannya
00:21:12
tapi lokasi-lokasi bekas terjadinya
00:21:14
likuifaksi nggak diperbolehkan untuk
00:21:16
dibangun kembali karena bahaya kejadian
00:21:19
serupa bisa kau ulang lagi
00:21:22
belasan ribu orang kemudian direlokasi
00:21:25
ke hunian-hunian tetap yang dibangun di
00:21:27
sekitar daerah ternak bencana keluarga
00:21:30
Sutikno Nurhayati dan Fadilah juga
00:21:33
kemudian tinggal di sini
00:21:36
[Musik]
00:21:38
untuk membangun kembali kota yang hancur
00:21:40
total karena bencana dibutuhkan bukan
00:21:43
hanya satu dua orang satu dua kelompok
00:21:45
atau bahkan hanya satu dua negara
00:21:49
orang-orang baik dari seluruh dunia
00:21:51
datang bahu-membahu untuk ikut dalam
00:21:54
pembangunan berskala besar yang
00:21:56
berdampak kepada puluhan ribu
00:21:58
penghuninya
00:22:00
sangat penting khususnya karena
00:22:02
mengingat di Palu ini kemarin kan banyak
00:22:05
sekali nih warga terdampak itu kurang
00:22:08
lebih
00:22:09
11.788 KK dalam hal ini Berartikan
00:22:13
melalui 11.000 itu yang harus disiapkan
00:22:15
rumah Pak Budi mewakili pemerintah
00:22:18
Indonesia bertanggung jawab membangun
00:22:20
kembali pemukiman di kota Palu bersama
00:22:22
beragam pihak dalam membangun kembali
00:22:25
kota Palu pemerintah Indonesia
00:22:27
bekerjasama dengan perusahaan swasta
00:22:29
lembaga nirlaba lembaga donor semua
00:22:33
kerjasama
00:22:34
dalam beberapa hal meloncat ke
00:22:37
penggunaan teknologi ramah lingkungan
00:22:38
Malah dapat terlaksana dengan baik
00:22:40
karena pembangunan Pemukiman yang
00:22:42
dimulai dari awal lagi
00:22:45
contohnya pembangunan hunian tetap Om BW
00:22:48
yang membangun lampu jalan dari tenaga
00:22:50
surya
00:22:52
atau teknologi pengolahan air limbah
00:22:55
rumah tangga di hunian tetap duyung
00:22:58
teknologi-teknologi yang mungkin lambat
00:23:00
dibangun dan diterapkan kalau nggak ada
00:23:02
bencana di kota Palu
00:23:04
tapi pembangunan pasca bencana skala
00:23:07
masif dalam waktu yang singkat bukannya
00:23:09
tanpa kendala teknis
00:23:12
pagi kalau tidak ada air mengalir kita
00:23:14
pilih ambil air nanti pulang di rumah
00:23:17
mandi cuci piring memasak
00:23:20
kalau masih kekurangan air balik lagi
00:23:22
ambil air
00:23:26
bahkan ada sampai yang mengeluh Kenapa
00:23:29
rumah di depan airnya mengalir kita yang
00:23:31
di sini tidak mengalir jadi dorong lapor
00:23:34
ke bppw pengairan pengairan
00:23:38
nomor HP saya itu sampai masyarakat
00:23:40
semua dan paling populer mungkin
00:23:43
tempat pengaduan permasalahan sosial
00:23:46
memang ada Bapak karena kenapa melihat
00:23:48
ada ketimpangan mungkin antara warga
00:23:51
yang ada dalam kawasan disiapkan
00:23:53
fasilitas yang bagus pedestrian yang
00:23:56
bagus fph yang bagus tapi untuk strategi
00:23:59
itu kita penasaran yang kita bangun itu
00:24:02
diusahakan warga juga bisa warga di luar
00:24:04
kawasan hutan itu bisa menikmati contoh
00:24:07
ya taman di buyut jadi tempat wisata
00:24:10
kemudian di sana juga setiap hari sabtu
00:24:13
minggu itu ada senam pagi warga
00:24:16
kegiatan Pasha bencana di Palu
00:24:18
diharapkan membangun kembali kondisi
00:24:20
masyarakat Perumahan dan pemukiman
00:24:23
secara berkelanjutan dan lebih baik dari
00:24:26
sebelum bencana pembangunan yang
00:24:28
mustahil bisa sempurna tapi harus
00:24:30
secepat-cepatnya karena menyangkut nasib
00:24:33
puluhan ribu orang
00:24:34
para pasien di rumah sakit para pelajar
00:24:37
mulai dari taman kanak-kanak Sekolah
00:24:39
Dasar Sekolah Menengah hingga mahasiswa
00:24:42
pas masuk kampus itu kan kita di tenda
00:24:44
karena banyak bangunan yang roboh yang
00:24:47
rusak begitu baru masih goyang-goyang
00:24:50
juga jadi kita tidak belajar di dalam
00:24:51
gedung di tenda saja kita belajar di
00:24:54
tenda itu mau hampir 1 tahun lebih
00:24:57
kayaknya dua semester kalau sekarang
00:24:59
udah di kelas dan bangunan di kampus
00:25:02
sudah sudah mulai direnovasi
00:25:10
bahkan pembangunan fasilitas umum dan
00:25:12
ruang publik yang sering dianggap nggak
00:25:14
penting malah kini membawa kebahagiaan
00:25:16
kebahagiaan kecil bagi para penghuni dan
00:25:19
warga sekitar lokasi relokasi
00:25:25
Alhamdulillah dapat rumah
00:25:28
tetangga baru semuanya jadi anak leluasa
00:25:31
bermain senang baru banyak anak-anak
00:25:33
temannya bermain jadi bagus semua dia
00:25:37
punya taman dari taman kecil ke yang
00:25:40
besar
00:25:42
Iya kalau tempat tinggal Alhamdulillah
00:25:43
sudah bagus bersyukur Daripada kaya duit
00:25:46
masih pergi kos-kosan tinggal di
00:25:49
rumahnya orang kita masih mau tinggal
00:25:50
sudah Mulia tempati
00:25:53
Kalau dibilang puas kita tidak puas
00:25:57
karena di lokasi sana kan betul masih
00:26:00
hak milik kita tapi tidak dikasih untuk
00:26:02
membangun
00:26:03
mau kemana lagi bersyukurlah
00:26:09
tergantung kita punya hati saja kalau
00:26:13
kita
00:26:17
tidak akan pernah dikasih bagus kepada
00:26:20
besar tetapi
00:26:28
ini adalah contoh pembangunan
00:26:30
bersama-sama seluruh warga dunia yang
00:26:33
nggak akan pernah selesai
00:26:35
contoh kolaborasi publik tanpa batas
00:26:37
negara yang akan terus-menerus terjadi
00:26:40
di muka bumi
00:26:43
kemalangan sekelompok manusia adalah
00:26:46
kemalangan seluruh umat manusia
00:26:49
untuk membangun dunia yang lebih baik
00:26:51
seluruh orang-orang baik di dunia ini
00:26:54
harus terus bekerja sama
00:26:56
atas nama Sejahtera semua manusia
00:26:59
seluruh warga dunia tanpa kecuali
00:27:03
[Musik]