Tanggung Jawab Intelektual Mereka yang Terdidik | @MalakaProjectid Bersama @ferryirwandi

00:27:14
https://www.youtube.com/watch?v=QK4BVh2aSAA

Summary

TLDRDiskusi ini menyoroti pentingnya narasi dan identitas dalam konteks Indonesia, serta bagaimana spiritualitas dan budaya lokal dapat berkontribusi pada pemahaman ilmiah dan tindakan sosial. Penekanan pada narasi yang kuat sebagai pendorong tindakan masyarakat, serta tantangan dalam mengedukasi masyarakat tentang ilmu pengetahuan dan spiritualitas. Narasi yang kuat dapat memotivasi tindakan masyarakat dan memberikan identitas yang jelas dalam konteks global. Selain itu, penting untuk menghormati budaya lokal dalam pengambilan keputusan, karena mereka memiliki pengetahuan dan praktik yang dapat membantu dalam mengatasi masalah lingkungan dan sosial.

Takeaways

  • 📚 Narasi yang kuat penting untuk memotivasi tindakan masyarakat.
  • 🌍 Identitas lokal dapat memberikan kekuatan dalam konteks global.
  • 🧠 Pendidikan harus mengintegrasikan budaya lokal dan ilmu pengetahuan.
  • 🌊 Spiritualitas dapat memberikan dasar etis untuk tindakan ilmiah.
  • 🌱 Menghormati budaya lokal dapat membantu mengatasi masalah lingkungan.

Timeline

  • 00:00:00 - 00:05:00

    Perbincangan mengenai asal usul angka nol di India dan bagaimana ia diadopsi oleh orang Arab dan Eropah, menunjukkan bahawa konsep kekosongan mempunyai makna yang mendalam dalam spiritualiti. Nyai Roro Kidul diangkat sebagai simbol yang memberikan narasi untuk tindakan, bukan sekadar entiti objektif. Pentingnya narasi dalam membentuk identiti dan tindakan masyarakat Indonesia ditekankan, di mana narasi yang kuat diperlukan untuk menggerakkan rakyat.

  • 00:05:00 - 00:10:00

    Kekurangan narasi yang jelas dalam konteks nasional dan internasional di Indonesia dibahas, dengan penekanan pada perlunya identiti yang kuat untuk menyampaikan pesan yang autentik. Narasi yang tidak konsisten, seperti menjadi 'paru-paru dunia' sambil terlibat dalam penanaman sawit, menunjukkan ketidaksinkronan dalam tindakan dan pesan. Identiti lokal dianggap penting untuk membangun narasi yang relevan di pentas global.

  • 00:10:00 - 00:15:00

    Perbincangan berlanjut mengenai pentingnya menghormati budaya lokal dan bagaimana narasi-narasi tradisional dapat memberikan solusi praktis untuk masalah kontemporari. Contoh sistem irigasi di Bali yang berakar pada kepercayaan mistik menunjukkan efikasi yang lebih tinggi daripada sistem lain, menekankan perlunya pengakuan terhadap warisan budaya dalam konteks ilmiah.

  • 00:15:00 - 00:20:00

    Tantangan dalam mengedukasi masyarakat mengenai spiritualiti dan sains dibahas, dengan penekanan pada pentingnya pendidikan yang efektif untuk mengatasi kepercayaan yang tidak berasas. Metode seperti teori Bayesian digunakan untuk menganalisis klaim supernatural, menunjukkan perlunya pendekatan rasional dalam memahami fenomena yang dianggap mistik.

  • 00:20:00 - 00:27:14

    Akhirnya, pentingnya narasi sebagai alat untuk melawan radikalisasi dan membangun identiti yang kuat di kalangan masyarakat dibahas. Narasi yang berakar pada budaya lokal dan etika dianggap sebagai kunci untuk menggerakkan tindakan positif, dengan contoh-contoh dari budaya lain yang menunjukkan bagaimana cerita dapat membentuk perilaku dan tindakan masyarakat.

Show more

Mind Map

Video Q&A

  • Apa peran angka nol dalam sejarah matematika?

    Angka nol berasal dari India dan diadopsi oleh orang Arab, yang kemudian dibawa ke Eropa, menunjukkan pentingnya spiritualitas dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

  • Mengapa narasi penting bagi Indonesia?

    Narasi yang kuat dapat memotivasi tindakan masyarakat dan memberikan identitas yang jelas dalam konteks global.

  • Bagaimana cara mengedukasi masyarakat tentang budaya lokal dan ilmu pengetahuan?

    Dengan mengintegrasikan narasi budaya lokal ke dalam pendidikan dan menjelaskan relevansi ilmiah dari praktik-praktik tradisional.

  • Apa hubungan antara spiritualitas dan ilmu pengetahuan?

    Spiritualitas dapat memberikan dasar etis dan motivasi untuk tindakan ilmiah, meskipun tidak dapat dibuktikan secara empiris.

  • Mengapa penting untuk menghormati budaya lokal dalam pengambilan keputusan?

    Budaya lokal memiliki pengetahuan dan praktik yang dapat membantu dalam mengatasi masalah lingkungan dan sosial.

View more video summaries

Get instant access to free YouTube video summaries powered by AI!
Subtitles
id
Auto Scroll:
  • 00:00:00
    Kita lihat India misalnya, kenapa dia
  • 00:00:03
    bisa keluar dengan angka nol gitu pada
  • 00:00:05
    waktu itu yang kemudian diadopsi oleh
  • 00:00:07
    orang Arab dan dibawa ke Eropa. Kita
  • 00:00:09
    semua bisa belajar kalkulus kalau enggak
  • 00:00:11
    enggak bisa gitu kan. Itu semua lahir
  • 00:00:13
    dari spiritualitas gitu loh. Bahwa
  • 00:00:16
    mereka percaya bahwa nol itu punya
  • 00:00:18
    makna. kekosongan itu punya makna
  • 00:00:20
    seperti itu. Maka diberikanlah angka nol
  • 00:00:22
    seperti itu. Nah, Nyayoro Kidul itu
  • 00:00:25
    sebenarnya fungsinya seperti itu. H
  • 00:00:27
    memberikan narasi untuknya bisa
  • 00:00:29
    bertindak bukan untuk dipercayai sebagai
  • 00:00:32
    entitas yang objektif real seperti itu.
  • 00:00:35
    Iya. Iya. I bukan itu poinnya. percaya
  • 00:00:38
    bahwa itu harus dikemas oleh
  • 00:00:40
    birokrat-birokrat yang paham tentang
  • 00:00:42
    kekuatan epistemologis dari
  • 00:00:44
    cerita-ceritanya sendiri untuk diangkat
  • 00:00:47
    menjadi landasan bukan hanya ilmu
  • 00:00:49
    pengetahuan tapi
  • 00:01:04
    bertindak chronicles
  • 00:01:06
    ya itu punya misi gitu ya. Chronicles
  • 00:01:10
    punya misi untuk memberikan narasi baru
  • 00:01:12
    buat
  • 00:01:15
    Indonesia. Di dunia ini tidak ada
  • 00:01:19
    binding morality. I don't believe
  • 00:01:21
    there's a binding morality.
  • 00:01:23
    people, orang-orang bahkan negara itu
  • 00:01:26
    bertindak berdasarkan national interest,
  • 00:01:29
    nasionalisme. Walaupun di tataran
  • 00:01:31
    filosofis mereka bisa bilang bahwa
  • 00:01:32
    liberalisme kah atau sosialisme oke.
  • 00:01:34
    Tapi begitu ada konflik
  • 00:01:37
    national interest. Oke. Nah, dan saya
  • 00:01:40
    percaya bahwa apapun yang berada di
  • 00:01:44
    dalam
  • 00:01:46
    negeri, permasalahan ekonomi ya,
  • 00:01:48
    permasalahan sosial sangat dipengaruhi
  • 00:01:50
    oleh apa yang terjadi di luar Indonesia.
  • 00:01:52
    Heeh. Sangat. Kemerdekaan kita pun juga
  • 00:01:55
    sangat dipengaruhi oleh perang Napoleon.
  • 00:01:58
    Itu dari dulu itu apalagi dari sekarang.
  • 00:02:00
    Jadi, we're not alone. Everything happen
  • 00:02:03
    abroad have great implication in
  • 00:02:05
    Indonesia. Jadi untuknya bisa relevan di
  • 00:02:08
    tengah ketiadaan moral absolut,
  • 00:02:09
    Indonesia harus punya narasi yang kuat.
  • 00:02:12
    Karena rakyat digerakkan oleh narasi,
  • 00:02:14
    bukan dengan logika. H walaupun logika
  • 00:02:17
    itu penting gitu, tapi mereka bergerak
  • 00:02:18
    dengan cerita, dengan narasi ee apa yang
  • 00:02:21
    baik, apa yang buruk. Anak kecil tidak
  • 00:02:23
    baca jurnal paper, mereka baca cerita.
  • 00:02:26
    Indonesia tuh misinya apa? Saya sebagai
  • 00:02:27
    orang Indonesia misinya apa di dunia?
  • 00:02:30
    Apakah kita penjaga lingkungan hidup?
  • 00:02:33
    Apakah kita poros maritim? Pick one. H.
  • 00:02:36
    Dan saya merasa ada kekosongan seperti
  • 00:02:38
    itu. Di Indonesia di ketika bicara di
  • 00:02:40
    kanca nasional e internasional tidak
  • 00:02:43
    punya narasi. Chronicles percaya bahwa
  • 00:02:46
    narasi itu datangnya dari
  • 00:02:48
    identitas. Kita enggak bisa ke luar
  • 00:02:51
    negeri pakai baju militer
  • 00:02:53
    bergagah-gagahan bilang kita negara
  • 00:02:55
    besar. No, no. Enggak ada yang percaya.
  • 00:02:58
    Enggak ada yang percaya. Negara besar
  • 00:03:00
    itu lahir dari identitas dan dari track
  • 00:03:02
    record tindakannya.
  • 00:03:04
    Jadi seperti itu. Nah, saya percaya
  • 00:03:08
    identitas itu ada di level lokal. H
  • 00:03:10
    Chronicles mencoba untuk mengeluarkan to
  • 00:03:14
    earth apa yang menjadi local identity of
  • 00:03:18
    the Bugis, Padang people or Javanese,
  • 00:03:23
    Sunda. Mereka sudah punya cerita-cerita
  • 00:03:25
    itu sendiri dan mereka sangat setia
  • 00:03:27
    kepada suku-sukunya, bahasanya, dan
  • 00:03:30
    warisan dari leluhurnya. tapi tidak
  • 00:03:32
    pernah
  • 00:03:33
    diangkat di level
  • 00:03:35
    internasional sedemikian hingga mereka
  • 00:03:37
    merasa bahwa mereka itu warisan
  • 00:03:39
    leluhurnya punya signifikansi di dunia
  • 00:03:41
    akademik. Hm. Bisa menyelesaikan
  • 00:03:44
    masalah-masalah praktis bahwa orang Bali
  • 00:03:46
    yang katanya sistem irigasinya itu
  • 00:03:49
    berdasarkan hal-hal mistis seperti itu,
  • 00:03:52
    itu sebenarnya punya efikasi yang jauh
  • 00:03:54
    lebih tinggi daripada sistem irigasi
  • 00:03:56
    yang lain. Mereka bisa secara
  • 00:03:58
    natural menghentikan hama.
  • 00:04:01
    segala macam itu. Hal-hal seperti itu
  • 00:04:03
    yang kita mau angkat. Nah, ketika
  • 00:04:05
    Indonesia sadar akan identitasnya, punya
  • 00:04:08
    narasi global, baru tindakannya
  • 00:04:11
    sinkron seperti itu. Dan saya melihat
  • 00:04:14
    sekarang belum seperti itu. Jadi, kita
  • 00:04:16
    melihat
  • 00:04:17
    ketika representasi dari Indonesia pergi
  • 00:04:20
    ke luar negeri menyampaikan pesannya,
  • 00:04:23
    tidak didukung oleh orangnya
  • 00:04:25
    sendiri gitu loh. Tidak didukung oleh
  • 00:04:27
    orangnya sendiri. Indonesia pesannya
  • 00:04:28
    apa?
  • 00:04:30
    kita penjaga lingkungan hidup. Bagaimana
  • 00:04:32
    dengan sawit? Bagaimana dengan lahan
  • 00:04:34
    gambut? Hal seperti itulah ada
  • 00:04:38
    ketidaksinkronan. Kalau kita tanya
  • 00:04:40
    mahasiswa-mahasiswa tingkat 1 atau anak
  • 00:04:42
    SMA, apa narasi
  • 00:04:45
    Indonesia? Narasi itu harus
  • 00:04:48
    punya basis untuk melakukan tindakan.
  • 00:04:50
    hal-hal yang seperti kita dengar seperti
  • 00:04:53
    poros maritim atau pelumbung pangan
  • 00:04:57
    internasional atau paru-paru dunia
  • 00:04:59
    negara besar paru-paru dunia
  • 00:05:02
    itu belum komplit negara besar terus mau
  • 00:05:06
    diapain maksudnya negara besar jangan
  • 00:05:08
    kritik diri kita sendiri maksudnya itu.
  • 00:05:11
    Atau kita paru-paru dunia jadi apa
  • 00:05:13
    maksudnya? Jadi kita harus nanam sawit
  • 00:05:16
    kan nanam sawit atau kalau paru-paru
  • 00:05:19
    dunia kok nanam sawit. No no people
  • 00:05:21
    people people
  • 00:05:22
    people buy authenticity.
  • 00:05:25
    Oke. Pesan kita harus sesuai dengan pola
  • 00:05:29
    hidup dan tindakan yang
  • 00:05:32
    otentik. Dan otentisitas itu lahir dari
  • 00:05:35
    identitas gitu. Kita enggak mengenal
  • 00:05:38
    orang Jawa, kita enggak mengenal orang
  • 00:05:41
    Bugis. Di level pusat kita enggak
  • 00:05:44
    mengenal mereka.
  • 00:05:47
    Contohnya Yogyakarta itu
  • 00:05:51
    punya pepatahnya sendiri
  • 00:05:54
    ya. Memayu Hayuning Bawono. Eh, manusia
  • 00:05:58
    itu untuk mempercantik alam semesta yang
  • 00:06:02
    sudah cantik. Ada semacam etos
  • 00:06:05
    lingkungan hidup di situ ya kan. Mereka
  • 00:06:07
    sangat
  • 00:06:09
    menghormati sumbu kosmologikal dari ee
  • 00:06:12
    Gunung Merapi sampai ke laut selatan.
  • 00:06:14
    Nah, sekarang dengan Omnibus Law
  • 00:06:16
    misalnya ya kan ee izin-izin untuk
  • 00:06:20
    melakukan
  • 00:06:22
    eksplorasi pasir di Gunung Merapi itu
  • 00:06:25
    langsung dari pusat bukan dari mereka.
  • 00:06:28
    Dan hal-hal detail seperti itu harus
  • 00:06:31
    menghormati kebudayaan lokal. Karena
  • 00:06:34
    pada dasarnya saya enggak akan menikmati
  • 00:06:36
    ilmu bumi di Imperial College atau di UK
  • 00:06:39
    tanpa ketika pada zaman 1800-an,
  • 00:06:43
    19100-an itu para naturalis belajar
  • 00:06:45
    tentang volkanologi, tentang the earth
  • 00:06:47
    crust itu dari masyarakat Jawa.
  • 00:06:50
    Narasi-narasi seperti itulah yang
  • 00:06:53
    kita bukan mungkin malu kali, Mas.
  • 00:06:56
    mungkin malu untuk keluarkan gitu bahwa
  • 00:06:58
    sebenarnya kita sebenarnya punya jawaban
  • 00:06:59
    akan masalah-masalah
  • 00:07:01
    praktis. Kenapa malu Mas?
  • 00:07:05
    Kalau menurut saya sih New Jerk reaction
  • 00:07:06
    saya tuh
  • 00:07:09
    karena centuries long
  • 00:07:11
    feudalism. Oke.
  • 00:07:14
    Take H Malaka. He Tan Malaka. Heeh.
  • 00:07:20
    Historical eh Marxis materialism. Maris,
  • 00:07:24
    Mars mau ngomong
  • 00:07:26
    Marxismak materialism. Historical
  • 00:07:28
    materialism. Iya. Ide ee dia bicara
  • 00:07:31
    banyak tentang feodalisme ya kan. Dia
  • 00:07:35
    mengadopsi materialisme Marxis dari
  • 00:07:38
    tadinya kelas karena kapitalisme tapi
  • 00:07:40
    diaplikasikan dalam konteks feudalisme
  • 00:07:43
    feodalisme gitu. dan ide tentang di mana
  • 00:07:46
    lokasi Indonesia
  • 00:07:48
    dalam conversation global itu lahirnya
  • 00:07:52
    dari centuries long class warfare.
  • 00:07:57
    Antara yang menjajah dengan yang dijajah
  • 00:07:59
    itu kita tidak bisa singkirkan dalam
  • 00:08:01
    semalam itu. Heeh. Oh, penjajahnya pergi
  • 00:08:04
    idenya hilang begitu. No, no, no. Jadi
  • 00:08:07
    ratusan tahun class warfare itu membekas
  • 00:08:10
    di dalam diri kita sampai sekarang tuh
  • 00:08:12
    termanifestasi dari cara kita berdiri
  • 00:08:14
    kalau ngambil foto, cara kita
  • 00:08:16
    memposisikan diri ketika ngomong dengan
  • 00:08:18
    orang luar negeri itu tidak hilang
  • 00:08:20
    serta-merta.
  • 00:08:22
    Mental inlander, hal-hal seperti mental
  • 00:08:24
    seperti itu enggak hilang dalam semalam.
  • 00:08:27
    Oke, ini menarik nih, Mas. Aku sepakat
  • 00:08:29
    dengan bagian oh kita kekurangan narasi
  • 00:08:31
    sebagai sebuah bangsa. I kurang lebih
  • 00:08:33
    seperti itu kan dan eh banyak hambatan
  • 00:08:36
    obstacle seperti rasa malu tadi ee
  • 00:08:38
    ratusan tahun feodalisme dan lain
  • 00:08:40
    sebagainya. Nah ee di beberapa aspek
  • 00:08:44
    ketika kita membicarakan sesuatu apalagi
  • 00:08:45
    membicarakan budaya lokal ini kan
  • 00:08:47
    sentuhannya banyak sekali kan. Iya.
  • 00:08:49
    Termasuk hal yang sering yang belakangan
  • 00:08:50
    aku bahas itu hal-hal yang berurusan
  • 00:08:52
    sama klinik mistik dan segala macam.
  • 00:08:54
    Betul. Betul. Betul. Aku against sama
  • 00:08:57
    hal kayak gitu tapi orang sering salah
  • 00:08:59
    memahami oh berarti lu mau membunuh
  • 00:09:00
    budaya lokal. No. Enggak. enggak seperti
  • 00:09:02
    itu. Nah, cuman aku mau nanya ke Mas
  • 00:09:04
    Bagus yang memang lebih lebih mendalami
  • 00:09:07
    hal-hal seperti ini kan lebih lebih
  • 00:09:09
    memang intuah dengan budaya lokal which
  • 00:09:12
    is aku orang Minang yang emang sudah
  • 00:09:14
    hidup dengan budaya seperti itu juga.
  • 00:09:15
    Iya. Nah, ada hal-hal yang emang ketika
  • 00:09:19
    kita mau ngambil ngambil hal baiknya
  • 00:09:22
    ini, Mas, gimana kita
  • 00:09:23
    memitigasi memitigasi hal-hal buruk yang
  • 00:09:26
    bisa terjadi atas itu. Misalnya
  • 00:09:27
    miskonsepsi ilmiah. Nah, kayak gimana
  • 00:09:31
    caranya? Apa solusi yang bisa kita ambil
  • 00:09:33
    ketika kita tidak melukai ini. Tapi di
  • 00:09:36
    satu
  • 00:09:37
    sisi kayak aku pernah dengar Mas Bagus
  • 00:09:39
    cerita soal laut adalah Nyi Roro Kidul
  • 00:09:41
    itu sendiri, which is itu sebuah sebuah
  • 00:09:44
    statement yang luar biasa dan bagus
  • 00:09:45
    sekali gitu. Dan aku yakin orang intu
  • 00:09:48
    sama itu. Tapi bagaimana mitigasi yang
  • 00:09:51
    harus kita lakukan supaya orang memahami
  • 00:09:54
    itu sebagai bentuk preventif atas
  • 00:09:56
    kerusakan alf dan lain sebagainya. I
  • 00:09:57
    bukan memahami itu dengan oh berarti gua
  • 00:09:59
    harus menumbalkan sapi di laut. Iya. Ini
  • 00:10:03
    ini sangat sulit dipahami karena
  • 00:10:04
    layer-layernya beda-beda. Ada ada yang
  • 00:10:07
    paham bahwa yang saya maksud itu adalah
  • 00:10:09
    epistemolical epistemological utility
  • 00:10:11
    gitu. Bukan berarti saya bilang bahwa
  • 00:10:13
    nyari Ro Kidul itu pada waktu itu betul
  • 00:10:15
    ada gitu ya. Seperti itu ya. Em nomor
  • 00:10:17
    satu ini karena para akademisi tidak
  • 00:10:20
    mendidik masyarakat ee dengan
  • 00:10:23
    seharusnya. Em saya tahu persis dan saya
  • 00:10:26
    ngikutin tuh Mas Seri segala macam itu.
  • 00:10:28
    I I like that. I like that very much.
  • 00:10:31
    Itu juga saya merupakan korban ya. Waktu
  • 00:10:32
    kecil juga banyak orang kesurupan segala
  • 00:10:34
    macam orang percaya itu kita tahu kita
  • 00:10:36
    paham dan kerugian bahkan kerugian nyawa
  • 00:10:40
    oleh orang-orang Indonesia yang
  • 00:10:41
    percayaakan hal itu. Akhirnya kehilangan
  • 00:10:43
    nyawanya banyak sekali.
  • 00:10:45
    Jadi
  • 00:10:47
    begini, bisakah kita nomor satu sebelum
  • 00:10:50
    saya jawab ke solusinya, bisakah kita
  • 00:10:52
    menghilangkan
  • 00:10:53
    100% emm spiritualitas dalam Indonesia?
  • 00:10:57
    Tidak mungkin. Tidak mungkin. Iya kan?
  • 00:11:00
    Universitas lahirnya dari mana? Maksud
  • 00:11:02
    saya begini, ketika kita bicara tentang
  • 00:11:04
    masalah real seperti climate change,
  • 00:11:07
    ilmu pengetahuan tidak bisa berdiri
  • 00:11:09
    sendiri. ilmu pengetahuan dalam hal ini
  • 00:11:11
    fisika, biologi, matematik tidak pernah
  • 00:11:14
    masuk ke dalam domain etis.
  • 00:11:17
    Enggak mau ke situ ya saya banyak. Ah,
  • 00:11:19
    tapi oke fine ngerti ngerti. Tapi
  • 00:11:21
    poinnya adalah untuk mereka bisa menjadi
  • 00:11:24
    potent force harus ada etical underlying
  • 00:11:29
    di situ bahwa oke kita tahu caranya
  • 00:11:31
    menyerap karbon dan kita punya tanggung
  • 00:11:35
    jawab. Dan kita punya tanggung jawab.
  • 00:11:37
    Kata siapa? Gimana caranya membuktikan
  • 00:11:39
    kita punya tanggung jawab di dalam
  • 00:11:41
    laboratorium? No, we cannot do that. Itu
  • 00:11:45
    lahir dari etos, etik, spiritualitas.
  • 00:11:48
    Itu enggak bisa dibuktikan dalam
  • 00:11:50
    laboratorium. Enggak bisa enggak bisa
  • 00:11:51
    dijelaskan dalam empiris. Enggak bisa
  • 00:11:53
    dijelaskan dalam empiris gitu. Emm.
  • 00:11:55
    Terus kalau pawang hujan
  • 00:11:57
    gimana? Berarti enggak bisa dijelaskan.
  • 00:12:00
    Berarti kita harus percaya. Nah, ini
  • 00:12:02
    begini. Bagaimana cara kita menentukan
  • 00:12:05
    probabilitas sebuah klaim supernatural?
  • 00:12:09
    mana yang harus dipercaya, mana yang
  • 00:12:11
    tidak bisa
  • 00:12:12
    dipercaya. Sebagai seorang matematik,
  • 00:12:14
    kawan gitu, salah satu yang saya jadikan
  • 00:12:17
    rujukan itu yang disebut basion theory.
  • 00:12:19
    Hm. Basion theory. Bukan orang matematik
  • 00:12:21
    sih, mungkin orang ekonomi juga tahu ya.
  • 00:12:23
    Basan theory itu kan eh landasannya
  • 00:12:25
    touring machine gitu ya. Ya, waktu Alan
  • 00:12:28
    Turouring mecahin Enigma itu dia pakai
  • 00:12:31
    Basion theory. Ini agak teknis tapi saya
  • 00:12:35
    ngomong begini dalam konteks seperti
  • 00:12:36
    pawang hujan. Pertanyaannya
  • 00:12:39
    adalah betapa berapa besar kemungkinan
  • 00:12:42
    hipotesa sang pawang hujan itu benar
  • 00:12:45
    melihat bukti-bukti yang ada.
  • 00:12:49
    Oke, fair question. Gimana cara
  • 00:12:51
    ngukurnya? Kemungkinan adanya hujan itu
  • 00:12:56
    harus dikalikan dengan probabilitas
  • 00:12:59
    adanya hujan karena hipotesanya benar
  • 00:13:03
    dibagi probabilitas adanya hujan
  • 00:13:06
    walaupun hipotesanya salah. Itu baru
  • 00:13:09
    menurut ods of basion theory hasilnya
  • 00:13:13
    probabilitas hujan karena hipotesa sang
  • 00:13:16
    pawang hujan itu. Betul. Ini agak
  • 00:13:17
    kompleks mungkin nanti bisa
  • 00:13:19
    ditulis persamaannya begitu ya. Nah,
  • 00:13:22
    yang orang lihat di lapangan adalah sang
  • 00:13:25
    pawang hujan menaruh pasak atau naruh
  • 00:13:27
    apa kemudian hujan maka dia benar. Yang
  • 00:13:31
    tidak pernah dimasukkan dalam persamaan
  • 00:13:34
    itu adalah nomor satu. Apakah hari itu
  • 00:13:36
    toh akan
  • 00:13:37
    hujan? Apakah hujan walaupun hipotesanya
  • 00:13:41
    salah? Dua pembanding ini enggak pernah
  • 00:13:44
    dimasukkan. Dan secara saentifik kita
  • 00:13:46
    bisa uji klaim-klaim seperti itu. Enggak
  • 00:13:48
    cuman sekali, tapi bisa diuji. Misalnya
  • 00:13:51
    dia bikin klaim sekali, he hujan atau
  • 00:13:53
    tidak. Dia bikin klaim sekali ternyata
  • 00:13:55
    hujan. Probabilitasnya naik di atas 20%.
  • 00:13:58
    Tapi kedua kali dia klaim dan tidak
  • 00:14:00
    hujan, probabilitasnya turun dari 20
  • 00:14:03
    bisa jadi di bawah 1% seperti itu. Nah,
  • 00:14:06
    nah hal-hal seperti itu mestinya
  • 00:14:09
    dikomunikasikan kepada masyarakat.
  • 00:14:12
    Itulah yang membedakan
  • 00:14:13
    mengapa pawang hujan itu tidak kredibel
  • 00:14:17
    secara saentifik. Tapi klaim-klaim
  • 00:14:19
    supernatural seperti adanya Tuhan
  • 00:14:23
    atau kalau di dunia Kristen kebangkitan
  • 00:14:25
    Yesus segala macam berbeda dari segi
  • 00:14:29
    probabilitas itu dan dari itu agak
  • 00:14:31
    kompleks begitu ya Mas ya.
  • 00:14:32
    Poin saya adalah dari segi matematis
  • 00:14:36
    orang harusnya bisa
  • 00:14:38
    punya alat untuk berpikir menganalisa
  • 00:14:42
    apakah ini masuk akal atau
  • 00:14:44
    tidak. Ketika sang di
  • 00:14:48
    dunia hukum misalnya
  • 00:14:52
    emm kamu membunuh
  • 00:14:55
    A karena apa argumennya karena pada
  • 00:14:58
    waktu jam 09.00 malam kamu ada di situ.
  • 00:15:03
    Sidik jari kamu ada di dalam pisau yang
  • 00:15:05
    masuk ke dalam badan dia yang
  • 00:15:06
    menyebabkannya mati dan kamu stay di
  • 00:15:09
    situ selama 10 menit. Ya kan? Oke.
  • 00:15:12
    Sebenarnya bukan begitu, Mas. Waktu itu
  • 00:15:14
    saya memegang-pegang pisaunya tapi
  • 00:15:17
    tiba-tiba alam semesta bergetar. Terus
  • 00:15:20
    kemudian hujan lebat turun. Ada petir
  • 00:15:22
    menyambar-nyambar. Kemudian ada suara
  • 00:15:24
    aneh dari langit yang kemudian mengambil
  • 00:15:27
    pisau dari tangan saya. Kemudian dengan
  • 00:15:29
    sendirinya dia masuk ke dalam si A itu
  • 00:15:32
    sebenarnya
  • 00:15:34
    penjelasannya. Kemudian jadi oh itu
  • 00:15:37
    tidak bisa dibuktikan di dalam
  • 00:15:38
    laboratorium tidak untuk dipercaya.
  • 00:15:40
    Bukan begitu. Dunia hukum mengerti bahwa
  • 00:15:42
    itu itu tidak bisa dipercaya bukan
  • 00:15:45
    karena tidak ada spiritualitas tapi
  • 00:15:47
    karena penjelasannya miskin dengan
  • 00:15:50
    rasional gitu. Adw contrived
  • 00:15:53
    mengada-ada. Dan kalau kita lihat
  • 00:15:55
    persamaan Basisian itu terlihat di situ
  • 00:15:58
    loh, berapa besar kemungkinan bahwa pada
  • 00:16:01
    waktu itu ada hujan menyambar segala
  • 00:16:04
    macam. Anything can be explain
  • 00:16:07
    logically. Tapi akademisi tidak mendidik
  • 00:16:10
    orang untuk percaya seperti itu untuk
  • 00:16:14
    bisa menganalisa secara real bet berapa
  • 00:16:16
    besar kemungkinannya. Jadi hal-hal
  • 00:16:18
    seperti itulah. Nah, mengenai Nyai Roro
  • 00:16:20
    Kidul, heeh.
  • 00:16:23
    Saya enggak pernah punya argumen bahwa
  • 00:16:24
    Nyay Roro Kidul itu betul-betul ada.
  • 00:16:26
    Oke, poinnya bukan di situ. Tapi ketika
  • 00:16:29
    ada orang yang nangkap argumen-bagus
  • 00:16:31
    kayak
  • 00:16:33
    gitu, apa yang harus kita lakukan gitu
  • 00:16:35
    loh. Apa bagaimana memitigasi hal
  • 00:16:36
    seperti itu?
  • 00:16:38
    Orang harus mengerti apa yang disebut
  • 00:16:40
    ontologi, apa yang disebut epistemologi
  • 00:16:42
    seperti itu ya. bahwa ee
  • 00:16:45
    oke kita lihat India misalnya dan Tan
  • 00:16:50
    Malaka nulis tentang India juga gitu
  • 00:16:51
    kan. Em, kenapa dia bisa keluar dengan
  • 00:16:54
    angka nol gitu pada waktu itu yang
  • 00:16:56
    kemudian diadopsi oleh orang Arab dan
  • 00:16:59
    dibawa ke Eropa. Kita semua bisa belajar
  • 00:17:01
    kalkulus kalau enggak enggak bisa gitu
  • 00:17:02
    kan. Itu semua lahir dari spiritualitas
  • 00:17:05
    gitu loh. Bahwa mereka percaya bahwa nol
  • 00:17:08
    itu punya makna. kekosongan itu punya
  • 00:17:10
    makna seperti itu. Maka diberikanlah
  • 00:17:12
    angka nol seperti itu. Nah, Nyayoro
  • 00:17:15
    Kidul itu sebenarnya fungsinya seperti
  • 00:17:16
    itu. Memberikan narasi untuknya bisa
  • 00:17:20
    bertindak, bukan untuk dipercayai
  • 00:17:22
    sebagai entitas yang objektif real
  • 00:17:25
    seperti itu. I. Iya. Iya. Nah, seperti
  • 00:17:28
    itu. Nyanyi Rock itu jelas-jelas tidak
  • 00:17:29
    bisa dibuktikan secara historis.
  • 00:17:32
    Betul-betul ada gitu loh. Tapi poinnya
  • 00:17:36
    bukan di situ. Poinnya adalah dia
  • 00:17:38
    membuat orang pada waktu itu mengerti
  • 00:17:40
    caranya bertindak gitu. Dengan
  • 00:17:43
    eksistensi dia dalam narasi, akhirnya
  • 00:17:46
    orang tahu apa yang mau dilakukan di
  • 00:17:48
    zaman itu ya, Mas? Iya. Di zaman itu dia
  • 00:17:50
    bisa melakukan dia bisa memitigasi
  • 00:17:52
    bencana alam. Heeh. Karena dipandang
  • 00:17:54
    bahwa Nyar Ro Kidul dengan penunggu
  • 00:17:55
    Gunung Merapi itu berhubungan beraliansi
  • 00:17:58
    dibilangnya. Ketika ada gemuruh dari
  • 00:18:00
    laut maka sebentar lagi akan disusul
  • 00:18:01
    oleh gunung berapi. Dan kemudian tahun
  • 00:18:04
    1960-an kapal ekspedisi sains dari
  • 00:18:07
    Amerika menemukan bahwa di sekitaran
  • 00:18:10
    sungai Opak di situ yang di antara sumbu
  • 00:18:13
    aksis kosmologi dari Yogyakarta ada
  • 00:18:16
    jalur magmatik di situ. Oh. Kita mesti
  • 00:18:19
    sadar scientific enterprise yang kita
  • 00:18:21
    mengerti sekarang itu umurnya belum lama
  • 00:18:23
    loh, Mas. Oh iya, tapi yang hal-hal
  • 00:18:25
    kayak gini nih iya 200 tahun
  • 00:18:26
    dibandingkan 300 juta sejarah manusia
  • 00:18:29
    200 tahun just thin venear 0,00 sekian.
  • 00:18:33
    Oke. Pada waktu itu orang mengerti alam
  • 00:18:35
    semesta itu bukan dengan metode yang
  • 00:18:37
    kita pelajari sekarang. Ada zamannya
  • 00:18:39
    dulu orang mengerti alam semesta dengan
  • 00:18:41
    memberikan entitas humanis humanoid gitu
  • 00:18:44
    ya. Diberikan nama gitu ya. Tapi mereka
  • 00:18:47
    mengerti
  • 00:18:48
    tentang gerakan-gerakan tektonik dengan
  • 00:18:51
    mengambil sampel di tempat-tempat yang
  • 00:18:53
    ada sesajannya di situ.
  • 00:18:55
    Namanya Nyai Roro
  • 00:18:57
    Kidul. Lantas kita mau buang itu semua.
  • 00:19:02
    Kita mau buang itu semua dan
  • 00:19:03
    mereduksinya menjadi semacam hal yang
  • 00:19:06
    tidak
  • 00:19:07
    berguna. Dan saya percaya bukan itu
  • 00:19:10
    poinnya. percaya bahwa itu harus dikemas
  • 00:19:13
    oleh birokrat-birokrat yang paham
  • 00:19:15
    tentang kekuatan epistemologis dari
  • 00:19:17
    cerita-ceritanya sendiri untuk diangkat
  • 00:19:21
    menjadi landasan bukan hanya ilmu
  • 00:19:23
    pengetahuan tapi bertindak. Hm. Gitu.
  • 00:19:26
    Landasan Sultan Hameng Kubuono keesemb
  • 00:19:30
    itu lulusan Leiden loh, Mas. Heeh. Dia
  • 00:19:32
    bukan oke. Oke. Bukan not well educated
  • 00:19:36
    people lah ya. Oke. Western educated.
  • 00:19:38
    Iya. Western educated. Iya. Dia bukan e
  • 00:19:41
    sesajenan. Terusak. No, no, no, no. Dia
  • 00:19:43
    mengerti bedanya
  • 00:19:45
    emm narasi mistis dengan dunia modern.
  • 00:19:50
    Javan orang Jawa tidak bingung
  • 00:19:53
    sebenarnya bedanya antara sesajenan
  • 00:19:56
    dengan hal-hal praktis. Mereka enggak
  • 00:19:58
    bingung. Nah, kalau mereka sekarang yang
  • 00:20:01
    masih berada di
  • 00:20:02
    tataran tidak teredukasi kemudian
  • 00:20:06
    termakan para dukun segala macam. Nah,
  • 00:20:08
    itu sebenarnya refleksi yang lebih besar
  • 00:20:10
    dari ketidakfektifan pendidikan
  • 00:20:13
    Indonesia. Oh, ya. Berarti berarti
  • 00:20:15
    bottom line sama benang merahnya
  • 00:20:18
    nyambung nih, Mas. Iya. And you're doing
  • 00:20:20
    a great
  • 00:20:21
    job. You challenge that, right? Siapa
  • 00:20:23
    yang mau santet saya? Silakan. Itu
  • 00:20:25
    that's very admirable. Very nice. Karena
  • 00:20:27
    aku nonton konten-konten Mas bagus juga
  • 00:20:29
    karena aku menganalisis ya, Mas.
  • 00:20:32
    Menganalisis market, viewer dan dari
  • 00:20:34
    narasumbernya sendiri gitu. Apa yang
  • 00:20:36
    dimasukkan sama Mas Bagus tadi? kan
  • 00:20:37
    sudah dijelasin secara jelas tuh kayak
  • 00:20:39
    gimana narasi itu dibungkus bukan juga
  • 00:20:41
    bukan dimatikan total, bukan direduksi
  • 00:20:43
    total. Ini kan sudah ratusan juta tahun
  • 00:20:45
    dan itu juga jadi basis-basis orang yang
  • 00:20:48
    tidak sekolah untuk bertindak yang
  • 00:20:49
    terbaik dalam semua pilihan tindakan dan
  • 00:20:51
    lain sebagainya. Aku paham sekali itu.
  • 00:20:54
    Terus ketika aku melihat sama kayak
  • 00:20:56
    gini, Mas. Oke, aku kasih kasih
  • 00:20:58
    penjelasan yang lebih enak mungkin. Ada
  • 00:21:00
    satu channel di YouTube itu namanya
  • 00:21:02
    Rumah Editor, tapi yang dia bahas itu
  • 00:21:04
    fisika. fisika lanjutan bahkan kuantum
  • 00:21:07
    mekanika kuantum dan dia udah paham tuh
  • 00:21:10
    ketika gua mau ngejelasin mekanika
  • 00:21:11
    kuantum dengan enak dan bisa enjage sama
  • 00:21:14
    orang gua bahas santet i iya banyak
  • 00:21:18
    jadi jutaan yang lihat spooky spooky
  • 00:21:21
    distance-nya Einstein sama sama ya
  • 00:21:24
    beberapa beberapa teori-teori kuantum
  • 00:21:26
    lainnya ya kan kan kita yang belajar
  • 00:21:28
    kuantum kan ngerti enggak enggak kayak
  • 00:21:29
    gitu sih sebenarnya nah akhirnya dia
  • 00:21:32
    menjelaskan gitu loh secara fisik itu
  • 00:21:34
    mungkin kok mungkin Mungkin kok antara
  • 00:21:36
    satu atom sama satu atom lainnya tuh
  • 00:21:37
    terkoneksi. Bukan mungkin terlihat tuh
  • 00:21:40
    sama tuh kalau penjelasan via kuantum
  • 00:21:43
    lah. Iya. Ternyata di Indonesia video
  • 00:21:47
    itu ramai Mas. Bayangin kita bahas
  • 00:21:49
    fisika quantum bisa dapat 4 juta views.
  • 00:21:51
    Iya. Tapi aku safe to say lah 90% orang
  • 00:21:56
    yang ngomen di video itu ya akhirnya
  • 00:21:58
    nangkapnya melakukan simplifikasi.
  • 00:22:00
    Akhirnya nangkap tuh kan santet ada.
  • 00:22:02
    Iya. Nah, dari situ aku ngelihat
  • 00:22:04
    kayaknya memang metod paling benar ya
  • 00:22:07
    narasi counter narasi gitu. Betul. Jadi
  • 00:22:09
    narasi kounter narasi kalau aku
  • 00:22:11
    menjelaskan pakai pendekatan antrop ya
  • 00:22:13
    enggak akan selesai gitu. Maksudnya
  • 00:22:15
    dengan society yang segede ini kan ya
  • 00:22:18
    dengan society yang kayak gini ya secara
  • 00:22:21
    si Solomon sudah ngomong kayak gini ini
  • 00:22:23
    ngomong kayak gini akhirnya orang ah
  • 00:22:25
    udahlah skip aja ada gitu. Betul.
  • 00:22:28
    Radikalisme itu tidak dilawan dengan
  • 00:22:30
    memberikan akses informasi
  • 00:22:32
    sebesar-besarnya. Bukan justru malah
  • 00:22:35
    makin radikal gitu loh. Radikalisme itu
  • 00:22:38
    dilawan seperti yang Mas Feri bilang,
  • 00:22:39
    counter narratif. Iya, counter naratif.
  • 00:22:42
    Narasi dilawan narasi gitu loh. Justru
  • 00:22:45
    inilah misi dari yang saya lakukan di
  • 00:22:48
    Indonesia bersama teman-teman dosen yang
  • 00:22:50
    lain. Oke, Nyai Ruki dulu. What are we
  • 00:22:52
    gonna do about it? Well, it's the place
  • 00:22:54
    where earth sciences first emerged,
  • 00:22:57
    right? Ini
  • 00:22:59
    ada landasan yang elegan dari situ. Ilmu
  • 00:23:02
    bumi yang modern itu tumbuh dari situ
  • 00:23:04
    supaya masyarakat mengerti. Jadi,
  • 00:23:06
    narasi-narasi seperti inilah yang harus
  • 00:23:08
    mengimbangi bahwa ada santet Tuhan
  • 00:23:11
    segala macam. Mereka harus dididik untuk
  • 00:23:14
    memahami budaya mereka sendiri gitu loh.
  • 00:23:17
    Bukan diberikan semata-mata walaupun
  • 00:23:19
    baik ya. Akses ni semuanya punya
  • 00:23:21
    internet. semuanya punya akses ke
  • 00:23:23
    Twitter. No, Twitter is a really wild
  • 00:23:26
    world. Justru narasi-narasi di situ
  • 00:23:27
    makin makin riwah begitu kan. Kalau
  • 00:23:30
    misalnya di UK ada radikalisme, ada juga
  • 00:23:34
    di UK radikalisme orang ee
  • 00:23:36
    masalah-masalah yang garis keras segala
  • 00:23:38
    macam gitu ya. Nomor satu kata pertama
  • 00:23:40
    yang berada di dalam saya punya anak.
  • 00:23:42
    Jadi dia di dalam sekolah publik di situ
  • 00:23:44
    ya. di situ ditulis kita akan melawannya
  • 00:23:47
    dengan counter narratif dan UK itu punya
  • 00:23:50
    counter narratif karena identitasnya
  • 00:23:52
    kuat sekali. Bagaimana dia punya etos
  • 00:23:55
    tentang apa yang baik dan benar. Oke.
  • 00:23:58
    Dari Hamlet misalnya, perjuangan seorang
  • 00:24:01
    pangeran yang dikhianati oleh pamannya.
  • 00:24:05
    Kemudian dia melakukan perjalanan
  • 00:24:07
    lainnya seorang pahlawan. Dia melakukan
  • 00:24:09
    hal-hal yang mulia. Akhirnya dia
  • 00:24:10
    mendapatkan glory itu Hamlet karya
  • 00:24:13
    Shakespeare diturunkan menjadi Lion King
  • 00:24:17
    buat anak-anak. Lion King itu Hamlet.
  • 00:24:19
    Oh, itu basisnya Hamlet ya? Basisnya
  • 00:24:21
    Hamlet. Cuman dirubah aja dari orang
  • 00:24:22
    jadi singa gitu kan. Oke. Oke. Itu sama
  • 00:24:25
    persis ya? Iya. Enggak sama persis ya.
  • 00:24:28
    Ada abubu ada romantisnya.
  • 00:24:31
    Ada babinya segala macam kayak gitu kok
  • 00:24:34
    aku iya baru notes. Thank you, Mas. itu.
  • 00:24:36
    Nah, cerita-cerita itu dikultivasi.
  • 00:24:38
    Anak-anak tahu misalnya pada waktu itu
  • 00:24:40
    Inggris punya kegelapan di mana wah
  • 00:24:43
    jutaan orang, enggak tahu jutaan atau
  • 00:24:44
    ribuan meninggal karena black plague,
  • 00:24:47
    black death dibilang ya. Black death.
  • 00:24:48
    Iya. Nyanyian anak-anak itu itu ada yang
  • 00:24:52
    berdasarkan hal itu. Kalau udah kalau si
  • 00:24:54
    Mary melakukan sudah memulai tanda-tanda
  • 00:24:57
    seperti ini, sebentar lagi dia akan mati
  • 00:24:58
    segala macam itu loh. Nah, Indonesia
  • 00:25:01
    kekurangan cerita-cerita kayak gitu,
  • 00:25:02
    Mas. Hm. Makanya saya bicara dengan
  • 00:25:04
    Prof. ee Nuryati Rahman dari
  • 00:25:08
    Makassar. Seumur hidupnya di dedikasikan
  • 00:25:12
    untuk menterjemahkan,
  • 00:25:14
    mendigitalisasikan kitab
  • 00:25:16
    lagaligo. Di situ dia pakai hidupnya
  • 00:25:20
    untuk mengunarth gitu ya. Sebuah kitab
  • 00:25:23
    yang panjangnya 1 seteng kali lipat dari
  • 00:25:25
    Mahabarata. Di dalamnya ada etos orang
  • 00:25:27
    Bugis. Di dalamnya ada jawaban tentang
  • 00:25:30
    apa yang harus orang Bugis lakukan
  • 00:25:31
    terhadap masalah klimate. Sebenarnya
  • 00:25:34
    bahwa manusia itu
  • 00:25:35
    [Musik]
  • 00:25:37
    diciptakan sebagai produk dari
  • 00:25:39
    menikahnya penunggu atau dewa dari
  • 00:25:42
    langit dengan dewa dari bawah
  • 00:25:45
    laut. Permasalahannya bukannya apakah
  • 00:25:47
    benar demikian. Oke. Oh ya sudahlah ya.
  • 00:25:50
    Sudah kita sudahud gitu loh. Poinnya
  • 00:25:52
    adalah orang tahu fungsinya adalah untuk
  • 00:25:55
    menjaga keseimbangan laut dan langit.
  • 00:25:58
    Bahkan untuk buang air kecil pun di laut
  • 00:26:01
    dia enggak berani apalagi mencemarinya
  • 00:26:03
    dengan minyak gitu loh. Oke. Sor sori
  • 00:26:05
    Kotong seperti itu. Yang menarik itu di
  • 00:26:07
    Indonesia itu Mas ketika kita bikin di
  • 00:26:09
    tong sampah tuh di tempat pembuangan
  • 00:26:11
    sampah di hutan lah misalnya. Jangan
  • 00:26:13
    buang sampah di sini jaga kebersihan.
  • 00:26:15
    Orang masih buang sampah tapi kalau
  • 00:26:17
    ditulis yang buang sampah di sini banyak
  • 00:26:18
    kuntilanak bersih itu tempat.
  • 00:26:22
    Iya. Nah, itu refleksilah. Jadi, saya
  • 00:26:25
    juga masih belajar gitu apa sih yang
  • 00:26:27
    membuat orang melakukan sesuatu? Apa sih
  • 00:26:28
    basis dari tindakannya gitu loh. Dan
  • 00:26:31
    waktu saya pertama kali belajar
  • 00:26:33
    matematik segala macam, saya juga
  • 00:26:35
    melalui fase di mana oh orang harus tahu
  • 00:26:37
    tentang ilmu pengetahuan segala macam.
  • 00:26:39
    Ujung-ujungnya ilmu pengetahuan itu satu
  • 00:26:41
    dari berbagai variabel dalam persamaan
  • 00:26:43
    yang membuat orang melakukan tindakan.
  • 00:26:45
    Variabel yang lebih besar itu adalah
  • 00:26:46
    narasinya. Oke. Sebenarnya landasan
  • 00:26:49
    etisnya.
  • 00:26:54
    [Musik]
Tags
  • narasi
  • identitas
  • spiritualitas
  • budaya lokal
  • ilmu pengetahuan
  • tindakan sosial
  • edukasi
  • masyarakat
  • keseimbangan
  • klimatik