00:00:00
porno ya terima kasih masa Utsman dan
00:00:04
Mas samsurizal terima kasih juga diberi
00:00:08
kesempatan diberi panggung untuk
00:00:11
berdiskusi saya mengikuti diskusi yang
00:00:15
minggu lalu dan atas sangat menarik
00:00:18
hampir Dan saya berharap malam ini juga
00:00:21
menarik dan kita semua bisa berapa
00:00:24
belajar termasuk Tentu saya sendiri yang
00:00:30
mau saya presentasikan am sebetulnya itu
00:00:35
awalnya adalah riset yang khusus untuk
00:00:39
ke melihat m.afa judicial review
00:00:45
undang-undang adminduk di Mahkamah
00:00:47
Konstitusi tahun 2017 m ini hasil dari
00:00:53
judicial review itu di dibahas banyak
00:00:55
orang banyak sel yang memberikan
00:00:57
komentar dan tidak sedikit juga yang
00:01:00
Hai bahwa ini adalah semacam sebuah
00:01:01
terobosan dari rap politik negara
00:01:05
mengenai agama karena ada kan sedikit
00:01:08
banyak sudah jelas disitu ada pengakuan
00:01:10
lebih besar kepada agama-agama non yang
00:01:16
enam Apakah itu mau Disebut apa itu
00:01:18
nanti salah satu apa soalnya nah dari
00:01:22
situ m kemudian saya saya papa mungkin
00:01:27
tidak ada hal yang baru ya m kecuali eh
00:01:31
untuk melihat implikasi dari keputusan
00:01:33
itu apa yang mau saya sampaikan malam
00:01:36
ini sebetulnya ada dua hal ini m1ram
00:01:41
dari aspek teoritis yang satu lagi dari
00:01:43
aspek sejarah khususnya sejarah politik
00:01:47
pengaturan agama Ham Saya akan share
00:01:52
Powerpoint saya saja supaya membantu m
00:01:58
sudah mu
00:02:00
eh korban saya ya Oke mencoba udah kita
00:02:03
ya Oke jadi ada dua hal ada tinjauan
00:02:08
teoritis dan tinjauan historis historis
00:02:11
politis lah kurang lebih m
00:02:15
judul saya balik sedikit Pak saya
00:02:18
menggunakan istilah judul Aa istilah
00:02:20
dalam judul saya itu konstruksi yang
00:02:22
saya akan Jelaskan nanti yang
00:02:24
dikonstruksi adalah agama dan juga
00:02:26
sebetulnya kepercayaan nah Ketika saya
00:02:31
bicara soal teoritis ini bukan maksud
00:02:35
saya bukan sesuatu yang di awang-awang
00:02:37
yang gak jelas gantungan apa empirisnya
00:02:42
tapi teoritis di sini masuk saya adalah
00:02:45
teori kan dibangun dari pengalaman
00:02:48
empiris juga tapi dari pengalaman
00:02:50
empiris di 123 tempat kemudian dibuat
00:02:53
apa beberapa statement luas yang yang
00:02:57
mencoba membantu kita memahami itu nah
00:03:00
apa Jadi yang yang lebih saya tekan kan
00:03:03
Ketika saya bicara soal teoritis disini
00:03:05
bukan sifatnya yang abstrak tapi bahwa
00:03:07
ini adalah bagian dari pengalaman orang
00:03:13
di banyak tempat
00:03:15
Hai bukan hanya di Indonesia jadi
00:03:17
problem yang ini satu hal penting yang
00:03:19
saya ingin sampaikan pertama kali
00:03:21
problem yang kita alami hari ini sama
00:03:22
sekali tidak khas Indonesia ini terjadi
00:03:25
dibanyak tempat kalau kita lihat ini
00:03:27
sebagai sebuah proses konstruksi agama
00:03:29
nah konstruksi agama maksud saya apa
00:03:34
jadi negara mengkonstruksi agama di
00:03:40
bahkan di negara-negara sekular gitu itu
00:03:42
juga terjadi saya akan kasih beberapa
00:03:44
contoh nanti lalu yang kedua tinjauan
00:03:46
historis sejarahnya pepanjang dan Minggu
00:03:50
lalu juga sebagian sudah didiskusikan
00:03:52
namun saya akan fokus pada wacana
00:03:55
pasca-reformasi khususnya Sebetulnya
00:03:58
saya mulai dari Mahkamah Konstitusi di
00:04:00
tahun 2017 tapi argumen terpenting
00:04:05
mahkamah konstitusi itu ada merujuk
00:04:07
kepada debat amandemen konstitusi tahun
00:04:10
2000-2002 jadi saya mundur apa ke situ
00:04:13
juga dan ingin
00:04:15
Halo bagaimana istilah yang saya pakai
00:04:17
Secara teoritis ini konstruksi itu apa
00:04:21
terjadi dalam dalam sejarah kita nahm
00:04:26
saya kasih beberapa kutipan saja am dari
00:04:29
segi ada 2/3 slide tentang m tinjauan
00:04:32
teoritis konstruksi ini yang pertama ini
00:04:36
saya ambil Sengaja saya ambil dari bukan
00:04:42
dari pengalaman Indonesia tapi ini
00:04:44
sebetulnya dari India nama pengarangnya
00:04:47
ada di bawah Pratap dan Meta jadi dia
00:04:51
melihat dari pengalaman India dan dia
00:04:53
mengatakan beberapa statement yang saya
00:04:55
ambil ini yang yang sangat mirip dengan
00:04:57
apa yang terjadi Indonesia seekor kita
00:04:59
melihat agama adalah kategori yang
00:05:01
dikonstruksi secara politis Apa itu
00:05:04
agama tergantung pada siapa yang
00:05:06
mendefinisikannya kalau kita terima
00:05:09
statement itu dan dia menunjukkan
00:05:11
dibanyak tempat itu sebetulnya dimulai
00:05:15
ia mengatakan agama itu X agama itu yee
00:05:17
Nah itu orang yang punya kekuasaan
00:05:19
negara Biasanya jadi konstruksinya itu
00:05:22
politis untuk kepentingan tertentu Nah
00:05:25
kalau itu diterima apa yang penting
00:05:28
bukan Apa itu yang penting bukan Apa itu
00:05:33
agama sendiri Kita Mencari definisi yang
00:05:35
benar dari agama apa tapi yang penting
00:05:38
adalah kita mencoba melihat Siapa yang
00:05:40
mendefinisikannya dan untuk kepentingan
00:05:42
apa yang penting ditanyakan bukan Apa
00:05:44
itu agama tapi apa yang dipertaruhkan
00:05:46
dalam menandai sesuatu sebagai agama
00:05:49
kalau saya sebut X ini agama yaitu Bukan
00:05:52
agama implikasinya apa sih apa Nah kita
00:05:55
lebih penting melihat implikasi itu
00:05:58
daripada melihat definisi itu benar apa
00:06:01
enggak daripada terobsesi untuk
00:06:04
mendefinisikan agama mungkin lebih baik
00:06:06
kita menaruh perhatian pada konteks dan
00:06:08
kecuali penggunaan kata itu mungkin kita
00:06:11
mesti melihat akibat-akibatnya bukan
00:06:14
esensinya
00:06:15
Hai amak nah ini yang yang saya mau
00:06:18
lihat ini dari India kemudian satu lagi
00:06:21
ada satu istilah yang juga di apa
00:06:24
sekarang banyak sekali dipakai di tidak
00:06:27
banyak sekali tapi beberapa jadi salah
00:06:29
satu madzhab dalam studi Agama itu
00:06:33
menggunakan istilah ini religion making
00:06:35
yang kurang lebih ya kalau kita mau
00:06:37
terjemahkan bahasa indonesia agak susah
00:06:39
tapi kita pakai saja istilah konstruksi
00:06:43
helm making itu adalah cara agama
00:06:45
dikonseptualisasikan dan dilembagakan
00:06:48
dalam matriks wacana agama dunia dalam
00:06:52
wacana inilah gagasan-gagasan dan
00:06:54
praktik sosial atau cultural ditegaskan
00:06:57
sebagai agama jadi yang mana yang
00:06:59
disebut agama itu ada Ada Pak framenya
00:07:03
atau ada bingkai matriks wacananya yang
00:07:06
yang yang apa menentukan itu ini saya
00:07:09
ambil sumber saya saya sebut di bawah
00:07:12
apa dari buku secrets on Android
00:07:15
King ampiang sebetulnya juga menunjukkan
00:07:18
sekularisme pun itu adalah Apa hasil
00:07:20
konstruksi tapi yang menarik dari sini
00:07:22
dan ini yang mungkin nanti bermanfaat
00:07:24
kalau kita mau diskusi dia membedakan
00:07:26
proses konstruksi itu sebetulnya tidak
00:07:29
terjadi tato arah konstruksi itu apa
00:07:33
bisa terjadi dua arah bisa dari atas
00:07:36
yaitu dari ini merupakan strategi pihak
00:07:38
yang berkuasa Apa agama yang yang apa
00:07:42
didefinisikan diatur dan sebagai sebagai
00:07:45
sebagai alat apa pengaturan untuk
00:07:48
melegitimasi politik tertentu dan posisi
00:07:50
kekuasaan tertentu ini konstruksi yang
00:07:53
dari atas yang dari negara saya sebut
00:07:56
ini sebagai agama ini bukan agama karena
00:07:58
saya mau apa Nah ini yang yang apa yang
00:08:02
terjadi konstruksi dari atas itu lalu
00:08:04
tapi dari bawah ada juga konstruksi jadi
00:08:08
ini tidak mengatakan ini menurut saya
00:08:11
menarik karena dia tidak mengatakan
00:08:12
bahwa yang dikonstruksi negara itu beli
00:08:15
Hai yang benar itu adalah gila Apa
00:08:18
manfaat sama dialami sehari-hari apa-apa
00:08:21
tapi dia mengatakan sebetulnya dari dari
00:08:23
bawah pun merespon konstruksi yang dari
00:08:25
atas itu melakukan juga proses apa
00:08:28
konstruksi ini adalah konsumsi dari
00:08:30
bawahnya adalah politik kelompok bawah
00:08:33
untuk menggunakan wacana agama untuk
00:08:36
menegaskan identitas mereka sebagai
00:08:39
formasi sosial atau ya entitas sosial
00:08:43
yang berbeda dari formasi-formasi lain
00:08:45
dengan cara penegasan perbedaan
00:08:47
keagamaan atau mengklaim dkad tertentu
00:08:51
jadi agama itu beda dari politik agama
00:08:54
itu beda dari ekonomi agama itu beda
00:08:57
dari budaya misalnya jadi strategi Pak
00:09:02
dengan mengadopsi apa wacana yang di
00:09:06
atas itu untuk tujuan mengklaim Sak
00:09:09
kalau yang di atas tujuannya adalah
00:09:11
mengatur yang dibawahi tujuannya
00:09:13
mengklaim hak saya enggak dapat h
00:09:15
ya apa untuk dapat saya saya harus pakai
00:09:18
bahasa ini bahasa agama maka saya
00:09:20
menggunakan bahasa itu nah ini bukan
00:09:24
persoalan kalau kita ngomong konstruksi
00:09:26
ya ini ini bukan kritik pada kelompok
00:09:29
tertentu ini Sebuah upaya untuk
00:09:32
menunjukkan apa deskripsi kita tidak
00:09:35
bicara mana yang benar mana yang salah
00:09:37
tapi kita mencoba memahami mekanisme apa
00:09:41
sebetulnya yang terjadi dan dari situ
00:09:43
kemudian kita apa bisa merumuskan banyak
00:09:47
hal apa baik terkait pemahaman maupun
00:09:49
menurut saya satu hal yang bisa kita
00:09:51
diskusikan nanti apa untuk advokasi Apa
00:09:54
yang bisa dilakukan untuk lokasi hampir
00:09:57
kurang lebih itu dua frame yang saya apa
00:10:00
pakai yang saya ingin Tunjukkan itu itu
00:10:03
terjadi di sini juga di Indonesia ini
00:10:06
Nah kalau kita masuk ke Indonesia
00:10:10
sebetulnya kalau kita melihat kepada
00:10:13
dalam hukum kita
00:10:15
Hai kamu apa sih sebetulnya agama Maaf
00:10:18
Mbak kalau kita apa mencoba mencari
00:10:26
definisi agama enggak ada kemanapun Anda
00:10:30
pergi cari di undang-undang cari di
00:10:32
undang-undang dasar tidak ada ada
00:10:35
beberapa peraturan yang level lebih
00:10:37
rendah tapi apa itu juga bukan definisi
00:10:42
eksplisit yang kemudian turunannya
00:10:44
dipakai dimana-mana secara konsisten
00:10:46
jadi gak ada sebetulnya itu di
00:10:49
undang-undang penodaan agama bisanya itu
00:10:52
apa tidak ada definisi expression juga
00:10:55
yang disebut adalah agama yang dipeluk
00:10:57
oleh sebagian besar penduduk Indonesia
00:10:59
adalah 1234568 yang sudah kita kenal itu
00:11:05
jadi itu bukan mendefinisikan agama tapi
00:11:08
apa menyatakan kurang lebih faktanya di
00:11:11
Indonesia ada apa mayoritas itu enam ini
00:11:15
kata-kata itu kalau mau dipertanyakan
00:11:18
atau apa tentu bisa tapi yang saya mau
00:11:20
sampaikan sebetulnya enggak ada definisi
00:11:22
disitu nah yang menarik apa Saya lagi Om
00:11:26
Om sepengetahuan saya kalau kita cari
00:11:29
khususnya pada level undang-undang atau
00:11:31
yang lebih tinggi undang-undang dasar
00:11:32
tidak ada definisi itu dan Kai lagi ada
00:11:36
beberapa peraturan pada level yang lebih
00:11:39
rendah yang sebetulnya kita tidak tahu
00:11:42
juga itu mengikat atau tidak apa
00:11:45
kadang-kadang dirujuk kadang-kadang
00:11:47
nggak Jadi sebetulnya tidak ada sama
00:11:49
sekali Nah kalau di yang menarik
00:11:52
sebetulnya itu adalah undang-undang
00:11:54
adminduk ketika pertama kali tahun 2006
00:11:57
itu mungkin kesalahan atau apa gimana
00:12:00
menggunakan istilah yang kemudian
00:12:03
seringkali ditolak sendiri oleh
00:12:05
pemerintah yaitu istilah agama yang
00:12:08
diakui tidak bicara soal agama yang
00:12:10
diakui tapi yang dibicarakan adalah
00:12:12
agama yang belum diakui
00:12:15
Oke agama sesuai dengan peraturan
00:12:17
perundang-undang Nah tadi seperti saya
00:12:19
sampaikan padahal enggak ada peraturan
00:12:21
perundang-undangan yang mendefinisikan
00:12:24
agama itu apa jadi kemana rujukannya
00:12:27
Enggak tahu kita kemudian selain
00:12:29
menyebut satu kategori agama ini disitu
00:12:32
kita juga lihat ada satu kategori yang
00:12:34
lain Jadi ada agama yang kenal Dadido
00:12:37
kemudian agama yang belum diakui sebagai
00:12:40
agama lalu yang ketiga penghayat
00:12:42
kepercayaan nah m ini sudah nambah apa
00:12:48
entitas yang diakui disini dan dikatakan
00:12:52
Meskipun tidak dituliskan nama apa M di
00:12:57
dalam kolom agama tapi mereka berhak
00:13:00
untuk dicatatkan negara berhak untuk
00:13:02
atap berkewajiban untuk melayani dan
00:13:04
sebagainya ada kemajuan tapi artinya itu
00:13:07
sudah ada kemajuan tapi kemudian kita
00:13:08
lihat bahwa selain selain meskipun benar
00:13:12
ada kemajuan Saya kira harus diterima
00:13:14
itu
00:13:15
Hai apa tapi dianggap belum cukup dan
00:13:18
masih banyak terjadi diskriminasi dari
00:13:20
situ nah Karena itulah undang-undang
00:13:24
adminduk ini apa dibawa ke Mahkamah
00:13:27
Konstitusi pada tahun 2016 apa persis
00:13:30
apa terkait dengan dalam kolom-kolom KTP
00:13:35
itu nah di Mahkamah Eropa Mahkamah
00:13:39
Konstitusi menggunakan Tadi saya sudah
00:13:42
sampaikan Mahkamah Konstitusi
00:13:43
menggunakan apa argumen termasuk dari
00:13:47
debat konstitusi tahun 45 lalu tahun eh
00:13:52
waktu amandemen konstitusi pada tahun
00:13:54
2000-2002 itu menjadi apa argumen
00:13:59
terpenting m dari mahkamah konstitusi
00:14:01
dan itu yang saya melihat secara cepat
00:14:03
saja kalau kita lihat secara cepat di
00:14:06
tahun 45 itu debat yang paling besar
00:14:10
yang termasuk debat konstitusi yang
00:14:13
paling besar sampai pada saat-saat
00:14:14
terakhir
00:14:15
Hai sebagian besar dari kita saya yakin
00:14:16
sudah sudah familiar itu apa tapi tetap
00:14:20
Saya ingin tuliskan dulu supaya kita
00:14:22
kita bisa melihat sama-sama yaitu apa
00:14:26
pasal 29 pada tahun pada tanggal 17
00:14:29
Agustus 1945 Jakarta berbagai macam
00:14:33
perubahan apa pada tanggal 17 Agustus
00:14:36
1945 Jakarta berdasarkan pada Ketuhanan
00:14:40
dengan kewajiban menjalankan syariat
00:14:44
Islam bagi pemeluk-pemeluknya ini pasal
00:14:47
29 ayat 1 M sehari kemudian setelah ada
00:14:51
diskusi apa ada penolakan ada ini ada
00:14:55
berita ada yang tidak menerima itu dan
00:14:58
sebagainya akhirnya ada diskusi dengan
00:15:00
cepat yang keluar pada tanggal 18 AGT
00:15:04
pasal 29 ayat 1 ini adalah negara
00:15:07
berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa
00:15:10
jadi disitu apa tidak ada nama agama
00:15:14
lagi yang bisa
00:15:15
dia kesini Islam tidak ada yang disebut
00:15:17
yang di ada di situ adalah ketuhanan
00:15:20
ditambah yang maha esa m banyak hal bisa
00:15:24
didiskusikan dari sini dan ini apa sudah
00:15:27
pasti cepat sekali saya saya membahasnya
00:15:31
kalau mau dibahas bisa masa semen dikit
00:15:35
bisa bikin 2 forum lagi sebetulnya
00:15:37
membahas hebat ini tapi apa saya sekedar
00:15:41
ingin menunjukkan beberapa perbedaan itu
00:15:43
Mayang pasal 29 ayat 2 bunyinya kemudian
00:15:47
itu adalah negara menjamin kemerdekaan
00:15:48
tiap-tiap penduduk untuk memeluk
00:15:51
agamanya masing-masing dan untuk
00:15:53
beribadat menurut agamanya dan
00:15:55
kepercayaannya itu ini juga hasil apa di
00:16:00
librasi yang cukup panjang dan salah
00:16:03
satu yang dicatat oleh sejarah adalah
00:16:06
Penggunaan istilah apa kepercayaannya
00:16:09
itu jadi disitu ada agama apa menjamin
00:16:15
tiap duduk untuk memeluk agamanya
00:16:17
beribadat menurut agamanya kemudian
00:16:20
ditambah Pak dan kepercayaannya itu yang
00:16:23
merupakan usulan dari sebagaimana
00:16:26
dicatat dalam sejarah Apa Bapak
00:16:29
wongsonegoro yang kemudian dikenal
00:16:31
sebagai salah seorang tokoh atau penting
00:16:34
juga dalam aliran kebatinan atau aliran
00:16:36
kepercayaan beberapa tahun kemudian nah
00:16:40
disini salah satu debat yang muncul
00:16:42
kemudian di tahun 2002 like lagi muncul
00:16:45
kesini waktu di Mahkamah Konstitusi
00:16:47
balik lagi ke sini sebetulnya apa sih
00:16:49
kepercayaan yang ada di baris ketiga itu
00:16:52
apakah itu apa merujuk ke agamanya
00:16:55
sendiri atau itu sebuah entitas yang
00:16:58
beda dari agama jadi ada kategori agama
00:17:01
ada kategori-kategori kepercayaan atau
00:17:03
ini agama kemudian dibawa agama ada
00:17:07
macam-macam kepercayaan orang bebas apa
00:17:12
bukan cuma untuk berbeda menurut
00:17:14
agamanya
00:17:15
yang memilih juga kepercayaan apapun di
00:17:17
dalam agama itu yang dia mau pilih dari
00:17:22
banyak apa pembahasan Saya kira ini ini
00:17:29
Pak sesuatu yang tentu masih
00:17:31
kontroversial Mungkin kita nggak perlu
00:17:33
perdebatkan tapi apa sepertinya
00:17:37
sebetulnya kalau kita baca-baca
00:17:42
notulensi pada waktu apa pada tahun 1945
00:17:46
itu terutama Apa keinginan wongsonegoro
00:17:50
mau menambahkan Kepercayaan itu adalah
00:17:52
supaya misalnya ya orang Islam itu yang
00:17:56
sudah memeluk agama Islam apa dia
00:17:59
beribadat menurut agamanya dia tidak
00:18:01
dipaksa meraba mengikuti satu persatu M1
00:18:10
aliran khusus spesifik di dalam agama
00:18:14
itu ke
00:18:15
di ini tujuannya adalah menghilangkan
00:18:17
kemampuan negara untuk memaksa orang
00:18:20
Eropa beragama dengan cara tertentu
00:18:23
karena itu ditambah apa kepercayaannya
00:18:26
itu yang dimana disitu ada kebebasan
00:18:28
jadi saya misalnya ya Apa ini ada salat
00:18:32
apa lima kali ada orang tidak salat atau
00:18:35
apa dibilang apa ini kamu sudah tidak
00:18:38
mengapa bertentangan dengan konstitusi
00:18:40
atau apa tapi enggak ini ini ada
00:18:43
cara-cara berbeda misalnya seperti itu
00:18:45
om tapi ini akan muncul lagi beberapa
00:18:48
apa beberapa waktu nah kemudian saya
00:18:53
tentu ini sangat ringkas lompat diantara
00:18:56
tahun 45 sampai tahun 2000 banyak sekali
00:18:58
yang terjadi dan salah satu yang penting
00:19:01
sebetulnya yang terjadi Saya kira di
00:19:05
sini ada Mas hancur juga nanti emas
00:19:07
anjlok tentu bisa menambahkan di bukunya
00:19:09
juga Dia mencatat Bagaimana misalnya
00:19:12
istilah kepercayaan kemudian menjadi
00:19:15
yang lebih establish nah ini yang
00:19:17
penting kalau di sini kepercayaan itu
00:19:19
sebetulnya merujuk ke mana Masih bisa
00:19:22
didorong masih bisa diskusi apa tapi
00:19:25
pada tahun 70-an itu seperti sudah di di
00:19:29
apa tetapkan kepercayaan itu merujuk
00:19:31
kepada apa aliran kepercayaan yang pada
00:19:34
tahun 45 biasanya suka disebut juga
00:19:36
dengan istilah aliran kebatinan ini
00:19:39
nanti akan muncul lagi nah tapi menarik
00:19:41
melompat ke tahun apa 2006 di salah satu
00:19:47
dari hal penting dalam amandemen
00:19:50
undang-undang Dasar 45 itu adalah 4-28
00:19:55
eh sampai je yang tambahan mengenai am
00:19:59
em dan itu M2 dua apa satu pasal 2 ayat
00:20:07
saja yang saya mau bahas yang yang
00:20:09
penting sekali disini yaitu pasal 28e
00:20:12
ayat 1 dan pasal 28e ayat
00:20:15
Hai ada di situ saya kutipkan setiap
00:20:17
orang bebas memeluk agama dan beribadat
00:20:20
menurut agamanya memilih pendidikan dan
00:20:22
pengajaran pekerjaan kewarganegaraan dan
00:20:24
sebagainya serta berhak kembali Jadi ini
00:20:27
ini pak hak-hak yang paling dasar agama
00:20:33
termasuk di itu Tengah enggak ada
00:20:36
kepercayaan di situ tapi pada 28e ayat 2
00:20:39
Pak muncul setiap orang ini ini saya ga
00:20:44
ada satu eh kata yang hilang Setiap
00:20:47
orang berhak atas kebebasan meyakini
00:20:49
kepercayaan menyatakan pikiran dan sikap
00:20:52
sesuai dengan hati nuraninya ini kalau
00:20:56
kita mau lihat dari mana sih Kenapa di
00:20:58
pasal 2 bangkek1 ada agama Pasal 28e
00:21:01
Ayat 2 kok ada kepercayaan kemudian ada
00:21:04
yang lain-lain ada pikiran sikap hati
00:21:06
nurani sebetulnya kita bisa lihat kalau
00:21:11
mau lihat di pakai Ice VR46
00:21:15
nasional HKM sipil dan politik itu
00:21:18
disitu kan disebutnya freedom freedom of
00:21:22
salt am konshens MP3 DJ Neng Geulis
00:21:28
proses enggak salah itu jadi apa
00:21:30
beberapa hal ini di disebut barengan
00:21:34
jadi kebebasan apa memiliki pikiran
00:21:37
kebebasan Confident of freedom of
00:21:40
concerns apa menyatakan sesuatu sesuai
00:21:44
dengan hati nuraninya kemudian agama dan
00:21:47
apa ampam kemudian agama itu setelah
00:21:53
setelah disebut pertama ada pikiran
00:21:55
sikap berdasarkan Nurani lalu agama di
00:21:58
kalimat-kalimat berikutnya Kalau di
00:22:00
kovenan internasional itu selalu disebut
00:22:02
agama atau keyakinan atau kadang-kadang
00:22:06
diterjemahkan kepercayaan religion or
00:22:08
belief original beli tidak pernah
00:22:09
terpisahkan mm mungkin ini merujuknya ke
00:22:13
situ tapi kenapa bibir
00:22:15
antara agama dan kepercayaan Nah kalau
00:22:17
lihat kita lihat notulensi apa namanya
00:22:21
perdebatan di tahun-tahun itu antara
00:22:23
2000 dan 2000m Ang Apa sebagian anggota
00:22:31
parlemen pada waktu itu tidak mau
00:22:33
meletakkan agama dekat dengan
00:22:35
kepercayaan ini mungkin agak lucu ya
00:22:38
dipisahkan satu kalimat saja tapi
00:22:40
dianggap apa ini ini berbeda agama itu
00:22:43
beda sama kebudayaan Jangan dijadikan
00:22:45
satu agama di ayat 1 kepercayaannya di
00:22:48
ayat 2 tapi m sebetulnya tidak terlalu
00:22:53
kontroversial memasukkan kepercayaan di
00:22:56
pasal 26 ayat 2 itu yang yang lebih
00:23:01
kontroversial nanti di pasal 29 tapi
00:23:05
jelasin ya ini ini ketika diketok kalung
00:23:08
pasal apa yang terkait HAM pasal 28e ini
00:23:12
khususnya itu tidak terlalu
00:23:15
Hai kontroversial tahun 2001 cy1 apa
00:23:19
dalam-dalam berapa kali sidang dalam
00:23:21
satu tahun itu selesai diketok Palu ini
00:23:23
diterima nah yang ramai sekali mulai
00:23:27
2000-2002 jadi tiga tahun sidang demi
00:23:30
sidang demi sedang enggak selesai itu
00:23:32
pasal 29 ini sebetulnya lebih
00:23:35
kontroversial dan yang kontroversial
00:23:37
sebetulnya ini yang menarik bukan ayat 2
00:23:40
tapi yang pasal 29 ayat 1 yang tadi saya
00:23:44
mundur sedikit Nah ini dia yang apa pada
00:23:49
tahun 45 syariat itu di uang apa
00:23:52
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
00:23:54
pemeluknya jadi debat yang lama sekali
00:23:57
selama tiga tahun sebetulnya bukan soal
00:23:59
kepercayaan juga itu menarik ada hebat
00:24:02
itu tapi yang jauh lebih apa hangat
00:24:05
lebih panas itu debat mengenai pasal 29
00:24:08
ayat 1 sedangkan empat hal 29 a
00:24:15
Bapak ayat 26 jadi yang pasal 29 ayat 13
00:24:20
tahun enggak selesai-selesai
00:24:21
diperdebatkan tapi Kemudian pada
00:24:23
akhirnya sampai ada apa namanya eh
00:24:27
permintaan udah kita voting aja kalau
00:24:29
ini enggak selesai mau memasukkan itu
00:24:31
apa nggak masuk kenapa Syariah apa
00:24:33
enggak pada akhirnya kalah itu kelompok
00:24:37
yang memasukkan Bapak Syariah m dan
00:24:41
setelah pasal 29 ayat 1 debat pasal 29
00:24:45
ayat 1 yang melelahkan itu selesai
00:24:47
ketika masuk pasal 29 ayat 2 sebelumnya
00:24:51
itu banyak sekali saran untuk
00:24:54
menghapuskan istilah kepercayaan disitu
00:24:57
Kenapa dihapuskan karena nggak jelas apa
00:25:00
sudah selesai saja Negara menjamin
00:25:03
kemerdekaan tiap-tiap untuk memeluk
00:25:05
agamanya masing-masing dan beribadah
00:25:06
menurut agamanya titik apa Kenapa kok
00:25:10
ditambah kepercayaan gak jelas ini dan
00:25:13
yang menarik sebetulnya
00:25:15
kita lihat apa jauh lebih banyak orang
00:25:18
yang mendukung untuk menghapuskan apa
00:25:22
kepercayaan dari pasal 29 ayat 2 itu apa
00:25:25
ketimbang yang di pasal 29 ayat 1 jadi
00:25:28
yang Syariah sedikit yang menerima yang
00:25:30
mendukung tapi yang menghapuskan untuk
00:25:31
menghabiskan kepercayaan itu banyak dan
00:25:34
sebagian besar apa argumennya sebetulnya
00:25:37
simple argumen supaya ini jelas saja
00:25:38
Argumen apa termasuk argumen kebahasaan
00:25:41
itu nah tapi karena Pak saya kira ya
00:25:45
sebagiannya debat pasal 29 ayat 1 sudah
00:25:48
sangat melelahkan waktu itu yang
00:25:50
memimpin apa ketua MPR nya Pak Amien
00:25:52
Rais ketika pasal 29 ayat 1 selesai Oke
00:25:56
ketok udah enggak ada perubahan terus
00:25:58
pasal 29 ayat 2 Bagaimana oke ya kita
00:26:01
terima tidak ada perubahan aja oke ketok
00:26:03
tidak ada perubahan nah padahal ini yang
00:26:06
yang apa menurut saya menarik kalau kita
00:26:09
ini hipotetis saja Kalau apa
00:26:12
dihitung-hitung apakah mungkin kau
00:26:15
lewat itu voting beneran apa yang pasal
00:26:18
24 ayat 1 jelas yang prosari ah apa
00:26:21
kalah yang pasal 29 ayat 2 ada
00:26:24
kemungkinan istilah kepercayaan itu di
00:26:26
buah apakah ini kalau itu sampai dibuang
00:26:29
ini sesuatu hal yang besar sekali pak
00:26:32
mungkin tidak Ternyata ini yang kita
00:26:35
lihat di debat di Mahkamah Konstitusi
00:26:37
waktu undang-undang adminduk gitu nah
00:26:40
apa Saya tidak perlu menjelaskan apa itu
00:26:43
apa debatnya tapi diantara argumen
00:26:46
terpentingnya adalah Mahkamah Konstitusi
00:26:48
persis mempertimbangkan pasal-pasal yang
00:26:50
saya sampaikan tadi itu pasal 28e ayat 2
00:26:52
dan pasal 29 ayat 2 dan sebetulnya
00:26:57
menemukan ketidakkonsistenan ini Saya
00:26:59
tunjukkan di sini aja supaya bisa apa
00:27:02
dibandingkan yang perlu diperhatikan
00:27:05
mesin cuma ini aja yang 28e ayat 2 dan
00:27:08
29 ayat 2 nah Mahkamah Konstitusi pada
00:27:11
akhirnya melihat ini dua pasal ini
00:27:15
di kemudian menyebakan sebetulnya mau
00:27:20
lihat juga bahwa pasal 29 ayat 2 itu
00:27:22
sebetulnya enggak terlalu jelas apa itu
00:27:24
kepercayaannya itu merujuk ke mana Dan
00:27:27
kalau kita lihat banyak Apa pandangan
00:27:29
para pak sarjana segala macam sebetulnya
00:27:32
itu bukan aliran kepercayaan bukan
00:27:34
kepercayaan dalam apa entitas yang lain
00:27:37
apa selain agama nah tapi ketika melihat
00:27:42
pasal 28 ayat 2 dan pada akhirnya para
00:27:45
hakim konstitusi itu menggunakan pasal
00:27:47
28 e ayat 2 menurut mereka jelas bahwa
00:27:51
disini apa yang dirujuk itu adalah yang
00:27:56
kepercayaan apapun itu apa termasuk yang
00:27:59
yang mungkin tidak bisa dikategorikan
00:28:01
sebagai Eko sebagai agama nah
00:28:07
penalarannya
00:28:09
Hai agak bulat sebetulnya menurut saya
00:28:12
dan dalam beberapa hal tidak konsisten
00:28:15
apa tadi kemudian para hakim itu dengan
00:28:19
dengan cepat menyetelnya menghilangkan
00:28:22
abad tidak menyelesaikan
00:28:24
ketidakkonsistenan dari dua pasal ini
00:28:26
apa tapi terus memutuskan bahwa
00:28:30
sebetulnya dari beberapa hal ini yang
00:28:33
kelihatan adalah bahwa kepercayaan yang
00:28:35
menjadi basis dari para pemohon di
00:28:38
judicial review itu itu memiliki Abah
00:28:43
posisi yang sama dengan agama berbeda
00:28:45
dia tapi Pak setara jadi ada kesetaraan
00:28:51
meskipun agama dan Glenn berbeda jadi
00:28:53
tetap di apa bedakan agama dan
00:28:55
kepercayaan Nah dengan demikian kemudian
00:28:59
terus diterima argumen para pemohon yang
00:29:02
kita bisa lihat apa disini sebetulnya
00:29:05
kalau kita lihat perdebatan Apa perlu
00:29:09
terima kamar konstitusi itu itu tidak
00:29:13
apa tidak menyelesaikan semua isu dan
00:29:19
dari segi melihat ada agama ada
00:29:22
kepercayaan berbeda tapi setara itu Saya
00:29:26
kira tidak ada terobosan penting dari
00:29:30
sisi pengelolaan agama jadi tetap apa
00:29:33
berpegang pada definisi yang dipahami
00:29:35
ini ada agama ini ada sesuatu yang
00:29:37
berbeda kelebihannya tentu adalah
00:29:39
mengatakan bahwa ini adalah setara dan
00:29:42
ini memiliki hak yang sama dan dan atap
00:29:45
dan sebagainya nah tapi telah terlepas
00:29:48
dari itu fakta bahwa hakim hakim
00:29:50
mahkamah konstitusi itu menerima
00:29:52
permohonan kelompok-kelompok yang waktu
00:29:55
itu diwakili oleh beberapa apa kelompok
00:29:57
kepercayaan dan agama leluhur Saya kira
00:30:00
itu itu merupakan sebuah terobosan yang
00:30:02
yang apa penting Nah jadi dari satu sisi
00:30:07
ini penting jelas dari sisi yang lain
00:30:09
di avac tidak semua persoalan sebetulnya
00:30:13
diselesaikan ada peluang Sebetulnya saya
00:30:17
kira hakim hakim Mahkamah Konstitusi
00:30:19
untuk menyelesaikan berbicara lebih jauh
00:30:20
tapi itu tidak tidak di apa tidak
00:30:23
semuanya diselesaikan yaitu itu
00:30:25
sebetulnya agak saya enggak selesai nah
00:30:29
yang saya mau ini beberapa poin terakhir
00:30:33
saya untuk kembali tadi ke apa ke
00:30:37
istilah yang pertama kali saya pakai
00:30:39
soal konstruksi yang apa kalau kita mau
00:30:46
apa lihat m di pada waktu ada debat di
00:30:55
Mahkamah Konstitusi itu diluar ada debat
00:30:59
juga soal Hakim salah satu Hakim
00:31:01
Mahkamah Konstitusi pernah pakai apa
00:31:04
istilah bahwa agama-agama yang enam itu
00:31:06
adalah agama-agama impor terus Pram itu
00:31:09
Apa ini kok disebut agama impor ini
00:31:12
segala macam gitu yang saya kira bukan
00:31:14
debat yang sangat apa produktif karena
00:31:18
itu juga sepertinya beranjak dari
00:31:22
pemahaman yang apa yang MX esensialis
00:31:28
bahwa ini ada enam agama kemudian ada
00:31:31
kepercayaan ada mungkin Apa yang disebut
00:31:34
agama leluhur dan sebagainya semuanya
00:31:36
berbeda segala macam Nah kalau kita
00:31:38
lihat apa dari praktek sehari-hari
00:31:41
nyatanya akan kategori seperti itu tidak
00:31:44
strip seperti itu maksud saya kita
00:31:47
melihat tidak sedikit apa kalau kita
00:31:51
melakukan riset Sapa antropologis
00:31:53
orang-orang yang yang apa Bisa saja
00:31:56
punya afiliasi lebih dari satu agama
00:31:59
dalam artian atau kepercayaan dalam
00:32:02
artian apa seorang muslim yang
00:32:04
menjalankan juga praktek-praktek apa
00:32:07
kepercayaan tertentu seorang muslim atau
00:32:09
Kristen
00:32:09
Hai yang menjadi bagian dari sebuah
00:32:11
komunitas adat dia melakukan
00:32:13
praktek-praktek tertentu tapi dia juga
00:32:15
menyebut dirinya muslim atau Kristen apa
00:32:18
Nah afiliasi yang dibayangkan oleh
00:32:21
negara terutama itu yang
00:32:23
mengkotak-kotakkan ini secara sangat
00:32:26
trik yang dalam kenyataannya sebetulnya
00:32:28
belum tentu terjadi seperti itu dan itu
00:32:31
yang membuat apa sulit Nah kalau kita
00:32:35
melihat ini sebagai proses konstruksi
00:32:37
tadi kembali Saya sekarang mau melihat
00:32:40
apa kemudian Apa yang bisa dilakukan mau
00:32:45
mengubah ini tadi saya sampaikan juga ya
00:32:47
bahwa persoalan seperti pendefinisian
00:32:49
ini bukan cuma apa persoalan di
00:32:51
Indonesia isu di Prancis itu yang sangat
00:32:54
sekuler ada juga persoalan itu ketika
00:32:56
dia membuat apa undang-undang yang
00:32:58
melarang simbol-simbol keagamaan Siapa
00:33:00
yang mendefinisikan simbol keagamaan itu
00:33:02
yang mana yang disebut simbol keagamaan
00:33:04
dan sebagainya Jadi sebetulnya Negara
00:33:06
apa dalam hal ini negara yang sakulat
00:33:09
itu ikut mendefinisikan Apa yang disebut
00:33:12
apa simbol agama dan apa yang tidak Nah
00:33:15
mungkin ini sesuatu yang tidak bisa
00:33:18
dipakai yang tidak bisa di diem 100%
00:33:23
dihindari Bahkan dalam kalau kita
00:33:27
melihat apa deklarasi universal HAM lalu
00:33:31
kompenen internasional hak sipil dan
00:33:33
politik itu kan pendefinisian agamanya
00:33:35
luas sekali salah satu komentar umum
00:33:38
atas apa Ice Bear itu ke kovenan
00:33:42
internasional hak sipil dan politik
00:33:43
komentar member2 ngomong yang
00:33:46
dimaksudkan dengan agama ketika bicara
00:33:48
soal kebebasan beragama itu bisa
00:33:50
atheistik Abdi statistik bisa atheistik
00:33:53
bisa tradisional bisa modern pokoknya
00:33:55
apa saja Misalnya disebut seperti itu
00:33:58
tapi itupun masih di ada kritiknya
00:34:01
karena dia masih tetap tidak seapa
00:34:04
setidak-tidaknya sangat luas tetapi
00:34:08
sebetulnya intinya yang mau
00:34:09
ini tuh Apapun yang kamu yakini mau
00:34:13
disebut agama mau disebut kepercayaan
00:34:16
mau disebut Budaya apa kek pokoknya kamu
00:34:20
yakini dengan hati nurani kamu itu
00:34:22
dijamin negara enggak boleh memaksa kamu
00:34:25
meninggalkan itu nah apa Jadi
00:34:29
ujung-ujungnya yang terpenting kalau
00:34:30
kita lihat di sini ada ada apa-apa yaitu
00:34:33
perlindungan Nah kalau kita mau ngomong
00:34:36
ujung-ujungnya adalah perlindungan
00:34:37
Mungkin kita bisa melihat debat di
00:34:40
Indonesia antara agama kepercayaan baru
00:34:42
nanti ada yang pakai istilah juga agama
00:34:44
leluhur apa M Mungkin kita bisa
00:34:49
fleksibel menggunakan berbagai macam
00:34:51
istilah itu kalau tujuan akhirnya
00:34:53
ujung-ujungnya adalah perlindungan dan
00:34:56
pemberian hati itu kalau apa jadi
00:35:01
ketimbang misalnya mengatakan bahwa
00:35:05
[Musik]
00:35:09
Hai atau Saya saya enggak mau pergi
00:35:12
lebih jauh karena saya sudah bapak saya
00:35:14
kira sudah ngambil waktu cukup lama tapi
00:35:17
m&m poin terakhir yang saya mau katakan
00:35:20
kembali lagi ke soal konstruksi itu
00:35:22
bahwa disatu Sisi negara bisa melakukan
00:35:26
konstruksi tapi kalau kita bicara
00:35:28
advokasi misalnya itu kita bisa juga
00:35:30
mungkin terlibat dalam proses itu nah
00:35:33
ketika kita terlibat dalam proses itu
00:35:35
menurut saya inti utamanya nanti
00:35:37
ujung-ujungnya bukannya kita mencoba
00:35:39
menemukan sebuah definisi agama atau
00:35:42
kepercayaan atau leluhur yang benar tapi
00:35:45
ujung-ujungnya yang perlu di aplikasi
00:35:47
adalah Isu apa perlindungan dan
00:35:51
pemberian cat Nah kalau kita lihat
00:35:53
setelah apa Mahkamah Konstitusi selesai
00:35:56
pada tahun 2017 dengan keputusannya itu
00:35:59
apa sudah banyak perubahan dari sisi itu
00:36:02
tapi juga tidak selesai artinya
00:36:05
perubahan pada level atas hanya di level
00:36:09
yang sangat yang
00:36:09
tinggi mahkamah konstitusi yang tidak
00:36:11
bisa diapa-apakan lagi itu pun itu
00:36:13
berubah tidak berarti semuanya ke bawah
00:36:15
berubah yang bawah ini sebetulnya adalah
00:36:18
sebuah Medan Perjuangan yang yang apa
00:36:21
berbeda juga yang yang harus dimasuki 11
00:36:24
Oke saya berhenti disitu mas Riza maaf
00:36:29
kalau kelamaan