00:00:00
hai hai
00:00:02
hai hai
00:00:04
baru-baru jika aku begini illuminae
00:00:06
adalah Manado meneh meneh
00:00:11
dibunuh
00:00:13
Mari kita lintas menepuk agak
00:00:19
I
00:00:24
[Musik]
00:00:26
hope you enjoy
00:00:28
odong-odong kejunya Wonosobo Ita jalur
00:00:39
Ambillah motor-motor
00:00:43
nyoba pengurus
00:00:46
Woi
00:00:50
dd25 Juni 2009 belas pagi warga Kampung
00:00:55
total ada Desa Totok Sumba Barat Daya
00:00:57
sudah bersiap
00:00:59
orang-orang Kampung Toto kalau ada ini
00:01:01
adalah penganut Marapu sebuah agama
00:01:04
kepercayaan asli masyarakat pulau Sumba
00:01:06
Nusa Tenggara Timur
00:01:07
[Musik]
00:01:09
ah ah
00:01:19
di
00:01:20
Indonesia
00:01:30
[Musik]
00:02:07
dengan acara
00:02:10
Torres mampu
00:02:12
mengirim sebagai sumpah jadi ini
00:02:19
adalah Hari Istimewa bagi komunitas
00:02:21
Marapu untuk pertama kalinya pemeluk
00:02:24
agama Marapu dari segala penjuru Pulau
00:02:27
Sumba menggelar kongres ditempuh laka
00:02:44
in pasar Bali akhir september 2020
00:02:49
masyarakat Bali saat itu sibuk bersiap
00:02:52
menyambut hari raya Kuningan
00:02:58
hari raya Kuningan adalah salah satu
00:03:01
hari suci bagi umat Hindu Bali
00:03:03
pada hari raya Kuningan umat Hindu Bali
00:03:06
merayakan dewa-dewa dan leluhur kembali
00:03:09
kesurga
00:03:10
tujuh hari sebelumnya saat hari Galungan
00:03:13
para leluhur turun kedunia umur sakral
00:03:16
itu juga dirayakan oleh umat Hindu Bali
00:03:21
nyuruh kamu
00:03:24
bahagia
00:03:31
masyarakat Hindu Bali dan masyarakat
00:03:33
adat Marapu adalah etalase keragaman
00:03:36
atau pluralisme Indonesia
00:03:41
[Musik]
00:03:43
hai hai
00:03:46
di masyarakat Indonesia tidak hanya
00:03:49
menerima
00:03:50
gagasan Pancasila dan UUD 45 Tapi paham
00:03:55
betul itu mencerminkan sebuah
00:03:59
kearifan masyarakat
00:04:03
yang
00:04:04
selaras dengan Selaras dan melestarikan
00:04:09
kearifan kepercayaan
00:04:14
[Musik]
00:04:29
[Tepuk tangan]
00:04:30
[Musik]
00:04:46
di
00:04:46
[Musik]
00:04:48
tunggu
00:04:50
membentang di Khatulistiwa dengan jumlah
00:04:52
pulau lebih dari tujuh belas ribu
00:04:54
Indonesia adalah rumah bagi lebih dari
00:04:58
1340 suku
00:04:59
[Musik]
00:05:21
April 2019 Doctor Zainal Bagir dan
00:05:24
Muhammad Iqbal Ahnaf dari crcs UGM
00:05:26
berkunjung ke Maumere Nusa Tenggara
00:05:28
Timur Untuk melakukan riset praktek
00:05:31
toleransi umat beragama di sana
00:05:33
riset ini sekaligus untuk produksi
00:05:36
serial film Indonesian pluralistis
00:05:38
kolaborasi antara Center for religion
00:05:40
and cross cultural studies crcs UGM
00:05:43
pasca University dan watchdoc
00:05:45
Documentary
00:05:46
Hai dan didukung oleh Henry luas
00:05:48
foundation
00:05:52
menghancurkan banget dalam sebuah cerita
00:06:00
meskipun saat ini tak ada satupun negara
00:06:03
di dunia yang homogen menurut Zainal
00:06:06
Abidin Bagir direktur Indonesian
00:06:08
konsorsium for religious studies
00:06:10
keragaman atau pluralisme di Indonesia
00:06:12
cukup unik
00:06:14
Indonesia unik sampai tingkat tertentu
00:06:17
Saya kira jadi arenanya ini menarik
00:06:20
arenanya cukup unik sebagai sebuah
00:06:22
negara kepulauan itu ada keragaman
00:06:24
bahasa etnisitas dan sebagainya
00:06:28
yang saya kira dalam dalam banyak hal
00:06:31
memang kalau dibandingkan dengan
00:06:33
beberapa negara
00:06:34
keragaman di Indonesia ini apa luar
00:06:38
biasa jadi
00:06:46
sebaiknya
00:06:47
keunikan itu juga dilihat oleh
00:06:50
indonesianis dan juga antropolog dari
00:06:52
Boston University Professor Robert
00:06:54
hefner
00:06:55
saat mengamati masyarakat Marapu bersama
00:06:58
Samsul Ma'arif dari crcs UGM Robert
00:07:01
hefner menyebut keunikan Indonesia Tak
00:07:03
hanya dari aspek keberagamaan tapi juga
00:07:05
dari relasi komunitas mayoritas dan
00:07:08
minoritas
00:07:08
CY sendiri sebagai antropolog
00:07:12
mulai riset saya berlebih dari 30 tahun
00:07:16
yang lalu di there yang agak terpencil
00:07:19
pada tahun-tahun itu yaitu di masyarakat
00:07:22
Tengger di masa di Jawa Timur dan dari
00:07:26
dari pengalaman itu saya tidak saya
00:07:29
semakin yakin bahwa salah satu
00:07:31
keistimewaan Indonesia adalah ada
00:07:34
masyarakat
00:07:35
dan tersentuh seperti masyarakat Tengger
00:07:38
yang tinggal di masyarakat yang
00:07:40
mayoritas muslim dan tinggal di
00:07:44
bermasyarakat ya kwalitas muslim itu
00:07:48
secara damai secara terbuka dan diet
00:07:51
dengan dialog mereka tidak sama sekali
00:07:54
tertutup tapi berdialog dan selama lebih
00:07:59
dari dua ada
00:08:01
meregang menciptakan sebuah kultur
00:08:04
bersama-sama walaupun juga berbeda tetap
00:08:10
belum makan Maaf ya
00:08:16
enak-enak
00:08:18
namanya
00:08:20
[Musik]
00:08:42
sebagaimana disebut Robert hefner
00:08:44
Indonesia memang adalah negara dengan
00:08:46
penduduk muslim terbesar di dunia
00:08:49
dari 273 juta penduduk Indonesia
00:08:53
87,8 lainnya adalah umat muslim
00:09:00
Nahdlatul Ulama adalah organisasi Islam
00:09:03
terbesar di Indonesia
00:09:05
anggotanya mencapai 79 juta orang dengan
00:09:10
anggota sebanyak itu Nahdlatul Ulama
00:09:12
adalah organisasi Islam terbesar di
00:09:14
dunia
00:09:20
muslimat organisasi perempuan dibawah
00:09:23
naungan NU juga menjadi organisasi
00:09:25
perempuan Islam terbesar di dunia
00:09:29
[Musik]
00:09:33
Muhammadiyah adalah organisasi terbesar
00:09:35
kedua di Indonesia jumlah anggotanya
00:09:38
mencapai 35 juta orang
00:09:42
meski mayoritas muslim realitas
00:09:45
demografis Indonesia menunjukkan Ada
00:09:47
sejumlah Daerah seperti Bali Nusa
00:09:50
Tenggara Timur Papua dan Sulawesi Utara
00:09:54
umat muslim justru menjadi minoritas
00:09:57
[Musik]
00:10:25
Asmat nek
00:10:29
[Musik]
00:10:32
Endi dilaksanakan adalah pembuat film
00:10:35
dokumenter Watchdog yang tahun 2015
00:10:38
melakukan perjalanan keliling Indonesia
00:10:41
sepanjang perjalanan yang diberi nama
00:10:43
ekspedisi indonesia biru itu Jandi
00:10:46
menyaksikan pluralitas Indonesia adalah
00:10:49
sebuah realitas yang nyata tapi juga
00:10:52
sekaligus menjadi narasi politik yang
00:10:54
kerap berakhir tragis
00:10:56
keragaman sebagai narasi yang ada di
00:10:59
Pancasila Bhinneka dan segala macem yang
00:11:03
pertama jelas
00:11:05
ada tendensi bahwa keragamannya
00:11:07
membatasi pada sejak Orde Baru apa yang
00:11:10
disebut dengan agama resmi tapi ini
00:11:12
bukan problem khas Orde Baru sejak orde
00:11:14
lama pun misalnya
00:11:16
apanya pemerintah di masa Soekarno
00:11:18
dengan dalih untuk menumbuhkan
00:11:21
nasionalisme
00:11:21
itu agama-agama lokal identitas
00:11:25
kedaerahan yang sangat kental dari
00:11:27
tradisi berbasis kepercayaan lokal itu
00:11:29
juga diberangus jadi Mentawai itu
00:11:32
misalnya
00:11:33
penganut alat sabulungan
00:11:36
Hai itu dipaksa untuk memilih tiga agama
00:11:38
besar Islam Kristen dan Katolik dan
00:11:41
tradisi mereka dihancurkan dengan cara
00:11:44
kekerasan gitu ya yang sudah enggak
00:11:46
boleh tato perempuan gak boleh
00:11:48
meruncingkan gigi begitu
00:11:50
Jadi
00:11:54
apa yang menimpa masyarakat adat merapu
00:11:57
menjadi bukti pandangan dan di tersebut
00:11:59
selama puluhan tahun masyarakat merapu
00:12:03
termarjinalisasi
00:12:04
Bahkan mereka dipaksa untuk meninggalkan
00:12:07
agama leluhur dan berganti memeluk agama
00:12:10
resmi yang diakui negara
00:12:13
saya pernah lama
00:12:15
Hai asli Marapu funny photo nama asli
00:12:21
wanita-wanita kotoran itu foto suku
00:12:24
kedua
00:12:27
Eh saya adalah
00:12:29
asli pendukung merapu batas secara garis
00:12:34
besar bahwa agama sudah yang sudah
00:12:36
diakui di Indonesia bahwa ada lima enam
00:12:39
Maka lebay kita ikut di agama keterima
00:12:44
kita isi di ke agama Katolik nasib buruk
00:12:47
ini tak hanya dialami oleh masyarakat
00:12:49
Marapu tapi juga Penganut Agama leluhur
00:12:52
dan aliran kepercayaan lainnya Dede
00:12:56
dalam situasi keragaman yang yang
00:12:58
seperti itu yang banyak dimensi banyak
00:13:01
lapisan itu Saya sendiri merasa kurang
00:13:03
tepat kalau misalnya ada istilah bahwa
00:13:06
kita perlu merayakan apa
00:13:08
kerajaan-kerajaan seperti ini bukan
00:13:10
sesuatu yang yaitu yang dirayakan dan
00:13:13
dan ada demikian saja tapi Hai jelas itu
00:13:16
menunjukkan bahwa banyak sekali
00:13:19
tantangan karena ada persaingan dan dan
00:13:22
sebagainya jadi persoalan yang cukup
00:13:24
besar adalah bagaimana mengelola
00:13:27
keragaman itu
00:13:29
[Musik]
00:13:49
agar keragaman tidak sebatas dirayakan
00:13:51
serial film dokumenter Indonesian Floral
00:13:54
disini diproduksi
00:13:56
tujuannya agar publik tidak hanya
00:13:58
menunjukkan sikap vuforia atas
00:14:00
pluralitas Indonesia tapi juga memahami
00:14:03
potensi problematika dan kontestasi
00:14:05
didalamnya
00:14:08
sejak tahun 2019 Indonesian plurality
00:14:12
setelah memproduksi 5 serial film yang
00:14:15
Beta mau jumpa
00:14:18
atas nama percaya
00:14:22
Hai and finish Indonesia
00:14:25
agama dalam karantina
00:14:30
en3 suara
00:14:34
masing-masing film Tak hanya mengangkat
00:14:36
romantisme pluralitas Indonesia
00:14:39
dalam serial film Indonesia gratis ini
00:14:45
selain ingin menggambarkan keragaman
00:14:48
kita melakukan interpretasi juga kita
00:14:52
berupaya memahami tapi saya kira
00:14:55
film-film kita juga menunjukkan bahwa
00:14:57
vitalitas masyarakat Indonesia itu bukan
00:15:00
cuma ada masalah atau ada keragaman tapi
00:15:05
kemampuan atau Pak Semangat
00:15:09
aspirasi untuk
00:15:12
merespon keragaman ini dengan cara yang
00:15:15
baik
00:15:16
sebagai negara yang sangat beragam
00:15:21
Indonesia menghadapi dan cabe yang ciri
00:15:25
khas negara Floral negara beragam dalam
00:15:28
arti salah dandanan untuk negara dari
00:15:32
awal dari awal pendirian Republik
00:15:34
Indonesia salah satu dan sangar atau lah
00:15:37
Bagaimana caranya untuk tinggal untuk
00:15:41
hidup bersama Spurs sama-sama sebagai
00:15:44
warga warga negara Indonesia antara
00:15:47
whatsdog kemudian menemani SS UGM dan
00:15:51
juga Boston University punya punya
00:15:53
kesadaran yang sama bahwa kita udah
00:15:55
capek ngomongin Bhinneka hanya untuk
00:15:57
menjadi komoditas politik kita udah
00:15:58
capek ngomongin Pancasila hanya untuk eh
00:16:01
apaan membenarkan kapitalisme karena
00:16:03
malu jadi Capital jadi anti-komunis sama
00:16:06
dengan Pancasila pada anti komunis dan
00:16:08
kapitalis
00:16:10
ada konsep Pancasila yang yang ngajak
00:16:12
itu saya bagi saya
00:16:14
hai eh itu pandangan-pandangan saya dan
00:16:17
juga eh apa namanya powerdog dalam
00:16:21
film-filmnya dan Kebetulan juga Club
00:16:24
dengan kawan-kawan kolaborator email Hai
00:16:27
senyum film yang mengambil setting
00:16:30
lokasi di ambon-maluku ini menunjukkan
00:16:32
konflik bisa muncul dalam masyarakat
00:16:34
yang beragam
00:16:36
hai hai
00:16:38
di antara
00:16:39
1999 hingga 2002 jumlah korban tewas
00:16:43
disebut mencapai 5000 jiwa dan setengah
00:16:47
juta lainnya mengungsi
00:16:50
Yaitu anda
00:16:51
[Musik]
00:16:57
yang merasa minoritas terpaksa akad kaki
00:17:00
dari kampung halaman masing-masing
00:17:03
muslim meninggalkan tetangga mereka yang
00:17:05
Kristen
00:17:07
hai hai
00:17:09
hai hai
00:17:13
Hai Demikian pula sebaliknya
00:17:15
[Musik]
00:17:36
terkecuali ot saat Konflik terjadi
00:17:38
bersama keluarga dan warga Kristen
00:17:41
lainnya hot terpaksa lari meninggalkan
00:17:44
kampung batu merah dalam
00:17:46
Jadi kami pada saat kerusuhan itu ada
00:17:49
sekitar 700 Kakak keluar sheet1 Jemaat
00:17:53
tanggal
00:17:56
22 namun pengalaman konflik itu juga
00:17:59
yang kemudian menumbuhkan kesadaran
00:18:01
masyarakat Maluku untuk mengakhiri
00:18:03
pertikaian dan menghidupkan kembali
00:18:05
budaya damai yang sudah hidup ratusan
00:18:08
tahun dari nenek moyang mereka
00:18:12
Hai jadi Ambon itu sekaligus adalah
00:18:15
cerita yang sekarang sering ditulis
00:18:18
orang diteliti untuk menunjukkan
00:18:20
Bagaimana orang bisa membangun
00:18:22
perdamaian tapi Ambon adalah juga cerita
00:18:24
Bagaimana konflik itu bisa terjadi
00:18:27
dengan akibat yang luar biasa kaget dia
00:18:32
teriak Uti lari
00:18:36
Uti lari itu baterai kedua kali terus
00:18:39
bisa keluar Meta tanya kenapa dia bilang
00:18:40
lari betadin daster saja kaki telanjang
00:18:44
akhirnya kita keluar dari sini kita
00:18:46
kalau Jeng sempat ke situ kita langsung
00:18:48
keluar pintu-pintu Meme lorong Mereka
00:18:51
sibuk terus batalas karena memang kita
00:18:54
dikejar
00:18:56
selalu bersama Hai
00:19:00
untuk palembay B orang apa itu pmpn saya
00:19:04
bisa satu
00:19:06
kita bila kita gak bisa keluarin Utara
00:19:09
sini tua
00:19:11
[Musik]
00:19:16
dan ketika sekarang pun dia menjadi
00:19:18
contoh sebuah tempat dimana orang
00:19:21
berupaya lagi untuk hidup dalam
00:19:23
keragaman membangun perdamaian sangat
00:19:25
kelihatan bahwa itu tidak mudah sampai
00:19:28
sekarang Saya kira sekali lagi kita bisa
00:19:31
mengangkat cerita Ambon sebagai cerita
00:19:33
positif tapi Ambon belum selesai pasca
00:19:37
konflik yang menjadi perhatian
00:19:39
pemerintah adalah pembangunan fisik
00:19:41
gereja-gereja dipanggil masjid dibangun
00:19:44
rumah dibangun Swag bingung lupa
00:19:47
harusnya ada
00:19:49
Rohim ada
00:19:52
pembangunan moral sejak
00:19:58
di serial film Indonesian pluralistis
00:20:00
mendapat respon positif di masyarakat
00:20:03
film Indonesian pluralistis diputar di
00:20:06
berbagai lokasi dan menjadi bahan
00:20:08
diskusi di dalam dan luar negeri
00:20:15
[Musik]
00:20:37
kaum
00:20:41
perempuan dan generasi muda
00:20:47
yang ada di
00:20:58
iPhone positif juga berasal dari dunia
00:21:00
pendidikan film Indonesian pluralistis
00:21:03
bahkan digunakan oleh Yayasan cahaya
00:21:05
guru sebagai bahan ajar di sekolah
00:21:12
semua merasa bahwa kita butuh sekali
00:21:16
kita kita butuh sekali materi-materi
00:21:19
ajar dengan bisa membuka Nah kalau kita
00:21:23
bicara keragaman aktor utama dalam
00:21:25
pendidikan maka sebetulnya kita sangat
00:21:28
butuh ruang perjumpaan banyak sekali
00:21:32
faktor yang memperlihatkan bahwa
00:21:35
sebetulnya bukan tidak mau tapi tidak
00:21:39
tahu dan itu tidak bisa diabaikan dalam
00:21:42
dunia pendidikan hadirnya film-film
00:21:45
Indonesian florale disini mengisi itu
00:21:48
karena kehadiran film-film dari
00:21:51
Indonesia yang plural notice jelas bisa
00:21:54
menjadi ruang perjumpaan
00:21:58
Hai
00:22:03
[Musik]
00:22:08
ruang-ruang perjumpaan itulah yang
00:22:11
belakangan hilang dalam interaksi
00:22:12
antarmasyarakat
00:22:14
akibatnya masyarakat mudah terpolarisasi
00:22:18
Heni supolo menyebut agenda dan
00:22:20
kepentingan-kepentingan membuat
00:22:22
polarisasi masyarakat semakin parah dua
00:22:25
Pemilu terakhir dan Pilkada DKI
00:22:27
Menunjukkan kita punya masalah di situ
00:22:30
karena dengan jelas kita melihat ada
00:22:34
faktor etnis yang dijadikan
00:22:38
dijadikan bagian dari upaya untuk
00:22:41
kampanye untuk menjatuhkan pihak lain
00:22:44
ada faktor agama juga saya kira itu dua
00:22:47
hal yang yang untuk saya yang pada saat
00:22:51
ini bersiap berusia 67 ini sangat baru
00:22:54
itu atmosfer yang disebut Hendri supolo
00:22:58
it tergambar dalam film unfinished
00:23:00
Indonesia takbir silih berganti dengan
00:23:03
hujatan terhadap Gubernur DKI Jakarta
00:23:06
Basuki tjahaya Purnama alias Ahok
00:23:16
keragaman tak hanya muncul dari latar
00:23:19
belakang etnis atau agama yang berbeda
00:23:21
bahkan juga muncul dalam satu agama
00:23:23
seperti agama Islam
00:23:26
berkontestasi di dalam agama juga
00:23:28
terjadi sangat tajam dan berpengaruh
00:23:30
luas sebagai ranah keluarga sampai
00:23:32
politik nasional Islam dalam pidatonya
00:23:35
sebagian umat islam terus menyuarakan
00:23:37
aspirasi untuk menegakkan supremasi
00:23:39
Islam di Indonesia agama Islam sebagian
00:23:42
menganggap konsensus kebangsaan sudah
00:23:45
selesai saat Indonesia memilih tidak
00:23:47
menjadi negara berdasarkan pada agama
00:23:50
sebetulnya berpolitik di dalam Islam itu
00:23:53
untuk apa sih kemana arah politik Islam
00:23:57
sesungguhnya
00:23:58
Hai maupun tujuan tentunya untuk
00:24:00
merealisasikan janji Allah yang tiga
00:24:02
kepada kita semua terima tahun lah 10
00:24:05
tahu membayangkan lagi tentang Khilafah
00:24:08
lah kita eh kita gak bayangin itulah
00:24:10
wong kito lewati itu
00:24:12
Illallah Muhammadur Rasulullah
00:24:16
jadi agamanya sama tapi aspirasinya
00:24:20
berbeda-beda dan kita melihat dalam film
00:24:22
itu bagaimana
00:24:24
bukan hanya perbedaannya Saya kira Anda
00:24:27
pertentangan apa ada upaya ia perjuangan
00:24:32
untuk mengajukan ide atau gagasan yang
00:24:35
berbeda dari satu kelompok ke kelompok
00:24:37
lainnya dan pertentangan yang yang apa
00:24:42
Saya kira harus diakui cukup serius
00:24:46
bahwa
00:24:48
tosawat asang hoodie Sebati Tanoe
00:24:53
bagawato April 2020 Indonesia dilanda
00:24:57
wabah covert 12 situasi ini sempat
00:25:00
memunculkan kebingungan pada masyarakat
00:25:02
Agama sebab aktivitas ibadah bersama
00:25:04
dibatasi Puja Bakti saja sih meskipun
00:25:07
berbeda-beda semua agama kemudian
00:25:09
merespon wabah tersebut termasuk harus
00:25:12
menyesuaikan praktek ritual
00:25:15
Hai yang menarik dinamika keragaman juga
00:25:18
muncul dikalangan perempuan
00:25:19
Bahkan dikalangan perempuan dengan agama
00:25:22
sama Islam
00:25:28
[Musik]
00:25:33
spektrum keragaman perempuan Islam
00:25:35
Indonesia membentang tak hanya pada
00:25:37
peran domestik tapi juga konsepsi ide
00:25:40
dan kontribusi politik
00:25:42
syaratnya diskursus keragaman di dunia
00:25:45
pendidikan itu tak terjebak dalam
00:25:47
formalisme dan indoktrinasi
00:25:49
[Musik]
00:25:52
lebih
00:25:53
[Musik]
00:26:13
baik Heni supolo dan dan 10 sepakat
00:26:16
pendidikan adalah media yang tepat untuk
00:26:18
mengajarkan keragaman sekaligus
00:26:20
menjembatani perbedaan pandangan kita
00:26:22
terbesar lebih sistem pendidikan di apa
00:26:25
yang kita ajarkan di sekolah apa yang
00:26:28
kita tonton di televisi
00:26:29
apa yang kita disucikan di rumah jadi
00:26:33
penyelamat tiga matra ini ketiga domain
00:26:37
ini tidak ada perubahan maka Indonesia
00:26:40
juga tidak akan pernah berubah dari
00:26:41
simbolisme formalisme protokoler penting
00:26:45
keberagaman dan Bhineka ini seberapa
00:26:48
dalam mereka
00:26:50
memberikan
00:26:52
kesempatan-kesempatan berperan dan
00:26:55
berefleksi sambil membuka ruang
00:26:58
perjumpaan lihatlah dari sisi itu itu
00:27:01
bukan sekedar
00:27:03
mencoret borang-borang yang ada gitu
00:27:06
karena kita bukan bicara mengenai
00:27:08
pengetahuan
00:27:12
[Musik]
00:27:17
nyum nyum
00:27:21
namanya eclean Amor De fretes
00:27:24
Pemuda kelahiran
00:27:26
1991 ini dikenal sebagai pendongeng
00:27:29
dengan media boneka di kawasan Ambon dan
00:27:31
sekitarnya
00:27:32
menjadi saksi mata konflik Ambon iklim
00:27:36
kemudian mendirikan kios interface pkken
00:27:39
sebuah lembaga Yang menaungi para pemuda
00:27:42
lintas agama dan suku di Maluku
00:27:45
lewat dongeng eklind berkeliling Maluku
00:27:47
menyebar pesan perdamaian dan toleransi
00:27:50
sampai sekarangpun sup sekalipun tidak
00:27:53
berkonflik seperti dulu lagi bahkan
00:27:56
sesama komunitas yang Kristen atau
00:27:59
sesama komunitas yang muslim di situ
00:28:01
masih berkonflik Nah kita datangi disitu
00:28:04
ruang perjumpaan lintas suku etnis dan
00:28:07
agama juga terjadi di dapur umum buruh
00:28:10
gendong perempuan di markas jaringan
00:28:12
gusdurian Yogyakarta tanpa melihat Aan
00:28:15
mereka bahu membahu melakukan kegiatan
00:28:18
sosial membantu masyarakat yang
00:28:20
terdampak wabah covert 19 ini juga
00:28:23
lintas daerah lintas suku nih ada
00:28:25
temen-temen dari Flores dadar Samarinda
00:28:29
ada dari Riau ada dari ke
00:28:33
Makassar macam-macam jadi umurnya juga
00:28:37
ada di tahap 1 bahkan ada yang kelas 3
00:28:40
SMK
00:28:41
nah Lalu ada ibu Diah 59 tahun ada bu
00:28:46
jilah yang relawan mobil itu 61 tahun
00:28:50
[Musik]
00:28:52
Indonesia adalah rumah bagi kebhinnekaan
00:28:55
tak hanya rumah untuk etnis besar
00:28:57
seperti Jawa Sunda atau pun Batak Hai
00:29:00
tapi juga etnis kecil seperti booty atau
00:29:03
Tobelo juga bukan hanya rumah untuk
00:29:06
agama mayoritas Islam tapi juga bagi
00:29:09
agama minoritas seperti Hindu dan Budha
00:29:11
dan juga agama leluhur seperti Marapu
00:29:14
yang ideal bagi Indonesia kalau kita
00:29:17
bicara soal apa keragaman itu itu adalah
00:29:21
atas sebuah masyarakat di mana keragaman
00:29:25
dipertahankan tapi juga ada kesetaraan
00:29:27
setiap warga negara terlepas dari apapun
00:29:31
identitasnya agama bahasa etnisitas dan
00:29:34
sebagainya apa mereka dianggap sebagai
00:29:37
warganegara setara yang bisa hidup
00:29:40
bersama Apple yang diciptakan masyarakat
00:29:43
Indonesia agar supaya masyarakat yang
00:29:46
sedemikian florals demikian beragam itu
00:29:50
dapat hidup secara damai secara secara
00:29:54
bersama-sama
00:29:57
[Musik]
00:30:00
hai hai
00:30:04
[Musik]
00:30:22
[Musik]
00:30:37
[Musik]
00:30:49
[Musik]
00:30:55
[Tepuk tangan]
00:30:59
[Musik]
00:31:00
hai hai
00:31:04
[Musik]
00:31:20
[Tepuk tangan]
00:31:23
[Musik]
00:31:51
Hi Ho