00:00:00
Assalamualaikum beres. Selamat datang
00:00:01
kembali di Guru Gembul Channel. Selama
00:00:03
beberapa waktu saya tidak mengambil
00:00:05
sebuah kesimpulan dan keputusan terkait
00:00:07
dengan polemik ijazah Pak Jokowi. Asli
00:00:10
atau palsu. Saya mengamatinya, saya
00:00:13
melihatnya, tapi saya menolak untuk
00:00:15
mengambil kesimpulan sesegera mungkin.
00:00:17
Tapi hari ini ketika video ini dibuat,
00:00:19
akhirnya saya mengambil kesimpulan bahwa
00:00:22
ijazah Pak Jokowi itu asli. Jadi, baraya
00:00:24
silakan tidur dengan nyenyak karena di
00:00:26
episode ini kita akan memberikan
00:00:29
bukti-bukti dan argumentasi-argumentasi
00:00:31
yang valid yang tidak akan bisa dibantah
00:00:33
oleh Pak Rismon maupun Pak Roy Suryo
00:00:35
terkait dengan ijazah asli Pak Jokowi.
00:00:38
Simak videonya sampai tuntas. Yuk, kita
00:00:50
bahas. Kita mulai dari realita
00:00:53
pendidikan di Indonesia yang hampir
00:00:54
semuanya itu terkait dengan kepalsuan
00:00:57
atau dipenuhi bahkan dengan kepalsuan.
00:00:59
Kalau baraya pernah bersekolah, baraya
00:01:01
akan menyadari hal yang sama kalau
00:01:03
sekolahnya di Indonesia. yaitu sebagian
00:01:05
besar anak-anak akan mencontek ketika
00:01:08
mengerjakan tugas, ketika mengerjakan
00:01:11
makalah, atau ketika mereka ulangan.
00:01:14
Ketika ada anak yang jujur, maka anak
00:01:17
itu akan dibully sebagai anak yang tidak
00:01:20
mau mengasih contekan, sebagai anak yang
00:01:22
pelit, sebagai anak yang tidak suka
00:01:24
bergaul dengan teman-temannya. Dan
00:01:26
ketika si anak itu bukan hanya jujur,
00:01:28
tetapi bahkan melaporkan teman-temannya
00:01:31
yang menyontek kepada guru, maka dia
00:01:33
akan dipersekusi selama berhari-hari,
00:01:36
berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan
00:01:38
sampai ada yang tidak mau bersekolah di
00:01:40
sana lagi. Karena persekusi yang sangat
00:01:41
kuat itu justru menimpa orang-orang yang
00:01:44
sangat jujur di Indonesia. Itu adalah
00:01:47
hal yang sangat ironi di Indonesia. Tapi
00:01:50
kesimpulannya adalah soal nilai-nilai di
00:01:53
sekolah maka itu penuh dengan kepalsuan
00:01:56
tentu saja karena didominasi oleh
00:01:57
orang-orang yang nyontek. Ketika anak
00:01:59
juga mengerjakan tugas maka tugas-tugas
00:02:01
yang diberikan guru kepada mereka itu
00:02:03
juga adalah tugas yang penuh dengan
00:02:05
kepalsuan. Karena anak-anak itu akan
00:02:07
copy paste dari internet. Kemudian
00:02:10
mereka tidak menambahkan, tidak
00:02:12
mengurangi, mereka tidak menganalisis,
00:02:13
bahkan mereka tidak membaca kecuali
00:02:15
mereka hanya mengganti nama penulisnya
00:02:18
menjadi nama kelompok mereka. kemudian
00:02:20
dikumpulkan sebagai tugas dari mereka
00:02:21
dan dikatakan, "Pak atau Bu, ini
00:02:23
tugasnya sudah selesai." Maka dalam hal
00:02:25
itu pun kita mengetahui bahwa
00:02:27
tugas-tugas yang dilaksanakan oleh
00:02:29
anak-anak di sekolah kita itu adalah
00:02:31
tugas-tugas yang palsu. Kemudian kalau
00:02:34
misalkan baraya melihat rapot anak-anak
00:02:36
di Indonesia, itu pun sebenarnya adalah
00:02:38
palsu. Palsunya bahkan berganda
00:02:40
nilai-nilai rapotnya itu. Yang pertama
00:02:43
adalah
00:02:44
karena banyak anak-anak yang mendapatkan
00:02:47
nilai itu dari mencontek seperti yang
00:02:48
barusan dijelaskan. Dan yang lebih
00:02:50
pentingnya adalah bahwa guru-guru itu
00:02:52
memberi nilai itu biasanya juga palsu.
00:02:55
Guru-guru ngasih nilai itu biasanya
00:02:57
setelah dikatrol sedemikian sehingga
00:03:00
anak yang kerja keras habis-habisan
00:03:03
untuk mendapatkan nilai tinggi itu
00:03:04
biasanya nilainya selisihnya tidak
00:03:06
terlalu besar dengan anak yang leha-leha
00:03:08
dan nyontek dan enggak usah ngerjain
00:03:10
apa-apa. Silakan baraya cek. Baraya yang
00:03:12
misalkan pelajaran matematikanya jelek,
00:03:14
udah kayak giman pun jelek, itu pas
00:03:16
dirapot itu nilainya enggak akan beda
00:03:18
jauh dengan orang yang dianggap paling
00:03:19
pintar dalam pelajaran matematika. I kan
00:03:22
karena gurunya sendiri terbiasa untuk
00:03:24
mengkatrol nilai-nilai yang ada di
00:03:26
sekolah. Kenapa guru seperti itu? Ya,
00:03:28
karena terjebak pada sistem yang salah.
00:03:31
Jadi waktu sekolah nilainya palsu,
00:03:34
ulangan nilainya palsu, tugas nilainya
00:03:36
palsu. Ketika mendapatkan rapot,
00:03:38
rapotnya juga mendapatkan nilai yang
00:03:40
palsu. Kemudian ketika ujian akhir,
00:03:42
katakanlah misalkan UN yang
00:03:44
kemarin-kemarin ya, saya bersumpah, saya
00:03:47
bersaksi, saya pernah menjadi siswa dan
00:03:49
saya pernah menjadi guru dan saya juga
00:03:51
pernah menjadi kepala sekolah. Saya
00:03:53
bersumpah bahwa UN itu nilainya palsu.
00:03:56
Waktu saya SD, saya ikutan EPANAS atau
00:04:00
yang sekarang sebut saja namanya UN itu
00:04:02
soalnya dibocorkan oleh kepala sekolah
00:04:04
sendiri. Dan ketika saya balik
00:04:06
melaporkan, "Bu, ini teman-teman saya
00:04:08
dapat bocoran dan mencontek saya yang
00:04:10
dibully." Bukan hanya oleh teman-teman
00:04:12
saya sekelas, tapi oleh guru dan kepala
00:04:15
sekolah. Saya dibully sama mereka
00:04:16
gara-gara saya jujur. Itulah yang
00:04:18
terjadi di Indonesia. Ketika saya
00:04:20
menjadi guru dan kemudian menjadi kepala
00:04:22
sekolah, saya bersaksi menjelang UN itu
00:04:25
kepala sekolah dikumpulkan oleh Dinas
00:04:27
Pendidikan untuk membicarakan bagaimana
00:04:29
cara mengakali nilai UN. Ada yang
00:04:33
dihapus, diganti jawabannya, ada yang
00:04:35
apa segala rupa. Jadi kalau misalkan
00:04:37
baraya ngomong ada menteri pendidikan
00:04:38
yang mengatakan bahwa Indonesia itu pas
00:04:40
UN-UN-nya itu murni, itu bullshit, itu
00:04:42
bohong. Nilai UN di Indonesia itu palsu
00:04:46
semuanya. Makanya kalau misalkan baraya
00:04:48
mau cek orang Papua yang sumber daya
00:04:51
pendidikannya masih sangat terbatas,
00:04:53
yang fasilitasnya terbatas,
00:04:54
infrastrukturnya terbatas dan
00:04:56
sebagainya, nilainya bisa mirip-mirip
00:04:58
banget dengan Jakarta yang semuanya
00:05:02
9,9,9% lulus. Baraya yang ahli
00:05:05
statistik, yang pakar statistik. Saya
00:05:08
tanya kepada Baraya, mungkinkah ada
00:05:11
lembaga pendidikan di banyak tempat yang
00:05:14
fasilitasnya berbeda, yang sumber daya
00:05:17
manusianya berbeda, yang sumber daya
00:05:18
guru-gurunya juga berbeda, semuanya
00:05:20
berbeda. Tapi ketika dihadapkan pada
00:05:22
soal yang sama, tapi jawabannya pun
00:05:24
tiba-tiba menjadi sama
00:05:26
99,9% lulus. Enggak mungkin UN itu
00:05:29
bohong-bohongan. Mereka menghabiskan
00:05:31
begitu banyak waktu. mereka menghabiskan
00:05:33
begitu banyak anggaran untuk
00:05:34
menyelenggarakan UN. Padahal itu semua
00:05:36
hanya omon-omon hanya itu adalah
00:05:38
kepalsuan. Jadi nilai UN pun palsu.
00:05:41
Sekarang kan nilai UN-nya dihilangkan.
00:05:43
Nanti ada lagi ya nanti dipalsukan lagi
00:05:45
saya yakinkan. Tapi nanti misalkan
00:05:47
diganti kurikulum merdeka tidak pakai UN
00:05:49
misalkan, maka kelulusannya pun tetap
00:05:51
aja direkayasa. Nanti ada yang namanya
00:05:54
bikin ini, bikin project, bikin itu ada
00:05:56
dan sebagainya. Itu hanya sekedar
00:05:57
formalitas saja begitu kan. Makanya
00:06:01
salah satu karakteristik dari perusahaan
00:06:03
yang tidak akan maju, yang bernala
00:06:05
rendah dengan sumber daya manusia yang
00:06:08
rendah itu adalah ketika sebuah
00:06:09
perusahaan ngerekrut orang dan dia
00:06:11
ngelihat nilai rapot dari siswa. Kalau
00:06:13
di Indonesia itu nalar rendah banget
00:06:15
karena nilai rapot itu palsu semua.
00:06:17
Tidak bisa dijadikan kriteria untuk
00:06:19
menentukan bahwa seseorang itu memiliki
00:06:20
kapabilitas atau tidak dalam mengerjakan
00:06:22
satu pekerjaan atau tugas. Tapi ya
00:06:25
sudahlah ya. E bahkan ketika misalkan ya
00:06:27
ketika anak itu misalkan lulus atau
00:06:30
tidak lulus dia punya kesempatan yang
00:06:33
lain karena jalur kepalsuan di Indonesia
00:06:35
itu sangat luas dan sangat banyak. Apa
00:06:37
itu? Kalau memang kita susah untuk lulus
00:06:40
maka baraya tinggal ketik di Google jasa
00:06:43
ijazah. Maka baraya akan dilimpahi
00:06:45
informasi dan tawaran tentang bagaimana
00:06:47
cara bikin ijazah palsu. Baraya bebas
00:06:50
menentukan nilainya berapa, baraya bebas
00:06:52
sekolahnya di mana. Baraya bebas lulus
00:06:53
tahun berapa. dan baraya juga bebas
00:06:55
mencantumkan nilainya berapa. Itu ijazah
00:06:57
palsu itu sudah mengakar kuat di
00:07:00
Indonesia selama berpuluh-puluh tahun
00:07:01
dan tidak ada satuun penegak hukum yang
00:07:03
mau ambil pusing untuk urusan itu.
00:07:06
Padahal si perusahaan-perusahaan itu
00:07:07
terbuka di internet. Cek aja mereka
00:07:09
bebas. Bahkan kalau misalkan surat nikah
00:07:12
palsu mereka sediakan. Surat tanah palsu
00:07:15
mereka juga bisa sediakan dan
00:07:16
sebagainya. Gampang sekali bikin
00:07:18
kepalsuan-kepalsuan di Indonesia. Itu
00:07:20
kalau misalkan sudah lulus ee sekolah.
00:07:23
Kalau Baraya kemudian sejak lulus
00:07:25
sekolah itu memutuskan untuk bekerja,
00:07:28
maka baraya pas masuk bekerja itu baraya
00:07:31
juga akan berhadapan dengan kepalsuan.
00:07:33
Karena apa? Karena baraya yang
00:07:35
habis-habisan bekerja keras untuk
00:07:37
belajar, untuk berlatih dan sebagainya
00:07:39
akan dikalahkan oleh orang dalam atau
00:07:41
oleh orang yang menyuap itu juga penuh
00:07:43
kepalsuan. Maka tenaga kerja-tenaga
00:07:45
kerja di Indonesia itu penuh kepalsuan
00:07:47
juga. Atau kalau misalkan baraya
00:07:49
memutuskan untuk menjadi kuliah ya atau
00:07:51
jadi mahasiswa di situ juga penuh
00:07:54
kepalsuan. Jadi ada yang masuk lewat
00:07:56
jalur orang dalam, ada yang masuk lewat
00:07:58
suap dan sebagainya. Dan ketika misalkan
00:08:00
di
00:08:01
kampus mencontek masih berlaku, nyalin
00:08:05
tugas dari teman masih berlaku, copi
00:08:07
paste dari internet masih berlaku dan
00:08:09
lain sebagainya masih berlaku. Dan
00:08:11
karena ini sekarang levelnya sudah
00:08:12
mahasiswa maka ada tambahan kepalsuan
00:08:15
berikutnya. tambahan jalur kepalsuan
00:08:17
berikutnya. Kalau baraya adalah
00:08:19
mahasiswi seorang perempuan, maka baraya
00:08:22
bisa mentransaksikan layanan seksual
00:08:24
baraya itu dengan dosen-dosen. Nah, itu
00:08:26
juga sudah umum terjadi di Indonesia.
00:08:28
Jadi, baraya dapat nilai ya nilainya
00:08:30
segimana dosen aja, tapi si dosennya
00:08:32
juga harus dipersilakan untuk melakukan
00:08:34
apapun pada tubuh baraya. N itu juga
00:08:36
sudah menjadi sesuatu yang lumrah dan
00:08:38
menjadi bagian dari jalur kepalsuan di
00:08:40
Indonesia, gitu kan. Nah, setelah
00:08:43
misalkan baraya dapat nilai, dapat IPK
00:08:46
misalkan IPK-nya di Indonesia juga
00:08:48
palsu. Baraya coba Baraya ngecek enggak
00:08:52
sejak tahun 2016 sampai sekarang
00:08:54
anak-anak kuliah itu begitu mudahnya
00:08:56
untuk dapat IPK kumlaud di UGM itu
00:09:00
sekitar 67 sampai 70% dari lulusannya
00:09:03
sejak tahun 2016 itu kumlaud semua.
00:09:05
Begituun dengan di
00:09:06
universitas-universitas yang lain
00:09:08
kebanyakan itu dapat nilainya kumlaud.
00:09:10
pas angkatan saya atau sebelum saya itu
00:09:12
setengah mati untuk dapat kum laut. Tapi
00:09:13
kalau misalkan sekarang mahasiswa yang
00:09:15
abal-abal aja, yang jarang masuk aja
00:09:17
bisa dapat nilai IPK kumlaud. Kenapa
00:09:19
seperti itu? Karena ada sistem
00:09:21
akreditasi. Sistem akreditasi itu
00:09:23
maksudnya kalau misalkan kampus itu
00:09:25
meluluskan mahasiswa-mahasiswa jempolan
00:09:27
yang pintar-pintar, yang nilainya
00:09:28
tinggi, maka mereka akreditasinya akan
00:09:30
baik, gitu kan. Dan karena itu alih-alih
00:09:33
kampus itu berpikir bagaimana caranya
00:09:35
untuk menambah e kinerja dan kemampuan
00:09:38
mereka dalam mengajar. mereka lebih
00:09:40
memilih dimurahkan saja IPK-nya. Dan
00:09:42
terjadilah di Indonesia, IPK anak-anak
00:09:44
yang lulusan di Indonesia sekarang
00:09:46
kebanyakan itu nilainya kum laud. Palsu
00:09:49
lagi di situ kan. Dan lagi-lagi ketika
00:09:52
mereka kemudian mau bikin skripsi itu
00:09:54
jalur untuk mencapai kepalsuannya itu
00:09:57
banyak. Lewat joki ada tersedia R2 juta
00:10:01
Rp3 juta itu sudah selesai. Atau
00:10:04
misalkan baraya lagi-lagi kayak K tadi
00:10:06
beli ijazah palsu itu juga tersedia
00:10:08
dengan sangat mudah. Mudah sekali.
00:10:10
Ijazah untuk kampus itu ya sekitar R
00:10:12
jutaan lah. Jadi silakan baraya kalau
00:10:15
misalkan mau daftar cari di Google
00:10:18
silakan. Itu mudah sekali dicari. Jasa
00:10:20
ijazah atau pembuatan ijazah palsu atau
00:10:22
pembuatan ijazah asli. Bahkan nulis
00:10:25
pembuatan ijazah asli pun baraya akan
00:10:27
mendapatkan perusahaan-perusahaan yang
00:10:28
menawarkan ijazah palsu. Begitu. Nah,
00:10:32
begitu. Kalau misalkan kemudian setelah
00:10:34
kuliah baraya memutuskan untuk jadi S2
00:10:36
atau S3 misalkan kemudian baraya jadi
00:10:38
dosen gitu ya. Dosen itu kan baraya
00:10:40
harus nulis jurnal. Nah, nulis jurnal di
00:10:42
Indonesia juga itu banyak sekali
00:10:44
kepalsuannya, banyak
00:10:46
plagiasinya, banyak copasnya dan lain
00:10:49
sebagainya. Indonesia saat ini, kucing
00:10:52
saat ini, kucing eh kucing Indonesia
00:10:55
saat ini itu menempati posisi kedua
00:10:59
sebagai negara dengan
00:11:01
ketidakjujuran terbesar di dunia
00:11:03
pendidikan. Jadi di antara semua negara
00:11:07
Indonesia itu paling tidak jujur kedua
00:11:10
dengan tingkat kejujurannya itu kalau
00:11:12
tidak salah itu hanya sekitar 13 sampai
00:11:14
16%-an saja di Indonesia itu. Jadi kalau
00:11:18
misalkan baraya jadi guru besar, guru
00:11:20
besarnya itu sangat berpotensi itu palsu
00:11:22
karena karya ilmiahnya itu adalah karya
00:11:24
ilmiah jiplakan gitu ya. Kemudian ya
00:11:27
yang kayak gitu. Rocky Grung juga pernah
00:11:29
ngobrol sama saya dan dia mengatakan
00:11:31
bahwa karya-karya ilmiah guru besar-guru
00:11:34
besar di Indonesia sekarang itu
00:11:35
kebanyakan palsu. Dan dia menawarkan
00:11:38
kepada saya, "Saya bisa buktikan. Kalau
00:11:41
memang mau dibuktikan itu bisa."
00:11:43
katanya. Ya. Dan seterusnya. Beliau kan
00:11:45
orang UI ya. Berarti apakah di UI itu
00:11:48
banyak guru besar-guru besar palsu? Ya,
00:11:50
tidak tahu juga. Tapi ada ada Pak Bahlil
00:11:52
kemarin itu yang disertasinya juga ya
00:11:56
kayak gitulah ya. Jadi di dunia
00:11:58
pendidikan Indonesia itu semuanya tuh
00:12:00
palsu. Apa-apanya tuh palsu. Dari level
00:12:03
SD, SMP, SMA sampai kuliah sampai dia
00:12:06
jadi dosen, sampai dia jadi profesor itu
00:12:08
banyak kepalsuan. Banyak di Indonesia
00:12:10
profesor-profesor yang sudah ketahuan
00:12:12
dia itu profesornya palsu, karya
00:12:14
ilmiahnya palsu, jurnalnya palsu, karya
00:12:17
tulisnya juga palsu, semuanya teh palsu
00:12:19
gitu. ada di Indonesia dan luar biasanya
00:12:22
apa? Mereka memiliki jabatan dan mereka
00:12:25
diamanahi untuk memegang amanah
00:12:27
tertentu. Nah, luar biasa kan? Nah,
00:12:29
lebih lucunya lagi adalah kalau misalkan
00:12:31
sudah lulus kuliah kemudian jadi guru.
00:12:34
Itu juga penuh kepalsuan baraya asli
00:12:36
saya tuh guru dan saya melihat
00:12:38
benar-benar penuh kepalsuan. Kepalsuan
00:12:40
yang pertama itu adalah kepalsuan yang
00:12:41
normatif aja. Normatif ini mah ya. Jadi
00:12:44
saya pernah nantang kepada Baraya dan
00:12:46
silakan sekarang baraya lakukan hal yang
00:12:47
sama. Kalau baraya memiliki akses untuk
00:12:50
lihat grup WA guru-guru SD, SMP, SMA,
00:12:55
sekolah negeri, silakan lihat isinya.
00:12:58
Enggak ada yang berhubungan dengan
00:12:59
pendidikan. Isinya adalah kenaikan
00:13:02
jabatan,
00:13:04
sertifikasi,
00:13:05
administrasi, kemudian ngomongin hal-hal
00:13:08
yang cabul, diskusi-diskusi yang
00:13:10
lucu-lucu ala bapak-bapak, ngomongin
00:13:13
cewek-cewek yang cantik-cantik. Ya,
00:13:14
kayak gitulah. Enggak ada yang
00:13:15
berhubungan dengan pendidikan. Silakan
00:13:17
cek sekarang.
00:13:18
Baraya kalau punya akses masuk grup ee
00:13:22
guru sekolah negeri itu enggak ada yang
00:13:24
berhubungan dengan pendidikan. Karena
00:13:25
apa? Karena guru-guru itu tuh palsu.
00:13:27
Guru-guru itu tuh maksudnya mereka tidak
00:13:29
mau jadi guru. Mereka jadi guru itu
00:13:32
adalah karena untuk mendapatkan mata
00:13:34
pencaharian yang paling mungkin bisa
00:13:35
mereka raih. Itu saja. Jadi apakah
00:13:38
mereka terobsesi untuk mengajar,
00:13:40
mendidik, menginspirasi, memotivasi?
00:13:43
Enggak.
00:13:44
Mereka enggak mau itu. Mereka sebenarnya
00:13:46
juga tidak suka itu. Makanya baraya yang
00:13:49
pernah jadi murid itu baraya ngerasain
00:13:51
betapa guru-guru itu banyak yang ngasal
00:13:53
aja asal datang ke kelas walaupun mereka
00:13:55
sebenarnya tidak berkompeten, tidak
00:13:57
paham, tidak mengerti dan yang jelas
00:13:59
mereka juga bahkan tidak dekat dengan
00:14:01
siswa-siswi mereka sendiri begitu.
00:14:02
Karena mereka memang bukan guru dan
00:14:04
tidak pengin jadi guru. Mereka masuk
00:14:06
jadi guru itu hanya untuk mencari nafkah
00:14:08
saja. Banyak yang kayak gitu. Silakan
00:14:10
cek, buktikan kalau tidak salah. Tapi
00:14:12
kalau misalkan itu tidak cukup, yuk kita
00:14:14
masuk pada sesuatu yang lebih formal.
00:14:16
Tadi kan normatif ya. Coba cek misalkan
00:14:18
gini ya. Eh studi tour yang sekarang
00:14:21
lagi digoyang sama Pak KDM ya. Studi
00:14:24
tour itu palsu juga baraya. Selain
00:14:27
karena ketika baraya datang ke
00:14:29
tempat-tempat wisata itu baraya hanya
00:14:30
disuruh ngerjain tugas yang formalitas
00:14:32
doang gitu ya kan gitu doang ya. Nah,
00:14:35
itu harganya harganya juga
00:14:38
palsu. Jadi, si sekolah bayar ke anak e
00:14:42
bayar ke perusahaan travel itu misalkan
00:14:45
ya harganya itu
00:14:47
Rp1.500 itu tapi bayar ke travelnya itu
00:14:49
kisaran 700500 per anak, tapi ke anaknya
00:14:53
juga bayarnya harus R2 juta. Itu serius
00:14:55
cek aja kalau misalkan barang yang
00:14:57
enggak percaya. Makanya banyak sekali
00:14:58
studi terstudi terus yang berakhir
00:15:00
buruk. Karena apa? Karena bisnya jelek,
00:15:02
sopirnya ngantuk dan sebagainya. Ya,
00:15:05
karena mereka itu dibayar dengan
00:15:07
sangat-sangat murah, tapi ke siswanya
00:15:09
nariknya tinggi. Kenapa seperti itu?
00:15:11
Karena ada jatah buat kepala sekolah,
00:15:14
ada jatah buat wakasek, ada jatah buat
00:15:17
wali kelas, ada jatah buat guru-guru.
00:15:19
Itu dikasih semuanya setiap studi tour.
00:15:21
Ngambilnya dari mana? Dari
00:15:23
siswa-siswa. Serius? Silakan cek
00:15:26
sendiri. Ngomong langsung datang ke
00:15:27
perusahaan-perusahaan travel, wawancara
00:15:29
mereka kalau misalkan baraya tidak
00:15:31
percaya. itu yang formal yang kayak gitu
00:15:33
tuh penuh kepalsuan. Baraya seau
00:15:35
misalkan yang ini nih berenang berenang.
00:15:37
Wah udah mendung baraya seulan sekali
00:15:41
kalau SMA SMP kan biasanya disuruh
00:15:42
berenang ya sama guru olahraga itu juga
00:15:45
di situ up. Jadi ketika misalkan guru
00:15:48
sekolah datang ke tempat berenang itu
00:15:51
kan sebenarnya bayarnya katakanlah
00:15:52
misalkan setiap siswa itu Rp15.000 tapi
00:15:54
mereka tuh bakal nawar sampai hanya
00:15:56
R7.000-an gitu tapi ke siswa tetap
00:15:58
Rp15.000. Sisanya buat siapa? Ya buat
00:16:00
guru olahraga. Nah, yang gitu
00:16:02
kepalsuannya penuh sekali di mana-mana.
00:16:04
Sekali lagi ya, dari level paling bawah
00:16:06
sampai level paling atas di dunia
00:16:08
pendidikan Indonesia itu penuh dengan
00:16:10
kepalsuan.
00:16:11
Maka dari ini bisa kita simpulkan bahwa
00:16:14
pendidikan kita itu adalah palsu.
00:16:16
Nilainya palsu, hasilnya juga palsu. Dan
00:16:19
karena itu maka kita bisa simpulkan
00:16:21
sesuatu di dunia pendidikan di Indonesia
00:16:23
yang otentik itu adalah yang
00:16:26
palsu. Kurikulumnya palsu. Gua ganti
00:16:29
berapa kali sok enggak ngaruh. Itu mah
00:16:31
cuman untuk ngabisin anggaran baraya.
00:16:33
Itu mah hanya untuk guant ganti pejabat
00:16:34
apa kepentingan politik apa. Itu palsu.
00:16:36
Semuanya palsu. Jadi lagi-lagi
00:16:38
kesimpulannya adalah sesuatu yang
00:16:40
otentik di dunia pendidikan kita itu
00:16:42
adalah
00:16:43
kepalsuan, gitu. Nah, karena itulah
00:16:46
baraya maka segala sesuatu yang asli di
00:16:49
Indonesia itu palsu. Karena kepalsuan
00:16:52
adalah wujud asli dari pendidikan kita.
00:16:54
Maka kalau ada ijazah yang asli atau
00:16:57
yang semacam itu, itu justru yang
00:16:59
palsu. Itu yang bukan khas Indonesia
00:17:01
banget gitu. itu bukan identitas banget
00:17:03
Indonesia. Sebab kalau identitas kita
00:17:05
yang asil itu adalah yang palsu. Maka
00:17:07
kalau ada ijazah Pak
00:17:09
Jokowi yang palsu misalkan terbukti
00:17:12
palsu. Nah itu tuh asli Baraya itu asli
00:17:15
Indonesia asli. Karena memang pendidikan
00:17:17
kita itu adalah penuh kepalsuan. Jadi
00:17:19
ijazah Pak Jokowi misalkan terbukti
00:17:21
palsu. Nah selamat terbukti bahwa itu
00:17:24
adalah ijazah asli asli Indonesia.
00:17:27
Sedangkan ijazah-ijazah yang asli
00:17:29
misalkan Roy Suryo gitu, itu ijazah
00:17:31
palsu. Sebab kayak yang asli di
00:17:33
Indonesia itu adalah yang penuh
00:17:36
kepalsuan. Gitu enggak sih, Baraya? Ya
00:17:38
mungkin saya dianggap berlebihan tapi
00:17:40
semoga ini bisa dipahami sebagai cara
00:17:43
saya untuk menyindir dengan cara yang
00:17:45
tragis. Terima kasih karena sudah
00:17:47
menyimak. Saya guru gembul pamit.
00:17:48
Asalamualaikum warahmatullahi
00:17:49
wabarakatuh. M.