00:00:00
Kepada jajaran direksi, pengawas dan penasehat dari Danantara,
00:00:03
izinkan saya sebagai warga yang concern
00:00:05
tapi disaat yang sama berharap sangat amat besar atas—
00:00:08
yang menurut saya pertaruhan yang luar biasa besar
00:00:11
untuk memajukan Indonesia.
00:00:13
Dengan statement ini, saya masih dihantui dengan
00:00:15
foto Pak Prabowo, Pak SBY, dan Pak Jokowi.
00:00:18
Tapi saya izin coba bedah ini secara objektif.
00:00:33
Saya suka filosofinya Danantara.
00:00:35
Dari katanya aja "Daya" artinya energi,
00:00:37
"Anagata" artinya masa depan,
00:00:39
"Nusantara" merepresentasikan Indonesia baru di 2045.
00:00:43
Sebelum saya lakuin riset mendalam,
00:00:44
saya lihat website-nya dulu.
00:00:45
Saya scroll dan nemuin satu statement yang penting
00:00:47
penting banget di statement misinya.
00:00:49
Mengelola kekayaan negara dengan profesional,
00:00:51
transparan, keberlanjutan sesuai dengan prinsip
00:00:54
good governance untuk mendorong kesejahteraan rakyat.
00:00:58
Kalau dibedah secara kata per kata ya Pak—
00:01:00
saya rasa kepercayaan itu muncul dari 2 hal.
00:01:02
Satu, track record dari apa yang telah dilakuin
00:01:05
selama bertahun-tahun sebelumnya.
00:01:06
Kedua jajaran dan janji yang dikeluarkan saat ini dibentuk.
00:01:10
Untuk teman-teman yang mungkin belum tahu tentang Danantara,
00:01:13
izinin dijelaskan secara singkat.
00:01:15
Karena sebenarnya banyak orang yang udah ngebahas topik ini.
00:01:21
Jadi banyak statement yang bilang ini Sovereign Wealth Fund atau superholding BUMN.
00:01:25
Yang esensinya kumpulin semua aset-aset
00:01:28
yang telah dihasilkan dari BUMN.
00:01:30
Dikumpulin di satu entitas.
00:01:31
Dan Danantara ini melakukan kegiatan investasi.
00:01:34
Dari dibentuk dananya aja hampir Rp10.000 T.
00:01:38
Itu ngalahin fund-fund kayak Temasek dari Singapura
00:01:41
dan banyak banget fund-fund dari negara maju lainnya.
00:01:43
Dari update terakhir setelah peluncuran kita sudah lihat susunan anggota.
00:01:46
Dari direksi—CEO-nya Pak Rosan Roesiani,
00:01:48
COO-nya Dony Oskaria,
00:01:50
dan Pak Pandu Sjahrir sebagai Chief Investment Officer.
00:01:53
Di sini diawasin sama Pak Erick Thohir, Muliaman Hadad, dan Sri Mulyani.
00:01:57
Dewan penasehatnya mantan presiden Pak SBY dan Bapak Joko Widodo.
00:02:02
Ini entitas yang langsung direct answer ke presiden.
00:02:05
Dan kalau boleh jujur, dana yang dikumpulin dari semua bank BUMN—
00:02:09
termasuk PLN, Pertamina, Telkom Indonesia, dan Mind.id—
00:02:13
hal pertama yang gw lihat adalah
00:02:15
luar biasa hebat bisa kekumpul segitu banyak dananya.
00:02:18
Gw pernah bahas di video yang ini
00:02:20
dan gw bikin statement kalau dikumpulin semua uang di Indonesia,
00:02:23
tetap gak cukup buat majuin ekonomi kita.
00:02:25
Dan ternyata gw salah.
00:02:26
Selama ini yang menjadi ketakutan gw bahwa Indonesia
00:02:28
gak akan pernah punya dana yang cukup untuk kita berkembang,
00:02:31
ternyata dipatahkan dengan Danantara.
00:02:33
I'll be honest with you, Danantara ini menurut saya
00:02:36
bisa benar-benar jadi soul savior-nya Indonesia
00:02:39
untuk bikin kita emas di 2045.
00:02:41
Atau bisa jadi awal kehancuran dari
00:02:44
jendela pendek kita untuk majuin seluruh warga negara Indonesia.
00:02:47
Saya mau mulai dari rekap history-nya kenapa Danantara ini ada.
00:02:51
Dan memang gak afdol—
00:02:52
bahwa ini salah satu mimpi dari Ayahanda dari Pak Prabowo.
00:02:55
Sebuah konsep yang sebenarnya sudah di-pitch dari sebelum tahun 2000,
00:02:58
tapi ditolak oleh Orde Baru.
00:03:00
Akhirnya tercapai dan I think this is a very
00:03:02
personal project buat Pak Prabowo.
00:03:04
Cuma mungkin kita harus track back dulu sedikit ya.
00:03:07
Sebelum saya bahas salah satu concern paling gede kita sebaga warga Indonesia
00:03:11
dan harapan besarnya untuk kesuksesan Danantara.
00:03:13
Mari kita putar balik waktu.
00:03:18
Pada dasarnya Indonesia saya lihat ada 3 masalah besar.
00:03:21
Kesehatan, pendidikan, dan lapangan pekerjaan.
00:03:24
Salah satu yang paling basic kenapa IQ warga kita rendah—
00:03:27
karena banyaknya stunting.
00:03:28
Di 1.000 hari pertama anak-anak muda Indonesia
00:03:30
pas gak dapat gizi yang cukup—IQ mereka kecil
00:03:32
dan imunitasnya lebih rendah.
00:03:34
Jadi saya rasa program makan bergizi ini sebenarnya bagus.
00:03:36
Langsung secara tepat menyelesaikan masalah stunting
00:03:39
biar generasi kita selanjutnya IQ-nya gak dangkal.
00:03:42
Tapi masuk ke poin 2, yaitu pendidikan—
00:03:44
yang setiap tahun ngambil 20% dari anggaran APBN.
00:03:47
Tahun lalu sekitar 600 T,
00:03:49
tahun ini harusnya naik ke hampir 700 T.
00:03:51
Tetap dananya belum dikelola dengan baik—menurut saya pribadi ya—
00:03:54
untuk bisa menciptakan generasi baru yang berpikir kritis,
00:03:56
rajin membaca, dan bisa berinovasi.
00:03:58
Lantas nyambung ke poin ke-3—yang menurut saya blundernya itu di tahun 2000-an.
00:04:03
Dulu lapangan pekerjaan Indonesia berkembang secara pesat
00:04:06
pas kita maju secara manufaktur.
00:04:07
Dan saya sering ngomongin di banyak video
00:04:09
tentang premature de-industrialization.
00:04:11
Kita kejebak yang namanya Dutch Disease.
00:04:13
Padahal at one point Indonesia tuh gila banget soal ekspor komputer.
00:04:17
Sekarang fast forward di 2025, hampir gak ada.
00:04:20
Lantas 3 hal ini itu jadi permasalahan yang belum ke-solve sampai sekarang.
00:04:23
Dan problem-nya cuma satu—dua sih sebenarnya.
00:04:25
Tapi yang pertama, kita gak bisa tarik duit.
00:04:27
Tarik balik dari 5 dan 10 tahun terakhir
00:04:30
pas kita butuh duit untuk invest ke 3 masalah itu—
00:04:32
kita gagal memancing FDI.
00:04:35
Dan ini ke-track back dari banyaknya perusahaan global
00:04:38
yang harusnya kalau mereka taruh duit di sini, bisa ngebuka
00:04:40
lapangan pekerjaan dan terjadi transfer knowledge.
00:04:42
Bikin warga kita lebih pintar.
00:04:43
Cuma karena adanya instabilitas politik,
00:04:46
ketidakpastian hukum, dan warga kita yang terlanjur udah tidak ber-skill—
00:04:50
gara-gara tahun 2000-an itu.
00:04:51
Jadi gak ada yang mau invest di Indonesia.
00:04:53
Nominalnya sangat kecil.
00:04:54
Dan inilah harapan paling besar saya terhadap Danantara.
00:04:57
Ternyata ada solusinya.
00:04:59
Dana yang terkumpul luar biasa gede.
00:05:01
Masuk ke Indonesia yang kononnya
00:05:03
mau diinvestasikan di tempat-tempat strategis.
00:05:05
Harusnya bisa solve 3 masalah itu.
00:05:06
Nge-push ekonomi kita yang kita dambain selama ini, yaitu 8%.
00:05:10
Sebelum saya bahas tentang project yang akan di-investasikan—
00:05:13
dan saya orangnya gak mau suudzon bahwa ini pasti gagal—gak.
00:05:16
Justru video ini adalah kepedulian
00:05:18
gimana cara warga bisa ikut turut serta,
00:05:21
ikut mengawal biar project ini gak gagal.
00:05:23
Saya langsung bahas best case scenario-nya.
00:05:29
Dana sebesar itu kalau saya perhatiin dan analisa lagi,
00:05:32
mau dikucurin di beberapa mega project.
00:05:34
Konon di 4 sektor ini.
00:05:36
Renewable energy, high-tech manufacturing,
00:05:38
food estate, dan hilirisasi sumber daya alam.
00:05:41
Ini gila banget.
00:05:42
Menurut saya empat ini udah spot on banget secara plan sama strategi.
00:05:46
Mungkin yang saya jarang lihat di liputan adalah investasi di sektor pendidikan.
00:05:50
Karena mungkin Danantara ini fokusnya ROI-based.
00:05:53
Yang penting kita bisa cuan secara maksimal.
00:05:55
Saya bisa mengerti kenapa pendidikan gak
00:05:57
masuk di beberapa publikasi yang saya cari.
00:05:59
Cuma ini analoginya kayak putar balik waktu.
00:06:02
Apapun yang kita salah dan gagal lakuin selama beberapa tahun terakhir—
00:06:05
hilirisasi yang selalu digaungin, manufaktur yang sempat mati,
00:06:08
hilangin ketergantungan kita ke batubara dan teman-temannya.
00:06:11
Best case scenario-nya ini bakal jadi entitas
00:06:13
yang single-handedly nge-solve 3 masalah yang saya sebut di awal tadi.
00:06:17
Bayangin seberapa banyak lapangan pekerjaan yang diciptakan?
00:06:19
Seberapa besar perkembangan ekonominya?
00:06:21
Dan dieksekusi dengan baik, ultimately sesuai dengan visi yang tertera di website Danantara.
00:06:25
Yaitu untuk kesejahteraan rakyat.
00:06:28
Cuma di setiap analisa sebuah masalah
00:06:30
kita selalu ada approach risk and reward.
00:06:32
Reward-nya apabila Danantara sukses,
00:06:34
saya lumayan yakin ini bisa ngebawa kita ke Indonesia Emas 2045.
00:06:38
Tapi yang saya sebut di awal.
00:06:44
Confidence atau public trust itu didasari dari track record,
00:06:47
dari janji yang disebutkan disaat ini.
00:06:49
Saya jadi tetap mau bahas juga soal worst case scenario.
00:06:56
Buat teman-teman—sebenarnya ini bukan sovereign fund pertama kita.
00:06:59
Sebelumnya ada namanya Indonesia Investment Authority (INA).
00:07:02
Tapi di situ dananya jauh lebih kecil, sekitar $5 billion.
00:07:05
Lantas kita lihat track record-nya.
00:07:06
Sebenarnya belum terlalu kelihatan ini shine.
00:07:08
Dan ada satu cerita yang lumayan menyeramkan kalau menurut saya.
00:07:11
Yaitu fund yang terjadi di Malaysia.
00:07:14
1MDB—sebuah skandal yang sampai sekarang itu kebawa mimpi buruk orang Malaysia.
00:07:19
Itu investasi negara yang diresmiin sama Najib di tahun 2009.
00:07:21
Dari semua yang salah dari eksekusi,
00:07:24
penggelapan dana yang routing di negara-negara aneh,
00:07:27
investasi yang ngaco,
00:07:29
dan yang paling paling keren nih—dana investasi negara
00:07:31
dipakai untuk funding film The Wolf of Wall Street.
00:07:34
Ini bukan cerita bohongan.
00:07:36
Belum lagi lukisan Monet—itu mahal—$35 juta,
00:07:39
Van Gogh $5 juta, Bombardier $35 juta,
00:07:42
sampai kapal pesiar $250 juta.
00:07:45
Itu namanya investasi negara yang mensejahterakan pejabat.
00:07:49
Kalau boleh jujur itu worst case scenario-nya.
00:07:51
Apabila ini gak dilakuin secara profesional
00:07:53
dan terjadi politisasi atau kepentingan-kepentingan pribadi
00:07:57
yang jadi dorongan untuk ke mana uang ini mengalir,
00:08:00
itu salah satu ketakutan paling besar saya.
00:08:02
Karena uang 10.000 triliun itu
00:08:04
seandainya bukan diinvestasikan tapi dibelanjakan.
00:08:08
Misalnya untuk re-invest di pendidikan,
00:08:10
misalnya—bolehlah program makan siang bergizinya dipakai,
00:08:13
social welfare.
00:08:14
Banyak what if yang kalau seandainya ini gagal
00:08:17
dan kalau dipakai untuk hal yang lain itu beneran bisa mensejahterakan masyarakat.
00:08:22
Cuma saya ngerti, ini gak long term.
00:08:24
Karena yang lebih menyeramkan lagi apabila ini gagal,
00:08:26
kita cuma punya jendela di bawah 10 tahun untuk bonus demografi ini.
00:08:30
Kita harus secepat mungkin—semua warga kita yang produktif
00:08:32
itu punya kerjaan dan bisa naik level.
00:08:34
Pas itu jendela kelewatan
00:08:36
dan pemerintah negara kita gagal untuk menyediakan itu,
00:08:38
saya ngerti ini urgensinya sebesar itu untuk Danantara harus sukses.
00:08:42
Mungkin ini permohonan pribadi dari saya seorang warga
00:08:46
yang benar-benar pengin lihat Indonesia maju,
00:08:48
izinkanlah kami untuk bisa mengawal
00:08:50
dan mengawasi Danantara secara publik.
00:08:53
Berikanlah cara untuk membuktikan kepada kami, warga,
00:08:56
bahwa this will be different.
00:08:57
Lantas ini permintaan saya, opini dan kritik
00:09:00
seorang warga yang pengin melihat institusi ini sukses.
00:09:02
Salah satu dari hasil analisa saya
00:09:04
adalah janji dari Pak Presiden Prabowo bahwa
00:09:07
ini akan dilakukan secara good.
00:09:14
Secara profesional artinya harusnya
00:09:16
tidak ada dipoliolitisasi, pure untuk
00:09:19
return on investment dan untuk kesejahteraan rakyat.
00:09:22
Cuma satu Pak yang saya mungkin bisa izin untuk meminta.
00:09:26
Tolong sediakan transparansi.
00:09:28
Saya lihat dari jajaran direksi punya kompetensi
00:09:31
yang harusnya bisa membuat investasi ini sukses.
00:09:33
Walaupun saya agak bertanya ya,
00:09:35
mungkin kenapa dewan pengawas dan penasehatnya
00:09:38
bisa sesuai yang dipilih Pak Prabowo.
00:09:39
Please Pak, untuk ini lakukan se-transparan mungkin.
00:09:42
Bukan berarti kalau ada yang salah kita bakal maki-maki,
00:09:44
tapi itu bakal jadi perbuatan yang jujur
00:09:47
dan kita bisa evaluasi sama-sama.
00:09:49
Tolong hilangkan proses politik dan birokrasi
00:09:51
yang bisa menghabat Danantara untuk bergerak secara profesional.
00:09:54
Mungkin kalau saya pribadi—bisa masukin pihak ketiga
00:09:57
yang bukan dari jajaran pemerintah
00:09:58
sebagai fungsi check and balance.
00:10:00
Pas baca news ini tuh saya seneng banget sebenarnya.
00:10:03
Ada uangnya untuk bikin Indonesia maju.
00:10:05
Tapi mohon maaf kalau misalnya saya punya skeptisisme
00:10:08
berdasarkan track record dan janji-janji yang dibuat.
00:10:10
Ini bakal jadi video saya terakhir sebelum
00:10:13
saya mau berdamai dengan diri sendiri di program Ramadhan saya.
00:10:16
Buat teman-teman sorry kalau video ini panjang.
00:10:18
For once gw ngelihat harapan yang sebenarnya cerah banget untuk Indonesia.
00:10:21
We have the money and resource to grow.
00:10:24
Tapi gw berdo'a dengan segenap hati gw bahwa
00:10:26
semoga ini tidak dilaksanakan dengan amburadul—
00:10:30
yang sempat kita lihat terjadi di track record
00:10:33
10 tahun terakhir di pemerintahan Indonesia.
00:10:35
Kalau semua ini bisa di-address 1%,
00:10:38
apapun yang saya bisa lakuin sebagai warga untuk
00:10:40
melancarkan investasi, memicu 8% economic growth.
00:10:43
In the mean time kita cuma bisa berdo'a
00:10:45
dan berharap ini jadi kendaraan yang bisa bikin negara kita maju.
00:10:47
Then see you in the prigram Ramadhan
00:10:49
tanggal 1-30 bersama Ustadz Felix.
00:10:52
Mungkin kita bakal bahas lagi di podcast.
00:10:54
Bye-bye!