Eps 866 | KEPALSUAN AKADEMIK DAN KARYA ILMIAH INDONESIA TERTINGGI KEDUA DI DUNIA. UGM APA KABAR?

00:17:50
https://www.youtube.com/watch?v=-FydVFXu_k4

Summary

TLDRVideo ini membahas tentang kepalsuan dalam sistem pendidikan di Indonesia, termasuk ijazah Pak Jokowi. Pembicara menyimpulkan bahwa ijazah Pak Jokowi adalah asli dan memberikan bukti serta argumen yang mendukung. Ia juga mengkritik budaya mencontek, nilai-nilai palsu, dan sistem pendidikan yang tidak jujur di Indonesia, serta bagaimana kepalsuan ini mengakar dalam berbagai aspek pendidikan.

Takeaways

  • 📜 Ijazah Pak Jokowi dianggap asli.
  • 📚 Pendidikan di Indonesia penuh kepalsuan.
  • 🤥 Banyak siswa mencontek dan mendapatkan nilai palsu.
  • 👨‍🏫 Banyak guru tidak berkomitmen dan hanya mencari nafkah.
  • 📉 Nilai UN dianggap tidak akurat dan palsu.
  • 🎓 Akreditasi universitas sering kali menurunkan standar.
  • 📝 Karya ilmiah banyak yang merupakan plagiasi.
  • 💻 Jasa pembuatan ijazah palsu mudah ditemukan.
  • 🔍 Nilai rapot tidak dapat diandalkan sebagai indikator kemampuan.
  • ⚖️ Kepalsuan mengakar dalam berbagai aspek pendidikan.

Timeline

  • 00:00:00 - 00:05:00

    Video ini membahas tentang polemik ijazah Pak Jokowi, di mana pembicara menyimpulkan bahwa ijazah tersebut asli. Pembicara mengamati realita pendidikan di Indonesia yang dipenuhi dengan kepalsuan, di mana banyak siswa mencontek dan tugas-tugas yang dikerjakan tidak mencerminkan kejujuran. Hal ini menciptakan sistem pendidikan yang tidak dapat dipercaya, di mana nilai-nilai yang diperoleh siswa sering kali tidak mencerminkan kemampuan mereka yang sebenarnya.

  • 00:05:00 - 00:10:00

    Pembicara melanjutkan dengan menjelaskan bahwa nilai ujian nasional (UN) di Indonesia juga palsu, di mana banyak siswa mendapatkan nilai melalui cara yang tidak jujur. Ia menekankan bahwa sistem pendidikan di Indonesia tidak adil dan tidak transparan, di mana siswa yang bekerja keras sering kali tidak mendapatkan pengakuan yang layak. Pembicara juga menyoroti bahwa kepalsuan ini merembet hingga ke tingkat perguruan tinggi, di mana banyak mahasiswa mendapatkan nilai yang tidak mencerminkan usaha mereka.

  • 00:10:00 - 00:17:50

    Akhirnya, pembicara menyimpulkan bahwa pendidikan di Indonesia secara keseluruhan adalah palsu, dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Ia berargumen bahwa ijazah yang dianggap asli di Indonesia sebenarnya adalah palsu, dan sebaliknya, ijazah yang dianggap palsu bisa jadi adalah yang asli. Dengan demikian, ia menekankan bahwa kepalsuan adalah bagian dari identitas pendidikan di Indonesia, dan ijazah Pak Jokowi, jika terbukti palsu, justru mencerminkan realitas pendidikan di negara ini.

Mind Map

Video Q&A

  • Apa kesimpulan dari video ini tentang ijazah Pak Jokowi?

    Ijazah Pak Jokowi dianggap asli oleh pembicara.

  • Mengapa pendidikan di Indonesia dianggap penuh kepalsuan?

    Karena banyak siswa yang mencontek, nilai yang tidak akurat, dan sistem yang tidak mendukung kejujuran.

  • Apa yang terjadi jika siswa jujur di sekolah?

    Mereka sering kali dibully atau dipersekusi oleh teman-teman dan guru.

  • Bagaimana nilai UN di Indonesia?

    Nilai UN dianggap palsu karena banyaknya kecurangan dan manipulasi.

  • Apa yang dikatakan tentang guru di Indonesia?

    Banyak guru yang tidak berkomitmen dan hanya mencari nafkah.

  • Apa yang terjadi dengan akreditasi di universitas?

    Universitas sering kali menurunkan standar untuk meningkatkan akreditasi.

  • Apa yang dimaksud dengan ijazah palsu?

    Ijazah yang dibuat tanpa mengikuti proses pendidikan yang sah.

  • Bagaimana cara mendapatkan ijazah palsu di Indonesia?

    Banyak layanan yang menawarkan pembuatan ijazah palsu secara online.

  • Apa yang terjadi dengan karya ilmiah di Indonesia?

    Banyak karya ilmiah yang merupakan hasil plagiasi.

  • Apa yang disarankan untuk memeriksa kejujuran pendidikan di Indonesia?

    Melihat nilai rapot dan hasil ujian yang tidak konsisten.

View more video summaries

Get instant access to free YouTube video summaries powered by AI!
Subtitles
id
Auto Scroll:
  • 00:00:00
    Assalamualaikum beres. Selamat datang
  • 00:00:01
    kembali di Guru Gembul Channel. Selama
  • 00:00:03
    beberapa waktu saya tidak mengambil
  • 00:00:05
    sebuah kesimpulan dan keputusan terkait
  • 00:00:07
    dengan polemik ijazah Pak Jokowi. Asli
  • 00:00:10
    atau palsu. Saya mengamatinya, saya
  • 00:00:13
    melihatnya, tapi saya menolak untuk
  • 00:00:15
    mengambil kesimpulan sesegera mungkin.
  • 00:00:17
    Tapi hari ini ketika video ini dibuat,
  • 00:00:19
    akhirnya saya mengambil kesimpulan bahwa
  • 00:00:22
    ijazah Pak Jokowi itu asli. Jadi, baraya
  • 00:00:24
    silakan tidur dengan nyenyak karena di
  • 00:00:26
    episode ini kita akan memberikan
  • 00:00:29
    bukti-bukti dan argumentasi-argumentasi
  • 00:00:31
    yang valid yang tidak akan bisa dibantah
  • 00:00:33
    oleh Pak Rismon maupun Pak Roy Suryo
  • 00:00:35
    terkait dengan ijazah asli Pak Jokowi.
  • 00:00:38
    Simak videonya sampai tuntas. Yuk, kita
  • 00:00:50
    bahas. Kita mulai dari realita
  • 00:00:53
    pendidikan di Indonesia yang hampir
  • 00:00:54
    semuanya itu terkait dengan kepalsuan
  • 00:00:57
    atau dipenuhi bahkan dengan kepalsuan.
  • 00:00:59
    Kalau baraya pernah bersekolah, baraya
  • 00:01:01
    akan menyadari hal yang sama kalau
  • 00:01:03
    sekolahnya di Indonesia. yaitu sebagian
  • 00:01:05
    besar anak-anak akan mencontek ketika
  • 00:01:08
    mengerjakan tugas, ketika mengerjakan
  • 00:01:11
    makalah, atau ketika mereka ulangan.
  • 00:01:14
    Ketika ada anak yang jujur, maka anak
  • 00:01:17
    itu akan dibully sebagai anak yang tidak
  • 00:01:20
    mau mengasih contekan, sebagai anak yang
  • 00:01:22
    pelit, sebagai anak yang tidak suka
  • 00:01:24
    bergaul dengan teman-temannya. Dan
  • 00:01:26
    ketika si anak itu bukan hanya jujur,
  • 00:01:28
    tetapi bahkan melaporkan teman-temannya
  • 00:01:31
    yang menyontek kepada guru, maka dia
  • 00:01:33
    akan dipersekusi selama berhari-hari,
  • 00:01:36
    berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan
  • 00:01:38
    sampai ada yang tidak mau bersekolah di
  • 00:01:40
    sana lagi. Karena persekusi yang sangat
  • 00:01:41
    kuat itu justru menimpa orang-orang yang
  • 00:01:44
    sangat jujur di Indonesia. Itu adalah
  • 00:01:47
    hal yang sangat ironi di Indonesia. Tapi
  • 00:01:50
    kesimpulannya adalah soal nilai-nilai di
  • 00:01:53
    sekolah maka itu penuh dengan kepalsuan
  • 00:01:56
    tentu saja karena didominasi oleh
  • 00:01:57
    orang-orang yang nyontek. Ketika anak
  • 00:01:59
    juga mengerjakan tugas maka tugas-tugas
  • 00:02:01
    yang diberikan guru kepada mereka itu
  • 00:02:03
    juga adalah tugas yang penuh dengan
  • 00:02:05
    kepalsuan. Karena anak-anak itu akan
  • 00:02:07
    copy paste dari internet. Kemudian
  • 00:02:10
    mereka tidak menambahkan, tidak
  • 00:02:12
    mengurangi, mereka tidak menganalisis,
  • 00:02:13
    bahkan mereka tidak membaca kecuali
  • 00:02:15
    mereka hanya mengganti nama penulisnya
  • 00:02:18
    menjadi nama kelompok mereka. kemudian
  • 00:02:20
    dikumpulkan sebagai tugas dari mereka
  • 00:02:21
    dan dikatakan, "Pak atau Bu, ini
  • 00:02:23
    tugasnya sudah selesai." Maka dalam hal
  • 00:02:25
    itu pun kita mengetahui bahwa
  • 00:02:27
    tugas-tugas yang dilaksanakan oleh
  • 00:02:29
    anak-anak di sekolah kita itu adalah
  • 00:02:31
    tugas-tugas yang palsu. Kemudian kalau
  • 00:02:34
    misalkan baraya melihat rapot anak-anak
  • 00:02:36
    di Indonesia, itu pun sebenarnya adalah
  • 00:02:38
    palsu. Palsunya bahkan berganda
  • 00:02:40
    nilai-nilai rapotnya itu. Yang pertama
  • 00:02:43
    adalah
  • 00:02:44
    karena banyak anak-anak yang mendapatkan
  • 00:02:47
    nilai itu dari mencontek seperti yang
  • 00:02:48
    barusan dijelaskan. Dan yang lebih
  • 00:02:50
    pentingnya adalah bahwa guru-guru itu
  • 00:02:52
    memberi nilai itu biasanya juga palsu.
  • 00:02:55
    Guru-guru ngasih nilai itu biasanya
  • 00:02:57
    setelah dikatrol sedemikian sehingga
  • 00:03:00
    anak yang kerja keras habis-habisan
  • 00:03:03
    untuk mendapatkan nilai tinggi itu
  • 00:03:04
    biasanya nilainya selisihnya tidak
  • 00:03:06
    terlalu besar dengan anak yang leha-leha
  • 00:03:08
    dan nyontek dan enggak usah ngerjain
  • 00:03:10
    apa-apa. Silakan baraya cek. Baraya yang
  • 00:03:12
    misalkan pelajaran matematikanya jelek,
  • 00:03:14
    udah kayak giman pun jelek, itu pas
  • 00:03:16
    dirapot itu nilainya enggak akan beda
  • 00:03:18
    jauh dengan orang yang dianggap paling
  • 00:03:19
    pintar dalam pelajaran matematika. I kan
  • 00:03:22
    karena gurunya sendiri terbiasa untuk
  • 00:03:24
    mengkatrol nilai-nilai yang ada di
  • 00:03:26
    sekolah. Kenapa guru seperti itu? Ya,
  • 00:03:28
    karena terjebak pada sistem yang salah.
  • 00:03:31
    Jadi waktu sekolah nilainya palsu,
  • 00:03:34
    ulangan nilainya palsu, tugas nilainya
  • 00:03:36
    palsu. Ketika mendapatkan rapot,
  • 00:03:38
    rapotnya juga mendapatkan nilai yang
  • 00:03:40
    palsu. Kemudian ketika ujian akhir,
  • 00:03:42
    katakanlah misalkan UN yang
  • 00:03:44
    kemarin-kemarin ya, saya bersumpah, saya
  • 00:03:47
    bersaksi, saya pernah menjadi siswa dan
  • 00:03:49
    saya pernah menjadi guru dan saya juga
  • 00:03:51
    pernah menjadi kepala sekolah. Saya
  • 00:03:53
    bersumpah bahwa UN itu nilainya palsu.
  • 00:03:56
    Waktu saya SD, saya ikutan EPANAS atau
  • 00:04:00
    yang sekarang sebut saja namanya UN itu
  • 00:04:02
    soalnya dibocorkan oleh kepala sekolah
  • 00:04:04
    sendiri. Dan ketika saya balik
  • 00:04:06
    melaporkan, "Bu, ini teman-teman saya
  • 00:04:08
    dapat bocoran dan mencontek saya yang
  • 00:04:10
    dibully." Bukan hanya oleh teman-teman
  • 00:04:12
    saya sekelas, tapi oleh guru dan kepala
  • 00:04:15
    sekolah. Saya dibully sama mereka
  • 00:04:16
    gara-gara saya jujur. Itulah yang
  • 00:04:18
    terjadi di Indonesia. Ketika saya
  • 00:04:20
    menjadi guru dan kemudian menjadi kepala
  • 00:04:22
    sekolah, saya bersaksi menjelang UN itu
  • 00:04:25
    kepala sekolah dikumpulkan oleh Dinas
  • 00:04:27
    Pendidikan untuk membicarakan bagaimana
  • 00:04:29
    cara mengakali nilai UN. Ada yang
  • 00:04:33
    dihapus, diganti jawabannya, ada yang
  • 00:04:35
    apa segala rupa. Jadi kalau misalkan
  • 00:04:37
    baraya ngomong ada menteri pendidikan
  • 00:04:38
    yang mengatakan bahwa Indonesia itu pas
  • 00:04:40
    UN-UN-nya itu murni, itu bullshit, itu
  • 00:04:42
    bohong. Nilai UN di Indonesia itu palsu
  • 00:04:46
    semuanya. Makanya kalau misalkan baraya
  • 00:04:48
    mau cek orang Papua yang sumber daya
  • 00:04:51
    pendidikannya masih sangat terbatas,
  • 00:04:53
    yang fasilitasnya terbatas,
  • 00:04:54
    infrastrukturnya terbatas dan
  • 00:04:56
    sebagainya, nilainya bisa mirip-mirip
  • 00:04:58
    banget dengan Jakarta yang semuanya
  • 00:05:02
    9,9,9% lulus. Baraya yang ahli
  • 00:05:05
    statistik, yang pakar statistik. Saya
  • 00:05:08
    tanya kepada Baraya, mungkinkah ada
  • 00:05:11
    lembaga pendidikan di banyak tempat yang
  • 00:05:14
    fasilitasnya berbeda, yang sumber daya
  • 00:05:17
    manusianya berbeda, yang sumber daya
  • 00:05:18
    guru-gurunya juga berbeda, semuanya
  • 00:05:20
    berbeda. Tapi ketika dihadapkan pada
  • 00:05:22
    soal yang sama, tapi jawabannya pun
  • 00:05:24
    tiba-tiba menjadi sama
  • 00:05:26
    99,9% lulus. Enggak mungkin UN itu
  • 00:05:29
    bohong-bohongan. Mereka menghabiskan
  • 00:05:31
    begitu banyak waktu. mereka menghabiskan
  • 00:05:33
    begitu banyak anggaran untuk
  • 00:05:34
    menyelenggarakan UN. Padahal itu semua
  • 00:05:36
    hanya omon-omon hanya itu adalah
  • 00:05:38
    kepalsuan. Jadi nilai UN pun palsu.
  • 00:05:41
    Sekarang kan nilai UN-nya dihilangkan.
  • 00:05:43
    Nanti ada lagi ya nanti dipalsukan lagi
  • 00:05:45
    saya yakinkan. Tapi nanti misalkan
  • 00:05:47
    diganti kurikulum merdeka tidak pakai UN
  • 00:05:49
    misalkan, maka kelulusannya pun tetap
  • 00:05:51
    aja direkayasa. Nanti ada yang namanya
  • 00:05:54
    bikin ini, bikin project, bikin itu ada
  • 00:05:56
    dan sebagainya. Itu hanya sekedar
  • 00:05:57
    formalitas saja begitu kan. Makanya
  • 00:06:01
    salah satu karakteristik dari perusahaan
  • 00:06:03
    yang tidak akan maju, yang bernala
  • 00:06:05
    rendah dengan sumber daya manusia yang
  • 00:06:08
    rendah itu adalah ketika sebuah
  • 00:06:09
    perusahaan ngerekrut orang dan dia
  • 00:06:11
    ngelihat nilai rapot dari siswa. Kalau
  • 00:06:13
    di Indonesia itu nalar rendah banget
  • 00:06:15
    karena nilai rapot itu palsu semua.
  • 00:06:17
    Tidak bisa dijadikan kriteria untuk
  • 00:06:19
    menentukan bahwa seseorang itu memiliki
  • 00:06:20
    kapabilitas atau tidak dalam mengerjakan
  • 00:06:22
    satu pekerjaan atau tugas. Tapi ya
  • 00:06:25
    sudahlah ya. E bahkan ketika misalkan ya
  • 00:06:27
    ketika anak itu misalkan lulus atau
  • 00:06:30
    tidak lulus dia punya kesempatan yang
  • 00:06:33
    lain karena jalur kepalsuan di Indonesia
  • 00:06:35
    itu sangat luas dan sangat banyak. Apa
  • 00:06:37
    itu? Kalau memang kita susah untuk lulus
  • 00:06:40
    maka baraya tinggal ketik di Google jasa
  • 00:06:43
    ijazah. Maka baraya akan dilimpahi
  • 00:06:45
    informasi dan tawaran tentang bagaimana
  • 00:06:47
    cara bikin ijazah palsu. Baraya bebas
  • 00:06:50
    menentukan nilainya berapa, baraya bebas
  • 00:06:52
    sekolahnya di mana. Baraya bebas lulus
  • 00:06:53
    tahun berapa. dan baraya juga bebas
  • 00:06:55
    mencantumkan nilainya berapa. Itu ijazah
  • 00:06:57
    palsu itu sudah mengakar kuat di
  • 00:07:00
    Indonesia selama berpuluh-puluh tahun
  • 00:07:01
    dan tidak ada satuun penegak hukum yang
  • 00:07:03
    mau ambil pusing untuk urusan itu.
  • 00:07:06
    Padahal si perusahaan-perusahaan itu
  • 00:07:07
    terbuka di internet. Cek aja mereka
  • 00:07:09
    bebas. Bahkan kalau misalkan surat nikah
  • 00:07:12
    palsu mereka sediakan. Surat tanah palsu
  • 00:07:15
    mereka juga bisa sediakan dan
  • 00:07:16
    sebagainya. Gampang sekali bikin
  • 00:07:18
    kepalsuan-kepalsuan di Indonesia. Itu
  • 00:07:20
    kalau misalkan sudah lulus ee sekolah.
  • 00:07:23
    Kalau Baraya kemudian sejak lulus
  • 00:07:25
    sekolah itu memutuskan untuk bekerja,
  • 00:07:28
    maka baraya pas masuk bekerja itu baraya
  • 00:07:31
    juga akan berhadapan dengan kepalsuan.
  • 00:07:33
    Karena apa? Karena baraya yang
  • 00:07:35
    habis-habisan bekerja keras untuk
  • 00:07:37
    belajar, untuk berlatih dan sebagainya
  • 00:07:39
    akan dikalahkan oleh orang dalam atau
  • 00:07:41
    oleh orang yang menyuap itu juga penuh
  • 00:07:43
    kepalsuan. Maka tenaga kerja-tenaga
  • 00:07:45
    kerja di Indonesia itu penuh kepalsuan
  • 00:07:47
    juga. Atau kalau misalkan baraya
  • 00:07:49
    memutuskan untuk menjadi kuliah ya atau
  • 00:07:51
    jadi mahasiswa di situ juga penuh
  • 00:07:54
    kepalsuan. Jadi ada yang masuk lewat
  • 00:07:56
    jalur orang dalam, ada yang masuk lewat
  • 00:07:58
    suap dan sebagainya. Dan ketika misalkan
  • 00:08:00
    di
  • 00:08:01
    kampus mencontek masih berlaku, nyalin
  • 00:08:05
    tugas dari teman masih berlaku, copi
  • 00:08:07
    paste dari internet masih berlaku dan
  • 00:08:09
    lain sebagainya masih berlaku. Dan
  • 00:08:11
    karena ini sekarang levelnya sudah
  • 00:08:12
    mahasiswa maka ada tambahan kepalsuan
  • 00:08:15
    berikutnya. tambahan jalur kepalsuan
  • 00:08:17
    berikutnya. Kalau baraya adalah
  • 00:08:19
    mahasiswi seorang perempuan, maka baraya
  • 00:08:22
    bisa mentransaksikan layanan seksual
  • 00:08:24
    baraya itu dengan dosen-dosen. Nah, itu
  • 00:08:26
    juga sudah umum terjadi di Indonesia.
  • 00:08:28
    Jadi, baraya dapat nilai ya nilainya
  • 00:08:30
    segimana dosen aja, tapi si dosennya
  • 00:08:32
    juga harus dipersilakan untuk melakukan
  • 00:08:34
    apapun pada tubuh baraya. N itu juga
  • 00:08:36
    sudah menjadi sesuatu yang lumrah dan
  • 00:08:38
    menjadi bagian dari jalur kepalsuan di
  • 00:08:40
    Indonesia, gitu kan. Nah, setelah
  • 00:08:43
    misalkan baraya dapat nilai, dapat IPK
  • 00:08:46
    misalkan IPK-nya di Indonesia juga
  • 00:08:48
    palsu. Baraya coba Baraya ngecek enggak
  • 00:08:52
    sejak tahun 2016 sampai sekarang
  • 00:08:54
    anak-anak kuliah itu begitu mudahnya
  • 00:08:56
    untuk dapat IPK kumlaud di UGM itu
  • 00:09:00
    sekitar 67 sampai 70% dari lulusannya
  • 00:09:03
    sejak tahun 2016 itu kumlaud semua.
  • 00:09:05
    Begituun dengan di
  • 00:09:06
    universitas-universitas yang lain
  • 00:09:08
    kebanyakan itu dapat nilainya kumlaud.
  • 00:09:10
    pas angkatan saya atau sebelum saya itu
  • 00:09:12
    setengah mati untuk dapat kum laut. Tapi
  • 00:09:13
    kalau misalkan sekarang mahasiswa yang
  • 00:09:15
    abal-abal aja, yang jarang masuk aja
  • 00:09:17
    bisa dapat nilai IPK kumlaud. Kenapa
  • 00:09:19
    seperti itu? Karena ada sistem
  • 00:09:21
    akreditasi. Sistem akreditasi itu
  • 00:09:23
    maksudnya kalau misalkan kampus itu
  • 00:09:25
    meluluskan mahasiswa-mahasiswa jempolan
  • 00:09:27
    yang pintar-pintar, yang nilainya
  • 00:09:28
    tinggi, maka mereka akreditasinya akan
  • 00:09:30
    baik, gitu kan. Dan karena itu alih-alih
  • 00:09:33
    kampus itu berpikir bagaimana caranya
  • 00:09:35
    untuk menambah e kinerja dan kemampuan
  • 00:09:38
    mereka dalam mengajar. mereka lebih
  • 00:09:40
    memilih dimurahkan saja IPK-nya. Dan
  • 00:09:42
    terjadilah di Indonesia, IPK anak-anak
  • 00:09:44
    yang lulusan di Indonesia sekarang
  • 00:09:46
    kebanyakan itu nilainya kum laud. Palsu
  • 00:09:49
    lagi di situ kan. Dan lagi-lagi ketika
  • 00:09:52
    mereka kemudian mau bikin skripsi itu
  • 00:09:54
    jalur untuk mencapai kepalsuannya itu
  • 00:09:57
    banyak. Lewat joki ada tersedia R2 juta
  • 00:10:01
    Rp3 juta itu sudah selesai. Atau
  • 00:10:04
    misalkan baraya lagi-lagi kayak K tadi
  • 00:10:06
    beli ijazah palsu itu juga tersedia
  • 00:10:08
    dengan sangat mudah. Mudah sekali.
  • 00:10:10
    Ijazah untuk kampus itu ya sekitar R
  • 00:10:12
    jutaan lah. Jadi silakan baraya kalau
  • 00:10:15
    misalkan mau daftar cari di Google
  • 00:10:18
    silakan. Itu mudah sekali dicari. Jasa
  • 00:10:20
    ijazah atau pembuatan ijazah palsu atau
  • 00:10:22
    pembuatan ijazah asli. Bahkan nulis
  • 00:10:25
    pembuatan ijazah asli pun baraya akan
  • 00:10:27
    mendapatkan perusahaan-perusahaan yang
  • 00:10:28
    menawarkan ijazah palsu. Begitu. Nah,
  • 00:10:32
    begitu. Kalau misalkan kemudian setelah
  • 00:10:34
    kuliah baraya memutuskan untuk jadi S2
  • 00:10:36
    atau S3 misalkan kemudian baraya jadi
  • 00:10:38
    dosen gitu ya. Dosen itu kan baraya
  • 00:10:40
    harus nulis jurnal. Nah, nulis jurnal di
  • 00:10:42
    Indonesia juga itu banyak sekali
  • 00:10:44
    kepalsuannya, banyak
  • 00:10:46
    plagiasinya, banyak copasnya dan lain
  • 00:10:49
    sebagainya. Indonesia saat ini, kucing
  • 00:10:52
    saat ini, kucing eh kucing Indonesia
  • 00:10:55
    saat ini itu menempati posisi kedua
  • 00:10:59
    sebagai negara dengan
  • 00:11:01
    ketidakjujuran terbesar di dunia
  • 00:11:03
    pendidikan. Jadi di antara semua negara
  • 00:11:07
    Indonesia itu paling tidak jujur kedua
  • 00:11:10
    dengan tingkat kejujurannya itu kalau
  • 00:11:12
    tidak salah itu hanya sekitar 13 sampai
  • 00:11:14
    16%-an saja di Indonesia itu. Jadi kalau
  • 00:11:18
    misalkan baraya jadi guru besar, guru
  • 00:11:20
    besarnya itu sangat berpotensi itu palsu
  • 00:11:22
    karena karya ilmiahnya itu adalah karya
  • 00:11:24
    ilmiah jiplakan gitu ya. Kemudian ya
  • 00:11:27
    yang kayak gitu. Rocky Grung juga pernah
  • 00:11:29
    ngobrol sama saya dan dia mengatakan
  • 00:11:31
    bahwa karya-karya ilmiah guru besar-guru
  • 00:11:34
    besar di Indonesia sekarang itu
  • 00:11:35
    kebanyakan palsu. Dan dia menawarkan
  • 00:11:38
    kepada saya, "Saya bisa buktikan. Kalau
  • 00:11:41
    memang mau dibuktikan itu bisa."
  • 00:11:43
    katanya. Ya. Dan seterusnya. Beliau kan
  • 00:11:45
    orang UI ya. Berarti apakah di UI itu
  • 00:11:48
    banyak guru besar-guru besar palsu? Ya,
  • 00:11:50
    tidak tahu juga. Tapi ada ada Pak Bahlil
  • 00:11:52
    kemarin itu yang disertasinya juga ya
  • 00:11:56
    kayak gitulah ya. Jadi di dunia
  • 00:11:58
    pendidikan Indonesia itu semuanya tuh
  • 00:12:00
    palsu. Apa-apanya tuh palsu. Dari level
  • 00:12:03
    SD, SMP, SMA sampai kuliah sampai dia
  • 00:12:06
    jadi dosen, sampai dia jadi profesor itu
  • 00:12:08
    banyak kepalsuan. Banyak di Indonesia
  • 00:12:10
    profesor-profesor yang sudah ketahuan
  • 00:12:12
    dia itu profesornya palsu, karya
  • 00:12:14
    ilmiahnya palsu, jurnalnya palsu, karya
  • 00:12:17
    tulisnya juga palsu, semuanya teh palsu
  • 00:12:19
    gitu. ada di Indonesia dan luar biasanya
  • 00:12:22
    apa? Mereka memiliki jabatan dan mereka
  • 00:12:25
    diamanahi untuk memegang amanah
  • 00:12:27
    tertentu. Nah, luar biasa kan? Nah,
  • 00:12:29
    lebih lucunya lagi adalah kalau misalkan
  • 00:12:31
    sudah lulus kuliah kemudian jadi guru.
  • 00:12:34
    Itu juga penuh kepalsuan baraya asli
  • 00:12:36
    saya tuh guru dan saya melihat
  • 00:12:38
    benar-benar penuh kepalsuan. Kepalsuan
  • 00:12:40
    yang pertama itu adalah kepalsuan yang
  • 00:12:41
    normatif aja. Normatif ini mah ya. Jadi
  • 00:12:44
    saya pernah nantang kepada Baraya dan
  • 00:12:46
    silakan sekarang baraya lakukan hal yang
  • 00:12:47
    sama. Kalau baraya memiliki akses untuk
  • 00:12:50
    lihat grup WA guru-guru SD, SMP, SMA,
  • 00:12:55
    sekolah negeri, silakan lihat isinya.
  • 00:12:58
    Enggak ada yang berhubungan dengan
  • 00:12:59
    pendidikan. Isinya adalah kenaikan
  • 00:13:02
    jabatan,
  • 00:13:04
    sertifikasi,
  • 00:13:05
    administrasi, kemudian ngomongin hal-hal
  • 00:13:08
    yang cabul, diskusi-diskusi yang
  • 00:13:10
    lucu-lucu ala bapak-bapak, ngomongin
  • 00:13:13
    cewek-cewek yang cantik-cantik. Ya,
  • 00:13:14
    kayak gitulah. Enggak ada yang
  • 00:13:15
    berhubungan dengan pendidikan. Silakan
  • 00:13:17
    cek sekarang.
  • 00:13:18
    Baraya kalau punya akses masuk grup ee
  • 00:13:22
    guru sekolah negeri itu enggak ada yang
  • 00:13:24
    berhubungan dengan pendidikan. Karena
  • 00:13:25
    apa? Karena guru-guru itu tuh palsu.
  • 00:13:27
    Guru-guru itu tuh maksudnya mereka tidak
  • 00:13:29
    mau jadi guru. Mereka jadi guru itu
  • 00:13:32
    adalah karena untuk mendapatkan mata
  • 00:13:34
    pencaharian yang paling mungkin bisa
  • 00:13:35
    mereka raih. Itu saja. Jadi apakah
  • 00:13:38
    mereka terobsesi untuk mengajar,
  • 00:13:40
    mendidik, menginspirasi, memotivasi?
  • 00:13:43
    Enggak.
  • 00:13:44
    Mereka enggak mau itu. Mereka sebenarnya
  • 00:13:46
    juga tidak suka itu. Makanya baraya yang
  • 00:13:49
    pernah jadi murid itu baraya ngerasain
  • 00:13:51
    betapa guru-guru itu banyak yang ngasal
  • 00:13:53
    aja asal datang ke kelas walaupun mereka
  • 00:13:55
    sebenarnya tidak berkompeten, tidak
  • 00:13:57
    paham, tidak mengerti dan yang jelas
  • 00:13:59
    mereka juga bahkan tidak dekat dengan
  • 00:14:01
    siswa-siswi mereka sendiri begitu.
  • 00:14:02
    Karena mereka memang bukan guru dan
  • 00:14:04
    tidak pengin jadi guru. Mereka masuk
  • 00:14:06
    jadi guru itu hanya untuk mencari nafkah
  • 00:14:08
    saja. Banyak yang kayak gitu. Silakan
  • 00:14:10
    cek, buktikan kalau tidak salah. Tapi
  • 00:14:12
    kalau misalkan itu tidak cukup, yuk kita
  • 00:14:14
    masuk pada sesuatu yang lebih formal.
  • 00:14:16
    Tadi kan normatif ya. Coba cek misalkan
  • 00:14:18
    gini ya. Eh studi tour yang sekarang
  • 00:14:21
    lagi digoyang sama Pak KDM ya. Studi
  • 00:14:24
    tour itu palsu juga baraya. Selain
  • 00:14:27
    karena ketika baraya datang ke
  • 00:14:29
    tempat-tempat wisata itu baraya hanya
  • 00:14:30
    disuruh ngerjain tugas yang formalitas
  • 00:14:32
    doang gitu ya kan gitu doang ya. Nah,
  • 00:14:35
    itu harganya harganya juga
  • 00:14:38
    palsu. Jadi, si sekolah bayar ke anak e
  • 00:14:42
    bayar ke perusahaan travel itu misalkan
  • 00:14:45
    ya harganya itu
  • 00:14:47
    Rp1.500 itu tapi bayar ke travelnya itu
  • 00:14:49
    kisaran 700500 per anak, tapi ke anaknya
  • 00:14:53
    juga bayarnya harus R2 juta. Itu serius
  • 00:14:55
    cek aja kalau misalkan barang yang
  • 00:14:57
    enggak percaya. Makanya banyak sekali
  • 00:14:58
    studi terstudi terus yang berakhir
  • 00:15:00
    buruk. Karena apa? Karena bisnya jelek,
  • 00:15:02
    sopirnya ngantuk dan sebagainya. Ya,
  • 00:15:05
    karena mereka itu dibayar dengan
  • 00:15:07
    sangat-sangat murah, tapi ke siswanya
  • 00:15:09
    nariknya tinggi. Kenapa seperti itu?
  • 00:15:11
    Karena ada jatah buat kepala sekolah,
  • 00:15:14
    ada jatah buat wakasek, ada jatah buat
  • 00:15:17
    wali kelas, ada jatah buat guru-guru.
  • 00:15:19
    Itu dikasih semuanya setiap studi tour.
  • 00:15:21
    Ngambilnya dari mana? Dari
  • 00:15:23
    siswa-siswa. Serius? Silakan cek
  • 00:15:26
    sendiri. Ngomong langsung datang ke
  • 00:15:27
    perusahaan-perusahaan travel, wawancara
  • 00:15:29
    mereka kalau misalkan baraya tidak
  • 00:15:31
    percaya. itu yang formal yang kayak gitu
  • 00:15:33
    tuh penuh kepalsuan. Baraya seau
  • 00:15:35
    misalkan yang ini nih berenang berenang.
  • 00:15:37
    Wah udah mendung baraya seulan sekali
  • 00:15:41
    kalau SMA SMP kan biasanya disuruh
  • 00:15:42
    berenang ya sama guru olahraga itu juga
  • 00:15:45
    di situ up. Jadi ketika misalkan guru
  • 00:15:48
    sekolah datang ke tempat berenang itu
  • 00:15:51
    kan sebenarnya bayarnya katakanlah
  • 00:15:52
    misalkan setiap siswa itu Rp15.000 tapi
  • 00:15:54
    mereka tuh bakal nawar sampai hanya
  • 00:15:56
    R7.000-an gitu tapi ke siswa tetap
  • 00:15:58
    Rp15.000. Sisanya buat siapa? Ya buat
  • 00:16:00
    guru olahraga. Nah, yang gitu
  • 00:16:02
    kepalsuannya penuh sekali di mana-mana.
  • 00:16:04
    Sekali lagi ya, dari level paling bawah
  • 00:16:06
    sampai level paling atas di dunia
  • 00:16:08
    pendidikan Indonesia itu penuh dengan
  • 00:16:10
    kepalsuan.
  • 00:16:11
    Maka dari ini bisa kita simpulkan bahwa
  • 00:16:14
    pendidikan kita itu adalah palsu.
  • 00:16:16
    Nilainya palsu, hasilnya juga palsu. Dan
  • 00:16:19
    karena itu maka kita bisa simpulkan
  • 00:16:21
    sesuatu di dunia pendidikan di Indonesia
  • 00:16:23
    yang otentik itu adalah yang
  • 00:16:26
    palsu. Kurikulumnya palsu. Gua ganti
  • 00:16:29
    berapa kali sok enggak ngaruh. Itu mah
  • 00:16:31
    cuman untuk ngabisin anggaran baraya.
  • 00:16:33
    Itu mah hanya untuk guant ganti pejabat
  • 00:16:34
    apa kepentingan politik apa. Itu palsu.
  • 00:16:36
    Semuanya palsu. Jadi lagi-lagi
  • 00:16:38
    kesimpulannya adalah sesuatu yang
  • 00:16:40
    otentik di dunia pendidikan kita itu
  • 00:16:42
    adalah
  • 00:16:43
    kepalsuan, gitu. Nah, karena itulah
  • 00:16:46
    baraya maka segala sesuatu yang asli di
  • 00:16:49
    Indonesia itu palsu. Karena kepalsuan
  • 00:16:52
    adalah wujud asli dari pendidikan kita.
  • 00:16:54
    Maka kalau ada ijazah yang asli atau
  • 00:16:57
    yang semacam itu, itu justru yang
  • 00:16:59
    palsu. Itu yang bukan khas Indonesia
  • 00:17:01
    banget gitu. itu bukan identitas banget
  • 00:17:03
    Indonesia. Sebab kalau identitas kita
  • 00:17:05
    yang asil itu adalah yang palsu. Maka
  • 00:17:07
    kalau ada ijazah Pak
  • 00:17:09
    Jokowi yang palsu misalkan terbukti
  • 00:17:12
    palsu. Nah itu tuh asli Baraya itu asli
  • 00:17:15
    Indonesia asli. Karena memang pendidikan
  • 00:17:17
    kita itu adalah penuh kepalsuan. Jadi
  • 00:17:19
    ijazah Pak Jokowi misalkan terbukti
  • 00:17:21
    palsu. Nah selamat terbukti bahwa itu
  • 00:17:24
    adalah ijazah asli asli Indonesia.
  • 00:17:27
    Sedangkan ijazah-ijazah yang asli
  • 00:17:29
    misalkan Roy Suryo gitu, itu ijazah
  • 00:17:31
    palsu. Sebab kayak yang asli di
  • 00:17:33
    Indonesia itu adalah yang penuh
  • 00:17:36
    kepalsuan. Gitu enggak sih, Baraya? Ya
  • 00:17:38
    mungkin saya dianggap berlebihan tapi
  • 00:17:40
    semoga ini bisa dipahami sebagai cara
  • 00:17:43
    saya untuk menyindir dengan cara yang
  • 00:17:45
    tragis. Terima kasih karena sudah
  • 00:17:47
    menyimak. Saya guru gembul pamit.
  • 00:17:48
    Asalamualaikum warahmatullahi
  • 00:17:49
    wabarakatuh. M.
Tags
  • ijazah
  • Jokowi
  • kepalsuan
  • pendidikan
  • mencontek
  • nilai palsu
  • UN
  • guru
  • akreditasi
  • plagiasi