Kenapa Citra Warga NU Sering Distorse di Media Sosial?!

00:11:04
https://www.youtube.com/watch?v=ET2qGWEurxU

الملخص

TLDRVideo ini mengkaji cara pandang masyarakat terhadap Nahdlatul Ulama (NU) yang dipengaruhi oleh konten viral di media sosial, khususnya yang berkaitan dengan pengajian. Pembicara menjelaskan bagaimana konten-konten yang tidak representatif beredar luas, sehingga merugikan citra NU. Dia menekankan pentingnya pemahaman yang benar tentang apa itu NU, serta perbedaan antara pengajian yang sebenarnya dengan konten yang viral. Video ini juga menjelaskan fenomena framing dalam media sosial yang membentuk persepsi masyarakat, serta mengingatkan penonton untuk berpikir kritis dan tidak hanya menerima apa yang mereka lihat di media sosial sebagai kebenaran.

الوجبات الجاهزة

  • 📉 Citra NU semakin buruk di media sosial.
  • 🎥 Konten viral sering kali menampilkan perilaku yang tidak representatif.
  • 💡 Framing theory menjelaskan bagaimana informasi dapat membentuk persepsi.
  • 🤔 Banyak orang yang mengaku NU tidak paham nilai-nilai dasarnya.
  • 🌐 Algoritma media sosial cenderung memperlihatkan konten yang sensasional.
  • 📚 Pengajian di pesantren sering kali lebih tenang dan mendalam.
  • 🛡️ Penting untuk membersihkan preferensi konten di media sosial.
  • 🌀 Kita hidup dalam filter bubble yang mempengaruhi cara pandang kita.
  • 🚫 Jangan biarkan media sosial mengatur persepsi kita tentang NU.
  • 🔍 Berfikir kritis diperlukan untuk memahami kondisi NU yang sebenarnya.

الجدول الزمني

  • 00:00:00 - 00:05:00

    Dalam video ini, pembicara membahas pergeseran citra Nahdlatul Ulama (NU) akibat konten viral di media sosial yang sering kali dikaitkan dengan aktivitas joget-joget. Meskipun NU merupakan organisasi Islam besar dengan sejarah dan kontribusi yang signifikan di Indonesia, cara pandang masyarakat terpengaruh oleh konten yang tidak mencerminkan keseluruhan nilai dan ajaran NU. Pembicara mengajak pemirsa untuk peka terhadap apa yang dipersembahkan oleh media sosial dan mengkaji kembali kepada fundamental ajaran NU.

  • 00:05:00 - 00:11:04

    Pembicara melanjutkan untuk menjelaskan konsep penggambaran realiti di media sosial dan bagaimana algoritma menyemarakkan konten tertentu yang tidak selalu merepresentasikan kenyataan sepenuhnya. Ia mencatat bahwa sering kali, konten viral tidak mencerminkan praktik dan pemahaman yang sebenarnya ada di dalam lingkungan NU yang lebih mendalam. Pembicara mengajak netizen untuk tidak terjebak dalam gelembung informasi yang hanya menampilkan sisi negatif dan untuk memahami ajaran dengan cara yang lebih teliti.

الخريطة الذهنية

فيديو أسئلة وأجوبة

  • Mengapa pengajian di media sosial dikaitkan dengan NU?

    Karena konten viral yang menunjukkan NU sering kali memperlihatkan perilaku yang dianggap aneh atau vulgar.

  • Apa yang dimaksud dengan framing theory?

    Framing theory menjelaskan bahwa cara informasi disajikan dapat mempengaruhi cara publik memandang kenyataan.

  • Apa perbedaan antara pengajian yang dilakukan di pesantren dan yang ditampilkan di media sosial?

    Pengajian di pesantren lebih tenang dan mendalam, sementara di media sosial lebih sering yang sifatnya dramatis dan viral.

  • Apa dampak dari algoritma media sosial terhadap persepsi publik terhadap NU?

    Algoritma dapat membentuk persepsi yang salah karena hanya menampilkan konten yang paling viral dan sensasional.

  • Apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki stereotip tentang NU?

    Kita harus aktif membersihkan preferensi konten di media sosial dan mencari pemahaman yang lebih mendalam tentang NU.

عرض المزيد من ملخصات الفيديو

احصل على وصول فوري إلى ملخصات فيديو YouTube المجانية المدعومة بالذكاء الاصطناعي!
الترجمات
id
التمرير التلقائي:
  • 00:00:00
    kita semua pernah lihat konten pengajian
  • 00:00:03
    joget-joget Ada yang bilang Wah ini
  • 00:00:05
    pasti NU ini pasti Newcastle United nih
  • 00:00:08
    tapi pernah enggak sih kita mikir kok
  • 00:00:10
    bisa organisasi Islam sebesar NU
  • 00:00:13
    nahlatul ulama yang punya sejarah
  • 00:00:15
    panjang dan kontribusi sangat besar di
  • 00:00:17
    Indonesia tiba-tiba dicap hanya karena
  • 00:00:20
    video tiktok yang viral pertanyaannya
  • 00:00:22
    bukan cuma Siapa yang joget tapi kenapa
  • 00:00:24
    yang joget itu selalu dianggap NU dan
  • 00:00:26
    lebih penting lagi siapa yang framing
  • 00:00:28
    ini semua saya Rahman orang yang
  • 00:00:30
    beruntung bisa belajar di pesantren dan
  • 00:00:32
    inilah segmen suara penonton
  • 00:00:39
    [Musik]
  • 00:00:51
    kiu satu minggu ini setelah liburan
  • 00:00:55
    pesantren yang mana saya akhirnya bisa
  • 00:00:57
    buka HP lagi saya resah resah bukan
  • 00:00:59
    karena trending topik yang receh tapi
  • 00:01:01
    karena Citra NU organisasi yang saya
  • 00:01:04
    cintai ee saya lihat di media sosial
  • 00:01:07
    memburuk luar biasa terutama di
  • 00:01:09
    kolom-kolom komentar Saya yakin kalian
  • 00:01:11
    juga lihat hal-hal yang serupa di
  • 00:01:13
    Instagram YouTube tiktok Citra warga NU
  • 00:01:16
    seakan-akan identik dengan joget-joget
  • 00:01:19
    di majelis ekspresi keberagamaan yang
  • 00:01:22
    dianggap aneh bahkan vulgar setiap kali
  • 00:01:24
    ada konten berbau pengajian atau
  • 00:01:26
    selawatan yang tampak tidak sesuai
  • 00:01:28
    ekspektasi langsung ada komentar Wah ini
  • 00:01:30
    pasti NU Oh ini pasticester United nih
  • 00:01:33
    memang enggak semua NU begini tapi yang
  • 00:01:35
    begini pasti NU pertanyaannya Kenapa
  • 00:01:38
    perilaku beragama yang buruk itu selalu
  • 00:01:40
    dikait-kaitkan dengan NU untuk menjawab
  • 00:01:43
    itu kita harus balik ke pertanyaan
  • 00:01:45
    paling dasar Siapa itu orang-orang NU
  • 00:01:48
    Mari kita analogikan begini kalau saya
  • 00:01:50
    mengaku sebagai seorang marxis Saya
  • 00:01:52
    pasti pernah baca Manifesto komunis
  • 00:01:55
    paham Ideologi marksisme dan berdiri di
  • 00:01:58
    belakang nilai-nilai yang didukung oleh
  • 00:02:00
    KL Marx tapi gimana dengan orang-orang
  • 00:02:01
    yang mengaku NU Apakah semua dari 150
  • 00:02:06
    juta orang yang mengaku NU benar-benar
  • 00:02:08
    memahami nilai-nilai dasar NU misalnya
  • 00:02:11
    isi konun asasi ideologi dasar NU yang
  • 00:02:13
    ditulis oleh pendirinya hadratus Syekh
  • 00:02:15
    Hasyim as'ari saya pribadi baru
  • 00:02:17
    benar-benar belajar konun asasi secara
  • 00:02:19
    serius Ketika saya duduk di bangku
  • 00:02:22
    sekolah tinggi pesantren di Mahat Ali
  • 00:02:24
    jadi saya kira wajar kalau banyak warga
  • 00:02:26
    NU yang secara kultur dan tradisi hanya
  • 00:02:29
    ikut-ikut tanp pernah menyentuh aspek
  • 00:02:30
    ideologisnya ketua umum PBNU Gus Yahya
  • 00:02:33
    menjelaskan secara gamblang tentang
  • 00:02:35
    persoalan ini ia membedakan antara kader
  • 00:02:37
    NU yang ikut pelatihan dan dibaiat dan
  • 00:02:40
    warga NU biasa yang sekedar hidup dalam
  • 00:02:42
    lingkungan dan kultur NU ia bahkan
  • 00:02:45
    bilang kalau semua warga harus dibaiat
  • 00:02:47
    nanti bakul getuk tukang becak bahkan
  • 00:02:50
    copet minta baiat semua kan repot kita
  • 00:02:52
    dengan jumlah warga NU yang sebanyak itu
  • 00:02:55
    kita enggak bisa berharap semuanya paham
  • 00:02:57
    dan merepresentasikan ajaran NU secara
  • 00:02:59
    secara utuh dan betul Nu adalah rumah
  • 00:03:02
    besar dengan spektrum yang luas dan
  • 00:03:04
    inilah yang sering luput dari perhatian
  • 00:03:06
    netizen kita yang kita lihat di medsos
  • 00:03:08
    hanyalah fragmen dan fragmen itu tidak
  • 00:03:10
    mewakili keseluruhan teori representasi
  • 00:03:13
    dari Stuart hall menjelaskan ini dengan
  • 00:03:16
    baik representasi bukan cuma
  • 00:03:18
    mencerminkan realitas tapi membentuk
  • 00:03:20
    realitas itu sendiri jadi ketika konten
  • 00:03:22
    viral yang muncul selalu memperlihatkan
  • 00:03:23
    NU dengan cara tertentu maka publik akan
  • 00:03:26
    percaya bahwa itulah NU padahal itu
  • 00:03:28
    hanya potongan kecil dari gambaran yang
  • 00:03:35
    besar saya tidak mencari arti kata
  • 00:03:38
    Pengajian dari pengertian bahasa tapi
  • 00:03:40
    dari Bagaimana masyarakat media sosial
  • 00:03:42
    menggunakan kata itu saya mencoba
  • 00:03:44
    mengetik kata pengajian dan majelis
  • 00:03:46
    selawat hasilnya mengejutkan pengajian
  • 00:03:48
    yang saya temui bukan seperti yang saya
  • 00:03:49
    alami di pesantren selama 10 tahun
  • 00:03:52
    terakhir di metsos pengajian tampil
  • 00:03:54
    seperti konser diadakan di lapangan
  • 00:03:56
    malam hari SOS sistem menggelegar masa
  • 00:03:59
    berkump p dalam jumlah yang besar Kalau
  • 00:04:01
    tidak ada yang pegang mikrofon dan
  • 00:04:03
    berselawat mungkin orang-orang akan
  • 00:04:04
    mengira itu konser musik religi Saya
  • 00:04:06
    tidak menyangkal bahwa jenis pengajian
  • 00:04:08
    semacam ini juga bagian dari kultur
  • 00:04:10
    Pesantren terutama di momen hari besar
  • 00:04:12
    kami di pesantren sering juga mengadakan
  • 00:04:14
    acara-acara Serupa tapi yang ingin saya
  • 00:04:17
    Garis bawahi adalah itu hanya sebagian
  • 00:04:20
    kecil ada pengajian lain yang jauh lebih
  • 00:04:22
    tenang mendalam dan personal metodenya
  • 00:04:26
    klasik santri duduk mengelilingi Kiai
  • 00:04:28
    membuka kitab kuning belajar dari awal
  • 00:04:31
    hingga akhir pengajian ini seringkiali
  • 00:04:32
    membosankan bagi generasi sekarang saya
  • 00:04:35
    sendiri juga sering tidur di pengajian
  • 00:04:37
    tapi justru di situlah letak kedalaman
  • 00:04:39
    ilmu agama itu tumbuh dan pengajian ini
  • 00:04:41
    tidak tampil di medsos atau kalaupun ada
  • 00:04:43
    hanya ditonton 5 en orang di live stream
  • 00:04:46
    tidak dramatis tidak heboh tapi itulah
  • 00:04:48
    yang membentuk santri sejati orang yang
  • 00:04:50
    memahami agama dengan benar sebenarnya
  • 00:04:53
    perbedaan antara pemahaman pengajian di
  • 00:04:55
    medsos dan pengajian yang saya pahami di
  • 00:04:57
    pesantren dan saya ikuti selama 10 tahun
  • 00:04:59
    itu itu ada teorinya Kenapa perbedaan
  • 00:05:01
    itu terjadi kata Ferdinand De sausur
  • 00:05:05
    sudah mengajarkan ya langue saya enggak
  • 00:05:07
    tahu cara bacanya Bagaimana yang betul
  • 00:05:09
    langue adalah sistem bahasa sedangkan
  • 00:05:11
    parole adalah penggunaannya kalau di
  • 00:05:13
    dalam tradisi Pesantren kita membedakan
  • 00:05:16
    antara memaknai suatu kata minhaisul
  • 00:05:18
    wad'i dan minhaisul istimal eh secara
  • 00:05:21
    mudahnya minhaisul wad'i dan minhaisul
  • 00:05:23
    istimal itu seperti penggunaan kata
  • 00:05:25
    alghid alghid itu kalau minhaisul wad'i
  • 00:05:29
    artin nya adalah sebuah tanah yang
  • 00:05:32
    rendah sementara secara penggunaan
  • 00:05:34
    masyarakat Arab algoid digunakan untuk
  • 00:05:37
    merujuk kepada ee mereka yang sedang
  • 00:05:39
    buang air besar Jadi sebenarnya medsos
  • 00:05:42
    tidak bicara tentang sistem dia hanya
  • 00:05:44
    memperlihatkan paroli yang paling
  • 00:05:45
    mencolok yang paling viral pengajian
  • 00:05:48
    yang sesungguhnya tidak akan pernah
  • 00:05:50
    tampil di media sosial yang tampil
  • 00:05:52
    adalah pengajian yang viral yang
  • 00:05:54
    joket-joket itu Dan inilah yang disebut
  • 00:05:56
    framing theory oleh gofman realita yang
  • 00:05:59
    kita lihat sudah dibingkai sedemikian
  • 00:06:01
    rupa algoritma media sosial tidak peduli
  • 00:06:04
    pada kebenaran Ia hanya peduli pada
  • 00:06:06
    enjagement lanjut ke Agenda setting
  • 00:06:08
    theory media tidak menyuruh kita
  • 00:06:10
    berpikir bahwa pengajian joget itu buruk
  • 00:06:11
    tapi mereka membuat kita memikirkan itu
  • 00:06:14
    terus-menerus jika kalian memperhatikan
  • 00:06:16
    konten-konten yang menampilkan selawat
  • 00:06:19
    joget-joget itu selalu diulang dalam
  • 00:06:21
    masa-masa tertentu ketika saya
  • 00:06:22
    perhatikan saya Temui saya jumpai bahwa
  • 00:06:25
    tanggal postingannya itu berkisar 1
  • 00:06:27
    tahun yang lalu kemudian di postingan
  • 00:06:28
    lain Del bulan yang lalu di postingan
  • 00:06:30
    yang lain 7 bulan yang lalu hal ini
  • 00:06:32
    kalau kita berbicara kepada orang yang
  • 00:06:34
    terusmenerus mengulang hal-hal yang sama
  • 00:06:37
    kita akan Ya memarahinya kok itu lagi
  • 00:06:39
    yang dibahas kok itu lagi yang kamu
  • 00:06:41
    permasalahkan tapi di media sosial kita
  • 00:06:43
    tidak menjumpai hal itu NU dalam
  • 00:06:45
    kehidupan nyata punya ribuan wajah tapi
  • 00:06:47
    di media sosial NU hanya tampil dengan
  • 00:06:49
    satu wajah wajah yang paling
  • 00:06:56
    sensasional media sosial punya logikanya
  • 00:06:58
    sendiri logika itu sangat sederhana yang
  • 00:07:01
    paling viral itulah yang paling menarik
  • 00:07:02
    yang paling menarik itulah yang paling
  • 00:07:04
    viral terus begitu konten pengajian
  • 00:07:06
    joget bisa viral karena bikin n desain
  • 00:07:07
    terpancing emosi kita dimanfaatkan kita
  • 00:07:10
    marah Saya juga marah kita komen kita
  • 00:07:12
    share dan itulah yang dicori oleh
  • 00:07:14
    algoritma ketika itu maka konten-konten
  • 00:07:16
    itu yang akan terus berulang yang akan
  • 00:07:18
    terus naik di permukaan beranda media
  • 00:07:20
    sosial kita inilah yang dijelaskan oleh
  • 00:07:22
    George gapner dalam cultivation theory
  • 00:07:25
    semakin sering kita terpapar konten
  • 00:07:27
    tertentu semakin kita percaya bahwa
  • 00:07:29
    bahwa itulah kenyataannya masalahnya
  • 00:07:31
    kita tidak lagi melihat kenyataan yang
  • 00:07:33
    utuh kita hidup dalam filter Bubble dan
  • 00:07:35
    Eco Chamber dua konsep dan dijelaskan
  • 00:07:38
    oleh Eli pariser media sosial
  • 00:07:40
    menampilkan konten yang sesuai dengan
  • 00:07:43
    preferensi kita sebelumnya Kalau kita
  • 00:07:44
    sebelumnya nonton satu video joget NU
  • 00:07:47
    dan kasih reaksi maka besok-besok video
  • 00:07:49
    semacam itu akan terus muncul kita
  • 00:07:51
    dikurung dalam gelombung algoritma jika
  • 00:07:54
    terus-terusan kita terkurung dalam
  • 00:07:56
    algoritma semacam ini dampaknya akan
  • 00:07:58
    sangat merugikan kita ambil contoh kasus
  • 00:08:00
    eh sebuah chatbox Ai yang dililuncurkan
  • 00:08:04
    oleh Microsoft Ai ini bernama t twitch
  • 00:08:07
    dilatih dari interaksi netizen di
  • 00:08:09
    Twitter jadi t twets ini bisa memposting
  • 00:08:11
    eh sebuah tweet di Twitter bisa membalas
  • 00:08:15
    komentar bisa berinteraksi dengan
  • 00:08:16
    pengguna Twitter yang lain dalam 12 jam
  • 00:08:19
    tai berubah dari gadis ceria sebagaimana
  • 00:08:21
    dia diprogram dari awal tai berubah jadi
  • 00:08:24
    akun penuh ujaran kebencian Kenapa
  • 00:08:26
    karena Twitter atau platform X sekarang
  • 00:08:29
    mengajarkannya begitu begitu pula dengan
  • 00:08:31
    kita kalau setiap hari yang kita lihat
  • 00:08:34
    cuma konten NU yang rusak kita akan
  • 00:08:36
    percaya bahwa NU memang rusak padahal
  • 00:08:38
    belum tentu demikian Ditambah lagi
  • 00:08:40
    dengan efek spiral Of Silence dari
  • 00:08:42
    Elizabeth Noel Newman orang yang punya
  • 00:08:45
    opini positif yang tahu NU dari dalam
  • 00:08:47
    seperti kita malah diam santri-santri
  • 00:08:50
    pesantren yang diajarkan dengan betul
  • 00:08:52
    dengan benar sepenuh hati dengan Kiai
  • 00:08:54
    mereka akan diam ketika berhadapan
  • 00:08:56
    dengan komentar-komentar yang mencaci
  • 00:08:58
    maki memojokkan dan menyudutkan Nahdatul
  • 00:09:02
    Ulama kita akan takut diserang kita akan
  • 00:09:04
    takut dibully maka yang muncul di
  • 00:09:06
    komentar adalah suara-suara ekstrem
  • 00:09:07
    generalisasi bahkan ujaran kebencian
  • 00:09:10
    jadi kita tidak sedang melihat kebenaran
  • 00:09:12
    di media sosial kita sedang melihat
  • 00:09:14
    suara yang paling keras yang paling
  • 00:09:16
    nyaring Oleh karena itu saya selalu
  • 00:09:17
    menganjurkan ke teman-teman saya selalu
  • 00:09:19
    reset preferensi konten secara berkala
  • 00:09:22
    bersihkan algoritma media sosial kita
  • 00:09:24
    jangan biarkan media sosial mengatur
  • 00:09:27
    persepsi kalian sekali kamu menont
  • 00:09:29
    nonton konten pengajian joget-joget dan
  • 00:09:31
    kasih komentar maka selamanya kamu akan
  • 00:09:33
    dibanjiri hal Serupa itu akan membentuk
  • 00:09:35
    cara pandangmu terhadap NU dan Islam
  • 00:09:38
    secara keseluruhan dan ini sangat
  • 00:09:39
    berbahaya bukan cuma karena itu bias
  • 00:09:41
    tapi karena itu akan mempengaruhi cara
  • 00:09:43
    kamu bersikap berpikir bahkan memutuskan
  • 00:09:46
    sesuatu dalam hidupmu kalau kita biarkan
  • 00:09:48
    terus-menerus maka kita akan kehilangan
  • 00:09:50
    Nalar kita akan jadi korban framing dan
  • 00:09:52
    algoritma Jangan mau kita menjadi korban
  • 00:09:55
    kita harus melawannya
  • 00:10:01
    Oleh karena itu media sosial tidak
  • 00:10:02
    selalu mencerminkan realitas dengan
  • 00:10:04
    tepat apa yang kita lihat hanyalah
  • 00:10:06
    Bagian kecil dari kenyataan besar yang
  • 00:10:09
    ada di lapangan Kalau Citra NU hari ini
  • 00:10:11
    di metsos buruk ya karena hanya sebagian
  • 00:10:14
    kecil NU yang tampil dan yang tampil itu
  • 00:10:16
    adalah yang paling dramatis yang paling
  • 00:10:18
    viral bukan yang paling benar Saya tidak
  • 00:10:20
    sedang membela NU secara buta tapi saya
  • 00:10:22
    ingin kita adil dalam melihat Jangan
  • 00:10:24
    nilai sesuatu hanya dari apa yang muncul
  • 00:10:26
    di layar HP kita turun ke basis utama NU
  • 00:10:29
    kita lihat pesantren-pesantren sekarang
  • 00:10:31
    Coba kita duduk bersama kiai-kiai kita
  • 00:10:33
    dengarkan pengajian mereka yang
  • 00:10:34
    sebenarnya di kediaman mereka karena
  • 00:10:36
    kalau kita menyerahkan cara pikir kita
  • 00:10:38
    pada algoritma maka kita bukan lagi
  • 00:10:40
    manusia merdeka kita hanya jadi produk
  • 00:10:43
    dari sistem pada akhirnya ee ada orang
  • 00:10:45
    yang mengatakan Apakah NU sekarang
  • 00:10:47
    sedang mundur saya menjawab saya tidak
  • 00:10:49
    bisa menilai sebab kenyataan yang saya
  • 00:10:51
    lihat sejauh ini hanyalah kenyataan yang
  • 00:10:53
    saya lihat di media sosial saya kira nu
  • 00:10:56
    tidak pernah benar-benar mundur saya
  • 00:10:58
    Rahman dan saya tidak ingin kalian hidup
  • 00:11:00
    dalam gelembung Saya ingin kalian
  • 00:11:02
    berpikir jernih
الوسوم
  • NU
  • pengajian
  • media sosial
  • stigma
  • framing theory
  • representasi
  • algoritma
  • keagamaan
  • pemahaman ideologis
  • stereotip